Disusun oleh :
42200027 Arieska Aufarizki
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah
Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Proposal yang berjudul Pola Komunikasi
Reporter Dalam Mejalankan Liputan Selama Pandemi Covid-19 ini tepat waktu.
Adapun tujuan dari pembuatan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas Dari
Bapak Fahmy Fotaleno, S.IP,M,I.kom pada bidang Pengantar Dunia Penyiaran.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Fahmy Fotaleno, S.IP,M,I.kom
Selaku dosen bidang Pengantar Dunia Penyiaran yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehigga kami dapat menyelesaikan Proposal ini.
2
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................5
2.1. Strategi Komunikasi............................................................................................................5
2.2. Komunikasi Massa..............................................................................................................7
2.3. Tugas Pokok Reporter........................................................................................................9
BAB III................................................................................................................................................10
METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................................................10
3.1.Teori Komunikasi................................................................................................................11
BAB IV...............................................................................................................................................18
HASIL PENELITIAN....................................................................................................................18
4.1 Hasil wawancara................................................................................................................18
BAB V................................................................................................................................................22
PENUTUP......................................................................................................................................22
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................................22
5.2 Saran....................................................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mengenal Khalayak
Ketika akan berkomunikasi, sangat penting untuk mengetahui dengan
siapa kita berbicara. Mengapa? hal ini dikarenakan segala komponen
komunikasi yang akan kita gunakan, disesuaikan dengan khalayak yang
akan menerima pesan kita. Misalnya saja, kamu diberi kesempatan untuk
berpidato di depan anak-anak sd. Anak-anak memiliki karakteristik yang
mudah bosan, terlebih lagi jika cara penyampaiannya tidak menarik. Hal
ini bisa menjadi hambatan sehingga pesan yang akan kamu sampaikan
menjadi susah untuk diterima oleh anak-anak. selain itu, kamu juga harus
6
memilih kata-kata yang tepat agar pesan yang kamu sampaikan mudah
diterima oleh khalayakmu.
Ada tiga hal yang perlu kamu ketahui tentang karakteristik khalayak.
Pertama, kamu perlu ketahui pengetahuan khalayakmu terkait pokok
permasalahan yang akan kamu sampaikan. Kedua, kamu perlu
memikirkan media apa yang tepat untuk menyampaikan pesan kepada
khalayak. ketiga, perbendaharaan kata khalayakmu, agar pesan yang
disampaikan lebih mudah diterima.
Menentukan Tujuan
Tentukan tujuan komunikasi yang kamu lakukan. Beberapa tujuan
komunikasi di antaranya untuk memberikan informasi, menyelesaikan
masalah, mengevaluasi perilaku, dan menolong orang lain. Tujuan ini
nantinya akan memengaruhi penyusunan komponen komunikasi lainnya.
Menyusun Pesan
Setelah mengenali khalayak dan karakteristiknya serta menentukan tujuan
komunikasi, langkah selanjutnya adalah menyusun pesan. Hasil dari
pengamatanmu tentang pengetahuan dan karakteristik khalayak dijadikan
sebagai acuan untuk menyusun pesan. Memilih kata-kata apa yang
mudah dimengerti oleh khalayak. Menggunakan berbagai simbol atau
pernak-pernik untuk menarik perhatian khalayak dan lain-lain.
7
2.2. Komunikasi Massa
8
Ciri khas dari komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang melayani orang
banyak atau luas melalui perantara media massa. Jika mendengar kata massa,
maka kita dapat mengartikan dengan hal yang berkaitan dengan kata jamak, masif,
serta dalam jumlah yang sangat banyak. Defisini komunikasi massa yang paling
umum adalah cara penyampaian pesan yang sama, kepada sejumlah besar orang,
dan dalam waktu yang serempak melalui media massa. Komunikasi massa dapat
dilakukan melalui total media massa yang ada, yaitu media cetak, media elektronik,
serta media online. Tidak ada batasan media dalam penggunaan komunikasi massa
ini.
Sebuah pesan yang disampaikan kepada satu orang, akan memiliki dampak yang
berbeda pesan tersebut disampaikan langsung kepada banyak orang di waktu yang
bersamaan. Selain manfaat waktu dan tenaga, komunikasi massa memiliki dampak
positif yang cukup besar. Komunikasi massa mampu menggerakkan sebuah massa
atau sejumlah besar orang dan komunitas untuk melakukan suatu hal yang
diharapkan melalui sebuah pesan. Komunikasi massa adalah jenis kekuatan sosial
yang mampu mengarahkan masyarakat dan organisasi media untuk mencapai
sebuah tujuan yang telah ditetapkan, seperti contoh adalah tujuan sosial.
Komunikasi massa mampu menetapkan pesan secara publik hampir bersamaan
bahkan hanya dalam satu kali penyampaian informasi. Komunikasi massa ini
disampaikan secara terbuka kepada masyarakat heterogen yang jangkauannya
relatif lebih besar. Komunikasi massa yang berperan sebagai cara yang efektif untuk
menyampaikan informasi antara pihak yang ingin menyampaikan informasi, dengan
pihak yang ingin memberikan informasi. Baik komunikasi bagi perorangan atau
individu, komunikasi kelompok, maupun fungsi utama sebagai komunikasi bagi
masyarakat luas.
Repoter ialah salah satu jenis jabatan kewartawanan yang bertugas melakukan
peliputan berita “news gathering” dilapangan dan melaporkannya ke pada publik,
9
baik dalam bentuk tulisan untuk media cetak atau dalam situs berita di internet, atau
secara lisan bila laporannya disampaikan melalui media elektronik radio atau
televisi. Hasil kerja repoter, baik merupakan naskah tulisan ataupun lisan, umumnya
harus melalui penyutingan redaktur atau produser berita sebelum bisa disiarkan
kepada publik.
Tugas repoter yakni salah satunya mencari informasi untuk mengungkapkan suatu
kebenaran. Dalam hal ini tugas seorang repoter ialah sangat penting. Seorang
reporter sangat dibutuhkan ketika kita akan memberitakan suatu informasi kepada
khalayak. Ialah seorang yang mencari berita, tap reporter bagaimana berita itu dapat
diketahui kebenarannya.
Dari informasi yang diperoleh para reporter, lalu diolah menjadi sebuah produk berita
yang layak dikonsumsi khalayak. Dumber dari segala berita berasal dari masyarakat
yang kemudian dikumpulkan, dihimpun dan dirangkum menjadi satu oleh reporter
yang kemudian disebarluaskan kembail ke masyarakat. Tanpa disadari reporter
ialah penghubung antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain,
dengan memberikan berbagai informasi yang bermanfaat.
10
Informasi yang didapatkan setelah peliputan perlu dikumpulkan, disatukan,
‘ditabung’ sehingga siap untuk diolah lebih lanjut menjadi berita. Informasi
dapat berupa, keterangan tentang 5w+1h, foto-foto dokumentasi, press
release, profil lembaga, pidato, pernyataantertulis, komentar (wawancara)
dua-tiga narasumber, dan kesaksian saksi mata.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Teori Komunikasi
11
menjadi asas kepada bidang komunikasi ialah bidang-bidang sains sosial seperti
sosiologi, pendidikan, psikologi sosial, pengurusan, antropologi dan psikologi.
Terdapat dua asumsi dasar yang mendasari sebagian besar penelitian mengenai
pengaturan media yaitu bahwa pers dan media tidak merefleksikan kenyataan yang
sebenarnya setelah dilakukan penyaringan, dan konsentrasi media terhadap
beberapa isu dan subyek mengajak publik untuk menerima isu tersebut lebih penting
daripada isu lainnya.
2. Teori Sistem Ketergantungan Media (Media Systems Dependency
Theoryatau Dependency Theory)
Teori ini menyatakan bahwa media bergantung pada konteks sosial dan pertama kali
dirumuskan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur (1976). Mereka
memandang bahwa bertemunya media dengan khalayak didasarkan atas tiga
perspektif, yaitu perspektif perbedaan individual, perspektif kategori sosial, dan
perspektif hubungan sosial (Rakhmat, 2001 : 203)
Asumsi teori ini memandang bahwa dependensi relatif khalayak terhadap sumber
media massa jika dibandingkan dengan sumber informasi lainnya merupakan suatu
variabel yang harus ditentukan secara empiris. Semakin besar kadar dependensi
khalayak terhadap media massa dilihat dari segi perolehan informasi dan semakin
tinggi kadar kritis serta ketidakstabilan masyarakat, maka akan semakin besar pula
kekuasaan yang dapat dimiliki oleh media (atau kekuasaan yang dikaitkan dengan
peranannya) (McQuail, 1987 : 84-85).
12
3. Teori Spiral Keheningan (Spiral of Silence Theory)
Teori yang diperkenalkan oleh Elisabeth Noelle-Neumann (1974) menggambarkan
hubungan efek media terhadap pembentukan opini publik dan pola perilaku
demokratis. Frasa “spiral of silence” mengacu pada bagaimana orang-orang yang
cenderung untuk tetap diam ketika mereka merasa pandangannya merupakan
minoritas. Setiap individu yang melihat opininya sendiri diterima akan
mengekspresikannya. Sementara itu, mereka yang berpikir dirinya sebagai minoritas
akan menekan pandangannya. Para innovator dan agen perubahan tidak takut
dalam menyuarakan pendapat yang berbeda sebagaimana mereka tidak takut
terhadap isolasi.
4. Teori Kesenjangan Pengetahuan (Knowledge Gap Theory) Teori ini pertama kali
dikenalkan oleh Phillip Tichenor, George Donohue, dan Clarice Olien. Teori ini
menyatakan bahwa bertambahnya jumlah informasi mengenai suatu topik
mengakibatkan bertambahnya pula kesenjangan pengetahuan antara mereka yang
mengetahui lebih banyak dan mereka yang mengetahui lebih sedikit.
Teori kesenjangan pengetahuan dapat membantu menjelaskan berbagai penelitian
yang menitikberatkan pada opini publik. Kesenjangan pengetahuan dapat
menghasilkan bertambahnya kesenjangan antara orang-orang yang memiliki status
sosioekonomi yang rendah dan orang-orang yang memiliki startus sosioekonomi
yang tinggi.
Kemudian, memperbaiki kehidupan orang-orang dengan informasi melalui media
massa tidak selalu berjalan lancar sesuai dengan yang telah direncanakan karena
menemui berbagai hambatan-hambatan komunikasi. Media massa mungkin saja
memberikan efek memperbesar perbedaan kesenjangan diantara anggota kelas
sosial.
13
3. Memiliki konteks sosial yang lebih relevan.
14
proses pemodelan perilaku. Teori sosial kognitif adalah salah satu teori yang paling
sering digunakan untuk meneliti media dan komunikasi massa.
8. Teori Pengembangan (Cultivation Theory)
Teori pengembangan adalah suatu pendekatan yang dibangun oleh
Profesor George Gerbner. Ia memulai proyek penelitian mengenai indikator-indikator
budaya pada pertengahan tahun 1960an. Penelitian ini untuk mengkaji apakah dan
bagaimana menonton televisi dapat mempengaruhi ide atau gagasan pemirsa
mengenai dunia. Berdasarkan pendapat para peneliti, televisi adalah pendongeng
utama di dalam masyarakat masa kini. Selain itu, televisi juga telah menjadi sumber
utama sosialisasi bagi masyarakat. Televisi juga menampilkan sebuah mainstream
atau pandangan yang seragam mengenai dunia saat ini. Selain itu, terdapat
beberapa tema yang secara konsisten diangkat ke layar televisi yaitu kekerasaan,
peran gender secara stereotype, dan berbagai macam program virtual lainnya.
Semakin sering seseorang menonton televisi maka akan ia akan semakin percaya
bahwa bahwa kenyataan yang ada dalam tayangan televisi sama dengan kenyataan
yang ada dalam kehidupan nyata. Karenanya, pemirsa kelas berat akan merasa
bahwa dunia tempat ia tinggal adalah tempat yang paling berbahaya.
9. Teori Penggunaan dan Kepuasan (Uses and Gratification Theory)
Teori ini yang digagas oleh Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch muncul
sebagai reaksi terhadap penelitian komunikasi massa tradisional yang menekankan
pada pengirim dan pesan. Teori penggunaan dan kepuasaan menekankan pada
khalayak yang aktif dalam menggunakan media massa. Yang menjadi poin utama
teori penggunan dan kepuasan adalah orientasi psikologis dalam memenuhi
kebutuhan, motivasi, dan kepuasan pengguna media massa.
Asumsi teori penggunaan dan kepuasaan adalah menjelaskan penggunaan serta
fungsi media bagi individu, kelompok, dan masyarakat secara umum. Terdapat tiga
tujuan dalam mengembangkan teori penggunaan dan kepuasan yaitu:
15
Inti dari teori penggunaan dan kepuasan terletak pada asumsi anggota
khalayak secara aktif mencari media massa untuk memenuhi kebutuhan
masing-masing individu.
Dua asumsi utama dari teori kekayaan media adalah orang-orang menginginkan
dapat mengatasi ketidakpastian dalam organisasi serta keberagaman media yang
16
secara umum digunakan dalam sebuah organisasi kerja lebih baik untuk
menyelesaikan tugas dibandingkan yang lain.
Dengan menggunakan empat macam kriteria, Daft dan Lengel menyajikan hierarki
kekayaan media yang diawali dari tingkat kekayaan yang tinggi ke tingkat kekayaan
yang lebih rendah untuk mengilustrasikan kapasitas berbagai tipe media terhadap
proses komunikasi dalam organisasi. Kriteria tersebut adalah ketersediaan umpan
balik yang segera, kapasitas media untuk mentransmisikan berbagai petunjuk
seperti bahasa tubuh, intonasi suara dan infleksi, penggunaan bahasa sebagai alat
komunikasi, dan fokus personal terhadap media.
Komunikasi tatap muka adalah media komunikasi yang paling kaya dalam sebuah
hierarki diikuti berikutnya oleh telepon, surat elektronik, surat, catatan, memo,
laporan khusus dan flyer serta bulletin. Dilihat dari perspektif strategi manajemen,
teori kekayaan media berpendapat bahwa manajer dapat melakukan beberapa
improvisasi dalam penampilan dengan menyesuaikan karakteristik media dengan
karakteristik tugas.
12. Teori Konsistensi (Consistency Theories)
Festinger memformulasikan teori konsistensi yang membicarakan tentang
kebutuhan orang-orang untuk konsisten terhadap keyakinan dan penilaian yang
dimiliki. Dalam rangka untuk mengurangi disonansi yang dibentuk oleh inkonsistensi
dalam kepercayaan, penilaian, dan tindakan, orang akan mengekspos dirinya
dengan beragam informasi yang konsisten dengan ide dan tindakan mereka serta
menutup bentuk-bentuk komunikasi lain.
17
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Narasumber : Wilda
Pertanyaan 1 : Tantangan apa yang di hadapi sebagai reporter di era pandemi covid
19?
Jawaban Narasumber :
Ada beberapa program yang mengharuskan kita shooting di luar,ketika pandemi
masuk program ini menjadi lebih berat,lebih berat karena khawatir akan shooting di
daerah, mungkin kalau kita shooting di jakarta tidak terlalu berat tetapi kalau
shooting di kampung-kapung mereka desek-desekan kemudian warga setempat
ingin menonton shooting kita itu pasti akan bermasalah tidak ada protokol
kesehatan, orang dorong-dorongan dan itu rentan banget yang namanya penularan
dan pasti program itu bakalan didrop.
18
Pertanyaan 3: Berapa banyak berita yang di dapatkan reporter selama masa
pandemi?
Jawaban narasumber :
Sebenrya itu tidak ada perubahan yang banyak Cuma lead berita kebanyakan
megarah tentang covid walapun tidak tetap aja menyerempet ke covid misalnya
taruh lah kasus nya H-R-S tetap saja yang diliput itu covid nya jadi memang 70%,
rata rata yang di tayangkan di media, inti beritanya saja yang berubah.
Pertanyaan 4: Bagaimana cara menentukan tinggi rendah nya rating suatu program
di televisi?
Jawaban narasumber :
Kalo itu kan ada lembaganya namanya sineilsen jadi bukan kita yang meriset, kita
ada riset Cuma tidak secara keseluruhan jadi itu ada lembaganya sendiri karena ini
buat tv jadi bekerjasamanya dengan lembaga asinelsen jadi setiap hari asinelsen
akan sharing hasil reset mereka tentang rating program.
Pertanyaan 6: Bagaimana bisa meliput berita dengan tepat waktu padahal kejadian
itu baru saja terjadi sedangkan kantor anda jauh dari tempat kejadian?
Jawaban narasumber:
Biasanya reporter punya link, biasanya ada info dari link nya mereka pasti akan
membuka link nya keteman-teman entah teman-teman dari pemadam kebakaran,
kapolres,polsek pasti akan membangun link seperti itu nanti mereka yang akan
menginfokan nanti, jadi reporter sepanjang perjalanan bisa laporan breaking news
by phone nanti sampai disana, bisa meminta gambar dari warga sekitar, sebenarnya
itu emang skillnya si reporter itu untuk mendapatkan suatu berita.
Pertanyaan 7: Selama pandemi berlangsung di mana saja reporter melakukan
wawancara?
19
Jawaban narasumber:
Biasanya di lokasi atau narasumbernya datang ke kantor tetapi kalau reporter
lapangan ya tergantung mislanya kamu reporter kriminal ya di tempat lokasi krimial,
di kantor polisi, ya sama aja gak ada yang beda Cuma cara untuk bekerja nya aja yg
berbeda misalnya make masker, seperti itu.
Narasumber : Venti
Pertanyaan 1: Kesulitan apa yang dialami reporter selama masa pandemi seperti ini
Jawaban narasumber:
selama pandemi kesulitan yang dihadapi pada saat kita ingin bertemu dengan
narasumber sejauh ini dari bulan maret ada beberapahal yang membuat kita sulit
karena beberapa dari narasumber harus memlakukan wawancara secara virtual,
jadi mislanya ketika reporter ingin bertanya tentang hal yang lebih indep atau
pertanyan yang buka pertanyaan biasa agak sedikit suah untuk bertanya seperti itu
dan agak susah bagi narasumber untuk memberikan jawaban dan yang ke daua
akses, untuk akses mau bertemu dengan mereka itu agak susah misalnya saya
melakukan peiputan di kementrian atau di istana, itu harus melaukan rapid tes atau
swap tes itus sih dua hal yang memedakan ketika ingin bertemu dengan
narasumber.
20
Jawaban narasumber:
Bentuk komunikasi yang tadi disebutkan di awal baik narasumber seorang ataupun
beberapa orang, kebetulan saya dinas di kementrian ataupun kemarin seperti kasus
KPK, kita untuk tatap muka sendiri agak susah lebih kebanyakan komunikasinya.
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan :
kesimpulan dari wawancara ini adalah setiap pekerja mempunyai strategi masing-
masing untuk menyelesaikan suatu masalah, Seperti reporter mempunyai beberapa
strategi untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Saat pandemi berlangsung, Beberapa pekerja memiliki kendala dalam strategi
penyelesaian masalah salah satunya reporter yang harus menyelesaikan masalah
melalui via online maupun bertemu secara tatap muka, Tetapi tetap menaati protokol
kesehatan yang berlaku demi kesehatan agar tidak terpapar virus.
5.2 Saran :
Inget pesan ibu, selalu mematuhi protokol kesehatan yang ada. Jaga kesehatan,
Banyak minum vitamin.
22