Anda di halaman 1dari 49

MODUL

Pengembangan Kurikulum dan Silabus Mata Pelajaran Fisika SMA

Disusun oleh : Ayu Fitri Arahma

PENDAHULUAN

Modul ini akan menjadi sumber belajar tentang 2 hal yang berkaitan dengan
Pengembangan Kurikulum, dan silabus Mata Pelajaran Fisika SMA. Pengembangan kurikulum
menjadi sangat krusial, ketika paradigma sentralisasi pendidikan berubah menjadi desentralisasi.
Penerapan paradigma pendidikan itu, terutama dalam pengembangan kurikulum menjadi sangat
penting bagi para master, yaitu kurikulum yang ketika itu telah tersedia dari pusat kurikulum
berupa Kurikulum Nasional, kini menempatkan master menjadi center dalam pengembangan
kurikulum untuk masing-masing sekolahnya seperti yang dicontohkan dalam Kurikulum 2013
Revisi.

Setelah mempelajari Modul ini, secara umum mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
Pengembangan kurikulum dan silabus mata pelajaran fisika SMA. Adapun Secara khusus,
mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan :

1. Pengertian Pengembangan Kurikulum


2. Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum.
3. Strategi dan model Pengembangan Kurikulum
4. Pengertian Silabus, Prinsip, komponen dan langkah-langkah Pengembangan Silabus
5. Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum dan Silabus Mata Pelajaran
Fisika SMA
6. Hambatan,dan Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum dan Silabus Mata Pelajaran
Fisika SMA
7. Kompetensi Setelah Mempelajari Fisika di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
8. Kerangka Pengembangan dan kontekstualisasi Kurikulum Fisika Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh manfaat untuk
dapat mengembangkan kurikulum dan silabus mata pelajaran fisika di Sekolah Menengah Atas
dengan dasar konsep-konsep yang lebih ilmiah. Diharapkan mahasiswa memahami secara
menyeluruh uraian dalam setiap modul, oleh karena modul sebelumnya menjadi landasan bagi
modul berikutnya. Dalam modul ini, agar lebih sistematis dalam mempelajarinya,akan
dijabarkan ke dalam 3 bagian, yaitu (1) Hakikat Kurikulum, (2) Hakikat Pembelajaran, dan (3)
Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Fisika.
HAKIKAT KIRIKULUM

Dalam dunia pendidikan, istilah kurikulum sering diperdengungkan. Kurikulum


mengalami pergantian seiring dengan perkembangan disesuaikan dengan perkembangan IPTEK,
kebutuhan masyarakat, sosial budaya dan faktor lainnya. Kurikulum (curriculum) dalam bahasa
Inggris, berasal dari kata Yunani di zaman Gaius Julius Caesar Abad I SM yang berarti oval
track, istilah ini mulai digunakan pendidik Abad XXI. Track itu, the curriculum, menjadi
perhatian utama dalam medan pendidikan formal dan berkembang dari arena menjadi konsep
abstrak.

Definisi kurikulum memiliki beban bagi banyak pendidik. Beban yang terdapat dalam
kurikulum diibaratkan oleh Oliva (1992) dalam ungkapannya, bahwa “Curriculum seems at
times analogous to the blind man’s elephant.” Ungkapan Oliva tersebut menggambarkan betapa
banyak yang dapat diceritakan tentang kurikulum yang dianalogikan dengan gajah dan orang
buta. Ketika orang buta tersebut memegang telinga gajah maka gajah didefinisikan berbeda
dengan ketika orang itu memegang ekor, belalai, atau kaki Gajah. Demikian halnya dengan
kurikulum, bagi setiap orang dapat didefinisikan berbeda.

Curriculum atau dalam bentuk jamak disebut curricula or curriculums, dengan demikian
harus dibedakan penggunaannya dalam bahasa kita, yaitu untuk menyebutkannya sebagai kata
tunggal adalah kurikulum dan jamaknya adalah kurikula (tentu bukan kurikulums). Kurikulum
dibangun, direncanakan, didesain, dan disusun. Kurikulum dikembangkan, dievaluasi dan
direvisi. Kurikulum juga diorganisasi, dibentuk dan disusun kembali. Setiap orang dapat
membentuk kurikulum bulat, persegi, dan melingkar- lingkar.

Mengacu pada uraian dalam pengantar tersebut, uraian berikut ini akan menyajikan 1)
Pengertian Pengembangan Kurikulum 2) Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum 3)
Strategi dan model Pengembangan Kurikulum.

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum

Kurikulum adalah inti dari seluruh kegiatan pendidikan. Kurikulum merupakan rencana
yang terorganisir mengenai tujuan, isi, dan pengalaman belajar untuk pencapaian tujuan yang
diinginkan. Dalam perspektif yang lebih luas, kurikulum merupakan cara mempersiapkan
individu untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif dan berguna bagi masyarakat dimana
mereka berasal.

Dalam bidang studi kurikulum, beberapa penulis menggunakan beberapa istilah untuk
merujuk pada aktifitas pembuatan kurikulum tersebut. Misalnya, Saylor dan Alexander (1973)
lebih suka menggunakan istilah ‘curriculum development” untuk mendiskripsikan aktifitas
tersebut. Tapi, Albert Oliver (1977) menyatakan bahwa 'curriculum improvement” adalah kata
yang lebih tepat digunakan untuk merujuk pada aktifitas pembuatan kurikulum. Namun
demikian, istilah curriculum development akan dipilih dan digunakan sebagai istilah dalam
aktiftas pembuatan kurikulum dalam paket ini.

Curriculum development (pengembangan kurikulum) merupakan sebuah aktifitas yang


dilakukan atas dasar beberapa tekanan yang berkembang dalam berbagai aspek, seperti: tekanan
ekonomi, tekanan sosial, tekanan ledakan pengetahuan, tekanan temuan penelitian. Fakta ini
menunjukkan bahwa kurikulum harus menjalani perubahan berkala untuk mengakomodasi
perubahan-perubahan dalam konteks di atas.

Menurut Saylor dan Alexander, istilah pengembangan kurikulum adalah istilah yang
tepat untuk mendiskripsikan proses pembuatan kurikulum. Menurut mereka, istilah konstruksi
kurikulum dan revisi kurikulum merupakan istilah yang merujuk pada aktifitas menulis dan
merevisi program. Sedangkan istilah perbaikan kurikulum lebih merujuk sebagai tujuan bukan
sebagai proses perencanaan kurikulum.

Di sisi lain. Albert Oliver (1977) mengemukakan pandangan yang berbeda bahwa istilah
pengembangan kurikulum merupakan sebuah konsep parsial karena hanya mengacu pada re-
education guru, dan mengabaikan kelompok lain yang terlibat dalam pendidikan. Dia
mengatakan bahwa istilah perbaikan kurikulum melibatkan re-education semua kelompok, dan
karena itu istilah perbaikan kurikulum lebih tepat dan merupakan konsep yang komprehensif
pada proses pembuatan kurikulum. Perbaikan kurikulum mencakup pembuatan rencana untuk
digunakan siswa tertentu. Kata kunci dalam perbaikan kurikulum, menurut dia, adalah perhatian
pada individu siswa, dalam upaya menghindari kekakuan dan kultus kesesuaian. Proses
perbaikan kurikulum mencakup kegiatan yang mengakibatkan rumusan tujuan kurikulum
mencakup pengalaman menyeluruh siswa. Sehingga lebih menitik beratkan pada proses
pembudayaan (cultivation) bukan pada proses pembentukan (construction).

Istilah pengembangan kurikulum merupakan terjemahan dari curriculum development


yaitu kegiatan penyusunan kurikulum, pelaksanaannya di sekolah-sekolah yang disertai penilaian
yang intensif, diikuti penyempurnaan terhadap komponen-komponen tertentu atas dasar hasil
penilaian yang telah dilakukan. Bila kurikulum sudah dianggap mantap setelah mengalami
penilaian dan penyempurnaan maka berakhirlah tugas dan kegiatan pengembangan kurikulum
tersebut.

Dengan demikian, pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah


berakhir (Olivia, 1988). Proses tersebut meliputi perencanaan kurikulum, implementasi
kurikulum, dan evaluasi kurikulum.

B. Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum.

Ketika asumsi dasar tentang pembaharuan kurikulum telah dikaji dengan seksama, maka
langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi langkah-langkah kerja dalam melakukan
pengembangan kurikulum.
Adapun langkah-langkah dalam pengembangn kurikulum (pada tahap perencanaan)
menurut Tyler adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan
Dalam penyusunan suatu kurikulum, merumuskan tujuan merupakan langkah
pertama dan utama, sebab tujuan merupakan arah atau sasaran pendidikan. Tyler
menegaskan bahwa kejelasan tujuan yang akan dicapai lembaga pendidikan merupakan
aspek yang sangat penting dalam memberi arah seluruh aktifitas pengembangan kurikulum
selanjutnya dan menjadi pijakan dalam memilih isi kurikulum, aktifitas belajar, dan prosedur
pembelajaran. Oleh karena itu dalam merumuskan tujuan ini perlu dilakukan analisis
kebutuhan dan disaring dengan mempertimbanngkan berbagai aspek, yaitu aspek filosofis,
sosiologis, psikologis, perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Menentukan pengalaman belajar
Menentukan pengalaman belajar (learning experiences) adalah aktivitas siswa
dalam berinteraksi dengan lingkungan belajar dalam proses pembelajaran. Ada beberapa
prinsip dalam menentukan pengalaman belajar siswa, yaitu :
- Pengalaman siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.
- Setiap pengalaman belajar harus memuaskan siswa.
- Setiap rancangan pengalaman belajar siswa sebaiknya melibatkan siswa.
- Satu jenis pengalaman belajar dapat saja mencapai tujuan yang beragam.
3. Pengorganisasian pengalaman belajar
Ada dua jenis pengorganisasian pengalaman belajar, yaitu :
a) Pengorganisasian secara vertikal
Pengorganisasian secara vertikal adalah menghubungkan pengalaman belajar dalam satu
kajian yang sama dalam tingkat yang berbeda. Contoh: Pengorganisasian pengalaman
belajar yang menghubungkan antara matapelajaran bahasa di kelas lima dan bahasa di
kelas enam.
b) Pengorganisasian secara horisontal
Pengorganisasian secara horisontal adalah menghubungkan pengalaman belajar dalam
bidang bahasa dan sejarah dalam tingkat yang sama.
4. Menentukan penilaian ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi dibutuhkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan
benar-benar tercapai dan bagaimana kualitas pencapaiannya. Tujuan yang telah rumuskan di
samping memberi arah dalam merencanakan pengalaman belajar dan isi, juga memberi arah
dalam menentukan bentuk evaluasi. Ini berarti dalam ketiga wilayah tersebut, seharusnya
terdapat sebuah keselarasan dan kecocokan antara satu denngan yang lain. Rumusan tujuan
merupakan kompas dan pengarah pengalaman belajar. Untuk menentukan apakah
pengalaman belajar siswa sudah sampai pada arah yang dirumuskan dalam tujuan maka
dilakukan evalusi.
Beragam perilaku yang ingin dikembangkan dalam formulasi tujuan
(pengetahuan, ketrampilan, sikap) tentunya tidak dapat diukur hanya dengan satu jenis
evaluasi saja tetapi membutuhkan berbagai alt evaluasi yang lainnya.
Menurut Hilda Taba, ada lima langkah pengembangan kurikulum. Langkah
Pertama, mengadakan unit-unit eksperimen bersama guru-guru. Di dalam unit eksperimen
ini diadakan studi saksama tentang hubungan antara teori dengan praktik. Perencanaan
didasarkan atas teori yang kuat, dan pelaksanaan eksperimen di dalam kelas menghasilkan
data-data yang menguji landasan teori yang digunakan. Ada delapan langkah dalam kegiatan
unit eksperimen ini :
a) Mendiagnosis kebutuhan
b) Merumuskan tujuan
c) Memilih isi
d) Mengorganisasikan isi
e) Memilih pengalaman belajar
f) Mengorganisasikan pengalaman belajar`
g) Mengevaluasi, melihat sekuens dan keseimbangan
Langkah kedua, menguji unit eksperimen. Meskipun unit eksperimen ini telah diuji
dalam pelaksanaan di kelas eksperimen, tetapi masih harus diuji di kelas-kelas atau tempat lain
untuk mengetahuhi validitas dan kepraktisannya, serta menghimpun data bagi penyempurnaan.
Langkah ketiga, mengadakan revisi dan konsolidasi. Dari langkah pengujian diperoleh
beberapa data, data tersebut digunakan untuk mengadakan perbaikan dan penyempurnaan. Selain
perbaikan dan penyempurnaan diadakan juga kegiatan konsolidasi, yaitu penarikan kesimpulan
tentang hal-hal yang bersifat umum yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas. Hal itu
dilakukan, sebab meskipun suatu unit eksperimen telah cukup valid dan praktis pada sesuatu
sekolah belum tentu demikian juga pada sekolah yang lainnya. Untuk menguji keberlakuannya
pada daerah yang lebih luas perlu adanya kegiatan konsolidasi.
Langkah keempat, pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum. Apabila dalam
kegiatan penyempurnaan dan konsolidasi telah diperoleh sifatnya yang lebih menyeluruh atau
berlaku lebih luas, hal itu masih harus dikaji oleh para ahli kurikulum dan para profesional
kurikululm lainnya. Kegiatan itu dilakukan untuk mengetahui apakah konsep-konsep dasar atau
landasan-landasan teori yang dipakai sudah masuk akal dan sesuai.
Langkah kelima, implementasi dan dideminasi, yaitu menerapkan kurikulum baru ini
pada daerah atau sekolah-sekolah yang lebih luas. Di dalam langkah ini masalah dan kesulitan-
kesulitan pelaksanaan tetapi dihadapi, baik berkenaan dengan kesiapan guru-guru, fasilitas, alat
dan bahan juga biaya.
Adapun menurut Wiles dan Bondi, Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
pembaharuan kurikulum adalah meliputi:
a. Mengidentifikasi jenis kebutuhan/masalah-masalah pokok dalam kurikulum
b. Mengidentifikasi persoalan-persoalan dan kebutuhan yang ada di masyarakat (social
demand),
c. Studi tentang karakteristik dan kebutuhan anak didik, siapa hakekat anak, apa
kebutuhan-kebutuhannya, bagaimana memprogram pembelajaran yang mampu
menggali dan mengembangkan potensi mereka
d. Merumuskan formulasi tujuan pendidikan dimulai dari tujuan pendidikan nasional,
tujuan kelembagaan sampai pada tujuan masing-masing keilmuan
e. Menetapkan aktifitas belajar dan mata pelajaran
f. Mengorganisasi pengalaman belajar dan perencanaan unit-unit pelajaran
g. Menguji coba kurikulum yang sudah diperbaharui (tryout)
h. Mengimplementasikan kurikulum baru, dan
i. Mengevaluasi dan merevisi berdasar fakta di lapangan.

C. Strategi dan model Pengembangan Kurikulum

Setiap kurikulum yang dikembangkan perlu disesuaikan dengan kondisi atau atau konteks
dimana kurikulum itu akan diimplementasikan. Jika seorang guru mengembangkan sebagian
kecil dari sebuah pembelajaran atau program, maka harus disesuaiakan (dalam hal pendekatan,
tingkat dan isi) dengan keseluruhan program. Jika program baru sedang dirancang dan
dikembangkan maka ada beberapa pendekatan yang dapat diambil dan isu- isu yang perlu
ditangani untuk memenuhi kebutuhan semua pemangku kepentingan yang terlibat.

Salah satu isu strategis yang perlu dipertimbangkan adalah apakah desain pembelajaran,
pelaksanaan dan manajemennya menggunakan sentralisasi atau desentralisasi. Sentralisasi dapat
dilihat pada tataran di tingkat nasional maupun organisasi. Kurikulum terpusat cenderung lebih
terstruktur dan teratur, lebih mudah untuk memastikan keseragaman dan kesamaan standar
pembelajaran, tetapi kurang sensitif terhadap kebutuhan lokal.

Kurikulum Desentralisasi cenderung lebih sesuai dengan kebutuhan lokal dan sering
menjamin rasa kepemilikan yang lebih baik bagi para guru. Desentralisasi dapat memungkinkan
untuk menggunakan berbagai pendekatan dalam merancang, mengimplementasikan, dan
memungkinkan untuk melakukan perbandingan kekuatan dan kelemahan masing-masing.

Strategi pengembangan kurikulum tersebut akan berguna dalam melihat dua kelompok
aliran pemikiran tentang model pengembangan kurikulum, yaitu: model tujuan dan model
proses. Meskipun kedua model tersebut tidak saling eksklusif, mereka mewakili dua pendekatan
filosofis yang berbeda.

1. Model Tujuan
Model Tujuan menggunakan premis utama bahwa semua pembelajaran harus
didefinisikan dan ditentukan apa yang dapat diketahui dan dilakukan siswa setelah
mempelajari sebuah program pembelajaran. Pernyataan tentang apa yang dapat diketahui
dan dilakukan siswa setelah memplejari program pembelajaran tersebut dituangkan dalam
sebuah rumusan hasil belajar atau tujuan pembelajaran.
Desain kurikulum menurut model ini mengikuti empat langkah :
a) Penyesuaian tujuan yang lebih luas dengan tujuan khusus
b) Membentuk program pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut
c) Menentukan kurikulum dalam prakteknya dengan melakukan pengujian
d) Mengkomunikasikan kurikulum kepada para guru
Hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah agar tidak fokus
pada tujuan yang kurang bermakna (sepele) atau spesifikasi yang sempit karena hal ini akan
membatasi guru dan pengalaman belajar yang berharga mungkin akan hilang. Dengan
menggunakan model tujuan ini memungkinkan untuk merancang sebuah konstruk penilaian
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Model Tujuan ini merupakan sebuah pendekatan sistematis dalam perencanaan
pembelajaran. Ini merupakan bagian dari Pendidikan Berbasis tujuan/Hasil (Outcomes
Based Education) yang menyatakan bahwa pendidik harus berpikir tentang hasil yang
diinginkan dari program mereka dan harus dinyatakan dalam istilah yang jelas dan tepat.
Dalam jargon OBE, mereka harus bekerja secara backwards design atau 'downwards
design', untuk menentukan pengalaman belajar yang sesuai yang akan mengarah pada hasil
atau tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan. Dengan menggunakan Model Tujuan ini,
pendidik harus memberikan keunggulan pada apa-apa yang dapat diketahui dan dilakukan
peserta didik setelah menyelesaikan program pembelajaran dengan mengatur dan
mengorganisir kurikulum mereka.
2. Model Proses
Model proses mengasumsikan bahwa isi dan kegiatan pembelajaran memiliki
nilai intrinsik dan tidak hanya sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
dinyatakan dalam rumusan perilaku yang remeh. Stenhouse (1975) berpendapat bahwa ada
empat proses dasar pendidikan, yaitu:
a) training (akuisisi keterampilan)
b) Instruction (perolehan informasi)
c) Initiation (sosialisasi dan pengenalan dengan norma-norma dan nilai- nilai sosial)
d) Induction (berpikir dan pemecahan masalah).
Ia mengklaim bahwa perilaku yang diinginkan dalam rumusan tujuan
pembelajaran hanya penting dalam dua proses pertama. Akan tetapi dalam dua proses kedua
yakni inisiasi dan induksi, tidak akan mungkin untuk menggunakan rumusan tujuan
pembelajaran. Dari ini disarankan bahwa penggunaaan rumusan tujuan pembelajarn tidak
tepat untuk pembelajran berbasis masalah (PBL), profesional development atau pemecahan
masalah klinis. Pendekatan desain program dengan Model Proses ini termasuk " pendekatan
intelektual, yang menguji mata pelajaran dalam hal asumsi digunakan berkaitan dengan
body of information, knowledge and skills. Model ini mempertanyakan, apakah
pembelajaran seharusnya diajarkan pada analisis konseptual tingkat mikro atau makro?,
Pendekatan kreatif atau eksperensial melibatkan pembelajaran melalui pengalaman dan
umumnya melalui dinamika proses kelompok. Hasil belajar ditentukan atau didefinisikan
pada saat kegiatan pembelajaran terjadi.
Pendekatan Pembelajaran berbasis masalah (PBL) dapat diwadahi dan sesuai
untuk kedua model, tujuan dan proses. Meskipun PBL 'murni' memungkinkan pelajar untuk
menentukan tujuan belajar mereka sendiri dan menempatkan penekanan pada proses
memahami masalah.
Model proses sangat tergantung pada kualitas guru dan lebih sulit untuk mengatur
standar penilaian, validitas dan reliabelitasnya karena kinerja tidak diukur berdasarkan
tujuan yang sudah tetapkan tetapi berdasarkan proses dan isi pembelajaran.
Pendekatan terbaik untuk desain kurikulum adalah untuk menggabungkan yang
terbaik dari kedua pendekatan sesuai dengan kebutuhan siswa, pengalaman guru, struktur
organisasi dan sumber daya. Sebagai contoh, dapat diamati karakter dari kurikulum yang
diberlakukan di negara kita, yakni kurikulum KTSP dan kurikulum 2013

PENGERTIAN SILABUS, PRINSIP DAN TAHAPAN PENGEMBANGAN SILABUS

Saat ini kita berada pada abad 21 yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang
pesat, sehingga sains dan teknologi merupakan salah satu landasan penting dalam pembangunan
bangsa. Pembelajaran sains diharapkan dapat menghantarkan peserta didik memenuhi
kemampuan abad 21. Berikut kemampuan yang diperlukan pada abad 21, yaitu: 1) keterampilan
belajar dan berinovasi yang meliputi berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah, kreatif
dan inovatif, serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi; 2) terampil untuk menggunakan
media, teknologi, informasi dan komunikasi (TIK); 3) kemampuan untuk menjalani kehidupan
dan karir, meliputi kemampuan beradaptasi, luwes, berinisiatif, mampu mengembangkan diri,
memiliki kemampuan sosial dan budaya, produktif, dapat dipercaya, memiliki jiwa
kepemimpinan, dan tanggung jawab.

Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga
mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar
penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak
berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya.
Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan
kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik
(learnable); terukur pencapainnya (measurable); bermakna (meaningfull); dan bermanfaat untuk
dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta
didik.

Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keungulan-
keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar,
materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam
silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktifitas. Pembelajaran tersebut
merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang
sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru
diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan
metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta
tingkat perkembangan kemampuan peserta didik.

Mengacu pada uraian dalam pengantar tersebut, uraian berikut ini akan menyajikan 1)
Pengertian Silabus 2) Prinsip Pengembangan Silabus 3) Komponen-Komponen Silabus 4)
Langkah-langkah Pengembangan Silabus.

A. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu
yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran,


pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.Silabus berisikan komponen pokok yang dapat
menjawab pertanyaan berikut.:

a. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran
b. kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan / membentuk kompetensi tersebut
c. upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki
peserta didik
Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan pembelajaran
lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran,
dan pengembangan sistem penilaian.

B. Prinsip Pengembangan Silabus


1. Ilmiah . Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta
didik.
3. Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
4. Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor).

C. Komponen-Komponen Silabus

Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari beberapa komponen,
sebagai berikut.

1. Standar Kompetensi Mata Pelajaran

Standar kompetensi mata pelajaran adalah batas dan arah kemampuan yang harus
dimiliki dan dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran suatu
mata pelajaran tertentu, kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan siswa untuk suatu
mat pelajaran, kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki siswa, kemampuan
yang harus dimiliki oleh lulusan dalam dalam suatu mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi
terdapat dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

2. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang harus
dicapai siswa. Kompetensi dasar dalam silabus berfungsi untuk mengarahkan guru mengenai
target yang harus dicapai dalam pembelajaran.Misalnya, mampu menyelesaikan diri dengan
lingkungan dan sebagainya.Kompetensi Dasar terdapat dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian
pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar.Hasil belajar dalam silabus berfungsi sebagai
petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa sehubungan dengan kegiatan
belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materi standar yang dikaji.Hasil
belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan,maupun sikap.

4. Indikator Hasil Belajar

Indikator hasil belajar adalah ciri penanda ketercapain kompetensi dasar.Indikator dalam
silabus berfungsi sebagai tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku pda diri
siswa.Tanda-tanda ini lebih spesifik dan lebih dapat diamati dalam diri siswa, target kompetensi
dasar tersebut sudah terpenuhi atau tercapai.

5. Materi Pokok

Materi pokok adalah pokok-pokok materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana
pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian
yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.Secara umum materi pokok dapat
diklasifikasikan menjadi empat jenis,yaitu fakta,konsep,prisip,dan prosedur.

6. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola umum kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.Strategi pembelajaran meliputi kegiatan tatap muka dan non tatap muka
(pengalaman belajar).

7. Alokasi Waktu

Alokasi waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menguasai masing-masing


kompetensi dasar.

8. Adanya Penilaian

Penilaian adalah jenis, bentuk, dan instrumen yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur keberhasilan belajar siswa.

9. Sarana dan Sumber Belajar

Sarana dan sumber belajar adalah sarana dan sumber belajar yang digunakan dalam
proses belajar mengajar.

D. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya Silabus adalah rencana


pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Mengembangkan silabus dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut:

1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana
tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak
harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi;
b) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian
kompetensi dasar dengan mempertimbangkan :
a) potensi peserta didik;
b) relevansi dengan karakteristik daerah,
c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
d) kebermanfaatan bagi peserta didik;
e) struktur keilmuan;
f) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
h) alokasi waktu.
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
a) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran.
d) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa
dan materi.
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat
penilaian.
5. Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,
proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi seseorang terhadap kelompoknya,
c) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan
dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan
siswa.
d) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi
peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan
proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi
lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
6. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan
jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang
beragam.
7. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.
PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA
SMA

Kurikulum dan silabus merupakan aspek penting dalam terjadinya proses kegiatan belajar
mengajar, setiap kurikulum dan silabus harus didasarkan atas prinsip prinsip yang baik sehingga
hasil dari pembelajaran nantinya akan menciptakan siswa yang terbaik. Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum tertera dalam UU No.20/2003 (Pasal 36), yaitu bahwa :

1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan


untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan siswa, dan
3. Kurikulum disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka NKRI dengan
memperhatikan:
a. peningkatan iman dan takwa,
b. peningkatan akhlak mulia,
c. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat siswa,
d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan,
e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional,
f. Tuntutan dunia kerja,
g. Perkembangan IPTEK dan seni,
h. Agama,
i. Dinamika perkembangan global, dan
j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam. Di Sekolah Menengah Pertama,
fisika dipelajari secara terpadu dalam IPA terpadu bersama biologi dan kimia. Di jenjang SMA,
fisika secara khusus dibahas tersendiri dalam program IPA. Dalam kurikulum, ruang lingkup
materi yang dipelajari dalam mata pelajaran fisika meliputi berikut ini.
1. Pengukuran berbagai besaran, karakteristik gerak, penerapan hukum Newton, alat-alat optik,
kalor, konsep dasar listrik dinamis, dan konsep dasar gelombang elektromagnetik.
2. Gerak dengan analisis vektor, hukum Newton tentang gerak dan gravitasi, gerak getaran,
energi, usaha, dan daya, impuls dan momentum, momentum sudut dan rotasi benda tegar,
fluida, termodinamika.
3. Gejala gelombang, gelombang bunyi, gaya listrik, medan listrik, potensial dan energi
potensial, medan magnet, gaya magnetik, induksi elektromagnetik dan arus bolak-balik,
gelombang elektromagnetik, radiasi benda hitam, teori atom, relativitas, radioaktivitas.

Ruang lingkup materi tersebut sebagai sarana mencapai tujuan mata pelajaran fisika.
Mata pelajaran fisika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam
serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memupuk sikap ilmiah, yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama
dengan orang lain.
3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji
hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan,
mengolah, dan menafsirkan data, serta mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan
tertulis.
4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan
menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan
menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
5. Menguasai konsep dan prinsip fisika, serta mempunyai keterampilan mengembangkan
pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebagai guru fisika kalian harus memahami bahwa kurikulum adalah sebagai pedoman
bukan sebagai suatu hukum yang ketat. Hal ini diartikan bahwa guru fisika mempunyai
wewenang untuk mengembangkan standar minimal yang diberikan, hal ini mengingat dalam
KTSP hanya dituliskan standar isi dan standar kompetensi lulusan yang memuat standar
minimal. Kelemahan banyak guru yang menganggap bahwa kurikulum tidak boleh
dikembangkan perlu diluruskan. Hal ini untuk menghindari keluhan guru mengenai banyaknya
bahan dalam kurikulum. Dengan wacana yang baru mengenai kurikulum ini, diharapkan para
guru akan lebih mudah dan fleksibel dalam melaksanakan amanat dalam isi kurikulum sehingga
memunculkan semangat dan kreativitas dalam melakukan pembelajaran.

Kurikulum fisika dideskripsikan sebagai apa yang diajarkan di kelas (fisika) dan apa yang
diharapkan dari peserta didik dalam belajar fisika. Kurikulum menjadi pusat lingkungan belajar
fisika. Guru yang baik memahami fakta ini dan menggunakan pengetahuannya tentang peserta
didik dan kultur mereka untuk meyakini bahwa apa yang diajarkan “pas = cocok, tepat” dengan
perhatian dan kemampuan mereka. Apabila kurikulum sangat sulit ataupun terlalu mudah,
menyebabkan peserta didik bosan atau tidak pas, putus asa dalam belajar dan menemukan
sesuatu berbeda dengan yang dipelajarinya di kelas. Sering kali “sesuatu berbeda” dianggap oleh
guru menjadi perilaku yang tidak tepat.

Mengubah kurikulum sering kali bukanlah hal yang mudah. Saat ini, Kemendiknas
melalui Dirjen Dikdasmen dan Puskur memfasilitasi berbagai macam hal yang harus diajarkan di
kelas fisika, sebagai sesuatu yang dikembangkan sendiri oleh guru disesuaikan dengan perhatian
dan kemampuan peserta didik di kelas dalam format KTSP. Dengan kata lain, guru harus percaya
keterkaitan antara bahan yang diajarkan dan perilaku peserta didik sehingga kurikulum harus
dikembangkan sendiri oleh guru sesuai dengan keadaan nyata lingkungan peserta didik di kelas.
Berkaitan dengan hal tersebut, lebih lanjut Kohn (Chiappetta, 2010) mengemukakan bahwa
“How students act in class is so intertwined with curricular content that it may be folly even to
talk about classroom management or discipline as a field unto itself.”
A. Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum dan Silabus Mata
Pelajaran Fisika SMA
Pengembangan kurikulum dan silabus mata pelajaran fisika SMA tentunya disertai oleh
factor factor, diantara ke empat factor itu adalah:
1. Karena adanya perubahan filosofi tentang manusia dan pendidikan;
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, sehingga subjek materi yang harus
disampaikan kepada peserta didik semakin beragam;
3. Karena adanya perubahan masyarakat, baik pada tingkat local maupun global; dan
4. Keinginan untul menyamaratakan standar mutu pendidikan secara internasional.

B. Hambatan Pengembangan Kurikulum dan Silabus Mata Pelajaran Fisika SMA


Diantara hambatan-hambatan pengembangan kurikulum dan silabus fisika SMA yaitu:
1. Motivasi
Motivasi yang dimiliki guru untuk mengoptimalkan kinerja yang lemah karena berbagai
faktor internal dan eksternal. Guru yang masa bodo dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, dengan kemajuan sekolah, dan visi jauh ke depan senantiasa harus diingatkan
oleh guru – guru yang menghendaki adanya perubahan. Adanya rasa puas diri dan mengajar
hanya sekedar kewajiban formal tanpa reserve apa – apa perlu direkondisikan dengan upaya
pimpinan untuk memajukan sekolah.
2. Pemahaman Visi Dan Misi Sekolah Terdapat kekeliruan pemahaman misi dan visi sekolah.
Baiknya guru, staff dan para peserta didik memiliki visi dan misi yang sama, sehingga
terciptalah suasana belajar yang kondusif.
3. Penguasaan Teknologi
Perkembangan teknologi yang amat pesat tak dapat diikuti oleh guru-guru sehingga terjadi
kesenjangan antara peguasaan teknologi yang dimiliki guru dengan teknologi pada dunia
fisika.
4. Dana
Diperlukan dana yang besar untuk pengembangan kualitas pendidikan/latihan disebabkan
mahalnya bahan atau alat peraga laboratorium dan alat-alat berteknologi tinggi. Komputer,
Infocus, dan Laptop adalah salah satu perangkat yang mempunyai nilai tinggi
5. Koordinasi
Kelemahan koordinasi berbagai komponen sekolah menjadikan hambatan ketika
melaksanakan suatu kegiatan

C. Pendekatan Pengembangan Kurikulum dan Silabus Mata Pelajaran Fisika SMA


Pendekatan adalah cara kerja dengan menevapkan strategi dan metode yang tepat dengan
mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar memperoleh kurikulum yang
lebih baik. Pendekatan dalam pengembangan kurikulum yaitu :
a) Pendekatan Bidang Studi/Pendekatan Subyek/Disiplin Ilmu
Mata pelajaran digunakan sebagai dasar dalam mengorganisasikan kurikulum.
Pengembangan dimulai dengan megidentifikasi secara teliti tentang pokok-pokok bahasan
yang akan dibahas, kemudian diperinci menjadi bahan-bahan pembelajaran yang harus
dikuasai. dan akhirnya mengidentifikasi dan mengurutkan pengalaman belajar dan
ketrampilanketrampilan yang harus dilakukan oleh anak didik. Prioritas pendekatan ini
adalah mengutamakan sifat perencanaan program dan juga mengutamakan penguasaan
bahan dan proses dalam disiplin ilmu tertentu.
b) Pendekatan berorientasi pada tujuan
Pendekatan ini menempatkan rumusan atau tujuan yang hendak dicapai dalam
posisi sentral, sebab tujuan adalah pemberi arah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
Tujuan matematika misalnya, sama dengan konsep dasar atau disiplin ilmu matematika.
Prioritas pendekatan ini adalah penalaran pengetahuan.
Kelebihan pendekatan ini adalah
1) tujuan yang ingin dicapai jelas bagi penyusun kurikulum,
2) tujuan yang jelas akan memberikan arah yang jelas pula di dalam menetapkan materi
pelajaran, metode, jenis kegiatan dan alat yang dipergunakan untukmencapai tujuan
3) tujuan yang jelas itu juga akan memberi arah dalam mengadakan penilaian terhadap hasil
yang dicapai
4) hasil penelitian yang terarah akan membantu menyusun kurikulum di dalam mengadakan
perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
c) Pendekatan dengan pola organisasi bahan Pendekatan ini dapat dilihat dari pola pendekatan
subject matter curriculum, corelated curriculum, dan integrated curriculum.
 Pendekatan pola subject matter curriculum
Penekananya pada berbagai mata pelajaran secara terpisah-pisah.
 Pendekatan dengan pola corelated curriculum Pendekatan ini adalah pendekatan
dengan pola mengelompokan beberapa mat pelajaran yang sering dan bisa dekat
berhubungan. Pendekatan ini dapat ditinjau dari berbagai aspek yaitu, 1) pendekatan
struktur, 2) pendekatan fungsional, 3) pendekatan tempat atau daerah.
 Pendekatan pola integrated curriculum Didasarkan pada seluruh hal yang memiliki arti
tertentu. keseluruhan itu tidak hanya merupakan kumpulan dari bagian-bagiannya, tetapi
memiliki arti tertentu.
d) Pendekatan rekonstruksionalisme
Pendekatan ini juga disebut pendekatan rekonstruksi sosial karena memfokuskan
kurikulum pada masalah penting yang dihadapi masyarakat, seperti polusi, ledakan
penduduk, malapetaka akibat tujuan teknolog. Dalam hal ini terdapat dua pandangan yang
berbeda terhadap kurikulum ini, yaitu:
 rekonstruksionalisme konservatif
pendekatan ini menganjurkan agar pendidikan ditujukan kepada peningkatan mutu
kehidupan individu maupun masyarakat dengan mencari penyelesaian masalah yang
paling mendesak yang dihadapi masyarakat.
 rekonstruksionalisme radikal
pendekatan ini menganjurkan agar pendidik formal maupun non formal mengabdikan
diri demi tercapainya tatanan sosial baru berdasarkan pembagian kekuasaan dan
kekayaan yang lebih adil dan merata. Golongan radikal berpendapat bahwa kurikulum
yang sedang mencari pemecahan pendidikan untuk merombak tata sosial dan lembaga
sosial yang ada dan membangun struktur sosial baru.
e) Pendekatan humanistik kurikulum ini berpusat pada siswa dan mengutamakan
perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses
belajar. Para pendidik humanistik yakin bahwa kesejahteraan mental dan emosional siswa
harus dipandang sentral dalam kurikulum, agar belajar itu memberi hasil maksimal.
Prioritasnya adalah pengalaman belajar.
f) Pendekatan akuntabilitas
akuntabilitas atau pertanggungjawaban lembaga pendidikan tentang pelaksanaan
tugasnya kepada masyarakat, akhir-akhir ini menjadi hal yang penting dalam dunia
pendidikan. Federick Tylor adalah orang yang mengenalkan pendekatan ini pada bidang
industri. Pendekatannya yang dikenal sebagai scientific management atau manajemen
ilmiah, menentukan tugas-tugas spesifik yang harus diselesaikan pekerja dalam waktu
tertentu.

D. Kompetensi Setelah Mempelajari Fisika di Sekolah Menengah Atas/Madrasah


Aliyah
Setelah peserta didik mengikuti pembelajaran Fisika di SMA/MA diharapkan memiliki
kompetensi yang mencakup kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan sebagai berikut.
1. Menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis, kreatif, inovatif, dan
kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan, berdasarkan potensi proses dan produk
fisika;
2. Memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran sains melalui
bidang-bidang Fisika;
3. Membedakan produk atau cara yang masuk akal dengan produk atau cara yang tidak
bersesuaian dengan prinsip-prinsip Fisika;
4. Mengambil keputusan di antara berbagai pilihan yang dibedakan oleh hal-hal yang bersifat
ilmiah;
5. Menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, terutama memilih di antara
cara-cara yang telah dikenal manusia berdasarkan pertimbangan ilmiah;
6. Mengenali dan menghargai peran Fisika dalam memecahkan permasalahan umat manusia;
dan
7. Memahami dampak dari perkembangan Fisika terhadap perkembangan teknologi dan
kehidupan manusia di masa lalu, maupun potensi dampaknya di masa depan bagi dirinya,
orang lain, dan lingkungannya.

E. Kerangka Pengembangan Kurikulum Fisika Sekolah Menengah Atas/Madrasah


Aliyah
Pengembangan Kurikulum Fisika SMA/MA dilakukan dalam rangka mencapai dimensi
kompetensi pengetahuan, kerja ilmiah, serta sikap ilmiah sebagai perilaku sehari-hari dalam
berinteraksi dengan masyarakat, lingkungan dan pemanfaatan teknologi
Kerangka pengembangan Kompetensi Dasar (KD) Ilmu Pengetahuan Alam mengacu
pada Kompetensi Inti (KI) sebagai unsur pengorganisasi KD secara vertikal dan horizontal.
Organisasi vertikal KD berupa keterkaitan KD antar kelas harus memenuhi prinsip belajar, yaitu
terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antar kompetensi yang dipelajari peserta didik.
Organisasi horizontal berupa keterkaitan antara KD suatu mata pelajaran dengan KD mata
pelajaran lain dalam satu kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Pengembangan kompetensi dasar berdasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal). Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai KI.
Kompetensi Inti terdiri dari 4 (empat) aspek, yaitu: KI-1 (sikap spiritual), KI-2 (sikap
sosial), KI-3 pengetahuan, dan KI-4 (keterampilan). KD Sikap Spiritual dan KD Sikap Sosial
pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tidak dirumuskan, tetapi hasil pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) dari pengetahuan dan keterampilan, sehingga perlu direncanakan
pengembangannya. KI-3 pengetahuan dan KI-4 keterampilan dirinci lebih lanjut dalam KD mata
pelajaran. Pengembangan KD tidak dibatasi oleh rumusan Kompetensi Inti (KI), tetapi
disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, kompetensi, lingkup materi, psikopedagogi.
Namun demikian, perumusan KD harus mengacu ke Kompetensi Inti.
Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.
Dalam konteks mata pelajaran Fisika SMA, kurikulum Fisika SMA mencakup rencana
pengaturan materi pelajaran Fisika, dan cara pembelajaran Fisika untuk mencapai kompetensi.
Rencana pengaturan umum diwujudkan dalam bentuk silabus pembelajaran Fisika, sedangkan
rencana pengaturan yang lebih detil diwujudkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Fisika. Penyusunan RPP Fisika merupakan tugas dan kewenangan guru,
dengan mengacu pada silabus, buku guru, buku siswa, sumber belajar yang tersedia, serta
karakteristik peserta didiknya.
Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dipelajari dari jenjang SD, SMP
dan SMA. Materi Fisika yang dipelajari pada jenjang SD berbasis tema dan fenomena Fisika
sederhana, pada jenjang SMP berbasis fenomena Fisika dengan pendekatan kualitatif, sedangkan
pada jenjang SMA berbasis fenomena Fisika dengan pendekatan kuantitatif.
Ruang lingkup mata pelajaran Fisika pada jenjang SMA dijabarkan ke dalam peta materi
Fisika setiap kelas sebagaimana ditampilkan pada tabel 1.

Tabel 1. Peta Materi Fisika

Ruang Lingkup Materi Fisika SMA


Kerja ilmiah dan keselamatan kerja, terintegrasi dengan seluruh materi,
Mekanika, Termodinamika, Gelombang Optik, Listrik dan Magnet, Fisika
Modern, dan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat
Kelas X Kelas XI Kelas XII
      Hakikat Fisika dan         Kesetimbangan       Listrik Statis dan
Prosedur Ilmiah          Dinamika Rotasi Dinamis
      Pengukuran          Hukum Hooke       Medan Magnetik
      Gerak Lurus, dan Induksi
         Fluida
Elektromagnetik
Parabola, Statis dan Dinamis
      Arus Bolak-balik
dan Melingkar          Suhu, Kalor, dan
      Radiasi
      Hukum-hukum Perpindahan Kalor
Elektromagnetik
Newton          Teori Kinetik Gas
      Teori Relativitas
      Usaha (Kerja) dan dan Termodinamika
      Fenomena Kuantum
Energi          Gelombang, Bunyi,
      Inti Atom
      Momentum, Impuls dan Cahaya       Teknologi Digital
dan Tumbukan          Alat-alat Optik
      Gerak Harmonis          Gejala Pemanasan
Global

F. Pembelajaran dan Penilaian


1. Pembelajaran
Kurikulum 2013 mengembangkan dua proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung
dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses
pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir, dan keterampilan
psikomotorik peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang
dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran berbasis aktivitas. Karakteristik
pembelajaran berbasis aktivitas meliputi: interaktif dan inspiratif; menyenangkan, menantang,
dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; kontekstual dan kolaboratif; memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan sesuai dengan
bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan pembelajaran
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan
mengomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran
langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan
instructional effect.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses yang terjadi selama pembelajaran tetapi tidak
dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung pada umumnya berkenaan
dengan pengembangan nilai dan sikap. Dalam Jenis-jenis nilai dan sikap yang akan
dikembangkan tidak diajarkan secara langsung dalam pelajaran, tetapi tetap dirancang dan
direncanakan dalam silabus dan RPP. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan
pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Dalam proses pembelajaran Fisika dengan pendekatan ilmiah berbasis keilmuan, ranah
sikap dimaksudkan agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan
dimaksudkan agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. Sedangkan, ranah pengetahuan
dimaksudkan agar peserta didik tahu tentang ‘apa’. Hasil akhir pembelajaran Fisika adalah
peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft
skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak
(hardskills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Dengan mengembangkan ketiga aspek kompetensi tersebut maka diharapkan dapat
membentuk peserta didik yang produktif, kreaktif, dan inovatif.
2. Penilaian
Penilaian Hasil Belajar Fisika adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang
capaian pembelajaran peserta didik dalam ranah sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan
keterampilan dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan/atau setelah proses belajar
Fisika suatu kompetensi, satu semester, satu tahun untuk suatu muatan/mata pelajaran Fisika,
dan untuk penyelesaian pendidikan pada suatu satuan pendidikan SMA. Dalam konteks
pendidikan berbasis standar, parameter tingkat pencapaian kompetensi minimal meliputi:
kurikulum berbasis kompetensi, pendekatan belajar tuntas, penilaian proses, dan hasil belajar.
Untuk itu, berbagai pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran perlu
dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik agar mudah dalam belajar Fisika dan mencapai
keberhasilan belajar secara optimal.
Kurikulum 2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian hasil belajar terdiri dari
penilaian autentik dan non-autentik. Hal ini diyakini bahwa penilaian autentik lebih mampu
memberikan informasi kemampuan peserta didik secara holistik dan valid. Bentuk penilaian
autentik mencakup penilaian berdasarkan pengamatan fenomena alam, tugas ke lapangan,
portofolio, proyek, produk, jurnal, kerja laboratorium Fisika, dan unjuk kerja, serta penilaian diri.
Sedangkan bentuk penilaian non-autentik mencakup tes, ulangan, dan ujian.

G. Kontekstualisasi Pembelajaran Fisika Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan


Peserta Didik
Kegiatan pembelajaran pada silabus ini dapat diperkaya sesuai dengan sumber daya yang
ada di daerah/sekolah dan peserta didik. Pembelajaran dapat dikaitkan dengan objek dan
fenomena yang terjadi di lingkungan terdekat. Selain itu dapat dikaitkan dengan konteks global
misalnya perubahan iklim, pemanasan global, sumberdaya energi dan energi alternatif, serta
perkembangan teknologi digital. Sesuai dengan perkembangan teknologi, maka dalam
pembelajaran seyogianya juga dapat mengakses kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
sebagai sarana, sumber belajar maupun alat pembelajaran misalnya industri teknologi informasi.
Pemanfaatan buku teks pelajaran tetap diperlukan untuk merangsang minat baca dan
meningkatkan kreativitas peserta didik. Lembar kerja siswa (LKS) sedapat mungkin disusun oleh
guru yang memberi peluang kreativitas peserta didik terlibat dalam merancang prosedur
kegiatan.

KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN KEGIATAN


PEMBELAJARAN
 
A. Kelas X
Alokasi waktu: 3 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan
Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Pembelajaran untuk Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan sebagai berikut


ini.

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran


3.1 Menerapkan hakikat Hakikat Fisika dan  Mengamati, mendiskusikan,
ilmu Fisika, metode Prosedur Ilmiah: dan menyimpulkan tentang
ilmiah, dan  Hakikat Fisika dan fenomena Fisika dalam
keselamatan kerja di perlunya kehidupan sehari-hari,
laboratorium serta mempelajari Fisika hubungan Fisika dengan
peran Fisika dalam  Ruang lingkup disiplin ilmu lain, prosedur
kehidupan Fisika ilmiah, dan keselamatan kerja
 Metode dan di laboratorium.
4.1 Membuat prosedur Prosedur ilmiah  Mendiskusikan dan
kerja ilmiah dan  Keselamatan kerja menyimpulkan tentang ilmu
keselamatan kerja di laboratorium Fisika dan hubungannya
misalnya pada dengan disiplin ilmu lain,
pengukuran kalor prosedur ilmiah dalam
hubungannya dengan
keselamatan kerja di
laboratorium
 Mempresentasikan tentang
pemanfaatan Fisika dalam
kehidupan sehari-hari,
metode ilmiah dan
keselamatan kerja ketika
melakukan kegiatan
pengukuran besaran Fisika
3.2   Menerapkan prinsip- Pengukuran:  Mengamati pembuatan daftar
prinsip pengukuran  Ketelitian (akurasi) (tabel) nama besaran, alat
besaran fisis, dan ketepatan ukur, cara mengukur
ketepatan, ketelitian, (presisi)  Mendiskusikan prinsip-
dan angka penting,  Penggunaan alat ukur prinsip pengukuran
serta notasi ilmiah  Kesalahan (ketepatan, ketelitian, dan
pengukuran angka penting), cara
4.2  Menyajikan hasil  Penggunaan angka menggunakan alat ukur, cara
pengukuran besaran penting membaca skala, cara
fisis berikut menuliskan hasil pengukuran
ketelitiannya dengan  Mengolah data hasil
menggunakan pengukuran dalam bentuk
peralatan dan teknik penyajian data, membuat
yang tepat serta grafik, menginterpretasi data
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
mengikuti kaidah dan grafik, dan menentukan
angka penting untuk ketelitian pengukuran, serta
suatu penyelidikan menyimpulkan hasil
ilmiah interpretasi data
 Membuat laporan tertulis dan
mempresentasikan hasil
pengukuran
3.3.Menerapkan prinsip Vektor:  Mengamati dengan seksama
penjumlahan vektor  Penjumlahan vektor vektor-vektor yang bekerja
sebidang (misalnya  Perpindahan vektor pada benda
perpindahan)  Kecepatan vektor  Melakukan percobaan untuk
4.3  Merancang  Percepatan vektor menentukan resultan vektor
percobaan untuk  Gaya sebagai vektor sebidang (misalnya gaya).
menentukan resultan  Mengolah tentang berbagai
vektor sebidang operasi vektor
(misalnya  Mempresentasikan rancangan
perpindahan) beserta percobaan untuk menentukan
presentasi hasil dan resultan vektor sebidang
makna fisisnya beserta makna fisisnya
3.4Menganalisis besaran- Gerak lurus:  Mengamati dengan seksama
besaran fisis pada  Gerak lurus dengan demonstrasi gerak untuk
gerak lurus dengan kecepatan konstan membedakan gerak lurus
kecepatan konstan (tetap) dengan kecepatan tetap dan
(tetap) dan gerak  Gerak lurus dengan gerak lurus dengan
lurus dengan percepatan konstan percepatan tetap
percepatan konstan (tetap)  Mendiskusikan perbedaan
(tetap) berikut makna gerak lurus dengan kecepatan
fisisnya tetap dan gerak lurus dengan
4.4 Menyajikan data dan percepatan tetap
grafik hasil  Melakukan percobaan gerak
percobaan untuk lurus dengan kecepatan dan
menyelidiki sifat percepatan tetap
gerak benda yang menggunakan kereta
bergerak lurus misalnya mobil mainan, troly.
dengan kecepatan  Menganalisis besaran-besaran
konstan (tetap) dan Fisika dalam gerak lurus
bergerak lurus dengan kecepatan dan
dengan percepatan percepatan tetap melalui
konstan (tetap) diskusi kelas.
berikut makna  Mempresentasikan hasil
fisisnya percobaan benda yang
bergerak lurus dengan
kecepatan tetap dan gerak
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
lurus dengan percepatan tetap
dalam bentuk grafik.
3.5 Menganalisis gerak Gerak parabola:  Mengamati simulasi
parabola dengan  Gerak Parabola ilustrasi/demonstrasi/video
menggunakan  Pemanfaatan Gerak gerak parabola yang aktual
vektor, berikut Parabola dalam dijumpai di kehidupan sehari-
makna fisisnya dan Kehidupan Sehari- hari
penerapannya dalam hari  Mendiskusikan vektor posisi,
kehidupan sehari- kecepatan gerak dua dimensi
hari pada gerak parabola,
4.5  Mempresentasikan hubungan posisi dengan
data hasil percobaan kecepatan pada gerak
gerak parabola dan parabola
makna fisisnya  Menganalisis dan
memprediksi posisi dan
kecepatan pada titik tertentu
berdasarkan pengolahan data
percobaan gerak parabola.
 Mempresentasikan hasil
kegiatan diskusi kelompok
tentang penyelesaian masalah
gerak parabola
3.6 Menganalisis besaran Gerak melingkar:  Menemukan besaran
fisis pada gerak  Gerak melingkar frekuensi, periode, sudut
melingkar dengan dengan laju konstan tempuh, kecepatan linier,
laju konstan (tetap) (tetap) kecepatan sudut, percepatan,
dan penerapannya  Frekuensi dan dan gaya sentripetal pada
dalam kehidupan Periode gerak melingkar melalui
sehari-hari  Kecepatan sudut tayangan film, animasi, atau
4.6  Melakukan  Kecepatan linier sketsa
percobaan berikut  Gaya sentripetal  Melakukan percobaan secara
presentasi hasilnya berkelompok untuk
tentang gerak menyelidiki gerak yang
melingkar, makna menggunakan hubungan
fisis dan roda-roda
pemanfaatannya  Menganalisis besaran yang
berhubungan antara gerak
linier dan gerak melingkar
pada gerak menggelinding
dengan laju tetap
 Melaporkan hasil percobaan
dalam bentuk sketsa/gambar
dan laporan sederhana serta
mempresentasikannya
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
3.7 Menganalisis Hukum Newton:  Mengamati peragaan benda
interaksi gaya serta  Hukum Newton diletakkan di atas kertas
hubungan antara tentang gerak kemudian kertas ditarik
gaya, massa, dan  Penerapan Hukum perlahan dan ditarik tiba-tiba
gerakan benda pada Newton dalam atau cepat, peragaan benda
gerak lurus kejadian sehari-hari ditarik atau didorong untuk
4.7  Melakukan menghasilkan gerak, benda
percobaan berikut dilepas dan bergerak jatuh
presentasi hasilnya bebas, benda ditarik tali
terkait interaksi gaya melalui katrol dengan beban
serta hubungan gaya, berbeda
massa, dan  Mendiskusikan tentang sifat
percepatan dalam kelembaman (inersia) benda,
gerak lurus serta hubungan antara gaya, massa,
makna fisisnya dan gerakan benda, gaya aksi
reaksi, dan gaya gesek
 Mendemonstrasikan dan atau
melakukan percobaan hukum
1, 2, dan 3 Newton
 Menghitung percepatan
benda dalam sistem yang
terletak pada bidang miring,
bidang datar, gaya gesek
statik dan kinetik
 Mempresentasikan hasil
percobaan hukum 1, 2, dan 3
Newton
3.8 Menganalisis Hukum Newton  Mengamati tentang
keteraturan gerak tentang gravitasi: keseimbangan yang terjadi
planet dalam  Gaya gravitasi antar pada sistem tatasurya dan
tatasurya partikel gerak planet melalui berbagai
berdasarkan hukum-  Kuat medan gravitasi sumber
hukum Newton dan percepatan  Mendiksusikan konsep gaya
4.8  Menyajikan karya gravitasi gravitasi, percepatan
mengenai gerak  Hukum Keppler gravitasi, dan kuat medan
satelit buatan yang gravitasi, dan hukum
mengorbit bumi, Keppler berdasarkan hukum
pemanfaatan dan Newton tentang gravitasi
dampak yang  Menyimpulkan ulasan
ditimbulkannya dari tentang hubungan antara
berbagai sumber kedudukan, kemampuan, dan
informasi kecepatan gerak satelit
berdasarkan data dan
informasi hasil eksplorasi
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
dengan menerapkan hukum
Keppler
 Mempresentasikan dalam
bentuk kelompok tentang
keteraturan gerak planet
dalam tata surya dan
kecepatan satelit geostasioner
3.9 Menganalisis konsep Usaha (kerja) dan  Mengamati peragaan atau
energi, usaha (kerja), energi: simulasi tentang kerja atau
hubungan usaha  Energi kinetik kerja
(kerja) dan dan energi  Mendiskusikan tentang
perubahan energi, potensial energi kinetik, energi
hukum kekekalan (gravitasi dan potensial (energi potensial
energi, serta pegas) gravitasi dan pegas),
penerapannya dalam  Konsep usaha hubungan kerja dengan
peristiwa sehari-hari (kerja) perubahan energi kinetik dan
4.9 Mengajukan gagasan  Hubungan energi potensial, serta
penyelesaian usaha (kerja) penerapan hukum kekekalan
masalah gerak dalam dan energi energi mekanik
kehidupan sehari- kinetik  Menganalisis bentuk hukum
hari dengan  Hubungan kekekalan energi mekanik
menerapkan metode usaha (kerja) pada berbagai gerak (gerak
ilmiah, konsep dengan energi parabola, gerak pada bidang
energi, usaha (kerja), potensial lingkaran, dan gerak
dan hukum  Hukum satelit/planet dalam tata
kekekalan energi kekekalan surya)
energi mekanik  Mempresentasikan hasil
diskusi kelompok tentang
konsep energi, kerja,
hubungan kerja dan
perubahan energi, hukum
kekekalan energi

3.10 Menerapkan konsep Momentum dan  Mengamati tentang


momentum dan Impuls: momentum, impuls,
impuls, serta hukum  Momentum, hubungan antara impuls dan
kekekalan  Impuls, momentum serta tumbukan
momentum dalam  Tumbukan dari berbagai sumber belajar.
kehidupan sehari- lenting  Mendiskusikan konsep
hari sempurna, momentum, impuls,
4.10 Menyajikan hasil lenting sebagian, hubungan antara impuls dan
pengujian penerapan dan tidak lenting momentum serta hukum
hukum kekekalan kekekalan momentum dalam
momentum, berbagai penyelesaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
misalnya bola jatuh masalah
bebas ke lantai dan  Merancang dan membuat
roket sederhana roket sederhana dengan
menerapkan hukum
kekekalan momentum secara
berkelompok
 Mempresentasikan peristiwa
bola jatuh ke lantai dan
pembuatan roket sederhana
3.11 Menganalisis Getaran Harmonis:  Mengamati peragaan atau
hubungan antara  Karakteristik getaran simulasi getaran harmonik
gaya dan getaran harmonis sederhana pada ayunan
dalam kehidupan (simpangan, bandul atau getaran pegas
sehari-hari kecepatan,  Melakukan percobaan
4.11 Melakukan percepatan, dan gaya getaran harmonis pada
percobaan getaran pemulih, hukum ayunan bandul sederhana dan
harmonis pada kekekalan energi getaran pegas
ayunan sederhana mekanik) pada  Mengolah data dan
dan/atau getaran ayunan bandul dan menganalisis hasil percobaan
pegas berikut getaran pegas ke dalam grafik, menentukan
presentasi serta  Persamaan persamaan grafik, dan
makna fisisnya simpangan, menginterpretasi data dan
kecepatan, dan grafik untuk menentukan
percepatan karakteristik getaran
harmonik pada ayunan
bandul dan getaran pegas
 Mempresentasikan hasil
percobaan tentang getaran
harmonis pada ayunan bandul
sederhana dan getaran pegas
 
B. Kelas XI
Alokasi waktu: 4 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan
Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses


pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Pembelajaran untuk Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan sebagai berikut


ini.
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
3.1 Menerapkan konsep  Keseimbangan  Mengamati demonstrasi
torsi, momen inersia, dan dinamika mendorong benda dengan
titik berat, dan rotasi: posisi gaya yang berbeda-
momentum sudut  Momen gaya beda untuk
pada benda tegar  Momen inersia mendefinisikanmomen gaya.
(statis dan dinamis)  Keseimbangan  Mendiskusikan penerapan
dalam kehidupan benda tegar keseimbangan benda titik,
sehari-hari  Titik berat benda tegar dengan
4.1     Membuat karya  Hukum menggunakan resultan gaya
yang menerapkan kekekalan dan momen gaya, penerapan
konsep titik berat dan momentum sudut konsep momen inersia,
keseimbangan benda pada gerak rotasi dinamika rotasi, dan
tegar penerapan hukum kekekalan
momentum pada gerak rotasi.
 Mengolah data hasil
percobaan ke dalam grafik,
menentukan persamaan
grafik, menginterpretasi data
dan grafik untuk menentukan
karakteristik keseimbangan
benda tegar
 Mempresentasikan hasil
percobaan tentang titik berat
3.2   Menganalisis sifat Elastisitas dan  Mengamati dan menanya
elastisitas bahan Hukum Hooke: sifat elastisitas bahan dalam
dalam kehidupan  Hukum Hooke kehidupan sehari-hari
sehari-hari  Susunan pegas seri-  Mendiskusikan pengaruh
4.2 Melakukan paralel gaya terhadap perubahan
percobaan tentang panjang pegas/karet dan
sifat elastisitas suatu melakukan percobaan hukum
bahan berikut Hooke dengan menggunakan
presentasi hasil dan pegas/karet, mistar, beban
makna fisisnya gantung, dan statif secara
berkelompok
 Mengolah data dan
menganalisis hasil percobaan
ke dalam grafik, menentukan
persamaan, membandingkan
hasil percobaan dengan bahan
pegas/karet yang berbeda,
perumusan tetapan pegas
susunan seri-paralel
 Membuat laporan hasil
percobaan dan
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
mempresentasikannya
3.3 Menerapkan hukum- Fluida statik:  Mengamati tayangan
hukum fluida statik  Hukum utama video/animasi tentang
dalam kehidupan hidrostatis penerapan fluida dalam
sehari-hari.  Tekanan Hidrostatis kehidupan sehari-hari, misal
4.3 Merencanakan dan  Hukum Pascal dongkrak hidrolik, rem
melakukan  Hukum Archimedes hidrolik
percobaan yang  Meniskus  Melakukan percobaan yang
memanfaatkan sifat-  Gejala kapilaritas memanfaatkan sifat-sifat
sifat fluida statis, fluida untuk mempermudah
 Viskositas dan
berikut presentasi suatu pekerjaan.
Hukum Stokes
hasil dan makna  Menyimpulkan konsep
fisisnya tekanan hidrostatis, prinsip
hukum Archimedes dan
hukum Pascal melalui
percobaan
 Membuat laporan hasil
percobaan dan
mempresentasikan penerapan
hukum-hukum fluida statik
3.4 Menerapkan prinsip Fluida Dinamik:  Mengamati informasi dari
fluida dinamik dalam  Fluida ideal berbagai sumber tentang
teknologi  Azas kontinuitas persamaan kontinuitas dan
4.4 Membuat dan  Azas Bernoulli hukum Bernoulli melalui
menguji proyek  Penerapan Azas berbagai sumber, tayangan
sederhana yang Kontinuitas dan video/animasi, penerapan
menerapkan prinsip Bernouli dalam hukum Bernoulli misal gaya
dinamika fluida, dan Kehidupan angkat pesawat
makna fisisnya  Mengeksplorasi kaitan antara
kecepatan aliran dengan luas
penampang, hubungan antara
kecepatan aliran dengan
tekanan fluida, penyelesaian
masalah terkait penerapan
azas kontinuitas dan azas
Bernoulli
 Membuat ilustrasi tiruan
aplikasi Azas Bernoulli (alat
venturi, kebocoran air, atau
sayap pesawat) secara
berkelompok
 Membuat laporan dan
mempresentasikan hasil
produk tiruan aplikasi azas
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Bernoulli
3.5 Menganalisis Suhu, Kalor dan  Mengamati peragaan tentang
pengaruh kalor dan Perpindahan Kalor: simulasi pemuaian rel kereta
perpindahan kalor  Suhu dan pemuaian api, pemanasan es menjadi
yang meliputi  Hubungan kalor air, konduktivitas logam
karakteristik termal dengan suhu benda (almunium, besi, tembaga,
suatu bahan, dan wujudnya dan timah), tayangan hasil
kapasitas, dan  Azas Black studi pustaka tentang
konduktivitas kalor  Perpindahan kalor pengaruh kalor terhadap
pada kehidupan secara konduksi, perubahan suhu benda,
sehari-hari konveksi, dan radiasi pengaruh perubahan suhu
4.5 Merencanakan dan benda terhadap ukuran benda
melakukan (pemuaian), dan perpindahan
percobaan tentang kalor secara konduksi,
karakteristik termal konveksi dan radiasi
suatu bahan,  Melakukan percobaan
terutama terkait tentang pengaruh kalor
dengan kapasitas dan terhadap suhu, wujud, dan
konduktivitas kalor, ukuran benda, menentukan
beserta presentasi kalor jenis atau kapasitas
hasil dan makna kalor logam dan
fisisnya mengeksplorasi tentang azas
Black dan perpindahan kalor
 Mengolah data dan
menganalisis hasil percobaan
tentang kalor jenis atau
kapasitas kalor logam dengan
menggunakan kalorimeter
 Membuat laporan hasil
percobaan dan
mempresentasikannya
3.6 Memahami teori Teori Kinetik Gas:  Mengamati proses
kinetik gas dan  Persamaan keadaan pemanasan air misalnya pada
karakteristik gas gas ideal ketel uap atau melalui
pada ruang tertutup  Hukum Boyle-Gay tayangan video dan animasi
4.6 Mempresentasi-kan Lussac tentang perilaku gas
laporan hasil  Teori kinetik gas  Mendiskusikan dan
pemikiran tentang ideal menganalisis tentang
teori kinetik gas, dan  Tinjauan impuls- penerapan persamaan
makna fisisnya tumbukan untuk keadaan gas dan hukum
teori kinetik gas Boyle-Gay Lussac dalam
 Energi kinetik rata- penyelesaian masalah gas di
rata gas ruang tertutup, ilustrasi
 Kecepatan efektif gas hubungan tekanan, suhu,
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
 Teori ekipartisi volume, energi kinetik rata-
energi dan Energi rata gas, kecepatan efektif
dalam gas, teori ekipartisi energi,
dan energi dalam
 Presentasi kelompok hasil
eksplorasi menerapkan
persamaan keadaan gas dan
hukum Boyle dalam
penyelesaian masalah gas di
ruang tertutup
3.7 Menganalisis Hukum  Mengamati proses
perubahan keadaan Termodinamika: pengukuran suhu suatu benda
gas ideal dengan  Hukum ke Nol dengan menggunakan
menerapkan Hukum  Hukum I termometer atau melihat
Termodinamika Termodinamika tayangan video pengukuran
4.7 Membuat  Hukum II suhu badan dengan
karya/model Termodinamika termometer (Hukum ke-Nol),
penerapan Hukum I  Entropi gerakan piston pada motor
dan II bakar (Hukum I
Termodinamika dan Termodinamika), dan entropi
makna fisisnya  Mendiskusikan hasil
pengamatan terkait Hukum
ke-Nol, Hukum I dan II
Termodinamika dan
memecahkan masalah tentang
siklus mesin kalor, siklus
Carnot sampai dengan teori
Clausius Clayperon), entropi
 Menyimpulkan hubungan
tekanan (P), volume (V) dan
suhu (T) dari mesin kalor dan
siklus Carnot dalam diagram
P-V
 Mempresentasikan hasil
penyelesaian masalah tentang
siklus mesin kalor, siklus
Carnot sampai dengan teori
Clausius-Clayperon, grafik p-
V dari siklus mesin kalor dan
mesin Carnot
3.8 Menganalisis Ciri-ciri  Mengamati peragaan gejala
karakterisitik Gelombang mekanik: gelombang (pemantulan,
gelombang mekanik  Pemantulan pembiasan, difraksi dan
4.8 Mengajukan gagasan  Pembiasan interferensi, dan polarisasi)
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
penyelesaian  Difraksi dengan menggunakan tanki
masalah tentang  Interferensi riak, tayangan berupa
karakteristik foto/video/animasi
gelombang mekanik  Mendiskusikan gelombang
misalnya pada tali transversal, gelombang,
longitudinal, hukum
pemantulan, pembiasan,
difraksi, interferensi dan
mengeksplorasi penerapan
gejala pemantulan,
pembiasan, difraksi dan
interferensi dalam kehidupan
sehari-hari
 Membuat kesimpulan hasil
diskusi tentang karakteristik
gelombang
 Mempresentasikan hasil
percobaan tentang gelombang
3.9 Menganalisis Gelombang berjalan  Mengamati demonstrasi
besaran-besaran fisis dan gelombang menggunakan slinki/
gelombang berjalan Stasioner: tayangan video/animasi
dan gelombang  Persamaan tentang gelombang berjalan
stasioner pada gelombang  Mendiskusikan persamaan-
berbagai kasus nyata  Besaran-besaran fisis persamaan gelombang
4.9 Melakukan berjalan, gelombang
percobaan stasioner
gelombang berjalan  Mendemonstrasikan dan atau
dan gelombang melakukan percobaan Melde
stasioner, beserta untuk menemukan hubungan
presentasi hasil dan cepat rambat gelombang dan
makna fisisnya tegangan tali secara
berkelompok
 Mengolah data dan
menganalisis hasil percobaan
Melde untuk menemukan
hubungan cepat rambat
gelombang dan tegangan tali.
 Membuat laporan tertulis
hasil praktikum dan
mempresentasikannya
3.10 Menerapkan konsep Gelombang Bunyi:  Mengamati
dan prinsip  Karakteristik foto/video/animasi tentang
gelombang bunyi dan gelombang bunyi pemeriksaan janin dengan
cahaya dalam  Cepat rambat USG, penggunaan gelombang
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
teknologi gelombang bunyi sonar di laut, bunyi dan
4.10 Melakukan percobaan  Azas Doppler permasalahannya,
tentang gelombang  Fenomena dawai dan karakteristik cahaya, difraksi,
bunyi dan/atau pipa organa dan interferensi.
cahaya, berikut  Intensitas dan taraf  Mendiskusikan tentang cepat
presentasi hasil dan intensitas rambat bunyi, azas Doppler,
makna fisisnya intensitas bunyi, difraksi kisi,
misalnya sonometer, Gelombang Cahaya: interferensi
dan kisi difraksi  Spektrum cahaya  Melaksanakan percobaan
 Difraksi untuk menyelidiki fenomena
 Interferensi dawai dan pipa organa,
 Polarisasi menyelidiki pola difraksi, dan
 Teknologi LCD dan interferensi
LED  Presentasi hasil diskusi
tentang cepat rambat bunyi,
azas Doppler, intensitas
bunyi, dawai, pipa organa,
difraksi kisi dan interferensi
3.11 Menganalisis cara Alat-alat optik:  Mengamati
kerja alat optik  Mata dan kaca mata gambar/video/animasi
menggunakan sifat  Kaca pembesar (lup) penggunaan alat optik seperti
pemantulan dan  Mikroskop kacamata/lup pada tukang
pembiasan cahaya  Teropong reparasi arloji, teropong,
oleh cermin dan  Kamera melalui studi pustaka untuk
lensa mencari informasi mengenai
4.11 Membuat karya yang alat-alat optik dalam
menerapkan prinsip kehidupan sehari-hari
pemantulan dan/atau  Menganalisis tentang prinsip
pembiasan pada pembentukan bayangan dan
cermin dan lensa perbesaran pada kaca mata,
lup, mikroskop, teleskop dan
kamera
 Membuat teropong sederhana
secara berkelompok
 Presentasi kelompok tentang
hasil merancang dan
membuat teropong sederhana
3.12 Menganalisis gejala Gejala pemanasan  Mengamati tayangan melalui
pemanasan global global: artikel/foto/video tentang
dan dampaknya bagi  Efek rumah kaca dampak pemanasan global
kehidupan serta  Emisi karbon dan yang didukung dengan
lingkungan perubahan iklim informasi dari berbagai
4.12 Mengajukan  Dampak pemanasan sumber, aktifitas manusia
ide/gagasan global, antara lain yang mengakibatkan berbagai
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
penyelesaian (seperti mencairnya dampak pemanasan global,
masalah gejala es di kutub, efek rumah kaca, dan
pemanasan global perubahan iklim) perubahan iklim
dan dampaknya bagi  Mendiskusikan dan
kehidupan serta Alternatif solusi: menganalisis fenomena
lingkungan  Efisiensi pemanasan global, efek
penggunaan rumah kaca, perubahan iklim
energi serta dampak yang
 Pencarian diakibatkan bagi manusia,
sumber-sumber hasil-hasil kesepakatan
energi alternatif Global IPCC, Protokol
seperti energi Kyoto, dan APPCDC
nuklir  Membuat laporan dan
presentasi hasil kerja
Hasil kesepakatan dunia kelompok
internasional:
 Intergovernment
al Panel on
Climate Change
(IPCC)
 Protokol Kyoto
 Asia-Pacific
Partnership on
Clean
Development
and Climate
(APPCDC)

C.    Kelas XII


Alokasi waktu: 4 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan
Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses


pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Pembelajaran untuk Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan sebagai berikut


ini.

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran


3.1 Menganalisis prinsip  Rangkaian arus searah  Mendiskusikan dan
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
kerja peralatan listrik  Arus listrik dan menganalisis prinsip
searah (DC) dalam pengukurannya kerja peralatan listrik
kehidupan sehari-hari  Hukum Ohm searah (DC) dalam
4.1 Mempresentasikan  Arus listrik dalam kehidupan sehari-hari
hasil percobaan rangkaian tertutup  Merancang dan
tentang prinsip kerja  Hambatan sepotong melakukan percobaan
rangkaian listrik kawat penghantar tentang rangkaian
searah (DC)  Rangkaian hambatan listrik arus searah (DC)
 Gabungan sumber  Menganalisis data hasil
tegangan listrik praktik, membuat
 Hukum II Kirchoff grafik, menuliskan
       Energi dan daya persamaan grafik dan
listrik gradiennya, serta
memprediksi nilai
output untuk nilai input
tertentu
 Membuat dan
menyajikan hasil
percobaan tentang
rangkaian listrik searah
baik lisan maupun
tulisan secara
sistematis
3.2 Menganalisis muatan  Listrik Statis  Mengamati peragaan
listrik, gaya listrik, (Elektrostatika): fenomena kelistrikan
kuat medan listrik,  Listrik statis dan dan pemanfaatannya di
fluks, potensial listrik, muatan listrik kehidupan sehari-hari
energi potensial  Hukum Coulomb menggunakan alat dan
listrik serta  Medan listrik bahan sederhana
penerapannya pada  Energi potensial  Mendiskusikan tentang
berbagai kasus listrik dan potensial fenomena kelistrikan,
4.2 Melakukan percobaan listrik muatan listrik, fluks
berikut presentasi  Kapasitor listrik dan interaksi
hasil percobaan antar muatan listrik,
kelistrikan (misalnya kuat medan listrik,
pengisian dan potensial listrik, energi
pengosongan potensial, dan
kapasitor) dan kapasitor.
manfaatnya dalam  Melakukan dan
kehidupan sehari-hari melaporkan hasil
percobaan tentang
peristiwa kelistrikan,
misalnya pengisian
kapasitor
     Menganalisa gaya
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
listrik, kuat medan
listrik, fluks, potensial
listrik, energi potensial
listrik serta
penerapannya pada
berbagai kasus
3.3   Menganalisis medan  Medan Magnet:  Mengamati berbagai
magnetik, induksi  Medan magnetik di fenomena kemagnetan
magnetik, dan gaya sekitar arus listrik dalam kehidupan
magnetik pada  Gaya magnetik sehari-hari, misal bel
berbagai produk  Penerapan gaya listrik, kereta cepat dan
teknologi magnetik atau penelusuran studi
4.3 Melakukan percobaan literatur fenomena
tentang induksi kemagnetan dari
magnetik dan gaya berbagai sumber
magnetik disekitar  Mendiskusikan tentang
kawat berarus listrik fenomena kemagnetan,
berikut presentasi fluks magnetik, induksi
hasilnya magnetik dan gaya
magnetik dan
peranannya pada
berbagai produk
teknologi
 Merancang dan
melakukan percobaan
tentang induksi
magnetik dan gaya
magnetik di sekitar
kawat berarus listrik
     Melakukan
percobaan membuat
motor listrik sederhana,
serta
mempresentasikan
hasilnya
3.4  Menganalisis  Induksi  Mengamati tentang
fenomena induksi Elektromagnetik : berbagai produk
elektromagnetik  Potensial (GGL) teknologi yang
dalam kehidupan induksi menggunakan induksi
sehari-hari  Hukum Lenz Faraday dari berbagai
4.4 Melakukan percobaan  Induktansi diri sumber
tentang induksi  Terapan induksi  Melakukan percobaan
elektromagnetik elektromagnetik tentang induksi
berikut presentasi  pada produk teknologi elektromagnetik
hasilnya dalam  Mendiskusikan tentang
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
kehidupan sehari-hari Potensial Induksi,
hukum Lenz, dan
pemanfaatan Potensial
induksi pada berbagai
produk teknologi
 Merancang, membuat
alat sederhana yang
menggunakan prinsip
Potensial induksi
(hukum Faraday) dan
mempresentasikan
pembuatan alat
sederhana yang
menggunakan prinsip
Potensial induksi
(hukum Faraday)
3.5   Menganalisis  Rangkaian Arus  Menggali informasi
rangkaian arus bolak- Bolak-Balik : tentang karakteristik
balik (AC) serta  Arus dan tegangan arus, tegangan dan
penerapannya bolak-Balik sumber arus bolak
4.5 Mempresentasi-kan  Rangkaian arus bolak- balik
prinsip kerja balik  Mendiskusikan tentang
penerapan rangkaian  Daya pada rangkaian arus dan tegangan
arus bolak-balik (AC) arus bolak-balik dengan sumber arus
dalam kehidupan bolak-balik, rangkaian
sehari-hari RLC dengan sumber
arus bolak-balik, daya
pada rangkaian arus
bolak-balik
 Mengeksplorasi
rangkaian resonansi
dan pemanfaatannya
untuk
pencarianfrekuensi
pada radio
 Mendiskusikan dan
mempresentasikan
penerapan arus listrik
bolak-balik dalam
kehidupan sehari-hari
3.6   Menganalisis  Radiasi  Menggali informasi
fenomena radiasi Elektromagnetik : tentang spektrum
elektromagnetik,  Spektrum radiasi elektromagnetik
pemanfaatannya elektromagnetik dan pemanfaatannya
dalam teknologi, dan  Sumber radiasi dalam kehidupan
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
dampaknya pada elektromagnetik manusia
kehidupan  Pemanfaatan radiasi  Mendiskusikan tentang
4.6 Mempresentasikan elektromagnetik spektrum
manfaat radiasi  Bahaya radiasi elektromagnetik,
elektromagnetik dan elekromagnetik manfaat dan bahaya
dampaknya pada radiasi elektromagnetik
kehidupan sehari-hari bagi manusia
 Presentasi hasil
eksplorasi secara audio
visual dan/atau media
lain
3.7Menganalisis  Teori Relativitas  Mengamati bahan
fenomena perubahan Khusus: bacaan atau video
panjang, waktu, dan  Relativitas Newton tentang teori relativitas
massa dikaitkan  Percobaan Michelson khusus
dengan kerangka dan Morley  Mendiskusikan hasil
acuan, dan kesetaraan  Postulat relativitas dari percobaan
massa dengan energi khusus Michelson-Morley dan
dalam teori relativitas  Massa, Momentum, perbedaan antara
khusus dan energi relativistik fenomena yang terjadi
4.7  Menyelesaikan pada benda yang
masalah terkait bergerak relatif
dengan konsep terhadap pengamat
relativitas panjang, diam dan pengamat
waktu, massa, dan bergerak
kesetaraan massa  Menganalisis besaran
dengan energi panjang, waktu, massa,
dan energi dikaitkan
dengan teori relativitas
khusus
 Presentasi hasil
penalaran tentang
besaran panjang,
waktu, massa, dan
energi dikaitkan
dengan teori relativitas
khusus dalam bentuk
peta konsep
3.8   Menganalisis secara  Konsep dan  Menggali informasi
kualitatif gejala Fenomena kuantum: tentang konsep foton,
kuantum yang  Konsep foton fenomena efek
mencakup sifat radiasi  Efek fotolistrik fotolistrik, efek
benda hitam, efek  Efek Compton Compton, sinar-X,
fotolistrik, efek  Sinar-X aplikasi dalam
Compton, dan sinar X kehidupan manusia
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
dalam kehidupan  Mendiskusikan tentang
sehari-hari foton, efek fotolistrik,
4.8  Menyajikan laporan cara kerja mesin
tertulis dari berbagai fotokopi, dan mesin
sumber tentang foto Rontgen
penerapan efek  Menganalisis hasil
fotolistrik, efek diskusi yang
Compton, dan sinar X berhubungan dengan
dalam kehidupan foton, efek fotolistrik,
sehari-hari efek Compton, dan
sinar-X
 Presentasi hasil
eksplorasi secara audio
visual dan/atau media
lain tentang konsep
foton, fenomena efek
fotolistrik, efek
Compton, dan sinar-X
3.9Memahami konsep  Teknologi digital :  Menggali informasi
penyimpanan dan  Penyimpanan data dari berbagai sumber
transmisi data dalam  Transmisi data tentang teknologi
bentuk analog dan  Aplikasi teknologi digital dan aplikasinya
digital serta digital dalam dalam kehidupan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari manusia
teknologi informasi  Mendiskusikan tentang
dan komunikasi yang konsep teknologi
nyata dalam digital, transmisi,
kehidupan sehari-hari penyimpanan data
4.9  Menyajikan karya secara digital, dan
hasil penelusuran prinsip kerja sistem
informasi tentang digital misalnya
transmisi dan telepon seluler, CD,
penyimpanan data USB, flasdisk, hardisk
dalam bentuk analog  Membuat laporan dan
dan digital serta presentasi tentang
penerapannya dalam manfaat teknologi
teknologi informasi digital
dan komunikasi
(misalnya poster
banner)
3.10  Menganalisis  Inti Atom :  Mencari informasi dari
karakteristik inti  Struktur inti berbagai sumber
atom, radioaktivitas,  Reaksi inti tentang aplikasi
pemanfaatan,  Radioaktivitas radioaktivitas dalam
dampak, dan  Teknologi nuklir berbagai bidang
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
proteksinya dalam  Proteksi radiasi teknologiyang
kehidupan sehari-hari meliputi: bermanfaat dan
4.10 Menyajikan laporan  Pelindung atau perisai merugikan bagi
tentang sumber radiasi, jaga jarak, kehidupan manusia.
radioaktif, batas waktu/time  Mendiskusikan
radioaktivitas, limitation manfaat nuklir yang
pemanfaatan, sudah digunakan saat
dampak, dan ini dalam berbagai
proteksinya bagi kehidupan misalnya
kehidupan bidang kesehatan,
industri dan pertanian
 Mengeksplorasi
tentang dampak
radioaktivitas bagi
mahluk hidup,
lingkungan, iklim,
ekonomi, politik dan
sosial
 Mengeksplorasi
tentang prinsip Proteksi
Radiasi meliputi
pelindung atau perisai
radiasi, jaga jarak,
batas waktu/time
limitation
 Mempresentasikan
temuan tentang
radioaktivitas, nuklir,
dan pemanfaatannya
dalam berbagai bidang
3.11  Menganalisis  Sumber-sumber  Menggali informasi
keterbatasan sumber Energi: dan mendiskusikan dari
energi dan  Sumber energi berbagai sumber
dampaknya bagi terbarukan dan tak tentang sumber energi
kehidupan terbarukan terbarukan dan tak
4.11 Menyajikan  Pembangkit energi terbarukan serta
ide/gagasan listrik terbarukan dan dampaknya bagi
penyelesaian masalah tak terbarukan kehidupan manusia
keterbatasan sumber  Energi alternatif  Membuat laporan dan
energi, energi presentasi tentang
alternatif, dan sumber energi, energi
dampaknya bagi alternatif, energi
kehidupan terbarukan, energi tak
terbarukan, dan
dampaknya bagi
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
kehidupan

RANGKUMAN

Nilai-nilai sosial, kebutuhan dan tuntutan masyarakat cenderung mengalami perubahan


akibat kemajuan dan penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Konsekwensinya adalah
lembaga pendidikan harus meninjau kembali kurikulum pendidikannya guna menyempurnakan
dan menyelaraskan kurikulum tersebut dengan kemajuan zaman. Itulah mengapa dilakukan
serangkaian kegiatan pembaharuan kurikulum yang dikenal dengan istilah pengembangan
kurikulum. Sebagai esensi dari proses pendidikan maka kurikulum dibangun dan dipersiapkan
untuk membangun kehidupan bangsa, masyarakat, dan individu peserta didik di masa depan.
Pembangunan kehidupan bangsa dan masyarakat dilakukan melalui pengembangan kurikulum
yang mengembangkan potensi individu peserta didik yang akan menjadi anggota masyarakat dan
warganegara produktif suatu bangsa dalam berbagai aspek-aspek kehidupan masa kini yang
perlu dan harus dilanjutkan di masa depan, ditingkatkan, dan diubah untuk disesuaikan dengan
kebutuhan kehidupan masa mendatang.

Untuk itu maka pengembangan kurikulum harus dilakukan dalam rangka menjawab
mengenai kualitas kemampuan yang perlu dimiliki peserta didik sebagai pewaris dan
pengembang kehidupan bermasyarakat dan bernegara. dalam membangun suatu kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang sehat dan bermartabat.Pengembangan kurikulum
berdasarkan kontrol dan kewenangan dilakukan dalam dua cara, yaitu sentralisasi dan
desentralisasi. Adapun model pengembanganya dapat dikelompokkan dalam dua model besar
yaitu model tujuan dan model proses.

Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan


rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi dan
pengorganisasian berbagai komponen situasi belajar mengajar, antara lain penetapan jadwal
pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan,
sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber-sumber
unit, rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum untuk memudahkan proses belajar mengajar.
Keseluruhan proses pengembangan kurikulum berkaitan dengan pengembangan keempat
dimensi kurikulum. Keempat dimensi kurikulum tersebut saling berkaitan dan memerlukan
perhatian khusus dan manajemen khusus. Proses pengembangan kurikulum meliputi 3 tahap,
yaitu konstruksi kurikulum (curriculum construction), tahap implementasi kurikulum
(curriculum implementation) dan tahap evaluasi kurikulum (curriculum evaluation). Proses
pengembangan kurikulum di Indonesia terbagi menjadi 2 langkah besar, yaitu proses
pengembangan yang dilakukan di pemerintah pusat dan pengembangan yang dilakukan di setiap
satuan pendidikan.Pengembangan kurikulum oleh guru dapat dilakukan dengan menjabarkan
panduan kurikulum fisika menjadi silabus dan RPP fisika. Silabus disusun berdasarkan SK-KD
yang sudah ditetapkan dari pusat.

EVALUASI
Untuk memperdalam pemahaman kamu mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!
1) Silakan kalian perhatikan dan amati kurikulum mata pelajaran fisika, kemudian kalian
identifikasi komponen dalam kurikulum fisika tersebut?
2) Coba Anda rancang pembelajaran fisika yang kreatif, menyenangkan, dan menantang?

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk pertanyaan di atas, kalian dapat mendiskusikan dengan mahasiswa lain menggunakan
buku modul ini dan buku panduan lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
menjawab pertanyaan di atas yaitu sebagai berikut.
1) Untuk menjawab soal ini, Kalian harus mencermati kurikulum mata pelajaran fisika
SMA. Coba kalian perhatikan, dalam kurikulum tersebut terkandung ruang lingkup
materi, tujuan, proses, dan evaluasi. Ruang lingkup materi pada mata pelajaran fisika
sudah diuraikan pada bagian sebelumnya. Silakan kalian lihat kembali. Tujuan yang
tertera dalam kurikulum fisika ditunjukkan dengan SK-KD. Selain itu juga tujuan
kurikuler mata pelajaran fisika. Tujuan kurikuler mata pelajaran fisika sudah diuraikan di
bagian sebelumnya. Silakan kalian diskusikan dengan teman kalian.
2) Pembelajaran fisika yang kreatif, menyenangkan dan menantang dapat dirancang
menggunakan pendekatan tertentu. Selain itu juga menggunakan metode dan media yang
sesuai. Dalam hal ini, misalnya menggunakan pendekatan inkuiri. Pendekatan ini
berbasis penyelidikan. Misalnya, siswa dapat mengamati susunan dan komponen suatu
robot. Setelah itu, siswa diberikan tugas untuk merancang salah satu robot yang
bermanfaat bagi manusia.

TES FORMATIF
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Stenhouse (1975) berpendapat bahwa ada empat proses dasar pendidikan, kecuali....
a. training
b. Instruction
c. Initiation
d. Problem Solving
2. Pernyataan yang paling tepat menggambarkan hakikat pembelajaran adalah ….
a. pembelajaran merupakan proses pengalaman yang berkelanjutan
b. pembelajaran terjadi sepanjang hayat (long life education)
c. pembelajaran merupakan interaksi berbagai komponen pendukung pembelajaran
d. pembelajaran merupakan proses perubahan sebagai hasil interaksi antara pendidik
dan peserta didik, peserta didik dan sumber belajar, antarpeserta didik untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
3. Standar Isi dalam kurikulum diatur dalam ….
e. Permen No. 41 Tahun 2007
f. Permen No. 22 Tahun 2006
g. Permen No. 23 Tahun 2005
h. Permen No. 20 Tahun 2007
4. Standar yang memuat kompetensi lulusan peserta didik adalah ….
a. standar isi
b. standar kompetensi lulusan
c. standar proses
d. standar pengelolaan
5. Ada berapa langkah-langkah pengembangan kurikulum menurut Tayler
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
6. Kurikulum yang bersisi komponen tujuan, konten, proses, dan penilaian merupakan
kurikulum dalam dimensi ….
a. Dokumen
b. Ide
c. Proses
d. Hasil
7. Dimensi kurikulum yang berkaitan dengan apa yang dimiliki peserta didik adalah
dimensi ….
a. Ide
b. Proses
c. Dokumen
d. Hasil
8. Kurikulum dapat mewariskan nilai sosial kepada peserta didik. Hal ini merupakan salah
satu peranan kurikulum, yaitu ….
a. Konservatif
b. Kritis
c. Kreatif
d. Integratif
9. Kurikulum memberikan fungsi agar tiap peserta didik mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan. Ini merupakan fungsi ….
a. Integrasi
b. Penyesuaian
c. Diferensiasi
d. Persiapan
10. Berikut peranan pembelajaran terhadap kurikulum pembelajaran,kecuali….
a. sebagai pedoman dalam penyusunan kurikulum
b. sebagai refleksi terhadap kurikulum
c. sebagai kendali atau kontrol terhadap kurikulum
d. sebagai evaluasi terhadap kurikulum
11. Proses pengembangan kurikulum meliputi....
a. perencanaan , implementasi dan evaluasi kurikulum
b. Perencanaan, Pelaksanan, dan Evaluasi kurikulum
c. Pembuatan, Pengesahan, Pelaksanaan kurikulum
d. Evaluasi, Pengesahan dan Pelaksaan kurikulum
12. Berikut kedudukan kurikulum dalam pendidikan, kecuali ….
a. kurikulum sebagai pedoman pembelajaran yang sifatnya spesifik
b. kurikulum berisi konten materi yang akan diajarkan
c. kurikulum memuat komponen pengalaman belajar peserta didik
d. kurikulum memuat pedoman evaluasi
13. Berikut ini tahap-tahap dalam pengembangan kurikulum, kecuali ….
a. tahap konsolidasi
b. tahap konstruksi
c. tahap implementasi
d. tahap evaluasi
14. Berikut ini merupakan pernyataan yang berkaitan dengan pengertian pengembangan
kurikulum. Pernyataan yang tepat adalah ….
a. pengembangan kurikulum merupakan penyusunan kurikulum di tingkat pusat
b. pengembangan kurikulum merupakan penyusunan kurikulum di tingkat satuan
pendidikan
c. pengembangan kurikulum dilakukan baik di tingkat pusat maupun di tiap satuan
pendidikan
pengembangan kurikulum merupakan proses penyusunan isi dan bahan serta cara
mempelajarinya
15. Prinsip pengembangan silabus di mana cakupan, kedalaman materi harus memperhatikan
perkembangan peserta didik adalah ….
a. .ilmiah
b. Relevan
c. Sistematis
d. Konsisten
16. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensi termasuk kedalam dari prinsip pengembangan silabus yaitu...
a. Konsisten
b. Sistematis
c. Relavan
d. Ilmiah
17. Salah satu prinsip pengembangan silabus yaitu adanya unsur relevan. Apa yang dimaksud
unsur relevan?
a. Harus dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.
b. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
psikomotorik, dan afektif).
c. Memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spiritual peserta didik.
18. Berikut langkah-langkah dalam pengembangan silabus, kecuali
a. memilih dan menentukan tujuan pembelajaran
b. memilih dan menentukan jenis metode dan pendekatan yang sesuai
c. menentukan pengalaman belajar peserta didik
d. menentukan alokasi waktu pembelajaran
19. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum dan Silabus yang menempatkan rumusan
atau tujuan yang hendak dicapai dalam posisi sentral adalah...
a. Pendekatan Bidang Studi/Pendekatan Subyek/Disiplin Ilmu
b. Pendekatan rekonstruksionalisme
c. Pendekatan berorientasi pada tujuan
d. Pendekatan humanistik kurikulum
20. Berikut ini yang termasuk faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum dan
silabus adalah...
a. Nilai peserta didik jelek
b. Keinginan guru mata pelajaran fisika
c. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
d. Dorongan dari kepala sekolah

Cocokkanlah jawaban kalian dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi Kegiatan Belajar.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat Penguasaan = × 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan : 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Bagus! Jika masih di bawah 80%,
kalian harus mengulangi materi Kegiatan Belajar, terutama bagian yang belum dikuasai.
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. D
2. D
3. D Lihat PP Nomor 19 Tahun 2006.
4. B
5. C.
6. A
7. D
8. A Peran konservatif bertujuan untuk mewariskan nilai sosial kepada peserta didik.
9. B. Jelas, fungsi kurikulum yang dinyatakan dalam soal ini berkaitan dengan fungsi
penyesuaian.
10. A. 8)Pembelajaran bukan sebagai pedoman penyusunan kurikulum, tetapi kurikulum sebagai
pedoman dalam pembelajaran, dan pembelajaran sebagai kontrol dan evaluasi terhadap
perbaikan kurikulum selanjutnya.
11. A
12. A. Kurikulum sebagai pedoman pembelajaran yang masih bersifat umum sehingga perlu
dijabarkan lebih spesifik oleh guru di tiap satuan pendidikan.
13. A
14. D
15. B. Pengembangan silabus harus memperhatikan perkembangan peserta didik.
16. B
17. D
18. D
19. C
20. C
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Chiappetta, Eugene L & Thomas R. Koblla, Jr. 2010. Science Instruction in the Middle and
Secondary Schools: Developing Fundamental Knowledge and Skills. 7th Edition. Boston, USA:
Allyn & Bacon.

Cho, I. Y. dan Anderson, C. W. 2005. Understanding of Matter Transformation in Physical and


Chemical Changes: Ecological Thinking. Michigan State University. 35 halaman.

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Hasan, Said Hamid. 2005. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imperial Bhakti Utama.

Huo, Y. 2006. Applying Contemporary Education Strategies to motivate Students’ interests in


Studying Physical Chemistry and to develop Lifelong Learning Skills. Departement of
Chemistry, Northeast University Shenyang, pp.23-26. Tersedia: Huoyunqiu@sina.com. [15
maret 2008].

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rodakarya.

Prayitno. 2002. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Bandung: Grasindo.

Sukmadinata, Nana Saodih. 2007. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Tyler, Ralph. 1991. Prinsip Asas Kurikulum dan Pengajaran. Johor: Pesta Sdn.

Anda mungkin juga menyukai