Anda di halaman 1dari 11

MODEL KOMUNIKASI MASSA

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Al-Ittishal Al-Jamahiry”

Dosen Pengampu :

Umi Hanifah, M.Pd.I


Disusun oleh :
Iva Lutfiani Ni’amillah (06010220005)
Reni Septia Purnamasari (06010220013)
Tri Aulia Aisyatur R.J (06010220017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi robbil ‘alamin, puji syukur atas kehadirat Allah Yang


Maha Esa, yang telah mencurahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua.
Tak lupa, sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapatkan syafa’at di yaumul
akhir. Kami bersyukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Taufiq dan
HidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas presentasi mata kuliah
Al-Ittishal Al-Jamahry dengan membuat makalah yang berjudul “Pengantar
Semantik”.

Ucapan terima kasih tak lupa kami tunjukan kepada ustadzah Umi Hanifah,
M.Pd.I, selaku dosen pengampu mata kuliah Al-Ittishal Al-Jamahry dan seluruh
pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini dapat dikatakan jauh dari
kesempurnaan dan banyak kekurangan serta kesalahan. Untuk itu, kami perlu
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah yang
akan datang.

Surabaya, 19 September 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Komunkasi Massa...........................................................3


B. Model-model Komunkasi Massa.................................................................3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................10
Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi adalah proses kegiatan pengoperan/penyampaian
warta/berita/informasi yang mengandung arti dari satu pihak (seseorang
atau tempat) kepada pihak (seseorang atau tempat) lain dalam
usaha mendapatkan saling pengertian. Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyatakan bahwa komunikasi adalah pengiriman atau penerimaan pesan
atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak1.
Komunikasi adalah hubungan antara manusia balik individu
maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak
disadari. Komunikasi adalah bagian terpenting bagi kehidupan manusia.
Keberhasilan seseorang pun dapat dilihat dari keterampilannya dalam
berkomunikasi. Kurangnya komnunikasi akan menghamabt perkembangan
kepribadian. Salah satu konteks komunikasi ini adalah komunikasi massa.
Komunikasi masalah Khalayak komunikasi massa adalah sasaran
penyebaran pesanpesan media massa. Khalayak media massa terdiri atas
berbagai ragam individu dan kelompok yang berbeda-beda dan tersebar
luas. Khalayak media massa sangat besar dan beragam kondisi dan
kepentingan. Media massa biasanya menargetkan khalayak bagi. produk
yang dihasilkannya (pesan) dengan segmentasi khalayak tertentu. Khalayak
media massa dapat mengkonsumsi pesan-pesan media secara serempak dan
terbuka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model komunikasi massa?
2. Apa saja model komunikasi massa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian model komunikasi massa
2. Untuk mengetahui apa saja model komunikasi massa

1
Fenny Oktavia, Upaya Komunikasi Interpesonal Kepala Desa dalam Memediasi Kepentingan PT,
Jurnal Ilmu Komunikasi 2016, vol 4, p.241

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Komunikasi Massa


Komunikasi massa merupakan komunikasi melalui media massa, yakni
sebuah komunikas yang dapat dikatakan sebagai komunikasi massa apabila
dihasilkan dari saluran teknologi modern2.
Model komunikasi massa merupakan suatu acuan atau gambaran yang
bisa dijadikan sebagai titik tengah guna mempermudah para audiens dalam
memahami beberapa informasi yang sedang atau akan dibahas nantinya,
agar tidak sampai melenceng jauh dari topik pembahasan.3

B. Model-Model Komunikasi Massa


Model Komunikasi Massa Menurut Para Ahli

Menurut Nurudin dalam bukunya Pengantar Komunikasi Massa, berikut


adalah sembilan model komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli:

1. Model Alir Dua Tahap (two step flow model)


Model ini pertama kali dikenalkan oleh Paul Lazarfeld, Benard Berelson,
dan H.Gaudet dalam People’s Choice (1944). Dalam penelitian mereka
ditemukakan bahwa pesan media massa sangat kecil dalam mempengaruhi
calon presiden yang dipilih oleh masyarakat. Mereka lebih banyak
dipengaruhi oleh para pemimpin opini (opinion leader). Jadi, media massa
membawa pengaruh pada pemimpin opini. Sedangkan pemimpin opini
memengaruhi pendapat pengikutnya yang bersifat antarpribadi (Josep A.
Devito, 1997).

Dalam model ini diterangkan bahwa media massa tidak langsung atau
mempengaruhi audience, tetapi melalui perantaraan pihak lain. Pihak lain
yang dimaksud adalah pemimpin opini/pemuka pendapat tersebut. Model
ini didasari oleh bukti bahwa efek media massa terbatas. Bahwa masyarakat
menerima terpaan media massa secara tidak langsung yakni melalui
perantaraan/Pengaruh yang mengenai audience tidak disebabkan oleh
terpaan media massa, tetapi pihak lain. Jadi, pemimpin opini disini
berfungsi sebagai penerusan pesan-pesan media massa. Bahkan, pesan-
pesan yang diterima audience sudah diinterpretasikan oleh para pemimpin
opini tersebut.

2
http://repository.radenfatah.ac.id/10442/2/BAB%20II.pdf, diakses pada 17 September 2022,
pukul 15.30 wib.
3
https://pakarkomunikasi.com/model-komunikasi-massa, diakses pada 18 September 2022,
pukul 12.30 wib.

5
Model ini sangat sederhana. Kelemahan model ini adalah hanya
mengamati alir pesan yang disiarkan media massa dan sampai ke audience.
Model ini juga tidak menunjukkan bagaimana dampak media massa
terhadap perilaku audience. Sebab, semua perubahan berasal dari
interpretasi pemimpin opini meskipun pesan-pesan yang disampaikannya
berasal dari media massa.

2. Model Alir Banyak Tahap (multi step flow model)


Model alir dua tahap ternyata tidak begitu efektif pada masyarakat
tingkat buta hurufnya kecil. Masyarakat dengan kemampuan membaca dan
menginterpretasikan pesan yang didengar dan dilihat sangat memungkinkan
untuk menerima pesan-pesan dari media massa secara langsung. Meskipun
tidak berarti mereka tidak menerima pesan-pesan dari pemimpin opini. Oleh
karena itu, untuk menyempurnakannya, muncullah model alir banyak
tahap (multistep flow model). Model ini mengatakan bahwa ada hubungan
timbal balik dari media ke khalayak (yang juga berinteraksi satu sama lain.
Kembali ke media, kemudian kembali lagi ke khalayak dan seterusnya.

Melalui model alir banyak tahap, pemirsa menerima pesan-pesan media


massa bisa secara langsung ataupun tidak. Tidak langsung verarti mereka
menerima pesan-pesan dari media massa melalui pemimpin opini atau
kontak langsung dengan media massa. Bahkan individu bisa mendapatkan
informasi dari individu lain. Misalnya, seorang individu menerima pesan
melalui pemimpin opininya, kemudian individu itu mencari informasi lain
dari individu yang lain. Atau bisa juga seorang individu menerima pesan
dari kelompoknya, tetapi juga bisa mendapatkan informasi lain dari
kelompok yang lain pula.

3. Model Melvin De Fluer


Banyak model komunikasi massa dibuat dan dikembangkan secara
berbeda satu sama lain. Dalam model De Fleur, sumber dan pemancar tidak
berada di satu posisi. Diantara sumber dengan pemancar berbeda
tahapannya dalam aktivitas komunikasi massa. Saluran menjadi media
massa yang mampu menyebarkan pesan-pesan yang dikemukakan sumber.
Sementara itu fungsi penerima pesan adalah sebagai orang yang dikenal
sasaran pesan yang disebarkan dan penginterpretasi pesannya.

Model ini menekankan fakta bahwa gangguan boleh mencampuri banyak


hal dalamproses komunikasi massa dan tidak semata-mata diidentifikasi
dengan saluran atau media. Titik utama model ini adalah untuk mencapai
berbagai pengertian makan pesan antara seumber dengan tujuan.

6
4. Model Michael W. Gamble Dan Teri Kwal Gamble
Model komunikasi massa yang dikemukakan oleh W.Gamble dan Kwal
Gamble bisa dijadikan sebagai alat pembeda dengan model komunikasi
secara umum. Peralatan media massa menjadi alat utama yang harus ada
dalam komunikasi massa. Media massa telah memperluas pikiran dan
perasaan manusia. Disini media telah berperan untuk melayani semua
kepentingan komunikasi manusia.

Peralatan media massa menjadi alat utama yang harus ada dalam
komunikasimassa. Sumber pesan mengalirkan pesan yang diedit oleh
pentapis informasikemudian disebarkan melalui peralatan media massa lalu
diterima oleh audience setelah sebelumnya dipengaruhi oleh gangguan-
gangguan. Berikutnya audience memberikan umpan balik pada pengirim
pesan melalui berbagai macam saluran.

Pada model ini, audience sebagai penerima pesan dapat berlaku


sebagaikomunikator dan bertukar peran ketika ia merespon pesan yang
diterimanyakepada komunikator (pengelola media). Pertukaran peran ini
(komunikator menjadikomunikan dan sebaliknya) tergantung pada pihak
yang lebih dahulu mengedarkanpesannya. Model ini seolah mengatakan
antara sumber dan penerima pesan samakedudukannya. Bahkan sulit
dibedakan mana sumber dan mana penerima pesan.Nurudin (2004:142).4

5. Model HUB (Hibert, Ungrait, Bohn)


Model ini dikemukakan oleh Ray Eldon Hiebert, Donald F.Ungrait, dan
Thomas W.Bohn. HUB sendiri berarti Hiebert Ungrait Bohn. Selain itu
model ini bisa dikatakan lebih komplit. Model komunikasi massa HUB
adalah model lingkaran yang dinamis dan berputar terus menerus. Serta
model ini dikatakan sebagai model lingkaran konsertis yang bergetar untuk
sebuah rangkaian proses aksi-reaksi.

Didalam model ini, pesan tidak sekedar bisa dinikmati secara terbatas.
Seperti kalau kita melakukan komunikasi interpersonal atau komunikasi
kelompok. Tetapi pesan-pesan itu diperluas kepada audience yang
jumlahnya sangat besar. Jadi, saluran komunikasi massa berfungsi untuk
memperluas jangkauan siarannya.

4
Fadlun Maros, “Model Komunikasi Massa” ,2016 diakses pada 15 September 2022
https://www.academia.edu/32659633/MODEL_KOMUNIKASI_MASSA

7
6. Model Black And Whitney
Jay Black dan Federick C. Whitney dalam bukunya Introduction to Mass
Communication (1988) memperkenalkan model yang lebih umum. Merkea
membagi proses komunikasi menjadi empat wilayah, yakni sumber, pesan,
umpan balik, dan audience. Masing-masing mempunyai ciri yang berbeda
dan melekat pada komunikasi massa. Model ini kurang begitu detail
menampilkan elemen dalam komunikasi massa. Misalnya model ini tidak
memberikan peranan gatekeeper dalam proses komunikasi massa. Namun
sebenarnya, model sederhana ini dapat memudahkan untuk memahami
proses alur pesan yang berjalan. Akan tetapi, terlepas dari kekurangan
tersebut, model ini telah menggambarkan proses dalam komunikasi massa.

7. Model Bruce Westley Dan Malcom McLean


Model yang dibangun oleh Westley dan McLean ini sangat menekankan
peran gatekeeper dalam proses komunikasi massa. Apa yang dikemukakan
oleh mereka mengenai peran gatekeeper dalam proses komunikasi massa
menjadi salah satu bentuk dalam komunikasi massa. Namun bentuknya
berbeda dengan model-model yang lain. Model ini menekankan kedudukan
reporter dan editor dalam media massa terpisah. Reporter berperan sebagai
komunikator dalam komunikasi massa. Sedangkan editor berperan
sebagai gatekeeper yang dapat menghapus, menambahkan kembali, atau
menambahkan laporan yang telah ditulis sebelumnya oleh reporter.

8. Model Malatzke
Dikemukakan oleh ilmuwan Jerman Maletzke pada tahun 1963. Diawal
perkembangannya secara sederhana menggambarkan peta media massa
bawah tanah di Berlin. Model ini merupakan pengembangan dari model
umum komunikasi yang sering dinamakan Communicator (C), Medium
(M), dan Receiver (R).

Tidak banyak keistimewaan model ini. Bahkan model ini terlalu detail
sehinggan justru kelihatan sangat umum. Misalnya, bagaimana lingkungan
komunikator berpengaruh terhadap apa yang akan disiarkan dan apa yang
terjadi pada diri penerima pesannya.

9. Model Bryant Dan Wallace


Model dari Bryan dan Wallace ini terkhusus untuk mengamati model
arus pesan dalam media radio dan televisi. Misalnya ada pesan yang
disebarkan dengan memakai peralatan pengeras suara (yang berkaitan erat
dengan unit-unit lainnya). Serta disisi lain ada pendengar yang juga
berkaitan erat dengan unit-unit yang mengitari pendengar.

8
Secara khusus, model ini tidak memasukkan gatekeeper dalam proses
peredaran pesan. Oleh karena itu, model ini bisa dikatakan masih terlalu
umum didalam menggambarkan model komunikasi massa.
Sebab, gatekeeper adalah hal yang mutlak harus ada dalam saluran
komunikasi massa yang merupakan elemen utamanya.5

5
Hamada Nofita Putri, “9 Model Komunikasi Massa menurut para ahli” 4 oktober 2021,
diakses pada 15 September 2022 https://vocasia.id/blog/model-komunikasi-massa-
menurut-para-ahli/

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Model komunikasi massa merupakan suatu acuan atau gambaran yang
bisa dijadikan sebagai titik tengah guna mempermudah para audiens
dalam memahami beberapa informasi yang sedang atau akan dibahas
nantinya, agar tidak sampai melenceng jauh dari topik pembahasan.
2. Model komunikasi massa ada beebrapa macam, antara lain: model alir
dua tahap, model alir banyak tahap, model melvi de fluer, model
Michael w gamble, model HUB, model black, model bruce Westley,
model malatzke, model Bryant.

10
DAFTAR PUSTAKA
Fadlun Maros, “Model Komunikasi Massa” ,2016 diakses pada 15 September 2022
https://www.academia.edu/32659633/MODEL_KOMUNIKASI_MASSA

Fenny Oktavia, Upaya Komunikasi Interpesonal Kepala Desa dalam Memediasi


Kepentingan PT, Jurnal Ilmu Komunikasi 2016, vol 4, p.241

Hamada Nofita Putri, “9 Model Komunikasi Massa menurut para ahli” 4 oktober
2021, diakses pada 15 September 2022 https://vocasia.id/blog/model-
komunikasi-massa-menurut-para-ahli/
http://repository.radenfatah.ac.id/10442/2/BAB%20II.pdf, diakses pada 17
September 2022, pukul 15.30 wib.
https://pakarkomunikasi.com/model-komunikasi-massa, diakses pada 18
September 2022, pukul 12.30 wib.

11

Anda mungkin juga menyukai