Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PROSES PENYIARAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah
Mata Kuliah: Dasar Penyiaran

Dosen Pengampu: M. Taufiq Kolil, M.I.kom

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Axse Subur Prayoga 22103016


Rahma Aida 22103028
Rif’atul Mu’asyaroh 22103034
Ilham Alfaruq 22103105
Krisna Rama Abdillah 22103108

Kelas: KPI B

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat
serta Karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “Proses Penyiaran” dapat
selesai. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Dasar
Penyiaran yang dibimbing oleh Bapak M. Taufiq Kolil, M.I.kom. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca
tentangProses Penyiaran. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada M.
Taufiq Kolil, M.I.kom. selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar Penyiaran.
Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan
dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Kediri, 22 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
MAKALAH.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian proses penyiaran.......................................................................3
B. Gelombang Elektromagnetik.......................................................................4
a)Pengertian Gelombang Elektromagnetik dalam Proses Penyiaran...............5
b)Pola Radiasi Antena Gelombang Elektromagetik Dalam Proses Penyiaran 5
c)Muka Gelombang Elektromagnetik Dalam Proses Penyiaran......................6
C. Trilogi Penyiaran..........................................................................................7
D. Proses Produksi Program Siaran Radio.....................................................9
a) Pra Produksi.................................................................................................9
b) Produksi.....................................................................................................10
c) Pasca Produksi...........................................................................................12
E. Proses Produksi Program Siaran Televisi.................................................13
BAB III KESIMPULAN......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi elektronik telah mendorong perkembangan penyiaran


dan transmisi informasi melalui gelombang elektromagnetik, yang dirancang
khusus untuk memfasilitasi komunikasi antara individu. Berbagai bentuk
teknologi penyiaran, mulai dari telegraf, telepon, radio, televisi, hingga satelit
telah muncul sebagai hasil dari evolusi komunikasi elektronik ini, yang
memberikan manfaat besar bagi manusia.

Penyiaran pada hakikatnya adalah salah satu keterampilan dasar manusia


ketika berada pada posisi tidak mampu untuk menciptakannya dan menggunakan
pesan secara efektik untuk berkomunikasi. Dalam konteks ini, penyiaran berperan
sebagai alat untuk meningkatkan kapasitas dan efektivitas komunikasi massa.
Sudah jelas bahwa penyiaran adalah salah satu alat komunikasi massa yang
mendasar yang telah terbukti efektivitasnya. Tanpa adanya media komunikasi
dasar, manusia akan kesulitan dalam mendistribusikan pesan kepada banyak
penerima secara global. Tanpa perangkat seperti komputer, mesin fotokopi,
mikrofilm, dan teknologi siaran digital lainnya, manusia akan mengalami
keterbatasan dalam menyampaikan dan menerima pesan.

Penyiaran merupakan proses kegiatan poin to audience, yaitu proses


pengiriman informasi atau isi pesan dari seseorang atau produsen kepada khalayak
melalui proses pemancaran gelombang elektromagnetik atau gelombang yang
lebih tinggi, misalnya gelombang cahaya. Disini, proses ini dapat berupa siaran
radio ataupun siaran televisi. Di era informasi sekarang ini yang semakin canggih
sudah banyak media elektronik yang semakin maju dan berkembang. Sekarang
untuk mendapatkan berita, hiburan bahkan berdakwah atau ilmu agama pun dapat
dengan mudah di terima melalui televisi, radio dan internet.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian proses penyiaran?
2. Apa itu Gelombang Elektromagnetik?
3. Apa saja trilogi penyiaran?
4. Bagaima proses produksi program siaran radio?
5. Bagaimana proses produksi program siaran TV?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk Memahami pengertian proses penyiaran.
2. Untuk Memahami Gelombang Elektromagnetik.
3. Untuk Mengetahui trilogi penyiaran.
4. Untuk Mengetahui proses produksi program siaran radio.
5. Untuk Mengetahui proses produksi program siaran TV.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian proses penyiaran

Proses penyiaran dimulai dari penyiapan bahan mentah atau ide, dilanjutkan
dengan proses pembuata atau produksi gambar dan juga menyiapkan materi siaran
dan menyebarkan informasi yang telah disiapkan kepada publik. Sistem penyiaran
semakin berkembang juga beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada.
Dimana kita dimudahkan untuk mengakses hampir semua media streaming di
mana saja. Hal itu dilakukan untuk terus memberikan informasi kepada
masyarakat secara cepat. Saat ini media penyiaran menjadi sarana komunikasi
tercepat dalam hal penyebaran informasi atau memberitahukan kepada publik
pada saat yang bersamaan. Perkembangan media modern telah menjadikan hal
tersebut menjadi kenyataan saat ini.

Orang-orang dari seluruh dunia dapat berkomunikasi satu sama lain. Mungkin
karena banyak sekali berbagai saluran yang dapat dijadikan media mengirim
pesan. Media radio atau televisi adalah bagian dari hal ini suatu bentuk
komunikasi massa yang efektif dalam menjangkau khalayak luas dalam jumlah
besar. Oleh karena itu, media penyiaran memegang peranan yang sangat penting
dalam ilmu komunikasi pada umumnya dan ilmu komunikasi massa pada
khususnya. Dalam media penyiaran adalah organisasi penyiaran informasi berupa
produk atau pesan budaya yang berpengaruh dan mencerminkan budaya
perusahaan. Seperti politik, ekonomi. Media massa khususnya media penyiaran
sendiri merupakan suatu sistem dari bagian sistem sosial yang lebih besar.

Media televisi merupakan fenomena baru dalam dunia jurnalisme yang hadir
dengan luar biasa. Jika dahulu orang-orang mencari-cari berita atau suatu
peristiwa penting melalui surat kabar/koran, tetapi sekarang hanya dengan
menyalakan televisi semua informasi bisa di dapatkan. Televisi sekarang
merupakan media yang paling digemari oleh masyarakat atau khalayak umum.

3
Karena selain bisa mendengarkan berita mereka juga bisa melihat gambar yang
ditampilkan (audio-visual).1

Radio sebagai media massa elektronik tentunya lebih memudahkan sarana


informasi. Selain itu radio digunakan sebagai media yang dapat menyapa ke
semua lapisan masyarakat. Radio memiliki jangkauan yang cukup luas.
Keunggulannya mencapai efisiensi ruang, sehingga mampu menghasilkan
informasi dalam waktu yang cepat. Karenanya media radio sangat praktis dan
efisian untuk suatu sarana media massa yang digunakan untuk menyebarkan berita
atau informasi.

Radio sebagai media elektronik juga memiliki beberapa keunggulan


diantarannya: Pertama, menjaga mobilitas. Radio tetap berusaha agar mobilitas
pendengar tetap tinggi. Radio dapat didengarkan tanpa harus menghentikan
aktivitas yang sedang dilakukan, misalnya sambil mengemudikan kendaraan,
belajar, bekerja, dan sebagainya. Kedua, sebagai media penyalur informasi
tercepat. Ada yang menyebut radio dengan ‘Radio is the Now Media’. Pengertian
‘now’ di sini adalah kesegarannya. Dibandingkan dengan media cetak dan televisi,
selain lebih cepat dalam proses penyampaian informasi dan lebih murah dalam
proses operasionalnya, radio dimungkinkan untuk menyebarkan informasi
seketika. Ketiga, bersifat auditif. Walaupun radio hanya memproduksi suara
bukan visual seperti media cetak atau televisi, tetapi radio tetap dianggap
memiliki keunggulan. Alasannya, proses operasional relatif lebih mudah, biaya
operasionalnya murah, selain itu komunikasi dengan suara mempunyai kelebihan
dalam pendekatan kepada pendengar. Keempat, menciptakan theatre of mind.
Produksi radio yang hanya berupa suara tanpa gambar, justru mampu
menciptakan ‘imajinasi’ yang sering menggoda penasaran pendengar dan masih
banyak lagi.2

B. Gelombang Elektromagnetik

1
“BAB 1 PENDAHULUAN.”
2
Ahmad, “RADIO SEBAGAI SARANA MEDIA MASSA. hal: 252-253,”

4
a) Pengertian Gelombang Elektromagnetik dalam Proses Penyiaran

Gelombang elektromagnetik (GEM) adalah bentuk energi yang


terdiri dari medan listrik dan medan magnet yang bergerak secara
bersamaan melalui ruang hampa udara atau medium transmisi lainnya.
Gelombang elektromagnetik adalah fenomena dasar dalam fisika dan
merupakan dasar dari berbagai teknologi komunikasi, termasuk proses
penyiaran. Dalam proses penyiaran, gelombang elektromagnetik
digunakan untuk mentransmisikan informasi seperti suara dan gambar dari
satu tempat ke tempat lain.3

b) Pola Radiasi Antena Gelombang Elektromagetik Dalam Proses


Penyiaran

Dalam proses penyiaran menggunakan gelombang


elektromagnetik, antena dapat memiliki pola radiasi yang unidirectional
atau omnidirectional, tergantung pada desain dan tujuan penggunaan.
Berikut adalah penjelasan tentang kedua jenis pola radiasi tersebut:

1. Pola Radiasi Unidirectional (arah tunggal)


Antena dengan pola radiasi unidirectional mengarahkan
sebagian besar daya radiasinya ke dalam satu arah tertentu, yang
sering disebut sebagai "arah utama" atau "arah yang diinginkan." Ini
berarti bahwa antena ini dirancang untuk memiliki penerimaan atau
transmisi yang lebih kuat ke arah tertentu dan mengurangi radiasi ke
arah lain.
Keuntungan Antena dengan pola radiasi unidirectional berguna
dalam situasi di mana Anda perlu fokus pada komunikasi titik-ke-titik
atau mengarahkan sinyal ke stasiun pemancar tertentu. Ini dapat
meningkatkan kekuatan sinyal yang diterima atau ditransmisikan ke
arah yang diinginkan.
3
Djamal and Fachruddin, DASAR-DASAR PENYIARAN. hal: 99.

5
2. Pola Radiasi Omnidirectional (arah semua arah)
Antena dengan pola radiasi omnidirectional menghasilkan pola
radiasi yang merata dalam semua arah horizontal. Dengan kata lain,
antena ini meradiasikan sinyal dalam semua arah pada tingkat daya
yang hampir sama. Keuntungan Antena omnidirectional berguna
dalam situasi di mana Anda perlu berkomunikasi dengan perangkat di
berbagai arah atau jika Anda ingin menerima sinyal dari berbagai arah
tanpa harus mengarahkan antena secara khusus. Ini cocok untuk
penggunaan umum, seperti radio FM atau jaringan Wi-Fi di rumah.
Contoh antena unidirectional termasuk antena Yagi, antena
log-periodic, atau antena parabola. Antena ini umumnya digunakan
dalam aplikasi seperti televisi parabola satelit atau komunikasi seluler.
Antena omnidirectional sering ditemui dalam perangkat seperti antena
dipole sederhana atau antena stiker pada router Wi-Fi.
Pemilihan antena dengan pola radiasi yang sesuai tergantung
pada kebutuhan aplikasi spesifik Anda. Pola radiasi yang
unidirectional cocok untuk situasi di mana Anda ingin fokus pada
komunikasi dalam satu arah tertentu, sementara pola radiasi
omnidirectional lebih cocok untuk situasi di mana Anda perlu
berkomunikasi dengan perangkat di berbagai arah.4

c) Muka Gelombang Elektromagnetik Dalam Proses Penyiaran


Muka gelombang elektromagnetik adalah permukaan di mana
gelombang elektromagnetik menjalar melalui medium dengan kecepatan
tertentu. Dalam konteks proses penyiaran, muka gelombang
elektromagnetik adalah area di mana gelombang elektromagnetik merambat
dari antena pemancar ke antena penerima atau perangkat penerima lainnya.
Ini adalah titik di mana energi gelombang elektromagnetik dikirim dari satu
tempat ke tempat lain dalam bentuk gelombang. Penting untuk diingat
bahwa gelombang elektromagnetik tidak memerlukan medium fisik untuk
merambat, seperti suara dalam gelombang suara. Mereka dapat merambat
melalui ruang hampa udara tanpa memerlukan medium fisik antara
4
Djamal and Fachruddin, hlm: 105.

6
pemancar dan penerima. Muka gelombang elektromagnetik dalam proses
penyiaran adalah titik di mana gelombang elektromagnetik ini terbentuk dan
merambat ke arah penerima.
Dalam kasus penyiaran radio atau televisi, muka gelombang
elektromagnetik akan menjadi titik di mana gelombang elektromagnetik
dipancarkan dari antena pemancar dan merambat melalui udara menuju
antena penerima di perangkat penerima. Selama perjalanan ini, gelombang
elektromagnetik akan mengalami berbagai fenomena, seperti pemantulan,
refraksi, dan penyerapan, tergantung pada kondisi lingkungan dan frekuensi
gelombang. Ketika gelombang elektromagnetik mencapai antena penerima
atau perangkat penerima, mereka akan diubah kembali menjadi sinyal audio
atau video yang dapat ditampilkan atau didengarkan oleh pengguna. Proses
ini memungkinkan penyiaran informasi dari satu lokasi ke banyak lokasi
melalui gelombang elektromagnetik tanpa perlu kabel fisik atau medium
transmisi lainnya.

C. Trilogi Penyiaran

Penyiaran terselenggarakan melalui kombinasi tiga elemen kunci, yaitu


studio, transmiter, dan pesawat penerima, yang secara bersama-sama disebut
sebagai trilogi penyiaran. Keharmonisan antara ketiganya adalah yang
membentuk dasar bagi produksi siaran yang dapat diterima oleh alat penerima
seperti radio dan televisi.

Studio memiliki peran sentral dalam operasi stasiun penyiaran. Sistem studio
ini biasanya terdiri dari berbagai komponen, termasuk bagian audio (mixer
system), bagian video (camera system), serta pencahayaan (lighting system).
Selain itu, fasilitas seni atau elemen artistik juga menjadi bagian penting dalam
mendukung produksi, Studio berfungsi sebagai pusat produksi dan pengiriman

7
informasi, di mana ide dan konsep dikonversi menjadi pesan berupa gambar dan
suara yang memiliki makna.

Proses ini berjalan secara mekanis, memungkinkan gambar dan suara tersebut
dikirimkan melalui transmiter, lalu diterima oleh sistem antena pada pesawat
penerima (media receiver), sehingga bisa dinikmati oleh audiens dalam berbagai
jenis acara. Dalam produksi informasi, studio yang bertindak sebagai penyedia
program acara dibagi menjadi dua kategori utama:

a. Acara Langsung (Live Event), seperti program musik, variety show, berita,
dan sebagainya.
b. Acara yang Direkam (Recording Event), yang mencakup program acara
yang telah direkam sebelumnya, baik dalam bentuk program non-drama
seperti musik, olahraga, dan news maupun program acara drama.
(Setyabudi, 2005).

Transmitter adalah salah satu elemen dalam proses penyiaran yang berperan
dalam mengirimkan sinyal gambar dan suara dari studio dalam bentuk
gelombang elektromagnetik yang membawa informasi, baik melalui kabel atau
serat optik. Sistem pemancaran (transmitter) dapat dilakukan melalui dua cara,
yaitu melalui sistem terresterial (pancaran di atas tanah) atau melalui sistem
satelit komunikasi. Dalam konteks satelit komunikasi, ada tiga jenis sistem yang
digunakan, yaitu DBS (direct broadcasting satellite), sistem semi DBS, dan
sistem gabungan yang mencakup terresterial, penyaluran, dan satelit.

Pesawat Penerima adalah perangkat yang berfungsi mengubah gelombang


elektromagnetik yang membawa informasi suara atau sinyal gambar proyeksi
menjadi pesan yang dapat dinikmati. Dalam proses penyiaran radio, gelombang
elektromagnetik yang membawa sinyal suara dari microfone lalu diterima oleh
sistem antena diteruskan ke pesawat penerima kemudian diubah menjadi suara di
dalam loudspeaker. Sedangkan Dalam proses penyiaran TV, pancaran gelombang
elektromagnetik yang membawa sinyal suara dari microfone dan sinyal gambar
proyeksi dari sistem lensa kemudian diubah menjadi sinyal gambar melalui
tabung pengambil gambar (pick up tube).

8
Ketiga unsur tersebut bila dipadukan dapat menghasilkan siaran, seperti
dalam bagan berikut ini:

Trilogi Penyiaran

Penyelenggara siaran berperan sebagai komunikator dan sumber informasi.


Ide/isinya diproduksi dan disiarkan melalui stasiun penyiaran radio dan televisi,
termasuk studio dan sistem transmisi. Kemudian, hasil produksi tersebut dapat
dinikmati, dilihat, dan didengar oleh para komunikan melalui pesawat televisi dan
radio. Tujuan dari isi pesan ini adalah untuk memengaruhi perubahan sikap dan
perilaku dari audiensnya.

D. Proses Produksi Program Siaran Radio

Dalam Proses Produksi Siaran Radio, pada umumnya memiliki tiga


tahapan yakni Pra Produksi, Produksi dan Pasca Produksi.

a) Pra Produksi
Pra produksi merupakan tahapan awal sebelum melakukan proses
produksi suatu acara radio. Yang termasuk dalam proses pra produksi
antara lain:

1. Penentuan Tema
Penentuan tema merupakan bagian yang penting, karena biasanya
hal inilah yang menentukan apakah pendengar tertarik atau tidak dengan
acara tersebut. Tema berita yang ingin diangkat haruslah memiliki potensi
untuk menarik perhatian pendengar, agar dapat terus mengikuti program

9
yang disiarkan. Misalnya mengangkat tentang berita yang sedang hangat
dibicarakan orang.

2. Mencari Narasumber
Memilih narasumber yang kompeten dan ahli di bidangnya yang
relevan dengan topik yang dibahas. Contohnya topik kesehatan, biasanya
narasumber datang dari kalangan dokter atau topik politik dengan
narasumber dari praktisi politik atau pengamat politik.

3. Mengumpulkan data dan informasi


Untuk membantu penguasaan tema, kita harus mencari sumber
informasi yang tepat. Sumber data dan informasi bisa didapatkan melalui
surat kabar, internet, dokumen atau file, serta dapat pula dicari melalui
kantor berita.

4. Menentukan musik pendukung


Untuk menambah variasi dan menghilangkan kejenuhan pendengar,
maka dipersiapkanlah musik pendukung. Musik disiapkan oleh seorang
penyelia musik atau biasa disebut music director, yang bertugas dan
bertanggung jawab menentukan konsep musik, baik musik latar belakang,
ilustratif, maupun sound effect.

5. Penulisan Naskah
Menulis naskah merupakan tugas dari seorang script writer yang
menulis dan merancang naskah acara secara lengkap dan kreatif. Script
writer menulis keseluruhan rundown acara sebagai acuan dalam proses
produksi dan juga menulis teks yang dibacakan oleh penyiar.

b) Produksi
Produksi acara siaran radio merupakan proses produksi
berdasarkan karakteristik radio guna meningkatkan mutu suatu produk
acara radio, yaitu pesan dalam bentuk acara yang dipublikasikan melalui
gelombang frekuensi yang dapat diterima pendengar. Dalam proses
produksi suatu program, ada 2 cara yang bisa digunakan, yaitu:

1. live atau siaran langsung

10
Suatu program yang disiarkan secara langsung, biasanya dimulai
dan diakhiri sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Siaran langsung
dapat diselenggarakan di dalam studio atau di luar studio, tergantung dari
acara yang akan disiarkan secara langsung tersebut berada dimana.
Misalnya acara tersebut adalah upacara pengibaran bendera tanggal 17
Agustus yang diadakan di halaman istana negara, maka kru studio akan
menaruh studio mini atau Outside Broadcasting Van ( OB Van ) disana.
Artinya peralatan audio yang dibutuhkan dibawa di istana negara termasuk
pesawat pemancar untuk mengirim sinyal acara ke stasiun induk untuk
disebar luaskan ke seluruh wilayah jangkauan pemancar.
Pada siaran langsung peralatan yang dibawa minimal adalah mic,
mixer audio, amplifier, alat perekam tape recorder / kaset recorder, kaset
player, pesawat pemancar lengkap dengan antenanya dan peralatan
pendukung seperti kabel power, kabel audio dan genset.
Prosesnya kurang lebih sebagai berikut : Reporter melaporkan apa
yang dilihat dan jalannya upacara di depan mic yang dihubungkan ke
mixer, pada mixer dicampur dengan suara musik perjuangan. Kemudian
output mixer disalurkan ke amplifier untuk diperkuat dan disalurkan ke
tape recorder untuk direkam dan ke pemancar untuk dipancarkan ke
studio pusat melalui antena directional dan langsung diterima antena
stasiun pusat dan diteruskan ke pemancar pusat untuk disiarkan secara
luas.

2. Taping atau Rekaman


Siaran rekaman merupakan siaran yang proses produksinya
dilakukan dahulu baru kemudian pada hari berikutnya disiarkan. Jadi
proses produksinya dilakukan di studio rekaman sehingga dihasilkan
produk penyimpan audio sperti kaset, CD atau naskah. Untuk siaran
rekaman peralatan yang tidak dibawa hanya pesawat pemancarnya karena
akan disiarkan lain waktu. Prosesnya kurang lebih sama dengan siaran
langsung tetapi hanya direkam di tape recorder, tidak dikirim ke pesawat
pemancar. Hasil rekamannya akan dibawa ke studio untuk disempurnakan
dan penyiarannya dilakukan dengan cara memutar kembali tape hasil

11
rekaman yang sudah disempurnakan dan output tape recordernya
disalurkan ke pemancar untuk disalurkan secara luas.
Rekaman merupakan cara lain yang digunakan oleh radio dalam
menyiarkan sebuah program. Suatu program yang dilakukan secara
rekaman akan melalui proses editing terlebih dahulu sebelum akhirnya
disiarkan.

c) Pasca Produksi
Tahap terakhir dalam proses produksi sebuah program acara adalah
pasca produksi. Dalam tahap pasca produksi untuk proses produksi siaran
langsung biasanya hanya terdiri dari evaluasi, lain halnya untuk proses
produksi rekaman yang biasanya terdiri dari evaluasi dan editing.
Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan
mengetahui hasil dari kegiatan produksi yang telah dilakukan terkait
dengan penyiaran. Evaluasi juga dijadikan bahan penilaian agar produksi
untuk selanjutnya bisa dilakukan lebih baik lagi. Evaluasi terhadap
kegiatan produksi dan penyelenggaraan acara siaran dilakukan dengan 3
cara, yakni:

1. Evaluasi kualitas produksi, evaluasi terhadap kualitas teknis yang


dimaksudkan untuk mengukur kejernihan suara dan hal lain yang
menyangkut teknis produksi atau penyajian oleh seorang penyiar. Evaluasi
ini bisa juga untuk mengukur kinerja petugas atau penyelenggara acara
siaran, apakah sudah sesuai dengan prinsip professionalitas.
2. Evaluasi biaya produksi, untuk mengukur soal biaya apakah cukup
efisien untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan produksi siaran.
3. Evaluasi khalayak, dilakukan untuk mengetahui sejauh mana jumlah
khalayak yang mendengarkan serta bagaimana reaksinya terhadap suatu
acara siaran. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu:
- Menghimpun atensi, berupa surat tanggapan maupun telepon dari
pendengar

12
- Diskusi dengan kelompok khusus dengan cara mengundang atau
mendatangi kelompok – kelompok masyarakat untuk mengetahui
reaksi dan keinginannya terhadap suatu siaran
- Dapat pula dilihat pada partisipasi pendengar dalam sebuah acara,
melalui surat berisi jawaban kuis, telepon interaktif, sms pada
acara request lagu dan dari hubungan via telepon dengan
pendengar

Selanjutnya tahap editing, Editing biasanya dilakukan dilakukan dengan cara


memotong dialog yang tidak diperlukan untuk disiarkan. Setelah semua
dialog yang tidak diperlukan sudah diedit, berikutnya diberi sound effect. Hal
ini diperlukan untuk mengatasi latar belakang suara yang patah – patah
sebagai hasil editing. Secara umum sound effect meliputi: Background
Sound, misalnya suara angin, air, burung agar mampu memberi kesan tertentu
bagi pendengar. Hard Effect, meliputi suara keras seperti ledakan senjata,
tabrakan mobil, buka/tutup pintu. Folley, yaitu merekayasa suara dengan cara
tertentu agar menyerupai suara yang diinginkan, seperti suara langkah kaki.
Musik ilustrasi, biasanya diambil dari musik – musik instrumen. Setelah
kedua hal ini selesai dilakukan maka acara siap untuk disiarkan.5

E. Proses Produksi Program Siaran Televisi

Produksi program siaran TV adalah suatu rangkaian kegiatan yang


melibatkan sejumlah tahapan dan kolaborasi dari berbagai pihak. Sebelum
produksi dimulai, tahap pra-produksi dikerjakan untuk menyiapkan segala
kebutuhan, termasuk materi, peralatan, anggaran, dan pengaturan organisasi.
Setelahnya, tahap produksi dimulai dengan proses penerjemahan dan pembuatan
naskah, dilanjutkan dengan dubbing, serta melalui proses editing. Bagian ini
bertanggung jawab dalam menciptakan siaran berkualitas dengan menggabungkan
gambar dan suara secara optimal. Setelah tahap produksi, ada tahap pasca-
produksi yang dimulai dengan proses editing offline, kemudian dilanjutkan
dengan editing online, dan mixing untuk memastikan keselarasan antara gambar,
5
Heartline, “Proses Produksi Program Acara Radio “ Young and Professional “ Universitas
Indonusa Esa Unggul Jakarta 2009. hal: 25-30.”

13
naskah, dan suara. Keseluruhan proses produksi ini melibatkan berbagai pihak,
termasuk penulis, narasumber, dan tim produksi, yang bekerja sama untuk
menciptakan program berita yang menarik dan profesional. Dalam konteks
televisi lokal, produksi program siaran TV juga memiliki peran penting dalam
mengangkat isu-isu dan masalah-masalah lokal yang dihadapi oleh masyarakat.6

Membuat program televisi melibatkan sejumlah langkah yang berperan


dalam menciptakan konten yang cocok untuk tayangan televisi. Proses ini
melibatkan berbagai tahap, dimulai dari perencanaan hingga tayangan akhir yang
siap disiarkan. Pertama, dalam tahap perencanaan, tim produksi mengembangkan
ide-ide program. Ide-ide ini kemudian diubah menjadi konsep program dengan
mengatur format, durasi, dan tema yang akan dibahas. Setelah itu, tim produksi
melakukan penelitian untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Setelah
konsep program dibuat, langkah selanjutnya adalah pra-produksi. Di tahap ini, tim
produksi melakukan persiapan seperti pemilihan lokasi, pemilihan pemeran,
penulisan skrip, dan perencanaan teknis lainnya. Juga, ada negosiasi dengan
sponsor atau pengiklan jika diperlukan. Setelah tahap pra-produksi, proses
produksi dimulai. Ini melibatkan pengambilan gambar dan suara yang bisa
dilakukan di lapangan atau di studio. Selama proses ini, tim produksi
menggunakan peralatan dan teknologi yang sesuai untuk menghasilkan materi
berkualitas.

Setelah proses produksi selesai, ada tahap pasca-produksi. Di sini,


dilakukan editing video dan audio, penambahan efek atau animasi jika perlu, dan
penyelesaian lainnya untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan. Tahap ini juga
melibatkan pemeriksaan kualitas, perbaikan kesalahan, dan penyelesaian program
agar siap untuk disiarkan. Setelah proses produksi dan pasca-produksi selesai,
program siap untuk ditayangkan. Program ini akan disesuaikan dengan jadwal
siaran yang telah ditentukan oleh stasiun televisi. Selama siaran, tim produksi juga
mengawasi respons dan tanggapan penonton, dan mereka melakukan evaluasi
untuk perbaikan atau pengembangan program di masa depan. Secara keseluruhan,
produksi program televisi melibatkan berbagai tahap, mulai dari perencanaan, pra-

6
Setiawan, “Manajemen Produksi Program Acara Televisi on the Spot Trans 7.”

14
produksi, produksi, pasca-produksi, hingga siaran. Setiap tahap memiliki
peranannya sendiri dalam menciptakan program yang berkualitas dan sesuai
dengan keinginan penonton.7

7
Sarvika and Mayangsari, “Produksi Siaran Berita Televisi ( Studi Deskriptif Pada Proses
Produksi Siaran Program Berita ‘ Ada Berita Petang ’) News Broadcast Television Production
( Descriptive Study Program in the Production Process Press News " Ada Berita Petang ").”

15
BAB III
KESIMPULAN

16
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Nur. “RADIO SEBAGAI SARANA MEDIA MASSA” 3, no. 2 (n.d.):


252–53.
“BAB 1 PENDAHULUAN,” n.d., 1–2. file:///C:/Users/user/Downloads/2012-2-
01525-MC Bab1001.pdf.
Djamal, Hidajanto, and Andi Fachruddin. DASAR-DASAR PENYIARAN. 2nd ed.
Jakarta: KENCANA, 2020.
Heartline, D I Radio. “Proses Produksi Program Acara Radio “ Young and
Professional “ Universitas Indonusa Esa Unggul Jakarta 2009,” 2009.
Sarvika, Mohamad Afkar, and Ira Dwi Mayangsari. “Produksi Siaran Berita
Televisi ( Studi Deskriptif Pada Proses Produksi Siaran Program Berita ‘ Ada
Berita Petang ’) News Broadcast Television Production ( Descriptive Study
Program in the Production Process Press News " Ada Berita Petang ").” E-
Proceeding of Management 3, no. 2 (2016): 2258–68.
Setiawan, Ainun Rahma Asmoroweni & Benni. “Manajemen Produksi Program
Acara Televisi on the Spot Trans 7.” Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 3, No.
(2020): 99.

17

Anda mungkin juga menyukai