Penulis
I
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…..................................................................................... II
C. Tujuan Penulisan….........................................................................................2
A. Kesimpulan… ...............................................................................................18
B. Saran… .........................................................................................................18
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Wawancara Radio
Menurut sejarah, program talk merupakan program tertua. Obrolah formal mulai
dipopulerkan di Inggris, 27 wawancara dengan gaya modern muncul dari Amerika,
sedangkan forum diskusi-diskusi publik yang bersifat lokal dimulai di Kanada. Sekarang,
bentuk-bentuk talk program ini sudah diadopsi untuk kemudian dikreasikan dengan kultur
dan kebutuhan komunitas masing-masing di seluruh dunia.1
Radio, pada dasarnya adalah media komunikasi massa berbasis suara. Semua
informasi disampaikan melalui perantaraan suara. Maka, Talk Program atau program yang
berbasis suara menjadi andalan radio2. Ada dua program yang kerap muncul di radio
berkaitan dengan Talk Program, yakni; pertama Interview atau wawancara dan kedua
forum-forum diskusi. Baik wawancara atau forum diskusi bisa bersifat interaktif dengan
mengundang partisipasi pendengar untuk terlibat aktif. Namun program ini juga bisa
bersifat tertutup, pendengar hanya bisa menyimak dialog atau perbincangan yang terjadi di
studio. Meski dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, kegiatan wawancara
atau diskusi radio bisa dilakukan dimana saja. Narasumber tidak perlu hadir secara fisik di
studio, dengan menggunakan fasilitas teleconference dan mobile phone atau
handphone. Teknologi tersebut memungkinkan wawancara atau diskusi dilakukan dengan
jarak terpisah, tanpa mengganggu kualitas suara.
Wawancara dalam bahasa inggris disebut “interview”, yaitu dari kata inter (antara)
dan view (pandangan). Makna ini menunjukkan terjadi saling pandang atau kontak antara
pewawancara dan yang diwawancarai.3 Wawancara dilakukan untuk mendapatkan
informasi yang akurat dari orang yang berhak memberikan keterangan (narasumber) atas
suatu gejala sosial atau suatu topik pembicaraan. Kegiatan wawancara dilakukan dengan
persiapan yang matang dan memiliki tujuan tertentu. Tujuan wawancara penting untuk
dirumuskan karena menentukan keberhasilan wawancara itu sendiri. Kegagalan suatu
wawancara sering didapati karena pewawancara tidak tau apa sebenarnya tujuan dari
1
Fatmawati , Amirullah, Ahmadin, 2019. Radio Suara Bersatu 2003-2018. Jurnal Pemikiran dan
Penelitian Kesejarahan, volume 6 No. 1:1-13
2
Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2009.Hal 12
3
Riswandi.. Dasar-dasar Penyiaran. Yogyakarta. 2009: Graha Ilmu. Hal 43
3
wawancara yang dilakukan, apakah sekedar untuk konfirmasi, meminta opini, atau tujuan
lain.
Wawancara Radio/ Wawancara Interaktif adalah sebuah dialog atau perbincangan
atau percakapan yang dilakukan pada sebuah acara di radio antara pembawa acara dengan
pendengar melalui sambungan telepon. Dalam wawancara Interaktif, banyak pihak yang
ikut andil seperti pembawa acara sebagai moderator, narasumber, pemirsa sebagai orang
yang menyanya (penanya). Tema atau topik yang dibahas biasanya adalah tentang yang
sedang viral atau terkini. Namun, tidak jarang membahas tentang kuliner, hobi, gaya hidup,
fashion dan sport. 4
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat dari orang yang
berhak memberikan keterangan (narasumber) atas suatu gejala sosial atau suatu topik
pembicaraan. Kegiatan wawancara dilakukan dengan persiapan yang matang dan memiliki
tujuan tertentu. Tujuan wawancara penting untuk dirumuskan karena menentukan
keberhasilan wawancara itu sendiri. Kegagalan suatu wawancara sering didapati karena
pewawancara tidak tau apa sebenarnya tujuan dari wawancara yang dilakukan, apakah
sekedar untuk konfirmasi, meminta opini, atau tujuan lain.
Talkshow adalah sebuah program televisi atau radio dimana seseorang ataupun group
berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi
serius, yang dipandu oleh seorang moderator. Kadangkala, Talkshow menghadirkan tamu
berkelompok yang ingin mempelajari berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga, seorang
tamu dihadirkan oleh moderator untuk berbagi pengalaman. Acara Talkshow biasanya
diikuti dengan menerima telpon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah,
mobil, ataupun ditempat lain.5
Acara talk show baik di radio selalu menghadirkan perbincangan yang menarik.
Perbincangan antara pembawa acara dengan narasumbernya inilah yang merupakan salah
satu contoh dialog interaktif. Sebelum acara dimulai, naskah dialog interaktif perlu disusun
agar pembicaraan menjadi menarik, sesuai topik yang diinginkan, dan mampu menjaring
banyak pendengar.
Wawancara merupakan salah satu format siaran radio yang lebih murah dibandingkan
dengan format acara lainnya, dan punya daya tarik tersendiri. Wawancara juga merupakan
4
Morissan. 2008. Manajemen MediaPenyiaran Strategi Mengelola Radio dan
Televisi.Jakarta:KencanaPrenadaMediaGroup.
5
Rusnawati, Ummi, TALKSHOW RADIO SEBAGAI PROGAM FAVORIT PENDENGAR (STUDY
TERHADAP PROGAM “FRIDAY TALKSHOW” PADA RADIO SIARAN RUMOH PMI). Jurnal Al-Bayan Vol.
23 No. 2 Juli – Desember 2017, 162 – 175
4
pertemuan antara seseorang dengan orang lain yang diisi dengan tanya-jawab (question-
and-answer). Bentuk acara seperti ini sangat menarik minat khalayak (pendengar), karena
dilakukan dengan tokoh atau orang terkenal. Sebaliknya, wawancara akan menjadi sangat
membosankan dan tidak menarik karena menghadirkan figur yang sama sekali tidak
dikenal.
Terkadang, wawancara yang dilakukan reporter bisa tergelincir menjadi percakapan
santai. Perbedaan ini sebenarnya sangat tipis sekali. Wawancara merupakan percakapan
yang tujuannya sudah ditentukan sebelumnya dengan pewawancara (interviewer) sebagai
pengendalinya. Artinya, wawancara datang dari pewawancara (interviewer), bukan dari
yang diwawancarai (interviewee).6
Perolehan informasi untuk kepentingan reportase berita akan ditempuh dengan cara
berwawancara, termasuk persiapan penyelenggaraannya. Narasumberlah yang akan
memberikan informasi yang diperlukan agar kegiatan pemberitaan berhasil. Keberhasilan
itu diawali dengan menemukan sumber berita yang tepat. Namun, itu belum cukup, karena
perlu juga disimpulkan apakah wawancara yang hendak dilakukan tersebut juga menarik
minat mereka. wawancara yang baik mempunyai batasan, yaitu:
a. Tujuannya jelas,
b. Merupakan hasil penelitian yang sudah dipersi3apkan,
c. Berkembang secara logis
d. Melibatkan khalayak,
e. Berlaku adil dan tidak memihak,
f. Dikendalikan oleh pewawancara,
g. Terdengar spontan, dan
h. Menarik.7
B. Memproduksi Wawancara
Untuk terwujudnya wawancara radio yang baik dan terstruktur, maka kita harus
mengetahui beberapa Jenis dan teknis wawancara untuk memproduksi wawancara radio
yang baik.
6
ibid
7
Helena Olii, Reportase Radio, Jakarta: PT Indeks, 2006. H.45
5
Berdasarkan aktualitas atau periode penyiarannya, wawancara dibagi dua, yaitu:8
8
Masduki, 2006. Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan penyiar. Yogyakarta: LkiS
6
Dari segi isi, wawancara dibagi menjadi wawancara infomasi, wawancara opini, dan
wawancara tokoh.
1) Wawancara informasi dilakukan untuk mencari kejelasan data faktual dari suatu
peristiwa, bisa berupa hasil reportase langsung maupun wawancara melalui
sambungan telepon dari studio.
2) Wawancara opini merupakan wawancara yang memusatkan pada gagasan,
penilaian, dan kepercayaan narasumber atas sebuah persoalan.
3) Wawancara Tokoh yakni wawancara tokoh yang mengungkap biografi seorang
public figure.
Sementara itu, berdasarkan penyajiannya wawancara radio dibagi menjadi tiga
(Tebba, 2005: 129-130), yaitu:
1) Wawancara aktualitas/ band interview/ ATI (Audio Tape Insert), yaitu petikan
wawancara berdurasi pendek untuk mendukung berita aktual. Biasanya
ditampilkan sebagai penegasan yang mendukung suatu berita yang ditayangkan,
3) Wawancara program, yaitu wawancara dalam waktu yang panjang dan dalam
perbincangan itu dapat dibahas secara tuntas permasalahan yang diangkat.
Wawancara jenis ini juga biasa disebut talk show.
7
kebutuhan pokok, dampak kebijakan baru, atau tanggapan atas peristiea yang
menggegerkan dan sebagainya.
3) Press Conference. Konferensi pers, sejatinya adalah momen dimana pihak
tertentu mengundang pers atau wartawan untuk menyimak mereka
mengungkapkan informasi, menjelaskan atau mengklarifikasi. Yang punya
maksud dan tujuan untuk mengangkat isu tertentu dimedia bukanlah media itu
sendiri, melainkan pihak diluar media. Media tidak dipaksa untuk memuat atau
mengangkat hasil pers conference. Tetapi lazimnya konferensi pers
diselenggarakan karena ada isu yang mendesak.
Wawancara berdasarkan cara penyajiannya terbagi dua yaitu :9
1) Insert. Wawancara yang disajikan sebagai pelengkap berita. Durasi insert tidak
panjang, paling lama 30 detik untuk sisipan berita radio. Sebelum
disajikan insert harus diolah lebih dahulu.
2) Program khusus. Wawancara disajikan sebagai program khusus wawancara
atau talk show. Wawancara berbentuk atraksi utuh dan lengkap bagi pendengar.
Panjang pendeknya wawancara tidak ditentukan oleh berita-seperti insert, tetapi
olehslot waktu atau durasi program yang tersedia.
9
Masduki,. Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan penyiar. Yogyakarta.2006: LkiS
8
Menurut British Broadcasting Corporation (BBC), lembaga penyaiaran publik yang
memiliki standar performa jurnalistik ideal ini, wawancara pada dasarnya terdiri dari tiga tipe,
yaitu :10
1) Hard exposure interview, yaitu wawancara untuk menginvestigasi sebuah subjek.
2) informational interview, yaitu wawancara yang menempatkan khalayak dalam
tema yang tengah diangkat. BBC mengistilahkan sebagai “an interview which puts
the audience in the picture”.
3) Emotional interview, wawancara yang bertujuan mengungkap sosok, benak, atau
jalan pemikiran narasumber.
10
M. Romli Syamsul Asep, Broadcast Journalism. Bandung.2014.: PT Remaja Rosdakarya
9
terganggu dengan pertanyaan yang bersifat provokatif. Ujungnya narasumber bisa
marah, ngambek dan tidak mau melanjutkan wawancara. Bahkan ada yang
melakukan tuntutan hukum. Wawncara jenis ini masti dilakukan dengan penuh
perhitungan oleh sang reporter. Jangan takut, mengingat posisi reporter yang
mewakili kepentingan publik.
5) Interpretatif. Wawancara berkenaan dengan dua hal; reaksi atau penjelasan atas
suatu peristiwa (ekplantion). Reaksi akan lebih kuat apabila dikeluarkan oleh orang
yang terlibat langsung dalam kasusu/peristiwa. Penjelasan, analisis atau
interpretasi biasanya disampaikan oleh pengamat yang tidak langsung terlibat,
sehingga pendapatnya lebih objektif.
6) Vox pop. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, vox popo merupakan jenis
wawancara yang memperlihatkan peran radio yang sesungguhnya, yaitu sebagai
penghubung antara publik dengan pemerintah atau penguasa. Atau pembawa suara
publik sehingga didengar oleh aparat atau elit-elit polotik. Vox pop, berasal dari
bahasa latin, artinya “voice of the public”.suara rakyat. Vox pop tidak perlu
panjang-panajang, yang dipentingkan adalah keragamannya. Lebih menarik bila
disajikan selang-seling, suara laki-laki dan perempuan, tua-muda, variatif.
7) Personal. Yang utama bukan fakta atau tema peristiwa, tapi sosok yang terlibat.
Wawancara jenis ini sengaja menyibak kepribadian atau profil narasumber.
Biasanya berkenaan dengan ketokohan atau ketenaran (seleb) seseorang.
Wawancara ini akan menarik jika pewawancara dapat mengkombinasikan dua
pendekatan; gaya seorang psikater yang mesti mngungkap kepribadian orang,
dengan gaya pendeta pada saat pengakuan dosa.
8) Emosional. Wawancara ini dimaksudkan untuk mengungkap perasaan
narasumber, dengan maksud menyetuh perasaan pendengar. Untuk memunculkan
simpati dan empati. Wawancara tragedy, musibah, atau kriminalitas (korban atau
keluarga korban). Aturan dasarnya reporter (a) jangan pernah bertanya ‘bagaimana
perasaan anda’ pada narasumber yang mengalami musibah (b) “tread carefully
when your foot is on somebody’s heart, and then only walk where you have been
the right of way”.
9) Entertainment. Wawancara dunia hiburan, lebih tepat wawancara yang menghibur.
Topiknya biasa saja, tapi yang ditonjolkan adalah sisi-sisi yang ringan, jenaka dan
menghibur. Sisi enteng kehidupan atau hal-hal yang membuat kita tersenyum.
10
10) Actuality. Suara reporter tidak dipentingkan, yang diperlukan hanyalah suara
narasumber. Pertanyaan harus tepat agar penjelasannya lebih ilustratif. Pertanyaan
yang baik adalah memancing orang bercerita bukan untuk menjawab pendek-
pendek.
11) Remote (terpisah). Wawancara yang dilakukan dari studio atau lokasi yang
terpisah dari studio utama, atau lokasi stasiun radio. Peralatan harus memadai,
karena kulaitas suara harus sejernih dari studio utama.
12) Grabbed (dadakan). Wawancara inidilakukan pada orang-orang yang tidak ingin
diwawancari, namun reporter bersikeras melakukannya karena alasan-alsan
tertentu. Wawncara pendek dan tidak jarang jawabannya “no comment
!”. wawncar jenis ini hanya dibenarkan ketika seseorang yang memutuskan being
left alone-dibiarkan sendiri-justru mengganggu kepentingan publik karena
ketidakacuhannya.
Berikut ada beberapa tahapan dalam Wawancara Radio :
a. Persiapan Wawancara
Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan menjelang
dilaksanakannya sebuah wawancara. Perlunya merencanakan pendekatan (approach)
untuk suatu wawancara dan menentukan bidang-bidang yang di minati. Harus membuat
persiapan untuk wawancara tersebut dengan cara mencari informasi mengenai orang
yang akan diwawancarai serta bidang apa yang akan dibahas. Beberapa persiapan yang
harus diperhatikan dalam Persiapan Wawancara adalah sebagai berikut :
a) Persiapkan topik. Memilih topik atau tema yang punya nilai lebih dibanfing
berita regular. Lakukan pendalaman wacana. Pikirkan angle apa yang
diangkat. Selaraskan dengan tujuan wawancara. Tuangkan daftar pertanyaan
yang relevan dan susun kalimat pertanyaan yang mengeksplorasi
permasalahan. Perbanyak why dan how.
b) Persiapan narasumber. Baut peta narasumber ; siapa saja mereka, latar
belakang profesi, pekerjaan, atau pendidikan. Alasan mengapa mereka
dijadikan narasumber, cari nonor kontaknya, ambil narasumber utama. Sebisa
mungkin kontak narasumber jauh-jauh hari, buat janji untuk wawancara
selengkapnya. Jangan mengandalkan hanya satu narasumber, cari alternative
penggantinya.
11
c) Persiapan alat. Dukungan teknis angat penting dalam proses wawancara.
Tetapkan wawancara akan berlangsung di dalam atau diluar studio, by phone
atau teleconference. Cek peralatan dapat berfunsi dengan baik.
d) Persiapan mental. Fokuskan perhatian pada wawancara dan butir-butir
pertanyaan. Seperti apapun sikap narasumber, tetap jaga kesantunan dalam
berbicara dan berperilaku.
Dari ke 4 point diatas atas bisa disimpulkan bahwasanya segala persiapan
dalam wawancara radio harus diperhatikan dengan matang matang agar wawancara
tersebut berjalan dengan lancar. Berikut ada beberapa hal yang dapat mendukung
persiapan wawancara radio :
1. Merencanakan wawancara
Hal yang pertama dan yang terpenting ialah harus mengetahui dengan jelas siapa
audience atau pendengar anda. Si pewawancara (interviewer) harus menempatkan diri
sebagai wakil pendengar. Berarti, pertanyaan yang dia ajukan adalah pertanyaan yang
ingin juga diajukan oleh pendengar. Dengan kata lain, si pewawancara memiliki
kepentingan pendengar.
Untuk berita radio, batasi wawancara hanya satu topik saja. Apa yang ingin
diketahui pendengar? Bila kurang pasti, tanya teman atau kenalan mu apa yang ingin
publik ketahui dari masalah itu. Lalu, putuskan siapa yang akan dihubungi dan
membuat perjanjian (appoinment). Siapa yang tahu masalah ini secara keseluruhan?
Siapa yang dapat menjelaskan latar belakang dari peristiwa ini? Siapa yang menjadi
decision/maker, pria atau wanita kah dia?
Di negara berkembang yang lumrah dilakukan para reporter untuk menentukan
siapa yang pantas diwawancarai ialah memulainya secara berjenjang menurut hierarki
yang ada, dari atas ke bawah.
2. Siapkan pertanyaan
Kita harus waspada terhadap titik-titik lemah dari daftar pertanyaan yang telah
disiapkan, saat wawacara nsudah berlangsung.
a) Ajukan pertanyaan satu demi satu
b) Ajukan pertanyaan, jangan membuat komentar
12
2) Beri perhatian penuh kepada orang yang diwawancarai
3) Simak jawabannya dengan teliti
4) Jangan baca pertanyaan
5) Jangan pernah setuju untuk menanyakan pertanyaan yang sudah disiapkan
jawabannya terlebih dahulu oleh seorang narasumber
6) Hindari shopping-list approach (pendekatan seperti memilih daftar
belanja)
7) Bersikaplah impartial (tidak memihak)
8) Jangan berargumentasi
9) Andalah yang memegang kendali wawancara
10) Pastilah bahwa narasumber menjawab pertanyaan pewawancara
11) Sela bila perlu
12) Penghargaan dan ungkapan rasa terimakasih11
b. Pelaksanaan Wawancara
Wawancara pada dasarnya dialog antara dua pihak. Yang menjadi pemrakarsanya
adalah pewawancara, bukan narasumber. Karenanya penting sekali melakukan
pendekatan narasumber sebelum wawancara sesungguhnya dimulai. Basi-basi yang
cerdas, jangan klise. Basi-basi yang klise akan mencoreng atau menjatuhkan citra
reporter.12
Jaga jarak aman dengan narasumber. Jarak terlalu dekat akan rekaman. Jarak terlalu
lebar-suara akan terdengar sayup-sayup. Intinya jangan remehkan masalah teknis. Fokus
pada butir-butir pertanyaan, kalau semua pertanyaan sudah terjawab, segera sudahi
wawancara. Wawancara yang bagus adalah yang berlangsung santai, seperti orang
mengobrol, walau topinya serius. Pewawancara harus mampu mengembangkan
pembicaraan, membangun suasana dan mood narasumber sehingga yang bersangkutan
merasa nyaman untuk ditanyai.adalah tugas pewawancara untuk menjaga alur agar
wawancara tetap berlangsung dalam suasana menyenangkan
Dalam Pelaksanaan Wawawancara radio , Menarik dan tidaknya sebuah wawancara
radio sangat tergantung pada 3 faktor utama yitu
1. Topik
2. Pertanyaan
11
Hasan Asy’ari, Jurnalistik Radio, Jakarta: Erlangga, 2012, h. 59
12
Siregar Ashadi, 2001. Menyikapi Media Penyiaran; Membaca Televisi, Melihat Radio. Yogyajarta
13
3. Narasumber
Ketiga hal tersebut memiliki tingkat kepentingan yang sama. Jika salah diantaranya
tidak terpenuhi maka tidak akan bisa didapat hasil wawancara yang sempurna.
1. Topik , Kita bisa mendapatkan topik yang menarik dari dengan memperhatikan
fakta yang ada disekitar kita, baik berupa peristiwa hangat yang baru atau
sedang terjadi, maupun daridata menarik yang kita temukan. Setelah kita
menemukan topik, Langkah selanjutnya adalah menentukan sudut pandang –
dari sisi mana berita itu akan kita angkat – dan kesimpulan akhir yang ingin
didapat dari sebuah wawancara. Sosialisasikan secara lengkap dan jelas – topik,
sudut pandang pemberitaan dan kesimpulan akhir yang diharapkan – kepada
reporter agar apa yang mereka lakukan di lapangan bisa sesuai dengan apa yang
kita harapkan.
2. Pertanyaan. Pertanyaan yang disampaikan oleh reporter kita harus
a) Mewakili apa yang ingin ditanyakan dan ingin diketahui oleh pendengar
b) Jelas dan mudah
c. Evaluasi Wawancara
14
3. Membuat scenario atau rancangan urutan penggunaan hasil wawancara.
C. Struktur Wawancara
Pada dasarnya, wawancara memiliki 3 bagian yaitu pembuka (opening), isi (body),
dan penutup (closing). Berikut bagian-bagian dari struktur wawancara beserta
penjelasannya:
15
misalnya, “Rahasia mengapa tokoh kita bisa tetap awet muda terus/ akan disampaikan
setelah selingan berikut…”. Dibagian ini juga biasanya pendengar dipersilahkan untuk
terhubung ke dalam kegiatan wawancara, respon dari pendengar dibuka.
c. Penutup wawancara atau Closing.
Lazimnya untuk bagian penutupan, diisi dengan kesimpulan dari pewawancara
mengenai topik yang dikupas atau pribadi yang tengah diwawancarai. Tentu saja,
penyimpulan harus relevan sesuai dengan tujuan wawancara. Jangan sampai, ketika
tujuan wawancara adalah untuk memperjelas suatu kasus tertentu, kesimpulan justru
menyinggung deskripsi kepribadian narasumber. Jika memungkinkan, berikan
kesempatan atau kepada narasumber untuk menyampaikan pesan terakhir atau
menekankan pada poin yang ingin diingat oleh pendengar. Setelah itu, baru menutup
program wawancara dengan santun, penyiar atau pewawancara mohon undur diri. Setel
Jingle program (kadang ditambah iklan sponsor), lalu acara resmi ditutup.
D. Etika Wawancara
13
Rony, Agustino Siahaan. JURNAL MODEL PENYIARAN DAN PRESENTASI SIARAN BERITA
RADIO . WACANA Volume XV No. 3. September 2016
16
Dalam dialog apapun tidak akan berlangsung dengan baik apabila salah satu pihak
menjadi penekan atau penindas bagi yang lain. Kesantunan adalah kunci untuk
berkomunikasi dengan siapa pun, di manapun. Bahkan ketika narasumber tidak santun
sekalipun, maka tak ada alasan bagi reporter/pewawancara untuk membalasnya dengan
bersikap tidak santun. Kesantunan bukan saja memberikan citra positif bagi diri secara
personal namun juga berdampak positif bagi radio nya. Orang santun akan tahu
bagaimana harus menjaga kata-kata dan sikap, sementara orang yang tidak santun
mudah dinilai atau dituduh ‘bodoh’, ‘tidak intelek’, dan ‘kampungan’.
d. Menghargai hak-hak narasumber
Seberapa penting pun informasi yang harus didapatkan dari narasumber, tetap saja
bahwa pewawancara/reporter bukan penguasa atau raja yang dapat memaksa interogasi.
Selalu ingat bahwa ada beberapa hak dari narasumber yang harus dihormati.14
14
Santi Indra, Jurnalisme Radio, Bandung: Simbiosa Rekatam Media, 2013, h. 135
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wawancara Radio/ Wawancara Interaktif adalah sebuah dialog atau perbincangan
atau percakapan yang dilakukan pada sebuah acara di radio antara pembawa acara dengan
pendengar melalui sambungan telepon. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan
informasi yang akurat dari orang yang berhak memberikan keterangan (narasumber) atas
suatu gejala sosial atau suatu topik pembicaraan. Kegiatan wawancara dilakukan dengan
persiapan yang matang dan memiliki tujuan tertentu. Tujuan wawancara penting untuk
dirumuskan karena menentukan keberhasilan wawancara itu sendiri. Kegagalan suatu
wawancara sering didapati karena pewawancara tidak tau apa sebenarnya tujuan dari
wawancara yang dilakukan, apakah sekedar untuk konfirmasi, meminta opini, atau tujuan
lain. Untuk terwujudnya wawancara radio yang baik dan terstruktur, maka kita harus
mengetahui beberapa Jenis dan teknis wawancara untuk memproduksi wawancara radio
yang baik.
Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan menjelang dilaksanakannya
sebuah wawancara. Perlunya merencanakan pendekatan (approach) untuk suatu
wawancara dan menentukan bidang-bidang yang di minati. Harus membuat persiapan
untuk wawancara tersebut dengan cara mencari informasi mengenai orang yang akan
diwawancarai serta bidang apa yang akan dibahas Pada dasarnya, wawancara memiliki 3
bagian yaitu pembuka (opening), isi (body), dan penutup (closing). Berikut bagian-bagian
dari struktur wawancara beserta penjelasannya. Adapun Etika dalam Wawancara Imparsial
atau tidak memihak,Jujur dan objektif, Santun,Menghargai hak-hak narasumber
B. Saran
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Penulis
berharap makalah ini tetap memeberikan manfaat bagi pembaca. Namun, saran dan kritik
yang sifatnya membangun dengan tangan terbuka. Penulis terima demi kesempurnaan
makalah dimasa yang akan datang
18
DAFTAR PUSTAKA
Siregar Ashadi, 2001. Menyikapi Media Penyiaran; Membaca Televisi, Melihat Radio.
Yogyajarta
Santi Indra, 2013 Jurnalisme Radio, Bandung: Simbiosa Rekatam Media, , h. 135
19