Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TABEL BAHASA (TABEL 6) DAN TABEL PERORANGAN ORANG(TABEL 7)

MATA KULIAH : KLASIFIKASI (TEORI)

DISUSUN

OLEH:

ASTRIE ANNISA (0601162020)

PUSPITA SARI (0601162019)

FITRI RAHMADHANI SINAGA (0601162021)

IRFAN SETIA GUNA (0601163072)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. TABEL BAHASA (TABEL 6)


B. PROSEDUR UNTUK PEMBENTUKAN NOMOR KLASIFIKASI MENGGUNAKAN
TABEL BAHASA
C. TABEL PERORANGAN
D. PROSEDUR UNTUK PEMBENTUKAN NOMOR KLASIFIKASI MENGGUNAKAN
TABEL PERORANGAN

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Klasifikasi secara umum adalah pengelompokkan atau penggolongan. Dalam
ruang lingkup perpustakaan, klasifikasi menjaadi sedikit terperinci. Klasifikasi pada
perpustakaan merupakan pengelompokkan yang sistematis bahan pustaka berdasarkan
subjek dan adanya unsur pengodean yang berguna bagi pencari informasi.1 Sebagai
sarana pengaturan pustaka dirak, klasifikasi mempunyai 2 tujuan, yaitu membantu
pemakai mengidentikkan dan melokalisasi sebuah dokumen berdasarkan nomor panggil
dan mengelompokkan semua dokumen sejenis menjadi satu.2 Untuk mencapai tujuan
pertama, metode penomoran atau pemberian tanda dapat digunakan karena nomor atau
tanda ini berhubungan dengan yang ada pada dokumen.
Semua bagan atau system klasifikasi, juga Klasifikasi Persepuluh Dewey,
berusaha untuk menyusun semua subjek yang mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan
manusia kedalam suatu susunan yang sistematis dan teratur, yang umumnya terdiri dari
sejumlah kelas utama, yang masing-masing di perinci lagi menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil lagi, menurut suatu urutan yang logis, yang biasanya dari yang bersifat umum
kepada yang bersifat khusus. Bagan DDC terdiri dari kelas utama, divisi, seksi, dan
subseksi yang masih dapat diperici lagi. 3

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan penjabaran notasi pada tabel bahasa dan tabel perorangan (tabel 6)!
2. Bagaimana cara menggunakan tabel bahasa dan tabel berorangan ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui berapa saja angka notasi pada tabel pembantu bahasa dan tabel
perorangan .
2. Mengetahui cara menggunakan tabel bahasa dan tabel perorangan .

1
Darwis sembiring. 2014. Pengolahan Bahan Pustaka. Bandung: Yrama Widya. Hlm 3
2
Sulistyo Basuki. 1991. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hlm 395
3
Hamakonda, Towa P. 2002. Pengantar klasifikasi persepuluh dewey. Jakarta: Gunung Mulia. Hlm 1
BAB II

PEMBAHASAN

A. TABEL 6 BAHASA
Bahasa yang dimaksud disini adalah bentuk penyajian suatu subjek dalam bahasa
dari tabel 6 tidak bisa berdiri sendiri. Namun bilamana diperlukan notasi subdivisi bahasa
dapat ditambahkan pada nomor dasar yang terdapat pada bagan dan tabel lainnya yang
menurut perintah dapat ditambah dengan notasi dari tabel 6. Jadi tabel bahasa ini
penggunaannya hanya berlaku bagi nomor dasar yang memiliki perintah untuk
menambahkannya.
Berikut ini dikemukakan ringkasan utama tabel bahasa :
-1 Bahasa Indonesia
-21 Bahasa Inggris
-31 Bahasa Jerman
-393 Bahasa Belanda
-41 Bahasa Perancis
-51 Bahasa Italia
-61 Bahasa Spanyol
-69 Bahasa Portugis
-71 Bahasa Latin
-81 Bahasa Yunani Klasik
-89 Bahasa Yunani Modern
-912 Bahasa Sanskrit
-917 Bahasa Rusia
-924 Bahasa Ibrani
-927 Bahasa Arab
-951 Bahasa Cina
-956 Bahasa Jepang
-957 Bahasa Korea
-958 Bahasa Burma
-959 Bahasa Thai, Kamboja, Vietnam, Khmer
-9921 Bahasa Philipina
-9928 Bahasa Malaysia
-999 Bahasa-bahasa Artifisial, termasuk Esperanto4

Ringkasan tabel diatas merupakan DDC Edisi ke-23 sedangkan DDC ke-20 pada
Tabel 6 sebagai berikut :
-1 Indo-European Languages
-2 English Languages
-3 Germanic Languages
-4 Roman Languages
-5 Italian, Romanian Languages
-6 Spanish and Portuguese
-7 Italic Languages
-8 Hellenic Languages
-9 Other Languages5

B. PROSEDUR UNTUK PEMBENTUKAN NOMOR KLASIFIKASI MENGGUNAKAN


TABEL BAHASA
Penggunaan Tabel bahasa ini secara langsung ditambahkan pada nomor dasar
yang terdapat pada bagan dengan perintah penambahan notasi dari tabel 6.
Contoh 1 :
Judul : Al-Quran dalam bahasa Indonesia
297.122 Al-Quran
122.5 Terjemahan
-992.21 Bahasa Indonesia (Tabel 6)
Jadi nomor klasifikasi untuk judul diatas adalah 297.122 599 221

4
Hamakonda, Towa P. 2002.Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: Gunung Mulia. Hlm 56
5
Sembiring, Darwis. 2014. Pengolahan Bahan Pustaka : klasifikasi dan katalogisasi. Bandung : Yrama Widya. Hlm
124
Contoh 2 :
Judul : Kamus Inggris-Jepang
495.6 Bahasa Jepang
-3 kamus (T4)
-21 Bahasa Inggris (T6)
Maka, nomor klasifikasi untuk judul diatas adalah 495.632 1

Contoh 3 :
Judul : Translation of the Bible into Dutch
220.5 Bible
-393 1 Bahasa Belanda
Jadi notasinya adalah 220. 539 31

C. TABEL PERORANGAN (Tabel 7)


Perlu disampaikan disini bahwa pada DDC edisi ke-23 hanya terdapat 6 tabel
(tabel kelompok orang atau profesi yang tergabung dalam tabel 7) tidak ada lagi.
Sebelumnya, (misalnya DDC edisi ke-20) masih terdapat 7 tabel. Sebagai penambah
wawasan dan perandingan (bukan untuk digunakan), berikut ini dipaparkan bagaimana
penggunaan tabel tersebut.
Berikut ini ringkasan tabel 7.
-01-09 [ orang dengan berbagai karakteristik pekerjaan, generalis, pemula]
-1 Orang yang diduduki dengan filosofi, para psikologi, dan okultisme, psikologi.
-2 orang yang duduki atau melekat pada agama
-3 orang yang duduki dengan ilmu sosial, dan kegiatan sosial ekonomi
-4 orang yang duduki dengan linguistic dan lexikograpy
-5 orang yang diduduki ilmu alam dan matematik
-6 orang yang diduduki dengan ilmu terapan (teknologi)
-7 orang yang diduduki dengan seni, dan dekoratif seni yang baik
-8 orang yang sibuk dengan tulisan kreatif dan berbicara
-9 orang yang sibuk dengan geografi, sejarah, disiplin dan aktivitas terkait.
D. PROSEDUR UNTUK PEMBENTUKAN NOMOR KLASIFIKASI MENGGUNAKAN
TABEL PERORANGAN
Sebagaimana halnya penggunaan tabel yang lain, maka Tabel 7 ini tidak dapat
digunakan tanpa menghubungkan dengan nomor-nomor yang ada dalam bagan. Tabel 7
dibutuhkan bilamana sebuah subjek berkaitan dengan aspek orang dan profesi.
Penggabungannya harus diawali dengan nomor -024 (Aspek orang) dan -088 (aspek
profesi). Walaupun demikian, cara penggabungan harus memerhatikan instruksi-instruksi
yang ada pada nomor dasar dalam bagan. Apabila dalam bagan tidak ada instruksi,
tentunya baik nomor -024 maupun nomor -088 dapat digabungkan secara langsung.
Hal yang menjadi persoalan tentunya kapan kita menggunakan nomor -024 dan
kapan pula kita menggunakan nomor -088. Apabila kita belum memahami dengan benar,
penggunaan kedua nomor tersebut bisa keliru.
Menurut DDC, nomor -024 digunakan bilamana suatu subjek dasar atau disiplin
terkait dengan kepentingan pengajaran berbagai tipe orang atau pengguna. 6
Berikut pengunaan Tabel 7 :

1. Penambahan secara langsung


Ini dilakukan bilamana dalam suatu nomor dasar terdapat perintah khusus untuk
menambahkan subdivisi orang dan profesi secara langsung.
Contoh :
Judul : Kumpulan Karya Sastra oleh Lutheran
808.899 2 Kumpulan Karya Sastra (dalam berbagai bahasa)
-241 Lutheran (T7)
Jadi, nomor klasifikasinya adalah 808.899 224 1

6
Ibid hlm 125
2. Aspek subdivisi orang atau profesi -024 dan -088 sudah tercantum pada bagan dengan
berbagai perubahan notasinya menjadi tanpa nol, menggunakan dua nol dan sebagainya.
Contoh 1:
Judul : Ilmu kimia bagi para Dokter
540 kimia (Sub divisi standard)
-024 aspek orang
-61 Dokter (T7)
Jadi, nomor klasifikasinya adalah 540.246 17

Contoh 2 :
Judul : Asuransi untuk Guru
368 Asuransi
-088 Aspek orang (T1)
-37 Guru (T7)
Notasinya adalah 368.088 37

7
Kahar, Irawary A dan Hotlan Siahaan. 2015. Modul Praktik Pengklasifikasi. Medan : USU Press hlm 47
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
Klasifikasi secara umum adalah pengelompokkan atau penggolongan. Dalam
ruang lingkup perpustakaan, klasifikasi menjaadi sedikit terperinci. Pembahasan pada
Tabel bahasa adalah bentuk penyajian suatu subjek dalam bahasa dari tabel 6 tidak bisa
berdiri sendiri. Namun bilamana diperlukan notasi subdivisi bahasa dapat ditambahkan
pada nomor dasar yang terdapat pada bagan dan tabel lainnya yang menurut perintah
dapat ditambah dengan notasi dari tabel 6. Jadi tabel bahasa ini penggunaannya hanya
berlaku bagi nomor dasar yang memiliki perintah untuk menambahkannya.
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah ketika kita menyusun dan
mengklasifikasi suatu buku terlebih dahulu memperhatikan notasi notasi pada tabel tabel
pembantu.
DAFTAR PUSTAKA

Darwis sembiring. 2014. Pengolahan Bahan Pustaka. Bandung: Yrama Widya

Sulistyo Basuki. 1991. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hamakonda, Towa P. 2002. Pengantar klasifikasi persepuluh dewey. Jakarta: Gunung


Mulia.

Kahar, Irawary A dan Hotlan Siahaan. 2015. Modul Praktik Pengklasifikasi. Medan :
Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai