Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SISTEM KOMUNIKASI
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Produksi Siaran Radio
Dosen Pengampu: Adhi Kusuma, S.I.Kom., M.Si.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

 Siti Solehah (191510079)


 Elis Nurohayati (191510081)
 Alfarhatun (191510082)
 Muhammad firman Yusup (191510089)
 Dwi Rahma Chairani (191510090)
 Muhammad Imam Mawardi (191510095)
 Diki Wahyudi (1915100112)

FAKULTAS DAKWAH
JURUSAN KOMUNKASI DAN PENYIARAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas


kelimpahan rahmat dan hidayat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
tugas makalah ini untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah yaitu Produksi
Siaran Radio. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi akhir zaman, manusia terbaik yang diturunkan Allah SWT ke muka bumi,
satu-satunya nabi dan rasul yang berhak memberi syafa’at, yakni nabi Muhammad
SAW. beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Semoga kita termasuk umat
beliau dan berhak memperoleh Syafa’atnya nanti di hari akhir. Aamiin.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Produksi Siaran
Radio di program studi Fakultas Dakwah UIN Sultan Maulana Hasanuddin
Banten. Selanjutnya penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Adhi Kusuma, S.I.Kom., M.Si. selaku dosen pengampu mata
kuliah Produksi Siaran Radio serta kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penyusun menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-


kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan teori ini
dan lebih bisa di pahami secara universal.

Tangerang, 25 September 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................4

A. Media Baru dalam Komunikasi Politik.................................................................................4


B. Komunikasi Politik dan Generasi Millenial...........................................................................5
C. Proses Komunikasi.................................................................................................................6
D. Perkembangan Sistem Komunikasi.......................................................................................7
E. Pengertian, Konsep dan Jenis Komunikasi Massa................................................................9
F. Sistem Komunikasi Radio...................................................................................................11
G. Jenis-Jenis Frekuensi Radio dan Penggunaannya di Indonesia..........................................12
H. Transmisi Radio..................................................................................................................13
I. Perkembangan Transmisi Radio di Indonesia.....................................................................14

PENUTUP......................................................................................................................17

A. Kesimpulan.........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia politik tidak pernah habis untuk dibahas dan dikaji. Berbagai
problematika kerap muncul karena faktor politik. Politik menjadi pembahasan
yang penting, tidak hanya di kalangan profesional, melainkan juga dikalangan
akademisi, termasuk akademisi ilmu komunikasi. Ilmu komukasi menjadi alat
sekaligus jembatan dalam proses-proses politik. Jika ditelusuri lebih jauh,
benturan dan sinergisitas ilmu politik dan ilmu komunikasi kian hari kian hangat,
terutama pada saat menjelang atau memasuki tahun-tahun politik.
Dunia komunikasi dan media misalnya, turut hadir mewarnai kontestasi
pemilihan baik di tingkat daerah maupun provinsi. Mewarnai disini dapat saja
dalam banyak arti, mewarnai dalam versi sebagai jembatan dan pelengkap, atau
dapat pula mewarnai ikut “bermain” dalam dunia politik. Mulai dari produksi
wacana, pertarungan pemberitaan hingga “perang terbuka” antar media. Riuh
rendah ini menarik untuk diteliti lebih jauh mengingat dunia komunikasi dan
politik turut berkembang pesat, terutama kehadiran new media atau media baru.
New media dengan ragam kemampuannya mampu merubah banyak dimensi
komunikasi dan proses politik. Mulai dari interaksi, produksi konten, distribusi
hingga konsumsi konten-konten politik. Sebagai teknologi dan medium, ia netral.
Aktor atau penggunalah yang akan menentukan plus minus, negatif dan positinya.
Kemampuan new media yang dapat memangkas ruang dan waktu, menjadi
keunikan tersendiri. Memiliki kecepatan, meskipun secara akurasi masih rendah
khususnya soal-soal pemberitaan. Terlebih mengenai pemberitaan-pemberitaan
politik di tahun politik.
Makalah ini berupaya melihat tentang bagimana ragam problematika yang
berkaitan dengan komunikasi politik, media dan masyarakat secara lebih luas
dengan menelaah tentang komunikasi politik pada new media.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi?
2. Apa saja yang menjadi pembahasan dan pengkajian dari Arti (dasar)
komunikasi?
3. Apa yang menjadi kajian dan bahasan dalam proses komunikasi?
4. Apa yang yang dimaksud dengan pengertian, konsep dan jenis
komunikasi massa dan media massa elektronik?
5. Apa itu sistem komunikasi radio?
6. Apa saja jenis-jenis frekuensi radio dan bagaimana penggunaannya di
Indonesia?
7. Apa itu transmisi radio?
8. Bagaimana perkembangan transmisi radio di Indonesia?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuannya
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Komunikasi.
2. Untuk mengetahui Pembahasan dan Pengkajian dari Arti (Dasar)
Komunikasi.
3. Untuk mengetahui Pengkajian dan Pembahasan Proses Komunikasi.
4. Untuk mengetahui Pengertian, Konsep dan Jenis Komunikasi Massa dan
Media Massa Elektronik.
5. Untuk mengetahui Sistem Komunikasi Radio.
6. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Frekuensi Radio dan Penggunaannya di
Indonesia.
7. Untuk mengetahui tentang apa yang dimaksud dari Transmisi Radio.
8. Untuk mengteahui Perkembangan Transmisi Radio di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses ketika seseorang atau beberapa orang,
kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi
agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain .1 Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

Pendapat yang hampir serupa disampaikan oleh Deddy Mulyana bahwa


komunikasi interpersonal atau komunikasi antar personal ialah komunikasi antara
orang-orang secara langsung atau bertatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi dari pesan yang disampaikan secara langsung, baik
secara verbal maupun nonverbal.2

Contohnya, saat bertemu dengan seseorang untuk pertama kali, biasanya kita
menduga-duga bagaimana kebiasaan, watak, cara ia berbicara, asal daerahnya
serta tindakan apa yang akan dia lakukan. Hal ini terjadi dikarenakan kita belum
mencapai tahap hubungan personal dengan mengetahui kondisi lawan bicara kita.
Bagi seorang individu yang sudah mencapai tahap hubungan personal, maka
proses menduga-duga yang dijelaskan di atas tidak akan terjadi lagi, dikarenakan
masing-masing individu sudah saling mengenal. Komunikasi antar personal
merupakan tingkatan awal yang dilakukan setiap manusia dalam kegiatan
berkomunikasi. Hal ini tidak bisa dihindari dikarenakan manusia merupakan
makhluk sosial yang pastinya membutuhkan komunikasi.

1
Ruben Brent D dan Lea P Stewart. Communication and Human Behavior. (United States: Allyn
and Bacon. 2006)
2
Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008)
hlm. 81
B. Arti Dasar Komunikasi
Secara etimologis komunikasi atau communication (dalam bahasa Inggris)
berasal dari perkataan Latin communis yang berarti “sama”, communico,
communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make
common).3

Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu


pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Pada hakikatnya komunikasi dalam
konteks tulisan ini adalah pernyataan antarmanusia. Adapun yang dinyatakan
berupa pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa sebagai alat perantaranya. Pernyataan dinamakan pesan, orang yang
menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator) sedangkan yang
menerima pesan disebut komunikan (communicatee). Pesan komunikasi terdiri
dari dua aspek, pertama isi pesan (the content of the message), kedua lambang
(symbol) untuk mengungkapkan isi pesan yang dimaksud. Pikiran atau perasaan
dikategorikan sebagai isi pesan (content), sedangkan bahasa dikategorikan
sebagai simbol. Komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna terhadap
suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan.4

Konsep dasar komunikasi, komunikasi adalah suatu proses penyampaian


informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak ke pihak yang lain. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal; yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimnegerti
oleh keduanya, komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan gestur tubuh,
menunjukkan sikap tertentu misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut dengan komunikasi nonverbal.
Komunikasi adalah suatu proses yang mengacu pada kegiatan pertukaran
informasi atau pesan antara dua orang atau lebih.

3
Effendy, Onong. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993)
4
Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989)

4
C. Proses Komunikasi

Sebuah komunikasi tidak terlepas dari sebuah proses. Oleh karena itu
menurut Onong Uchjana, proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses
penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang
lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain
yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-
raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang
timbul dari lubuk hati. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yakni secara
primer dan sekunder:

1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan


atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses
Komunikasi adalah bahasa, ikal, isyarat, gambar, warna, dan lain
sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan
atau perasaan komunikator kepada komunikan. Pikiran dan atau perasaan
seseorang baru akan diketahui oleh dan aka nada dampaknya kepada
orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunkan media primer
tersebut, yakni lambanglambang. Media primer atau lambang yang paling
banyak dalam komunikasi adalah bahasa, jelas karena hanya bahasalah
yang mampu atau menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.
2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan


oleh seseorang kepada oranglain dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi adalah surat,
telepon, surat kabar, majalah, radio, dan masih banyak lagi. Pentingnya

5
perananan media yakni media sekunder dalam proses komunikasi,
disebabkan oleh efisiennya dalam mencapai komunikan.5

D. Perkembangan Sistem Komunikasi

Berdasarkan pengamatan, terdapat tiga komponen yang mengalami pola


peprubahan pada sistem komunikasi dan informasi pada masyarakat, yaitu:

1) Perubahan yang terjadi pada perangkat keras (hardware) media dan saluran
komunikasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi.
Dewasa ini, dengan adanya satelit, dan stasiun bumi sebagai penerima
sinyal-sinyal yang dipancarkan menggunakan bantuan antena parabola,
menyebabkan semua peristiwa yang terjadi di belahan bumi manapun,
dapat disaksikan dan diketahui oleh penduduk di mana pun ia berada.
Beberapa pengembangan lainnya dari media dan teknologi
komunikasi tersebut adalah Video B Display Terminal (VDT), Surat
Kabar Elektronik (Electronic Newspaper), Sistem Cetak Jarak Jauh i
(SCJJ), Direct Broadcasting Satelite (DBS), High Definition Television
(HDTV).
Selain itu, dengan ditemukannya Personal Computer yang
memasuki jaringan infrastruktur, semua layanan berskala global mulai dari
mencari informasi, meminjam buku di perpustakaan, berbelanja, bermain
games, hingga menonton film dapat diperoleh dalam sekejap, cukup
dengan menghadap layar monitor dan memainkan ujung jari pada
keyboard komputer. Perubahan pada perangkat keras ini berkaitan erat
dengan pola pencarian informasi, tingkat selektifitas informasi, termasuk
pada kebiasaan kebiasaan masyarakat dalam kehidupannya. Bagi
masyarakat tradisional yang umumnya hidup di pedesaan, saat ini
penggunaan radio dijadikan media utamanya untuk memperoleh informasi,
oleh karena selain radio itu relatif murah juga cepat menyiarkan berita
penting.

5
Efendy, Onong Uchana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2005) hlm. 11-17.

6
2) Perubahan pada perangkat lunak (software) berkaitan dengan program-
program dan isi pesan atau materi komunikasi itu yang disesuaikan dengan
minat dan ketertarikan masyarakat. Secara formal, program informasi yang
dikelola oleh institusi pemerintah yang menyangkut materi dasar
kebutuhan rakyat yaitu, Pangan, Sandang, Papan, Pendidikan, Kesehatan,
Lapangan Kerja, Kependudukan dan Keluarga Berencana, Transmigrasi,
Koperasi, Peranan Wanita dan Pemuda, Penggunaan hasil Industri Dalam
Negeri, Pariwisata, Lingkungan Hidup, Hemat energi, Kesadaran Hukum
dan Disiplin Nasional, Pertahanan dan Keamanan, Pemasyarakatan P-4,
Ekspor Non Migas, Pajak, Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional dan
Bela Negara, dan Citra Indonesia di Luar Negeri. Adapun bagi institusi
nonpemerintah/swasta, informasi yang dikemas terkadang lebih menarik
dan canggih dibandingkan dengan pemerintah. Namun kepentingan dan
tujuan utama mereka, pada umumnya, untuk bisnis dan bersifat komersial.
Dalam hal pendayagunaan media informasi, secara umum software
berkaitan dengan program kegiatan yang digunakan, yaitu komunikasi
inter personal dalam bentuk konsultasi, ‘anjangsono', pesan melalui direct
mail dan telepon atau bentuk komunikasi secara individual lainnya.
Prograni kegiatan komunikasi kelompok semakin dikembangkan dengan
atau tanpa media dalam bentuk teleconferencing, atau seminar
internasional. Adapun program melalui komunikasi massa berkenaan
dengan pengkemasan dan penyebaran informasi tercanggih melalui media
massa.

3) Perubahan ketiga, berkaitan dengan Sumber Daya Manusia (humanware)


yang merupakan titik sentral dari kedua perubahan di atas, oleh karena
manusia merupakan subjek sekaligus sebagai objek dalam proses
komunikasi yang berlangsung pada masyarakat. Kondisi sumber daya
manusia di Indonesia pada umumnya memiliki kualitas yang rendah, dalam
arti, secara fisik maupun psikis, yakni prestasi dan produktivitasnya. Hal ini
bersumber dari rendahnya status sosial ekonomi dan pendidikannya.

7
Selain itu, faktor pembangunan selama ini kurang seimbang karena
lebih menekankan pada pembangunan material bukan pada sumber daya
manusianya. Sementara ,arus informasi dari luar negara yang deras dan
beberapa kondisi masyarakat perkotaan yang relatif sudah modern,
membuat kondisi individu-individu dalam masyarakat tertentu/marjinal
ada pada masa transisi yang kurang menguntungkan.

E. Pengertian, Konsep dan Jenis Komunikasi Massa

a. Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan salah satu cara yang efektif untuk


menyampaikan informasi dengan sasaran masyarakat luas. Media massa dapat
mengirimkan berita dalam waktu yang secepat – cepatnya. Dan kekuatan media
massa terletak pada besarnya jumlah audience serta kemampuanya meraih
jutaan audience dalam waktu yang cepat.

Komunikasi massa menurut Gerbner dalam buku Ardianto, Lukiati Komala


dan Siti Karlinah suatu pengantar Komunikasi Massa, mengatakan bahwa
komunikasi massa adalah:

Produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi


dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling
luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
(Rakhmat, 2003:188)

Sedangkan pengertian komunikasi massa lainya disampaikan oleh Suprapto,


dalam bukunya pengantar Teori Komunikasi sebagai berikut:

Komunikasi massa adalah proses penyampaian


informasi, ide dan sikap kepada banyak orang, biasanya
dengan menggunakan mesin, atau media yang
diklarifikasikan kedalam media massa seperti radio
siaran, televisi siaran, surat kabar atau majalah, dan film
(2005:11)

8
b. Konsep
Dapat tergambarkan bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu
produk berupa pesan – pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan,
didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak
waktu yang tetap, misalnya hari, minggu, maupun bulanan. Proses
memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus
oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu.
c. Jenis Komunikasi Massa
Mengenai jenis komunikasi massa, terbagi menjadi lima, yaitu Media
cetak /surat kabar, radio, televisi, film dan media online. Lima Media Massa
tersebut merupakan salah satu sarana bagi masyarakat untuk dapat
mengeluarkan pemikiran-pemikiran serta memberikan informasi
pemberitaan yang positif bagi khalayak.

a. Media cetak. Media cetak berupa surat kabar, majalah, dan buku.
Khalayak media cetak bersifat aktif dan melek huruf sebagai persyaratan
utamanya. Pesannya disampaikan melalu bahasa tertulis dan dukungan
gambar atau foto. Khalayak media cetak yakni pembaca surat kabar dan
majalah cenderung merupakan golongan orang-orang terdidik dan dewasa.

b. Radio. Radio merupakan medium yang dapat digunakan melalui indera


pendengaran. Khalayak radio cenderung bersifat pasif. Substansi siaran
radio menggunakan musik dengan dominan sebagai ilustrasi dan efek suara
sehingga dapat mendramatisir pesan yang disampaikan. Untuk menikmati
siaran radio, khalayak lebih santai dan mudah.

c. Televisi. Televisi merupakan media audio-visual dan paling populer di


antara jenis-jenis komunikasi massa lainnya. Banyaknya jumlah penonton
televisi membuatnya menjadi pilihan utama bagi pemasang iklan sehingga
televisi banyak meraup pendapatan dari penayangan iklan. Televisi
merupakan media yang sangat dekat dengan khalayaknya karena
kemudahannya diakses dan sifat tampilannya yang audio-visual.

9
d. Film. Film memiliki karakter tersendiri jika dibandingkan dengan media
massa lainnya. Untuk menikmati film, seseorang harus datang ke bioskop
dan membayar tiket masuk. Produksi film tidak berkala dan bersifat fiktif.
Namun pesan-pesan dalam film tidak saja berfungsi menghibur
penontonnya, tetapi juga dapat dijadikan sarana sosialisasi program tertentu.
Dewasa ini, film tidak lagi hanya bisa dinikmati di bioskop, tetapi juga
melalui televisi dan internet.

e. Media online. Kehadiran internet membuat konvergensi antara


komunikasi, informasi, dan teknologi yang melahirkan multimedia.
Keunggulan utama media online, tidak saja pada aspek kecepatan
informasinya, tetapi juga pada sifat interaktif, dan multimedianya. Pengguna
internet dapat terlayani kebutuhannya dalam bentuk apa saja. Seseorang
dapat mengakses surat kabar digital, majalah digital, jurnal, buku,
mendengar musik, menonton televisi, mendengar radio, atau menonton film
melalui internet.6
F. Sistem Komunikasi Radio

G. Komunikasi radio
adalah komunikasi yang
dilakukan tanpa
H. menggunakan kabel
yang memanfaatkan udara
sebagai media transmisi
6
Dr. Abdul Halik, S. KOMUNIKASI MASSA. (Makassar: BUKU DARAS UIN ALAUDDIN.
2013)hlm.42-43.

10
I. untuk perambatan
gelombang radio yang
bertindak sebagai
pembawa
J. sinyal informasi. Prinsip
komunikasinya dapat
dilihat pada gambar 1.1
K. berikut ini:
Komunikasi radio adalah komunikasi yang dilakukan tanpa menggunakan
kabel yang memanfaatkan udara sebagai media transmisi untuk perambatan
gelombang radio yang bertindak sebagai pembawa sinyal informasi. Prinsip
komunikasinya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Sistem terdiri atas dua bagian pokok, yaitu pemancar dan penerima.
Pemancar terdiri atas modulator dan antena pemancar, sedangkan penerima
terdiri atas demodulator dan antena penerima. Modulator berfungsi untuk

11
memodulasi informasi menjadi sinyal yang akan dipancarkan melalui antena
pemancar. Antena merupakan suatu sarana atau piranti yang mengubah sinyal
listrik (tegangan/arus) menjadi sinyal elektromagnetik (pada pemancar). Sinyal
elektromagnetik inilah yang akan dipancarkan melalui udara atau ruang bebas
sehingga sampaipada penerima. Sinyal yang dipancarkan oleh antena pemancar
akan ditangkap oleh antena penerima. Dalam hal ini, antena merupakan
suatu sarana atau piranti yang mengubah sinyal elektromagnetik menjadi
sinyal listrik (pada penerima). Demodulator pada bagian penerima akan
mendemodulasi (yaitu proses kebalikan dari pada modulasi) sinyal listrik
menjadi sinyal informasi seperti aslinya. Agar antenna dapat bekerjadengan
efektif, maka dimensi antena harus merupakan kelipatan (orde) tertentu dari
panjang gelombang radio yang digunakan.7

G. Jenis-Jenis Frekuensi Radio dan Penggunaannya di Indonesia

1. Jenis-Jenis frekuensi radio

Frekuensi radio terbagi menjadi spektrum-spektrum atau pita-pita dengan


nama konvensional yang diatur oleh Persatuan Telekomunikasi Internasional:8

Frekuensi Panjang gelombang Nama band


3 – 30 Hz 104 – 105 km Frekuensi amat rendah (ELF)
30 – 300 Hz 103 – 104 km Frekuensi super rendah (SLF)

300 – 3000 Hz 100 – 103 km Frekuensi ultra rendah (ULF)

3 – 30 kHz 10 – 100 km Frekuensi sangat rendah (VLF)

30 – 300 kHz 1 – 10 km Frekuensi rendah (LF)

300 kHz – 3 MHz 100 m – 1 km Frekuensi sedang (MF)

3 – 30 MHz 10 – 100 m Frekuensi tinggi (HF)


30 – 300 MHz 1 – 10 m Frekuensi sangat tinggi (VHF)
300 MHz – 3 GHz 10 cm – 1 m Frekuensi ultra tinggi (UHF)
3 – 30 GHz 1 – 10 cm Frekuensi super tinggi (SHF)
30 – 300 GHz 1 mm – 1 cm Frekuensi amat tinggi (EHF)
7
Abdul Muqit, Sistem Radio dan Laboratorium. (Malang: Polinema Press, 2017)hlm.3
8
Jeffrey S. Beasley (2008). Modern Electronic Communication (edisi ke-9th). hlm. 4–5.

12
300 GHz - 3000 GHz 0.1 mm - 1 mm Frekuensi luar biasa tinggi (THF)

2. Penggunaan Frekuensi Radio di Indonesia


Frekuensi radio dalam telekomunikasi digunakan untuk membawa
atau yang menyalurkan informasi.Spektrum frekuensi radio dapat
dianalogikan sebagai sebidang tanah yang luas dan telah dibuat kavling-
kavling tertentu sesuai peruntukannya, serta apabila ada yang ingin
memanfaatkannya harus memiliki izin dan membayar pajak. Beberapa
bentuk penggunaan spektrum frekuensi radio untuk keperluan sehari-hari,
seperti: RFID, Telekomunikasi, Remote Control, Hankam, Transportasi,

Broadcast.

H. Transmisi Radio

Transmisi merupakan sebuah pemancar (Transmitter) telekomunikasi yang


bertujuan untuk memancarkan sinyal Radio Frekuensi (RF) yang membawa sinyal
informasi berupa suara (Audio), sehingga dapat diterima oleh pesawat penerima
(Receiver) di daerah yang tercakup/tercover oleh pemancar radio tersebut.

Dalam rekayasa frekuensi radio, saluran transmisi adalah kabel khusus atau
struktur lain yang dirancang untuk melakukan arus bolak-balik frekuensi radio,

13
yaitu arus dengan frekuensi yang cukup tinggi sehingga sifat gelombangnya harus
diperhitungkan. Saluran transmisi digunakan untuk tujuan seperti menghubungkan
pemancar dan penerima radio dengan antena mereka (feed atau feeder),
mendistribusikan sinyal televisi kabel, panggilan routing trunklines antara pusat-
pusat switching telepon, koneksi jaringan komputer dan bus data komputer
kecepatan tinggi.9

I. Perkembangan Transmisi Radio di Indonesia

Kemunculan stasiun radio AM yang mengudara di Indonesia merupakan awal


masuknya teknologi siaran radio. Namun, perkembangan teknologi siaran radio
(broadcast radio) di negara kita cukup lambat. Siaran radio AM (amplitude
modulation) di Indonesia masih digunakan hingga tahun 1980-an. Sekitar setahun
kemudian, siaran radio FM (frequency modulation) mulai mengudara sehingga
para pendengar pun merasakan nyamannya kualitas audio FM yang jauh lebih
baik dibanding AM.

Perkembangan radio di Indonesia diawali oleh Batavia Radio


Vereniging(BRV) pada 16 Juni 1925 di Batavia. Seiring berjalannya waktu, radio
amatir terus berkembang dan bermunculan. Sebelum kemerdekaan Indonesia,
Nederlandsch Indische Radio Omroep Masstchapyj (NIROM), sebutan radio
Pemerintah Hindia Belanda yang kemudian menjadi RRI, sudah memancarkan
siarannya di beberapa kota, yakni di Jakarta, Bandung, dan Medan. 

Setelah Jepang mengambil alih Indonesia pada tahun 1942, radio-radio siaran
Jepang yang tergabung dalam jawatan Hoso Kanri Kyoku mulai bersiaran di
Tanah Air. Selain untuk memberikan informasi, siaran radio juga sebagai
propaganda Jepang untuk Indonesia. 

Beberapa radio swasta era pendudukan Belanda akhirnya dibekukan dan


disatukan oleh Jepang dalam satu komando Hoso Kanri Kyoku, yang merupakan
pusat radio siaran yang berkedudukan di Jakarta. Cabang-cabangnya, yang

9
Steinmetz, Charles Proteus (August 27, 1898), "The Natural Period of a Transmission Line and
the Frequency of lightning Discharge Therefrom", The Electrical World: 203–205

14
dinamakan Hoso Kyoku, terdapat di Bandung, Purwakarta, Yogyakarta,
Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Selain itu, Hoso Kyoku juga
mempunyai cabang kantor di kabupaten-kabupaten untuk menyiarkan programnya
kepada masyarakat.

Bom Hiroshima dan Nagasaki menjadi tanda runtuhnya pendudukan Jepang


atas Indonesia. Berkat informasi via radio atas peristiwa bom tersebut, akhirnya
Indonesia bisa segera merealisasikan kemerdekaanya melalui momentum
Proklamasi pada 17 Agustus 1945. Kemudian, Hoso Kyoku dihentikan siarannya
pada 19 Agustus 1945. RRI didirikan sebulan setelah siaran Radio Hoso Kyoku
dihentikan mengudara.

Saat itu, masyarakat masih sedikit memiliki informasi dan tidak tahu apa
yang harus dilakukan setelah Indonesia merdeka. Menanggapi hal tersebut, orang-
orang yang pernah aktif di radio pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
menyadari radio merupakan alat yang diperlukan oleh pemerintah Republik
Indonesia untuk berkomunikasi dan memberi tuntunan maupun pedoman kepada
rakyat mengenai apa yang harus dilakukan. 

Wakil-wakil dari delapan pengelola Radio Hoso Kyoku mengadakan


pertemuan bersama pemerintah di Jakarta. Pada 11 September 1945 pukul 17.00,
delegasi radio berkumpul di bekas gedung Raad Van Indje di Pejambon, Jakarta
dan diterima sekretaris negara. Delegasi radio yang saat itu mengikuti pertemuan
adalah Abdulrahman Saleh, Adang Kadarusman, Soehardi, Soetarji Hardjolukita,
Soemarmadi, Sudomomarto, Harto dan Maladi.

Abdulrahman Saleh yang menjadi ketua delegasi menguraikan garis besar


rencana pada pertemuan tersebut. Salah satunya adalah menyarankan kepada
pemerintah untuk mendirikan radio sebagai alat komunikasi antara pemerintah
dengan rakyat. Pada pukul 24.00, delegasi dari delapan stasiun radio di Jawa
mengadakan rapat di rumah Adang Kadarusman. Hasil akhir dari rapat itu adalah
didirikannya RRI dengan Abdulrachman Saleh sebagai pemimpinnya. 

15
RRI merupakan radio yang menyandang nama negara dengan isi siaran yang
ditujukan kepada kepentingan bangsa. RRI adalah Lembaga Penyiaran Publik
yang independen, netral, serta tidak komersial. Fungsi utamanya memberikan
sebuah pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial, dan
menjaga citra positif bangsa Indonesia di dunia internasional. Pada era Presiden
Soekarno, RRI menjadi primadona bagi masyarakat untuk mengetahui
perkembangan terkini mengenai revolusi dan situasi politik di tanah air. Siaran
pertandingan bulu tangkis All England dan sepak bola nasional lewat RRI,
misalnya, menjadi siaran hiburan yang sangat berarti bagi masyarakat. Meskipun
hanya melalui audio atau suara, masyarakat cukup terhibur dengan mendengarkan
siaran pertandingan pada saat atlet kita bertanding di dalam dan luar negeri.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi adalah proses pengalihan suatu ide dari sumber ke satu penerima
atau lebih. Definisi ini menekankan bahwa dalam komunikasi ada sebuah proses
pengoperan (pemrosesan) ide, gagasan, lambang, dan dalam proses itu melibatkan
orang lain.
Sistem Komunikasi Indonesia merupakan sebuah kajian ilmiah yang
dikembangkan sebagai upaya pengindonesiaan atau pribumisasi ilmu komunikasi
dengan menggunakan wawasan keindonesiaan. Hal itu dikembangkan secara
multidisipliner dikaitkan dengan teori sistem, berdasarkan pemahaman bahwa
ilmu komunikasi sebagai ilmu sosial bersifat tidak bebas nilai. Sistem Komunikasi
Indonesia memiliki karakteristik tersendiri sehingga sangat berbeda dengan sistem
komunikasi di negara-negara lain.
Perkembangan sistem komunikasi dipengaruhi oleh sistem sosial dari suatu
negara. Di Indonesia, bentuk sistem komunikasi kekhasannya terwujud karena
keragaman etnis, adat- istiadat, perbedaan desa-kota, dan yang paling menentukan
adalah sistem politik yang ditegakkan pada masyarakatnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muqit. 2017. Sistem Radio dan Laboratorium. Polinema Press. Malang.

Dr. Abdul Halik, S. 2013. KOMUNIKASI MASSA. Makassar: BUKU DARAS


UIN ALAUDDIN.

Dra. A.A. Rai Tirtawati, M.Si. 2015. Sistem Komunikasi Indonesia, Jurnal Kajian
Ilmu Komunikasi, Vol 10 No 1

Efendy, Onong Uchana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja
Rosda Karya, Bandung.

Jeffrey S. Beasley (2008). Modern Electronic Communication (edisi ke-9th)

Onong Uchjana Effendy. 2003. Teori Komunikasi, Teori dan Filsafat Komunikasi
Remaja Rosdakarya, Bandung.

Rakhmat, Jalaluddin. 1989. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosda Karya,


Bandung.

Ruben Brent D dan Lea P Stewart. Communication and Human Behavior. (United
States: Allyn and Bacon. 2006)

Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2008)

Steinmetz, "The Natural Period of a Transmission Line and the Frequency of


lightning Discharge Therefrom". The Electrical world. August 27, 1898.

18

Anda mungkin juga menyukai