0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan54 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan tujuan klasifikasi, jenis-jenis klasifikasi, sistem klasifikasi yang umum digunakan di perpustakaan beserta penjelasan singkat mengenai sistem klasifikasi Dewey Decimal Classification."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan tujuan klasifikasi, jenis-jenis klasifikasi, sistem klasifikasi yang umum digunakan di perpustakaan beserta penjelasan singkat mengenai sistem klasifikasi Dewey Decimal Classification."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan tujuan klasifikasi, jenis-jenis klasifikasi, sistem klasifikasi yang umum digunakan di perpustakaan beserta penjelasan singkat mengenai sistem klasifikasi Dewey Decimal Classification."
kegiatan mengelompokkan sesuatuyang sama dan sekaligus memisahkan dari yang tidak sama dengan tujuan: Tujuan klasifikasi 1. Memudahkan penyimpanan 2. Memudahkan pencarian kembali 3. Menghemat tempat 4. Memudahkan pengawasan 5. Mudah melihat keseimbangan 6. Indah di pandang mata Klasifikasi ada 2 macam 1. Klasifikasi artifisial: ciri fisiknya misalnya bentuk buku, warna sampul, ukuran tinggi, pengarang, nomor induk, tahun terima 2. Klasifikasi fundamental: ciri isinya misalnya ekonomi, agama, kedokteran. Perpustakaan biasanya menggunakan sistem klasifikasi fundamental A. Bagan Klasifikasi 1. Dewey Decimal Classification/DDC (1876, Melvil Dewey 2. Universal Decimal Classification/UDC, 1899 3. Library of Congress Classification/LCC, 1899 4. The Expansive Classification/EC 5. The Subject Classification/SC,1906 6. The Colon Classification/CC, 1892-1972 7. The Bibliographic Classification/BC 1940-1953 8. The International Classification/ Fremin Rider, 1961 B. Bagan Klasifikasi Khusus 1. The London Classification of Businnes Studies 2. INSPEC Classification, four broad classes 3. The CI SFB System 4. Early Stages Library Classification Sheme and Index Bagan Klasifikasi yang baik 1. Universal 2. Special 3. Up to date 4. User friendly 5. Economic 6. Flexible 7. Well-Known Dewey Decimal Classification Dewey Decimal Classifiation (disingkat DDC) adalah hasil karya Melvil Dewey (1851-1931). Pada tahun 1874 ia mulai bekerja sebagai pustakawan di Amherst College Massiachussets negara bagian Amerika Serikat. Ia mulia menyusun DDC 1873, yang diterbitakan 1876. Edisi pertama terbit dengan judul “ A Classification and subject Index for cataloguing and arranging the books and phamplet of a library. Edisi pertama ini terdiri 42 halaman yaitu 12 halaman pendahuluan, 12 halaman bagan, 18 halaman index Pada tahun 2003 sudah terbit edisi ke 22 yang terdiri 4 jilid yang diterbitkan oleh OCLC
Pada tahun 2011 Sudah terbit edisi ke 23 yang
terdiri dari 4 jilid yang diterbitan oleh OCLC Saat ini DDC salah satu bagan klasifikasi yang terpolur di dunia, DDC digunakan lebih dari 135 negara, dan diterjemahkan lebih dari 30 bahasa, termasuk bahasa indonesia Kelestarian DDC dapat mencapai umur lebih dari satu abad, karena adanya badan atau lembaga yan selalu mengawasi: 1. The Lake Placid Club Foundation 2. The Library of Congress 3. Warta: DDC additions, Notes and Decisions Bagan DDC terdiri dari 3 bagian Utama 1. Bagan (Schedules) yaitu bagaian terpenting dalam suatu skema klasifikasi. Dalam bagan ini setipa subyek diwakili oelh notasi. Subjek tersebut diawali dengan umum ke khusus. 2. Indeks (Index) adalah sarana untuk mencari notasi dalam bagan. Semua subjek disusun secara berabjad yang mengacu ke notasi dalam bagan. Notasi yang diberikan bersifat relatif (relative index) artinya terdapat berbagai pilihan. 3. Tabel (Tables) adalah notasi yang dapat digunakan untuk merici dalam bagan. Bagan DDC adalah bagan klasifikasi sistem hirarki yang menganut prinsip decmal untuk membagi semua bidang ilmu pengetahuan. Seluruh ilmu pengetahuan dibagi ke dalam 10 kelas utama, yang diberi kode atau lambang yang selanjtnya diberi nama notasi. Contoh pembagian 10 kelas utama 000 Ilmu komputer, informasi dan karya umum 100 Filsafat danPsikologi 200 Agama 300 Ilmu-ilmu Sosial 400 Bahasa 500 Sains 600 Teknologi 700 Seni dan Rekreasi 800 Kesusasteraan 900 Sejarah dan Geografi Setiap kelas utama dibagi lagi menjadi 10 Divisi. Contoh Misalnya diambil klas utama 300 (Ilmu-ilmu sosial)
300 ilmu-ilmu sosial
310 Statistik 320 Ilmu politik 330 Ekonomi 340 Hukum 350 Administrasi umum & Ilmu militer 360 Masalah sosial & pelayanan 370 Pendidikan 380 Perdagangan, komunikasi & transportasi 390 Adat istiadat, etiket & Cerita rakyat
Kemudian sub kelas (division) dibagi lagi
menjadi 10 seksi. Contoh Misalnya diambil sub kelas 370 (Pendidikan) 370 Pendidikan 371 Sekolah & aktifitasnya, pendidikan khusus 372 Pendidikan dasar 373 Pendidikan menengah 374 Pendidikan dewasa 375 Kurikulum 376 [Tak digunakan lagi] 377 [Tak digunakan lagi] 378 Pendiikan tinggi 379 Isu kebijakan umum dalam pendidikan Tiap seksi dapat dibagi lagi secara desimal apabila dikehendaki Contoh misalnya diambil seksi 371 371 Sekolah & aktifitasnya, Pendidikan khusus 371.1 Guru dan pengajarannya, dan aktifitasnya 371.2 Admisitrasi sekolah; administrasi kegiatan akademik siswa 371.3 Metode Pengajaran dan Studi 371.4 Bimbingan dan Peyuluhan 371.4 Bimbingan dan penyuluhan 371.5 Disiplin siswa 371.6 Sarana fisik dan manajemen materi 371.7 Kesejahteraan siswa 371.8 Siswa 371.9 Pendidikan khusus Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa semakin khusus suatu subyek semakin panjang notasinya, karena banyak angka yang ditambahkan pada notasi dasarnya. Indeks Relatif Untuk membantu mencai notasi suatu subyek dalam DDC erdapat Indeks Relatif. Pada indeks relatif ini terdaftar sejumlah istilah yang disusun abjad, Istilah tersebut mengacu ke notasi yang terdapat dalam bagan. Dalam bagan indeks ini didaftara sinonim untuk suatu istilah, hubungan- hubungannya dengan subyek lainnya. Contoh: Theater 792 accounting 657.84 elementary education 372.66 influence on crime 364.254 religious significanse 246.72 Sociology 306.484 8 Tabel Pembantu Dalam DDC edisi ke 22 terdapat 6 tabel Pembantu, yakni: 1. Subdivisi standar (Standard subdivision) 2. Wilayah, periode, person ( Area, perods, persons) 3. Subdisi untuk seni, sastra, dan bentuk kesusasteraan khusus (Subdivision for arts, for individuals literatures, for specific literary forms) 4. Subdivisi bahasa dan kelompok bahasa (Subdivision of Individual languages dan languges families) 5. Etnik, kebangsaan (Ethnic, National Group) 6. Bahasa-bahasa (languages) Tabel Subdivisi Standar Pada umumya tabel 1 bertujuan untuk menjelaskan bentuk fisik suatu karya, misalnya: 1. Bentuk tata susunanya seperti kamus dan ensiklopedi, yaitu notasi T1-03 2. Bentuk penerbitan berkala seperti majalah, yaitu T1-05 3. Bentuk intelektual teori atau filsafat, yaitu notasi T1-01 dan sejarah, notasi T1-09 Cara Penggunaan a. Tidak ada instruksi 332.1 Bank (dalam bagan) -05 Majalah (serial publication) Tabel 1 332.105 Jadi majalah perbankan b. Terdapat dalam bagan (lengkap) Contoh: 102 Miscellany of Philosophy (Tabel 1) 107 Education, research, and realted topc of philosophy c. Terdaftar sebagian 020 Library and information science .7 Education, research, related topic .9 Historical and geographi, personal treatment Contoh: 020 Library and information science 020.7 Education, research, related topic
-05 Majalah (Tabel 1)
020.5 Majalah ilmu Perpustakaan Informasi d. Ada instruksi penggunaan dua nol (00) Misalnya pada notasi 636 Peternakan di bawahnya diikuti dengan instrksi pada summary 636.001 – 009 standar subdivision (perhatikan) disini digunakan dua nol (00). Jika ingin memperluas notasi 363 Peternakan dengan Tabel 1 adalah sebagai berikut: 636 Peternakan (dalam bagan) -072 Penelitian (Tabel 1) 636.0072 Penelitian peternakan Penggandaan dua nol (00) apada umumnya dilakukan untuk menghindari duplikasi penggunaan notasi. Misalnya niotasi 305 (proses sosial) berbeda maknanya dengan 300.5 (majalah ilmu-ilmu sosia) e. Instruksi penggunaan tiga nol (000) Misalnya pada notasi 375 Curricula di abawahnya diikuti dengan notasi 000.1-000.8 ‘Standar subdivision’ Contoh: 375 Curricula 072 Research 375.000 72 berarti research on curricula Tabel 2 Wilayah, Periode, Person Ada kalanya satu subyek perlu dinyatakn aspek tempat atau lokasinya (geografis), islanya di Indonesia, Jepang, di padang pasir didaerah tropis di negara berbahasa arab dsb, maka notasi tambahan diambil dari tabel wilayah, Periode, Person. Selanjutnya disebut tabel 2 Terdapat 2 cara menggunakan tabel 2 yaitu dengan cara tidak langsung dan dengan cara langsung. a. Tidak langsung, Contoh: 332.1 Bank (bagan) -09 Interposisi geografi (tabel 1) -598 Indoenesia (tabel 2) Jadi ‘Mengenal perbankan di Indonesia’ = 332.109598 b. Langsung Adakalanya dalam bagan terdapat instruksi untuk langsung menggunakan tabel 2 setelah notasi bagan. Biasanya instruksi tersebut seperti “Add ‘area’ notation.. From tabel 2 to base number,, kadangkala didahului dengan kata-kata “Geographical treatment” “Treatment by specific continent, countries” “by specific countries” dan sebagainya. ContohL 320.9 Political Situations and Conditions 901-99 Historical, geographic, personal Jadi Plitical Condition in Indonesia 320.9598 Penggunaan dua tabek wilayah tabel 2 untuk suatu subjek misalnya perjanjian dagang anatar dua negara dapa diinstruksikan pada notasi 382.9
382.9 Trade agreement
93-99 Trade agreement by specific countries Add to base number 382. 9 notation 3-9 from tabel 2 Contoh: 1. Agreement between United Kingdom and Frace= 382.941 0 44 2. Perjanjian dagang antara Arab dan Sudan= 382.953 806 24 Pola lansung penggunaan tabek 2 sebagai berikut. Bagan + Tabel 2
Bagan + Tabel 2 + 0 (interposisi) +
Tabel2 c. Untuk geografi suatu wilayah Misalnya Georafi Jepang, geografi Indoensia dan sebagainya. Cara pembentukannya ialah angka dasar geografi suatu wilayah 91. Ditambahkan dengan notasi wilayah yang diambil dari tabel 2 polanya sebagai berikut. 91 + notasi wilayah (dari tabel 2) Contoh: untuk geografi Jepang akan mendapat notasi 915.2 dan Geografi Indonesia 915.98 Tabel 3 Subdivisi Seni, Sastra, & Bentuk Khusus Sastra Tabel 3 terdiri dari Tabel 3A, 3B dan 3C Tabel 3A adalah subdivisi untuk karya- karya oleh atau tentang pengarang individual. Tabel 3B adalah subdivisi untuk karya- karya oleh atau tentang lebih dari satu orang pengarang. Tabel 3C bisa ditambahkan apabi;a ada instruksi dari tabel 3B Cara Penggunaan Tabel 3 a.Sudah terdaftar dakam bagan tetaoi belum lengkap Contoh: 842 French drama, sesungguhnya angka -2 yang terdapt dalam tabel 3, bila analisis notasi tersebut adalah sebagi berikut: 842 French drama -202 for radio nad television (dari tabel 3) 842.02 berarti Frech drama for radio & television b. Tidak terdaftar dalam bagan bila di dalam bagan belum ditambahkan notasi bentuk sastra, maka unuk memperluas notasinya adalah dengan mengambil notasi bentuk sastra yang terdapat dalam tabel. Contoh: 839.31 Sastra Belanda -3 Fiksi (tabel 3) 839.313 Fiksi Belanda Contoh: 895.91 = Sastra Thailand 895.91 = Fiksi Thailand 895.9132 = Fiksi Thailand era 1800-1900 (notasi 2 perode yang terdapat dalam bagan sastra) 895.913 208 035 4 = Fiksi Thailand di era 1800-1900 tentang perkawinan dan kematian (-354 dari tabel 3C) Tabel 4 Subdivisi Bahasa a. Sudah terdaftar dalam bagan tetapi belum lengkap. Misalnya 441 “ Witten and spoken codes of standar French” (terdaftar dalam bagan). Sesungguhnya angka 1 yang terdapat dalam abel 4. Biala ingin memperluas notasi 441 caranya adalah sbb: 441 Writing system, phonology, phonetic of standar French -158 Phonetic 441.58 Berarti : Phonetic of standar French b. Belum terdaftar dalam bagan Dalam bagan sama sekali belum dicantumkan notasi bentuk bahasa. Untuk memperluas notasi dasar suatu bahasa, diambilkan dari tabel 4. Misalnya untuk “tata bahasa Indonesia” 499.221 Bahasa Indonesia (dalam bagan) -5 Tata bahasa (dalam tabel 4) 499.221 5 Tata bahasa Indonesia 499.221 Bahasa Indonesia (dalam bagan) -152 Ejaan (dalam tabel 4) 499.221 152 Ejaan bahasa Indonesia c. Kamus dua bahasa a. Sesuai dengan urutannya, misalnya Kamus bahasa Indonesia – Inggris. 499.221 321 b. Bila terdapat dua bahasa dalam kamus tersebut Kamus Indonesia-Inggris dan Inggris –Indonesia, maka utamakan lebih dahulu kamus yang kurang dikenal, tambahkan -3 (dari tabel 4) kemudian tambahkan tabel bahasa dari tabel 6 c. Kamus banyak bahasa Bagi kamus banyak bahasa yaitu mencakup 3 bahasa atau lebih dimasukkan ke dalam kamus poliglot (poyglot dictionary), pada notasi 413. Kemudian tambahkan notasi bahasa. Contoh: Kamus Indonesia – Inggris dan Arab 413.99221 (-99221 adalah bahasa Indonesia dari tabel 6) Tabel 5 Etnik dan Kebangsaan a. Instruksi Langsung Dalam bagan terdapat instruksi untuk menambahkan langsung notasi tabel 5 ini, yaitu dengan kata ‘Add to base number from tabel 5’. Misalnya untuk karya yang berjudul ‘Ethnopsychologi of Africans’ akan mendapat notasi 155.8496073 Bila diperinci adalah sebagai berikut: 155.84 Specific ethnic group (dalam bagan) ‘Add to base number 155,84 notation 05-9 from tabel 5. eg. ‘‘Ethnopsychologi of Africans Americans” 155.8496073 96073 African Americans (dari tabel 5) b. Tidak langsung Daam bagan tidak terdapat instruksi untuk menambahkan Tabel 5 ini. Bila diras perlu untuk memperluas subject tersebut dengan notasi yang terdapat dalam tabel 5. Langah-langkahnya adalah: mual-mula tentukan notasi subiek yang bersangkutan, lalu tambahkan -089 (interposisi dari tabel 1), kemudian cantumkan notasi tabel 5.) Contoh: Ceramic Arts of Bengalis akan mendapat notasi sbb. 738.0899144, bila dirinci adalah sebagai berikut. 738 Ceranic arts (terdapat dalam bagan) -089 interposisi etnik dan kebangsaan (dari tabel 1) -9144 Bengalis (dari tabel 5) Tabel 6 Bahasa a. Dalam bagan terdapat instruksi untuk menambahkan secara lansung. Contoh: bahan pustaka bibel dalam bahasa Belanda akan mendapat notasi 220.53931, bila diperinci adalah sebagai berikut, 220 Bible (dalam bagan) 220.5 Modern version and translation 220.53-59 Version in other languages (dalam bagan) Add to base numer 220.5 notation 3-9 from T6 e.g Injil dalam bahasa Jerman 220.531 -31 Bahasa Jerman -3931Bahasa Belanda
Jadi bibel dalam bahasa Belanda adalah
220.53931 b. Ada instruksi tidak lansung Ada kalanya isnstruksi tidak langsung, yaitu ketika suatu subyek diikuti dengan tabel lain dan pada tabel lain tersebut ada instruksi penggunaan tabel 6. Perkembangan suatu subyek di daerah bahasa tertentu, misalnya “Perkembangan Islam di negara berbahasa Perancis” Bila notasi ini dirinci hasilnya adalah sebagai berikut: 297 Islam (bagan) -09 Interposisi (tabel 1) -175 daerah bahasa tertentu (tabel 2) -41 Bahasa Perancis (tabel 6) Jadi “Perkembangan Islam di daerah erbahasa Perancis” adalah: 297.0917541 Prinsip Tambahan pada (Add to...) Untuk memperluas notasi DDC dalam bagan erdapat instruksi add to... (tambahkan pada). Sebelum edisi ke 18, instruksi “add to” ini disebut instruksi “divide like” (bagi seperti). Pada prinsipnya kedua istilah tersebut sama pengertianya, yaitu dalam memeperluas suatu subyek tertentu notasinya dengan mengambil sebagian atau seluruhnya dari notasi yang terdapat dalam bagan, bukan dari tabek seperti halnya pada pada penggunaan tabel di atas. a. Mengambil semua notasi dari bagan lain. Misalnya notasi untu subyek ‘Bibliogafi Kedokteran’ 016 Bibliorafi subyek khusus (bagan_ add to base number 016 notation 001-999. Eg 016.61 Bibliografi Kedokteran b. Mengambil hanya sebagaian dar notasi bagan lain Contoh, untuk notasi “Perdaganan beras dalam negeri: 381.41 ‘Perdagan untuk produksi hasil pertanian’ (products of agriculture). Dibawahnya diikuti dengan instruksi “Add to base number 391.41 the number following 63 in 633-638 e.g. Rice 381.41318 318 “beras” dari notasi 633.18 (bagan) yaitu notasi yang mengikuti notasi 63. Jadi Perdagan beras dalam negeri = 38.41318