Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum dalam arti sempit diartikan sebagai kumpulan berbagai mata
pelajaran/mata kuliah yang diberikan kepada peserta didik melalui kegiatan yang
dinamakan proses pembelajaran. Akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya sosio-teknologi maka kurikulum diartikan secara lebih luas sebagai
keseluruhan proses pembelajaran yang direncanakan dan dibimbing di sekolah, baik
yang dilaksanakan di dalam kelompok atau secara individual, di dalam atau di luar
sekolah (Kerr dalam Kelly, 1982).

Dalam pengertian ini tercakup di dalamnya sejumlah aktivitas pembelajaran di


antara subyek didik dalam melakukan transformasi pengetahuan, keterampilan
dengan menggunakan berbagai pendekatan proses pembelajaran atau menggunakan
metode belajar dan mendaya gunakan segala teknologi pembelajaran. Namun
demikian, bahwa konsep kurikulum sebagai urutan sejumlah mata pelajaran tetap
menjadi dasar yang substansial dalam rancangan atau menyusun desain kurikulum.

Di Indonesia, tujuan kurikulum tertera pada UU SISDIKNAS Tahun 2003


Bab I Pasal 1 poin 19 disebutkan bahwa : kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan megenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.

B. Rumusan Masalah
- Apa Pengertian Kurikulum ?
- Apa saja macam-macam terminologi kurikulum ?
- Bagaimana Pengaplikasian atau fungsi dari kurikulum ?
- Apa tujuan kurikulum ?

1
C. Tujuann
- Untuk mengetahui apa itu kurikulum
- Mengetahui apa saja macam-macam terminologi kurikulum
- Umtuk mengetahui fungsi Kurikulum
- Untuk mengetahui Tujuan Kurikulum.
-

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kata “kurikukum” berasal dari bahasa latin yang kata
dasarnya adalah currere. Kata ini digunakan untuk memberi nama lapangan
perlombaan lari. Karena dipakai untuk sebuah perlombaan, pada lapangan tersebut
terdapat garis “start” dan batas “finish”, untuk menunjukkan tempat memulai dan
mengakhiri perlombaan. Dalam perkembangannya, kata ini kemudian diadopsi oleh
dunia pendidikan. Di dunia pendidikan penggunaan kata kurikulum menjadi jauh
lebih popular jika dibandingkan dengan sebelumnya.

Menurut Oliva kurikulum adalah perangkat pendidikan yg merupakan


jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat. Sedangkan Klein
menyatakan kurikulum sebagai the heart of education, pernyataan Klein ini
menguatkan kurikulum sebagai salah satu komponen yang penting dalam dunia
pendidikan.

J.Gallen Saylor, William M. Alexander, dan Arthur J. Lewis menyatakan


kurikulum sebagai rencana yang menyediakan satu kesatuan kesempatan
pembelajaran untuk setiap siswa. Saylor, Alexander dan Lewis memiliki definisi yang
sejajar dengan Hilda Taba “kurikulum adalah rencana pembelajaran”. Semua
kurikulum, apapun desain khususnya, terdiri dari elemen tertentu. Kurikulum
biasanya terdiri dari pernyataan yang memiliki tujuan tertentu dan objek spesifik. Hal
ini mengindikasikan beberapa pilihan dan organisasi isi, yang merupakan salah satu
implikasi atau dampak tertentu terhadap bentuk pembelajaran dan pengajaran, apakah
disebabkan oleh tuntutan objeknya atau karena isi organisasinya. Kurikulum

3
termasuk program evaluasi untuk hasil yang dicapai. Adanya kurikulum merupakan
sarana untuk mengetahui ketercapaian kompetensi yang dibelajarkan.

Lain lagi dengan Saylor, dkk (1981). Kurikulum dilihat dari empat
pandangan, yaitu:
1. Kurikulum sebagai tujuan (the curriculum as objectives),
2. Kurikulum sebagai kesempatan belajar yang terencana (The
curriculum as planned opportunities for learning),
3. Kurikulum sebagai mata pelajaran/mata kuliah (The curriculum as
subjects and subject matter), dan
4. Kurikulum sebagai pengalaman (The curriculum as
experience).

B. Terminologi Kurikulum
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Terminologi mempunyai arti
peristilahan atau ilmu mengenai batasan atau definisi istilah, jadi terminologi kurikulum
juga berarti beberapa istilah dalam kurikulum. Adapun berbagai terminologi dalam
kurikulum antaralain sebagai berikut:

1. Core Curriculum
Core artinya inti, dalam kurikulum berarti pengalaman belajar yang harus
diberikan baik yang berupa kebutuhan individu maupun kebutuhan umum

2. Hidden Curriculu
Sesuai dengan namanya Hidden Curriculum berarti kurikulum yang tersembunyi.
Maksudnya kurikulum ini tidak direncanakan, tidak dirancang, tidak deprogram, akan
tetapi mempunyai pengaruh baik sacara langsung maupun tidak langsung terhadap
out put dari proses belajar mengajar

4
3. Curriculum Foundation
Artinya Pondas kurikulum. Maksunya adalah asas-asas kurikulum mengingatkan
bahwa menyusun kurikulum hendaknya memperhatikan filsafat bangsa yang dinamis,
keadaan mesyarakat beserta kebudayaannya, hakikat anak dan teori belajar.

4. Curriculum Construction
Artinya Kontruksi Kurikulum. Maksudnya ini membahas berbagai komponen
kurikulum dengan berbagai pertanyaan, misalnya seperti, apa masyarakat yang baik
itu?, ke arah mana tujuan pendidikan itu?, apa hakikat mansia?, apa hidup yang baik
itu?, apa ilmu pengetahuan itu?, dan lain-lainnya.

5. Curriculum Development
Curriculum Development atau pengembangan kurikulum membahas berbagai
macam model pengembangan kurikulum selanjutnya. Yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan kurikulum adalah : siapa yang berkepentingan, guru, tenaga bukan
pengajar, orang tua, atau siswa?. Siapa yang akan terlibat dalam pelaksanaan
pengembangan kurikulum?, pihak karyawan, komisi-komisi yang akan dibentuk?,
bagaimana cara mengaturnya?, bagaimana cara pengorganisasiannya.?.dll

6. Curriculum engineering.
Curriculum Engineering disebut juga pengembangan kurikulum.
Beauchamp (1981) mendefenisikannya, yaitu proses yang memaksa untuk
memfungsikan system kurikulum di sekolah. Dalam system ini ada tiga fungsi, yaitu :
a. Menghasilkan kurikulum.
b. Melaksankan kurikulum.
c. Menilai keefektifan kurikulum dan sitemnya.

Robert S. Zais (Dakir, 2001:7) mengungkapkan berbagai terminology dalam


kurikulum sebagai berikut: curriculum foundation, curriculum construction,

5
curriculum development, curriculum implementation, dan curriculum engineering. Di
samping istilah-istilah dari Robert S. Zais, masih ada terminologi yang lain yaitu:
curriculum improvementcurriculum change, curriculum theory, curriculum history,
curriculum
planning dan curriculum evaluation.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


merumuskan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan rumusan tersebut dapat diturunkan beberapa ciri kurikulum yang antara
lain sebagai berikut.
a. Curriculum as a subject matter,
Yang menggambarkan kurikulum sebagai kombinasi bahan untuk membentuk
kerangka isi materi (content) yang akan diajarkan. Dengan demikian, dalam
pengertian ini isi atau materi merupakan salah satu dari komponen kurikulum.
b. Curriculum as experience,
yang menggambarkan kurikulum sebagai seperangkat pengalaman yang
direncanakan sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengertian
kurikulum ini juga menggambarkan pengalaman sebagai kegiatan kurikulum.
c. Curriculum as intention,
Yang menyatakan kurikulum sebagai suatu rencana, mulai dari tujuan,
sasaran dan juga evaluasinya. Ini berarti kurikulum merupakan program yang
terencana.
d. Curiculum as cultural reproduction,
Yang menyiratkan kurikulum sebagai refleksi suatu budaya masyarakat
tertentu.
e. Curriculum as currere,

6
yang menekankan kapasitas individu untuk berpartisipasi dan mengonsepkan
kembali pengalaman hidup seseorang. Dalam pengertian ini, kurikulum
merupakan perspektif pengalaman dan akibat terhadap kurikulum atau
intepretasi terhadap pengalaman hidup.

C. Fungsi Kurikulum

Kurikulum sangat penting bagi pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan


pembelajaran di sekolah. Beberapa pihak yang dimaksud antara lain guru, kepala
sekolah, masyarakat, dan penulis buku ajar. Selain itu, kurikulum difungsikan untuk
sekolah yang bersangkutan dan sekolah di atasnya dengan fungsi yang berbeda.
Berikut ini akan dipaparkan seberapa jauh keterlibatan mereka dalam melaksanakan
kurikulum.

1. Fungsi kurikulum bagi guru


Bagi guru baru sebelum mengajar hal yang pertama harus diperoleh dan dipahami
ialah kurikulum. Lalu, kompetensi dasarnya. Setelah itu, barulah guru mencari
berbagai sumber bahan yang relevan untuk membuat silabus pengajaran. Sesuai
dengan fungsinya kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena
itu, guru semestinya mencermati tujuan pendidikan yang akan dicapai oleh lembaga
pendidikan di mana ia bekerja. Sebagai contoh fungsi pendidikan nasional adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
(UU Sisdiknas 2003, pasal 3).

2. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah

7
Bagi Kepala Sekolah yang baru, hal pertama yang dipelajari adalah tujuan
lembaga yang akan dipimpinnya. Kemudian mencari dan mempelajari sungguh-
sungguh kurikulum yang digunakan. Selanjutnya, tugas kepala sekolah ialah
melakukan supervise urikulum. Supervisi adalah semua usaha yang dilakukan
supervisor dalam bentuk pemberian bantuan, bimbingan, pengarahan motivasi,
nasihat dan pengarahan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
proses belajar mengajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Sebetulnya yang menjadi sasaran supervisi dalam pelaksanaan kurikulum bagi kepala
sekolah adalah bagaimana guru melaksanakan kurikulum yang berlaku. Secara
khusus, sasaran supervisi kurikulum itu di antaranya sebagai berikut.
a. Bagaimana guru menyusun satuan pelajaran atau disebut dengan silabus?
(memilih bahan, metode dan media)
b. Bagaimana guru menyusun program semester berdasarkan kurikulum?
c. Bagaimana guru melaksanakan proses pembelajaran? Bagaimana guru
melaksanakan evaluasi hasil belajar?
Supervisi dapat dilaksanakan dengan cara observasi, wawancara, studi
dokumentasi, dan sebagainya. Dengan cara tersebut, kepala sekolah akan ditemukan
berbagai kelemahan guru dalam melaksanakan kurikulum. Atas dasar itu, diberikan
diadakan pembinaan seperlunya, baik yang berupa pembinaan bidang studi maupun
bidang administrasi
kurikulum dengan harapan proses pembelajaran maupun produknya akan lebih baik.

3. Fungsi Kurikulum Bagi Masyarakat


Kurikulum adalah alat produsen dalam hal ini sekolah, sedangkan masyarakat
adalah konsumennya. Sudah barang tentu antara produsen dan konsumen harus
sejalan. Keluaran atau output kurikulum sekolah harus dapat link and match dengan
kebutuhan masyarakat. Bagaimana fungsi kurikulum sekolah dengan harapan
masyarakat? Berikut ini berbagai jenis kurikulum sekolah dalam hubungannya
dengan harapan masyarakat.

8
a. Pendidikan umum kurikulumnya mengutamakan perluasan pengetahuan dan
peningkatan keterampilan dengan pengkhususan yang diwujudkan pada
tingkattingkat akhir masa pendidikan.
b. Pendidikan kejuruan kurikulumnya mempersiapkan peserta didik untuk dapat
bekerja dalam bidang tertentu di masyarakat.
c. Pendidikan keagamaan kurikulumnya menyiapkan penguasaan pengetahuan
khusus pendidikan agama yang bersangkutan dengan harapan lulusannya
dapat menjadi pembina agama yang baik di masyarakat.
d. Pendidikan akademik kurikulumnya menyiapkan penguasaan ilmu
pengetahuan agar lulusannya dapat menjadi perintis atau pelopor
pembangunan atas dasar konsep yang tangguh. Pendidikan luar biasa
kurikulumnya disediakan bagi peserta didik yang menyandang kelainan untuk
disiapkan agar dapat menyesuaikan didi dalam kehidupan masyarakat.
e. Pendidikan kedinasan kurikulumnya disiapkan oleh suatu Departemen
Pemerintah atau Lembaga Pemerintah Nondepartemen dengan maksud untuk
meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan di masyarakat
nantinya.
f. Pendidikan profesional kurikulumnya menyiapkan penerapan keahlian
tertentu dengan harapan lulusannya dapat bekerja secara profesional di
masyarakat.

4. Fungsi kurikulum bagi para penulis buku ajar


Penulisan buku ajar dilakukan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Penulis buku
ajar melakukan analisis instruksional untuk membuat dan menjabarkan berbagai
pokok dan subpokok bahasan. Setelah itu, baru menyusun program pelajaran untuk
mata pelajaran tertentu dengan dukungan berbagai sumber atau bahan yang relevan.
Sumber atau bahan yang digunakan dapat berupa bahan cetak (buku, makalah,
majalah, jurnal, koran, hasil penelitian dan sebagainya, yang diambil dari para nara
sumber, pengalaman penulis sendiri atau dari lingkungan). Penggunaan pelbagai

9
sumber tersebut sebagai bahan pelajaran perlu mempertimbangkan kriteria-kriteria
sebagai berikut:
a. Bersifat pedagogis, artinya berisi hal-hal yang normatif.
b. Bersifat psikologis, artinya bahan yang ditulis sesuai dengan kejiwaan peserta
didik, yakni perhatian, minat, kebutuhan, dan perkembangan jiwanya.
c. Bahan hendaknya disusun secara didaktis, artinya bahan yang tertulis tersebut
ditata sedemikian rupa sehingga mudah untuk diajarkan.
d. Bahan hendaknya bersifat sosiologis, artinya bahan jangan sampai
menimbulkan kontroversial dengan keadaan masyarakat penggunanya.
e. Bahan hendaknya bersifat yuridis, artinya bahan yang disusun jangan sampai
bertentangan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
f. Selaras dengan karakteristik kelas-kelas penggunanya. Bahan untuk sekolah
dasar kriterianya akan lebih ketat dari bahan untuk sekolah menengah.

Seperti dikatakan di atas bahwa kurikulum juga difungsikan untuk sekolah yang
bersangkutan dan sekolah di atasnya. Untuk sekolah yang bersangkutan kurikulum
digunakan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan, yang diwujudkan
sebagai program sekolah. Sedangkan untuk sekolah di atasnya kurikulum digunakan
untuk mengontrol atau memelihara keseimbangan proses pembelajaran. Dengan kata
lain, kurikulum digunakan sebagai:
a. Pertimbangan membuat kurikulum di sekolahnya,
b. Menjaga Kesinambungan.
Apabila dianalogkan, fungsi dan kedudukan kurikulum adalah:
• kendaraan sebagai kurikulum;
• sopir sebagai guru/kepala sekolah;
• penumpang sebagai siswa;
• tempat yang dituju sebagai tujuan pendidikan;
• jarak yang dituju sebagai target;

10
• hambatan di jalan sebagai kendala; dan
• bengkel sebagai biro perencanaan kurikulum.

D. Tujuan Kurikulum
Kurikulum pendidikan dasar disusun dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan
kesesuain dengan lingkungan , kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan
ilmu pengetahuan dan tekniologi serta kesenian. Dari rumusan diatas tentulah kita
menyadari bawahwa tujuan kurikulum pada dasarnya adalah menciptakan jalan
kearah tercapainya tujuan pendidikan Nasional. Memang agagk sulit dihapal karena
rumusannya agak panjang.

Di dalam Undang-Undaang Nomor 2 Tahun 1989 tercantum “ Pendidikan


bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan manusia Indonesia
suutuhnya” yaitu manusia yang beriman, memiliki pengetahuan dan keteranpilan ,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Kurikulum pendidikan dasar yang berkenaan dengan Sekolah Dasar (SD)


menekankan kemampuan dan keterampilan dasar “Baca-Tulis-Hitung” yang dapat
diterapkan dalam kehidupan suhari-hari.

Ada ahli kurikulum yang memandang tujuan sebagai proses (process), sepeti
Bruner dan Fenton (Hasan, 1990). Namun kebanyakan ahli memanndang tujuan
sebagai hasil (product). Gagne dan Brings (1974) menyatakan bahwa tujuan
merupakan suatu kapasitas yang dapat dilakukan dalan waktu lama setelah suatiu
kegiatan pendidikan berlansung, bukan merupakan apa yang dialami siswa selama
proses pendidikaan. R.F. Mager dan K.M. Beach Jr. (1967) Mengemukakan bahwa
tujuan itu harus menggambarkan Produk bukan prosesnya.

11
Terlepas dari masalah apakah sebagai proses ataupun hasil, tujuan kurikulum
tidak dapat melepas diri dari tuntunan dan kebutuhan masyarakat, seta didasari
didaari oleh falsafah dan ideology suatu Negara. Hal ini dapat dimengerti sebab
upaya pendidikan itu sendiri merupakan subsistem dalam system masyarakat dan
Negara sehingga kekuatan- kekuatan social politik , budaya, ekonomi, sangat
berperan dalam menetukan tujuan kurikulum atau tujuan pendidikan, terutama tujuan
yang sifatnya umum (nasional).

Pratt (Kaber, 1988) mengemukakan tujuh criteria yang harus dipenuhi


dalam meumuskan tujuan kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Tujuan kurikulum harus menujukan hasil belajar yang spesifik dan dapat
diamati.
2. Tujuan harus konsisten dengan tujuan kurikulum, artinya tujuan-tujuan
khussus itu dapat mewujudkan dan sejalan dengantujuan yang lebih
umum.
3. Tujuan harus ditulis dengan tepat, bahasanya jelas sehingga dapat member
gambaran yang jelass bagi pelaksana kurikulum
4. Tujuan harus memperlihatkan kelaykan, artinya bahwa tujuan itu bukanlah
suatu standar yang mutlak melainkan haus dapat disesuaikan dengan
situasi.
5. Tujaun harus fungsional, artinya tujuan itu menunjukan nilai guna bagi
para peserta didik dan masyarakat
6. Tujuan harus signifikan dalam arti bahwa tujuan dipilih berdasarkian nilai
yang diakui kepentingannya.
7. Tujuan harus tepat dan sesuai, terutama harus dilihat dari kepentingan dan
kemampuan peserta didik termasuk latar belakang, minat, dan tingkat
perkembangan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan megenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Dalalm kurikulum terdapat berbagai macam terminologi berbagai terminology


dalam kurikulum sebagai berikut: curriculum foundation, curriculum construction,
curriculum development, curriculum implementation, dan curriculum engineering.

Selain itu Kurikulum juga sangat penting bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah. Beberapa pihak yang dimaksud antara lain guru,
kepala sekolah, masyarakat, dan penulis buku ajar. Karena tujuan umum kurikulum
itu sendiri adalah sebagai pembuka jalan menju tercapainya tujuan pendidikan
Nasional.

B. Saran

Sebagai seoraang calon pendidik tentunya kita harus tahu apa dan kemana
sebenarnya arah yang dituju oleh kurikulum, agar itu bias menjadi bekal dalam
melaksanakan tugas dan membuka jalan menuju tercapainya tujuan dari kurikulum
itu sendiri.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dakir. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta :Rineka Cipta.

Mulyasa,E.2010.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Winataputra.S.dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Universitas Terbuka

Hernawan, A.dkk.2010.Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:


Universitas Terbuka

14

Anda mungkin juga menyukai