Broadcasting Radio
Disusun Oleh :
Kelas : KPI 5C
2021
SOAL UJIAN UAS
MATA KULIAH ; PRODUKSI SIARAN RADIO KELAS; KPI V C dan V D
DOSEN; DR ARMAWATI ARBI M.SI HARI; 20 DES 2021
JAWAB BERDASARKAN pengalaman belajar dan ketrampilan masing masing
1.Sebutkan dan jelaskan
a.Kompetensi PENGETAHUAN mata kuliah mulai dari pendekatan,paradigma, teori dan
enam tahapan Konstruksi Sosial media massa atas Realitas Sosial
b.kompetensi SIKAP dari mata kuliah ini:
c.kompetensi ketrampilan umum mata kuliah ini
Kompetensi ketrampilan khusus mata kuliah ini
a.Pendekatan Komunikatif
Paradigma definisi sosial lebih tertarik pada apa yang ada dalam pemikiran manusia
tentang proses sosial, terutama para pengikut interaksi simbolik. Dalam proses sosial, individu
manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas di dalam dunia sosialnya.
Yang menjadi pusat perhatian dalam paradigma definisi sosial adalah tentang tindakan sosial,
yaitu tindakan individu mempunyai makna atau arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan
kepada tindakan orang lain. Teori yang tergabung adalah teori aksi, interaksionisme simbolik,
dan fenomenologi. Dalam pandangan paradigma definisi sosial, realitas adalah hasil ciptaan
manusia kreatif melalui kekuatan konstruksi sosial terhadap dunia sosial di sekelilingnya.
Awalnya teori konstruksi sosial media massa (social construction of mass media)
berasal dari teori konstruksi sosial atas realitas diperkenalkan Peter L. Berger dan Thomas
Luckman yang mengatakan bahwa pada dasarnya realitas sosial dibentuk dan dikonstruksi
manusia. Beberapa hal yang menjadi asumsi dasar yaitu;
1. Realitas merupakan hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuataan konstruksi sosial
2. Hubungan antara pemikiran manusia dan konteks sosial tempat pemikiran itu timbul,
yang terdapat di dalam kenyataan yang diakui sebagai memiliki keberadaan (being) yang tidak
bergantung kepada kehendak kita sendiri. Sementara pengetahuan didefinisikan sebagai
kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata (real) dan memiliki karakteristik yang spesifik.
b. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Seni Broadcasting
Radio.
c. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja.Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di kampus, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.
2. Setiap tahap produksi siaran radio memiliki kekuatan. identitas radionya: alasan dan
kebaruan
Alasan memilih : Kami menghadirkan program “Belajar di RRI” untuk membagikan pelajaran
tentang keagaamaan dengan judul tertentu. Kami juga mendatangkan narasumber atau pengajar
yang berkompeten di tema yang ditentukan.
Visi dan Misi Program : Visi : Memberikan informasi sekaligus kesadaran terhadap penting
nya pengetahuan keagamaan dasar. Dikemas dan disampaikan dalam pembahasan yang ringan
dan santai, tidak terkesan menggurui, namun tetap terdengar serius dan menyenangkan,
sehingga mudah di pahami dan di terima oleh pendengar.
Tahap 2 : mencari ide/info/fakta/referensi, yang dihasilkan dari tahap ini adalah strategi
(RRI) meluncurkan program "Belajar di RRI" untuk memfasilitasi kegiatan belajar bagi siswa
yang menjalani isolasi mandiri.
Direktur Utama LPP RRI M Rohanudin mengatakan belajar melalui radio adalah cara efektif
dan lebih interaktif dibandingkan belajar secara daring karena kelebihan radio yang auditif
dapat menghidupkan theater of mind para siswa. Selain itu, lanjutnya, program ini juga
menampilkan jeda satu hingga dua lagu yang sesuai dengan musik untuk segmen mereka.
“Program ‘Belajar di RRI’ adalah strategi menjalin hubungan emosional guru dan murid tetap
mesra dalam situasi belajar dari rumah,” ujarnya dalam konferensi pers jarak jauh, Selasa
(14/4/2020).
Adapun, program tersebut disiarkan setiap Senin-Jumat pukul 10.00-11.00 waktu setempat.
Rohanudin menyatakan “Belajar di RRI” menghadirkan para guru sekolah untuk mengajar di
udara yang juga melayani tanya jawab secara interaktif.
Jawaban :
Segmen 1 :
• Opening sekaligus perkenalan diri dan memperkenalkan program siaran. Episod kali
ini berjudul Thaharoh untuk jenjang SD pada pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Segmen 2 :
• Berbincang- bincang dengan narasumber seorang guru SDN Pendidikan Agama Islam
membahas seputar Thoharoh (Hadast dan najis, Wudhu, Tayammum, Mandi dan menjaga
kebersihan dalam kehidupan sehari). (3 menit)
Segmen 3 :
• Penyiar masuk dan membacakan beberapa pertanyaaan dari pendengar yang terdapat
di platform sosial media RRI. (1 menit)
• Narasumber memjawab pertanyaan (3 menit)
• Jingle ( 15 detik)
Segmen 4 :
Pada tahap ini, kami menetapkan kebijakan SMCR (Source, Massage, Channel, dan Reciever)
yang berkaitan dengan jenis radio, karakter, struktur radio, dan lain-lain yang diuraikan sebagai
berikut :
Pada tahap ini pula kami, membentuk ralita subjektif, yang dihasilkan dari tahap ini adalah
penonjolan dan pendalaman ,serta pada tahap ini pula kami melakukan proses editing, dengan
mengoreksi file yang akan di siarankan jika kurang maka akan di tambah ,dan jika lebih maka
akan di kurangi. Penyeleksian, penonjolan, pendalaman, dan Pembuangan yang dilakukan pada
segmen 1,2,3 atau 4
Jawaban :
Kami telah menyiapkan bahan masing-masing script dari 4 segmen yang ada. Bahan- bahan
yang kami dapat diambil dari wawancara dengan narasumber terkait topik siaran. Masing-
masing individu yang ada pada kelompok kami telah menyiapkan bahan siaran nya masing-
masing sesuai tangung jawab persegmen-nya.
Ada beberapa hal yang harus kami edit, yaitu penggabungan antar segmen dan pengeditan pada
musik serta iklan yang akan kami masukan dalam siaran kami. Jika ada terjadi noise saat
rekaman, kami akan mencoba memperbaiki dan mengeditnya. Pada segmen kedua, yaitu
pembacaan request dan salam-salam dari penggemar, kami masih butuh beberapa data yang
harus dicari dan dikumpulkan
Kami telah menyeleksi beberapa data dari referensi yang telah kami dapatkan, kami telah
memilah-milah mana yang harus disiarkan dan ditonjolkan pada siaran kami.
• Pada segmen pertama, kami akan memperkenalkan program siaran, yang kami
tonjolkan pada segmen ini ialah esensi dan kebermanfaatan apa saja yang terdapat didalam
siaran kami.
• Pada segmen kedua, kami akan mengadakan sesi wawancara dengan narasumber
berkompeten sesuai topik yang kami tentukan dan membuka kesempatan bagi para pendengar
barangsiapa ingin bertanya seputar topik. Di segmen ini lebih menonjolkan interaksi antara
penyiar dengan narasumber untuk pendengar.
• Pada segmen ke-empat, yaitu segmen terakhir kami akan membahas tentang
kesimpulan atau refleksi yang dapat diambil mengenai siaran kami. Pada segmen ini yang kami
tonjolkan adalah pengalaman dari pendengar tentang siaran tersebut.
Pada tahap ini kami menerapkan metode dakwah, metode komunikasi, strategi komunikasi,
strategi dakwah, dengan mengangkat tema “THOHAROH”. Pada produksi radio tahap 5 ini
berupa mengemas realitas simbolik yaitu, berupa kemampuan penyiar dan narasumber dalam
berkata-kata atau menyusun kalimat yang akan di siarkan pada saat siaran nanti. Pada tahap ini
menggunakan strategi komunikasi berupa kekuatan signing yaitu kekuatan kata dan bahasa
dalam berkomunikasi. Dalam hal ini terkait dengan pemilihan ragam bahasanya, jenis kalimat,
kosa kata, bahkan tinggi rendahnya suara saat berbicara, merupakan tahap mengemas realitas
simbolik pada produksi siaran radio.
Tahap 6: Kekuatan perubahan total atau modifikasi program siaran: alasan dan kebaruan tahap
6
Jawaban : Pada tahap ini kami melakukan evaluasi dan sedikit modifikasi pada rekaman siaran
kami. Dalam menetapkan realisasi objektif kami harus melakukan evaluasi berupa
penambahan jingle siaran, penambahan backsound music, dan editing untuk segmen satu
karena saat rekaman diputar, suara penyiar tidak terlalu jelas, jadi kami perlu editing ulang
untuk kesempurnaan siaran.
a. Jumlah lead, karakter radio, karakter program, karakter membuka acara dll :
Jawaban : lead question menyesuaikan karakter program yang segmentasi nya untuk para siswa
SD, jadi karakter kami dalam membuka acara adalah dengan insert bumper, jingle, dan
beberapa lead question seperti, “ Hi sahabat kreatif dan adik adik belajar! Siapa nih yang belum
tau kalau wudhu merupakan salah satu bagian dari bab Thoharoh?” dan lain sebagainya.
b. jumlah fakta dan referensi dari ide utama dan ide dari segmennya
Segmen 1 : perkenalan program siaran dan membahas tentang apa saja esensi dan
kebermanfaatan dari siaran tersebut.
Segmen 3 : Berbincang- bincang dengan narasumber seorang guru Pendidikan Agama Islam
dan menjawab yang sudah ditanyakan pendengar dikolom komentar live YouTube, adapun
referensi nya dari pernyataan narasumber.
Segmen 4 : memaparkan refleksi dan simpulan yang bisa dipetik berdasarkan siaran tersebut.
Jumlah referensi siaran: Pernyataan dari Narasumber.
a. Berkembang pesatnya media sosial dengan berbagai varian konten teknologi di era
digitalisasi internet tidak hanya menjadi ancaman, tapi juga peluang besar bagi media utama
(mainstream), seperti Radio Republik Indonesia (RRI). Namun, tidak hanya masalah teknologi
pemancar yang terus dimakan usia, tapi juga masalah pembiayaan dan kualitas sumber daya
manusia (SDM) yang terus menurun akibat kurang serius elite negara memaknainya. Hal
tersebut menjadikan tahap 2, proses pencarian ide, fakta, dan referensi menjadi permasalahan
utama bagi RRI.
Didukung internet, RRI telah memasuki multiplatform media seperti RRINet (audio visual)
dengan tagline, 'lihat apa yang Anda dengar'. Bahkan, sejumlah infrastruktur konten teknologi
telah dibangun untuk memudahkan pendengar milenial. Cukup dengan download melalui
ponsel, dapat mendengar dan menonton RRI. Artinya, secara teknologi, RRI memiliki peluang
bersaing dengan lembaga-lembaga penyiaran dunia yang ada.
Namun, label 'media pelat merah' masih menjadi beban RRI. Kondisi itu akibat masih kuatnya
kultur birokrasi pemerintah yang dipikul angkasawan RRI belum berubah, antara lain anggota
Korpri, gaji dan tunjangan kinerja sesuai UU ASN dan UU Keuangan Negara. Di sisi lain, RRI
juga mencari 'profit' untuk negara melalui UU PNBP yang merupakan contradictio in terminis
sebagai public service. Publik bahkan kaum milenial belum tertantang mendengar RRI.
Padahal, aplikasi teknologi internet telah menyediakan semua yang dibutuhkan milenial,
seperti podcast.
b. Radio komunitas di Indonesia menghadapi empat masalah besar yaitu: (1) persoalan
membentuk institusi dan manajemen radio yang berbasis pada partisipasi komunitas; (2)
implementasi regulasi siaran terkait program siaran, perizinan, standar teknologi siaran dan
etika siaran; (3) persolan SDM; dan (4) persoalan dana. Tahap 1 menjadi permasalahan utama
dari radio komunitas. Dasar-dasar pembuatan stasiun radio komunitas berkenaan dengan
kebijakan menjadi hambatan utama dari radio komunitas karena semuanya dilakukan secara
swadaya.
Pengelolaan radio komunitas yang bermodalkan semangat saja, dan bertumpu pada
kepentingan beberapa warga sesaat, penyaluran hobi dan aktualisasi diri tidak tepat dan
terjamin regularitasnya. Idealnya radio komunitas muncul dari motivasi yang kuat (advanced
needs) untuk menjadikan radio sebagai bagian dari upaya pemenuhan hak-hak warga yang
dirampas rezim ekonomi dan politik di semua aras kekuasaan sepanjang hampir 35 tahun.
c. Persoalan utama Lembaga Penyiaran Swasta yang berkembang di Indonesia adalah masalah
kepemilikan saham usaha dan monopoli karena kebebasan penyiaran radio baru didapatkan
setelah melewati masa Orde Baru. Pada masa reformasi, pemerintah tak bisa menghindari arus
besar yang menghendaki liberalisasi ekonomi di berbagai bidang. Kondisi ini kemudian
mendahului terbukanya kesempatan dalam membuka iklim penyiaran dari kalangan swasta.
Sama seperti radio komunitas, tahap 1 menjadi permasalahan utama radio komersial.
d. Topik yang bisa dibahas dalam dakwah sangat luas, dan bisa dilihat dari berbagai aspek
maupun perspektif. Berhubung agama merupakan topik sensitif, yang kemudian menjadi
catatan adalah bagaimana menemukan narasumber yang kredibel masuk dalam semua
golongan. Tahap 2 dalam riset fakta menjadi persoalan utama bagi radio dakwah, karena salah
sedikit saja bisa berpotensi menimbulkan keresahan dan kericuhan masyarakat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah yaitu sebagai
berikut :
1. Perubahan status RRI yang merupakan dampak dari perubahan sistem pemerintahan
dan tuntutan reformasi.
2. Perbaikan citra positif RRI, dari radio corong pemerintah menjadi radio Negara.
3. Terbatasnya ruang gerak dalam berinteraksi dengan masyarakat umum, sistem dua
arah yang belum optimal.
4. Strategi yang dilakukan belum optimal , SDM belum mampu menyes uaikan dengan
perubahan.
5. Sulitnya merubah mindset internal RRI, yang terbiasa bergantung pada konsep
penyiaran yang sudah disiapkan pemerintah.
6. Perubahan status RRI dan kedudukannya dalam Lembaga Penyiaran Publik.
7. Proses Management of Change dalam menyesuaikan diri dengan status LPP.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan idenfikasi masalah diatas, penelitian ini membatasi masalah dan
menfokuskan pada Management of Change pada Radio Republik Indonesia sejak berubah
menjadi Lembaga Penyiran Publik. Pembatasan masalah dalam penelitian dimaksudkan agar
penelitian ini bisa lebih fokus, selain itu adanya keterbatasan peneliti untuk meneliti beberapa
masalah yang dihadapi Radio Republik Indonesia.
D. Rumusan Masalah
Setelah kita mengetahui latar belakang masalah yang teridentifikasi maka dapat
dirumuskan masalah yang ada sebagai berikut :
1. Bagaiman proses Management of Change yang dilakukan Radio Republik Indonesia,
dalam merespon perubahan status menjadi Lembaga Penyiaran Publik?
2. Apa kendala-kendala dalam melakukan Management of Change yang dilakukan oleh
Radio Republik Indonesia untuk menyesuaikan diri dengan perubahan statusnya
menjadi Lembaga Penyiaran Publik?
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Ditinjau dari sudut pandang keilmuan administrasi publik, pelaksanaan penelitian ini
diharapkan dapat menjadi sarana dalam mengembangkan konsep Management of
Change dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam sebuah organisasi publik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pentingnya Management
of Change dalam kehidupan berorganisasi, dalam menghadapi perubahan.
Penelitian ini juga merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.
b. Bagi Radio Republik Indonesia
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan tambahan dan referensi
lingkup internal dalam meperbaiki hal yang dirasa kurang dalam penyesuaian
dengan perubahan pada Radio Republik I ndonesia sebagai Lembaga Penyiaran
Publik.
c. Bagi Pihak Akademisi
Dapat dijadikan tambahan bahan referensi bagi penelitian yang akan datang yang
mengangkat tema penelitian yang sama.