Anda di halaman 1dari 8

KEBIJAKAN REDAKSIONAL DAN STYLE BOOK

Dosen Pengampu: DR. Abdul Rasyid, MA.

OLEH
KELOMPOK 6 :

1. Ayu Ratna : 0105182220


2. Husein Qodri : 00 0000000

IKOM-II/Jurnalistik Semester V

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, taufik, dan inayahnya
kepada kita semua. Sehingga kita bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan ridhonya. Syukur
Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kebijakan Redaksional
dan Style Book”.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Karena beliau adalah salah satu figur umat yang mampu memberikan syafa’at kelak di hari
kiamat. Selanjutnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak dosen pengampu
Mata Kuliah yang telah membimbing kami.

Kami mohon maaf yang apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan
didalamnya. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan memotivasi demi
tercapainya kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis umumnya dan khususnya bagi pembaca.

Medan, 7 Desember 2020

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………..………i
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………………iii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………….……………4
BAB II PEMBAHASAN
……………………………………………………………………5
Kebijakan Redaksional…………………………….……………..……………………5
Style Book…………………………………………….…….….……………………...6
BAB III
PENUTUP…………………………………….……….……….……………………7

KESIMPULAN…………………………………………….…………………………………7
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………………………8

3
BAB I PENDAHULUAN

Bahasa jurnalistik adalah alat yang digunakan para jurnalis untuk mengartikulasikan fakta
dan realitas yang terjadi. Selanjutnya, melalui bahasa jurnalistik tersebut, fakta dan realitas itu
diteruskan kepada masyarakat untuk dikonsumsi dalam bentuk berita maupun karya-karya
jurnalistik lainnya. Bahasa jurnalistik memungkinkan pers menjalankan fungsi-fungsinya
dengan baik kepada masyarakat. Fungsi pendidikan, informasi, hiburan, persuasi, kontrol
sosial, dan lainnya tidak mungkin terlaksana jika tidak dikomunikasikan dengan bahasa
jurnalistik. Sebab, bahasa jurnalistik tidak hanya membahas tentang tanda baca, huruf, kata,
kalimat, atau pun paragraf. Lebih jauh dari itu, bahasa jurnalistik bicara tentang aturan, etika,
karakteristik, dan lainnya.1

1
Husen Mony, Bahasa Jurnalistik; Aplikasinya dalam Penulisan Karya Jurnalistik di Media Cetak, Televisi dan
Media Online

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Kebijakan Redaksional
Sikap, posisi dan pandangan suatu media merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi
kebijakan redaksi. Namun, untuk mengimbangi kebijakan tersebut, perlu memasukkan nilai
atau norma yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini seperti dikatakan Djudjuk Juyoto, “
Redaksi juga harus mampu menganalisa yang akan diturunkan, yakni adanya daya timbang dan
kebijakan redaksionalnya. Tentunya untuk merealisir kenyataan semacam itu, dituntut oleh
nilai-nilai, norma-norma, dan standar yang harus diberlakukan dalam kehidupan masyarakat.
Yakni mampu membangun secara spiritual dan materialnya.” 2
Produk jurnalisme (berita) tidak dapat dipisahkan dari kebijakan redaksional yang ada
dalam newsroom, termasuk penghayatan nilai-nilai jurnalisme yang dianut oleh redaktur dan
jurnalis di lapangan. Kebijakan redaksi adalah pedoman (baik tertulis maupun tidak tertulis),
yang menjadi buku suci redaksi dalam mengelola news room (mulai dari menentukan isu
liputan, angle liputan, memilih narasumber, penugasan, sampai format tulisan dan sebagainya.
Dengan kata lain, kebijakan redaksi (editorial policy) merupakam kaidah bagi setiap langkah
operasional pemberitaan.
Kebijakan redaksional (Editorial policy) bisa disebut juga sebagai ketentuan yang
disepakati oleh redaksi media massa tentang kriteria berita atau tulisan yang boleh dan tidak
boleh dimuat atau disiarkan, juga kata, istilah, atau ungkapan yang tidak boleh dan boleh
dipublikasikan, sesuai dengan visi dan misi media.
Kebijakan redaksi merupakan dasar pertimbangan suatu lembaga media massa untuk
memberitakan atau menyiarkan suatu berita. Kebijakan redaksi juga merupakan sikap redaksi
suatu lembaga media massa. Terutama media cetak, terhadap masalah actual yang sedang
berkembang, yang biasanya dituangkan dalam bentuk tajuk rencana.
Kebijakan redaksi itu penting untuk menyikapi suatu peristiwa karena dalam dunia
pemberitaan yang penting bukan saja peristiwa, tetapi juga sikap terhadap peristiwa itu sendiri.
Kalau suatu media massa tidak memiliki kebijakan redaksi, maka dapat dipastikan beritanya

2
Djujuk Juyoto, Jurnalis praktis, Sarana Pergerakan Lapangan Kerja Raksasa (Jogjakarta : Nur Cahaya 1985),31

5
tidak akan konsisten, karena tidak mempunyai pendirian dalam memberitakan suatu peristiwa,
ia menjadi keranjang sampah yang memuat apa saja.
Media massa yang beritanya tidak konsisten itu tidak akan mendapatkan kredibilitas yang
tinggi di mata khalayak. Padahal besar tidaknya pengaruh suatu media massa tidak semata-
mata pada jumlah oplahnya satau banyaknya pendengar atau penonntonya tetapi juga
kredibilitasnya.3
Kebijakan redaksi yang juga sangat penting dalam media massa adalah editorial. Editorial
merupakan kebijakan redaksi yang berisi sikap media massa yang ditulis secara terpisah dan
berita yang disiarkan oleh media massa yang bersangkutan.
Domain kebijakan media massa bermaksa muatan nilai yang dikandung kebijakan tersebut,
seperti globalisasi, ekonomi global dan sebagainya. Ia bisa disebut sebagai konteks kebijakan
media massa. Karena media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa
produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat.
Oleh karenanya, sebagaimana dengan politik atau ekonomi, media merupakan suatu sistem
tersendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas.4
Dalam penulisan editorial, ada aturan atau prinsip dasar yang harus dipatuhi sebagai
pedoman yang tertuang dalam kebijakan redaksi. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan
tulisan yang sesuai dengan warna politik yang dianut media bersangkutan.Menurut Gunawan
Wirandi, kebijakan secara umum diartikan sebagai kearifan mengelok. Dalam ilmu sosial,
kebijakan diartikan sebagai dasar-dasar haluan untuk menentukan langkah-langkah untuk
tindakan-tindakan dalam mencapai tujuan.5
Tugas Redaksi
Redaksi adalah sebuah struktur dan mekanisme yang terdapat di dalam pengelolaan media
massa baik itu media online, media elektronik maupun media cetak. Tugas redaksi adalah
menentukan apakah suatukejadian tertentu bisa menjadi nilai berita atau tidak. Redaksi adalah
badan atau institusi dari sebuah media massa yang bertanggung jawab dalam penyiaran dan
penerbitan berita di lapangan, penyusunan dan pengeditan, hingga penyiaran atau percetakan.
Dalam menghasilkan sebuah berita setidaknya ada delapan tahapan yang dilaksanakan oleh
redaksi yaitu rapat redaksi, reportase dan penulisan berita, editing dan koreksi, lay out,
percetakan, posting, atau penyiaran, evaluasi, sirkulasi dan yang terakhir adalah feedback.

B. Style book
Style book atau Gaya Selingkung adalah pedoman tata cara penulisan sebuah media. Dalam
bahasa Inggris, Gaya Selingkung disebut Style Book, Style House, atau Style Guide.
Selingkung berasal dari kata lingkung-melingkung yaitu yang artinya "memberi batas (pagar)

3
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru,150
4
H. Syaifulrohim, Teori Komunikasi : Perspektif Ensiklopedia Ragam dan Aplikasi, (Jakarta: Pt. Rineka Cipta,
2009), 160
5
Dewan Pers Nasional Indonesia, Jilid 8 (Jakarta: Pt. Cipta Adi Pustaka, 1991), 263.

6
sekeliling". Dalam contoh kalimat, KBBI mencantumkan kata selingkung yang artinya
sekeliling; sekitar; dan gaya selingkung artinya gaya yang terbatas pada satu lingkungan.
Dalam bahasa Inggris, salah satu pengertian gaya selingkung adalah sebagai berikut:
Journalism & Publishing) a set of rules concerning spellings, typography, etc, observed by
editorial and printing staff in a particular publishing or printing company.(Style House)
Jadi, Gaya Selingkung adalah pedoman, cara, atau gaya penulisan yang berlaku di
lingkungan sebuah media. Dengan adanya gaya selingkung ini, wartawan akan "kompak"
dalam penggunaan ejaan, kalimat, dan penulisan sebuah kata.

"Stylebook as a guide for grammar, punctuation and principles and practices of reporting."

Contohnya, gaya selingkunglah yang akan memandu wartawan dalam menulis kata
ka'bah/kabah, alquran/al-quran, salat/shalat/sholat, wudu/wudhu/wudlu, dan sebagainya.
Penerapan gaya selingkung satu media dengan media lainnya berbeda-beda. Tidak semua
media menaati Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
Gaya Selingkung juga berlaku di kalangan penerbit buku dan dalam penerbitan jurnal ilmiah.
Gaya Selingkung terpopuler di dunia adalah AP Stylebook. Kabarnya, Associated Press
(AP) Stybook ini biasa digunakan koran-koran dan dalam industri berita di Amerika Serikat.

KESIMPULAN

Penggunaan bahasa jurnalistik dalam surat kabar, tabloid, buletin, majalah, radio, televisi,
atau media on line, tidak bisa bersifat tiba-tiba atau hadir begitu saja. Bahasa jurnalistik suatu
media dipilih melalui proses perencanaan dan bahkan hasil kajian yang sangat panjang. Setiap
media biasanya memiliki buku pedoman atau panduan masing-masing dalam penetapan bahasa
jurnalistik. Buku pedoman tersebut harus berpijak pada empat faktor: filosofi media, visi
media, misi media dan kebijakan redaksional.

7
bahasa jurnalistik dapat didefinisikan sebagai bahasa yang digunakan oleh wartawan,
redaktur, atau pengelola media massa dalam menyusun dan menyajikan, memuat, menyiarkan
dan menayangkan berita serta laporan peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual, penting
dan menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya.

DAFTAR PUSTAKA

Husen Mony.2012. Bahasa Jurnalistik; Aplikasinya dalam Penulisan Karya Jurnalistik di Media Cetak, Televisi
dan Media Online. DIY : CV Budi Utama

Djujuk Juyoto. 1985. Jurnalis praktis, Sarana Pergerakan Lapangan Kerja Raksasa. Jogjakarta : Nur Cahaya.

Sudirman Tebba. Jurnalistik Baru

H. Syaifulrohim. 2009. Teori Komunikasi : Perspektif Ensiklopedia Ragam dan Aplikasi. Jakarta: Pt. Rineka
Cipta.

Dewan Pers Nasional Indonesia Jilid 8. 1991. Jakarta: Pt. Cipta Adi Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai