Anda di halaman 1dari 32

PERTEMUAN 2

KONSEP DASAR DAN MODEL


KOMUNIKASI MASSA

By
Desi Amaliah, M.A
SUB-POKOK BAHASAN

■ Konsep dasar/karakteristik komunikasi massa


■ Model-model komunikasi massa
Mass communication……

…is the process of managing message for the purpose of creating


meaning in a large audience. What make the communication mass
is the large audiensce, one that typically will not be operating as
collective group.

… the term mass media commonly represent the various media –


television, radio, advertising, public relations, newspapers book and
magazine publishing, music publishing, movies, as well as internet and
world wide web publishing and advertising, as well as the organizations
the own, produce, and distribute mass communication…
(Morreale, 2007)
KONSEP DASAR KOM. MASSA

EFFECT

SUMBER
(SOCIAL ORGANIZATION) AUDIENCE
MASS MEDIA

DELAYED FEEDBACK
KARAKTERISTIK KOM. MASSA
(Secara Umum)

KOMUNIKATOR BERSIFAT MELEMBAGA

KOMUNIKAN BERSIFAT HETEROGEN

PESAN BERSIFAT UMUM


KARAKTERISTIK
KOM. MASSA SATU ARAH

MENIMBULKAN KESEREMPAKAN

MENGANDALKAN PERALATAN TEKNIS

DIKONTROL OLEH GATEKEEPER


KOMUNIKATOR BERSIFAT MELEMBAGA

1. Komunikator dalam komunikasi massa adalah organisasi sosial


yang mampu memproduksi pesan secara besar.
2. Komunikator dalam komunikasi massa:
 Kumpulan individu-individu
 Dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan
system dalam media massa.
 Pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan
atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat.
 Apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai
keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis (Alexis S. Tan,
1981).
KOMUNIKAN BERSIFAT HETEROGEN

1. Heterogen artinya: beragam dari mulai unsur


pendidikan, jenis kelamin, status sosial, ekonomi,
agama, kepercayaan, dan lain-lain. Misalnya, satu
acara sinetron dapat ditonton oleh siapapun tanpa
memandang kelompok atau status setiap individu.
2. Ciri-Ciri komunikan (Herbert Blumer):
 Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen.
Artinya, ia memiliki heterogenitas komposisi atau
susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari
berbagai kelompok dalam masyarakat.
 Berisis individu-individu yang tidak tahu atau mengenal
satu sama lain. Di samping itu, antar individu itu tidak
berinteraksi satu sama lain secara langsung.
 Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi
formal.
PESAN BERSIFAT UMUM

1. Pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu


orang atau kepada satu kelompok masyarakat tertentu, dengan
kata lain pesannya ditujukan kepada masyarakat plural.
Misalnya, pesan televisi tidak ditujukan kepada satu orang atau
kelompok tertentu melainkan kepada masyarakat umum.
2. Pesan komunikasi massa bersifat:
 Novelty (baru)
 Jarak (dekat atau jauh)
 Popularitas
 Pertentangan
 Komedi (humor)
 Seks dan keindahan
 Emosi
 Nostalgia
 Human interest (feature, biografi, dsb).
SATU ARAH

Pesan dalam komunikasi massa bersifat satu arah, artinya


penyampaian pesan hanya dari komunikator saja
kepada khalayak. Adapun feedback dalam komunikasi
massa bersifat tertunda (delayed feedback).
MENIMBULKAN
KESEREMPAKAN

Satu kali pesan disampaikan melalui media massa,


maka akan menerpa ribuan bahkan jutaan khalayak.
Misalnya pertandingan sepak bola dari Lebak bulus
Jakarta antara Persija dan Persib akan dinikmati
secara serempak oleh khalayak di manapun. Acara
extravaganza yang disiarkan dari studio Trans TV
bisa dinikmati seketika oleh pemirsa dari Sabang
sampai Merauke, dan sebagainya.
MENGANDALKAN PERALATAN
TEKNIS

Artinya terdapat beberapa peralatan yang


menyebabkabn terjadinya komunikasi massa
berlangsung. Misalnya, pesawat televisi
memerlukan satelit, radio memerlukan
pemancar atau relay, surat kabar memerlukan
mesin cetak, dan sebagainya. Melelaui
peralatan teknis itulah komunikasi massa bisa
berjalan.
MODEL UMUM KOMUNIKASI MASSA

1. MODEL LASSWELL
2. MODEL ALIR SATU TAHAP
3. MODEL ALIR DUA TAHAP
4. MODEL ALIR BANYAK TAHAP
MODEL LASSWELL

1. Cara yang paling mudah untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab
pertanyaan: Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect…….
(Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa)
2. Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah: Communicator, Message, Media, Receiver,
dan Effect.
MODEL ALIR SATU TAHAP
(ONE-STEP FLOW MODEL)

1. Model alir satu tahap ini menyatakan, saluran-saluran media


massa berkomunikasi secara langsung kepada mass audience,
dalam arti pesan-pesan media mengalir tanpa harus melalui
opinion leader.
2. Model Alir satu tahap mengakui, pesan-pesan komunikasi
dan penerima-penerima yang seluruhnya sama. Efek yang
ditimbulkan juga tidak selalu sama untuk masing-masing
penerima.
FORMULASI MODEL SATU TAHAP

1. Model one-step flow mengakui, media massa bukanlah all­


powerfull, dan tidak semua media mempunyai kekuatan yang
sama.
2. Aspek-aspek seleksi penyaringan (selective screening) dari
khalavak, seperti selective exposure, selective perception, dan
selective retention mempengaruhi dampak (impact) pesan.
3. Model satu tahap mempengaruhi kemungkinan timbulnya
reaksi atau efek yang berbeda di kalangan audiens penerima
(receiving audience) terhadap pesan­pesan media yang sama.
MODEL SATU TAHAP

Pesan-Pesan
Media Massa

Mass Audience

Umpan Balik

Tidak harus sama


MODEL ALIR DUA TAHAP
(TWO-STEP FLOW MODEL)

1. Model ini menyatakan, pesan-pesan media massa tidak seluruhnya mencapai


massa audience secara langsung, sebagian besar malahan berlangsung secara
bertahap. Tahap pertama dari media massa kepada orang-orang tertentu di antara
mass audience (opinion leaders) yang bertindak selaku gate-keepers.

2. Dari sini pesan-pesan media diteruskan kepada anggota-anggota mass audience


yang lain sebagai tahap yang kedua sehingga pesan-pesan media akhirnya
mencapai seluruh penduduk.

3. Para opinion leaders dan followers secara keseluruhan adalah mass audience.
Pada umumnya opinion leader lebih banyak bersentuhan dengan media massa
dibandingkan dengan followers. Karena posisinya, opinion leader mempunyai
pengaruh alas follower-nya, yang atas peranan opinion leader pesan-pesan media
mendapatkan efek yang kuat.
KELEBIHAN MODEL ALIR DUA
TAHAP

1. Model ini banyak membantu kita dalam memusatkan perhatian atas adanya hubungan
yang komplementer atau hubungan saling melengkapi antara komunikasi massa dan
komunikasi antarpribadi, atau antara saluran media massa dan saluran antarpribadi.
2. Adanya peranan aktif dari pemuka-pemuka pendapat (opinion leaders) dan cara-cara
berkomunikasi tatap maka yang tetap dipandang mempunyai peranan penting dalam
setiap situasi komunikasi, khususnya bagi masyarakat­-masyarakat yang sedang
membangun.
3. Model ini secara umum memberikan kerangka kerja (framework) yang secara
konseptual dapat. dipakai guna meneliti gejala komunikasi massa yang amat kompleks.
4. Model alir dua tahap mendorong dilakukannya studi-studi yang lebih mendalam,
sehingga berhasil merangsang timbulnya model-model lain tentang alir komunikasi
massa, seperti model alir satu tahap dan model alir banyak tahap sebagai bentuk-bentuk
penyempurnaan dari model-­model sebelumnya.
KEKURANGAN MODEL ALIR DUA TAHAP

1. Model alir dua tahap memberikan kesan, yang aktif mencari dan menyebarkan pesan-
pesan media adalah opinion leaders. Sebaliknya mass audience pada umumnya tidak
lebih hanya sebagai sekumpulan individu-individu yang pasif.
2. Paham yang mengatakan, proses komunikasi massa esensinya adalah two-step flow
dianggap membatasi dan mengganggu analisis proses. Proses atau berlangsungnya
komunikasi massa tidak selalu harus dua tahap, tetapi dapat lebih atau kurang dari dua
tahap, ketika media massa berdampak langsung atau kuat atas penerima. Tetapi oleh
kepesatan dan bertuhi-tubi pesan-pesan me­dia massa, tidak mustahil mendorong
terjadinya proses komunikasi banyak tahap (multi-stepped atau multi-staged).
3. Model alir dua tahap terlampau menekankan peranan opinion leader sebagai penyalur
pesan-pesan media massa sehingga seakan-akan mereka sangat bergantung pada me­
dia massa untuk pesan-pesan yang akan diteruskan lebih lanjut.
4. Model alir dua tahap kurang memperhitungkan adanya perbedaan
peranan dari berbagai saluran komunikasi pada tahap-tahap yang berbeda
dalam innovation dan decission. Studi difusi menunjukkan proses
innovation-decission di pihak penerima melalui tahap-tahap berikut.
1. Tahap Kesadaran (awareness stage)
2. Tahap Imbauan (persuasion stage)
3. Tahap Pengambilan Keputusan (decision stage)
4. Tahap Pemantapan (confirmation stage)

5. Media massa berperan sebagai kreator-kreator pengetahuan, sedangkan


saluran antarpribadi berperan dalam mempengaruhi, membentuk,
mengubah sikap, dan perilaku nyata.
6. Model alir dua tahap memberikan gambaran seakan-akan mass
audience terbentuk hanya dari opinion leaders dan followers.
Namun, kenyataan menunjukkan, mass audience selain terdiri dari
opinion leaders dan followers, juga terdiri dari nonleaders dan
nonfollowers, sekurang-kurangnya secara langsung.

Sebaliknya, untuk mengidentifikasikan followers dari yang


nonfollowers di antara kategori nonleaders, para peneliti harus
menggunakan Leaders-Followers Sociometric Dyads sebagai unit-
unit analisis dan bukan individu-individu seperti yang sudah umum
dilakukan dalam riset masa lalu mengenai opinion leadership.
MODEL ALIR DUA TAHAP

X
Pesan-Pesan X
X
Media Massa

OPINION LEADERS

FOLLOWERS
(Mass Audience)
FEEDBACK
MODEL ALIR BANYAK TAHAP
(MULTI-STEP FLOW MODEL)

1. Model alir banyak tahap merupakan gabungan dari semua model. Model ini
menyatakan, pesan-pesan media massa menyebar kepada khalayak melalui suatu
interaksi yang amat kompleks.
2. Media mencapai khalayak dapat secara langsung dan dapat pula melalui macam-macam
penerusan (relaying) secara beranting, baik melalui pemuka-pemuka masyarakat
(opinion leaders) maupun melalui situasi saling berhubungan antara sesama anggota
khalayak.
3. Model alir banyak tahap dilandasi pada suatu fungsi penerusan, yang sering terjadi
dalam sebagian besar situasi komunikasi. Model ini tidak memerlukan suatu jumlah
tertentu dari tahap-tahap yang mesti dilalui, dan tidak menerangkan, suatu pesan harus
mengalir dari suatu sumber lewat saluran-saluran media massa.
4. Model alir banyak tahap menyatakan, ada sejumlah variabel penerusan dalam arus
komunikasi massa dari sumber media massa kepada khalayak yang luas.
5. Beberapa anggota dari khalayak luas itu memperoleh pesan-pesan secara
langsung dari media massa, sementara yang lain memperolehnya dari sumber
atau saluran lain, atau dari tangan kedua, ketiga, atau yang setcrusnya lagi.
6. Jumlah yang tepat dari tahap-tahap dalam proses itu bcrgantung pada maksud
sumber, tersedianya media massa, atau maksud kctcrpaan mereka, sifat pesan
dan penampilan, atau sifat kcmenarikannya terhadap khalayak.
7. Dewasa ini banyak peneliti komunikasi menaruh kepercayaan pada konsepsi
model alir banyak tahap tentang proses komunikasi massa, sekurang-
kurangnya secara intuitif menyetujuinya.
8. Model alir banyak tahap memungkinkan dilakukannya suatu analisis yang
lebih tepat atas proses atau jalannya pesan-pesan media, sebab model ini
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi peneliti untuk memperhitungkan
secara lebih tepat kemungkinan atau variabel­variabel yang berbeda-beda
dalam situasi komunikasi yang berbeda-beda pula.
9. Model alir banyak tahap merupakan model yang paling sedikit kekhususannya
atau keterbatasannya bila dibandingkan dengan model-model lain.
MODEL ALIR BANYAK TAHAP

Pesan-Pesan
Media Massa

Mass
Audience
MODEL SCHRAMM

1. Schramm mengemukakan model komunikasi yang bersifat interaksi dengan


kedua belah pihak saling menyandi, menafsirkan, menyandi balik,
mentransmisikan, dan menerima sinyal.
2. Menurut Schramm, komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga
unsur: sumber (source), pesan (message), dan sasaran (destination).
Sumber boleh jadi seoang individu (berbicara, menulis, menggabar,
memberi isyarat) atau organisasi komunikasi (sebuah sura kaba, penerbit,
stasiun televisi, radio, dll).
3. Pesan bias berbentuk tinta pada kertas, gelombang suara di udara, impuls
dalam arus listrik, lambaian tangan, bendera di udara, atau setiap tanda
yang dapat ditafsirkan.
4. Sedakan sasarannya mungkin seorang indivdu yang mendegarkan,
menonton atau membaca; atau anggta suatu kelompk seprti kelompok
diskusi, khalayak pendegar ceramah, kumpulan penonton sepak bola
MODEL SCHRAMM

Message
Encoder
Decoder

Interpreter Interpreter

Decoder Encoder

Message
MODEL MALETZKE
(Riwayatmoe doeloe….)

■ Dalam sejarahnya, model Maletzke ini diilhami oleh gerakan media bawah tanah
yang berlansung di Jerman. Sekilas, model ini terlihat begitu rumit (kompleks),
namun jika diamati lebih jauh model ini hanya merupakan pengembangan dari
model S-M-C-R (Berlo), yaitu Communicator (C), Medium (M), dan Receiver (R).
■ Kata Maletzke itu diambil dari penemunya. Dalam model ini komunikasi
berlangsung ketika terdapat komunikator, media (saluran), dan adanya penerima.
■ Tidak banyak keistimewaan model Maletzke ini. Bahkan model ini terlalu detail
sehingga kelihatan justru sangat umum. Misalnya, bagaimana lingkungan
komunikator berpengaruh terhadap apa yang disiarkan. Tak terkecuali yang terjadi
pada diri penerima pesannya. Berikut ini disajikan model komunikasi massa dari
Matetzke.
KONSEP DASAR

1. Menurut model Maletzke, khlalayak di dalam pencarian informasi, disebabkan oleh kebutuhan rasa ingin tahu
(need cognition), dan daya intuisi seseorang (personal cognition style). Keterpaan media massa dapat diukur
melalui sumber-sumber media massa yang digunakan, curahan waktu untuk penerimaan pesan media, dan
pemakaian jenis pesan. Tipologi kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi media massa adalah kebutuhan
hiburan, hubungan personal, identitas pribadi, dan pengumpulan informasi.
2. Apaila dikaitkan dengan masa sekarang (globaiasi), betapa informasi merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari masyarakat modern. Tidak jarang bahwa gaya hidup yang dtampilkan oleh anak-anak abad 21 ini adalah
produk media, dari mulai cara berpakaian (fashion), makanan (food), hiburan (entertainment), dan hal-hal
lainnya.
3. Namun meskipun khalayak sepertinya “dibom-bardir” oleh pesan komunasi massa, khalayak bukanlah entitas
yang pasif, melainkan mereka menyaringnya. Lebih lanjut, Maletzke mengungkapkan bahwa khalayak tidak
dipengaruhi oleh media massa dalam keadaan kosong. Pesan media merupakan bagian dari kehidupan sehari-
hari khlayak. Pesan tersebut disaring berdasarkam keyakinan, sikap, nilai-nilai, dan lingkungan sosialnya.
4. Ketika terdapat pesan yang menurut pandaga mereka (khalayak) tidak sesai dengan nilai-ilai atau norma budaya
yang dianutnya, maka pesan itu akan dipingirkan, bahkan sangat mungkin dibuangnya. Kasus yang terus akual
misalnya, tentag majalah Play Boy Indonesia (PBI) yang bayak dihujat oleh sebagian khalayak yang memiliki
keyakinan (agama) tertentu
· Umpan balik spontan penerima
· Citra pribadi
komunikator

· Struktur kepribadian
· Seleksi pesan
komunikator
· Seleksi
· Kerjasama komunikator dan
1. Citra pribadi
dalam tim susunan penerima
pesan · Efek pengalaman
· Komunikator di dalam M pesan 2. Struktur
organisasi E kepribadian
D penerima
· Lingkungan sosial S M
I 3. Penerima
P
komunikator U sebagai anggota
M · Tekanan atau khalayak
· Tekanan dan paksaan paksaan dari 4. Lingkungan
mengenai isi media · Tekanan atau medium sosial penerima
yang disebabkan oleh paksaan dari
karakter publik
pesan

· Citra penerima
terhadap medium

Tekanan atau paksaan dari medium

Cita komunikator terhadap penerima

Citra penerima terhadap komunikator


TUGAS KELOMPOK!

■ Silahkan buat Esai mengenai “Perkembangan Media Massa di Indonesia”


■ Kelompok 1: Sebelum Kemerdekaan
■ Kelompok 2: Era Orde lama
■ Kelompok 3: Era Orde Baru
■ Kelompok 4: Era Reformasi (1998-2003)
■ Kelompok 5:2004-2009
■ Kelompok 6: 2010-2015
■ Kelompok 7: 2016-2021
■ Kelompok 8: 2021-2023 dan Update data media massa yang tersebar di Indonesia
■ Deadline: Selasa, 10 Oktober 2023, pukul 18.00 WIB pada LMS
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai