Anda di halaman 1dari 5

KONSEP DASAR KURIKULUM

Rustam Ali Sodiqin | September 26, 2015 | No comments

Pengertian  Kurikulum

Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan


pandangan yang beragam. Dalam pandangan tradisional (klasik), kurikulum dipandang
sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah (Hilda Taba, 1962; Zais, 1976; Nana Sudjana,
1996; Nana S. Sukmadinata, 1997). Pelajaran-pelajaran apa yang harus ditempuh di sekolah,
itulah kurikulum. Sedangkan dalam pandangan modern, arti kurikulum lebih dianggap
sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan (J. Galen
Saylor & William M. Alexander,1956; Ronald C. Doll, 1974).

Dalam hal ini, Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa untuk mencari rumusan
kurikulum dapat ditinjau dari empat dimensi, yaitu : (1) kurikulum sebagai suatu ide; (2)
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu
ide; (3) kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum
sebagai suatu rencana tertulis; dan (4) kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan
konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.

Dalam konteks pendidikan nasional, secara formal kurikulum lebih diartikan sebagai suatu
rencana atau dokumen tertulis. Hal ini bisa dilihat dari pengertian kurikulum sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yang
berbunyi bahwa “ kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada banyak sekali para ahli yang berpendapat mengenai pengertian kurikulum, namun yang
disebutkan pada artikel ini hanya ada beberapa, antara lain:

1. Kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun
secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.
(Crow and Crow).
2. Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang
dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya
kurikulum pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter V. Good dalam
Oliva, 191:6).
3. Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan guru (Hollis L.
Caswell and Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6).
4. Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat
pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M.
Alexander, and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6).
5. Kurikulum pada umumnya berisi pernyataan tujuan dan tujuan khusus, menunjukkan
seleksi dan organisasi konten, mengimplikasikan dan memanifestasikan pola belajar
mengajar tertentu, karena tujuan menuntut mereka atau karena organisasi konten
mempersyaratkannya. Pada akhirnya, termasuk di dalamnya program evaluasi
outcome (Hilda Taba dalam Oliva, 1991:6).
6. Kurikulum sekolah adalah konten dan proses formal maupun non formal di mana
pebelajar memperoleh pengetahuan dan pemahaman, perkembangan skil, perubahan
tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah bantuan sekolah (Ronald C. Doll
dalam Oliva, 1991:7).
7. Kurikulum adalah rekonstruksi dari pengetahuan dan pengalaman secara sistematik
yang dikembangkan sekolah (atau perguruan tinggi), agar dapat pebelajar
meningkatkan pengetahuan dan pengalamannnya (Danniel Tanner and Laurel N.
Tanner dalam Oliva, 1991:7).
8. Kurikulum dalam program pendidikan dibagi menjadi empat elemen yaitu program
belajar, program pengalaman, program pelayanan, dan kurikulum tersembunyi (Abert
I. Oliver dalam Oliva, 1991:7).
9. Kurikulum mengandung konten (subject matter), pernyataan tujuan (terminal
objective), urutan konten, pre-asesmen dari entri skill yang dipersyaratkan pada siswa
ketika mulai belajar konten (Roert M. Gagne dalam Oliva, 1991:7).
10. Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan, sosial, olahraga, dan
kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah
dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan
merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan (Dr.
Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil).

Karakteristik Kurikulum

Menurut Schubert dkk (Print,1993), ada lima karakteristik kurikulum, yaitu:

 Kurikulum sebagai mata pelajaran ini menggambarkan kurikulum sebagai


pengkombinasian mata pelajaran untuk membentuk sekumpulan materi yang
diajarkan.
 Kurikulum sebagai pengalaman.
 Kurikulum dipandang sebagai sejumlah pengalaman (experience) yang dihadapi siswa
dalam konteks pembelajaran.
 Kurikulum sebagai tujuan.
 Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
 Kurikulum Sebagai Reproduksi Sosial.
 Kurikulum haruslah merefleksikan kultur suatu masyarakat.
 Kurikulum sebagai currere kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh.

Fungsi Kurikulum

Pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Namun, apabila berbicara
fungsi kurikulum bagi kepala sekolah, guru, orang tua, masyarakat, dan siswa, akan ada
perbedaan untuk fungsi kurikulum itu sendiri.
 Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan
supervisi atau pengawasan.
 Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
 Bagi orang tua kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anak
belajar di rumah.
 Bagi masyarakat kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan
bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah.
 Bagi siswa kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.

Peranan Kurikulum

Menurut Oemar Hamalik (1990), kurikulum dalam pendidikan formal memiliki peranan yang
sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan, yaitu peranan konservatif
(sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya yang masih relevan),
peranan kreatif (mampu mengembangkan sesuatu yang baru), dan peranan kritis/evaluatif
(untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan).

Daftar Pustaka

Dr. Abdullah Idi, M.Ed. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik.Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.

Prof. Dr. Oemar Hamalik. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Sekolah
Pascasarjana UPI dan PT Remaja Rosdakarya

https://denzvstyle.wordpress.com/2013/02/05/konsep-dasar-kurikulum/

Category: Pendidikan

KONSEP DASAR KURIKULUM

 KONSEP DASAR KURIKULUM


            Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah
konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai
sistem, dan sebagai bidang studi.
1.      kurikulum sebagai suatu substansi

                        Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi
murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu
kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan,
bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat
digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para
penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu
kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi,
ataupun seluruh negara.

2.      kurikulum sebagai suatu sistem


            Yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem
persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum
mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu
kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem
kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah
bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
3.      kurikulum sebagai suatu bidang studi
            Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan
ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah
mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami
bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi
kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal
barn yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum. Seperti halnya para
ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut untuk: (1) mengembangkan
definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah-istilah teknis, (2) mengadakan
klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuan-pengetahuan baru, (3)
melakukan penelitian inferensial dan prediktif, (4) mengembangkan subsubteori kurikulum,
mengembangkan dan melaksanakan model-model kurikulum. Keempat tuntutan tersebut
menjadi kewajiban seorang ahli teori kurikulum. Melalui pencapaian keempat hal tersebut
baik sebagai subtansi, sebagai sistem, maupun bidang studi kurikulum dapat bertahan dan
dikembangkan.

REFERENSI
Prof. Drs.H.Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Rineka Cipta, Jakarta, 2010
Diposting oleh Unknown di 05.58
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: kurikulum, pendidikan umum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Arsip Blog
 ►  2017 (3)

 ▼  2016 (33)
o ►  November (6)
o ►  September (1)
o ►  Agustus (12)
o ►  Juli (1)
o ►  Mei (8)
o ▼  April (5)
 MAKALAH Definisi Kurikulum dan Perkembanganya di I...
 SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DIINDONESIA
 KONSEP DASAR KURIKULUM
 PENGERTIAN KURIKULUM lengkap
 pengertianpendidikan menurut para ahli

Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai