By
Desi Amaliah, M.A
SUB-POKOK BAHASAN
EFFECT
SUMBER
(SOCIAL ORGANIZATION) AUDIENCE
MASS MEDIA
DELAYED FEEDBACK
KARAKTERISTIK KOM. MASSA
(Secara Umum)
MENIMBULKAN KESEREMPAKAN
1. MODEL LASSWELL
2. MODEL ALIR SATU TAHAP
3. MODEL ALIR DUA TAHAP
4. MODEL ALIR BANYAK TAHAP
MODEL LASSWELL
1. Cara yang paling mudah untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab
pertanyaan: Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect…….
(Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa)
2. Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah: Communicator, Message, Media, Receiver,
dan Effect.
MODEL ALIR SATU TAHAP
(ONE-STEP FLOW MODEL)
Pesan-Pesan
Media Massa
Mass Audience
Umpan Balik
3. Para opinion leaders dan followers secara keseluruhan adalah mass audience.
Pada umumnya opinion leader lebih banyak bersentuhan dengan media massa
dibandingkan dengan followers. Karena posisinya, opinion leader mempunyai
pengaruh alas follower-nya, yang atas peranan opinion leader pesan-pesan media
mendapatkan efek yang kuat.
KELEBIHAN MODEL ALIR DUA
TAHAP
1. Model ini banyak membantu kita dalam memusatkan perhatian atas adanya hubungan
yang komplementer atau hubungan saling melengkapi antara komunikasi massa dan
komunikasi antarpribadi, atau antara saluran media massa dan saluran antarpribadi.
2. Adanya peranan aktif dari pemuka-pemuka pendapat (opinion leaders) dan cara-cara
berkomunikasi tatap maka yang tetap dipandang mempunyai peranan penting dalam
setiap situasi komunikasi, khususnya bagi masyarakat-masyarakat yang sedang
membangun.
3. Model ini secara umum memberikan kerangka kerja (framework) yang secara
konseptual dapat. dipakai guna meneliti gejala komunikasi massa yang amat kompleks.
4. Model alir dua tahap mendorong dilakukannya studi-studi yang lebih mendalam,
sehingga berhasil merangsang timbulnya model-model lain tentang alir komunikasi
massa, seperti model alir satu tahap dan model alir banyak tahap sebagai bentuk-bentuk
penyempurnaan dari model-model sebelumnya.
KEKURANGAN MODEL ALIR DUA TAHAP
1. Model alir dua tahap memberikan kesan, yang aktif mencari dan menyebarkan pesan-
pesan media adalah opinion leaders. Sebaliknya mass audience pada umumnya tidak
lebih hanya sebagai sekumpulan individu-individu yang pasif.
2. Paham yang mengatakan, proses komunikasi massa esensinya adalah two-step flow
dianggap membatasi dan mengganggu analisis proses. Proses atau berlangsungnya
komunikasi massa tidak selalu harus dua tahap, tetapi dapat lebih atau kurang dari dua
tahap, ketika media massa berdampak langsung atau kuat atas penerima. Tetapi oleh
kepesatan dan bertuhi-tubi pesan-pesan media massa, tidak mustahil mendorong
terjadinya proses komunikasi banyak tahap (multi-stepped atau multi-staged).
3. Model alir dua tahap terlampau menekankan peranan opinion leader sebagai penyalur
pesan-pesan media massa sehingga seakan-akan mereka sangat bergantung pada me
dia massa untuk pesan-pesan yang akan diteruskan lebih lanjut.
4. Model alir dua tahap kurang memperhitungkan adanya perbedaan
peranan dari berbagai saluran komunikasi pada tahap-tahap yang berbeda
dalam innovation dan decission. Studi difusi menunjukkan proses
innovation-decission di pihak penerima melalui tahap-tahap berikut.
1. Tahap Kesadaran (awareness stage)
2. Tahap Imbauan (persuasion stage)
3. Tahap Pengambilan Keputusan (decision stage)
4. Tahap Pemantapan (confirmation stage)
X
Pesan-Pesan X
X
Media Massa
OPINION LEADERS
FOLLOWERS
(Mass Audience)
FEEDBACK
MODEL ALIR BANYAK TAHAP
(MULTI-STEP FLOW MODEL)
1. Model alir banyak tahap merupakan gabungan dari semua model. Model ini
menyatakan, pesan-pesan media massa menyebar kepada khalayak melalui suatu
interaksi yang amat kompleks.
2. Media mencapai khalayak dapat secara langsung dan dapat pula melalui macam-macam
penerusan (relaying) secara beranting, baik melalui pemuka-pemuka masyarakat
(opinion leaders) maupun melalui situasi saling berhubungan antara sesama anggota
khalayak.
3. Model alir banyak tahap dilandasi pada suatu fungsi penerusan, yang sering terjadi
dalam sebagian besar situasi komunikasi. Model ini tidak memerlukan suatu jumlah
tertentu dari tahap-tahap yang mesti dilalui, dan tidak menerangkan, suatu pesan harus
mengalir dari suatu sumber lewat saluran-saluran media massa.
4. Model alir banyak tahap menyatakan, ada sejumlah variabel penerusan dalam arus
komunikasi massa dari sumber media massa kepada khalayak yang luas.
5. Beberapa anggota dari khalayak luas itu memperoleh pesan-pesan secara
langsung dari media massa, sementara yang lain memperolehnya dari sumber
atau saluran lain, atau dari tangan kedua, ketiga, atau yang setcrusnya lagi.
6. Jumlah yang tepat dari tahap-tahap dalam proses itu bcrgantung pada maksud
sumber, tersedianya media massa, atau maksud kctcrpaan mereka, sifat pesan
dan penampilan, atau sifat kcmenarikannya terhadap khalayak.
7. Dewasa ini banyak peneliti komunikasi menaruh kepercayaan pada konsepsi
model alir banyak tahap tentang proses komunikasi massa, sekurang-
kurangnya secara intuitif menyetujuinya.
8. Model alir banyak tahap memungkinkan dilakukannya suatu analisis yang
lebih tepat atas proses atau jalannya pesan-pesan media, sebab model ini
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi peneliti untuk memperhitungkan
secara lebih tepat kemungkinan atau variabelvariabel yang berbeda-beda
dalam situasi komunikasi yang berbeda-beda pula.
9. Model alir banyak tahap merupakan model yang paling sedikit kekhususannya
atau keterbatasannya bila dibandingkan dengan model-model lain.
MODEL ALIR BANYAK TAHAP
Pesan-Pesan
Media Massa
Mass
Audience
MODEL SCHRAMM
Message
Encoder
Decoder
Interpreter Interpreter
Decoder Encoder
Message
MODEL MALETZKE
(Riwayatmoe doeloe….)
■ Dalam sejarahnya, model Maletzke ini diilhami oleh gerakan media bawah tanah
yang berlansung di Jerman. Sekilas, model ini terlihat begitu rumit (kompleks),
namun jika diamati lebih jauh model ini hanya merupakan pengembangan dari
model S-M-C-R (Berlo), yaitu Communicator (C), Medium (M), dan Receiver (R).
■ Kata Maletzke itu diambil dari penemunya. Dalam model ini komunikasi
berlangsung ketika terdapat komunikator, media (saluran), dan adanya penerima.
■ Tidak banyak keistimewaan model Maletzke ini. Bahkan model ini terlalu detail
sehingga kelihatan justru sangat umum. Misalnya, bagaimana lingkungan
komunikator berpengaruh terhadap apa yang disiarkan. Tak terkecuali yang terjadi
pada diri penerima pesannya. Berikut ini disajikan model komunikasi massa dari
Matetzke.
KONSEP DASAR
1. Menurut model Maletzke, khlalayak di dalam pencarian informasi, disebabkan oleh kebutuhan rasa ingin tahu
(need cognition), dan daya intuisi seseorang (personal cognition style). Keterpaan media massa dapat diukur
melalui sumber-sumber media massa yang digunakan, curahan waktu untuk penerimaan pesan media, dan
pemakaian jenis pesan. Tipologi kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi media massa adalah kebutuhan
hiburan, hubungan personal, identitas pribadi, dan pengumpulan informasi.
2. Apaila dikaitkan dengan masa sekarang (globaiasi), betapa informasi merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari masyarakat modern. Tidak jarang bahwa gaya hidup yang dtampilkan oleh anak-anak abad 21 ini adalah
produk media, dari mulai cara berpakaian (fashion), makanan (food), hiburan (entertainment), dan hal-hal
lainnya.
3. Namun meskipun khalayak sepertinya “dibom-bardir” oleh pesan komunasi massa, khalayak bukanlah entitas
yang pasif, melainkan mereka menyaringnya. Lebih lanjut, Maletzke mengungkapkan bahwa khalayak tidak
dipengaruhi oleh media massa dalam keadaan kosong. Pesan media merupakan bagian dari kehidupan sehari-
hari khlayak. Pesan tersebut disaring berdasarkam keyakinan, sikap, nilai-nilai, dan lingkungan sosialnya.
4. Ketika terdapat pesan yang menurut pandaga mereka (khalayak) tidak sesai dengan nilai-ilai atau norma budaya
yang dianutnya, maka pesan itu akan dipingirkan, bahkan sangat mungkin dibuangnya. Kasus yang terus akual
misalnya, tentag majalah Play Boy Indonesia (PBI) yang bayak dihujat oleh sebagian khalayak yang memiliki
keyakinan (agama) tertentu
· Umpan balik spontan penerima
· Citra pribadi
komunikator
· Struktur kepribadian
· Seleksi pesan
komunikator
· Seleksi
· Kerjasama komunikator dan
1. Citra pribadi
dalam tim susunan penerima
pesan · Efek pengalaman
· Komunikator di dalam M pesan 2. Struktur
organisasi E kepribadian
D penerima
· Lingkungan sosial S M
I 3. Penerima
P
komunikator U sebagai anggota
M · Tekanan atau khalayak
· Tekanan dan paksaan paksaan dari 4. Lingkungan
mengenai isi media · Tekanan atau medium sosial penerima
yang disebabkan oleh paksaan dari
karakter publik
pesan
· Citra penerima
terhadap medium