Anda di halaman 1dari 26

i

PAPER

SALURAN KOMUNIKASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Inovasi

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Luthfi Nur’azkiya, S.P., M.Si.

Disusun Oleh :
Kelompok 5 / Kelas Komunikasi A
Ayu Fitriani 1510631090016
M. Arifin 1510631090070
Iklima Firdaus 1610631090075
Billy Suwandi 1510631090021

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur Allah SWT yang telah yang memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga mampu menyelesaikan paper mengenai “Saluran
Komunikasi”. Paper ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Produksi
Tanaman Perkebunan.
Paper ini terdiri dari bab 1 pendahuluan, bab 2 tinjauan pustaka, dan bab 3
pembahasan serta bab 4 sebagai penutup. Dalam penyusunannya, penyusun
memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: kedua orang tua dan
segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan
kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga
semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang
lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari papaer ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar paper ini dapat lebih baik
lagi. Akhir kata penulis berharap agarpaper ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Karawang, 15 Maret 2018

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3
2.1 Saluran Komunikasi ................................................................................. 3
2.2 Jenis Saluran Komunikasi ........................................................................ 4
BAB III ................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
3.1 Pengaruh saluran komunikasi interpersonal terhadap keputusan adopsi
inovasi pertanian bioindustri integrasi serai wangi–ternak di provinsi Jawa
Barat. 6
3.2 Media Komunikasi Dan Informasi Dalam Menunjang Kegiatan
Penyuluhan Pertanian .......................................................................................... 9
3.3 Pengaruh Saluran Komunikasi Terhadap Adopsi Inovasi Teknologi
Pertanian Traktor Tangan di Kecamatan Rote Timur Kabupaten Rote Ndao
Provinsi Nusa Tenggara Timur ......................................................................... 13
3.4 Persepsi Petani Tentang Saluran Komunikasi Usahatani Padi Kabupaten
Serang Provinsi Banten ..................................................................................... 15
BAB IV ................................................................................................................. 17
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18
LAMPIRAN .......................................................................................................... 20

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. persentase petani terhadap sumber informasi dihubungkan dengan media


komunikasi interpersonal untuk informasi pertanian bioindustri serai
wangi-ternak di lokasi penelitian Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa
Barat, 2016 ................................................................................................ 7
Tabel 2. Perbandingan rataan skor aspek kredibilitas sumber inovasi antara
sesama petani dan staf KP/Balittro terhadap inovasi pertanian bioindustri serai
wangi -ternak di lokasi penilitian Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat,
2016 ......................................................................................................................... 8
Tabel 3 Bentuk dan Isi Pesan Media Brosur dan Leaflet ...................................... 10

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Alur kerangka pemikiran saluran komunikasi interpersonal petani


terhadap keputusan. ................................................................................ 7
Gambar 2 Leaflet................................................................................................... 12
Gambar 3 Brosur ................................................................................................... 12
Gambar 4 Faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi inovasi traktor tangan ....... 14

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tingkat Ragam Sumber Informasi terhadap Tingkat Adopsi Petani di


Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat. .............................................. 20
Lampiran 2 Tingkat Penggunaan Media Komunikasi Interpersonal terhadap
Adopsi Inovasi Petani Lembang , Bandung Barat, Jawa Barat............................. 20
Lampiran 3 Tingkat Kredibilitas Sumber Informasi terhadap Adopsi Inovasi
Petani Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat. ...................................................... 20

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, manusia tengah menghadapi masa modern. Manusia memerlukan
sesuatu yang baru (dalam hal ini sebuah inovasi) untuk bisa beradaptasi dan
bertahan di era modern ini. Inovasi sangat diperlukan agar manusia senantiasa
selalu menjadi pribadi yang maju dan berkembang. Dalam penyebarluasan dan
penggunaan inovasi, sangat diperlukan komunikasi. Menurut Suyantiningsih,
Komunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan dan berbagi informasi
satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman bersama. Dengan komunikasi,
inovasi akan dapat tersampaikan dan akan tercapainya pehaman suatu pesan
(inovasi) kepada partisipan. Komunikasi memiliki peran penting untuk membentuk
dan mengubah sikap pengadopsi potensial dan memengaruhi keputusan
mengadopsi inovasi atau teknologi baru (Rushendi, dkk., 2016).
Menurut Rogers (2003), keputusan adopsi inovasi merupakan proses di mana
seorang individu/unit pengambilan keputusan lainnya memulai dari pengetahuan
pertama dari sebuah inovasi untuk membentuk sikap terhadap inovasi, keputusan
untuk mengadopsi atau menolak, untuk pelaksanaan ide, dan untuk konfirmasi
keputusan.
Seseorang akan mencari informasi pada berbagai tahap dalam proses
keputusan inovasi untuk mengurangi ketidakyakinan tentang akibat/dampak atau
hasil dari inovasi tersebut. Proses keputusan inovasi ini adalah sebuah model
teoritis dari tahapan pembuatan keputusan tentang pengadopsian suatu inovasi
teknologi baru.
Masuknya inovasi di tengah suatu sistem sosial terutama karena terjadi
komunikasi di antara anggota suatu masyarakat ataupun antara satu masyarakat
dengan masyarakat yang lain. Dengan demikian, komunikasi merupakan faktor
yang penting untuk terjadi suatu perubahan sosial. Melalui saluran komunikasi
menimbulkan pengenalan, pemahaman, dan penilaian yang kelak akan
menghasilkan penerimaan ataupun penolakan terhadap suatu inovasi.

1
2

Saluran komunikasi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan adopsi


inovasi (Serah, Thobias). Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang
dapat diterima melalui panca indera/melalui media. Pada dasarnya komunikasi
dapat berlangsung menurut dua saluran, yaiutu saluran formal (bersifat resmi) dan
saluran non formal (bersifat tidak resmi).
Menurut fakta di lapangan, komunikasi yang memuat informasi inovatif tidak
selalu langsung dapat diterima bahkan diadopsi oleh partisipan. Pada saluran
komunikasi hambatan bisa saja datang dari lingkungan sekitar maupun dari diri
individu itu sendiri. Dalam saluran komunikasi secara formal akan menghadapi
rintangan atau bahkan macet ditengah jalan. Sedangkan saluran komunikasi
informal akan menghadapi kendala apabila antara komunikan satu dengan
komunikan lain hanya mendengar desas desus yang belum diketahui kebenarannya.
Maka dari permasalahan di atas paper ini akan membahas mengenai saluran
komunikasi yang tepat terhadap keberhasilan proses adopsi inovasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Saluran komunikasi apa saja yang dapat mempengaruhi keberhasilan
proses adopsi inovasi?
2. Bagaimana saluran komunikasi dapat mempengaruhi keberhasilan proses
adopsi inovasi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat mengetahui saluran komunikasi apa saja yang dapat mempengaruhi
keberhasilan proses adopsi inovasi
2. Agar dapat memahami bagaimana saluran komunikasi dapat
mempempengaruhi keberhasilan proses adopsi inovasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Saluran Komunikasi


Kecepatan keseluruh pasar penyebaran inovasi tergantung pada banyaknya
komunikasi antara pemasar dan konsumen, maupun komunikasi antara konsumen
(Schiffman dan Kanuk, 2010). Rogers (1983) mendefinisikan, saluran komunikasi
adalah menjadi penentang yang berperan sebagai model dimana perilakunya baik
mendukung atau menentang diikuti oleh para pengikutnya. Jadi, jelas disini bahwa
orang berpengaruh memainkan peran dalam proses keputusan inovasi.
Agen perubahan (change agent) adalah suatu bagian dari sistem sosial yang
berpengaruh terhadap sistem sosialnya. Mereka adalah orang-orang yang mampu
memengaruhi sikap orang lain untuk alat-alat penyampai pesan yang
memungkinkan sumber mencapai suatu audiens dalam jumlah besar yang dapat
menembus batasan waktu dan ruang. Misalnya radio, televisi, film, surat kabar,
buku, dan sebagainya. Sumber dan saluran komunikasi memberi rangsangan
informasi kepada seseorang selama proses keputusan inovasi berlangsung.
Seseorang pertama kali mengenal dan mengetahui inovasi terutama dari saluran
media massa. Pada tahap persuasi, seseorang membentuk persepsinya terhadap
inovasi dari saluran yang lebih dekat dan antar pribadi. Seseorang yang telah
memutuskan untuk menerima inovasi pada tahap keputusan ada kemungkinan
untuk meneruskan atau menghentikan penggunaannya (Hanafi, 1987).
Menurut Rogers (2003), saluran komunikasi sebagai sesuatu yang dapat
dimanfaatkan sumber maupun penerima untuk menyalurkan atau menyampaikan
pesan-pesannya. Saluran komunikasi merupakan media yang dapat dimanfaatkan
oleh individu-individu dan atau kelompok/organisasi yang berkomunikasi untuk
menyampaikan pesan-pesan (message). Saluran komunikasi merupakan elemen
penting dan cukup untuk keberhasilan proses difusi inovasi. Pesan-pesan inovasi
melalui saluran komunikasi dirancang dan dibuat oleh agen pembaru untuk
disebarluaskan kepada khalayak yang menjadi target adopter. Saluran komunikasi
tidak hanya sebagai media untuk menyebarluaskan atau menginformasikan (to

3
4

inform) namun berfungsi juga untuk memotivasi (to motivate) dan mendidik atau
mengajar (to instruct) sesuatu pada khalayak yang dituju (Hubeis et al. 2007).
Tjiptono dan Chandra, (2012) juga menyatakan bahwa salah satu faktor yang
mempunyai pengaruh terhadap tingkat adopsi adalah communicability Yaitu sejauh
mana manfaat inovasi atau nilai produk bisa dikomunikasikan kepada pasar
potensial. Untuk itu maka informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan
melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elektronik,
media cetak, maupun komunikasi interpersonal diantara masyararakat.
Berlo (1960) mengungkapkan sasaran komunikasi akan memilih saluran
sesuai dengan melihat : (1) saluran apa yang tersedia, (2) berapa biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh saluran dan (3) saluran apa yang dipilihkan oleh
sumber .
2.2 Jenis Saluran Komunikasi
Saluran Komunikasi dapat dibagi menjadi dua yaitu
a. Saluran Interpersonal dan media massa
Saluran interpersonal adalah saluran yang melibatkan tatap muka antara
sumber dan penerima, antar dua orang atau lebih. Sedangkan saluran media
massa adalah penyampaian pesan yang memungkinkan sumber mencapai
suatu audiens dalam jumlah besar.
b. Saluran lokalit dan saluran Kosmopolit
Saluran antar pribadi disebut saluran lokalit apabila kontak-kontak langsung
itu sebatas daerah atau sistem sosial itu saja. Sedangkan saluran melalui
media massa sudah pasti media kosmopolit.

Hasil penelitian Rogers dan Beal (1960) berkaitan dengan saluran komunikasi
menunjukkan beberapa prinsip sebagai berikut:
1. Saluran komunikasi massa relatif lebih penting pada taha pengetahuan dan
saluran antar pribadi (interpersonal) relatif lebih penting pada tahap persuasi
2. Saluran kosmopolit lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran lokal
relatif lebih penting pada tahap persuasi
5

3. Saluran media massa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran


antar pribadi bagi adopter awal atau early adopter dibandingkan dengan
adopter akhir
4. Saluran kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan dengan salura lokal
bagi adopter awal ddibandingkan dengan adopter akhir.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh saluran komunikasi interpersonal terhadap keputusan


adopsi inovasi pertanian bioindustri integrasi serai wangi–ternak
di provinsi Jawa Barat.

Penelitian pertanian bioindustri serai wangi dilatarbelakangi karena belum


sampainya inovasi pertanian bioindustri kepada masyarakat kecamatan Lembang,
kabupaten Bandung Barat belum optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
penentu keputusan adopsi termasuk bentuk komunikasi yang disampaikan, metode
penyampaian, penerima inovasi, dan teknologi inovasi. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui tingkat keputusan adopsi dan pengaruh media komunikasi
interpersonal.
Kerangka pemikiran dalam penelitian (Gambar 1), yaitu mengintegrasikan
teori Rogers (2003) tentang keputusan adopsi inovasi (variabel Y) dengan
Soekartawi (2005) variabel sumber informasi (X1), Mardikanto (2010) variabel
media komunikasi interpersonal (X2), dan Effendy (2011) variabel kredibilitas
sumber informasi (X3). Variabel sumber informasi terdiri dari petani, tokoh
masyarakat, kelembagaan, penyuluh, staff KP/Balitro. Variabel media komunikasi
terdiri dari ceramah, dialog, dan demonstrasi hasil. Serta variabel kredibilitas
sumber inovasi terdiri dari tingkat pengetahuan, tingkat kepercayaan,dan tingkat
kompetensi.

6
7

Gambar 1 Alur kerangka pemikiran saluran komunikasi interpersonal petani


terhadap keputusan.

Dari penelitian Rushendi, Sarwititi Sarwoprasdjo, dan Retno Sri Hartati


Mulyandari , 2016, diperoleh informasi bahwa hampir seluruh petani menyatakan
bahwa ragam sumber informasi melalui media dialog dari sesama petani dalam
mendapatkan informasi inovasi pertanian bioindustri, 61,3% mendapatkan
informasi dari penyuluh, dan 49,6% dari staf KP/Balittro (Tabel 1).
Setengah lebih dari jumlah petani mendapatkan informasi inovasi pertanian
bioindustri integrasi serai wangi–ternak melalui media ceramah dari tokoh
masyarakat, dan hampir seluruh petani mendapatkan informasi dari kelembagaan
setempat. Sebagian kecil petani mendapatkan informasi melalui media demonstrasi
hasil dari staf KP/Balittro.

Tabel 1. persentase petani terhadap sumber informasi dihubungkan dengan media komunikasi interpersonal
untuk informasi pertanian bioindustri serai wangi-ternak di lokasi penelitian Kabupaten Bandung, Provinsi
Jawa Barat, 2016
8

Petani mendapatkan sumber informa si dari sesama petani dan staf


KP/Balittro (peneliti,teknisi, karyawan, kepala kebun). Informasi inovasi pertanian
bioindustri diperoleh melalui dialog di lahan, pertemuan kelompok tani, dan gelar
teknologi. Tingkat pengetahuan sumber informasi petani dan staf KP/Balittro
berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pengetahuan
antara petani dan staf KP/Balittro untuk dipertimbangkan petani dalam keputusan
mengadopsi inovasi pertanian bioindustri (Tabel 2).

Tabel 2. Perbandingan rataan skor aspek kredibilitas sumber inovasi antara sesama petani dan staf KP/Balittro
terhadap inovasi pertanian bioindustri serai wangi -ternak di lokasi penilitian Kabupaten Bandung Barat,
Provinsi Jawa Barat, 2016

Hasil temuan di lapangan bahwa staf KP/Balittro dan sesama petani sebagai
sumber informasi yang memiliki kredibilitas tinggi dapat mengubah sikap sebagian
petani dari menanam sayuran beralih menanam serai wangi dan perilaku petani
beralih ke sistem tumpang sari tanaman sayuran dengan serai wangi dipercaya
petani menambah keuntungan.
Dari ke tiga variabel yang diujicobakan, maka kesimpulan yang didapatkan
diantaranya; semakin meningkatnya ragam sumber informasi tersebut akan
semakin meningkatkan peluang petani dalam mengadopsi inovasi pertanian
bioindustri integrasi serai wangi-ternak (Lampiran 1), semakin meningkatnya
penggunaan media komunikasi interpersonal melalui media ceramah, dialog, dan
demonstrasi hasil akan berpengaruh semakin meningkatkan peluang petani dalam
mengadopsi inovasi pertanian bioindustri integrasi serai wangi-ternak (Lampiran
2), semakin meningkatnya kredibilitas sumber informasi berupa tingkat
kepercayaan dan tingkat kompetensi sumber informasi akan semakin meningkatkan
9

peluang petani dalam mengadopsi inovasi pertanian bioindustri integrasi serai


wangi-ternak (Lampiran 3).

3.2 Media Komunikasi Dan Informasi Dalam Menunjang Kegiatan


Penyuluhan Pertanian
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat sebagai salah satu Unit
Pelaksana Teknis Badan Litbang Pertanian yang berada di daerah telah banyak
menghasilkan luaran yang cukup dibutuhkan oleh pengguna/stakeholder untuk
peningkatan pembangunan pertanian di daerah, namun luaran /hasil penelitian dan
pengkajian yang berkualitas tinggi tersebut tidak akan banyak manfaatnya jika tidak
dikomunikasikan dan didiseminasikan. Diseminasi hasil penelitian pertanian
kepada petani-nelayan, pihak swasta dan pengguna lain perlu dilakukan melalui
metoda dan media yang tepat dan terus menerus, karena kegiatan diseminasi bukan
sekedar penyebarluasan informasi dan teknologi pertanian, tetapi lebih dari itu
petani-nelayan diharapkan dapat menerapkan hasil penelitian tersebut dalam usaha
pertanian sehingga meningkatkan kesejahteraannya (Badan Litbang Pertanian,
2004).
Dalam upaya menyebarluaskan informasi hasil penelitian dan pengkajian
teknologi pertanian, BPTP Jawa Barat menerbitkan berbagai jenis media
komunikasi dan informasi teknologi pertanian baik yang bersifat ilmiah seperti
prosiding maupun ilmiah popular diantaranya adalah brosur dan leaflet. Sasaran
utama pengguna media informasi brosur dan leaflet adalah penyuluh pertanian,
sehingga informasinya disajikan dan dikemas dengan menggunakan bahasa ilmiah
popular agar mudah dipahami dan dapat digunakan sebagai materi penyuluhan.
Penelitian ini mengkaji tentang penggunaan media komunikasi dan informasi
dalam kegiatan penyuluhan pertanian. Populasi dalam penelitian ini adalah para
penyuluh pertanian yang tersebar di tiga lokasi yakni yakni Lembang, Purwakarta
dan Kabupaten Sumedang yang berjumlah 48 orang. Berdasarkan hasil pengolahan
data dapat dikemukakan hasil sebagai berikut: Untuk data penelitian ini terdiri dari
data responden yakni data yang berkaitan dengan data responden. Adapun
berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa dilihat dari jenis kelaminnya
responden dalam penelitian sebagian besar adalah laki-laki yakni sebanyak 34
10

orang (70.83%) dengan usia responden sebagian besar 79.17% berusia lebih dari
35 tahun dengan masa kerja pada umumnya lebih dari 10 tahun. Sedangkan jika
dilihat dari tingkat pendidikan responden sebagian besar atau sekitar 52.08%
berpendidikan sarjana.
Tujuan dari penggunaan media komunikasi dan informasi yang berupa brosur
dan leaflet ini oleh responden diantaranya untuk menambah pengetahuan dan
wawasan terutama yang berkaitan informasi terbaru, karena dengan diperolehnya
informasi baru kegiatan penyuluhan diharapkan bisa berjalan menarik dan sesuai
dengan tujuan dari kegiatan penyuyuhan pertanian.
Dalam mempersiapkan materi dan program penyuluhan selain menggunakan
media komunikasi dan informasi yang berupa brosur dan leaflet didistribusikan
secara rutin oleh BPTP, para penyuluh juga memanfaatkan media informasi lainnya
seperti majalah dan jurnal penelitian, laporan hasil penelitian bidang pertanian,
buku teks, surat kabar serta media elektronik maupun media internet. Adapun
mengenai jenis informasi yang biasanya dibutuhkan para penyuluh yaitu informasi
tentang penentuan kebijakan, pengujian lebih lanjut, pengembangan Iptek di bidang
pertanian, sarana produksi maupun informasi tentang teknologi lainnya yang dapat
menunjang kegiatan penyuluhan.
Mengenai frekuensi pemanfaatan media komunikasi dan informasi teknologi
pertanian yang berupa brosur dan leaflet oleh tenaga penyuluh pertanian tidak
terlalu sering, namun demikian para penyuluh tetap menggunakan brosur dan leaflet
sebagai salah satu sumber informasi dalam menunjang kegiatan penyuluhan
pertanian. Mengenai intensitas pemanfaatan media komunikasi dan informasi
teknologi pertanian berbentuk brosur dan leaflet oleh penyuluh pertanian juga tidak
terlalu tinggi, namun sebagian besar tenaga penyuluh memanfaatkan brosur dan
leaflet dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian.
Ada beberapa alasan tenaga penyuluh pertanian menggunakan brosur dan
leaflet dalam menunjang kegiatannya antara lain faktor kemutakhiran informasi,
keakuratan, serta materinya relevan dengan kebutuhan para penyuluh pertanian.

Tabel 3 Bentuk dan Isi Pesan Media Brosur dan Leaflet

No. Jenis Media Bentuk Isi Pesan


11

1. Brosur a. Tidak terkait a. Memuat informasi


dengan terbitan atau penjelasan
lain, dan selesai tentang suatu
dalam sekali produk, layanan,
terbit. fasilitas umum,
b. Biasanya profil perusahaan,
memiliki sampul, sekolah.
tapi tidak b. Informasi dalam
menggunakan brosur ditulis dengan
jilid keras. bahasa yang ringkas,
c. Memiliki paling mudah dipahami
sedikit 5 halaman dalam waktu
tetapi tidak lebih singkat.
dari 48 halaman, c. Berisi informasi
di luar yang bertjuan
perhitungan menggunggah
sampul sasaran agar
tergugah hatinya.
2. leaflet a. Berbentuk satu a. Leaflet berisi
lembar kertas informasi teknologi
lepas dengan praktis atau
ukuran A4 (210 x informasi lain yang
297 mm). dapat mendorong
b. Lembar kertas tumbuhnya minat
yang dilipat, sasaran untuk
berisi informasi mengetahui lebih
dengan berbagai lanjut.
cetakan dan b. Leaflet disusun
layout yang ringkas dengan
menarik atau bahasa yang mudah
berupa selembar dipahami, tujuan
kerttas di bawah leaflet terbatas pada
12

ukuran A4 yang membangkitkan


tercetak satu sisi motivasi sasaran.
atau keduanya.

Gambar 2 Leaflet

Gambar 3 Brosur
13

3.3 Pengaruh Saluran Komunikasi Terhadap Adopsi Inovasi


Teknologi Pertanian Traktor Tangan di Kecamatan Rote Timur
Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur

Di kecamatan rote timur kabupaten rote ndao merupakan daerah terselatan


dari Indonesia. Petani di kecamatan rote timur di perkenalkan dengan teknologi
pertanian yaitu traktor tangan. Namun masih ada hambatan dalam adopsi
inovasinya, seperti minimnya infrastruktur, akses untuk menerima informasi
maupun mendapatkan teknologi baru sangat sulit, disisi lain para petani masih
mengandalkan pola pertanian tradisional yakni menggunakan tenaga hewan dalam
pengolahan lahan pertanian.
Penelitian dilakukan di kecamatan rote timur dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh antara saluran komunikasi terhadap adopsi inovasi traktor tangan oleh
petani di kecamatan Rote Timur.
Defenisi Operasional Variabel Peneltian Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi adalah frekuensi serta kemudahan petani responden
dalam mengakses saluran komunikasi untuk mendapatkan informasi mengennai
traktor tangan. Diukur dengan banyaknya sumber informasi yang dimanfaatkan,
yaitu kuantitas sumber informasi yang dimanfaatkan oleh petani responden untuk
memperoleh informasi mengenai traktor tangan baik dari media interpersonal yang
berupa penyuluh pertanian, ketua kelompok tani, petani lain, keluarga, maupun
media massa seperti koran, majalah, radio dan televisi (Sciffman dan Kanuk, 2010).
Dari hasil di lapangan ditemukan bahwa sebagian besar petani menyatakan
bahwa sejak awal tahun 2000-an mereka sudah mengetahui tentang traktor tangan
tapi bukan dari penyuluh melainkan dari sesama anggota petani serta dari media
televisi, akan tetapi masih dalam konteks cerita mulut ke mulut sedangkan traktor
tangan sendiri belum bisa didapat saat itu di Rote Timur, sehingga ada beberapa
dari petani yang berusaha untuk membeli sendiri ke Kota Kupan itupun masih
menunggu lama karena pengadaan traktor tangan di Kota Kupang dari daerah masih
terbatas. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian dari Mulyady, Basita
Ginting Sugihen, Pang S Asngari dan Djoko Susanto (2007), Adil Rangkuti (2007)
14

yang juga menemukan bahwa saluran komunikasi berpengaruh terhadap adopsi


inovasi.
Pengaruh Saluran komunikasi terhadap adopsi traktor tangan
Adopsi inovasi adalah keputusan untuk memanfaatkan sepenuhnya ide
baru/inovasi, dimana keputusan tersebut merupakan pilihan terbaik dari tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh individu. Masuk dan menyebarnya inovasi baru ke
dalam satu sistem sosial atau kelompok tani dimulai dengan pemanfaatan saluran
komunikasi yang tepat dalam penyampaian inovasi baru. Untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh saluran komunikasi dengan adopsi inovasi traktor tangan
dilakukan analisis regresi yang dinyatakan dengan adanya kontribusi aspek saluran
komunikasi (X3) terhadap adopsi inovasi traktor tangan (Y) (Gambar 2). Saluran
komunikasi petani berpengaruh posistif terhadap tingkat adopsi inovasi traktor
tangan dengan nilai Standardized coeffisien Beta sebesar 0,298 dengan nilai
signifikan 0,001. Hal ini berarti semakin tinggi akses petani terhadap saluran
komunikasi petani berdampak terhadap semakin tingginya tingkat adopsi inovasi
traktor tangan di lingkungan petani. Hal ini sama dengan apa yang di ungkapkan
Rogers (1983) bahwa dalam tahap pengetahuan, seseorang belum memiliki
informasi mengenai inovasi baru.

Gambar 4 Faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi inovasi traktor tangan


15

Saluran komunikasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan


terhadap adopsi traktor tangan. Semakin sering petani mencari informasi ke pada
orang yang mengerti tentang traktor tangan selain petani, semakin terbuka petani
dalam kelompok maupun dalam sistem, maka semakin cepat pulah petani
mengambil keputusan untuk mengadopsi inovasi traktor tangan.

3.4 Persepsi Petani Tentang Saluran Komunikasi Usahatani Padi


Kabupaten Serang Provinsi Banten

Saluran komunikasi penyuluhan di Kabupaten Serang terbagi menjadi dua


bagian, yaitu saluran komunikasi langsung (interpersonal) dan tidak langsung
(bermedia). Saluran komunikasi langsung yang paling berperan adalah sesama
petani dalam lingkungannya. Petani yang berprestasi merupakan andalan bagi
kegiatan penyuluhan, karena melalui petani teladan, petani lain dapat langsung
mencontoh cara usahatani yang baik. Tokoh masyarakat memegang peranan
penting dalam menginformasikan hal-hal terkait kegiatan sosial maupun nilai-nilai
yang berpengaruh terhadap kehidupan dan usahatani. Penyuluh sendiri
memfasilitasi informasi-informasi terkini bagi petani. Untuk informasi tentang
sarana produksi, pedagang saprotan merupakan saluran komunikasi yang cukup
tepat. Adapun pengumpul merupakan saluran komunikasi yang cukup tepat bagi
petani untuk memperoleh informasi tentang harga dan pemasaran.
Dalam kaitannya dengan berbagai saluran komunikasi bermedia, di tiga
kecamatan terpilih diungkapkan bahwa media penyuluhan masih tergolong relatif
kurang. Stasiun TV lokal yaitu Cahaya Banten, belum memiliki siaran spesifik
tentang pertanian. Beberapa stasiun radio memiliki slot siaran untuk acara
pertanian, yaitu Radio Megaswara dan Dimensi, namun dari hasil wawancara
terhadap petani, minat petani terhadap siaran radio ternyata kurang. Mereka lebih
mengharapkan siaran televisi untuk lebih banyak menayangkan siaran pertanian,
karena sifatnya yang mudah dipahami dan mudah didengar dan dilihat.
Surat kabar dan majalah pertanian menurut penyuluh dinilai mampu
mewakili informasi yang dibutuhkan petani. Majalah yang paling dikenal petani
16

adalah trubus, sedangkan surat kabar adalah Sinar Tani (Sinta). Buku-buku yang
mengemukakan topik budidaya pertanian, peternakan dan perikanan, sudah
diakomodasikan di perpustakaan Prima Tani. Adapun selebaran-selebaran berupa
leaflet atau poster dianggap penyuluh sebagai media yang jumlahnya paling
mencukupi. Bagi petani sendiri, leaflet biasanya mereka peroleh dari pertemuan
kelompok atau dari para formulator sarana produksi pertanian.
Saluran komunikasi merupakan bagian dari proses komunikasi yang terjadi
dalam masyarakat. Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (2006) menyebutkan
bahwa proses komunikasi dalam kegiatan penyuluhan terintegritasi secara
keseluruhan, mulai dari kegiatan pertemuan kelompok, pelatihan-pelatihan disertai
dengan berbagai fasilitas media komunikasi cetak seperti leaflet, brosur, poster,
surat kabar dan majalah, serta noncetak yang umumnya berbentuk VCD tentang
teknik pertanian. Klinik pertanian pada Prima Tani pun dibuat salah satunya
sebagai fungsi penyedia informasi. Di perpustakaan klinik disediakan bahan-bahan
bacaan baik yang diproduksi oleh pemerintah maupun swasta, dengan harapan para
petani datang untuk memanfaatkannya secara cuma-cuma.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil studi kasus dari jurnal yang telah di baca secara keseluruhan
dapat ditarik kesimpulan :
1. Saluran komunikasi merupakan media yang dapat dimanfaatkan oleh
individu-individu dan atau kelompok/organisasi yang berkomunikasi untuk
menyampaikan pesan-pesan (message).
2. Saluran komunikasi terbagi menjadi dua macam, yaitu saluran
interpersonal dan media massa dan saluran lokalit dan kosmopolit.
3. Kami mengambil 4 studi kasus dari 4 jurnal yang berbeda.
4. Studi kasus pertama menggunakan saluran komunikasi interpersonal
terhadap keputusan adopsi inovasi pertanian bioindustri integrasi serai
wangi–ternak di provinsi Jawa Barat. Dalam studi kasus ini terjadi
peningkatan kredibilitas sumber informasi dan peningkatan menggunakan
media komunikasi interpersonal.
5. Studi kasus kedua, membahas media komunikasi dan informasi dalam
menunjang kegiatan penyuluhan pertanian terutama pada bagian saluran
komunikasi, beberapa contoh media diantaranya adalah brosur dan leaflet.
6. Studi kasus ketiga, berada di Nusa Tenggara Timur Kabupaten Rote Ndao
Kecamatan Rote Timur. Adopsi inovasi nya mengenai teknologi pertanian
yaitu traktor tangan. Saluran komunikasi dalam studi kasus ini di respon
secara positif dan signifikan dengan adopsi traktor tangan.
7. Studi kasus keempat, berada di provinsi banten kabupaten serang,
mengenai adopsi inovasi usahatani petani padi. saluran komunikasi yang
terjadi dalam studi kasus ini yaitu saluran interpersonal dan saluran media
massa. Keduanya memiliki respon yang cukup berbeda pula.

17
18

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. (2004). Panduan Umum Pelaksanaan Pengkajian Serta


Program Informasi, Komunikasi dan Diseminasi di BPTP. Jakarta: Badan
Litbang Pertanian.

Effendy OU. 2011. Ilmu komunikasi: teori dan praktek. Bandung (ID): Remaja
Rosdakarya.

Hanafi, A. 1987. Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Usaha Nasional.Surabaya.

Mardikanto T. 2010. Komunikasi pembangunan: acuanbagi akademisi, praktisi,


dan peminat komunikasi pembangunan. Surakarta (ID): UNS Press.

Mulyadi, Basita Ginting Sugihen, Pang S. Asngari, dan Djoko Susanto. 2007.
Proses adopsi inovasi pertanian suku pedalaman arfak Di kabupaten
manokwari – papua barat.” Jurnal Penyuluhan”. Vol. 3 No. 2, ISSN: 1858-
2664.

Pertiwi, Pepi Rospina dan Amiruddin Saleh. Persepsi Petani Tentang Saluran
Komunikasi Usahatani Padi. [2018, 15 Maret].

Rogers, E. M. 1983. Diffusion of Innovations. Third Edition. New York: The Free
Press.

Rogers, EM. 2003. Diffusion of innovations. 5th ed. New York (US): The Free
Press.

Ruyadi, Ida, dkk. 2017. Media Komunikasi Dan Informasi Dalam


Menunjangkegiatan Penyuluhan Pertanian. JURNAL KAJIAN INFORMASI
& PERPUSTAKAAN. Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 35-48.
19

Schiffman, L dan Kanuk, L. 2010. Comsumer Behavior. Tenth Edition. Global


Edition, USA: Prentice-Hall Inc.

Serah, Thobias. Pengaruh Karakteristik Inovasi Sistem Sosial Dan Saluran


Komunikasi Terhadap Adopsi Inovasi Teknologi Pertanian. Pasca Sarjana
Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.

Shendi, dkk. 2015. Pengaruh Saluran Komunikasi Interpersonal Terhadap


Keputusan Adopsi Inovasi Pertanian Bioindustri Integrasi Serai Wangi–Ternak
Di Provinsi Jawa Barat. Jurnal Agro Ekonomi, Vol. 34 No. 2.

Soekartawi, (2005). Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta: Universitas


Indonesia.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Tingkat Ragam Sumber Informasi terhadap Tingkat Adopsi Petani di


Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat.

Lampiran 2 Tingkat Penggunaan Media Komunikasi Interpersonal terhadap


Adopsi Inovasi Petani Lembang , Bandung Barat, Jawa Barat.

Lampiran 3 Tingkat Kredibilitas Sumber Informasi terhadap Adopsi Inovasi


Petani Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat.

20

Anda mungkin juga menyukai