Anda di halaman 1dari 26

A.

Analisis Dokumen

A Disiplin ilmu istilah yang digunakan untuk satu bidang atau cabang
ilmu pengetahuan.

Disiplin bagian utama ilmu pengetahuan.


fundamental Contoh: Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Sub disiplin merupakan bidang spesial dalam satu disiplin


fundamental.

Disiplin= Ilmu Perpustakaan dan Informasi ,


Sub disiplin: organisasi informasi, layanan
perpustakaan.
B Fenomena Merupakan topik yang dibahas, wujud/benda yang
menjadi objek kajian dari disiplin ilmu atau Sub-
Disiplin Ilmu.
Contoh:
judul buku “Perpustakaan Sekolah di Bogor“
Analisis subjek
Disiplin Ilmu= Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Sub Displin Jenis Perpustakaan
Fenomena= Perpustakaan Sekolah = Bogor
C Bentuk Wadah, media atau sistematika penyajian subjek bahan
pustaka.
Fisik: CD, Kaset, Majalah, Kamus, Ensiklopedia,
Penyajian: lambang, bahasa, gambar,
Intelektual: filsafat sejarah
B. Analisis Subjek

Secara umum subjek digolongkan dalam 4 kelompok yaitu:

A. Subyek subyek yang hanya terdiri dari satu disiplin ilmu


Dasar Contoh: Pengantar Ilmu Perpustakaan
(1S) Subjek: Ilmu Perpustakaan

B Subyek subyek yang hanya terdiri dari 1subyek dan 1 faset.


sederhana Contoh: Pengantar Filsafat Pendidikan
( 1 S + 1F ) Subjek: Pendidikan dan faset: Filsafat

C Subyek subyek yang terdiri dari 1 subyek dan lebih dari 1 faset.
majemuk Contoh: Hukum adat di Indonesia.
( 1S + I/2 F) Subyek: Adat dan dua fasetnya yaitu Hukum dan
Indonesia.

D Subyek subyek yang terdiri dari dua atau lebih subyek


kompleks Contoh: Pengaruh Agama Hindu Terhadap Agama
Islam. Subyek: Agama Islam dan Hindu

Untuk menentukan subyek yang diutamakan dalam subyek kompleks terdapat


4 (empat) fase, yaitu:
A Fase bias subyek yang disajikan untuk kelompok tertentu dan
subyek yang diutamakan ialah subyek yang disajikan.
Contoh: Statistik Untuk Wartawan.
Subyek yang diutamakan ialah Statistik
B Fase pengaruh subyek yang saling mempengaruhi antara satu sama lain
dan subyek yang diutamakan adalah subyek yang
dipengaruhi.
Contoh: Pengaruh Abu Merapi Terhadap Pertanian di
Bali. Subyek yang diutamakan ialah Pertanian
C Fase alat subyek yang menjelaskan subyek lain dan subyek yang
diutamakan ialah subyek yang dijelaskan.
Contoh: Penggunaan Alat Kimia Dalam Analisis Darah.
Subyek yang diutamakan adalah Darah
D Fase yaitu dalam satu dokumen/bahan pustaka terdapat
perbandingan berbagai subyek tanpa ada hubungannya antara satu
sama lain.
Subjek utama: yang paling banyak dibahas, yang erat
kaitannya dg pemakai
C. Langkah- langkah Praktis Penggunaan DDC

1. Memahami pola pembagian subjek. Dalam system ini ilmu pengetahuan


dibagi dari subjek besar menjadi subjek yang lebih kecil. Untuk itu perlu
dipahami adanya pembagian 10 kelas utama, 100 divisi, dan 1000 subdivisi
serta penggunaan table- table pembantu.

2. Klasifikasi Dewey muncul pada sisi buku-buku koleksi perpustakaan.


Klasifikasi dilakukan berdasarkan subjek, kecuali untuk karya umum dan
fiksi.
Contoh kode:
• 330.94 = ekonomi Eropa, di mana 330 adalah kode untuk ekonomi dan 94
untuk Eropa

3. BAGAN DDC
a. Notasi, yang terdiri dari serangkaian simbol berupa angka, yang mewakili
serangkaian istilah (yang mencerminkan subjek tertentu) yang terdapat pada
bagan.
b. Indeks relatif, yang terdiri dari sejumlah tajuk dengan perincian aspek-
aspeknya yang disusun secara alfabetis, dan memberikan petunjuk berupa
nomor kelas, yang memungkinkan orang mencari tajuk yang tercantum dalam
indeks bagan.
c. Tabel pembantu, yang berbentuk serangkaian notasi khusus, yang dipakai
untuk menyatakan aspek-aspek tertentu yang selalu terdapat
dalam beberapa subjek yang berbeda. Terdapat 7 tabel pembantu, yaitu:
1) Tabel 1 Subdivisi Standar
2) Tabel 2 Wilayah
3) Tabel 3 Subdivisi Kesusastraan
4) Tabel 4 Subdivisi Bahasa
5) Tabel 5 Ras, Bangsa, Kelompok Etnis
6) Tabel 6 Bahasa
7) Tabel 7 tentang Orang/Pribadi

d. Sistem ini membagi ilmu ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas utama.

Bagan klasifikasi DDC

000 Karya umum


100 Filsafat
200 Agama
300 Ilmu-ilmu sosial
400 Bahasa
500 Ilmu-ilmu murni
600 Ilmu-ilmu terapan
700 Kesenian
800 Kesusastraan
900 Geografi dan Sejarah
D. PENGGUNAAN TABEL
1. TABEL 1 SUBDIVISI STANDAR
Notasi-notasi dalam tabel ini tidak pernah digunakan secara tersendiri,
melainkan bila perlu dapat digunakan bersama dengan notasi-notasi lain yang
terdapat dalam bagan klasifikasi.
Tabel 1 ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk-bentuk suatu karya.
Misalnya, (03) adalah notasi untuk menjelaskan bentuk kamus dan ensiklopedi, (05)
adalah notasi untuk menjelaskan bentuk majalah, dll. Ringkasan notasi tabel 1
diantaranya :

 01 Filsafat dan Teori


 02 Bunga Rampai / kumpulan karya
 03 Kamus dan Ensiklopedi
 04 Topik-topik Khusus
 05 Jurnal / Majalah
 06 Organisasi
 07 Pendidikan dan Penelitian
 08 History of Person
 09 Sejarah dan Geografi
Karena nomor klasifikasi tidak dapat digunakan dalam waktu bersamaan,
maka dalam bagan klasifikasi tersebut terdapat lima cara penggunaan tabel
1, yaitu :

1. Tidak terdapat instruksi.


Contoh:
Kamus tentang masakan

TA Subjek : Masakan
Faset: Kamus bentuk fisik
JS Sederhana (1 Subjek + 1 faset)
S Masakan
f Kamus
N V4 : Cooking / Masakan : 641.5 / V4: dictionary : T1 -03
V3: Cooking / Masakan : 641.5
tidak terdapat instruksi pada summary bagan
V1: Kamus : -03 Tabel 1
NA 641.5 +03 : tidak ada perintah maka langsung digabungkan
641.503
2. Terdapat Instruksi pada bagan
a. Langsung ada pada bagan
Contoh: Teori Filsafat
TA Subjek : Filsafat
Faset: Teori
JS Sederhana (1 Subjek + 1 faset)
S Filsafat
f Teori
N V4 : Filsafat 100
V2 : Filsafat 100
101 Theory of Philosophy/Teori
NA 101

b. Perintah menggunakan satu atau dua nol (00)


Penelitian Perternakan Hewan
TA Subjek : Perternakan Hewan / animal husbandry
Faset: Penelitian
JS Sederhana (1 Subjek + 1 faset)
S Peternakan Hewan
f Penelitian
N V4: animal husbandry : 636
V3: animal husbandry : 636
terdapat instruksi pada summary bagan .001-.009
add to base number
V1: Penelitian : -07 Tabel 1
NA 636 +007 : menambahkan 00 sesuai dengan perintah
636.007

2. TABEL 2 WILAYAH

Notasi – notasi berikut tidak pernah di gunakan tersendiri melainkan bila


perlu dapat di gunakan bersama dengan setiap angka dari bagan, ataupun melalui
notasi -09 sub divisi standar.
1. Lokasi, Wilayah dan Daerah pada Umumnya Tidak Terbatas Benua dan
Negara
2. Orang-orang Tidak Terbatas Wilayah dan Daerah
3. Dunia Zaman Prasejarah
4. Eropa, Eropa Barat (Gunakan untuk Eropa saja, Eropa Barat saja, atau
keduanya
5. Asia, Timur Jauh (Termasuk Eurasia)
6. Afrika, Afrika Utara (Gunakan untuk Afrika saja atau Afrika Utara saja)
7. Amerika Utara
8. Amerika Selatan, Amerika Latin
9. Bagian-bagian Dunia Lainnya
Tata Cara Penggabungan Tabel 2:
1) Jika tidak terdapat perintah

Notasi + -09 (T1) + T2

Aspek wilayah

Contoh:
Masakan di Indonesia
TA Subjek : Masakan / Cooking
Faset: Indonesia
JS Sederhana (1 Subjek + 1 faset)
S Masakan
f Indonesia
N V4: cooking : 641.5
V3: cooking : 641.5 tidak terdapat instruksi pada summary
V1: -09 Sejarah, Geografi dll Tabel 1, mengarahkan ke tabel 2
V1: Padang : 5981 Tabel 2
NA 641.5 + 09 + 5981
641.509 598 1
2) Terdapat Instruksi ke tabel 2
Contoh: Politik Luar Negeri di Indonesia
TA Subjek : Politik Luar Negeri
Faset: Indonesia
JS Sederhana (1 Subjek + 1 faset)
S Politik Luar Negeri
f Indonesia
N V4: Hubungan International 327
V2: Hubungan International 327
327.3- 327.9 Foreign Relations of Specific Countries/Politik Luar
Negeri di Negara Tertentu. Tambahkan wilayah dari tabel 2
Tambahkan nomor dasar 327 dari Tabel 2
V1: Tabel 2 Wilayah Indonesia; 598
NA 327+ 598
327.598

Contoh: Transformasi Sosial Budaya dalam Pembangunan Nasional di India


TA Disiplin Imu :
Sosial Budaya
Pembangunan Nasional
Faset: India (tempat)
JS Kompleks (2 Subjek + 1 faset)
Fase Alat
S S1: Pembangunan Nasional
S2: Sosial Budaya
f India
N V4: Economic Development 338.9 / India : T2= - 54
V2: 338.9 Economic Development …..
338.93- 338.99 area .. add to base number 338.9 from tabel 2
V1: Tabel 2 India : - 54
NA 338.9 + 54
338.954

3) Terdapat 2 negara maka menambahkan 0


hubungan politik luar negeri Indonesia dan Brazil
TA Subjek : Politik Luar Negeri
Faset: Indonesia Faset: Brazil
JS Majemuk (1 Subjek + 2 faset)
S Politik Luar Negeri
f Indonesia
N V4: Hubungan International 327
V2: Hubungan International 327
327.3 - 327.9 Foreign Relations of Specific Countries/Politik Luar
Negeri di Negara Tertentu. Menambahkan wilayah dari tabel 2
V2: indonesia: 598 dan brazil: -81
Tambahkan "0" apabila melibatkan dua negara
NA 327 + 598 + 0+ 81
327. 598 081

3. TABEL 3 SUB-DIVISI DARI MASING-MASING KESUSASTERAAN

Tabel 3A untuk deskripsi, penilaian kritis, biografi, satu karya atau kumpulan karya
dari satu pengarang
Tabel 3B untuk deskripsi, penilaian kritis, biografi, kumpulan karya dari dua
pengarang atau lebih; juga untuk retorik dalam bentuk kesusastraan tertentu
Tabel 3C untuk penggunaan elemen tambahan dalam pengembangan nomor dalam
Tabel 3B dan sebagai intruksi di dalam 700.4, 791.4, 808-809

Notasi-notasi yang berikut ini tidak pernah digunakan secara tersendiri, tetapi
dapat digunakan bersama bila perlu dengan angka dasar masing-masing kesusasteraan
dibawah 810-890.
1. Puisi
2. Drama
3. FIksi
4. Esai
5. Pidato- pidato
6. Surat- surat
7. Parodi
8. Aneka ragam tulisan

Cara penggabungannya:

Notasi dasar sastra (dari bagan) + T3

a. Terdapat Perintah/ Instruksi pada bagan

Contoh: Sajak Puisi India (Abdul Khan)


TA Subjek : Sastra India
Faset: Puisi
JS Sederhana (1 Subjek + 1 faset)
S Sastra India
F Puisi
N V4: india literature 891.4
V3: india literature 891.4
perintah: tambahkan nomor dasar kesusasutraan-kesusasutraan di
atas dengan notasi 01 - 8 dari Tabel 3.
V1: Tabel 3: Puisi 3A -01
NA 891.4+ 01
891.401

b. Langsung ada pada bagan

Contoh: Kumpulan Series Drama Inggris


TA Subjek : Sastra Inggris
Faset: Drama
JS Sederhana (1 Subjek + 1 faset)
S Sastra Inggris
F Drama
N V4: Inggris literature 820
: drama inggris 822
NA 822
Catatan:
Apabila dalam notasi sastra yang terdapat dalam bagan tersebut berakhiran dengan
angka 0, maka 0-nya dihilangkan. Jika tidak berakhiran engan agka 0 maka tinggal
menggabungkan saja.
Contoh: Drama Prancis
TA Subjek : Sastra Prancis
Faset: Drama
JS Sederhana (1 Subjek + 1 faset)
S Sastra Prancis
F Drama
N V4: French literature 840
V3: 840 French literature tanpa perintah
V1 : drama -2 (T.3)
NA 840 + 2
842

Praktik Pengindeksan
Dalam penentuan subyek bahan pustaka diperlukan analisis subyek, untuk
menentukan subyek apa yang dikandung dalam bahan pustaka yang diolah.
1. Menentukan Jenis Disiplin Ilmu : Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Konsep Dokumen Sub Disiplin Ilmu : Manajemen Perpustakaan Sekolah

2. Melakukan Kebijakan o Manajemen Perpustakaan Sekolah


Pengindeksan o Fungsi-fungsi dalam manajemen
o Manajemen efektif dan efisien
Ekshaustivity o Konsep dasar perpustakaan sekolah
a. Depth indexing: o Mengenal kelembagaan perpus sekolah
o Pengelolaan koleksi perpustakaan
o Strategi pembinaan dan pengembangan minat baca

o Manajemen Perpustakaan Sekolah


b. Summarization:
o Konsep dasar perpustakaan sekolah
o Pengelolaan koleksi perpustakaan

Specificity:
o Manajemen Perpustakaan Sekolah
a. Genus

o Manajemen Perpustakaan
b. Species
o Manajemen Perpustakaan Sekolah
o Perpustakaan Sekolah Menengah
Perpustakaan Sekolah Menengah umum.

3. Menyusun Urutan Konsep dokumen:


Sitasi/ Pra- o Perpustakaan - Perpustakaan Sekolah – Manajemen
Koordinasi Perpustakaan - Profesional.
o Konsep-konsep disusun menurut urutan sitasi (urutan
faset).
4. Menentukan Jenis Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional
Subjek Js: Subjek Majemuk
S: Perpustakaan Sekolah
f 1: Manajemen
f 2: Profesional
4. TABEL 4 SUB- DIVISI DARI MASING MASING BAHASA
(TATA BAHASA)

Notasi notasi berikut ini tidak pernah digunakan secara tersendiri,tetapi bila perlu
digunakan bersama dengan angka dasar untuk masing masung bahasa,seperti di
jelaskan di bawah 410-490, umpama : fonologi (-15 dalam table ini ) bahasa
Indonesia( angka dasar 41 ), jadi fonlogi Indonesia menjadi 411.5.
01 – 03 Subdivisi Standar dari Tabel 1
- 03 Ensiklopedia dan Konkordans
- 1 Sistem Tulisan dan Fonologi dari Bentuk Standar Suatu Bahasa
- 11 Sistem-sistem Tulisan (Abjad, Alfabet)
- 14 Terminologi
- 16 Fonologi
- 2 Etimologi
- 24 Unsur dari Bahasa Asing, Kata Serapan
- 31 - 39 Kamus Dua Bahasa
- 5 Tata Bahasa dan Sistem Struktural dari Bentuk Standar Bahasa
Studi Historis dan Deskriptif dari Morfologi dan Sintaksis
- 7 Bentuk-bentuk Bukan Standar dari Bahasa
- 8 Penggunaan Bahasa/Linguistik Terapan (Penggunaan Umum, Formal
dan Non Formal)
- 802 Terjemahan ke Bahasa Lain dan Terjemahan dari Bahasa Lain
Termasuk terjemahan mekanik
- 81 Kata-kata (Ejaan, Ucapan, Arti)
- 84 Membaca
- 86 Pembaca

Catatan:

Yang termasuk dalm katagori bentuk bahasa: kamus, terjemahan, etimologi, dialek,
dll.

1) Rumusnya secara umum adalah:

Notasi dasar Bahasa yangdianbil dari kelas 400-490-an


+ Tabel 4
a. Notasi sudah terdaftar dalam bagan tetapi belum lengkap

Contoh: Tata Bahasa Indonesia


TA Subjek : Bahasa Indonesia
Faset: Tata Bahasa
JS Sederhana (1 Subjek + 1 faset)
S Bahasa Indonesia
F Tata Bahasa
N V4: indonesia languange 499.221
V2: 499.221 indonesia languange
V1: Tabel 4 -5 : Tata Bahasa
NA 499.221 + 5
499.221 5

b. Tidak ada perintah dalam bagan

440 Romamce Language French


-3 (T4) .3 Dictionaries of the standard form of the language
==> 440.3

Contoh: Kamus Standar Bahasa Prancis


TA Subjek : Bahasa Prancis
Faset: Kamus Dasar
JS Sederhana (1 Subjek + 1 faset)
S Bahasa Prancis
F Kamus Standar
N V4: Romamce Language French 440
V2: 440 Romamce Language French
V1: Tabel 4: -3 Kamus
.3 Dictionaries of the standard form of the language
NA 440+3
440.3

2) Rumus untuk menyatakan kamus 2 bahasa.

Bahasa yang kurang dikenal (diambil dari bagan) + -3 (dari


table 4) + Bahasa yang lebih dikenal ( diambil dari table 6)

Contoh: Kamus Indonesia Arab

-3 (T4) -1 (T6) 492.7 (bagan)


Maka: Bahasa Arab Kamus Indonesia

492.7 (bagan) -3 (T4) -1 (T6)

: 492.731

Contoh: Kamus Bahasa Indonesia Arab


TA Subjek : Bahasa Arab
Faset: Kamus dan Bahasa Indonesia
JS Subjek Majemuk
S Bahasa Arab
F Kamus dan Bahasa Indonesia
N V4: Arabic Language 492.7
V2: 492.7 Arabic language - tanpa perintah
V1: Tabel 4: -3 Kamus
. Tabel 6: - Bahasa Indonesia
NA 492.7 + 3+ 1
492.731

Jika Kamus 1 bahasa, maka KAMUS menggunakan Tabel 1 dari Subdivisi


Standar

5. TABEL 5 RAS, BANGSA, KELOMPOK ETNIS

Notasi- notasi berikut ini tidak pernah digunakan secara tersendiri, tetapi
dapat digunakan bila perlu, baik secara langsung atau melalui notasi sub devisi
standar 089 dari Tabel 1 dengan angka mana saja dari bagan klasifikasi, umpama:
Psikologi bangsa (155.84) Australia (-24 dalam tabel ini) menjadi 155.8424; Seni
Keramik (738) oarang Arab (-927 dalam tabel ini) mejadi 738.089927.

Ringkasan Tabel 5 adalah :


-1 Amerika Utara
-2 Bangsa Inggris, Anglo saxon
-3 Bangsa Jerman
-4 Bangsa Latin Modern.
-5 Bangsa Italia, Rumania dan sejanis
-6 Bangsa Spanyol dan Portugis
-7 Bangsa Italia yang lain
-8 Bangsa Yunani dan sejenisnya
-9 Kelompok ras, Etnik, dan Nasional yang lainnya

Cara yang digunakan untuk menggabungkan tabel 5 dengan subjek:

1) Jika tidak ada perintah yang diketemukan dala bagan,naka dapat


ditambahkan dengan interposisi notasi -089 yang diambil dari table 1,
yakni ras, etnik, an kebangsaan.

Cotoh: Seni keramik orang kasongan Bantul

738 (bagan) -1 (termasuk orang Indonesia)

Maka : 738 + -089 + -1


: 738. 089 1

Contoh: Seni Melipat Kertas Khas Jepang


TA Subjek : Seni Melipat Kertas
Faset: Khas Jepang
JS Subjek Sederhana
S Seni Melipat kertas
F Khas Jepang
N V4: Origami 736. 9
V3: 736. 982 Origami ..
(tidak ada perintah) + 089 dari tabel 1 ras, etnik dan
kebangsaan
V1: Tabel 5: -956 Bangsa Jepang
NA 736. 9 + 089 + 956
736.982 089 956

2) Terdapat perintah untuk menggabungkan langsung

Contoh: Kelompok Orang China Tionghoa


TA Subjek : Kelompok Etnik
Faset: Etnik Cina
JS Subjek Sederhana
S Kelompok Etnik
F Cina
N V4: Ethnic 305.8
V2: 305. 8 Ethnic Groups, Ethnography, Ethnology
305.805 - 305.89 Racial, Ethnic, National Groups
Tambahkan nomor dasar 305.8 notasi 05 - 9 dari Tabel 5

V1: Tabel 5: - 951


NA 305.8 + 951
305.895 1

3) - Penambahan Table 5 dpat ditambahkan 0 jika ditambahkan Tabel 2

Contoh: Kelompok Orang China Tionghoa di Indonesia


TA Subjek : Kelompok Etnik
Faset: Etnik Cina
Negara Indonesia
JS Subjek Majemuk
S Kelompok Etnik
F Cina dan Indonesia
N V4: Ethnic 305.8
V2: 305. 8 Ethnic Groups, Ethnography, Ethnology
305.805 - 305.89 Racial, Ethnic, National Groups
Tambahkan nomor dasar 305.8 notasi 05 - 9 dari Tabel 5
Tambahkan 0
V1: Tabel 5: - 951
Tabel 2 : Indonesia - 598
NA 305.8 + 951 + 0 + 598
305.895 105 98

Tabel 6

3) Kamus Lebih dari 2 bahasa (Poliglot)

Untuk jenis kamus polyglot, menggunakan nomor 413.


413.2 - 413.9 Polyglot Dictionaries/Kamus Lebih dari Satu Bahasa, Kamus
Banyak Bahasa
Tambahkan nomor dasar 413 dari Tabel 6
Contoh: Kamus Bahasa Inggris : Prancis dan Jerman.
TA Subjek : Kamus
Faset: Bahasa Inggris
JS Subjek Majemuk
S Bahasa Inggris
F Kamus,
N V4: dictionaries 413
V2: 413 dictionaries -
413.2 - 413.9 Polyglot Dictionaries/Kamus Lebih dari Satu
Bahasa, Kamus Banyak Bahasa
V1: Tabel 6: -21 English
NA 413+ 21
413.21

Anda mungkin juga menyukai