Anda di halaman 1dari 27

Organisasi Media Penyiaran dan

Sistem Pembuatan Penyiaran

Disusun Oleh :

- Nama kelompok : NIM

1. Shfa Nuraini Madinna Putri 44121010068

2. Mohammad Raffy Nauvalentio 44121010073

3. Azril Akbar Azreza 44121010048

- Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Penyiaran


- Dosen : Pak Aden Hidayat, M.Si.

UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA


WARUNG BUNCIT
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, hidayah
dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga tugas ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami isinya.

Harapan kami semoga tugas ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembac, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi tugas ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Tugas ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas ini.

Jakarta, … September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Tujuan Penelitian.........................................................................................................................6
1.3 Manfaat Penelitian.......................................................................................................................6
1.4 Rumusan Masalah........................................................................................................................6
1.5 Struktur Organisasi Penyiaran.....................................................................................................7
1.6 Profesi Dalam Organisasi Penyiaran............................................................................................7
BAB II...................................................................................................................................................9
KAJIAN PUSTAKA.............................................................................................................................9
2.1 Pengertian Televisi......................................................................................................................9
2.2 Produksi Program Acara Televisi..............................................................................................10
2.3 Program Televisi........................................................................................................................10
2.4 Visi dan Misi Televisi................................................................................................................11
2.5 Manajemen Penyiaran................................................................................................................12
2.6 Fungsi Manajemen.....................................................................................................................12
2.7 Televisi Sebagai Manajemen Penyiaran....................................................................................15
BAB III................................................................................................................................................16
TINJAUAN TEORITIS.......................................................................................................................16
3.1 Peran Media Penyiaran..............................................................................................................16
3.2 Fungsi Televisi Sebagai Media Massa.......................................................................................16
3.3 Proses Penyiaran........................................................................................................................17
3.4 Program Penyiaran.....................................................................................................................18
BAB IV...............................................................................................................................................21
PEMBAHASAN..................................................................................................................................21
4.1 Pengertian Berita.......................................................................................................................21
4.2 Nilai dan Struktur Berita............................................................................................................21
4.3 Sistem Pembuatan Penyiaran.....................................................................................................22
BAB V.................................................................................................................................................23
PENUTUP...........................................................................................................................................23
A.Simpulan dan Saran.....................................................................................................................23
B. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyiaran merupakan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di
awali dengan penyiapan materi atau konsep, lalu proses produksi atau pengambilan
gambar dan juga penyiapan bahan siaran dalam menyiarkan informasi yang
disiapkan tersebut kepada khalayak. Semakin kesini sistem penyiaran semakin
berkembang menyesuaikan juga dengan perkembangan teknologi yang ada. Dimana
kita sudah dipermudah dalam mengakses hampir seluruh media penyiaran dimana
pun. Hal ini dilakukan agar dapat terus memberikan informasi secara cepat kepada
masyarakat.
Sekarang ini media penyiaran adalah media paling cepat dalam menyiarkan
berita atau informasi kepada khalayak secara serempak. Perkembangan media
komunikasi modern dewasa ini telah memungkinkan orang di seluruh dunia untuk
dapat saling berkomunikasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya berbagai media
(channel) yang dapat digunakan sebagai sarana penyampaian pesan. Media
penyiaran radio atau televisi merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien
dalam mencapai audiensnya dalam jumlah yang sangat banyak. Karenanya media
penyiaran memegang peranan yang sangat penting dalam ilmu komunikasi pada
umumnya dan khususnya ilmu komunikasi massa.
Dalam media penyiaran yang merupakan sebuah organisasi yang
menyebarkan informasi berupa sebuah produk budaya atau pesan yang
mempengaruhi dan mecerminkan budaya dalam masyarakat. Maka dari itu seperti
politik, ekonomi, media massa khususnya media penyiaran merupakan sebuah
sistem sendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas.
Media televisi bisa dikatakan fenomena baru dalam dunia jurnalisme yang hadir
dengan memukau (Morissan, 2011). Bisa dikatakan dahulu orang-orang mencari-cari
berita atau suatu peristiwa penting melalui surat kabar, sekarang ini hanya dengan
menyalakan pesawat televisi semua informasi bisa di dapatkan. Televisi sekarang
merupakan media yang paling digemari oleh masyarakat atau khalayak.
Dimana khalayak dapat mendapatkan informasi dengan audio dan visual.
Informasi yang didapatkan oleh masyarakat pun beragam dari seputar politik,
ekonomi, olahraga, musik ataupun tayangan hiburan seperti kuis ataupun
reality show. Televisi di tuntut oleh masyarakat untuk menyajikan atau menyediakan
informasi atau hiburan tersebut. Televisi dalam proses penyampaiannya tersebut
harus bisa kreatif dan juga menyajikan sesuatu yang berbeda. Televisi juga bisa di
bilang adalah doktrin bagi masyarakat, dimana bagi masyarakat yang tidak
mengetahui pengetauan yang luas, apabila ada suatu berita atau informasi yang di
berikan oleh televisi akan diserap atau di terima begitu saja oleh masyarakat.

Maka dari itu televisi dalam menayangkan sebuah program harus benar-
benar jeli dalam penyampaiannya. Program merupakan faktor penting dalam
mendukung keberhasilan suatu stasiun penyiaran televisi. Program adalah faktor
yang membawa audiens mengenal suatu stasiun penyiaran.
Dimana apabila suatu stasiun meperoleh jumlah audiens yang besar dan jika
audien memiliki karakteristik yang dicari oleh pemasang iklan, maka stasiun
bersangkutan akan sama menarik bagi pemasang iklan. Maka dari itu bagaimana
sistem suatu program tersebut dibuat akan sangat mendukung keberhasilan stasiun
penyiaran tersebut. Sekarang ini kebutuhan informasi sangatlah penting bagi
masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari semakin berkembangnya media komunikasi
dan Informasi telah memungkinkan orang di seluruh dunia untuk dapat
berkomunikasi. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan peran media massa untuk
memenuhi kebutuhan akan informasi tersebut. Di Indonesia pertumbuhan media
massa berkembang sangat signifikan melihat perkembangan pertelevisian, radio
maupun cetak sangat pesat. Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan
dari kehidupan manusia.
Berdasarkan urain latar belakang di atas peneliti tertarik untuk menangkat
judul “Manajemen Penyiaran Berita Televisi Lokal (Studi Pada Program Berita
“Mata Najwa” di Trans7.

1.2 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah yang akan diteliti maka tujuan penelitian ini
untuk mengetahui tentang proses manajemen penyiaran yang menyangkut teknik 5
reportase, editing berita maupun editing gambar pada televisi lokal kususnya pada
program acara “Mata Najwa” di Trans7.
1.3 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis :
a. Menambah refrensi tentang riset manajemen penyiaran bagi jurusan ilmu
komunikasi
b. Membantu mahasiswa, kususnya yang mengambil study audio visual dalam
mendalami riset ini.
c. Sebagai literatur untuk penelitiian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis : Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan kontribusi dan
evaluasi bagi para pemilik media dalam pembuatan acara berita.

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan masalah berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana manajemen penyiaran televisi berita lokal
pada program acara “Mata Najwa” di Trans7.

1.5 Struktur Organisasi Penyiaran

Executive Produser

Produser

Director Script Writer

Technical Audio Camera Videotape Lighting


Dircetor Operator Operator Operator Operator

Assistant Assistant

Set Designer
Gambar 1.5 Talent
Operator
1. Hair Go-Fer
2. Makeup
Set
3. Wardrobe
Construction
Struktur Organisasi Produksi

1.6 Profesi Dalam Organisasi Penyiaran


 Executive Producer : Seseorang yang mempunyai ide dan yang
mengorganisasi produksi acara radio maupun televisi.
 Produser : Seseorang yang dipercayai okeh executive
produser untuk melaksanakan ide/gagasannya.
 Director : Pengarah acara/Sutradara yang bertanggung
jawab penuh atas alur cerita produksi.
 Script Writer : Penulis Naskah atau pemilik ide dan alur cerita
 Videotape Operator : Penata video dari kamera
 Technical Director : Penanggung jawab teknik, tetapi pada beberapa
stasiun televisi. TD dimaknai juga sebagai operator video mixer, sebab melalui
video mixer output visualisasi dipilih dan direkam (menentukan jalannya
rekaman).
 Audio Operator : Penanggung jawab audio
 Camera Operator/DOP : Juru kamera/cameraman
 Lighting Operator : Penanggung jawab pencahayaan
 Go-fer : Pembantu Umum
 Set Designer/Penata Artistik : Bertanggung jawab dalam konsep tata artistik
dan menciptakan latar di sebuah film
 Set Construction : Pelaksana dekor/konstruksi
 Penata Rambut : Menata rambut talent
 Penata Rias : Makeup Talent
 Penata Kostum : Wardrobe
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Televisi
Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa
Yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre – Bahasa Latin) berarti penglihatan.
Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan
gambar dan suara yang diproduksi disuatu tempat (studio television) dapat dilihat
dari tempat “lain” melalui sebuah perangkat penerima (televisi set). Menurut
(Wahyudi, 1984;3-4) : Televisi merupakan suatu alat yang dapat dimanfaatkan untuk
mengkomunikasikan informasi dengan menggunakan bayangan atau suara.
Media televisi termasuk dalam media massa, bersama-sama radio dan film
merupakan media massa elektronik yang dalam menyampaikan pesan-pesannya
sangat tergantung dengan listrik. Televisi menguasai ruang, tetapi tidak menguasai
waktu. Hal ini berarti pada saat ada siaran, siaran dapat diterima dimana saja dalam
jangkauan pancaran atau menguasai ruang, tetapi siarannya tidak dapat dilihat
kembali/tidak menguasai waktu. Selain itu juga media televisi menyiarkan suara dan
gambar televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bersifat
politis, informatif, hiburan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut.
Informasi yang disampaikan oleh televisi akan mudah dimengerti karena jelas
terdengar secara audio dan terlihat secara visual (Kuswandi, 1996:8).
Televisi merupakan paduan audio dari segi penyiarannya (broadcast) dan
video dari segi gambar bergeraknya (moving images). Para pemirsa tidak akan
mungkin menangkap siaran televisi, kalau tidak ada prinsip-prinsip radio yang men-
transmisi-kannya dan tidak mungkin melihat gambar-gambar yang bergerak atau
hidup, jika tidak ada unsur film yang mem-visualisasi-kannya jadi panduan audio
atau video. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan televisi adalah suatu gambar dan suara yang diproduksi disuatu
tempat (studio television) dapat dilihat dari tempat “lain” melalui sebuah perangkat
penerima (televisi set) yang dapat menyebar ke seluruh penjuru dunia, dapat dilihat
dan juga dapat didengarkan oleh masyarakat luas.
2.2 Produksi Program Acara Televisi
Produksi program acara sesuai dengan karateristik informasi yang akan di
produksi menurut Wahyudi (1984: 27-32) dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Produksi karya artistic : Produksi karya artistik adalah proses produksi yang
bersumber dari ide/gagasan manusia untuk dijadikan informasi audio visual
sesuai dengan kriteria mata acara.
b. Produksi karya jurnalistik : Produksi karya jurnalistik diproduksi melalui
pendekatan jurnalistik, yaitu proses produksi yang mengutamakan kecepatan,
khususnya program acara yang bersifat timeconcern.
Untuk memudahkan perbedaannya Darwanto (1994: 25-26) memberikan
acuan tentang program seni dan jurnalistik. Acuan program non berita dan berita :
a. Seni/ non berita : Masalah keindahan, mendapatkan kepuasan, memenuhi rasa
apresiasi seseorang, improvisasi tidak terbatas, kode moral, penulisan cinematic,
berbicara dramatis, imitasi abstrak, pemikiran imajinasi, dapat berupa fiksi
b. Jurnalistik/Berita : Masalah waktu, mendapatkan informasi sejelas-jelasnya,
memenuhi keinginan untuk mengetahui, improvisasi sangat terbats, kode etik,
penulisan efektif, berbicara efektif, sesuatu yang nyata, terikat norma – norma,
pengalihan pengalaman.

2.3 Program Televisi


Program Televisi Menurut Efendy Heru, (2002:14) secara umum program
televisi dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Drama : Pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau
karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain
(actor) yang melibatkan konflik dan emosi.

a. Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh


secara bersamaan.

b. Short Movie atau lebih dikenal dengan Film Pendek adalah film-film dengan
durasi singkat dengan menampilkan klimaks dari cerita dengan cepat dan
biasanya dibuat dengan tujuan untuk dilombakan di festival-festival film.
c. Film Televisi atau FTV FTV adalah drama yang menyajikan cerita dengan
berbagai tokoh secara bersamaan, hampir sama dengan sinetron tetapi
dengan durasi yang lebih singkat dan cerita yang lebih ringan.
2. Non Drama : Program yang tidak mengandung muatan-muatan cerita fiktif dan
cenderung bersifat hiburan. Contohnya :

a. Variety show : Hiburan yang terdiri dari berbagai pertunjukan,


utamanya pertunjukan musik dan komedi sketsa, dan biasanya diperkenalkan
oleh pembawa acara atau host. 

b. Music show : Program yang menayangkan informasi tangga lagu


musik yang sedan g populer atau bisa juga dengan mengundang beberapa
grup band atau penyanyi

c. Quiz : Program yang melibatkan banyak penonton untuk


menjadi peserta kuis dan menjawab beberapa pertanyaan mengenai
pengetahuan dan berhadiah jutaan rupiah.

d. Talk show : Program bincang-bincang ringan dengan artis atau


penyanyi yang sedang populer mengenai kehidupannya atau mengenai gosip
yang sedang menimpa artis tersebut diselingi dengan hiburan.

e. Magazine Show :  Program televisi yang mempunyai format seperti


majalah (media cetak) yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam rubrik
dan tema, disajikan dalam reportase aktual atau timeless sesuai dengan minat
dan terdensi dari target penontonnya.
Sedangkan menurut Naratama (2004:65) menyebutkan ada tiga format acara
televisi adalah sebagai berikut:
1. Fiksi
Sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses
imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi
ulang, format yag digunakan merupakan interpretasi kisah 26 kehidupan yang
diwujudkan dalam suatu tuntutan cerita dalam sejumlah adegan. Adegan-adegan
tersebut akan menggambarkan realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau
imajinasi khayalan para kreatornya. Contoh Tragedy, aksi, comedy, romance,
legenda, horror.
2. Non Fiksi
Sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses
pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus
menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Untuk itu
format-format acara non drama merupakan sebuah tuntutan pertunjukan reatif
yang menggunakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi. Contoh Music
Show, Magazine Show, Talk Show, Variety Show, Quiz.

3. Berita
Sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan
fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat
sehari-hari. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan
dengan ketepatan dan kecepatan waktu di mana dibutuhkan sifat liputan yang
independent. Contoh Features, sport, News.

2.4 Visi dan Misi Televisi


 Visi : Menjadi program studi unggul di bidang penciptaan dan pengkajian
film dan televisi berbasis sains, teknologi, serta estetika berwawasan khasanah
budaya nusantara.
 Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia
unggul dan profesional dalam bidang penciptaan dan pengkajian film dan
televisi.
2. Melaksanakan riset dalam bidang perfilman dan pertelevisian yang responsif
dan adaptif terhadap perubahan sains dan teknologi.
3. Mengembangkan kehidupan seni budaya audio visual untuk siaran televisi
dan film yang mengeksplorasi seni budaya nusantara secara estetik.
4. Mewujudkan masyarakat berwawasan budaya nusantara melalui pemanfaatan
teknologi perfilman dan pertelevisian
5. Memberdayakan produk audio visual yang komunikatif melalui saluran
termutakhir.

2.5 Manajemen Penyiaran


Sebagaimana perusahaan lainnya, dasar pengelolaan atau operasionalisasi
stasiun penyiaran adalah pengetahuan mengenai ilmu manajemen pada umumnya,
dan pada khususnya manajemen stasiun penyiaran. Pada sesi ini kita akan membahas
pengertian ilmu manajemen dan bagaimana manajemen diterapkan atau
dipraktekkan pada stasiun penyiaran.
Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling
sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola
media penyiaran pada dasarnya adalah mengelola manusia. Keberhasilan media
penyiaran sejatinya ditopang oleh kreativitas manusia yang bekerja pada tiga pilar
utama yang merupakan fungsi vital yang dimiliki setiap media penyiaran yaitu
teknik, program dan pemasaran.

2.6 Fungsi Manajemen


Morisan, (2010:130) mengemukakan bahwa dalam melaksanakan tanggung
jawab manajemen, manajer harus melaksanakan empat fungsi dasar, yaitu:
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasiaan (organising)
3. Pengarahan dan memberikan pengaruh (derecting/ influencing)
4. Pengawasan (controlling)

Dari keempat fungsi manajemen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan
Perancanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan (objectives) media
penyiaran serta mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Dalam perencanaan harus diputuskan “apa yang harus
dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukanya dan siapa yang
melakukanya”. Jadi perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan
memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur
organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang mumpuni dan
lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama dalam proses penyusunan
struktur organisasi adalah departementalisasi dan pembagian kerja.
Depertementalisasi merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu
organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat
dikerjakan bersama. Hal ini tercermin pada struktur formal suatu organisasi, dan
tampak atau ditunjukkan oleh suatu bagan organisasi.

3. Pengarahan dan memberikan pengaruh


Menurut Morissan, (2010:154) sebagai berikut :
Fungsi pengarahan (directing) dan memberikan pengaruh atau
mempengaruhi (influencing) tertuju pada upaya untuk merangsang antusiasme
karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Fungsi
mempengaruhi atau mengarahkan terpusat pada stimuli karyawan untuk
melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Kegiatan mengarahkan dan
mempengaruhi ini mencakup empat kegiatan penting yaitu: pemberian motivasi,
komunikasi, kepemimpinan dan pelatihan.
Dari pengertian di atas mengenai kegiatan penting tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut :

a. Motivasi, adalah keberhasilan stasiun penyiaran dalam mencapai tujuannya


terkait dengan tingkatan atau derajat kepuasan karyawan dalam memenuhi
kebutuhannya

b. Komunikasi, adalah faktor yang sangat penting untuk dapat melaksanakan


fungsi manajemen secara efektif. Komunikasi adalah cara yang digunakan
oleh pimpinan agar karyawan mengetahui atau menyadari tujuan dan rencana
stasiun penyiaran agar mereka dapat berperan secara penuh dan efektif untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.

c. Kepemimpinan, merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk


mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. 11
Kemampuan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan
dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan pada sekelompok anggota
yang saling berhubungan tugasnya.
d. Pelatihan, perusahaan memilih karyawan biasanya karena mereka memiliki
pengalaman dan latar belakang dan keahlian untuk melaksanakan suatu
tanggung jawab tertentu, namun demikian karyawan tetap membutuhkan
pelatihan karena berbagai alasan, misalnya pembelian peralatan baru dan
penerapan prosedur baru pada stasiun penyiaran.

2. Pengawasan
Menurut Morissan, (2010:158) memberikan penjabaran sebagai berikut :
Terdapat banyak sebutan untuk fungsi pengawasan (controlling) antara
lain evaluasi (evaluating) penilaian (appraising), dan perbaikan (correcting).
Namun sebutan pengawasan lebih banyak digunakan karena lebih banyak
mengandung konotasi yang mencakup penetapan standar, pengukuran kegiatan
dan pengambilan tindakan korektif. Pengawasan merupakan proses untuk
mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan sudah tercapai atau
belum.
Ada dua konsepsi utama untuk mengukur pretasi kerja (performance)
manajemen stasiun penyiaran adalah efisiensi dan efektivitas. Dari kedua
pengertian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Efisiensi, yaitu kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan


benar. Seorang manajer nyang efisien adalah seseorang yang mencapai
keluaran yang lebih tinggi (hasil, produktivitas, perforance) dibanding
masukan-masukan (tenaga kerja, bahan, uang, peralatan, dan waktu) yang
digunakan 12

b. Efektivitas, yaitu merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat


atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar sedangkan efisiensi
adalah melakukan pekerjaan dengan benar. Menurut Anton Mabruri
(2010:21) fungsi dasar manajemen produksi secara umum meliputi antara
lain:

1. Planning – perencanaan
2. Organizing – pengorganisasian
3. Actuating – pelaksanaan – kepemimpinan
4. Controling – pengawasan

2.7 Televisi Sebagai Manajemen Penyiaran


Menurut Anton Mabruri (2010:13) ada empat poin utama siaran televisi yaitu
menginformasikan (information), menghibur (intertaonment), mendidik (education)
serta sebagai ruang kontrol masyarakat. Siaran televisi memiliki arti dan fungsi yang
sangat penting untuk penyampaian informasi pemerintah maupun dari sumber-
sumber yang lain untuk kepentingan nasional maupun regional. Informasi tersebut
berupa berita-berita kemajuan di seluruh wilayah nusantara sehingga dapat
memberikan manfaat bagi pengetahuan danmemotivasi masyarakat untuk
membangun daerahnya.
Berbagai program acara televisi dikemas dalam berbagai bentuk di antaranya
adalah film dokumenter, sinetron, reality, show, variety show, talk show, komedi
situasi (sitcom) dan lain-lain yang tentunya menghibur, menginformasikan,
mendidik serta unik dan menarik. Menurut Morissan (2010:80) undang-undang
penyiaran di Indonesia membagi jenis stasiun penyiaran ke dalam empat jenis yaitu:
1. Stasiun penyiaran swasta
2. Stasiun penyiaran berlangganan
3. Stasiun penyiaran publik
4. Stasiun penyiaran komunitas

BAB III
TINJAUAN TEORITIS

3.1 Peran Media Penyiaran


Media penyiaran pada umumnya dan seperti media televisi dan radio pada
khususnya merupakan media massa yang dinamis serta atraktif dan merupakan
media hasil kreativitas yang mendorong keingintahuan masyarakat untuk
mengetahui lebih jauh proses terjadinya siaran dan kemajuan teknologi penyiaran
serta regulasi dan kebijakan pemerintah yang mengaturnya.
Bagi masyarakat Indonesia, media televisi maupun radio saat ini bukan saja
sebagai media pendidikan, hiburan dan informasi, melainkan juga telah menjadi satu
wahana pengikat antara masyarakat (pemirsa) dan penyelenggaraan siaran dalam
suatu lingkaran industri. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan informasi dari para
praktisi dibidang penyiaran yang dapat memberikan jawaban seputar permasalahan
penyelenggaraan penyiaran televisi maupun radio khususnya dan penyiaran pada
umumnya.

3.2 Fungsi Televisi Sebagai Media Massa


Pada hakikatnya media televisi sebagai media komunikasi pandang dan
dengar mempunyai tiga fungsi utama menurut Heru Efendy, 2008, yaitu :
a. Fungsi Informasi (The Information Function)
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana informasi tidak hanya
dalam bentuk siaran pandang mata, atau berita yang dibacakan penyiar,
dilangkapi gambar-gambar yang faktual, akan tetapi juga menyiarkan bentuk lain
seperti ceramah, diskusi dan komentar. Televisi dianggap sebagai media massa
yang mampu memuaskan pemirsa dirumah jika dibandingkan dengan media
lainnya. Hal ini dikarenakan efek audio dan visual yang memiliki unsur
immediacy dan realism.
b. Fungsi Pendidikan (The Education Function)
Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan pendidikan
kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak dan disampaikan secara
simultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan
dan penalaran masyarakat televisi menyiarkan acaranya secara teratur dan
terjadwal seperti pelajaran bahasa indonesia, matematika, dan lainnya. Selain itu
televisi juga menyajikan acara pendidikan yang bersifat informal seperti
sandiwara, legenda dan lain-lain.

c. Fungsi Hiburan (The Entartaint Function)


Dalam negara yang masyarakatnya masih bersifat agraris, fungsi hiburan
yang melekat pada televisi siarannya tampaknya lebih dominan. Sebagian besar
dari alokasi waktu siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti
karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya
bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati di rumah-rumah oleh seluruh keluarga,
9 serta dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak dimengerti bahasa asing bahkan
yang tuna aksara.

3.3 Proses Penyiaran


Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat
pesat belakangan ini. Regulasi bidang penyiaran yang membawa berbagai perubahan
memerikan tantangan baru bagi pengelola media penyiaran. Berbagai media
penyiaran saat ini mulai dibuka. Industri penyiaran saat ini telah mencapai tingkat
persaingan yang tajam, sehingga dibutuhkan strategi yang baik untuk memenangkan
persaingan.
Keberhasilan media penyiaran ditopang oleh tiga pilar utama yaitu program,
pemasaran, dan teknik. Pengelola media media penyiaran tidak dapat mengabaikan
salah satu dari tiga pilar utama ini. Strategi pengelolaan yang baik terhadap ketiga
bidang tersebut akan membawa keberhasilan media penyiaran.
Di Indonesia sendiri, siaran televisi dimulai pada tahun 1962. Kemudian
gerakan reformasi pada tahun 1998 memicu perkembangan industri media massa
khususnya televisi. Seiring dengan itu, kebutuhan masyarakat terhadap informasi
juga semakin bertambah. Dan setelah Undang-Undang Penyiaran disahkan pada
tahun 2002, jumlah televisi baru di Indonesia diperkirakan akan terus bermunculan,
khususnya didaerah, yang terbagi dalam empat kategori yaitu, televisi publik,
swasta, berlangganan dan komunitas. Hingga juli 2002 jumlah orang yang memiliki
pesawat televisi di Indonesia mencapai 25 juta. Kini penonton televisi Indonesia
benar-benar memiliki banyak pilihan untuk menikmati berbagai program televisi.
Media penyiaran sebagai salah satu bentuk media massa memiliki ciri dan
sifat yang berbeda dengan media massa lainnya, bahkan diantara sesama media
penyiaran, misalnya antara radio dan televisi, terdapat berbagai perbedaan sifat.
Upaya menyampaikan informasi secara audio dan audiovisual, masing-
masing memiliki kelebihan tetapi juga kelemahan. Penyebabnya adalah sifat fisik
masing-masing jenis media seperti :
1. Televisi
a. Dapat didengar dan dilihat jika ada siaran
b. Dapat dilihat dan didengar kembali, jika diputar Kembali
c. Daya rangsang sangat tinggi
d. Elektris
e. Mahal
f. Daya jangkau besar
2. Radio
a. Dapat didengar ketika siaran diputar
b. Dapat didengar kembali bila diputar Kembali
c. Daya rangsang rendah
d. Elektris
e. Relatif murah
f. Daya jangkau terbatas

3.4 Program Penyiaran


Berbagai jenis program siaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
besar berdasarkan jenisnya yaitu Program Informasi (berita) dan Program Hiburan
(entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu
berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera
disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip
dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik,
drama permainan (game show), dan pertunjukan.
1. Program Informasi
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk
memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audiens. Daya
tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada
audiens. Dengan demikian, program informasi tidak hanya melulu program berita
dimana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian
informasi termasuk juga seperti talk show (perbincangan), misalnya wawancara
dengan figur-figur masyarakat, artis, tokoh, orang terkenal atau siapa saja.
Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras
(hard news) dan berita lunak (soft news).
a. Hard News
Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan
menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya
yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audiens
secepatnya. Peran televisi sebagai sumber utama hard news bagi masyarakat
cenderung untuk terus meningkat. Hard News disajikan dalam suatu program
berita yang berdurasi mulai dari beberapa menit saja hingga program berita
yang berdurasi tiga puluh (30) menit, bahkan satu jam. Suatu program berita
terdiri atas sejumlah berita keras atau dengan kata lain suatu program berita
merupakan kumpulan dari hard news. Contoh berita hard news yaitu seperti
kebakaran, kecelakaan, hasil pemilu yang harus segera diketahui khalayak,
guncangan ekonomi negara dan lain sebagainya.

Dalam hal ini hard news dapat dibagi kedalam beberapa bentuk berita
yaitu :
1. Straight News
Straight news berarti langsung, maksudnya suatu berita yang singkat
(tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja mencakup
5W+1H (who,what,where,when,why, dan how) terhadap suatu peristiwa
yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat waktu (deadline) karena
informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audiens.

2. Feature
Feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian menarik
disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman,
dan sebagainya. Namun adakalanya suatu feature terkait dengan suatu
peristiwa penting, atau dengan kata lain terikat dengan waktu, dan karena
itu harus segera disiarkan dalam suatu program berita.

3. Infotainment
Infotainment disini bukanlah diartikan sebagai berita hiburan atau
berita yang memberikan hiburan. Infotainment adalah berita yang
menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal
masyarakat (celeberity), dan karena sebagian besar dari mereka bekerja
pada industri hiburan, pemain film, penyanyi dan sebagainya, maka berita
mengenai mereka disebut juga dengan infotainment. Infotainment adalah
salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera
ditayangkan.

b. Soft News
Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam (in-depth) namun tidak bersifat
harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada
satu program tersendiri diluar program berita. Program informasi dalam
kategori berita keras atau hard news dapat dibedakan dengan berita lunak atau
soft news.  Contoh dari berita soft news yaitu penjual di tengah masa liburan,
pembuatan gerabah, hiburan, hingga gaya hidup.

Adapun perbedaan hard news dan soft news yaitu :

1. Hard News
a. Harus ada peristiwa terlebih dahulu
b. Peristiwa harus aktual (baru terjadi)
c. Harus segera disiarkan
d. Mengutamakan informasi terpenting saja
e. Tidak menekankan pada sisi human

2. Soft News
a. Tidak mesti ada peristiwa terlebih dahulu
b. Tidak mesti actual
c. Tidak bersifat segera (timeless)
d. Menekankan pada detail
e. Sangat menekankan pada segi human interest

2. Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audiens dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Program
yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game),
musik, dan pertunjukan. Dikalangan masyarakat, melihat maupun
mendengarkan hiburan dimedia massa merupakan penghibur lara. Dimana
ketika keadaan atau suasana sedang tidak baik, maka menyaksikan hiburan
adalah solusi yang ampuh untuk menghilangkan rasa jenuh.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Berita


Menurut Djuroto (2002:46) mengemukakan berita berasal dari bahasa
Sansekerta, yakni Vrit yang dalam bahasa Inggris disebut Write, yang arti
sebenarnya ialah ada atau terjadi. Sebagian ada yang menyebutkan dengan Vritta,
yang artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi”. Vritta dalam bahasa Indonesia
kemudian menjadi Berita atau Warta. Menurut Kamus Bahasa Indonesia karya
W.J.S. Poerwodarminta, “berita” berarti kabar atau warta, sedangkan dalam kamus
besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, arti berita diperjelas menjadi “laporan
mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”. Jadi berita dapat dikaitkan dengan
kejadian atau peristiwa yang terjadi. Beberapa hal atau orang penting Menurut Hall
dalam McQuail (1989:191) terdapat tiga kaidah visibilitas berita yang pokok yaitu :
1. Kaitannya dengan peristiwa atau kejadian (komponen Tindakan)
2. Kehangatannya
3. Keberhargaannya sebagai berita

4.2 Nilai dan Struktur Berita


Salah satu kesimpulan isi berita adalah memperagakan pola menyeluruh yang
agak stabil dan dapat diperkirakan apabila diukur dalam kaitannya dengan kualitas
dan kategori konvensional dari pokok bahasan. Ada tiga faktor dalam pemilihan
berita: faktor organisasi, faktor yang berkaitan dengan aliran, dan faktor sosial
budaya. Stabilitas isi berita seringkali agak luar biasa dan menggantungkan
dukungan yang baik pada mereka yang berujar bahwa isi berita sangat ditentukan
oleh keragaman kendala politis, ideologis, dan budaya secara intern.
Nilai berita yang condong pada peristiwa tentang orang-orang dari kalangan
elit; bangsa elit; dan peristiwa negatif. Semua peristiwa yang mengandung seluruh
nilai tersebut dipandang paling membangkitkan minat audience dan nilai itu sejalan
dengan beberapa persyaratan pemilihan organisasi dan dengan aliran. Di sini titik
tolaknya adalah pengalaman tentang apa saja yang membangkitkan perhatian publik,
yang turut membentuk perangkat kriteria berita yang agak stabil dan langsung,
termasuk persyaratan organisasi dan aliran.
Struktur berita televisi menurut Badjuri (2010:81) adalah bagian terpenting
dalam berita TV menentukan keseluruhan isi (inti) berita TV dan gaya
penyampaiannya. Intro harus dapat merebut perhatian penonton TV dengan sesedikit
mungkin kata yang digunakan.
Lebih lanjut Badjuri (2010:98) mengemukakan bahwa berita televisi
biasanya terdiri dari intro atau teras berita serta tubuh berita atau body. Intro
merupakan inti berita yang menjadi daya tarik berita, intro mengandung unsur what,
who, where, dan when. Unsur when terkandung dalam lead jika berkaitan dengan
berita besar.

4.3 Sistem Pembuatan Penyiaran


Proses produksi sebuah program dalam televisi secara umum terbagi menjadi
3 bagian, yaitu Pra-produksi, Produksi, dan Pasca Produksi. Secara umum 3 tahapan
itu terjadi secara berurutan, dengan berbagai tahapan yang ada di masing-masing
dari ketiganya. Kecuali di dalam sebuah program berita, yang mana harus terlebih
dahulu mencari peristiwa baru kemudian membuat script. Tidak seperti program-
program lainnya (terutama program hiburan) dimana tim kreatif sudah
menyediakan script sebelum proses produksi berlangsung, yang mana script itu
akan diberikan kepada talent yang beraksi di depan kamera.
1. Pra Produksi
Proses yang dilakukan sebelum memulai produksi suatu program. Dalam
industri televisi, pra-produksi meliputi pencarian bahan dan materi yang akan
dibahas dalam sebuah program, pembuatan script oleh tim kreatif, casting talent
untuk mengisi acara, mempersiapkan alat-alat yang diperlukan, persiapan kostum,
properti, dan lain sebagainya.
2. Produksi
Dalam tahap ini dimana didalamnya akan dimulai taking
adegan. Script yang menjadi acuan bagi sang talent untuk beraksi di depan
kamera, tentu boleh dikembangkan sesuka hati talent itu sendiri, asalkan masih
ada di dalam naungan produser acara itu. Produser mengontrol semua yang
diperlukan, dari kamera, jenis shoot, waktu kamera untuk stand-by, dan apa-apa
saja yang akan dibicarakan oleh sang talent di depan kamera, tentu saja dengan
bantuan crew-crew lainnya.

3. Pasca Produksi
Dalam tahap ini mulai dilakukan editing video, sekaligus melihat
kekurang kekurangan yang terjadi selama proses take. Produser menjadi
penanggung jawab utama untuk baik tidaknya hasil pengambilan gambar tadi. Di
tahap ini juga diadakan sound mixing, music engineering, penambahan beberapa
animasi oleh tim visual. Setelah semua sudah selesai, sang produser memastikan
kelengkapan hasil produksi sesuai konsep dari program yang dia pegang itu. Hasil
itu kemudian diberikan ke Excecutive Producer, yang kemudian diserahkan pada
CEO. Barulah kemudian program tersebut disiarkan, untuk ditonton secara gratis
oleh masyarakat luas.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan dan Saran


Menyimpulkan secara garis besar inti penelitian dan hasil yang sudah
diperoleh dari penelitian tersebut yang berupa informasi kuantitatif. Berisi saran
yang merupakan tindakan yang lebih lanjut dalam melakukan pemecahan masalah
dengan tujuan agar ke depannya menjadi lebih baik lagi. Saran ini ditujukan kepada
pihak yang nantinya dapat memetik manfaat dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
A. Sumber Internet
BAB I Pendahuluan
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2012-2-01525-MC
%20Bab1001.pdf
Struktur Organisasi
https://prezi.com/9dgzkxbuntr0/organisasi-media-penyiaran/
BAB II Kajian Pustaka
http://eprints.umm.ac.id/29057/2/jiptummpp-gdl-yanuarsuda-30738-2-babi.pdf
BAB III Tinjauan Teoritis
http://repository.uin-suska.ac.id/7137/4/BAB%20III.pdf
BAB IV Pembahasan
http://eprints.umm.ac.id/29057/2/jiptummpp-gdl-yanuarsuda-30738-2-babi.pdf
http://ilkom.unida.gontor.ac.id/proses-produksi-film-dan-televisi/
BAB V Penutup
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2012-2-01525-MC
%20Bab1001.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai