Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MEDIA DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


“MEDIA AUDIO (PODCAST)”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Media dan Teknologi
Pembelajaran

Anggota Kelompok :
Muhammad Arif Rahman (11190163000014)
Berliana Choerunnisa (11190163000018)
Fiqih Fuadatursa’adah (11190163000019)
Bagas Karunia (11190163000026)
Andi Luthfi Kamil Absar (11190163000027)
Ayu Fitri Arahma (11190163000032)
Shinta Dewi (11190163000037)
Sevilla Dela Amirudin (11190163000041)

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan


berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun
makalah media dan teknologi pembelajaran yang berjudul "Media Audio (Podcast)"
dengan baik dan tepat waktu.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak


Iwan Permana Suwarna M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Media dan
Teknologi Pembelajaran karena telah memberikan kesempatan pada kami selaku
penulis dalam menulis makalah pembelajaran ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini. Segala


bentuk masukan, kritik dan saran sangat penulis apresiasi. Masukan, kritik dan
saran yang diterima akan menjadi pelajaran dan evaluasi yang berharga untuk
perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Ciputat, 30 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 3
A. Sejarah..................................................................................................................... 3
Asal Usul dan Pengertian Podcast .......................................................................... 3
B. Perkembangan Podcast Audio ................................................................................ 4
C. Peluang dan Tantangan Podcast di Indonesia ......................................................... 5
D. Podcast Sebagai Media Audio dalam Pembelajaran ............................................. 11
E. Kelebihan dan Kekurangan podcast ...................................................................... 12
Kelebihan .................................................................................................................. 12
Kekurangan ............................................................................................................... 13
BAB III ............................................................................................................................. 15
PENUTUP ........................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media merupakan salah satu bentuk perantara untuk menyampaikan
suatu pesan kepada orang lain, yang medianya berupa gambar, video, audio
bahkan yang lain nya. Media pada zaman saat ini sangat sering digunakan
oleh masyarakat, karena lebih praktis dan efisien untuk mendapatkan
informasi kepada masyarakat, bahkan media saat ini juga digunakan untuk
pembelajaran.

Pada era globalisasi saat ini perkembangan media dan teknologi


telah memberikan banyak manfaat di berbagai aspek sosial. Penggunaan
media oleh manusia dapat membantu memudahkan menyelesaikan
pekerjaan, perkembangan teknologi juga harus diikuti dengan
perkembangan sumber daya manusia. Bentuk komunikasi modern ini
berbeda jauh dari apa yang terjadi pada komunikasi tradisional.
Perkembangan teknologi dalam bentuk media online saat ini semakin pesat,
yang dapat dibuktikan dengan melihat banyaknya pengguna internet dari
kalangan anak-anak sampai orang dewasa. Segala sesuatu bisa didapatkan
dari media online.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah
membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi
kehidupan masyarakat, baik ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan.
Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan iptek
tersebut perlu adanya penyesuaian dalam metode pembelajaran nya.
Teknologi komunikasi merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari satu
perangkat ke perangkat lainnya.
Akibat perkembangan teknologi saat ini membuat radio harus
mengikutinya yang membuat hampir seluruh siaran radio sekarang ini

1
menggantikan nya dengan istilah Podcast. Apa itu Podcast? Podcast
merupakan salah satu media dalam bentuk audio yang bisa didengarkan oleh
semua orang. Yang membedakan Radio dengan Podcast yaitu Podcast
berupa sebuah bentuk rekaman yang dimana bisa didengarkan berulang kali
sedangkan Radio hanya bisa didengar secara live saluran Radio nya. Nah
pada makalah kali ini akan dibahas lebih dalam lagi terkait apa itu Podcast.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah atau asal usul Podcast?
2. Bagaimana perkembangan Podcast saat ini?
3. Apa saja peluang dan tantangan Podcast di Indonesia?
4. Bagaimana Podcast Sebagai Media Audio dalam proses
Pembelajaran?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan Podcast?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah Podcast
2. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan terkait Podcast
3. Mahasiswa dapat menganalisis peluang dan tantangan Podcast di
Indonesia
4. Mahasiswa dapat menganalisis Podcast Sebagai Media Audio dalam
Pembelajaran
5. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan
dari Podcast

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah

Asal Usul dan Pengertian Podcast


Tahun 2004 tercatat sebagai awal kemunculan istilah podcast. Ben
Hammersley menyebutkan kata “podcasting” di dalam artikelnya di
www.theguardian.com yang membahas audioblogs dan radio online.
Selama hampir 7 bulan, istilah “podcasting” seolah tenggelam sampai
akhirnya beberapa orang menggunakannya sebagai nama pada saat
mendaftarkan domain seperti yang dilakukan Dannie Gregoire yang
mendaftarkan domain podcaster.net (Geoghegan & Klass, 2007).
Catatan lain menyebutkan, podcast audio telah berkembang sejak tahun
2005, saat Apple menambahkan materi podcast pada iTunes dengan tema-
tema terbatas. Seiring waktu, materi podcast semakin berkembang dan
beragam. Kemasannya dapat berupa sandiwara/drama, dialog/talkshow,
monolog dan feature/dokumenter. Rentang topiknya sangat luas, mulai dari
sejarah, ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, filsafat dan masih banyak lagi.
Bahkan menurut www.time.com, beberapa program podcast dapat
menyamai popularitas serial drama televisi.
Awalnya istilah podcast cenderung identik dengan materi berformat
audio. Seperti yang tertera di dalam kamus Oxford: “a digital audio file
made available on the Internet for downloading to a computer or portable
media player, typically available as series, new instalments of which can be
received by subscribers automatically.”
Belakangan, podcast juga mengacu pada materi dalam bentuk video.
Sehingga pengertian podcast dapat mengacu pada podcast audio atau
podcast video. Apple sendiri membuat batasan podcast sebagai siaran audio
dan video yang tersedia di internet untuk diputarkan pada perangkat
portable atau komputer, seperti iPad, Ipod, atau Mac. Singkat cerita, istilah
podcast diartikan sebagai materi audio atau video yang tersedia di internet

3
yang dapat secara otomatis dipindahkan ke komputer atau media pemutar
portable baik secara gratis maupun berlangganan.

B. Perkembangan Podcast Audio


Podcast audio telah berkembang sejak pertama kali muncul di tahun
2005. Saat itu Apple menambahkan materi podcast pada iTunes dengan
tema-tema terbatas. Seiring waktu, materi podcast semakin berkembang dan
beragam. Kemasannya dapat berupa sandiwara/drama, dialog/talkshow,
monolog dan feature/documenter. Isinya terentang dari tema-tema berkaitan
sejarah, ilmu pengetahuan, politik dan banyak lagi. Bahkan menurut
www.time.com, beberapa program podcast dapat menyamai popularitas
serial drama televisi.
Di Indonesia, bentuk pesan podcast audio belum populer bahkan
gambaran tentang keberadaan dan penggunaannya juga sangat minim.
Berbeda keadaannya dengan di Amerika Serikat, daratan Eropa atau
Australia dimana jumlah pengakses podcast terbilang cukup signifikan.
Rilis terbaru ‘State of the News Media 2016’, PEW Research Center
menyebutkan produk-produk podcast telah menyentuh setidaknya 36%
warga Amerika. Meski angka ini dinilai kecil, namun program dan
kependengaran podcast menunjukkan tren positif di tahun 2015. Bahkan
menurut survey lembaga riset Edison, jumlah orang Amerika yang pernah
mendengar podcast bertambah sampai 36% dibanding tahun 2008. Pada
awalnya mereka mengakses materi podcast melalui komputer jinjing atau
komputer meja. Belakangan, piranti komunikasi bergerak seperti
smartphone dan tablet menjadi pilihan untuk mengunduh dan
mendengarkan materi podcast.

4
C. Peluang dan Tantangan Podcast di Indonesia
Popularitas dari fasilitas mendengarkan ulang dalam platform digital
berbasis audio telah membuktikan bahwa kebutuhan akan konten audio
masih cukup besar. Konsumen dapat memilih dari berbagai konten yang
sangat luas dan yang paling penting, mereka mengontrol jadwal sendiri
untuk mendengarkan. Podcast sendiri menawarkan keuntungan tambahan,
yaitu pendengar bukan hanya terlibat, mereka juga dapat memilih untuk
mendengarkan kapan dan di mana saja mereka mau dan memutar ulang
segmen audio yang telah mereka lewatkan atau ingin mendengar lagi di lain
waktu. Pada tahun 2020 sendiri, menurut prediksi kegiatan periklanan dan
perubahan teknologi yang dinamis, akan mempercepat pertumbuhan
industri podcast.
Potensi podcast terletak tidak hanya dalam memberi informasi atau
menghibur audiens awam tetapi dalam merangsang percakapan yang
bermakna, misalnya, memfasilitasi dialog antara pendengar awam dan
mereka yang memiliki berbagai keahlian, termasuk keduanya baik
pengetahuan formal dan informal. Selain itu, potensi lainnya adalah
konsumen online diberikan lebih banyak kontrol dengan cara lain.
Munculnya blog, fasilitas komentar, forum, dan situs yang dapat diedit
secara kolaboratif tentunya memberikan kesempatan kepada pendengar dan
pembaca untuk menghasilkan konten media mereka sendiri secara mandiri
(Minol., 2007).
Perkembangan podcast juga dipengaruhi oleh konten yang
dihadirkan oleh para podcaster, bagus atau tidaknya konten tersebut akan
tercermin dari jumlah pendengar, dan tentunya salah satu peluang dari
podcast itu sendiri terletak pada tema yang dibahas. Saat ini di Indonesia
banyak podcaster yang mengusung tema tertentu mengenai suatu sudut
pandang baru terhadap suatu peristiwa. Hal ini menunjukkan bahwa agar
konten yang dihasilkan positif dan pada akhirnya bisa berguna bagi banyak
masyarakat maka teknologi harus disandingkan dengan kreativitas.
Peluang dari kehadiran podcast diantaranya adalah dapat
memberikan informasi serta pengetahuan dari narasumber-narasumber

5
expert di bidangnya sehingga masyarakat dapat membuka wawasan dan
pemikiran baru. Hal ini sejalan dengan karakteristik new media salah
satunya jaringan, yang mengandung arti bahwa jaringan yang ada pada
media baru internet dapat digunakan untuk saling menguatkan serta
mempermudah orang untuk menemukan dan mencari informasi
(Vindiyanasari, 2018).
Peluang kedua adalah menciptakan produksi konten yang lebih
personal sehingga audiens dapat merasakan pengalaman lain saat
mengakses audio on demand yang sesuai dengan keadaan pendengar saat
itu sehingga audiens merasa memiliki teman bercerita. Podcast seperti
mengembalikan lagi tradisi bertutur atau storytelling yang sempat meredup
karena gempuran lewat gambar dan video. Budaya tutur orang Indonesia
merupakan salah satu sinyalemen potensi pengembangan podcast audio
(Rusdi, 2012).
Peluang ketiga adalah podcasting dapat digunakan sebagai alternatif
media untuk membuat dan mendiseminasikan konten audio baik individu
dan organisasi agar jangkauan audiens semakin meluas. Selain itu
podcasting juga dapat melayani kebutuhan informasi bagi audiens auditori
yang selama ini mungkin belum mendapat perhatian lebih. Pada hakikatnya
masyarakat di Indonesia masih banyak yang lebih senang mendengarkan
dan menonton dibandingkan dengan membaca. Saat ini sudah banyak
perusahaan yang merambah podcasting sebagai media menyebarkan
informasi contohnya seperti gojek dengan podcast Go-Figure, MRA media,
Narasi TV, Kompas, Kumparan, dan Asumsi.co. Podcast yang umumnya
berdurasi lima hingga tiga puluh menit itu menyediakan cara baru mengisi
ruang dengar para audiens, sebab para kreator dapat bicara langsung kepada
pendengar, bebas dari pengalihan perhatian dan distraksi lainnya.
Peluang podcast yang ke empat adalah monetisasi, seperti yang
dikemukakan oleh Bonini (2015) dalam “The Second Age of Podcasting:
Reframing Podcasting as A New Digital Mass Medium”, saat ini podcast
berada pada era kedua. Era pertama podcast merupakan fase awal dimana
podcast baru pertama kali muncul hingga akhirnya meredup. Pada fase ini,

6
podcast telah bertransformasi menjadi praktik produksi komersial dan
digunakan sebagai medium konsumsi massa. Revenue stream podcast
sendiri biasanya berasal dari iklan berupa adlibs atau iklan yang dibacakan
oleh podcaster. Beberapa waktu kedepan juga akan ada peluang seperti
endorsement yang ada pada platform visual seperti Instagram dan Youtube.
Peluang kelima adalah podcast dianggap mampu menjadi pelengkap
dari radio sekaligus platform berbasis video seperti Youtube. Beberapa
influencer tanah air pun kini sudah mengawinkan kedua media ini, podcast
dan Youtube. Contohnya adalah Raditya Dika dan Deddy Corbuzier,
mereka membuat konten podcast pada kanal Youtube yang dimilikinya
guna memberikan alternatif lain dari konten podcast yang sudah ada. Tentu
saja, dalam hal ini, kreator juga menawarkan sedikit aspek visual yang tidak
dapat diberikan oleh media seperti Spotify. Ini memberikan sedikit
keuntungan untuk segmen pasar yang masih memerlukan dukungan visual
dalam menikmati podcast. Selain itu, peningkatan popularitas podcast saat
ini dinilai masih memerlukan peran internet atau media sosial lain sebagai
penghubung dan sarana publikasi konten audio tersebut.
Peluang podcast yang terakhir adalah kebutuhan bandwidth untuk
mengakses audio podcast yang relatif kecil memungkinkan audiens merasa
nyaman jika mendengarkan banyak episode dalam satu topik selama
beberapa jam. Hal tersebut merupakan suatu nilai tambah dibandingkan
platform berbasis visual seperti Instagram dan Youtube. Menurut laman
Canstar Blue, memutar video beresolusi 480p selama satu jam akan
menghabiskan 264 MB data. Jika resolusi yang dipilih adalah 720p atau
kualitas HD maka akan menguras 870 MB data, sedangkan jika resolusi
yang dipilih 1080p atau Full HD akan memakan 1,65 GB data
(Zakiah,2019). Sementara itu, menurut laman Dailydot.com dengan kualitas
normal, kurang lebih Spotify akan menghabiskan data sebanyak 40 MB, jika
memilih kualitas tinggi atau high, dalam waktu satu jam bisa menghabiskan
70 MB dan jika memilih kualitas tertinggi atau extreme bisa menghabiskan
sekitar 150 MB per jam.

7
Selain peluang, perkembangan podcast juga tidak terlepas dari
berbagai tantangan, tantangan yang pertama adalah persaingan dengan
konten berbasis video yang sudah lebih dulu populer di kalangan millenial.
Maraknya tren video berbasis online, seperti Youtube telah menjamah
hampir sepertiga dari pengguna internet secara keseluruhan. Lembaga riset
pasar Statista menyebutkan bahwa jumlah pengguna Youtube diprediksikan
akan mencapai angka 1,8 miliar orang pada tahun 2021 (Clement, 2018).
Hal tersebut mengindikasikan bahwa konten berbasis video masih menjadi
pilihan utama yang cukup umum bagi pengguna internet.
Tantangan kedua adalah metode dan implementasi monetisasi,
secara global, seperti yang dikemukakan oleh Prastuti (2019) peluncuran
model bisnis podcast pertama kali dilakukan di Amerika Serikat pada tahun
2012 dengan tujuan untuk mendukung produksi dan konsumsi konten audio
secara independen. Pada tahun 2014 disebutkan bahwa angka CPM
sejumlah podcaster ternama di AS antara $20 dan $45, lebih tinggi
dibandingkan CPM radio atau televisi. Sementara itu, di Indonesia sendiri
belum ada penghitungan CPM alias Cost Per Mille atau biaya iklan per 1000
impresi yang digunakan untuk penghitungan pembayaran iklan di podcast,
sedangkan bagi pendengar, iklan di tengah podcast lebih mengganggu dan
lebih menjengkelkan daripada iklan di awal atau dari sponsor (Ritter & Cho,
2009). Indonesia juga belum memiliki podcast agensi yang menghubungkan
berbagai brand dengan podcaster. Oleh karena itu, meskipun monetisasi
adalah peluang baru namun tetap memiliki tantangan, khususnya dalam
aspek metode pengukuran dan implementasinya.
Tantangan ketiga adalah aspek produksi konten audio. Bagi banyak
orang, hal yang terpenting dalam membuat konten adalah kuantitas, padahal
yang utama dari sebuah konten audio adalah kualitas. Podcaster
Seyogyanya memproduksi konten yang lebih baik dan bermanfaat, bukan
hanya menghibur namun juga mengedukasi audiens yang dituju. Podcaster
tidak perlu fokus pada menghasilkan lebih banyak konten, mereka hanya
perlu menghasilkan konten yang lebih baik. Hal ini bisa dilakukan dengan
melakukan perencanaan konten di awal.

8
Pengelolaan materi yang dibawakan dalam podcast pada dasarnya
sama dengan bentuk media lain, dalam buku Expert Podcasting for
dummies, Morris, Terra dan Williams (2008) menjelaskan akan pentingnya
perencanaan dengan menentukan topik yang sesuai. Hal ini mengacu pada
proses praproduksi dalam pembuatan podcast sebelum ke tahap produksi.
Beberapa hal yang perlu direncanakan meliputi penentuan target audiens,
penentuan konsep seperti monolog atau mengadakan tamu, komitmen
podcaster, penyebaran melalui akun media sosial, melakukan promosi, serta
engagement seperti interaksi dengan audiens baik luring maupun daring.
Selain itu banyaknya influencer atau artis yang merambah lahan podcast
juga menjadi tantangan tersendiri bagi podcaster independen, dan jika
secara popularitas sudah kalah maka potensi yang bisa digali adalah kualitas
konten audio itu sendiri.
Tantangan keempat adalah munculnya pengalaman
pendengar/listener experience (LX) pada tahun 2020 seperti yang
diungkapkan Asosiasi Digital Marketing Indonesia (2020) dalam
websitenya. Podcaster harus mengeruk celah baru dalam memproduksi
konten sehingga audiens memiliki keinginan besar untuk follow atau
mendengarkan lagi konten tersebut. Podcaster juga bisa menggunakan data
pasar untuk membuat persona audiensi detail dengan mempertimbangkan
perilaku browsing dan kebiasaan pembelian mereka untuk memberikan
arahan yang jelas untuk strategi konten (Asosiasi Digital Marketing
Indonesia, 2020). Seperti yang dikutip dalam laman CNN Indonesia
(Samosir H.A & Putra M.A, 2020), pengamat media Agus Sudibyo
menganggap bisnis podcast di Indonesia bisa berkembang asal memenuhi
dua kriteria, yaitu terus memperbaiki diri dan memunculkan inovasi baru
baik dari segi aplikasi maupun konten.
Tantangan kelima adalah kualitas dari audio. Disadari atau tidak,
kualitas suara juga menjadisalah satu poin penting dalam konten audio.
Pendengar podcast baik yang mendengarkan di rumah maupun saat
bepergian menginginkan kualitas suara yang mumpuni sehingga dapat
memberikan pengalaman mendengarkan yang sempurna kapanpun dan

9
dimanapun mereka berada. Oleh karena itu, podcaster dituntut untuk dapat
membuat konten audio dengan kualitas yang baik pula, salah satunya
dengan cara menggunakan microphone mumpuni atau menggunakan
perekam dari smartphone namun dengan memperhatikan lingkungan sekitar
agar tidak ada noise dalam konten audio yang akan diunggah.
Tantangan keenam adalah optimalisasi durasi konten audio. Dalam
rangka menciptakan lebih banyak konten audio berkualitas tinggi dan baik,
kita mungkin bisa beralih untuk meningkatkan microcast, yaitu podcast
dalam bentuk pendek yang biasanya berdurasi sekitar 5-10 menit.
Gelombang kedua dari geliat podcast ini adalah tren durasi yang pendek.
Seperti yang dikemukakan oleh Andy Bowers dari Megaphone, yang telah
membuat podcast sejak 2005, untuk memulai dengan durasi lebih pendek
menggunakan kemampuan podcaster dalam membaca topik utama apa yang
disukai pasar atau audiens di Indonesia. Audiens akan memiliki preferensi
terhadap konten audio yang tidak menghabiskan sebagian besar hari
mereka, dan menariknya jika konten podcaster menarik maka akan memicu
audiens untuk mendengarkan episode-episode selanjutnya.
Tantangan terakhir terletak pada pengakuan khalayak. Jika dilihat
secara umum maka podcasting ini serupa dengan bentuk-bentuk lain dari
user generated content (UGC) di mana pengakuan mungkin tidak selalu
sebagai pendorong awal, namun seiring dengan berjalannya waktu
ketenaran yang bertambah akan menjadi faktor bagi podcaster untuk terus
memproduksi konten audio. Kemungkinan yang seringkali muncul adalah
jika tidak ada feedback dari audiens maka podcaster tidak akan melanjutkan
produksinya secara kontinyu. Tantangan ini dapat diatasi dengan ikut serta
dalam forum-forum atau komunitas pegiat podcast, adalah agar dapat
memotivasi diri untuk mengoptimalkan kualitas konten dan mempelajari
strategi dalam diseminasi konten audio tersebut. Selain itu komunitas juga
dapat digunakan untuk memperluas jangkauan podcaster, agar tidak hanya
berpusat di kota-kota besar saja seperti Jakarta dan Jawa Barat seperti yang
dikemukakan oleh Rane Hafied dalam Survei Podcast Indonesia 2019.

10
D. Podcast Sebagai Media Audio dalam Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, podcast memberikan kesempatan bagi
para pengajar untuk menyebarkan konten audio yang interaktif, yang dapat
didengarkan oleh pelajar kapanpun dan dimanapun. Seorang pelajar hanya
perlu untuk berlangganan ke podcast feed dan dengan seketika pengajar
dapat mengirim konten edukasi pada mereka tanpa harus ditunggu. Media
audio ini dapat dengan mudah digunakan di sekolah, universitas atau
institusi pendidikan sebagai sarana untuk meningkatkan proses
pembelajaran.

Mudahnya proses produksi dan distribusi konten serta berbagai


macam cara yang digunakan dalam podcast mampu meningkatkan
pengalaman belajar membuat banyak institusi pendidikan menerapkan
podcast dalam sistem pendidikannya. Pengalaman belajar yang didapatkan
dari penerapan podcast dalam sistem pembelajaran diantaranya yaitu:

1. Sumber informasi yang kreatif

Metode pembelajaran tradisional menitikberatkan format pengajaran,


yang terus menerus menjadi standar pada pembelajaran ruang kelas.
Meski demikian, tidak semua pengajar mampu mengunci fokus pelajar
yang mudah “zone out” setelah beberapa menit. Podcast yang
informatif, disusun dengan baik, langkah cepat dan menghibur, dapat
menangkap perhatian dan imajinasi pebelajar. Hal tersebut tidak berarti
setiap pengajar harus memproduksi podcast sendiri, mereka dapat
menggunakan podcast gratis yang sudah ada. Banyak sumber yang
dapat diambil, misalnya iTunes, Spotify, Google Music, dan lain-lain.

2. Ditujukan untuk meningkatkan pemahaman

Peran dari podcast di masa depan yakni meningkatkan keterampilan


pemahaman melalui mendengar. Banyak pelajar yang mampu
menyerap lebih banyak informasi saat mereka mendengarkan
dibandingkan dengan membaca, pada beberapa kasus bahkan tiga kali
lebih banyak. Hal tersebut mendorong proses diskusi, yang dapat

11
mendorong berpikir kreatif dan komunikasi terbuka antara pengajar dan
pelajar.

3. Instrumen untuk belajar bahasa asing

Kelebihan lain dari podcast sebagai media belajar yakni kemampuan


untuk mengasah keterampilan bahasa asing. Dengan mendengarkan
kata-kata yang tidak akrab dapat membantu pebelajar belajar pelafalan
yang benar dan makna yang kontekstual, terutama apabila mereka dapat
membuat catatan.

4. Meningkatkan hubungan dengan pelajar

Dengan meningkatnya penggunaan teknologi, ada semacam jarak yang


memisahkan pelajar dengan pengajar. Pelajar akan merasa pengajarnya
tidak memahami dunia mereka. Namun dengan menggunakan podcast
di kegiatan pembelajaran, pengajar dapat ‘masuk’ ke dunia
pembelajaran yang menggemari teknologi.

5. Menstimulasi kemampuan berpikir kreatif

Podcast juga dapat dimanfaatkan untuk menstimulasi kemampuan


berpikir kreatif, kritis dan talenta artistik. Salah satunya dengan cara
memberikan beberapa podcast tentang berpikir kreatif dan
mengimplementasikannya ke dalam sebuah project.

Peran podcast yang sangat beragam dalam pembelajaran dapat


menjadikan podcast sebagai media pembelajaran yang powerful dan positif
apabila digunakan dengan baik

E. Kelebihan dan Kekurangan podcast


Setiap teknologi memiliki kelebihan dan kekurangan, begitupun
podcast terdapat kelebihan dan kekurangannya

Kelebihan
1. Podcast sangat beragam informasi

12
Podcast berisi informasi yang sangat beragam yang membuat
penggunanya dapat menambah informasi serta pengetahuan.
2. Tidak ada iklan yang berlebihan
Dalam podcast ini tidak ada iklan yang berlebihan, sehingga pengguna
lebih nyaman untuk menggunakan podcast tersebut.
3. Penggunaan podcast gratis
Pengguna podcast dapat mengakses informasi secara gratis tanpa harus
kesulitan dalam men – download.
4. Podcast sangat flexible
Pengguna podcast dapat menggunakan secara flexible dalam
mengakses informasi tanpa harus memikirkan waktu dan tempat
pengaksesan.
5. Penggunaan podcast terdapat fitur download otomatis
Terdapat fitur download otomatis podcast, sehingga pengguna lebih
mudah untuk mendonwload.

Kekurangan

1. Hanya komunikasi satu arah, tidak bisa berinteraksi.

Podcast hanya berkomunikasi satu arah sehingga pengguna sangat sulit


untuk berinteraksi dengan pembuat konten tersebut

2. Banyak channel amatiran.

Aplikasi podcast terbilang aplikasi yang baru dalam dunia social media,
oleh sebab itu masih terdapat banyak channel amatiran yang baru mulai
pembuatan channel

3. Tidak adanya filter konten.

Podcast tidak terdapat filter konten, hal ini sangat buruk untuk
pengakses yang belum cukup umur

4. Harus punya bandwidth yang cukup untuk mendownload.

13
Dalam mendonwload podcast, diperlukan bandwidth yang cukup untuk
pengakses mendonwload aplikasi tersebut.

5. Butuh training dalam penggunaan

Podcast merupakan aplikasi baru, oleh karena itu diperlukan pelatihan


dalam proses penggunannya

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Istilah podcast muncul pada tahun 2004 dengan Ben Hammersley
menyebutkan kata “Podcasting” di dalam artikelnya yang
membahas tentang audioblogs dan radio online. podcast audio
berkembang sejak tahun 2005 saat apple menambahkan materi
podcast pada iTunes dengan tema terbatas kemudian seiring waktu
materi podcast berkembang dengan kemasan yang beragam seperti
sandiwara/drama, dialog/talkshow, monolog, dan
feature/dokumenter dan topik topik yang sangat luas, seperti sejarah,
ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, dan masih banyak lagi.
2. Perkembangan podcast saat ini mengacu pada materi dalam bentuk
video sehingga pengertian podcast dapat mengacu pada podcast
audio atau podcast video. podcast saat ini juga menunjukkan tren
positif yang dimulai dari tahun 2005 di Amerika berdasarkan survey
dari lembaga riset edison, dan saat ini podcast dapat diakses melalui
komputer, laptop, smartphone, dan juga tablet.
3. Peluang podcast di indonesia yaitu terletak dalam memberi
informasi, menghibur audiens, merangsang percakapan bermakna
baik pengetahuan formal dan informal. peluan lainnya yaitu
menciptakan produksi konten yang lebih personal sehingga audiens
dapat merasakan pengalaman lain saat mengakses audio on demand
yang sesuai dengan keadaan pendengar saat itu.
4. Tantangan podcast di indonesia yaitu adanya persaingan dengan
konten berbasis video yang sudah lebih dahulu populer, dan juga
aspek produksi konten audio yang hanya mementingkan kuantitas
bukannya kualitas, dan juga kurangnya inovasi baru yang baik dari
segi aplikasi maupun konten.

15
5. Podcast sebagai media audio dalam pembelajaran memberikan
kesempatan bagi para pengajar untuk menyebarkan konten audio
yang interaktif yang dapat didengarkan oleh pelajar kapanpun dan
dimanapun. pengalaman belajar yang didapatkan dari penerapan
podcast dalam sistem pembelajaran yaitu sumber informasi yang
kreatif, peningkatan pemahaman, instrument untuk belajar bahasa
asing, meningkatkan hubungan pelajar, dan menstimulasi
kemampuan berpikir kreatif.
6. Setiap teknologi memiliki kelebihan dan kekurangannya, begitu
juga podcast yang memiliki kelebihan berupa ragam informasi, tidak
terdapatnya iklan yang berlebihan, fleksibel dalam artian dapat
dipergunakan kapanpun dan dimanapun, bahkan dapat diakses
secara gratis, dan podcast juga memiliki kekurangan yaitu
komunikasi yang bersifat satu arah, banyak chanel yang amatiran,
tidak adanya filter konten, dan harus memiliki bandwidth yang
cukup untuk mendownload.

16
DAFTAR PUSTAKA
Cut Medika Zellatifanny. 2020. Tren Diseminasi Konten Audio on Demand
melalui Podcast : Sebuah Peluang dan Tantangan di Indonesia.
Jurnal Pekommas, Vol. 5 No. 2, Oktober 2020:117 – 132.

Fadilah Efi,dkk. 2017. Podcast sebagai Alternatif Distribusi Konten Audio.


Jurnal Kajian Jurnalisme. Volume 1 No.1 Hal 90-104

17

Anda mungkin juga menyukai