Anda di halaman 1dari 19

AUDIT KOMUNIKASI PEMASARAN MOTION RADIO

ANALISIS MEDIA ORGANIZATIONAL MODEL MELALUI METODE SOSTAC

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit III

Dosen pengampu : Dr. H.M. Nursito. SE., M.Si., AK., CA

Disusun oleh :

“Kelompok 2”

1. Inka Triya Septiyani Dewi (1910631030185)


2. Rani Maylinda (1910631030208)
3. Serlina Friska Damayanti (1910631030215)
4. Siti Nur Azijah (1910631030219)

PRODI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat mengerjakan Karya Tulis Ilmiah tentang mata
kuliah Auditing III yang membahas materi tentang Komunikasi dalam audit. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, kepada seluruh
keluarganya, sahabatnya dan kita selaku umatnya.

Sebelumnya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Dr. H.M. Nursito.
SE., M.Si., AK., CA selaku dosen yang telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada
kami. Kemudian kami mengucapkan terimakasih juga kepada orang tua, teman-teman dan
seluruh pihak yang telah membantu sehingga semuanya berjalan tanpa kendala.

Harapan kami semoga karya tulis ilmiah ini dapat menjadi bahan pertimbangan, bahan
pembelajaran dan memberikan motivasi yang dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu
kami mengharapkan sumbangan pikiran, pendapat serta saran-saran yang berguna demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Karawang, 16 Maret 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Komunikasi adalah salah satu kunci untuk kita berinteraksi, bayak hal yang dapat kita
lakukan dalam komunikasi. Dalam penelitian kali ini kami akan membahas mengenai
komunikasi dalam hal audit. Dimana menjadi dasar kami untuk melaksanka penelitian, dan
sebagai pemenuhan tugas sekaligus ujian tengah smester mata kuliah Auditing III.

Sebelum kita membahasan lebih lanjut, kita harus paham terlebih dahulu mengenai
apa itu komunikasi. Menurut Mulyana (2008:41) Istilah komunikasi atau dalam bahasa
Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata
communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua
orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akn
terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mngenai apa yang dipercakapkan.

Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu


menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengeti bahasanya saja belum tentu
mengerti makna yang dibwakan oleh bahasa itu. Komunikasi itu minimal harus mengandung
kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat,dikatakan minimal karena kegiatan
komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga
persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan
suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain. Dalam hal ini dasar dalam komunikasi sudah
mengetahui bisa kita langsung susun karya tulis ilmiah yang akan kami buat mengenai
komunikasi dalam audit.

Audit komunikasi pemasaran biasanya dilakukan untuk mengukur efektivitas suatu


kegiatan atau program komunikasi, jika tidak dilakukan proses audit komunikasi pemasaran,
maka perusahaan tidak dapat mengetahui berfungsi atau tidaknya strategi komunikasi
pemasaran yang sedang dijalankan. Oleh sebab itu, audit stratetegi komunikasi pemasaran
penting dikaji untuk menggambarkan bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang tepat,
khususnya untuk radio siaran yang segmented.

Penelitian ini penting khususnya untuk bisnis media karena bisnis media berbeda
dengan bisnis konsumen lainnya. Bisnis media mendapatkan profitnya dari pengiklan dan
bukan dari konsumen. Pengiklan memasang iklan di media biasanya tergantung pada rating
dari media tersebut yang berdasar hasil survey (misalnya Nielsen Media Research).

1.1 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi?
2. Apa saja karakteristik Komunikasi?
3. Apa yang dimaksud dengan Audit Komunikasi ?
4. Apa saja Pendekatan dan Model Audit Komunikasi ?
5. Bagaimana hasil audit komunikasi pemasaran melalui analisis Media Organization Model
melalui metode SOSTAC dapat membantu pembuatan rencana komunikasi pemasaran
(Marketing Communications Plan) untuk Motion Radio ?
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi
2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik komunikasi
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan audit komunikasi
4. Untuk mengetahui Pendekatan dan Model Audit Komunikasi
5. Untuk mengetahui hasil audit komunikasi pemasaran melalui analisis Media
Organization Model melalui metode SOSTAC dapat membantu pembuatan rencana
komunikasi pemasaran (Marketing Communications Plan) untuk Motion Radio ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Komunikasi
Menurut Mulyana (2008:41) Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris
communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis
yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang
terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akn
terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mngenai apa yang dipercakapkan.
Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan
kesamaan makna.
Dengan lain perkataan, mengeti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang
dibwakan oleh bahasa itu. Komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna
antara dua pihak yang terlibat,dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya
informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang
lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau
kegiatan, dan lain-lain. Untuk memahami pengertian komunikasi sehigga dapat dilancarkan
secara efektf, para peminat komunkasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan
oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communiction in
Society, Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah
menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What in Which Channel To Whom With
What Effect? Paradigma Lasswell diatas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima
unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan iu, yakni :
• Komunikator (communicator, source, sender)
• Pesan (Message)
• Media (channel, media)
• Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)
• Effect (effect, influence)
Menurut McQuail (dalam Sasa Djuarsa 2001:39), secara umum kegiatan/ proses
komunikasi dalam masyarakat berlangsung dalam 6 tingkatan sebagai berikut :

- Komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication) yakni proses komunikasi yang


terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan informasi melalui pancaindra dan sistem
syaraf. Misalnya berfikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu, dan lain-lain.
- Komunikasi antar-pribadi yakni kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung
antara seseorang dengan orang lainnya. Misalnya, percakapan tatap muka, korespondensi,
percakapan melalui telepon dan sebagainya.
- Komunikasi dalam kelompok yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung di antara suatu
kelompok. Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi
sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau informasi yang
disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota, bukan besifat pribadi,
misalnya, berbincangbincang antara ayah, ibu dan ana kedalam keluarga, diskusi guru dan
murid dikelas.
- Komunikasi antar-kelompok/asosiasi yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung antara
suatu kelompok dengan kelompok lainnya. jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi hanya
dua atau beberapa orang, tetapi masing-masing membawa peran dan kedudukannya
sebagai wakil dari kelompok/asosiasinya masing-masing.
- Komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam
suatu organisasi dan komunikasi antara organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok
adalah bahwa sifat organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsi prinsip efisiensi
dalam melakukan kegiatan komunikasinya.
- Komunikasi dengan masyarakat secara luas. Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi
ditujukan kepada masyarakat luas. Bentuk kegiatan komunikasinya dapat dilakukan
melalui dua cara :
1) Komunikasi massa yaitu Komunikasi melalui media massa sepeti radio, surat kabar,
TV, dan sebagainya.
2) Komunikasi langsung atau tanpa melalui media massa, misalnya ceramah, atau
pidato dilapangan terbuka.

2.2 Karakteristik Komunikasi


Menurut Riswandi, berdasarkan definisi-definisi tentang komunikasi,dapat diperoleh
gambaran bahwa komunikasi mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut (2009: 4-
7) :
2.1.1 Komunikasi adalah suatu proses
Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian
tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta
berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Proses komunikasi
melibatkanbanyak faktor atau komponen. Faktor-faktor atau unsur yang dimaksud antara
lain meliputi komunikator, komunikan, pesan (isi,bentuk, dan cara penyampaiannya),
saluran atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau
akibat yang ditimbulkan dan situasi atau kondisi yang ada ketika komunikasi berlangsung.
2.1.2 Komunikasi adalah suatu proses
Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian
tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta
berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Proses komunikasi melibatkan
banyak faktor atau komponen. Faktor-faktor atau unsur yang dimaksud antara lain meliputi
komunikator, komunikan, pesan (isi,bentuk, dan cara penyampaiannya), saluran atau media
yang digunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau akibat yang
ditimbulkan dan situasi atau kondisi yang ada ketika komunikasi berlangsung.
2.1.3 Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai
dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. Pengertian sadar di sini menunjukkan bahwa
kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental
psikologis yang terkendali atau terkontrol, bukan dalam keadaan“mimpi”. Disengaja
maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari
pelakunya.
Sementara tujuan merujuk pada hasil atau akibat yang diinginkan.
2.1.4 Komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat
Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihakpihak yang berkomunikasi
(dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang
sama terhadap topik pesan yang disampaikan.
2.1.5 Komunikasi bersifat simbolis
Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan
lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar
manusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka atau tanda
tanda lainnya. Bahasa verbal yang digunakan untuk keperluan membujuk atau meminta
tolong, tentunya akan berbeda dengan bahasa verbal yang digunakan untuk tujuan merintah
atau memaksa.Selain bahasa verbal, juga ada lambang-lambang yang bersifat nonverbal
yang dapat digunakan dalam komunikasi seperti gesture (gerak tangan, kaki, atau bagian
tubuh lainnya) warna, sikap duduk, berdiri, dan berbagai bentuk lambang lainnya.
Biasanya lambanglambang tersebut dimaksudkan untuk memperkuat makna pesan yang
disampaikan.
2.1.6 Komunikasi bersifat transaksional
Komunikasi pada dasarnya menurut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima. Dua
tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau porsional oleh masing-
masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Apa yang kita terima, nilainya bergantung
pada apa yang kita berikan. Pengertian transaksional juga merujuk pada suatu kondisi
bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh salah satu pihak, tetapi
ditentukan oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi. Ini berarti bahwa
komunikasi akan berhasil apabila kedua belah pihak yang terlibat mempunyai kesepakatan
mengenai hal-hal yang dikomunikasikan.
2.1.7 Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu
Maksudnya adalah bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi
tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk
teknologi komunikasi seperti telepon, internet, faximili, dan lain-lain, faktor ruang dan
waktu tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi.

2.3 Audit Komunikasi


Ketika mendengar kata audit, yang pertama kali terpikirka adalah audit atau
pemeriksaan yang berkaitan dengan keuangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pun,
kata audit berarti pemeriksaan pembukuan tentang keuangan (pabrik, bank, dan
sebagainya) dan pengujian efektivitas keluar masuknya uang dan penilaian kewajaran
laporan yang dihasilkannya (Andre Hardjana, 2000:5-6). Begitu pula dengan definisi audit
yang diberikan American Accounting Association, audit merupakan proses sistemik dalam
perolehan dan penilaian secara objektif atas bukti-bukti berkenaan dengan pernyataan
tentang tindakan-tindakan dan peristiwaperistiwa ekonomi yang menentukan tingkat
kecocokan antara pernyataan tersebut dengan kriteria- kriteria baku, serta
pengkomunikasian hasilhasilnya kepada pihak pengguna yang berkepentingan (Andre
Hardjana, 2000:6).
Namun berdasarkan definisi baku tersebut diatas, terdapat beberapa hal penting, yakni :
1) Audit adalah proses yang sistemik, artinya pemeriksaan dan pengujian data oleh auditor
dilakukan secara terencana, teratur dan metodologis.
2) Audit adalah perolehan dan penilaian secara objektif atas bukti- bukti, artinya audit
merupakan suatu penelitian atau pemeriksaan empiris yang independen
3) Audit adalah penentuan tingkat kecocokkan antara pernyataan dengan kriteria-kriteria yang
mapan, artinya audit merupakan wujud dari penentuan atau penilaian profesional dengan
kriteria yang sudah baku
4) Audit dilengkapi dengan pengkomunikasian hasil-hasilnya kepada semua pihak pengguna
yang berkepentingan yang berarti bahwa hasil evaluasi tersebut terbuka bagi pihak-pihak
yang seharusnya mengetahuinya (Andre Hardjana, 2000:6).

Berdasarkan hal-hal diatas audit dikembangkan keberbagai bidang, seperti audit


pemasaran, manajemen, organisasi,dan termasuk pada bidang komunikasi. Jadi konsep
audit tidak hanya digunakan untuk bidang keuangan. Hal ini bisa dilihat dari Webster’s
New world Dictionary, yang mengartikan audit salah satunya sebagai “pengujian dan
evaluasi seksama atas sebuah persoalan sehingga komunikasi sebagai suatu persoalan
organisasi juga dapat diaudit” (Andre Hardjana, 2000:6-7). Audit komunikasi bertujuan
untuk melihat tingkat hubungan antara elemen dalam proses komunikasi dengan tingkat
produktivitas, pecapaian tujuan, hubungan sosial.
Sehingga manfaat yang dapat diterima dari audit komunikasi adalah untuk
mendapatkan pemahaman menganalisis secara teori dan dapat mengaplikasikan konsep
kepuasan berkomunikasi dalam organisasi serta hubungannya dengan tingkat kepuasan
kerja. Keputusan yang dapat diperoleh dari evaluasi ini diharapkan membantu auditor
untuk mendalami metode yang paling signifikan dalam membentuk praktik komunikasi
organisasi yang lebih efektif.
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa audit terencana, peratur dan
metodologis, objektif bedasarkan bukti, menggunakan kriteria baku yang sudah ditetapkan
sebelumnya dan audit dilengkapi dengan pengkomunikasian hasil-hasilnya kepada semua
pihak yangberkepentingan. Audit komunikasi menurut Jane Gibson dan Richard Hodgetts
dalam Organizational Communication: A Managerial Perspective (Andre Hardjana,
2000:10) adalah ”suatu analisis yang lengkap atas sistemsistem komunikasi internal dan
eksternal dari suatu organisasi”. Begitu pula definisi yang diberikan oleh Joseph A. Kopec,
seperti yang dikutip cutlip, Center dan Broom (Ngurah Putra, 1998 : 26) yang menyatakan
audit komunikasi”sebagai sebuah analisis lengkap tentang komunikasi organisasi baik
internal maupun eksternal yang dirancang untuk memahami kebutuhan, kebijakan, praktek
dan kemampuan komunikasi, dan untuk menemukan data sehingga manajemen puncak
dapat membuat keputusan yang ekonomis dan berdasarkan informasi lengkap tentang
tujuan kedepan komunikasi organisasi”. Sedangkan Anthony Booth, mendefinisikan audit
komunikasi sebagai ”proses pembuatan analisis atas komunikasi-komunikasi didalam
organisasi oleh konsultan internal atau eksternal dengan tujuan untuk meningkatkan
efisiensi organisasi”. Dengan pembatasan ruang lingkup pada komunikasi internal saja dan
efisiensi, yang umumnya memiliki arti jangka pendek, menunjukkan kalau audi
komunikasi sebaiknya dianggap sesuatu yang mudah untuk ditangani dan perlu dilakukan
berulang-ulang secara teratur (Andre Hardjana, 2000:11-12).
Dengan mempertimbangkan hal-hal penting di atas, maka dapat kita
simpulkan sebuah definisi sederhana dan tegas tentang audit komunikasi yaitu :
“Audit komunikasi adalah kajian mendalam dan menyeluruh tentang pelaksanaan sistem
komunikasi keorganisasian yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan efektifitas
organisasi.”
Dalam praktek, audit komunikasi menemui serangkaian hambatan karena terpicu
beberapa hal yaitu; Pertama, audit komunikasi itu bersifat kompleks karena meliputi
beberapa beberapa aspek sepeti sumber, media, proses arti dan pesan bentuk komunikasi,
dampak dan konteks komunikasi sehingga audit komunikasi terdiri dari banyak kegiatan
dilakukan secara bertahap sehingga membutuhkan waktu yang lama. Kedua, audit
komunikasi pun membutuhkan keahlian dan pengetahuan yang mendalam di bidangbidang
non komunikasi seperti bisnis, dan manajemen. Namun hambatanhambatan itu niscaya bisa
teratasi bila pihak-pihak yang melakukan audit komunikasi mengetahui cara yang tepat
untuk melakukan kegiatan ini. Pendekatan yang bisa dilakukan dalam audit komunikasi
adalah pendekatan prosedur yang lebih mengutamakan proses penyelenggaraan audit.

komunikasi Fokus utama audit komunikasi adalah untuk mengevaluasi system


komunikasi internal yang menekankan aspek-aspek berikut seperti penilaian kualitas
informasi yang mengalir dalam organisasi,jalinan hubungan diberbagai tempat anggota
kerja, umpan kerja kinerja,lingkungan komunikasi dan keterlibatan bawahan dalam proses
membuat keputusan.

2.4 Pendekatan dan Model Audit Komunikasi


Alasan dan tujuan diatas berpengaruh terhadap pendekatan dan model yang akan
digunakan.
1. Pendekatan Audit Komunikasi Pendekatan laporan audit komunikasi ada tiga macam,
yakni (Hardjana, 2000:30-40) :
1) Pendekatan konseptual yang berkaitan dengan kinerja organisasi dibidang
komunikasi atau efektivitas sistem komunikasi. Untuk itu diawali dengan
pemilihan standar untuk mengukur kinerja organisasi, yakni mengukur
sejauhmana tingkat pencapaian tujuan dan sasaran dari kegiatan – kegiatan
komunikasi tercapai. Kemudian diaplikasikan pada pemeriksaan kinerja
organisasi. Efektivitas itu sendiri berkaitan dengan berapa besar dampak kegiatan
penyebaran informasi atau tingkat kesesuaian antara penyampaian informasi dan
kebutuhan informasi. Efektivitas komunikasi dapat diukur dengan enam kriteria,
yakni penerima komunikasi (receiver), isi pesan (content), ketepatan waktu
(timing), saluran (media), format kemasan (format) dan sumber (source).
2) Pendekatan survei sebagai alat tunggal, merupakan riset evaluasi lapangan yang
paling banyak dilakukan. Hampir semua riset evaluatif dalam komunikasi
organisasi termasuk dalam kategori ini, diantaranya riset homofili yang mengukur
efektivitas komunikasi berdasarkan kemiripan ciriciri (frame of reference) antara
penyampai dan penerima komunikasi, riset kecemasan atau ketidak amanan
karyawan dengan berbagai posisi dalam jaringan interaksi, riset kredibilitas yang
berkaitan dengan hubungan manusiawi antara pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi, khususnya keandalan, riset kontingensi yang mencari kondisi-kondisi
kritis yang berpengaruh pada komunikasi baik kondisi mikro maupun makro yang
menimbulkan masalah, riset jaringan yang mencari hubungan antar anggota dalam
kelompok maupun antar kelompok, kemudian menghubungkannya dengan
macam-macam aspek komunikasinya, seperti kebutuhan, kepuasan dan kinerja,
serta riset efektivitas komunikasi dan organisasi yang memeriksa hubungan
komunikasi efektif dan kinerja organisasi.
3) Pendekatan prosedur yang lebih mengutamakan proses penyelenggaraan audit
komunikasi dari pada alat-alat pengukuran yang digunakan. Pendekatan ini paling
kompleks, karena melibatkan sekelompok auditor dengan alat ukur ganda untuk
seluruh organisasi dalam suatu kurun.

2. Model Audit Komunikasi


Model-model dominan audit komunikasi dapat dimasukan dalam tiga kategori,
berikut ini (Hardjana, 2000:40-58) :
1) Model struktur konseptual adalah audit komunikasi keorganisasian untuk memahami
kaitan antara maksud atau tujuan akhir komunikasi organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan organiasasi, tata kerja atau prosedur pelaksanaan meliputi
pemanfaatan jaringan komunikasi, adopsi kebijakan komunikasi dan pelaksanaannya
dan struktur organisasi yang mencakup unit kerja, jaringan komunikasi fungsional,
kebijakan dan kegiatan komunikasi. Model ini mempunyai pengaruh yang lebih besar
daripada dua model lainnya namun model ini pun tersulit dilaksanakan dibandingkan
dua model lainnya itu.
2) Model profil keorganisasian merupakan model analisis fungsional sistem organisasi
untuk memeriksa keadaan masa kini sehingga dapat diketahui 23 kesalahan-kesalahan
yang terjadi dalam suatu organisasi dan menemukan jalan-jalan yang dapat
dipergunakan untuk memperbaikinya, sehingga efektivitas organisasi dapat tercapai.
Adapun unsur-unsur yang perlu diperiksa menurut Edgar Schein adalah komunikasi,
peran dan fungsi anggota dalam kelompok, pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan, norma dan pertumbuhan kelompok, kepemimpinan dan kewenangan, kerja
sama maupun persaingan antar kelompok. Analisis ini memandang komunikasi
keorganisasian sebagai faktor penyebab efektif maupun tidak efektifnya kerja
fungsional organisasi. Langkah-langkah pelaksanaan analisis ini disusun berdasarkan
tujuh variable penting yang mempunyai pengaruh besar pada sosok komunikasi,
yakni kepuasan organisasi, iklim komunikasi, kualitas media, kemudahan perolehan
informasi, penyebaran informasi, muatan informasi, kemurnian pesan dan budaya
organisasi. Melalui analisis ini dapat diketahui peristiwa-peristiwa kritis yang terjadi
dalam organisasi.
3) Model evaluasi komunikasi merupakan pemeriksaan dan penilaian atas praktek dan
kegiatan komunikasi pada situasi tertentu. Informasi yang diperoleh dapat dijadikan
patok banding bagi manajemen untuk memperbaiki system komunikasi internal dan
eksternal, perbaikan dalam perencanaan dan pengendalian manajemen dan
menjembatani berbagai rumpang dalam system komunikasi.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan
riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan
induktif.

3.2 Jenis Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif
adalah data informasi yang berbentuk kalimat verbal bukan berupa simbol angka atau
bilangan.

3.3 Sumber Data


Sumber data diambil oleh peneliti adalah data sekunder. Data sekunder berupa studi
literatur mengenai aktivitas komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Otomotion FM dan
juga setelah dilakukan rebranding menjadi Motion Radio lewat suatu proses audit
komunikasi pemasaran.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Studi Literatur, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca,
mencatat, dan mengolah bahan penelitian.

3.5 Metode dan Proses Analisis


Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, menggunakan metode analisis
deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang menggambarkan atau
menguraikan sesuatu hal menurut apa adanya. Penulis mengumpulkan data dengan
melakukan studi literatur mengenai aktivitas komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
Otomotion FM dan juga setelah dilakukan rebranding menjadi Motion Radio lewat suatu
proses audit komunikasi pemasaran.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Arah Aliran Informasi dalam Layanan


Akademik di IAIN Bengkulu
Arah aliran informasi layanan akademik
di IAIN Bengkulu dapat diuraikan melalui
empat aliran informasi dalam organisasi
yakni, komunikasi ke bawah, komunikasi ke
atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi
lintas saluran.
Berdasarkan hasil wawancara yang
peneliti lakukan terhadap informan mengenai
arah aliran informasi layanan akademik di
IAIN Bengkulu, tentang bagaimana aliran
komunikasi ke bawah kepada para stafnya,
diperoleh hasil yang hampir serupa antara
jawaban yang satu dengan jawaban yang
lainnya dari masing-masing informan
terutama komunikasi atasan kepada
Motion Radio hadir dengan identitas nama yang berbeda dari sebelumnya yaitu Otomotion FM,
mengenai perubahan nama, kelima informan dari manajemen Motion Radio, umumnya
memberikan jawaban yang sama. Latar belakang perubahan nama karena dengan menggunakan
nama Otomotion FM menyebabkan radio ini terlalu segmented, hanya menyasar kalangan
tertentu yang jumlahnya tidak banyak. Selain itu format radio Otomotif tidak mendapat respon
yang baik atau kurang disukai oleh masyarakat awam. Hal ini berdampak kepada profit dari para
pengiklan, karena dengan nama Otomotion FM, brand image yang melekat adalah radio tersebut
adalah radio otomotif sehingga pengiklan hanya terbatas pada produsen produk yang
berhubungan dengan otomotif seperti ATPM, Oli, event otomotif dan produk untuk pria
umumnya, sedangkan variasi produk lainnya misalnya produk consumer goods ataupun produk
wanita tidak bisa beriklan karena tidak sesuai.
Oleh sebab itu pihak internal media memutuskan melakukan rebranding, selain itu pihak
pengiklan juga menyatakan dengan nama Otomotion FM dengan format radio otomotif, tidak
sesuai dengan produk mereka untuk beriklan, karena hanya terbatas pada iklan-iklan yang
berhubungan dengan dunia otomotif. Menurut Pringle (1991) rebranding tidak terlepas dari
kondisi internal dan eksternal media, karena media penyiaran pada dasarnya harus mampu
melaksanakan berbagai fungsi, antara lain fungsinya sebagai media untuk beriklan, media
hiburan, media informasi dan media pelayanan. Untuk mampu melaksanakan seluruh fungsi
tersebut sekaligus dapat memenuhi kepentingan pemasang iklan, audiens serta pemilik dan
karyawan.
Brand image yang kuat pada brand sebelumnya yaitu Radio Otomotif diakibatkan karena nama
yang sudah identik dengan nama Otomotif, dari bentuk logo dan dari isi program-nya. Walaupun
demikian, dengan difrensiasi sebagai produk niche dibanding radio-radio kompetitor, image
Otomotif dengan cepat melekat di masyarakat walaupun radio tersebut baru saja berdiri.
Rebranding yang dilakukan Motion Radio sekaligus repositioning, karena ingin membuat ulang
posisi brand di benak pendengar dengan image baru, salah satu yang terpenting adalah
menghilangkan konotasi Radio Otomotif.
Oleh karena itu dapat dilihat, rebranding yang dilakukan tidak hanya sekedar perubahan nama,
tetapi isi program dan strategi komunikasi pemasarannya sudah berubah, karena brand lama
dianggap tidak bisa diterima oleh masyarakat umum. Seperti menurut Jetkins (2004), rebranding
dengan perubahan nama bisa terjadi karena perusahaan tidak saja berubah sifat aktivitasnya,
akan tetapi juga bisa berubah karena identitasnya juga berubah. artinya, identitas yang lama
sudah tidak lagi sesuai dengan kondisi lingkungan yang baru.
Para informan juga menyatakan bahwa dengan rebranding ini diharapkan bisa meningkatkan
profit, walaupun sampai peneletian ini selesai, profit yang diharapkan belum signifikan alias
tidak jauh berbeda jumlahnya dengan sebelum rebranding. Walaupun demikian, profit adalah
tujuan jangka panjang, karena rebranding membutuhkan proses yang tidak sebentar, sementara
saat penelitian ini selesai, rebranding berjalan belum sampai 2 tahun. Tujuan utama dari
rebranding ini adalah, menghilangkan image brand sebelumnya, meningkatkan brand awareness
dan memperluas segmen.
Rebranding merupakan sebuah proses, untuk mencapai tujuan dari rebranding yang disebutkan
oleh informan, yaitu menghilangkan image “Radio Otomotif” meningkatkan brand awareness
dan memperluas segmen, maka ada banyak strategi komunikasi pemasaran yang dibenahi guna
menyasar segmentasi yang dituju sejalan dengan rebranding, oleh sebab itu diperlukan inovasi
dan kreatifitas untuk etidaknya meningkatkan brand awareness. Namun, kegiatan komunikasi
pemasaran yang dilakukan setelah rebranding disyaratkan untuk sedapat mungkin tidak
mengeluarkan cost (biaya), jadi komunikasi pemasaran yang dilaksanakan haruslah didukung
atau dibiayai oleh sponsor ataupun perusahaan induk, yaitu Kompas Gramedia.
Jadi, rebranding ini dilakukan dengan 3 alasan, yaitu (1) menghilangkan image radio otomotif,
(2) meningkatkan brand awareness (3) merebut segmentasi yang lebih luas secara status ekonomi
sosial dan demografi dan tujuan jangka panjangnya yaitu meningkatkan profit dengan menarik
pengiklan dari produk produk yang tidak lagi terbatas pada produk otomotif.
Berdasarkan data primer dan sekunder, tujuan rebranding dengan penggunaan nama baru,
strategi komunikasi pemasaran yang baru, perubahan format program, musik dan gaya penyiar
telah menjukkan ke arah keberhasilan dari tujuan rebranding, seperti makin memudarnya image
otomotif tergantikan dengan image sebagai radio musik dan gaya hidup, berubahnya
karakteristik pendengar dimana saat ini pendengar laki-laki dan wanita seimbang persentase-nya,
sementara sebelum rebranding mayoritas pria, brand awareness belum diukur secara valid (data
nielsen) namun berdasarkan survei internal, telah terjadi sedikit peningkatan tetapi masih rendah
dibanding kompetitor. Untuk jumlah pendengar, perusahaan menghitungnya dari jumlah sms
yang masuk yang terus meningkat, walaupun demikian untuk jumlah pasti jumlah pendengar
belum terukur oleh survei Nielsen.
Sosialisasi dan komunikasi rebranding ini masih minim karena terbentur tidak adanya anggaran
untuk berpromosi, tanpa sosialisasi rebranding akan sulit mencapai tujuan, Motion Radio harus
memastikan sosialisasi ini terutama lewat kegiatan komunikasi pemasaran yang inovatif dan
kreatif.
Akibat terbatasnya anggaran yang dimiliki perusahaan untuk melakukan komunikasi pemasaran
terutama mengkomunikasikan nama baru, baik kepada pengiklan maupun masyarakat umumnya,
maka digunakanlah reputation marketing.
Pada umumnya para informan yang berasal dari manajemen Motion Radio menyebutkan bahwa
dengan menggunakan nama besar Kompas Gramedia dalam hampir seluruh aspek kegiatan
komunikasi pemasaran pasca rebranding menjadi Motion Radio adalah menguntungkan buat
efektifitas komunikasi pemasaran Motion Radio ke pendengar maupun pengiklan.
Kompas Gramedia adalah perusahaan media yang sudah lama berdiri dan mempunyai
kredibilitas tinggi, tetapi hal ini menjadi dilematis, karena media-media dari Kompas Gramedia
yang berhasil adalah dari media-media cetaknya. Sementara untuk media radio, Kompas
Gramedia sukses dengan Radio Sonora. Namun Radio Sonora, juga merupakan perusahaan yang
sudah lama berdiri sehingga sudah mempunyai pendengar setia. Ketika Otomotion FM
rebranding menjadi Motion Radio dan menyasar kalangan masa kini dan dinamis tidak serta
merta mendapatkan reputasi yang sama dengan Kompas Gramedia, karena sekarang masyarakat
makin peka dan bahkan tidak peduli dengan reputasi perusahaan yang membawahinya.
Walaupun demikan, lebih mudah dan lebih efisien untuk Motion Radio melaksanakan
komunikasi pemasarannya karena bisa bersinergi dengan Kompas Gramedia, dan lebih mudah
bersosialisasi dengan klien khususnya karena menebeng nama Kompas Gramedia.
Oleh sebab itu, Motion Radio harus terus melakukan inovasi, terlebih media radio adalah media
yang dinamis dimana perkembangan selera pasar terus bergulir. Marconi (2002) menyebut: “A
company’s longevity, when considered in term of its reputation, sometimes presents the
proverbial two-sided coin. Sometimes a reputation for being an old, solid, established company
is a good thing. But, the natural inclination of both consumers and companies to try the newest,
freshest version of almost anything: that new is good, older is bad. A successful defense adds to
the established company’s reputation as a winner. A loss of market share, invites competitors and
critics: the established name as being “on the decline” or worse “the choice of yesterday. Who
cares how long a company has been in business? More specifically, why should anyone care?”
Berkaitan dengan reputasi, setelah rebranding, manajemen melakukan pembenahan dari sisi
program, oleh sebab itu perusahaan memutuskan memakai penyiar yang sudah mempunyai nama
dan massa yang besar, yaitu Arie Dagienkz, tentunya hal ini berhubungan dengan strategi
komunikasi pemasaran Motion Radio.
Jadi implikasi penggunaan nama besar Kompas Gramedia dalam strategi komunikasi pemasaran
Motion Radio, antara lain: (1) efisiensi biaya dan meminimalisasi cost promosi yang dikeluarkan
Motion Radio; (2) kredibilitas Kompas Gramedia mengangkat brand image Motion Radio di
mata klien dan masyarakat; (3) meningkatkan brand awareness, karena reputasi penyiar prime
time (Arie Dagienkz) sudah mempunyai massa dan juga meningkatkan nilai jual program prime
time Motion Radio kepada klien; (4) organisasi media massa juga dilihat sebagai perusahaan
bisnis (business firm). Selayaknya sebuah perusahaan bisnis, profit pastilah yang menjadi tujuan.
Profit menjadi tujuan jangka panjang, setelah tujuan rebranding. Oleh sebab itu untuk melihat
industri media dan apa yang terjadi di pasarnya, dilakukan Audit Komunikasi Pemasaran dengan
menganalisis Media Organizational Model melalui metode SOSTAC. (5) Analisis strategi
komunikasi pemasaran dengan Audit Komunikasi Pemasaran dengan Analisis Media
Organization Model melalui metode SOSTAC, perusahaan dapat dengan mudah
mengidentifikasi permasalahan yang ada, apalagi perusahaan ini adalah sebuah perusahaan
media (radio) yang melakukan rebranding. Dengan memecahkan isu pemasaran, mengetahui
kondisi perusahaan, melihat penegelolaan organisasi media, melihat kinerja dari organisasi
media dan mengevaluasi kegiatan komunikasi pemasaran yang sudah berlangsung, dapat
dijadikan acuan untuk pembuatan rencana komunikasi pemasaran (Marketing Communications
Plan) terutama untuk Motion Radio di tahun 2011. (6) Cakupan marketing communications plan
tersebut dengan melihat hasil analisis diatas, antara lain bisa menentukan tujuan komunikasi
pemasaran, strategi bauran pemasaran (marketing mix), pricing strategy (commercial spot rate),
Promotion Plan, Action Plan, Advertising Plan dan sebagainya.

Audit Komunikasi Pemasaran Motion Radio dengan Metode SOSTAC


Peneliti melakukan audit komunikasi pemasaran lewat wawancara mendalam, melihat data yang
ada dan juga pengamatan dengan informan 1 (Hartanto, Managing Director Motion Radio),
Informan 2 (Susy Triputranti, Sales&Marketing Director Motion Radio) dan Informan 3 (Rio
Rusminano, Promotion and Event Manager Motion Radio) ditambah dengan dukungan data
perusahaan dan pengamatan peneliti. Audit komunikasi pemasaran berdasarkan analisis
menggunakan metode SOSTAC, yaitu dari melihat Situation Analysis, Objective, Startegy,
Tactic, Action dan Control.
 Situation Analysis
Analisa situasi ini untuk melihat dimanakah posisi perusahaan tersebut berada (Where
Are We Now?). Dalam kasus rebranding Otomotion FM menjadi Motion Radio, peneliti
melihat kinerja atau performance perusahaan di 3 tahun terakhir yaitu Februari 2007-
Februari 2010, antara lain dilihat dari pendapatan perusahaan. Oleh sebab itu,
berdasarkan situation analysis, peneliti mengambil pembelajaran, yaitu: (1) Otomotion
FM berdiri dengan image sebagai radio otomotif, sehingga sulit untuk pengiklan masuk
dari produk yang non-otomotif; (2) bergantung kepada pengiklan besar; (3) tidak
merekrut orangorang-orang yang qualified di industri radio siaran, dipimpin oleh orang-
orang dari platform media cetak tanpa pengalaman di dunia broadcast; (4) komunikasi
pemasaran yang dilakukan tidak menyasar target yang tepat; (5) program tidak fokus,
sehingga menyebabkan pergeseran segmentasi umur mayoritas pendengar (setelah
sebelumnya 25-29, setelah rebranding bergeser menjadi 20-24 tahun); (6) tidak memiliki
anggaran untuk melakukan sosialisasi rebranding dan komunikasi pemasaran brand baru
kepada masyarakat; (7) tidak melakukukan evaluasi secara berkala, belum pernah
dilakukan audit pemasaran ataupun audit komunikasi pemasaran.
 Objective
Peneliti mencoba mendalami apa yang menjadi objective dari Motion Radio, berdasarkan
wawancara mendalam dengan Managing Director (Hartanto), profit memang jadi
tuntutan tetapi tidak menjadi prioritas. Beliau menyatakan hal ini terkait dengan budaya
Kompas Gramedia, yang menurut beliau adalah perusahaan yang bukan mencari
keuntungan sebesar-besarnya, tetapi perusahaan yang ingin mencapai kredibilitas serta
melindungi karyawannya, misalnya dengan jaminan kesejahteraan yang baik.
 Strategy
Untuk mencapai objektif diatas, perusahaan harus menentukan strategi untuk mencapai
objektif diatas. Strategi yang digunakan oleh Otomotion FM maupun setelah rebranding
menjadi Motion Radio tidak belajar lebih cepat dari kompetitor, misalnya pemanfaatan
teknologi. Motion Radio sedikit lebih lama menggunakan media social networking
seperti twitter misalnya. Selain itu strategi komunikasi pemasaran terhambat oleh
terbatasnya dana, tetapi Motion Radio didukung oleh perusahaan induknya, Kompas
Gramedia, jadi dapat merumuskan strategi yang efisien walaupun mempunyai kendala
pada dana.
 Tactics
Taktik komunikasi pemasaran yang dilakukan untuk melaksanakan strategi komunikasi
pemasaran diatas adalah dengan bekerja sama dengan Kompas Gramedia, antara lain
dengan barter beriklan di media keluaran Kompas Gramedia seperti CHIC, Prevention,
National Geographic, Otomotif, Kompas dan masih banyak lagi, selain itu juga
berpartisipasi dalam event-event yang dilakukan Kompas Gramedia, dan melakukan
komunikasi pemasaran dengan media yang gratis seperti social networking facebook dan
twitter.
 Action
Dalam setiap taktik komunikasi yang dilakukan khususnya untuk perencanaan
komunikasi pemasaran 2011, Motion Radio perlu menyusun siapakah pelaksana dan
penanggung jawab dari taktik-taktik komunikasi yang direncanakan.
 Control
Untuk mengukur efektifitas kegiatan komunikasi pemasaran adalah dengan melakukan
evaluasi. Otomotion FM dulunya tidak dievaluasi berkala, sementara Motion Radio sudah
menerapkan evaluasi berkala yaitu setahun 2 kali pada bulan Juni dan Desember
diumumkan hasil survei tiap semesternya, survei dilakukan oleh divisi riset Kompas
Gramedia.
BAB V
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=model+audit+komunikasi&gs_ivs=1#

https://media.neliti.com/media/publications/166873-ID-audit-komunikasi-pemasaran-motion-
radio.pdf

Anda mungkin juga menyukai