Anda di halaman 1dari 19

“PROSES BELAJAR MENGAJAR SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI”

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Media Pembelajaran

Dosen pengampu :

Drs. H. M. Socheh, MH., M.Pd.I

Disusun Oleh :

Kelompok 02

1. Nurul Zazilah ( 20204210104606 )


2. Rahayu Nurul Huda ( 20204210104609 )
3. Fatwa Laila Al Zahra ( 20204210104585 )
4. Mukhamad Rendi Saputra ( 20204210104604 )
5. Riadatus Sa'diah ( 20204210104610 )
6. Sima Sagita Putri ( 20204210104613 )
7. Mohammad Syukron Masykur ( 20204210104597 )
8. Yuli Susanti ( 20204210104617 )

PROGRAM STRATA 1 JURUSAN TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH

STIT AL – MUSLIHUUN TLOGO BLITAR

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan ridho dan
kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Proses
Belajar Mengajar Sebagai Proses Komunikasi”. Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Media Pembelajaran.
Dan untuk itu kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada:
 Bpk. Drs. H. M. Socheh, MH., M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Media Pembelajaran
di Stit Al Muslihuun.

 Rekan - rekan kelompok yang ikut berbagi ide tentang penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya
bagi kami dan umumnya bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Blitar, 15 Januari 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan .............................................................................................................................. 1
BAB II ........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN......................................................................................................................... 2
A. Pengertian Komunikasi ................................................................................................... 2
B. Perkembangan Komunikasi ............................................................................................. 3
C. Komunikasi Dalam Proses Belajar Mengajar .................................................................... 6
BAB III ..................................................................................................................................... 12
PENUTUP ................................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 15

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin “communis” yaitu membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi
juga berasal dari akar kata “communico” yang artinya membagi. Ilmu komunkasi
secara umum pada dasarnya membahas pengetahuan tentang sesuatu hal, baik yang
menyangkut alam (natural) atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh
melalui proses berpikir, sebagai ilmu komunikasi merupakan suatu pengetahuan yang
didasarkan pada logika, dan harus terorganisasikan secara sistematik serta berlaku
umum. Namun yang menjadi objek fokus perhatiannya pada peristiwa-peristiwa
komunikasi di antara manusia. Menurut Berger dan Chaffe, ilmu komunikasi adalah
suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda
dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan
dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan
pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang. Menurut sarjana komunikasi, mereka
mengkhususkan diri pada studi komunikasi antara manusia bahwa komunikasi adalah
suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur
lingkungannya dengan membangun hubungan antara sesama manusia melalui
pertukaran informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, serta
berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi ?
2. Bagaimana perkembangan komunikasi ?
3. Apa yang dimaksud dengan komunikasi dalam proses belajar mengajar ?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui dan memahami pengertian komunikasi
2. Dapat mengetahui dan memahami perkembangan komunikasi
3. Dapat mengetahui dan memahami perkembangan komunikasi dalam proses belajar
mengajar
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin “communis” yaitu membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi juga berasal dari akar kata “communico” yang artinya membagi. Ilmu
komunkasi secara umum pada dasarnya membahas pengetahuan tentang sesuatu
hal, baik yang menyangkut alam (natural) atau sosial (kehidupan masyarakat),
yang diperoleh melalui proses berpikir, sebagai ilmu komunikasi merupakan suatu
pengetahuan yang didasarkan pada logika, dan harus terorganisasikan secara
sistematik serta berlaku umum. Namun yang menjadi objek fokus perhatiannya
pada peristiwa-peristiwa komunikasi di antara manusia. Menurut Berger dan
Chaffe, ilmu komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan
pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori
yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang
berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan
lambang. Menurut sarjana komunikasi, mereka mengkhususkan diri pada studi
komunikasi antara manusia bahwa komunikasi adalah suatu transaksi, proses
simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan
membangun hubungan antara sesama manusia melalui pertukaran informasi untuk
menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, serta berusaha mengubah sikap dan
tingkah laku itu.1

Pengertian komunikasi menurut beberapa ahli :

a) Menurut Berlo (1995), komunikasi adalah proses mengirimkan, menerima,dan


memahami gagasan dan perasaan dalam bentuk pesan verbal atau non verbal
secara disengaja maupun tidak disengaja.
b) Menurut Lasswell (1960), Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada
komunikan (penerima) dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran
tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan
dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan

1
Ety Nur Inah, PERANAN KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN,Jurnal Al-Ta’dib Vol. 6 No. 1, hlm 179
2
komunikator.Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to
whom, with what effect.

c) Mulyana (2005), komunikasi adalah proses dimana satu ide dialihkan dari
sumber kepada seorang atau lebih dengan maksud mengubah tingkah laku
mereka.

Dari beberapa pengertian di atas kita dapat simpulkan bahwa komunikasi


adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan atau
audiens baik itu dalam bentuk simbol, lambang dengan harapan bias membawa
atau memahamkan pesan itu kepada masyarakat serta berusaha mengubah
sikap dan tingkah laku itu.

Komunikasi pembelajaran adalah proses penyampaian pesan atau gagasan


pada suatu lingkungan belajar supaya mencapai keberhasilan secara efektif dan
efisien. Ada yang menyebut komunikasi pembelajaran adalah komunikasi
bermedia pembelajaran atau media konstruksional.Dalam kegiatan belajar
mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi
hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar.

Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat


tergantung dari keaktifan pengajar dan peserta didik. Akan tetapi karena
pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya
komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar.
Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi
oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini. Terkait dengan proses
pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini
adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan
umpan balik yang positif.2

B. Perkembangan Komunikasi
1. Sejarah dan Perkembangan Komunikasi Dunia

Ilmu komunikasi adalah salah satu disiplin ilmu yang masuk dalam
kelompok ilmu-ilmu pengetahuan sosial. Secara umum, sejarah perkembangan
ilmu komunikasi dapatdibagi menjadi 4 periode, yaitu:

a.Periode tradisi retorika

Perkembangan lahirnya ilmu komunikasi dapat ditelusuri sejak peradaban


Yunani Kuno beberapa ratus tahun sebelum Masehi. Sebutan “komunikasi”
dalam konteks arti yang berlaku sekarang ini memang belum dikenal saat itu.
Istilah yang berlaku pada saat itu ialah “retorika”.

2
Sihabudin Afroni dan Rumba Triana, KOMUNIKASI PEMBELAJARAN BERBASIS AL-QUR’AN, Jurnal
Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 07 No. 02, hlm 161
3
Para ahli berpendapat bahwa studi retorika sebenarnya telah ada sebelum
zamanYunani. Disebutkan bahwa pada zaman kebudayaan Mesir Kuno telah
ada tokoh-tokohretorika seperti Kagemni dan Ptah-Hotep. Namun demikian
tradisi retorika sebagai upaya pengkajian yang sistematis dan terorganisasi
baru dilakukan di zaman Yunani Kunodengan peristisnya
Aristoteles.Pengertian “retorika” menurut Aristoteles menunjuk kepada
segala upaya yang bertujuan untuk persuasi. Lebih lanjut Aristoteles
menyatakan bahwa retorika mencakuptiga unsur yakni:

 “ethos” (kredibilitas sumber)


 “pathos” (hal yang menyangkut emosi atau perasaan)
 “logos” (hal yang menyangkut fakta)

Dengan demikian upaya persuasi, menurut Aristoteles menuntut 3 faktor


yakni kredibilitas dari pelaku komunikasi yang melakukan kegiatan persuasi,
kemampuan untukmerangsang emosi atau perasaan dari pihak yang jadi
sasaran, serta kemampuan untukmengungkapkan fakta-fakta yang
mendukung.

2. Periode Pertumbuhan: 1900-Perang Dunia II

Pertumbuhan komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu sosial barangkali


dapatdikatakan dimulai pada awal abad ke 19. Sedikitnya ada tiga
perkembangan penting yangterjadi pada masa ini.

Pertama,adalah penemuan-penemuan teknologi komunikasi sepertitelepon,


telegrap, radio, televise, dan lain-lain. Kedua, proses industrialisasi dan
modernisasi yang terjadi di negara-negara Eropa Barat dan Amerika . Ketiga,
pecahnyaPerang Dunia I dan II.Semua perubahan ini memberi bentuk dan arah
kepada bidang kajian ilmu komunikasiyang di masa ini. Secara umum bidang-
bidang studi komunikasi yang berkembang pada periode ini meliputi hubungan
komunikasi dengan institusi dan masalah-masalah politiskenegaraan, peranan
komunikasi dalam hidup sosial, analisis psikologi sosial
komunikasi,komunikasi dan pendidikan, propaganda, dan penelitian
komunikasi komersial.Pada masa itu, bidang kajian komunikasi dan kehidupan
sosial mulai berkembangsejalan dengan proses modernisasi yang terjadi.
Diasumsikan bahwa komunikasimempunyai peran dan kontribusi yang nyata
terhadap perubahan sosial. Penelitian- penelitian empiris dan kuantitatif mulai
banyak dilakukan dalam mengamati proses dan pengaruh komunikasi. Di

4
bidang pengkajian komunikasi dan pendidikan misalnya, aspek-aspek yang
diteliti mencakup penggunaan teknologi baru dalam pendidikan
formal,keterampilan komunikasi, strategi komunikasi instruksional. Sementara
di bidang penelitian komunikasi komersial, dampak iklan terhadap khalayak
serta aspek-aspeklainnya yang menyangkut industri media mulai berkembang
sejalan dengan tumbuhnyaindustri periklanan dan penyiaran (broadcasting).

3. Periode konsolidasi: Perang Dunia II-1960-an

Pada periode ini disebut sebagai periode konsolidasi. Karena pada masa
inikonsolidasi pendekatan ilmu komunikasi sebagai suatu ilmu pengetahuan
sosial yang bersifat multidisipliner (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi.
Kristalisasi ilmukomunikasi ditandai oleh tiga (3) hal:

a)Adanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam.

b)Munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan


proseskomunikasi.

c)Adanya konsep-konsep baku tentang dasar-dasar proses komunikasi.

4. Periode teknologi komunikasi: 1960-an – sekarang

Sejak tahun 1960-an perkembangan ilmu komunikasi semakin kommpleks


danmengarah pada spesialisasi. Menurut Rogers (1986) perkembangan studi
komunikasisebagai suatu disiplin telah mulai memasuki periode “take off”
(tinggal landas) sejak tahun 1950. Secara institusional kepesatan
perkembangan ilmu komunikasi pada masa sekarangini antara lain tercermin
dalam beberapa indikator sebagai berikut:

a) Jumlah universitas yang menyelenggarakan program pendidikan


komunikasisemakin banyak dan tidak hanya terbatas di negara-negara maju
seperti AS, tetapi juga negara-negara berkembang di Asia, Amerika Latin
dan Afrika.

b) Asosiasi-asosiasi profesional di bidang ilmu komunikasi juga semakin


banyaktidak saja dalam jumlahnya tetapi juga cakupan keanggotaannya
yang regional daninternasional.

5
c) Semakin banyaknya pusat-pusat penelitian dan pengembangan
komunikasi.Dalam bidang keilmuan, kemajuan disiplin komunikasi ini juga
tercermin dalam beberapa indikator:

1) Semakin banyaknya literatur komunikasi seperti buku-buku, jurnal-


jurnal, hasil-hasil penelitian ilmiah ataupun terapan, monografis, dan
bentuk-bentuk penerbitlainnya.

2) Semakin beragamnya bidang-bidang studi spesialisasi komunikasi.

3) Semakin banyaknya teori-teori dan model-model tentang komunikasi


yangdihasilkan para ahli. Sebagai gambaran, hingga saat ini terdapat 126
definisi,sekitar 50 teori dan 28 model tentang komunikasi (Littlejohn,
1992, McQuail &Windahl, 1981).

Periode masa sekarang juga disebut sebagai periode teknologi komunikasi


daninformasi yang ditandai oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1) Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi seperti komputer, VCR,


TV Cable, parabola, video home computer, satelit komunikasi,
teleprinter, videotext, laservision, dan alat-alat komunikasi jarak jauh
lainnya.

2) Tumbuhnya industry media yang jangkauannya tidak hanya bersifat


nasionaltetapi juga regional dan global.

C. Komunikasi Dalam Proses Belajar Mengajar


Dalam pembelajaran terjadi sebuah komunikasi,yakni antara guru dengan
peserta didik. “Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar
dan vital dalam kehidupan manusia .3 Dikatakan mendasar karena setiap
manusia,baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan
suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi.
Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi dengan individu-individu lainnya sehingga meningkatkan
4
kesempatan individu itu untuk tetap hidup” .

3
Swandewi K, Ardana DMJ. Komunikasi Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di Sekolah
Dasar Negeri 2 Silangjana. Dalam Locus Maj
Ilm Fisip. 2017;8.
4
Sihotang N. Eksplorasi komunikasi dakwah interpersonal dalam al Quran surat Luqman.
6
Dalam setiap komunikasi, manusia saling menyampaikan informasi yang
dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara
langsung. Kegiatan komunikasi ini berlangsung dari hari ke hari, dari waktu
ke waktu, selama manusia hidup dan selama melakukan aktivitasnya . 5 Jika
diamati disekitar, manusia akan melihatbahwa komunikasi merupakan
aktivitas yang paling penting dalam suatu kehidupan bermasya-rakat. Bahkan dapat
dipastikan, di mana manusia hidup bersama-sama dengan orang lain maka
di sana selalu ada kegiatan komunikasi, karena komunikasi merupakan
6
kebutuhan hidup manusia .

Komunikasi dalam pembalajaran dewasa ini mendapatkan perhatian yang luar


biasa. Hal ini dilatarbelakangi pentingnyamemilih cara komunikasidalam proses
pembelajaran agar kegiatan tersebut mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Komunikasi yang efektif berkolerasi dengan tingkat keberhasilan
pembelajaran.Kemampuan untuk melakukan komunikasi yang efektif
merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang
guru, hal ini sebagaimanatercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun2005, tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah
Nomor19 Tahun 2005, tentang standar nasionalpendidikan, serta peraturan
Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru7. Guru sebagai
learning agent berkewajiban memiliki kualifikasi akademik yang diperoleh
melalui perguruan tinggi yang terakreditasi (S1/D4) dan memiliki 4
kompetensi. Salah satunya adalah kompetensi sosial, yakni kemampuan
pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua / wali
peserta didik dan masyarakat sekitar8.

HIKMAH J Ilmu Dakwah dan Komun Islam. 2014;8(1):107-14


5
Pontoh WP. Peranan komunikasi interpersonal guru dalam meningkatkan pengetahuan anak. Acta Diurna
Komun. 2013;2(1).
6
Syatriadin S. Pembelajaran Sebagai Media Komunikasi. NUANSA. 2018;6(2):23–32
7
Mulyani F. Konsep Kompetensi Guru dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen (Kajian Ilmu Pendidikan Islam). J PendidikUNIGA. 2017;3(1):1–8.
8
Wabisono AF. Guru agama perspektif hasan Langgulung dan undang-undang no 1-4 tahun 2005 tentang guru
dan dosen.
7
Strategi membangun komunikasi dalam proses pembelajaran merupakan
salah satu hal yang sangatpenting untuk mewujudkan proses
9
pembelajaranyang efektif . Karena, tanpa adanya komunikasi tidak mungkin
peroses pembelajaran akan berjalan dengan lancar, karena komunikasi adalah
kunci utama untuk berinteraksi antara guru dengan peserta didik. Komunikasi
bukan berarti hanya berintraksi dengan menggunakan bahasa lisan semata, akan
tetapi komunikasi juga bisa dilakukan dengan menggunakan bahasa tulis dan
bahasa isyarat atau gerak tubuh10.

Selain itu, sering dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses


komunikasi dimana terjadiprosespenyampaian pesan tertentu dari sumber
belajar (misalnya guru, instruktur, mediapembelajaran,dan lain-lain.) kepada
penerima (peserta belajar, peserta didik, dan sebagainya), dengan tujuan
agar pesan (berupa topik-topik dalam mata pelajaran tertentu) dapat diterima
(menjadi milik, di-shared) oleh peserta didik. Dalam pembelajaran
terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada
peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan
berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Dengan
demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada
efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut.

Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003) secara


etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan
yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata
bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda
communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang mempunyai
makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau
hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja,
maka kata communion dibuat kata kerja communicare yang berarti
membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu
dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-
cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan demikian,

9
Sumar WT, Razak IA. Strategi pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis soft skill.
Deepublish; 2016.
10
Inah EN. Peran komunikasi dalam interaksi guru dan siswa. Al-TA’DIB J Kaji Ilmu Kependidikan.
2015;8(2):150–67.
8
komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan,
pertukaran pikiran atau hubungan.11

Evertt M. Rogers mendefinisikankomunikasi sebagai proses yang di


dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada
penerimadengan tujuan untuk merubah perilakunya. Pendapat senada
dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang mengatakan bahwa komunikasi
merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan
dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud
mencapai beberapa tujuan khusus. Selain definisi yang telah disebutkan di atas,
pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur Schramm memiliki
pengertian yang sedikit lebih detail. Menurutnya, komunikasi merupakan
tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan
pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang
memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta
ditafsirkan oleh penerima.12

1. Prinsip Komunikasi Pembelajaran

 Respect

Prinsip pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap


menghargai setiap individu yang akan menjadi sasaran pesan yang di
sampaikan. Guru dituntut dapat memahami bahwa ia harus bisa menghargai
setiap peserta didik yang dihadapinya. Rasa hormat dan saling menghargai
merupakan prinsip yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain
karena pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting.
Membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan
menghormatiakan dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi
yang dapat meningkatkan efektivitaskinerja guru baik sebagai individu maupun
secara keseluruhan sebagai tim.Salah satu prinsip paling dalam sifat dasar
manusia adalah kebutuhan untuk dihargai. Penghargaan terhadap individu
adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar
manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan sehingga setiap individu

11
Lestari EG, Mariska I. Pengaruh berbagai formulasi media terhadap regenerasi kalus padi indica. In:
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman. 2003.
12
SURANTO S. BUDAYA ORGANISASI SEKOLAH DALAM MENCAPAI PRESTASI (STUDI KASUS DI SMP
NEGERI 1 SUKOHARJO PERSPEKTIF NATURALISTIK). Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2005.
9
yang dapat memuaskan kelaparan hati tersebut akan menggenggam orang dalam
telapaktangannya. Selain itu penghargaan yang tulus terhadap individu dapat
membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal–hal
terbaik. Guru yang memberikan penghargaan secara tulus kepada para
murid makaakan dihargai pula oleh muridnya dan menjadikan proses
pembelajaran menjadi sebuah proses yang menyenangkan bagi semua pihak.

 Emphaty

Empati adalah kemampuan manusia untuk menempatkan diri pada


situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat
utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan manusia
mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau
dimengerti oleh orang lain13. Dengan memahami dan mendengarkan orang
lain terlebih dahulu, manusia dapat membangun keterbukaan dan
kepercayaan yang diperlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi
dengan orang lain. Rasa empati akan memaksimalkan dalam menyampai-
kan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima
pesan (receiver) menerimanya. Komunikasi di duniapendidikan
diperlukansalingmemahami dan mengerti keberadaan, perilaku dan keinginan
dari peserta didik. Rasa empati akan menimbulakan respek atau
penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang
merupakanunsur utama dalam membangun sebuah suasana kondusif di dalam
proses pembelajaran. Jadi sebelum manusia membangun komunikasi atau
mengirimkan pesan, manusia perlu mengerti dan memahami denganempati
calon penerima pesan. Sehingganantinya pesan dapat tersampaikan tanpa
ada halangan psikologi atau penolakan dari penerima.

 Audible

Prinsip audible berarti adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan


baik14. Berbeda dengan prinsip yang kedua yakni empati dimana guru harus
mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan
baik, maka audible adalah menjamin bahwa pesan yang disampaikan dapat

13
Juhri AM, Atieka N, AS RD. IMPLEMENTASI KEMAMPUAN EMPATI DAN INTERAKSI SOSIAL DI
KELAS INKLUSI SMP NEGERI 5 METRO KOTA METRO LAMPUNG. J LENTERA Pendidik Pus Penelit LPPM UM
METRO. 2018;3(1):87–98
14
Suryadi E, DR Ms. 02 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI.
10
diterima oleh penerima pesan dengan baik. Dalam rangka mencapai hal
tersebut maka pesan harus di sampaikan melalui media (delivery channel)
sehingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hal itu menuntut
kemampuan guru dalam menggunakan berbagai media maupun
perlengkapan atau alat bantu audio-visual yang dapat membantu supaya
pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para peserta didik.

 Clarity

Prinsip clarity adalah kejelasan dari isi pesan supaya tidak menimbulkan multi
interpretasi atau berbagai macam penafsiran15. Clarity dapat pula berarti
keterbukaan dan transparasi. Dalam berkomunikasi manusia perlu
mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan),
sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan.
Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada
gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasmepeserta didik dalam
proses pembelajaran. Dengan cara seperti ini peserta didik tidak akan
menganggap lagi proses pembelajaran sebagai formalitas tetapi akan
mengganggapnya sebagai sebuah kebutuhan pokok bagi kehidupannya.

 Humble

Prinsip kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah
hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk
membangun rasa menghargaiorang lain, biasanya didasari oleh sikap
rendah hati yang dimiliki. Kerendahan hati merupakan suatucara agar orang
lain merasa nyaman (care) karena ia merasa sejajar sehingga memudahkan
komunikasi dalam dua arah.16

Komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran sangat berdampak


terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan efektif apabila
terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan
informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku
komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran terjadi komunikasi yang efektif
antara pengajar dengan peserta didik, maka dapat dipastikan bahwa

15
Walid A. Peningkatan Kemampuan Melalui Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Turnamens. Istiqra
J Pendidik dan Pemikir Islam. 2016;4(1).
16
Adman A. Komunikasi Efektif dalam Tim. Manajerial J Manaj dan Sist Inf. 2004;3(1).
11
pembelajaran tersebut berhasil.Sehubungan dengan hal tersebut, maka para
pengajar, pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga pendidikan atau
pelatihan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Kemampuan komunikasiyang dimaksud dapat berupa kemampuan
memahami dan mendesain informasi, memilih danmenggunakan saluran
atau media, serta kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses
pembelajaran.

Pembelajaran sebagai subset dari proses pendidikan harus mampu memberikan kontribusi
terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan
berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Agar pembelajaran
dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus
terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam kepada
peserta didik atas pesan atau materi belajar.Komunikasi dikatakan efektif dalam
pembelajaran apabila terdapat aliran informasi dua arahantara pendidik dengan peserta
didik dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai denganharapan kedua pelaku
komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek menurut Abdul Majid (2013)
yang perlu dipahamidalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu:

1) Kejelasan, hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan


bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami
oleh komunikan.

2) Ketepatan, ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar
dan kebenaran informasi yang disampaikan.

3) Konteks, konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa
bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan
lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.

4) Alur, bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau
sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.

5) Budaya, aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan
dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan
dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi karena para peserta didik juga terlahir
dari budaya yang berbeda, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal,
agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
12
2. Metode Komunikasi Dalam Belajar Mengajar

Metode komunikasi terdiri atas :

a) Komunikasi informative (informative communication), suatu


pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang
hal-hal baru yang diketahuinya.

b) Komunikasi persuasif (persuasive communication), proses


mempengaruhi sikap, pandangan, atau perilaku seseorang dalam bentuk
kegiatan membujuk dan mengajak, sehingga ia melakukan dengan
kesadaran sendiri.

c) Komunikasi instruktif/koersif (instructive/coercive communication),


komunikasi yang mengandung ancaman, sangsi, dan lain-lain yang
bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran melakukan
sesuatu secara terpaksa, karena takut akibatnya.17

3. Hambatan Komunikasi Dalam Belajar Mengajar

Komunikasi dikatakan tidak efektif apabila seperti beberapaindikator


berikut:

a. .Perbedaan Persepsi

b. Reaksi emosional

c. .Ketidak-konsistenan komunikasi verbal dan nonverbal

d. Kecurigaan

e. Tidak adanya timbal balik (feedback)18

Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton hambatan-hambatan yang


menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu :

1. Status effect

Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.

2. Semantic Problems

17
Effendy, Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
18
Effendy, Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
13
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai
alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan.

3. Perceptual distorsion

Cara pandang yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir
serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain.

4. Cultural Differences

Perbedaan kebudayaan, agama, dan lingkungan sosial.

5. Physical Distractions

Gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi.19

19
Ludlow, Ron & Fergus Panton. 1992. The Essence of Effective Communication. London : Prentice Hall(10-
11)
14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu komunikasi secara umum pada dasarnya membahas pengetahuan tentang


sesuatu hal, baik yang menyangkut alam (natural) atau sosial (kehidupan masyarakat),
yang diperoleh melalui proses berpikir, sebagai ilmu komunikasi merupakan suatu
pengetahuan yang didasarkan pada logika, dan harus terorganisasikan secara
sistematik serta berlaku umum.

Dalam pembelajaran terjadi sebuah komunikasi,yakni antara guru dengan


peserta didik. “Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan
vital dalam kehidupan manusia . Dikatakan mendasar karena setiap manusia,baik yang
primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan
mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi.

15

Anda mungkin juga menyukai