Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH DASAR-DASAR ORGANISASI INFORMASI

“Bagaimana Informasi Tercipta, Diolah, Dan Dilayankan Kepada Publik”

Dianjurkan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Dasar-Dasar Organisasi Informasi

Disusun Oleh : Kelompok 3

Muh Syahdan Akil (40400121058)

Jihan Nur Fauziyah (40400121059)

Titi Resnawati (40400121068)

PRODI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Topik Dan Kerangka Karangan Ilmiah" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah.Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang cara dan penggunaan memilih topik serta cara membuat suatu karangan
ilmiah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nur Istiqamah selaku guru Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 5 Oktober 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB 1...........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulis.............................................................................................................................5
BAB 2...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
1.4 2.1 Ciri Dari Informasi..................................................................................................................5
1.5 2.1.1 pengertian informasi...........................................................................................................6
1.6 2.1.2 Fungsi Informasi..................................................................................................................6
1.7 2.1.3 Konsep Dasar Informasi......................................................................................................7
1.8 2.1.4 Ciri Informasi.......................................................................................................................7
1.9 2.1.5 Komponen-Komponen Informasi........................................................................................8
1.10 2.2 Informasi Berkembang Di Era Digital...................................................................................10
4.1 2.3 Peran Layanan Perpustakaan Acuan Menyediakan informasi.............................................13
4.2 2.3.1 Pengertian Pustakawan....................................................................................................14
4.3 2.3.2 Peran Pustakawan Dalam Pelayanan Pemakai..................................................................15
4.4 2.3.3 Peran Pustakawan Dalam Implementasi Teknologi Informasi..........................................16
4.5 2.3.4 Kompetensi yang Harus Dimiliki Pustakawan...................................................................18
BAB 3.........................................................................................................................................................19
PENUTUP...................................................................................................................................................19
4.6 Kesimpulan................................................................................................................................19
4.7 Saran..........................................................................................................................................20
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................20
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpustakaan sebagai sumber daya informasi menjadi tulang punggung gerak majunya suatu
institusi khususnya institusi pendidikan dengan adanya tuntutan untuk terus beradaptasi terhadap
perkembangan informasi yang sangat cepat dan terus berubah. Hal ini dikarenakan pengguna
perpustakaan (pustaka) dominan dari kalangan akademisi yang memiliki tingkat kebutuhan
informasi yang begitu tinggi. Hal demikian mengharuskan perpustakaan terus berupaya
mengembangkan layanannya khususnya koleksi guna memenuhi kebutuhan pengguna.
Setelah ribuan tahun hidup dengan teknologi cetak, ratusan tahun dengan teknologi analog,
perkembangan pesat teknologi digital melahirkan revolusi mendasar dalam kehidupan manusia
termasuk dunia perpustakaan. Perpustakaan merupakan medium peradaban manusia yang diwakili
oleh kumpulan buk. Untuk waktu yang sangat lama, buku merupakan satu-satunya sumber daya
pengetahuan yang diolah oleh perpustakaan.
Perpustakaan memang sudah lama ada. Di mana ada lembaga pendidikan, disitu pasti ada
perpustakaan. Perpustakaan awalnya hanya sebagai kumpulan buku, bahkan sekedar pelengkap
dunia pendidikan. Tradisi perpustakaan dengan konsep kumpulan buku ini begitu luar biasa
tertanam dalam budaya masyarakat kita.
Beberapa tahun belakangan ini dunia teks (buku) mendapat tantangan dari teknologi baru.
Perpustakaan tadinya dianggap sebagai sumber kumpulan buku, kini berkembang menjadi pusat
sumber daya informasi dengan menyediakan beberapa media.
Koleksi perpustakaan tidak lagi merupakan kumpulan buku berbagai media cetak berisi berbagai
informasi juga menghiasi ruangan perpustakaan seperti jurnal, artikel, majalah, prosiding, pamflet,
peta, brosur, dan sebagainya. Bahkan lebih lanjut seiring perkembangan mediia teknologi, koleksi
perpustakaan semakin kompleks dengan adanya koleksi non cetak seperti CD, DVD, ebooks, audio,
video, multimedia, slide, software, picture, dan sebagainya. Perpustakaan menyediakan informasi
dalam beragam media dan format. Pemustaka dapat menelusuri informasi yang dibuthkannya
sesuai dengan media yang disukainya. Konsekuensi dari pengembangan itu mengharuskan bagi
perpustakaan untuk juga selalu berkembang dengan berupa memberikan layanan terbaik bagi
penggunanya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa ciri dari informasi?


2. Bagaimana informasi berkembang di era digital saat ini?
3. Bagaimana peran layanan perpustakaan sebagai acuan untuk menyediakan informasi?

1.3 Tujuan Penulis

Penulis menuliskan ini untuk menjadi bahan referensi, menambah pengetahuan, menambah
wawasan, dan juga memberitahukan bahwasanya informasi salalu berkembang sesuai dengan era
sekarang dan dijadikan sebagai ilmu pengetahuan utama bagi semua kalangan.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Ciri Dari Informasi

2.1.1 pengertian informasi

Informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang telah diproses dan diolah sedemikian rupa sehingga
menghasilkan sesuatu yang bisa dipahami dan memberikan manfaat bagi penerimanya. Data dan fakta
adalah “bahan baku" informasi, tetapi tidak semuanya bisa diolah menjadi informasi.Istilah “informasi"
berasal dari bahasa Perancis kuno, “informacion," yang mengambil dari bahasa Latin, informare yang
artinya “aktivitas dalam pengetahuan yang dikomunikasikan".
Selain pengertian di atas, perlu juga Anda merujuk pada definisi yang dirumuskan para ahli di bawah
ini, baik dari dalam maupun luar negeri, agar mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang
informasi.
Pengertian Informasi Menurut Para Ahli
 Menurut Raymond McLeod -> informasi adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk baru yang
memiliki makna bagi penerimanya dan bermanfaat untuk mengambil keputusan saat ini atau di
masa depan.
 Menurut Jogiyanto H.M. -> informasi adalah hasil pengolahan data menjadi bentuk yang lebih
bermanfaat bagi si penerima dan menggambarkan peristiwa nyata yang dapat digunakan dalam
mengambil keputusan.
 Menurut The Liang Gie -> informasi atau keterangan adalah rangkaian kata, kalimat, gambar, atau
tanda tulis lainnya yang mengandung buah pikiran maupun pengetahuan yang dapat digunakan
oleh pemimpin dalam membuat keputusan yang tepat berdasarkan fakta.
 Menurut Firmanzah -> informasi adalah data dan angka yang sudah diberi nilai dan makna.
 Menurut Tata Sutabri -> informasi adalah data yang sudah diklasifikasikan atau diolah dan
diinterpretasikan untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan.

2.1.2 Fungsi Informasi

Informasi memiliki fungsi penting dalam kehidupan manusia, terutama di era informasi saat ini.
Setidaknya ada tujuh fungsi informasi bagi manusia seperti diuraikan di bawah ini.
 Sumber berita
Sebagai sumber berita, informasi disampaikan melalui media-media pemberitaan,
seperti televisi, radio, website/blog, atau portal berita daring
 Sumber pengetahuan baru
Meskipun sudah umum dan banyak diketahui orang lain, sebuah informasi bisa menjadi
sumber pengetahuan bagi orang lainnya yang belum pernah mendapatkan informasi
tersebut.
 Memberikan kepastian
Informasi yang lengkap dan valid dari sumber tepercaya akan memberikan kepastian
sehingga Anda dapat mengambil keputusan dengan yakin dan tepat.
 Hiburan
Sebuah informasi tidak harus selalu bersifat serius. Informasi juga bisa disajikan dengan
cara yang menghibur, misalnya dengan menggunakan narasi yang menarik dan
dilengkapi gambar, foto, atau video.
 Alat untuk menyosialisasikan kebijakan
Sebuah kebijakan perlu disosialisasikan sebelum diberlakukan agar dipahami dengan
baik dan benar. Informasi yang benar bisa menjadi alat yang efektif dalam
mengomunikasikan kebijakan tersebut.
 Alat untuk mempengaruhi masyarakat
Informasi tidak saja berguna bagi penerima, tetapi juga pihak yang menyampaikannya.
Informasi yang baik bisa memengaruhi masyarakat untuk setuju dengan si penyampai
informasi, misalnya untuk membeli sebuah produk atau dalam memilih pemimpin.
 Dasar untuk menyampaikan opini
Media sosial membuat siapa saja bisa dengan mudah menyampaikan pendapatnya.
Sayangnya, banyak opini yang tidak sesuai dengan fakta. Opini yang baik adalah yang
didasarkan pada informasi yang berasal dari sumber tepercaya.

2.1.3 Konsep Dasar Informasi

Konsep dasar informasi tak dapat dilepaskan dari definisi atau pengertian informasi, yaitu hasil
pengolahan data menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya. Jadi, sumber informasi adalah data.
Data adalah kenyataan yang menggambarkan peristiwa yang terjadi pada saat tertentu.

Informasi juga memiliki siklus. Bahan mentah berupa data diolah dengan metode tertentu untuk
menghasilkan informasi. Informasi tersebut disampaikan, lalu digunakan oleh si penerima untuk
membuat keputusan atau melakukan tindakan yang akan menghasilkan data baru lagi.Karena dihasilkan
dari proses pengolahan menggunakan metode tertentu, informasi juga bisa mengalami bias. Bias
informasi tersebut bisa terjadi akibat hal-hal berikut ini.

 Menggunakan cara pengumpulan dan pengukuran yang salah.


 Kesalahan atau kegagalan dalam mengikuti prosedur pemrosesan.
 Ada data yang hilang atau tidak terproses.
 Terjadi kesalahan dalam proses penyimpanan atau koreksi data.
 Sistem tidak berfungsi.
Informasi yang bias tentunya tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya dan jika digunakan akan
memberikan hasil yang bias juga. Karena itu, penting bagi Anda untuk memastikan bahwa informasi
yang digunakan berkualitas, yang ditandai dari tiga ciri berikut ini.
1. Akurat -> yaitu informasi harus berdasarkan fakta yang sebenarnya, bukan isu, dugaan, atau
opini yang menyesatkan.
2. Tepat waktu -> artinya penerima tidak terlambat mendapatkan informasi karena informasi yang
sudah usang tidak bernilai lagi, terutama jika informasi digunakan untuk mengambil keputusan.
3. Relevan -> artinya informasi tersebut memiliki keterkaitan dan bermanfaat secara langsung bagi
penerimanya. Sebuah informasi yang relevan bagi seseorang belum tentu relevan untuk lainnya.
Selain akurat, sebuah informasi haruslah memiliki nilai. Informasi dikatakan bernilai jika manfaatnya
lebih banyak daripada biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi
dilakukan melalui analisis cost effectiveness atau cost-benefit analysis.
Hal yang tak kalah penting dalam konsep informasi adalah umur informasi, yaitu seberapa lama
informasi tersebut memiliki nilai, memberikan manfaat, atau berarti bagi penggunanya. Berkaitan
dengan umur ini, informasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
 Conditional information: informasi yang mengacu pada titik waktu tertentu.
 Operating information: informasi yang menyatakan perubahan pada suatu kurun waktu
tertentu.
2.1.4 Ciri Informasi

Sejumlah informasi yang biasa kita dengarkan atau kita peroleh kadang memiliki karakteristik
yang berbeda, tentunya hal itu disesuaikan dengan sumber informasi, bentuk dan jenis informasi serta
untuk apa informasi itu kita cari. Dalam membantu anda untuk mengenali bagaimana informasi itu bisa
kita kenali, maka berikut penjelasan mengenai ciri-ciri informasi. Deni Darmawan (2001) menjelaskan 5
ciri dari informasi yang bisa memberikan makna bagi pengguna, diantaranya:
 Amount of Information (Kuantitas Informasi), dalam arti bahwa informasi yang diolah
oleh suatu prosedur pengolahan informasi mampu memenuhi kebutuhan banyaknya
informasi.
 Quality of Information (Kualitas Informasi), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh
sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan kualitas informasi.
 Recency of Information (Informasi Aktual), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh
sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi baru.
 Relevance of Information (Informasi yang relevan atau sesuai), dalam arti bahwa
informasi yang oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan
informasi.
 Accuracy of Information( Ketepatan Informasi), dalam arti bahwa informasi yang oleh
sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi.
 Autehnticity of Information( Kebenaran Informasi), dalam arti bahwa informasi yang
dikelola oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi yang
benar.
Ciri-ciri dari informasi ini idealnya dimiliki oleh informasi yang dibutuhkan ketika kita akan
merumuskan atau membuat kebijakan tertentu, sehingga tindakan atau aktivitas yang diambil sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan pemakaian informasi yang dimaksud.

2.1.5 Komponen-Komponen Informasi

Komponen-komponen Informasi Sebuah informasi bisa bermanfaat, bisa memberikan


pemahaman bagi orang yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung
salah satu komponen dasarnya. Jika dianalisis berdasarkan pendekatan information system, pada
dasarnya ada sekitar 8 komponen. Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah
sebagai berikut.

 Root of Information, yaitu komponen akar bagian dari informasi yang berada pada tahap awal
keluaran sebuah proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini
adalah informasi yang disampaikan oleh pihak pertama.
 Bar of Informatione, merupakan komponen batangnya dalam suatu informasi, yaitu jenis
informasi yang disajikan dan memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi
awal tadi bisa dipahami. Contohnya jika anda membaca Headline dalam sebuah surat kabar,
maka untuk memahami lebih jauh tentunya harus membaca informasi selanjutnya, sehingga
maksud dari informasi yang ada pada head line tadi bisa dipahami secara utuh.
 Branch of Informationl, yaitu komponen informasi yang bisa dipahami jika informasi sebelumnya
telah dipahami. Sebagai contoh adalah informasi yang merupakan penjelasan keyword yang
telah ditulis sebelumnya, atau dalam ilmu eksakta seperti Matematika bentuknya adalah hasil
dari sebuah uraian langkah penyelesaian soal dengan rumus-rumus yang panjang, biasanya
disebut dengan hasil perhitungan. Adapun dalam bidang sosial, misalnya dapat berupa petunjuk
lanjutan dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu.
 Stick of Information, yaitu komponen informasi yang lebih sederhana dari cabang informasi,
biasanya informasi ini merupakan informasi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat
pelengkap (suplement) terhadap informasi lain. Misalnya informasi yang muncul ketika
seseorang telah mampu mengambil kebijakan/keputusan untuk menyelesaikan suatu proses
kegiatan, maka untuk menyempurnakannya ia memperoleh informasi-informasi pengembangan
dari keterampilan yang sudah ia miliki tersebut.
 Bud of Information, yaitu komponen informasi yang sifatnya semi micro, tetapi keberadaannya
sangat penting sehingga dimasa yang akan datang, dalam jangka waktu yang akan datang
informasi ini akan berkembang dan dicari serta ditunggu oleh pengguna informasi sesuai
kebutuhannya. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen ini adalah informasi tentang masa
depan, misalnya bakat dan minat, cikal bakal prestasi seseorang, harapan-harapan yang positif
dari seseorang dan lingkungan.
 Leaf of Information, yaitu komponen informasi yang merupakan informasi pelindung, dan lebih
mampu menjelaskan kondisi dan situasi ketika sebuah informasi itu muncul. Biasanya informasi
ini berhubungan dengan informasi mengenai kebutuhan pokok, informasi yang menjelaskan
cuaca, musim, yang mana kehadirannya sudah pasti muncul

Secara ideal keenam komponen ini sebaiknya dipahami oleh seseorang yang akan melaksanakan
interaksi atau komunikasi. Keenam komponen informasi ini juga merupakan satu kesatuan dan jika
hanya beberapa komponen yang dipahami maka seseorang tidak akan merasa paham, tentang, dan siap
dalam menerapkan atau memanfaatkan informasi yang diterimanya. Maka keenam komponen informasi
tersebut, satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan memiliki unsur ketergantungan. Informasi
yang mampu mendukung proses pengambilan keputusan adalah yang memenuhi paling sedikit enam
komponen. Keenam komponen ini sekaligus menjadi syarat sehingga sebuah informasi menjadi
berkualitas, yaitu berdasarkan data yng valid dan reliabel, utuh, sumber pertamanya dapat dipercaya,
mutakhir, akurat, dan disimpan sedemikian rupa sehingga mendasari pemahaman seseorang sepanjang
waktu seiring perkembangan zaman sebagai alat pendukung proses pengambilan keputusan apabila
diperlukan.

Sehubungan dengan pemahaman kita tentang informasi, sudah tentu kita sering mendengar
ungkapan bahwa saat ini kita sudah memasuki ”era informasi”. Artinya semakin disadari oleh banyak
pihak bahwa informasi merupakan sumber daya yang makin penting perannya dalam kehidupan dan
penghidupan manusia. Bahkan dapat dikatakan bahwa informasi telah menyentuh seluruh kehidupan
manusia, meskipun teknologi yang menghasilkannya mungkin tidak dipahami, apalagi dikuasainya.
Informasi diperlukan bukan hanya oleh individu dan berbagai kelompok dalam masyarakat, akan tetapi
juga oleh semua jenis organisasi, termasuk organisasi bisnis, organisasi sosial, organisasi politik, birokrasi
pemerintahan dan organisasi nirlaba, termasuk organisasi pendidikan dan keagamaan.

Faktor kelengkapan sangat penting karena informasi yang tidak lengkap dapat berakibat pada
kesimpulan yang tidak benar yang pada gilirannya bermuara pada keputusan yang tidak tepat. Faktor
kemutakhiran tidak kalah pentingnya, karena seperti dimaklumi, suatu keputusan adalah upaya sadar
dan sistematis untuk mengatasi suatu situasi yang kurang menguntungkan atau memecahkan masalah.
Orientasi waktu suatu keputusan adalah masa sekarang dan masa depan. Informasi yang sudah
kadaluarsa tidak akan mendukung proses pengambilan keputusan.
Akurasi informasi merupakan hal mutlak karena informasi yang tidak akurat justru akan mempersulit
proses pengambilan keputusan terutama dalam menganalisis berbagai alternatif untuk kemudian
memilih salah satu di antaranya yang diyakini merupakan alternatif terbaik. Berkaitan dengan
akurasinya, informasi harus dapat dipercaya. Artinya, data tidak dimanipulasi dalam pengolahannya
yang apabila terjadi akan mengaburkan situasi yang sebenarnya. Seluruh informasi yang telah terkumpul
dan terolah harus disimpan sedemikian rupa sehingga siapa pun yang memerlukannya dan memang
berhak untuk itu dapat memperolehnya.

2.2 Informasi Berkembang Di Era Digital

Perpustakaa yang juga lagi tren saat ini disamping menyediakan beragam resources (sumber
daya informasi) adalah mulai digalakkan perpustakaan online (online library), perpustakaan digital
(digital libraries), perpustakaan hibrida (hybrid library), katalog online (online catalogue server), dan
federated search.

A. Perpustakaan Digital
Kehadiran teknologi informasi menjadi solusi bagi perpustakaan konvensional yang memiliki
keterbataasaan didalam masalah koleksi. Hal ini karena koleksi merupakan hal yang sangat penting
bagi pengguna perpustakaan seperti dosen,mahasiswa dan peneliti, maupun bagi masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan informasi.
Perpustakaan digital merupakan suatu system perpustakaaan yang meiliki berbagai berbagai
layanan dan objek informasi melalui perangkat digital. Perpustakaan digital ini tidak berdiri sendiri,
tetapi terkait dengan sumber-sumber lain dan pelayanan informasinya terbuka bagi seluruh
masyarakat dunia. Kelebihan system ini adalah bahwa informasi yang dikelola itu dapat diakses oleh
siapapun,dimanapun, dan kapanpun waktunya. Sistem pelayanannya dapat menggunakan electronic
mail ( surat elektronik ) maupun dengan menggunakan teknologi system pakar ( expert system
technologies ).
Perpustakaan ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan perpustakaan konvensional, yaitu :
1. Menghemat ruangan
2. Akses ganda ( multiple access )
3. Tidak dibatasi oleh ruang dan waktu
4. Koleksi dapat berbentuk multimedia
5. Biaya lebih murah
Ada tiga karakteristik utama perpustakaan digital bagaimana diulas oleh tedd dan large dalam
buku national science foundation sebagaimana yang dikutip oleh pendip ( 2007 ).
2. Perpustakaan digital menggunakan teknologi yang mengintegrasikan kemampuan menciptakan,
mecari, dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk didalam sebuah jaringan digital
yang tersebar luas.
3. Memiliki koleksi yang mencakup data dan metadata yang saling mengaitkan berbagai data, baik
dilingkungan internal maupun eksternal.
4. Merupakan kegiatan mengoleksi dan mengatur sumber daya digital yang dikembangkan
Bersama-sama komunitas pemakai jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi komunitas
tersebut. Oleh sebab itu, perpustakaan digital merupakan integrase berbagai institusi, seperti
perpustakaan, museum, arsip, dan juga sekolah yang memilih, mengoleksi, mengelola, merawat,
dan menyediakan informasi secara luas ke berbagai komunitas.
B. Perpustakaan Hibrida
Perpustakaan hibrida mengembangkan koleksi digital, namun tetap mempertahankan
koleksi tercetak, sebab pada dasarnya pengguna jasa perpustakaan masih banyak yang
membutuhkan koleksi terebut.
Perpustakaan hibrida saat ini menjadi salah satu bentuk kekuatan jasa layanan
perpustakaan, yang mampu mengkomodir kebutuhan pengguna dan menghargai kemampuan dan
karakter pengguna yang berbeda-beda dalam menelusuri informasi.

C. Perpustakaan online
Perpustakaan seperti ini umumnya memiliki website yang khusus menampilkan berbagai
informasi seperti profil perpustakaan, visi dan misinya, personil pegawainya, beragam layanan
perpustakaan, cara menjadi anggota perpustakaan, peraturan yang berlaku di perpustakaan, link
akses ke katalog online, koleksi digital, e-journal, link ke database online dan sebagainya.
Perpustakaan dapat selalu mengembangkan berbagai layanannya dan
menginformasikannya kepada pengguna melalui website. Informasi yang ditampilkan hendaknya
selalu baru ( up-to-date ), sehingga pengguna selalu mengaksesnya. Melalui media website,
perpustakaan melakukan kegiatan promosi.
Sejak munculnya media social online seperti facebook, twitter dan semacamnya, kegiatan
promosi perpustakaan semakin gencar dilakukan. Setiap ada informasi baru di website
perpustakaan, pustakawan juga memberikan link ( tautan-Nya ) ke media social tersebut, sehingga
dengan cepat pengguna perpustakaan dapat mengetahuinya. Website perpustakaan diibaratkan
sebagai terminal atau pusat informasi perpustakaan.
Berikut ini beberapa contoh link perpustakaan online di Indonesia yaitu :
1. Perpustakaan nasional repoblik Indonesia ( PNRI ) http
2. Perpustakaan UI Depok http
3. Perpustakaan pertamina. http
4. Perpustakaan Universitas terbuka ( UT ) http
5. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia ( UPI ) http
6. Perpustakaan institut teknologi bandung ( ITB ) http
7. Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta http
8. Perpustakaan sekolah Al- Izhar pondok labu Jakarta http

D. Katalog Induk Nasional ( KIN )


Katalog induk ini merupakan bentuk jaringan kerja sama antar perpustakaan.
Perpustakaan dapat saling membantu dan melengkapi koleksi diantara mereka. Tidak ada satupun
perpustakaan yang sempurna yang mampu berdiri sendiri menyediakan koleksi sedemikian lengkap.
Oleh karenanya, kerja sama dibutuhkan. Koleksi perpustakaan pun digabungkan menjadi satu
sehingga menjadi besar.
Dalam lingkup nasional KIN diharapkan dapat mencerminkan kondisi koleksi bahan
perpustakaan dalam skala nasional. KIN dapat terwujud secara lengkap dan akurat jika seluruh
perpustakaan di Indonesia beersedia berpartisipasi untuk memberikan atau menyediakan akses ke
pangkalan data katalog koleksi perpustakaan. Pengembangan jaringan kemitraan dengan seluruh
jenis perpustakaan diindonesia sangat menentukan keberhasilan dalam menghimpun data KIN ini.
Setiap negara umumnya memiliki katalog induk nasional . dengan katalog induk nasional
ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat pengguna dalam mengakses informasi dimanapun
berada.

E. Senayan library management system ( SLiMS )


Dengan adanya SLiMS, perpustakaan dapat membangun system otomatis dengan anggaran
Yang minim skalipun ( bahkan gratis ) dikarenakan SLiMS berbasis free open source software ( FOSS )
berbagai fitur ( kelebihan ) yang terdapat dalam system otomasi SLiMS semakin mempermudah
tugas pustakawan dalam mengelola manajemen dan system informasi di perpustakaan termasuk
dalam hal ini system temu balik informasi yang dikenal dengan OPAC ( online public Access
catalogue ).
Selain SLiMS sebagai system otomasi perpustakaan, komunitas SLiMS juga mengembangkan
aplikasi katalog induk sebagai wadah untuk menggabungkan berbagai katalog perpustakaan yang
menggunakan system otomasi yang sama ( SLiMS ). Katalog induk ini dinamakan dengan union
catalogue server ( UCS ).
Portal UCS ini bisa digunakan dengan beberapa metode, seperti :
1. Menggabungkan katalog berbagai perpustakaan daerah yang dihimpun dalam satu portal
katalog induk nasional.
2. Menggabungkan katalog berbaagai jenis perpustakaan didalam satu kota tertentu, misalnya
dikota Jogjakarta saja, atau dikota makassar, dan kota lainnya.
3. Menggabungkan katalog beberapa perpustakaan yang memiliki kemiripan koleksi
( perpustakaan khusus) meskipun berada dibeberapa kota yang berbeda atau bahkan dalam
lingkup nasional.
4. Menggabungkan katalog beberapa perpustakaan dalam lingkup satu sekolah terpadu atau satu
universitas. Misalnya, dalam satu universitas terdapat perpustakaan pusat dan beberapa
fakultas. Masing-masing fakultas tersebut memiliki perpustakaan.

Satu aplikasi terbaru yang dikembangkan komunitaas SLiMS adalah federated search
nayanes yang lebih popular dikalangan komunitas SLiMS dengan istilah nayanes . Nayanes
merupakan kebalikan dari kata senayan yang khusus digunakan untuk melakukan pencarian
koleksi ke beberapa katalog perpustakaan online skaligus.
Dengan hadirnya komunitas SLiMS diharapkan dapat menjadi mitra yang baik bagi
perpustakaan nasional republik Indonesia khususnya dalam mengembangkan perpustakaan
berbasis teknologi di Indonesia.

F. Katalog dunia ( worldcat OCLC )


Worldcat merupakan layanan dan jaringan konten perpustakaan terbesar didunia.
Perpustakaan worlcat mendedikasikan untuk menyediakan akses ke sumber daya perpustakaan
yang ada di website, dimana kebanyakan orang memulai pencarian mereka untuk mendapatkan
informasi. Worldcat memungkinkan mencari koleksi perpustakaan yang ada di sekitar ( komunitas )
dan ribuan koleksi lainnya di seluruh dunia. Worldcat tumbuh dan berkembang setiap hari berkat
upaya dan kerja keras pustakawan dan professional informasi lainnya.
Adapun untuk mencari buku-buku popular, CD music, DVD, Video , dan artikel dan semua
item yang biasa didapatkan diperpustakaan. Ketika pengguna bingung menggunakan fasilitas yang
ada di worldcat tersebut atau hal-hal lain yang terkait dengan layanan perpustakaan, mereka bisa
menghubungi dan berkomunikasi dengan pustakawan secara online melaalui link langsung Ask a
librarian yang terdapat dalam website worldcat. Pengguna juga dapat memberikan komentar
( review ) terhadap koleksi perpustakaan dan berbagai layanan yang ada perpustakaan worldcat.
Dengan demikian pengguna diseluruh dunia dapat memberikan kontribusi mereka terhadap
pengembangan perpustakaan dunia ( worldcat ). Worldcat dapat diakses pada alamat website.

Perkembangan teknologi yang begitu pesat, telah memunculkan adanya sebuah media baru.
Keberadaan media baru ini diantaranya adalah munculnya internet. Internet sebagai sebuah produk
teknologi komunikasi, meski sudah berkembang sejak puluhan tahun yang lalu, namun hingga saat ini
keberadaannya semakin dibutuhkan oleh hampir semua masyarakat dunia. Internet disingkat dari
interconnection and networking adalah jaringan komputer global yang memungkinkan orang-orang
diseluruh dunia dapat berhubungan atau berkomunikasi satu sama lain. Internet memudahkan para
pemakainya untuk mendapatkan informasi-informasi dinunia cyber. Disamping berfungsi sebagai alat
informasi, internet juga berfungsi sebagai belajar bagi peserta didik.

2.3 Peran Layanan Perpustakaan Acuan Menyediakan informasi

Perpustakaan sebaiknya dikelola sesuai tujuan penyelenggaraan sebuah pusat informasi.


Komunikasi informasi kepada pemakai saat ini melalui aneka media yang ada. Pada peran inilah (media
informasi) pustakawan dibutuhkan agar informasi sampai kepada pemakai. Aneka kemasan informasi
diolah oleh pustakawan sehingga siap untuk dimanfaatkan. Tidak dapat dipungkiri sehingga peran
seorang pustakawan menjadi tolok ukur apakah informasi yang disampaikan bermanfaat atau tidak,
sesuaikah dengan kebutuhan para pengguna atau pengunjung perpustakaan. Perpustakaan tanpa
adanya pengguna, hanya menjadi gudang koleksi yang akhirnya menjadi sarang debu, seperti rumah tak
bertuan. Karenanya, penting kiranya mengenal peran seorang pustakawan dalam mengelola sebuah
perpustakaan, apa yang harus dilakukan terhadap koleksi perpustakaan agar informasi yang terdapat
dalam sebuah koleksi bermanfaat bagi pengguna atau pengunjung perpustakaan. Adapun peran
pustakawan sebagai penyedia informasi yaitu :

 Menentukan objek kerja perpustakaan (berkaitan dengan hubungan masyarakat, minat


pemakai, hubungan dengan pemerintah serta berbagai pertemuan lainnya dengan anggota
masyarakat).
 Merumuskan kebijakan perpustakaan (dari objek perpustakaan menjadi perencanaan
perpustakaan).
 Perencanaan keseluruhan.
 Temu kembali informasi.
 Bimbingan pemakai.
 Tugas referensi.
 Klasifikasi.
 Pemilihan buku.
 Mengkoordinasikan atau menyelaraskan kegiatan perpustakaan.
 Mengorganisasikan kegiatan perpustakaan lainya.
 Merencanakan gedung serta pengaturan tempat.
 Mempersiapkan perkiraan dan dugaan objek perpustakaan.

Pustakawan melakukan fungsinya dalam struktur kehidupan masyarakat sebagai penyedia


informasi, pendukung kehidupan, yaitu bertanggung jawab khusus untuk menjaga keteraturan informasi
dan pemenuhan kebutuhan informasi yang tekait, dalam bentuk penerapan peraturan untuk mengelola
informasinya maupun dalam bentuk upaya pencegahan ketidakpuasan terhadap pemenuhan kebutuhan
informasi agar masyarakat dapat hidup dan bekerja dalam kebutuhan informasi yang terpenuhi.

Tugas pokok pustakawan sesuai dengan jenjangnya adalah sebagai berikut :

 Pustakawan Pelaksana, mempunyai tanggung jawab terselesaikannya secara professional


pekerjaan kepustakawanan yang bersifat teknis sederhana yang menjadi tugas pokoknya.
 Pustakawan Pelaksana Lanjutan, mempunyai tanggung jawab terselesaikanya secara
profesional pekerjaan kepustakawanan yang besifat teknis menengah yang menjadi tugas
pokoknya. Contoh: Tanggung jawab dalam membuat klasifikasi sederhana.
 Pustakawan Penyedia, mempunyai tanggung jawab terselesaikannya secara profesional
pekerjaan kepustakawanan yang bersifat teknis kompleks yang menjadi tugas pokoknya.
Contoh: Tanggung jawab dalam memberikan layanan rujukan cepat.
 Pustakawan Pertama, mempunyai tanggung jawab terselesaikannya secara profesional
pekerjaan kepustakawanan yang bersifat analisis sederhana yang menjadi tugas pokoknya.
Contoh: Tanggung jawab dalam mengolah data untuk menyusun rencana operasional
pengembangan koleksi.
 Pustakawan Muda, mempunyai tanggung jawab terselesaikannya secara profesional
pekerjaan kepustakawanan yang bersifat analisis menengah yang menjadi tugas pokoknya.
 Pustakawan Madya, mempunyai tanggung jawab terselesaikannya secara professional
pekerjaan kepustakawanan yang bersifat analisis kompleks yang menjadi tugas pokoknya.
Contoh: Tanggung jawab sebagai editor dalam penelusuran informasi teknis.
 Pustakawan Utama, mempunyai tanggung jawab terselesaikannya secara profesional
pekerjaan kepustakawanan yang bersifat analisis kompleks dan pengembangannya yang
menjadi tugas pokoknya. Contoh: Tanggung jawab dalam menelaah pengembangan di
bidang perpustakaan, dokumnetasi dan informasi.

2.3.1 Pengertian Pustakawan

Banyak kegiatan harus dilakukan sebuah perpustakaan agar tugas dan tujuan penyelenggaraan
suatu perpustakaan dapat berjalan dengan optimal. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain
mengumpulkan, mengolah, mengawetkan, melestarikan dan menyajikan serta menyebarkan informasi
atau bahan pustaka kepada seluruh penggunannya atau pemustaka tanpa terkecuali. Dalam mendukung
kegiatan-kegiatan tersebut, perpustakaan perlu memiliki tenaga perpustakaan. Menurut UU No.43
tahun 2007, tenaga perpustakaan terbagi menjadi dua, yaitu tenaga teknis dan pustakawan. Tenaga
teknis perpustakaan adalah tenaga non-pustakawan yang secara teknis mendukung pelaksanaan fungsi
perpustakaan, misalnya tenaga teknis komputer, tenaga teknis audio-visual dan tenaga teknis
ketatausahaan.

Pustakawan adalah seorang yang menyelenggarakan kegiatan perpustakaan dengan jalan


memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu
yang dimiliki melalui pendidikan (Kode Etik Pustakawan, 1998:1). Dalam UU No.43 tahun 2007 Bab I
Pasal 1 disebutkan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh
melalui pendidikan dan / atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab
untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Lebih lanjut dalam UU No.43 tahun
2007 pasal 29 ayat 2 menyebutkan bahwa tugas-tugas tenaga teknis perpustakaan dapat dirangkap oleh
pustakawan sesuai dengan keadaan perpustakaan yang bersangkutan.

Pustakawan merupakan Sumber Daya Manusisa (SDM) yang mengolah perpustakaan, begitu
pula pustakawan yang bertugas pada perpustakaan perguruan tinggi. Pustakawan merupakan suatu
profesi. Di karenakan pustakawan merupakan pekerjaan yang memerlukan pendidikan atau pelatihan.
Dalam mengolah perpustakaan maka dibutuhkan berbagai macam tenaga yang terampil di bidangnya.
Profesionalisme adalah rasa kepemilikan akan sesuatu, yang mana dari rasa ini ia benar-benar merasa
bahwa sesuatu itu harus dijaga. Adapun profesionalisme pustakawan hanya dapat dimiliki oleh seorang
pustakawan tingkat ahli / profesional.

2.3.2 Peran Pustakawan Dalam Pelayanan Pemakai

Pelayanan pemakai yang diberikan oleh suatu perpustakaan pada umumnya meliputi pelayanan
administrasi, pengadaan koleksi, dan pendayagunaan koleksi.

1. Pelayanan administrasi meliputi: struktur organisasi, pendaftaran anggota perpustakaan, peraturan


tata tertib penyelenggaraan perpustakaan, agenda surat menyurat. Keberadaan pengguna harus didata
untuk pengaturan pemanfaatan koleksi. Pengelolaan data pengguna diolah dalam sistem yang telah
ditentukan sehingga pengguna perpustakaan siap untuk mendayagunakan koleksi yang ada.

2. Pelayanan pengadaan koleksi perpustakaan melaksanakan tugastugas pengadaan sarana dan


prasarana penyelenggaraan suatu perpustakaan, sehingga tujuan pengelolaan perpustakaan dapat
berjalan dan berkelanjutan. Pelayanan pengadaan melaksanakan tugas-tugas mengadakan koleksi
perpustakaan dan juga peralatan sistem yang digunakan dalam menunjang kelancaran jalannya
perpustakaan. Baik berupa perangkat lunak maupun perangkat keras.

3. Pelayanan pendayagunaan koleksi perpustakaan merupakan jenis pelayanan perpustakaan yang


mengolah informasi sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang siap pakai. Koleksi harus diberi
ciri atau kode agar dikenali sebagai hak milik suatu perpustakaan atau pusat informasi tertentu. Kode
bisa berupa cap atau tanda gambar tertentu yang menunjukkan hak kepemilikan. Selain itu, koleksi
perlu diatur penempatannya pada rak-rak atau tempat yang disediakan agar tertata dan tersusun sesuai
dengan pembagian kelompok bidang ilmu pengetahuan yang sedang berkembang. Pendayagunaan
koleksi diharapkan informasi dari koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan dapat digunakan sesuai
kebutuhan pemakai peprustakaan. Hal ini sehubungan dengan pelayanan yang diberikan kepada
pemakai perpustakaan agar informasi yang dibutuhkan siap pakai. Dalam hal pelayanan pendayagunaan
koleksi, peran pemakai perpustakaan merupakan aset penting dalam penyelengaraan perpustakaan.
Berkembang tidaknya suatu perpustakaan tergantung dari jenis layanan yang diminta pengguna. Tanpa
pengguna, informasi yang disajikan suatu perpustakaan menjadi informasi yang basi dan tak berguna.

Berdasarkan uraian jenis pelayanan pemakai yang diberikan suatu perpustakaan, maka kualitas
pelayanan menjadi ukuran manfaat tidaknya suatu perpustakaan bagi pemakainya. Definisi mengenai
kualitas suatu pelayanan memang tidak dapat diterima secara universal. Menurut Kotler dalam Tjiptono
(2001:6), pelayanan (jasa) didefinisikan sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan
oleh suatu pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, layanan perpustakaan tidak
berorientasi kepada hasil fisik, meskipun demikian pustakawan tetap diminta untuk kreatif dalam
menyajikan kemasan informasi yang diberikan kepada pemakai.

Menurut definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan (jasa) adalah setiap tindakan
atau aktivitas yang pada dasarnya tidak berujud fisik yang ditawarkan dari suatu pihak kepada pihak yag
lain sehingga mendatangkan kepuasan atau kemanfaatan. Pengertian pelayanan yang dimaksud adalah
pelayanan kepada masyarakat umum atau pelayanan pemakai perpustakaan. Pelayanan mempunyai
sifat universal, artinya berlaku terhadap siapa saja yang menginginkannya. Oleh karenanya, pelayanan
yang memuaskan pemakai memegang peranan penting agar perpustakaan dapat eksis.

2.3.3 Peran Pustakawan Dalam Implementasi Teknologi Informasi

Pustakawan dapat memainkan perannya dengan adanya teknologi informasi dengan cara
membuka wawasan terhadap peran barunya. Pustakawan dapat menggunakan intelektual tetapi tidak
meninggalkan kegiatan rutinitas kepustakawanan. Pustakawan dapat meningkatkan dan
mengembangkan kompetensi intelektual serta kompetensi pendukung lain seperti kompetensi
komputer, kompetensi fisik, pribadi, dan kompetensi sosial.

Dalam era teknologi informasi pustakawan dapat memainkan peran barunya. Menurut Janet
Guinea pustakawan mempunyai peran sebagai mediator antara programmer dengan pengguna
perpustakaan, antara lembaga dengan programmer. Sedangkan menurut Hoa Chung Sun menerangkan
bahwa peran pustakawan dalam era teknologi adalah peran pustakawan sebagai pendidik dan
mengeksplorasi cara-cara yang paling efektif dalam menerapkan perubahan teknologi informasi. Peran
yang dilakukan dalam pendidikan dengan melihat adanya revolusi digital seperti munculnya
pembelajaran penyempurnaan Web, munculnya pustakawan sebagai pendidik teknologi informasi,
adanya perubahan dasar internal perpustakaan akademik,dan banyaknya lembaga yang adopsi program
computer dengan akses universal baik melalui laptop leasing atau dengan cara lain.

Sedangkan Widodo memberikan penjelasan bahwa peran pustakawan pada era teknologi antara
lain :

A. Information Manager
1. Librarian as gateway to future and to the past (pustakawan sebagai gerbang manajemen
perpustakaan konvensional dan moderen). Ini menunjukkan bahwa, kemajuan
perpustakaan masih dijiwai atau diwarnai oleh pengelolaan masa lalu yang sampai saat ini
masih dianggap relevan.
2. Librarian as knowledge/information manager (pustakawan sebagai manajer ilmu
pengetahuan/informasi). Seiring dengan peran perpustakaannya, para pustakawan
diposisikan sebagai sumberdaya handal dalam mengelola ilmu pengatahuan/informasi.
3. Librarian as publisher (pustakawan sebagai penerbit). Ini bisa ditunjukkan dengan
berbagai terbitan yang dihasilkan oleh perpustakaan.
4. Librarians as organizers of networked resources (pustakawan sebagai pengorganisasi
jaringan sumber informasi). Jaringan informasi tidak akan bisa berjalan sesuai yang
diharapkan, apabila tidak dikelola dengan baik dan rapih. Karena itu, pustakawan dituntut
untuk memahami jaringan informasi sampai belahan dunia manapun, sekaligus mampu
mengelola jaringan tersebut agar bisa dimanfaatkan secara maksimal.
5. Librarians as advocates for information policy development (pustakawan sebagai penilai
kebijakan pengembangan informasi). Pustakawan diharapkan mampu memberikan
penilaian informasi mana yang layak dipublikasikan dan dilayankan, dan mana informasi
yang perlu di-discard.
6. Librarians as sifters of information resources (pustakawan sebagai penyaring sumber
informasi). Pustakawan harus mampu memposisikan dirinya sebagai filtering informasi.

B. Team Work
1. Librarian as community partners (pustakawan sebagai partner masyarakat. Masyarakat
mempunyai peran ganda, sebagai ”pengguna” dan ”kontributor” informasi. Oleh karenanya,
partnership ini perlu dikembangkan untuk menjaga keharmonisan.
2. Librarian as a member of the digital library design team (pustakawan sebagai tim desain).
User interface dan fiturfitur akan lebih menaik dan mengena apabila dirancang/didesain
bersama-sama antara pustakawan dengan perancang web.
3. Librarians as collaborators with technology resource providers (pustakawan sebagai
kolaborator penyedia sumberdaya teknologi). Pustakawan adalah pengguna teknologi dan
yang mengetahui kebutuhannya akan teknologi informasi, sekaligus memahami kebutuhan
pengguna akan teknologi infirormasi. Oleh sebab itu, pustakawan harus mampu
menempatkan dirinya untuk bias.

C. Teacher, Consultant and Researcher


1. Librarian as teacher and consultant (pustakawan sebagai guru dan consultant).
Implementasi digital library memerlukan sosialisasi dan pendidikan pengguna. Inilah
saatnya, pustakawan yang lebih memahami content dari digital library dituntut untuk
berberan sebagai guru, paling tidak dalam akses informasi, sekaligus sebagai konsultan
untuk bisa memberikan alternatif, misalnya sumber-sumber informasi.
2. Librarian as researcher (pustakawan sebagai peneliti). Peran pustakawan tidak lagi
hanya sebagai pengelola dan penjaja informasi, namun sebagai peneliti. Hasil penelitian
dan pengkajian diharapkan sebagai bahan dalam pengembangan perpustakaan ke
depan.

D. Technicians
Librarians as technicians (pustakawan sebagai teknisi). Perpustakaan tidak bisa lepas dari
teknologi informasi, untuk itu pustakawan diharapkan mampu memerankan dirinya pada
hal-hal teknis di bidang teknologi informasi, misanya adanya “troubleshooting”.

Dari uraian diatas disimpulkan bahwa peran pustakawan adalah sebagai mediator,pendidik
teknologi informasi, manajer informasi, konsultan dan teknisi komputer. Adapun peran baru yang dapat
diperankan oleh pustakawan dalam implementasi teknologi informasi sebagai berikut :
 Mediator
 Pendidik Teknologi Informasi
 Manajer Informasi
 Konsultan
 Programmer
 Teknisi Komputer.

Untuk mendukung peran tersebut pustakawan dapat meningkatkan kompetensi dalam


teknologi informasi. Adapun langkah-langkah yang bisa ditempuh oleh pustakawan adalah

 Mengikuti pelatihan
 Mengikuti workshop dan lokakarya
 Mengikuti pendidikan diploma 1, 2 atau 3 tentang teknisi komputer, program aplikasi
software, informatika komputer, manajemen jaringan dan lain sebagainya.

2.3.4 Kompetensi yang Harus Dimiliki Pustakawan

Dalam menjalankan berbagai kegiatan kerja yang berkaitan dengan perpustakaan, seorang
pustakawan dituntut untuk memiliki beberapa kompetensi, antara lain :

a. Memanajemen informasi (sebagai isi)

 Menganalisis kebutuhan masyarakat (user’s need analyses) pemakai.


 Membuat kebijakan dalam penyediaan informasi.
 Menggunakan teknologi informasi untuk penyediaan informasi.
 Melakukan penelusuran/ pencarian informasi ilmiah dari berbagai sumber dalam berbagai
bentuk.
 Membuat rancangan basis data untuk menyimpan, mengolah dan memperoleh kembali
penelusuran informasi secara akurat.
 Memilih, mengemas dan menyajikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan klien.
 Melakukan kerjasama antar pusat informasi dan lembaga perpustakaan dalam penyediaan
informasi.

b. Memanajemen Pusat Informasi dan Lembaga Perpustakaan

 Menganalisis kebutuhan masyarakat akan keberadaan layanan sumber pengetahuan.


 Menentukan jenis lembaga yang akan dibentuk untuk melayani kebutuhan masyarakat.
 Merancang konsep pembangunan / pendirian lembaga pusat informasi atau perpustakaan.
 Membuat kebijakan pengelolaan sumber dan media informasi mulai dari pemilihan sumber,
pengolahan sumber, layanan sumber informasi.
 Menyusun organisasi dan penempatan tenaga pengelola lembaga pusat informasi dan
perpustakaan.
 Membuat program pengembangan sumber daya manusia sebagai tenaga pengelola lembaga
pusat informasi dan perpustakaan.
 Membuat program pembinaan hubungan lembaga pusat informasi dan perpustakaan dengan
stake holders internal dan eksternal.
Pustakawan yang bagaimana yang diharapkan oleh pemakai perpustakaan, sehingga pemakai
perpustakaan mendapat informasi yang berguna sesuai yang diinginkan. Beberapa ketrampilan yang
harus dimiliki seseorang yang berprofesi sebagai pustakawan sebagai berikut :

 Pustakawan hendaknya cepat berubah menyesuaikan keadaan yang menantang.


 Pustakawan adalah mitra intelektual yang memberikan jasanya kepada pemakai. Jadi
seorang pustakawan harus ahli dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan
pemakai.
 Seorang pustakawan harus selalu berpikir positif.
 Pustakawan tidak hanya ahli dalam mengkatalog, mengindeks, mengklasifikasi koleksi, akan
tetapi harus mempunyai nilai tambah, karena informasi terus berkembang.
 Pustakawan sudah waktunya untuk berpikir kewirausahaan. Bagaimana mengemas
informasi agar laku dijual tapi layak pakai.
 Ledakan informasi yang pesat membuat pustakawan tidak lagi bekerja hanya antar sesama
pustakawan, akan tetapi dituntut untuk bekrjasama dengan bidang profesi lain dengan tim
kerja yang solid dalam mengelola informasi (Profesionalisme Pustakawan di Era Global,
2001).

Sementara itu, yang dimaksudkan dengan pengelolaan perpustakaan adalah kegiatan mengurus
sesuatu, dapat diartikan sebagai mengurus atau menyelenggarakan perpustakaan (Kamus Besar Bahasa
Indonesiai, 1976:469). Dengan demikian peran pustakawan tidaklah ringan seperti pendapat pada
umumnya yang mengatakan bahwa seorang pustakawan merupakan pegawai tak bermutu yang
kerjanya menunggui tumpukan buku-buku.

Pustakawan sudah saatnya mengekspresikan diri sebagai media informasi yang berkualitas.
Pustakawan harus mampu membuang stempel kutu buku yang sudah melekat begitu lama. Bukan hal
yang mudah mengembalikan peran pustakawan sebagaimana mestinya sebagai media informasi
(penyelenggara komunikasi informasi). Sehubungan dengan hal tersebut, maka pustakawan dituntut
untuk memberikan pelayanan yang memuaskan pemakai. Bagaimana kualitas pelayanan yang dapat
memuaskan pemakai informasi? Salah satunya adalah peran aktif pustakawan yang kreatif dalam
mengelola informasi. Pustakawan dituntut untuk aktif dan giat bekerja dalam menyampaikan informasi
dalam aneka produk kemasan-kemasan yang menarik dan sampai kepada pemakai.

BAB 3
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Perkembangan teknologi informasi diimbangi dengan tingginya kebutuhan informasi yang


dibutuhkan oleh masyarakat. Informasiinformasi yang dibutuhkan masyarakat secara umum digunakan
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari- hari. Perpustakaan
sebagai sentral pengetahuan memiliki peranan yang penting dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Perpustakaan berperan melakukan layanan informasi literal kepada masyarakat yang memiliki
tugas pokok untuk menghimpun bahan pustaka yang meliputi buku dan nonbuku sebagai sumber
informasi, mengolah dan merawat pustaka serta memberikan layanan bahan pustaka. Untuk
menjalankan perannya tersebut, sebuah perpustakaan harus memiliki tenaga perpustakaan yang
menurut Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan terbagi menjadi dua, yaitu
tenaga teknis perpustakaan dan pustakawan.

Selanjutnya dijelaskan bahwa pustakawan dapat merangkap sebagai tenaga teknis perpustakaan
sesuai dengan keadaan sebuah perpustakaan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pustakawan
mempunyai peranan penting dalam semua kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam sebuah
perpustakaan. Pustakawan adalah seorang yang menyelenggarakan kegiatan perpustakaan dengan jalan
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu
yang dimiliki melalui pendidikan. Secara umum kegiatan yang dilakukan pustakawan adalah
mengumpulkan, mengolah, mengawetkan, melestarikan dan menyajikan serta menyebarkan informasi
atau bahan pustaka kepada seluruh penggunannya atau pemustaka tanpa terkecuali. Kegiatan-kegiatan
tersebut tidak lepas dari tujuan sebuah perpustakaan sebagai salah satu tempat untuk memperoleh
informasi bagi masyarakat.

4.2 Saran

Kami ucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang sudah berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini sehingga bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Kritik dan masukan anda sangat kami
butuhkan agar kedepannya dapat membuat suatu tulisan ilmiah yang lebih baik dari pada ini.

DAFTAR ISI
Ibrahim, Andi. 2018. Pengantar Ilmu Perpustakaan Dan Kearsipan. Makassar. Gunadarma Ilmu

Wahyuni, Mutiara. 2015. Peran Pustakawan Sebagai Penyedia Informasi. Jurnal Iqra’ Volume 09 No.02

Anda mungkin juga menyukai