A. Teori Kurikulum
Mouly dalam Zainal Arifin (2012) menegaskan bahwa teori
merupakan alat suatu disiplin ilmu yang berfungsi untuk menentukan
arah dari ilmu itu, menentukan data apa yang harus dikumpulkan,
memberikan kerangka konseptual tentang cara mengelompokkan dan
menghubungkan data, merangkum fakta-fakta menjadi generalisasi
empiris, sistem gengeralisasi, menjelaskan dan memprediksi fakta-
fakta, dan menunjukkan kekurangan pengetahuan kita tentang disiplin
ilmu itu.
Menyimak definisi teori tersebut, dapat kami simpulkan bahwa teori
kurikulum dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan praktik
kurikulum. berarti teori kurikulum mempunyai pengaruh besar terhadap
implementasi dan pengembangan kurikulum. Teori kurikulum bukan
hanya sebagai landasan dan acuan tetapi juga dapat menjelaskan dan
mempresdiksi bagaimana prakrik kurikulum. Teori kurikulum mencari
prinsip-prinsip atau pernyataan tentang apa yang seharusnya atau
tidak seharusnya ada/terjadi dalam pendidikan.
Teori kurikulum selalu mengandung impilkasi terhadap sikap dan
perbuatan yang akan dilakukan. Oleh karena itu, kurikulum selalu
melibatkan aspek-aspek epistimologis (pengetahuan), ontologism
(eksistemsi atau realitas dan aksiologis (nilai-nilai). Bahan kajian dari
teori kurikulum adalah hal-hal yang berkaitan dengan penentuan
keputusan, penggunaan, perencanaan, pengembangan, evaluasi
kurikulum, dan lain-lain.
Menurut Bobbit dalam Nur Ahid (2014), inti teori kurikulum itu
sederhana, yaitu kehidupan manusia meskipun berbeda-beda pada
dasarnya sama, terbentuk oleh sejumah kecakapan pekerjaan.
Sehingga, sudah sewajarnya pendidikan berupaya mempersiapkan
3
4
Colin Marsh dan Ken Stafford (1984) dalam Abdullah Idi (2014)
menyatakan bahwa: “Dapat dipastikan bahwa membangun teori
kurikulum itu merupakan pekerjaan sulit. Mempertimbangkan yang
berarti mengingat teori-teori yang sudah berhasil dibentuk ternyata
memerlukan usaha yang keras, teori-teori ilmu pengetahuan seperti
dalam bidang fisika dan biologi telah dikembangkan selama berabad-
abad. Teori-teori tersebut berisikan bermacam variable untuk
mensistematiskan dan menyetakan penemuan riset dari fenomena-
fenomena yang tampak tidak berhubungan, untuk menghasilkan
hipotesis-hipotesis dalam riset, membuat prediksi-prediksi dan juga
memberikan penjelasan-penjeasan”