Karya ilmiah merupakan hasil paduan berpikir ilmiah melalui penelitian. Karya ilmiah
disusun secara sistematis berdasarkan kaidah berpikir ilmiah, yang karena itu, sangat sulit
dihasilkan oleh mereka yang tidak mempelajari dan memahami aturan dan prosedur
keilmiahan.
Karya ilmiah bertumpu pada berpikir ilmiah, yaitu: berpikir deduktif dan induktif. Adapun
karya ilmiah dapat dipilah menjadi:
1. Makalah
Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal
manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak
berdasar opini belaka.
Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling
soft dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya,
adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi
mahasiswa.
Makalah mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas-tugas pekuliahan. Karena itu, aturannya
tidak seketad makalah para ahli. Bisa jadi dibuat berdasarkan hasil bacaan tanpa
menandemnya dengan kenyataan lapangan. Makalah lazim dibuat berdasrakan kenyatan dan
kemudian ditandemkan dengan tarikan teoritis; mengabungkan cara pikir deduktif-induktif
atau sebaliknya. Makalah adalah karya tulis (ilmiah) paling sederhana.
2. Kertas Kerja
Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih
dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya,
yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada perhelatan ilmiah tersebut kertas kerja dijadikan
acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja dimentahkan karena lemah, baik dari
susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau
kemanfaatannya.
3. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar
sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu
dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan mengawal dari awal sampai akhir hingga
mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan
fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau
penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis
hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
4. Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan
skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan
penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan pengetahuan
baru.
Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan
metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing.
Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan;
menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai
mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah
sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri sekalipun
dipandu dosen pembimbing menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama
dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.
5. Disertasi
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D)
dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan
Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi
ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang
dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.
Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung
filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan)
menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis.
Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau
metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf
yang tinggi.
6. Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian
semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel
ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya
yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.
Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan
aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah
ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli
dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi
jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila
artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya diakui.
7. Artikel Ilmiah Popular
Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan
penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan
ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau
pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel
ilmiah popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan
berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa dibungkus dengan opini
penulis.
ilmiah S 2). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister. Jumlah halaman untuk
Tesis minimal 80 halaman
Disertasi
Disertasi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat
dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S 3). Karya ilmiah ini
ditulis untuk meraih gelar doktor. Jumlah halaman untuk Disertasi minimal 250 halaman.
E. RAGAM ILMIAH
Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan pengelompokkan menurut jenis
pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya. Dalam
penggunaanya, ragam ilmiah harus memenuhi syarat diantaranya benar (sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia baku), logis, cermat dan sistematis.
Adapun ciri-ciri yang terlihat pada ragam ilmiah, antara lain, seperti berikut ini:
Pertama, baku. Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku,
baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata istilah dan
penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan.
Kedua, logis. Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat
diterima akal.
Contoh: Masalah pengembangan website harus kita tingkatkan.
Ide kalimat di atas tidak logis. Pilihan kata masalah, kurang tepat. Pengembangan website
mempunyai masalah kendala. Tidak logis apabila masalahnya kita tingkatkan. Kalimat di atas
seharusnya Pengembangan website harus kita tingkatkan.
Ketiga, kuantitatif. Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.
Perhatikan contoh ini : Pemegang jabatan tinggi di perusahaan itu kebanyakan lulusan
Universitas Gunadarma.
Arti kata kebanyakan relatif, mungkin bisa 5, 6 atau 10 orang. Jadi, dalam tulisan ilmiah tidak
benar memilih kata kebanyakan kalimat di atas dapat kita benahi menjadi Pemegang
jabatan tinggi di perusahaan itu lima diantaranya adalah lulusan Universitas Gunadarma.
Keempat, tepat. Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh
pemutus atau penulis dan tidak mengandung makna ganda. Contoh: Komputer laboratorium
yang sudah rusak itu sedang diperbaiki.
Kalimat tersebut, mempunyai makna ganda, yang rusaknya itu mungkin komputer, atau
mungkin juga laboratorium.
Kelima, denotatif yang berlawanan dengan konotatif. Kata yang digunakan atau dipilih sesuai
dengan arti sesungguhnya dan tidak diperhatikan perasaan karena sifat ilmu yang objektif.
Keenam, runtun. Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya, baik
dalam kalimat maupun dalam alinea atau paragraf adalah seperangkat kalimat yang
mengemban satu ide atau satu pokok bahasan.
F.PERBEDAAN MAKALAH DAN KERTAS KERJA
Makalah sebenarnya sama dengan kertas kerja. Perbedaannya adalah kertas kerja itu
dikerjakan dengan lebih serius dibanding makalah, dan disampaikan di forum-forum ilmiah
maupun praktisi yang lebih besar. Makalah lebih banyak ditulis oleh siswa dan mahasiswa
dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Biasanya makalah atau kertas kerja ditulis setebal 15
halaman, walaupun ada juga makalah yang setebal 30 halaman. Artikel ilmiah adalah
makalah atau kertas kerja yang dipublikasikan di jurnal.
G.PERBEDAAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI
Skripsi, tesis dan disertasi adalah KTI (Karya Tulis Ilmiah) dalam suatu bidang studi yang
masing-masing ditulis oleh mahasiswa program S1, S2 dan S3. Perbedaan ketiganya secara
relatif disebabkan oleh kedalaman, keluasan, dan sifat temuan yang lebih asli atau kurang
asli, serta kekritisan dalam membahas pendapat orang lain.
Temuan pada disertasi dituntut lebih asli dibanding temuan pada tesis dan skripsi. Demikian
pula, temuan pada tesis diharapkan lebih asli dibanding temuan pada skripsi.
Disertasi dituntut untuk sangat kritis dalam membahas temuan-temuan atau teori-teori yang
lain, dan dapat secara tegas menunjukkan posisinya ketika membahas dan mengevaluasi
temuan-temuan lain sebelumnya.
Disertasi itu biasanya wajib mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis
berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dan dengan analisis yang terinci.
H.PERSAMAAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI
Skripsi, tesis dan disertasi adalah KTI yang merupakan riset asli. Skripsi, tesis dan disertasi
ditulis dengan terlebih dahulu melakukan riset praktis atau kajian kepustakaan. Karena
ketiganya merupakan laporan penelitian lapangan dengan cara mengumpulkan data empiris
dari lapangan, ketiganya juga merupakan KTI riset asli.
I. PERBEDAAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI DENGAN MAKALAH DAN
KERTAS KERJA
Skripsi, tesis dan disertasi berbeda dari makalah biasa karena ketiganya perlu dipertahankan
di hadapan dewan penguji, dan penulisannya mendapatkan pembimbingan.