Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

Disusun Oleh :
1. Adelia Herine Fofid

(1234100002)

2. Rachmadea Ajeng Tresnani

(1234100013)

3. Melinda Anevi

(1234100016)

4. Dewi Shinta Eka L.

(1234100027)

5. Cynthia Maulida Sianipar

(1234100030)

6. Deddy Setiawan Azhar

(1234100042)

GIZI D-IV (NOL TAHUN)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MALANG
JURUSAN GIZI
2012

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang
berjudul " Karya Tulis Ilmiah " tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini kami menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materi. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Malang, 5 November 2012

Penyusun

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 3
2.1 Sistematika dan Konversi Penulisan KTI.......................................................................3

Sistematika penulisan KTI........................................................................................3

Konvensi Naskah Karya Ilmiah...............................................................................12

2.2 Penulisan Kutipan KTI.................................................................................................15


2.3 Penulisan Pustaka KTI................................................................................................22
2.4 Penyajian Tabel dan Gambar dalam KTI.....................................................................27
BAB III PENUTUP................................................................................................................. 31
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 31
3.2 Saran........................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 35

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya Ilmiah ialah tulisan atau karangan yang disusun secara sistematis dan
logis. Karya Ilmiah menyajikan masalah-masalah yang objektif dan faktual.
Karya Ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
-

Mengungkapkan suatu permasalahan secara logis, fakta yang terpercaya, serta

analisis yang objektif.


Pendapat-pendapat yang

berdasarkan imajinasi, perasaan, atau pendapat yang bersifat subjektif.


Ragam bahasa yang digunakan bersifat lugas.
Objektif
Sistematik
Metode penelitian
Mendukung kalimat.

dikemukakan

berdasarkan

fakta

dan

tidak

Karya Tulis Ilmiah atau KTI dapat didefinisikan sebagai karya tulis yang
disusun oleh mahasiswa sebagai salah satu persyaratan akhir pelulusan program
pendidikan Diploma 3 (D3) yang membahas topik atau bidang tertentu berdasarkan
hasil kajian pustaka yang ditulis oleh para ahli, hasil penelitian lapangan, atau hasil
pengembangan (eksperimen). Dalam pengerjaan KTI, mahasiswa dibimbing minimal
oleh satu orang dosen pembimbing yang ditunjuk oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan. Pembimbingan ini dimaksudkan agar hasil KTI mahasiswa tersebut
berkualitas baik dari segi isi maupun teknik penyampaiannya.
Sebagai karya puncak atau karya monumental, sangatlah logis kalau
penulisan KTI ini memerlukan tenaga dan pikiran yang ekstra bagi yang
bersangkutan, terutama bagi yang kurang tebiasa atau kurang mampu dalam hal
tulis-menulis. Tetapi, kekurangmampuan ini tidak layak dipakai sebagai alasan untuk
menyurutkan niat dan tekad untuk menulis KTI. Sebab, dalam tulis-menulis termasuk
menulis KTI merupakan kegiatan yang bisa dipelajari dan diterampilkan dengan cara
berlatih.
Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan karya ilmiah sebagai sumbangan baru
bagi perkembangan ilmu pengetahuan sehingga isi dan cara penulisan harus taat
pada prosedur tertentu termasuk penggunaan ragam bahasa ilmiah dan baku. Oleh
karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai sistematika dan konversi

penulisan KTI, penulisan kutipan KTI, penulisan pustaka KTI, penyajian tabel dan
gambar dalam KTI.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Bagaimanakah sistematika dan konvensi penulisan Karya Tulis Ilmiah ?


Bagaimanakah penulisan kutipan Karya Tulis Ilmiah ?
Bagaimanakah penulisan pustaka Karya Tulis Ilmiah ?
Bagaimanakah penyajian tabel dan gambar dalam Karya Tulis Ilmiah ?

1.3 Tujuan
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam :
1.
Mampu memahami sistematika dan konvensi penulisan Karya Tulis Ilmiah
2.
Mampu memahami penulisan kutipan Karya Tulis Ilmiah
3.
Mampu memahami penulisan pustaka Karya Tulis Ilmiah
4.
Mampu memahami penyajian tabel dan gambar dalam Karya Tulis Ilmiah

1.4 Manfaat
Membantu pembaca untuk memahami tata cara penulisan Karya Tulis Ilmiah
(KTI) dengan baik dan benar meliputi sistematika dan konvensi penulisan Karya tulis
Ilmiah, penulisan Karya Tulis Ilmiah, dan penyajian tabel serta gambar dalam Karya
Tulis Ilmiah.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistematika dan Konversi Penulisan KTI


Sistematika penulisan KTI
Sistematika penulisan adalah tata caramenuliskan bagian-bagian yang
terapat dalam KTI dan tata cara menandai peringkat-peringkatnya. Bagianbagian ini berupa subjudul dan sub-subjudul. Kesistematisan penulisan setiap
subjudul dan penandaan setiap peringkatnya ini selain akan mempermudah
pemahaman pembaca, juga menggambarkan penguasaan penulis terhadap
masalah yang dibahas.
Sistematika Karya Tulis Ilmiah adalah aturan-aturan dalam meletakkan
bagian-bagian dalam Karya Tulis Imiah. Aturan-aturan ini yang akan
membimbing penulis menuangkan pemikirannya, serta mengembangkannya
berdasarkan data dan fakta dan teori penguat fakta.
Pola Kerangka KTI Hasil Kajian Pustaka
a. Bagian pembuka
Halaman judul
Halaman judul merupakan nama yang diberikan untuk sebuah
Karya Tulis Ilmiah.
- Judul diketik menggunakan huruf kapital, ekspresif, sesuai,

dan tepat dengan masalah yang ditulis.


Nama penulis ditulis dengan jelas.
Pada halaman judul disertakan logo dan nama institusi

dengan jelas.
Lembar pengesahan
Halaman pengesahan merupakan halaman yang memuat tim
pembimbing dan tim penguji dalam pengesahan Karya Tulis Ilmiah.
- Lembar pengesahan memuat judul dan nama penulis.
- Lembar pengesahan ditanda tangani oleh guru
-

pembimbing.
Lembar pengesahan

diberi

tanggal

sesuai

tanggal

pengesahan.
Kata pengantar
Kata pengantar merupakan gambaran umum kepada pembaca
tentang penulisan Karya Ilmiah. Kata pengantar dibuat secara
3

singkat, tetapi padat dan jelas. Unsur-unsur yang terdapat dalam


kata pengantar adalah sebagai berikut:
- Puji syukur kepada Tuhan Y.M.E
- Penjelasan tentang cara penyusunan

dan

metode

penelitian dari Karya Tulis Ilmiah.


Ucapan terimakasih kepada semua pihak.
Menyebutkan nama tempat, tanggal, bulan, tahun, dan

nama penyusun Karya Ilmiah.


Daftar isi
Daftar isi adalah sebuah fasilitas dalam buku untuk mengetahui
keseluruhan isi sebuah dokumen atau buku tersebut. Biasanya,
daftar isi terletak di halaman paling depan dan merupakan bagian
penting dalam sebuah dokumen sehingga tanpa daftar isi, buku

atau dokumen tersebut seolah-olah menjadi tak bermata.


Daftar tabel
Gambaran nyata analisis masalah yang dimuat dalam berbagai
tabel. Nama-nama tabel yang tercantum dalam Karya Tulis Ilmiah
dimuat dalam daftar tabel.

b. Bab pendahuluan
Pada bab pendahuluan ini setidaknya ada enam hal yang perlu
dikemukakan yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
kajian, kegunaan kajian, metode kajian, dan definisi istilah.
Latar belakang masalah
Bagian ini berisi gambaran umum, paparan, atau uraian
seputar masalah atau topik yang dikaji, yang bisa diperoleh dari
berbagai sumber, misalnya buku, laporan penelitian, jurnal,
seminar, surat kabar, majalah, atau keadaan lapangan. Gambaran
umum bisa berupa kesenjangan antara teori dan praktik, atau
antara harapan dan kenyataan. Lewat gambaran umum ini akan
diperoleh pemahaman betapa pentingnya masalah atau topik
tersebut dikaji, ditelaah, atau dianalisis agar diperoleh pemecahan

atau solusi, baik secara teoritis maupun praktis.


Rumusan masalah
Bagian ini merupakan pengembangan atau pemfokusan dari
latar belakang masalah. Bagian ini berisi paparan bahwa selama
ini masalah atau topik yang akan ditelaah memang belum terjawab
secara tuntas atau belum terpecahkan secara memuaskan, baik
yang berkaitan dengan konsep, cakupan, maupun analisisnya.
Sikap ini harus didukung oleh berbagai publikasi atau pendapat
yang berkaitan dengan masalah tersebut, dan teori yang
melandasi kajian.
4

Berdasarkan

paparan

tersebut,

selanjutnya

dirumuskan

pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui telaah pustaka.


Pertanyaan-pertanyaan tersebut memuat variabel yang akan
ditelaah. Kata tanya yang bisa dipakai bisa berupa apa, mengapa,
bagaimana, kapan, siapa, sejauh mana, dan sebagainya. Kata
tanya mana yang dipilih bergantung pada ruang lingkup masalah
yang akan dibahas.
Semua rumusan masalah ini akan dibahas atau dipecahkan
dalam bab berikutnya. Oleh karena itu, ketika merumuskan
masalah harus sudah tergambar pola analisis yang akan

diterapkan.
Tujuan kajian
Bagian ini memberikan gambaran spesifik tentang arah atau
sasaran kajian kepustakaan yang terkait dengan topik. Arah atau
sasaran kajian ini berupa keinginan real penulis setelah kajian
kepustakaan ini dilakukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan kajian
ini mengacu pada isi dan rumusan masalah. Perbedaannya,
rumusan

masalah

berupa

pertanyaan

atau

kalimat

tanya,

sedangkan rumusan tujuan kajian berupa pernyataan atau kalimat

berita.
Kegunaan kajian
Bagian ini memberikan paparan tentang kegunaan atau
manfaat hasil kajian pustaka atas topik yang dibahas. Manfaat
atau kegunaan kajian ini bisa dikaitkan dengan penulis sendiri,
lembaga tempat kajian, organisasi profesi, pengembangan ilmu
atau bidang studi, pengambilan keputusan, pemecahan masalah
yang mendesak, pendidikan, atau masyarakat umum. Sasaran
mana yang dipilih amat bergantung pada jenis kajian yang

dibahas.
Metode kajian
Bagian ini memberikan paparan tentang langkah-langkah atau
strategi yang dilakukan penulis terkait dengan kajian pustaka.
Langkah-langkah yang menjadi landasan kajian pustaka ini
didasarkan pada asumsi-asumsi atau anggapan-anggapan dasar
berdasarkan paradigma, teori, konsep, prinsip, hukum, dan
postulat yang relevan dengan masalah atau topik yang dikaji. Oleh
akrena itu, setiap langkah yang dilakukan penulis harus bisa

dipertanggungjawabkan secara metode keilmuan.


Definisi istilah
5

Bagian ini memberikan paparan mengenai istilah-istilah penting


yang terkait dengan topik yang akan dikaji agar terdapat kesamaan
interpretasi dan persepsi antara penulis dan pembaca. Definisi
istilah ini dipandang perlu karena sering dijumpai istilah yang sama
dalam disiplin ilmu yang sama diinterpretasikan dan dipersepsikan
secara berbeda.
c. Bab inti
Bab inti ini berisi gagasan atau masalah pokok yang terdapat dalam
topik. Judul bab disesuaikan dengan materi yang dibahas. Setiap gagasan
pokok pada setiap judul bab dirinci menjadi gagasan-gagasan bawahan
yang tercantum dalam sub-subbab.
Secara teknis, bab ini pada dasarnya adalah menjawab serangkaian
pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah. Oleh karena itu,
setiap bab berisi uraian masalah secara rinci disertai alternatif
pemecahannya dengan pola atau alur pikir yang logis sehingga mudah
ditangkap makna dan maksudnya.
Setiap gagasan dikaji secara

mendalam

dengan

berbagai

kemungkinan cara pembahasan, yaitu sebagai berikut:


Merumuskan pengertian atau definisi. Rumusan oengertian atau
definisi ini bisa anda peroleh dengan cara mengutip pendapat para
ahli yang termuat dalam buku-buku referensi terkait, atau yang

terdapat dalam kamus istilah atau ensiklopedi.


Memberikan klasifikasi, rincian, atau indikator.

Pemberian

klasifikasi, rincian, atau indikator ini Anda lakukan apabila gagasan

tersebut masih umum.


Mendeskripsikan proses dan langkah-langkah. Pendeskripsian
proses dan langkah-langkah Anda lakukan apabila gagasan itu

menyangkut kegiatan.
Menampilkan ilustrasi, contoh, bukti, fakta, atau data. Penampilan
ilustrasi, contoh, bukti, fakta, atau data ini Anda lakukan apabila
gagasan tersebut merupakan fenomena, peristiwa, atau kejadian

yang masih memerlukan pemantapan.


Menjelaskan kaitan atau hubungan dengan gagasan atau hal lain.
Cara ini dapat anda lakukan apabila gagasan yang anda kaji

bersinggungan dengan gagasan atau hal lain.


Menjelaskan peran, kedudukan, atau porsi terhadap gagasan atau
hal lain. Cara ini Anda lakukan apabila gagasan yang Anda kaji

memang berfungsi atau bernilai terhadap gagasan atau hal lain.


Menjelaskan dampak atau efek terhadap gagasan atau hal lain.
Cara ini Anda lakukan apabila gagasan yang Anda kaji memang
6

berpengaruh terhadap gagasan atau hal lain baik berpengaruh


positif maupun negatif.
Tidak semua cara tersebut diterapkan pada setiap kajian gagasan. Cara-cara
mana yang Anda tempuh, amat bergantung pada tipe gagasan yang Anda kaji
dan tujuan pembahasan yang ingin Anda capai.
Setiap gagasan yang Anda bahas diakhiri dengan rangkuman dan / atau
implikasi. Cara ini Anda lakukan selain untuk memantapkan bahasan Anda,
juga untuk mengingatkan pembaca akan pentingnya pengkajian tersebut.
d. Bab penutup
Bab penutup ini berisi simpulan dan saran yang dinyatakan secara
terpisah atau subbab tersendiri. Simpulan berisi pernyataan
singkat dan tepat yang dirangkum dari hasil pengkajian atau
pembahasan. Oleh karena itu, simpulan yang Anda buat harus taat
asas dengan pola pikir yang telah Anda terapkan dalam
pembahasan. Subbab saran berisi usul atau harapan yang terkait
dengan hasil pengkajian atau pembahasan yang telah Anda
lakukan. Saran ini bisa Anda tujukan kepada para pengkaji atau
pemerhati dalam bidang sejenis, yang ingin mengembangkan atau
melanjutkan kajian yang sudah Anda lakukan, atau kepada pihak
lain (lembaga tertentu) yang ingin memanfaatkan hasil kajian
Anda. Saran-saran ini bisa Anda arahkan pada aspek tertentu
untuk dikaji lebih lanjut, atau aspek-aspek tertentu untuk diperbaiki
atau ditingkatkan. Pihak mana yang Anda sarankan dan aspek
mana yang Anda maksudkan sangat bergantung pada hasil

pembahasan Anda.
Daftar pustaka
Daftar pustaka yang merupakan bagian penutup dari sebuah karya
ilmiah, seringkali digupakan oleh penulis. Daftar pustaka bukan
pajangan agar karya yang ditulis dipandang cukup ilmiah. Fungsi
daftar pustaka adalah penuntun bagi pembaca yang mungkin
masih ingin tahu lebih jauh dari apa yang sudah dikutip isinya oleh
penulis. Oleh karena itu sumber-sumber yang didaftar dalam
bagian ini hares betul-betul sinkron dengan teori yang dituliskan
dalam kajian teori, artinya harus pas - tidak kurang dan tidak lebih.
Untuk sumber kajian ini ada hal yang perlu diketahui oleh penulis,
yaitu agar sedapat mungkin membatasi penggunaan kamus
sebagai sumber. Apa yang tertulis di dalam kamus bukan teori
7

tetapi baru merupakan batasan batasan pengertian. Yang


diperlukan adalah dukungan teori, sedangkan batasan pengertian

baru berstatus sebagai penguat dari pengertian yang kita ambil.


Lampiran
Lampiran biasanya berisi dokumen-dokumen berupa foto yang
digunakan sebagai contoh atau bukti suatu penelitian yang
dicantumkan dalam Karya Tulis Ilmiah.

Pola Kerangka KTI Hasil Penelitian Kuantitatif


Bab I Pendahuluan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Latar belakang masalah


Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Hipotesis penelitian (jika ada)
Keguanaan penelitian
Asumsi dan keterbatasan penelitian
Ruang lingkup penelitian
Definisi istilah atau definisi operasional (jika diperlukan)

Bab II Kajian Pustaka


Bab III Metode Penelitian
a.
b.
c.
d.
e.

Rancangan penelitian
Populasi dan sampel
Instrumen penelitian
Pengumpulan data
Analisis data

Bab IV Hasil Penelitian


a. Deskripsi data
b. Pengujian hipotesis
Bab V Pembahasan
Bab VI Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
Pola Kerangka KTI Hasil Penelitian Kualitatif
Bab I Pendahuluan
a. Konteks penelitian (latar belakang)
8

b. Fokus penelitian (dapat dirinci menjadi rumusan masalah dan tujuan


penelitian)
c. Lokasi penelitian
Bab II Kajian Pustaka
Bab III Metode Penelitian
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Pendekatan dan jenis penelitian


Kehadiran peneliti
Data dan sumber data
Prosedur pengumpulan atau perekaman data
Analisis data
Pengecekan keabsahan temuan
Tahap-tahap penelitian

Bab IV Paparan Data dan Temuan Penelitian


a. Paparan data
b. Temuan penelitian
Bab V Pembahasan
Bab VI Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
Pola Kerangka KTI Hasil Pengembangan
Bab I Pendahuluan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Latar belakang masalah


Rumusan masalah
Tujuan pengembangan
Spesifikasi produk yang diharapkan
Pentingnya pengembangan
Asumsi dan keterbatasan pengembangan
Definisi istilah
Organisasi penulisan

Bab II Kajian Pustaka


Bab III Metode Pengembangan
a. Model pengembangan
b. Prosedur pengembangan
c. Uji coba produk
1. Desain uji coba
2. Subjek coba
3. Jenis data
9

4. Instrumen pengumpulan data


5. teknik analisis data
Bab IV hasil Pengembangan
a. Penyajian data uji coba
b. Analisis data
c. Revisi produk
Bab V Kajian dan Saran
a. Kajian produk yang telah direvisi
b. Saran pemanfaatan, diseminasi, dan pengembangan lanjutan produk
5. Persyaratan penulisan

Naskah ditulis minimal 15 halaman dan maksimal 20 halaman.


Jumlah

halaman

tidak

termasuk

sampul

serta

halaman

pengesahan.
Naskah ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar
dengan ketentuan kertas A4, font Times New Roman, size 12,
spasi 1,5. Margin 4 cm kiri, 3 cm kanan, 3 cm bawah, dan 3 cm

atas.
Bahan dan Ukuran a. Bahan yang digunakan untuk pengetikan
karya ilmiah adalah kertas HVS 70 gram untuk isi, dan konstruk
atau buffalow untuk sampul (cover) berwarna hijau. b. Ukuran
kertas untuk pengetikan ilmiah umumnya menggunakan kuarto
atau letter (279,4 x 215,9) mm, digunakan hanya untuk satu muka
(tidak bolak-balik). Posisi kertas vertikal (tall), kecuali untuk
pengetikan tabel bisa digunakan secara horizontal (wide). c. Jenis
huruf (font), pada dunia modern sekarang ini, penulisan karya
ilmiah tidak lagi pantas menggunakan mesin tik biasa (manual).
Pengetikan harus memakai komputer, atau paling tidak dicetak.
Untuk pengetikan dengan komputer, huruf yang digunakan harus
huruf normal yang sering digunakan secara umum, yaitu time, time
new normal atau arial. Jangan menggunakan huruf-huruf aneh,
yang pada akhirnya akan menyulitkan pembaca. d. Ukuran huruf
(size) pilih yang standar. Pada program Wordstar gunakan ukuran
(size) 10 point. Untuk program lainnya misalnya : Chi-writer,
Amipro, Microsoft Word dan Page Maker menggunakan ukuran 12
point. Jenis huruf (font) maupun ukuran (size) harus dipakai untuk
pengetikan keseluruhan naskah. Kecuali untuk abstraksi, tabel dan
10

judul bisa memakai huruf dan ukuran yang berbeda. Jumlah


halaman minimal 40 halaman termasuk halaman prancis.

Konvensi Naskah Karya Ilmiah

Dalam konvensi naskah karya ilmiah, misalnya, dalam bahasa Indonesia


dibicarakan definisi dan aspeknya.
Definisi
Konvensi naskah karya ilmiah ialah peraturan atau aturan yang telah
disepakati bersama oleh suatu lembaga atau beberapa lembaga tertentu
yang menyangkut seperangkat cara dan bahan yang digunakan. Pada
prinsipnya, setiap lembaga atau beberapa instansi memiliki konvensi
karya ilmiah yang sama.
Aspek
Aspek-aspek konvensi

karya

ilmiah

ialah

hal-hal

yang

menjadi

kesepakatan bersama dalam penulisan karya ilmiah. Aspek-aspek


tersebut meliputi hal berikut:
a. bentuk karangan
b. bagian-bagian karangan
c. bahan dan jumlah halaman
d. perwajahan
e. penomoran
f. penyajian
A.

Bentuk Karangan Ilmiah


Bentuk karangan ilmiah di sini identik dengan jenis karya tulis
keilmuan yaitu makalah, laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi,
tesis, dan disertasi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan bentuk-bentuk
karangan ilmiah berikut.

1. Makalah

11

Makalah ialah karya tulis ilmiah yang menyajikan masalah atau


topik dan dibahas berdasarkan data di lapangan atau
kepustakaan; data itu bersifat empiris dan objektif.
2. Kertas kerja
Kertas kerja ialah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih
mendalam daripada makalah dengan menyajikan data di
lapangan atau kepustakaan; data itu bersifat empiris dan
objektif.
3. Skripsi
Skripsi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat
penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I).
Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana. Langsung
(observasi

lapangan)

skripsi

tidak

langsung

(studi

kepustakaan).
4. Tesis
Tesis

ialah

karya

tulis

ilmiah

yang

mengungkapkan

pengetahuan baru dengan melakukan pengujian terhadap


suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam daripada
skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih
gelar magister.
5. Disertasi
Disertasi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori
atau dalil baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara
empiris dan objektif (karya ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis
untuk meraih gelar doktor.
B.

Bagian-Bagian Tulisan Ilmiah


Bagian-bagian karangan ilmiah meliputi berikut: kelengkapan awal,
kelengkapan isi, dan kelengkapan akhir. Kelengkapan awal meliputi
kulit

luar,

halaman

judul,

halaman

pengesahan,

halaman

persembahan, abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Inggris), kata


pengantar, daftar tabel, daftar grafik, atau gambar (jika ada), serta
daftar singkatan dan lambang. Kelengkapan isi meliputi pendahuluan,
kajian teori, seputar lokasi objek penelitian (khusus praktik kerja),
pembahasan, dan penutup. Kelengkapan akhir meliputi daftar pustaka,
riwayat hidup penulis, penulisan indeks, dan lampiran.

12

C.

Bahan dan Jumlah Halaman


Bahan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ialah kertas HVS
A-4 dan tinta hitam atau biru. Jumlah halaman untuk makalah minimal
10 halaman, laporan praktik kerja 40, skripsi 60, tesis 80, dan disertasi
250 halaman.

D.

Perwajahan
Perwajahan ialah tata letak unsur-unsur karangan ilmiah dan aturan
penulisan. Dari perwajahan ini, akan dimunculkan tampilan atau format
penulisan karya ilmiah, yaitu ukuran kertas, huruf yang dipakai, spasi,
tepi batas (pias).

E.

Penomoran
Dalam memberikan nomor, harus diperhatikan hal-hal berikut.
1. Romawi Kecil
Penomoran dengan angka Romawi kecil dipakai untuk
halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
daftar grafik, serta daftar singkatan dan lambang.
2. Romawi Besar
Angka Romawi besar digunakan untuk menomori tajuk bab
(bab pendahuluan, bab teoretis, bab metode dan objek
penelitian, bab analisis data, dan bab penutup).
3. Penomoran dengan Angka Arab
Penomoran dengan angka Arab (09) dimulai dari bab I
sampai dengan daftar pustaka (termasuk riwayat hidup dan
lampiran).
4. Letak Penomoran
Setiap penomoran yang bertuliskan dengan huruf kapital,
nomor halaman diletakkan atau berada di tengah-tengah,
sedangkan untuk nomor selanjutnya berada di tepi batas (pias)
kanan atas.
5. Sistem Penomoran
Sistem penomoran dengan angka Arab menggunakan sistem
digital. Angka terakhir dalam sistem digital tidak diberikan titik,
misalnya:

13

1.1 Latar Belakang Masalah, 3.2.2Peranan Bahasa dalam


Pembangunan.
Akan tetapi, bila satu angka diberi tanda titik, misalnya:
1. Pendahuluan , 2. Landasan Teori dll. (dalam makalah).
Apabila ada penomoran sistem digital antara angka Arab dan
huruf, harus dicantumkan titik, misalnya, 3.2.2.a. Contoh:
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1.4 Kerangka Pemikiran
1.5 Metode Penelitian
1.6 Rancangan Analisis Data
1.7 Lokasi dan Lamanya Penelitian
F.

Penyajian
Penyajian dalam penulisan karya ilmiah ialah cara-cara menerapkan
aturan penulisan, pengutipan, penulisan daftar pustaka, dan konvensi.
Dengan kata lain, penyajian meliputi seperangkat bentuk penyajian
karya ilmiah secara utuh (mulai dari jilid sampai dengan lampiran).

2.2 Penulisan Kutipan KTI


Kutipan adalah pengambilalihan pernyataan orang lain (baik satu kalimat atau
lebih) untuk tujuan ilustrasi atau memperkukuh argumen di tulisan sendiri. Walaupun
pernyataan ini bisa berupa pernyataan lisan, tetapi untuk keperluan tulisan ilmiah
(termasuk KTI) pada umumnya yang dikutip adalah pernyataan yang tercantum di
14

Karya Tulis Ilmiah atau laporan penelitian ilmiah. Dengan prinsip menghargai karya
orang lain dan keterbukaan, setiap kutipan yang Anda manfaatkan untuk keperluan
KTI (juga Karya Ilmiah yang lain), harus anda pertanggungjawabkan dengan cara
memberikan rujukan di mana sumber pernyataan atau informasi itu diperoleh.
Kutipan juga merupakan gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber.
Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari
kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

Prinsip-prinsip mengutip
- Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun
perlu mengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus
memberi keterangan bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya
adalah dengan memberi huruf tebal, atau memberi keterangan dengan
-

tanda kurung segi empat.


Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan
tanda seru langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti
bahwa kesalahan ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggung

jawab atas kesalahan tersebut.


Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itu
dinyatakan dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan
tiga titik). Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan

perubahan makna asli naskah yang dikutip.


Penulisan sumber kutipan
Dalam penulisan dan pencantuman kutipan terdapat 2 pedoman khusus.
Untuk penulisan dan pencantuman kutipan dengan pola Harvard ditandai
dengan menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman
buku yang dikutip di awal atau di akhir kutipan. Data lengkap sumber yang
dikutip itu dicantumkan pada daftar pustaka. Ada dua cara dalam mengutip,
yakni langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung adalah mengutip sesuai
dengan sumber aslinya, artinya kalimat-kalimat tidak ada yang diubah.
Disebut kutipan tidak langsung jika mengutip dengan cara meringkas kalimat
dari sumber aslinya, namun tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber
tersebut.
Pada dasarnya terdapat dua cara untuk mengutip suatu sumber, yaitu secara
langsung (asli) dan secara tidak langsung (menyadur). Kutipan langsung
sebaiknya jangan terlalu sering digunakan, lebih-lebih lagi jika kutipan itu
panjang-panjang. Keseringan menggunakan kutipan langsung membuat

15

pembaca jemu, bahkan, pembaca dapat saja beranggapan bahwa penulis


yang demikian kurang memiliki kemahiran berbahasa.
Koentjaraningrat 1985:335) menyatakan bahwa kutipan kutipan langsung
sebaiknya hanya dipakai untuk hal-hal berikut :
1. Penguraian bagian dari suatu undang-undang, suatu peraturan, atau
suatu dokumen ilmu.
2. Penguraian suatu rumus ilmu pasti, suatu pernyataan ilmiah, atau
suatu definisi.
3. Penguraian suatu pendirian atau ucapan seorang tokoh penting yang
mengandung gaya atau istilah-istilah yang khas.
4. Penguraian pendirian seseorang yang mengandung arti yang sangat
ketat sehingga akan berubah artinya bila dilakukan pengubahan
bahasanya.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kutipan,
yaitu :
a. Kutipan haruslah relevan dengan masalah yang sedang dibahas dan
hendaknya tidak terlalu panjang.
b. Jika penyaduran (kutipan tidak langsung) mengakibatkan perubahan
arti dan kesalahpahaman, maka kutipan merupakan pilihan terbaik.
Berikut adalah ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam penulisan kutipan :
a. Kutipan langsung (asli), kurang dari empat baris.
Kutipan langsung yang kurang dari empat baris ditulis sebagai bagian
dari kalimat dengan memberikan tanda kutip pembuka dan penutup.
Perhatikan bahwa tanda kutip penutup diberikan setelah titik penutup
kalimat. Pemulaan kutipan menggunakan huruf kapital.
Kutipan yang kurang dari 40 kata (4 baris) ditulis dengan cara berikut :

Kutipan diletakkan di antara tanda petik ganda.


Kutipan disatukan dalam teks utama.
Penyebutan nama pengarang (pihak yang pernyataannya Anda
kutip) yang diikuti dengan tahun terbit dan halaman sumber
bukunya. Penyebutan nama pengarang ini bisa dilakukan dalam
teks utama atau setelah kutipan.

Contoh :

16

Pengutipan langsung atas kutipan yang kurang dari 40 kata atau 4


baris dengan penyebutan pengarang dalam teks.
Jadi, berita benar-benar linier dan lepas dari kepentingan tertentu.
Tetapi, dalam pandangan konstruktivisme, berita itu ibarat sebuah
drama. Ia tidak menggambarkan realitas, tetapi potret dari arena atau
panggung pertarungan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan
peristiwa. Carey (1989: 21) mengatakan News is not information but
drama. It doesnt describe the word but potrays an arena of dramatic
forces and action;....... misalnya, peristiwa di Libanon yang saat ini
menjadi perhatian dunia. Media massa secara aktif menugaskan
wartawan dan krunya ke tempat kejadian. Mereka secara aktif telah
membentuk realitas seperti layaknya sebuah drama. Mereka yang
setuju dan tidak setuju dengan peristiwa itu dipertentangkan. Lalu
dibumbui dengan analisis dari berbagai pihak, pakar politik, tokoh yang
terlibat, dan beberapa kepala Negara
Pengutipan langsung atas kutipan yang kurang dari 40 kata dengan
penyebutan pengarang setelah kutipan.
Jadi, berita benar-benar linier dan lepas dari kepentingan tertentu.
Tetapi, dalam pandangan konstruktivisme, berita itu ibarat sebuah
drama. Ia tidak menggambarkan realitas, tetapi potret dari arena atau
panggung pertarungan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan
peristiwa. (Carey, 1989: 21) mengatakan News is not information but
drama. It doesnt describe the word but potrays an arena of dramatic
forces and action;....... misalnya, peristiwa di Libanon yang saat ini
menjadi perhatian dunia. Media massa secara aktif menugaskan
wartawan dan krunya ke tempat kejadian. Mereka secara aktif telah
membentuk realitas seperti layaknya sebuah drama. Mereka yang
setuju dan tidak setuju dengan peristiwa itu dipertentangkan. Lalu
dibumbui dengan analisis dari berbagai pihak, pakar politik, tokoh yang
terlibat, dan beberapa kepala Negara.

b. Kutipan langsung (asli), lebih dari empat baris.


Kutipan langsung yang terdiri dari lima baris atau lebih ditulis sebagai
berikut :
17

Tersendiri, tidak masuk ke dalam kalimat.


Menjorok ke dalam setelah lima ketukan, dan jika awal kutipan
tersebut adalah awal suatu alinea, maka baris pertama kutipan
dimulai pada ketukan ke-11.
Dengan jarak baris satu spasi.
Contoh :
Penutipan langsung atas kutipan yang sama atau lebih dari 40 kata
dengan penyebutan pengarang dalam teks.
Realitas hasil konstruksi itu selalu terbentuk melalui konsep dan
kategori yang kita buat (dalam hal ini wartawan). Kita tidak dapat
melihat dunia tanpa kategori, tanpa konsep. Redaksi Lichtenberg
(1991: 219) sebagai berikut:
The methaphysical idealist denies that we can know what the
world is like intrisically, apart from a perspective. The world is our
construction in the sense that we inevitable encounter it through our
concepts and our categories; we cannot see the world concept-or
category-free.
Artinya, kalau seorang wartawan menulis berita, ia sebetulnya
membuat dan membentuk dunia, membentuk realitas. Ia tidak
mungkin mengambil jarak dengan objek yang akan diliput.
Pengutipan langsung atas kutipan yang sama atau lebih dari 40 kata
dengan penyebutan pengarang setelah kutipan.
Realitas hasil konstruksi itu selalu terbentuk melalui konsep dan
kategori yang kita buat (dalam hal ini wartawan). Kita tidak dapat
melihat dunia tanpa kategori, tanpa konsep.
The methaphysical idealist denies that we can know what the
world is like intrisically, apart from a perspective. The world is our
construction in the sense that we inevitable encounter it through our
concepts and our categories; we cannot see the world concept-or
category-free. (Lichtenberg, 1991: 219)
Artinya, kalau seorang wartawan menulis berita, ia sebetulnya
membuat dan membentuk dunia, membentuk realitas. Ia tidak
mungkin mengambil jarak dengan objek yang akan diliput.
18

Ciri-ciri kutipan langsung :


1.
2.
3.

Pernyataan yang dikutip berupa definisi.


Pernyataan yang dikutip merupakan konsep
Pernyataan yang dikutip merupakan peraturan dan perundang-

4.
5.

undangan.
Pernyataan yang dikutip merupakan pendapat yang kontroversial.
Pernyataan yang dikutip tidak merupakan ungkapan yang berbelit-

6.

belit.
Pernyataan yang dikutip tidak terlalu panjang sehingga tidak
memakan beberapa halaman.

c. Kutipan tidak langsung


Ciri-ciri kutipan tidak langsung :
1. Pernyataan yang dikutip tidak berupa konsep dan definisi.
2. Pernyataan yang dikutip berupa klasifikasi.
3. Pernyataan yang dikutip berupa ilustrasi dan contoh.
4. Pernyataan yang dikutip berupa ungkapan yang berbelit-belit dan
5.

membingungkan pemahaman pembaca.


Pernyataan yang dikutip berupa ungkapan yang sangat panjang
sehingga perlu diambil ide pokoknya saja

Contoh:
Pengutipan tak langsung dengan penyebutan pengarang dalam teks.
Menurut Poloma (1948:308-310), teori definisi sosial beranggapan
bahwa manusialah yang membentuk perilaku masyarakat. Norma,
struktur, dan institusi sosial dibentuk oleh individu-individu yang ada di
dalamnya. Manusia benar-benar otonom. Ia bebas membentuk dan
memaknakan realitas, bahkan menciptakannya. Wacana-wacana
(discourses) ia ciptakan sesuai kehendaknya. Jadi, realitas dipandang
sebagai sesuatu yang internal, subjektif, dan nisbi. Ia merupakan
kenyataan subjektif yang bergerak mengikuti dinamika makna subjektif
individu.
Pengutipan tak langsung dengan penyebutan pengarang setelah
kutipan.
Menurut Poloma (1948:308-310), teori definisi sosial beranggapan
bahwa manusialah yang membentuk perilaku masyarakat. Norma,
struktur, dan institusi sosial dibentuk oleh individu-individu yang ada di
dalamnya. Manusia benar-benar otonom. Ia bebas membentuk dan
memaknakan realitas, bahkan menciptakannya. Wacana-wacana
19

(discourses) ia ciptakan sesuai kehendaknya. Jadi, realitas dipandang


sebagai sesuatu yang internal, subjektif, dan nisbi. Ia merupakan
kenyataan subjektif yang bergerak mengikuti dinamika makna subjektif
individu.
d. Elips
Elips adalah kutipan langsung yang tidak perlu lengkap, karena
terdapat beberapa bagian yang tidak relevan dan tidak berpengaruh
jika dihilangkan.
e. Penomoran
Untuk tujuan pemberian catatan kaki, setiap kutipan (baik kutipan
langsung maupun kutipan tidak langsung) harus diberi nomor secara
berurutan, dengan menggunakan angka Arab. Angka ini ditempatkan
di akhir kutipan dan ditulis setengah spasi di atas baris terakhir
kutipan.

Selain ketentuan-ketentuan umum di muka (spasi, tanda kutip, dll), ketentuan


tambahan untuk kutipan semacam ini adalah sebagai berikut :
Jika bagian yang dibuang adalah bagian depan atau awal, maka mulailah
kutipan tersebut dengan tiga titik. Demikian juga jika yang dihilangkan adalah
bagian tengah, berikan tiga titik sebagai pengganti bagian tengah yang
dihilangkan tersebut.

Ada tiga cara penulisan sumber kutipan :


American Psycological Associations Manual (APA)
Mencantumkan langsung sumber kutipan di akhir kutipan yang ditulis dalam
tanda kurung. Contoh : (Soerjono Soekanto, 1983: 23), artinya : kutipan
tersebut diambil dari buku karangan Soerjono Soekanto yang terbit tahun
1983 pada halaman 23. Dalam penulisan sumber semacam ini, tidak mudah
untuk langsung menemukan dari sumber mana atau apa kutipan tersebut
diambil. Pembaca sulit mengetahui judul buku yang dikutip. Seyogyanya pada
setiap akhit bab dibuat daftar pustaka. Adapun cara menuliskan daftar
pustaka dengan cara ini adalah, 1) nama pengarang; 2) tahun terbit; 3) judul;
4)cetakan/edisi; 5) nama kota; 6) nama penerbit.
Modern Language Associations Handbook (MLA) :
Memberi nomor urut pada setiap akhir kutipan, kemudian menulis sumber
kutipannya di akhir bab, pada lembar khusus yang disebut catatan. Cara
menuliskan sumber kutipan sama seperti menulis pada catatan kaki. Contoh :
20

catatan 1Buchari Zainun, Manajemen dan Motivasi (Jakarta: Balai Aksara,


1979), hal. 27. 2A. Hamzah, Hukum Pidana Ekonomi ,cet.II, (Jakarta:
Erlanqga, 1977), hal. 21. 3Ibid . 4CFG Sunarjati Hartono, Hukum Ekonomi
Pembangunan Indonesia (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum NasionalDepartemen Kehakiman, 1982), hal. 148. Hamzah, o p .cit .,hal. 45.
Chicaho Manual of Style (Kate L. Turabian) :
Cara yang lazim adalah dengan memberikan nomor unti kutipan, kemudian
sumber kutipan ditulis pada kaki halaman diawali dengan nomor urut kutipan.
Sumber kutipan dipisahkan dari naskah dengan garis lurus sepanjang lima
belas ketikan, diapit oleh ruang kosong masing-masing empat kait (spasi).
Catatn kaki diketik menjorok ke dalam 5-7 ketikan dan dilanjutkan pada baris
berikutnya dimulai pada margin kiri dengan jarak satu spasi. Keuntungan cara
penulisan sumber kutipan dengan catatan kaki ialah, jika pada suatu ketika
penulis ingin membandingkan dengan sumber lain, atau penulis ingin
menerangkan suatu tulisan yang bukan menjadi konteks penulisan. Apabila
menerangkan sesuatu langsung pada naskah dianggap akan mengganggu
kesinambungan tulisan, maka dengan catatan kaki keterangan tentang
sesuatu tersebut dapat dilakukan. Hal itu tidak akan mengganggu naskah
dimaksud.

2.3 Penulisan Pustaka KTI


Konsep, pendapat, data, atau informasi apa saja yang Anda manfaatkan dalam
penulisan KTI (termasuk karya ilmiah yang lain) lewat cara pengutipan baik langsung
maupun tidak langsung, harus anda cantumkan sumbernya secara jelas dalam daftar
pustaka, daftar referensi, atau pustaka acuan. Tujuannya adalah selain sebagai
pertanggungjawaban Anda sebagai insan akademis yang mempunyai keterbukaan,
apabila pembaca ingin melacaknya tidak mengalami kesulitan.
Pada prinsipnya, unsur yang ditulis dalam daftar pustaka meliputi:
Nama pengarang, yang ditulis dengan urutan berbalik dan tanpa gelar

akademik.
Tahun terbitan, yaitu tahun terakhir sumber itu diterbitykan
Judul, yaitu redaksi lengkap nama sumber sebagaimana yang tertulis.
Kota penerbitan, yaitu tempat di mana sumber itu diterbitkan.
Nama penerbit, yaitu label perusahaan yang menerbitkan sumber tersebut.

Kelima unsur itu dapat bervariasi penulisannya tergantung pada jenis sumber
pustakanya, yaitu :
1. Sumber dari buku
21

2. Sumber dari buku bunga rampai


3. Sumber dari artikel dalam jurnal
4. Sumber dari makalah yang disajikan dalam seminar, penataran, atau
5.
6.
7.
8.
9.

lokakarya
Sumber dari surat kabar tanpa pengarang
Sumber dari KTI, Tesis, dan Disertasi yang Tidak Diterbitkan
Sumber dari dokumen resmi pemerintah
Sumber dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga
Sumber dari karya terjemahan

Daftar contoh daftar pustaka


Contoh Daftar Pustaka - Kutipan dari Buku
Buku dengan Satu Pengarang atau Editor

Bell, Stewart. The Martyr's Oath: The Apprenticeship of a Homegrown


Terrorist.Mississauga, ON: Wiley, 2005.

Biale, David, ed. Cultures of the Jews: A New History. New York:
Schocken, 2002.

Bowker, Michael. Fatal Deception: The Untold Story of Asbestos: Why It Is


Still Legal and Still Killing Us. N.p.: Rodale, 2003.

Rowling, J.K. Harry Potter and the Chamber of Secrets. New York:
Scholastic, 1999.

-------------. Harry Potter and the Prisoner of Azkaban. Thorndike, ME:


Thorndike, 2000.

Buku dengan Dua Pengarang atau Editor

Bohlman, Herbert M., and Mary Jane Dundas. The Legal, Ethical and
International Environment of Business. 5th ed. Cincinnati, OH: West,
2002.

Bolman, Lee G., and Terrence E. Deal. Leading with Soul: An Uncommon
Journey of Spirit. Rev. ed. San Francisco: Jossey-Bass, 2001.

Calvesi, Maurizio, and Lorenzo Canova, eds. Rejoice! 700 Years of Art for
the Papal Jubilee. New York: Rizzoli, 1999.

Cohen, Andrew, and J.L. Granatstein, eds. Trudeau's Shadow: The Life
and Legacy of Pierre Elliott Trudeau. Toronto: Random, 1998.

22

Buku dengan Tiga Pengarang atau Editor

Clancy, Tom, Carl Stiner, and Tony Koltz. Shadow Warriors: Inside the
Special Forces. New York: Putnam, 2002.

Hewitt, Les, Andrew Hewitt, and Luc d'Abadie. The Power of Focus for
College Students. Deerfield Beach, FL: Health Communications, 2005.

Larsson, Mans O., Alexander Z. Speier, and Jennifer R. Weiss, eds. Let's
Go: Germany 1998. New York: St. Martin's, 1998.

Palmer, R.R., Joel Colton, and Lloyd Kramer. A History of the Modern
World: To 1815. 9th ed. New York: Knopf, 2002.

Buku dengan Pengarang Lebih dari Tiga

Nelson, Miriam E., Kristin R. Baker, Ronenn Roubenoff, and Lawrence


Lindner. Strong Women and Men Beat Arthritis. New York: Perigee, 2003.

Nelson, Miriam E., et al. Strong Women and Men Beat Arthritis. New York:
Perigee, 2003.

Hogan, David J., et al., eds. The Holocaust Chronicle: A History in Words
and Pictures. Lincolnwood, IL: International, 2000.

Pound, Richard W., Richard Dionne, Jay Myers, and James Musson, eds.
Canadian Facts and Dates. 3rd ed. Markham, ON: Fitzhenry, 2005.

Buku tanpa Pengarang

Maclean's Canada's Century: An Illustrated History of the People and


Events That Shaped Our Identity. Toronto: Key, 1999.

Microsoft PowerPoint Version 2002 Step by Step. Redmond, WA:


Perspection, 2001. The Movie Book. London: Phaidon, 1999.

With Scott to the Pole: The Terra Nova Expedition 1910-1913.


Photographs of Herbert Ponting. New York: BCL, 2004.

Buku tanpa Pengarang dan Diterjemahkan Orang Lain

Muller, Melissa. Anne Frank: The Biography. Trans. Rita and Robert
Kimber. New York: Metropolitan, 1998.

23

Contoh Daftar Pustaka - Kutipan dari Artikel

Nielsen, Laura Beth. "Subtle, Pervasive, Harmful: Racist and Sexist


Remarks in Public as Hate Speech." Journal of Social Issues 58.2 (2002):
265.

Dareini, Ali Akbar. "Iranian President Defends Country's Nuclear


Ambitions." Buffalo News 15 Jan. 2006: A6.

Hewitt, Ben. "Quick Fixes for Everyday Disasters." Popular Mechanics


Nov. 2004: 83-88. Johnson, Linda A. "Fight Flu with Good, Old Advice from
Mom." Buffalo News 10 Oct. 2004: A1-2.

Mather, Victoria. "In Tiger Country." Photos by James Merrell. Town &
Country Travel Fall 2004: 102-111.

Contoh Daftar Pustaka - Kutipan dari Seminar


Bentliff, G. and ODonovan, T. Diffusion artefacts of scanning tunnelling
electron microscopy. Fifth International Workshop of Electron Microscopic
Techniques. Humbolt, Canada, 1998.

Garling, H., Garling, 0. and Slattery Z. Disposal of the products of


fermentation. Second European Conference on Catabolytes. Rogera,
Spain, 1997.

Contoh Daftar Pustaka - Kutipan dari DVD, CD, Program Komputer dll

A Place in the Sun. Dir. George Stevens. 1951. DVD. Paramount, 2001.

Encarta 2004 Reference Library. CD-ROM. Microsoft, 2003.

Encarta 2004 Reference Library Win32. Educ. ed. DVD. Microsoft, 2003.

LeBlanc, Susan, and Cameron MacKeen. "Racism and the Landfill."


Chronicle-Herald 7 Mar. 1992: B1. CD-ROM. SIRS 1993 Ethnic Groups.
Vol. 4. Art. 42.

Links 2003: Championship Courses. CD-ROM. Microsoft Game Studios,


2002.

ThinkPad ACP Patch for ThinkPad 600, 770, and 770E. Diskette. Vers.
1.0. IBM, 1998.

Contoh Daftar Pustaka - Kutipan dari Film

Charlie and the Chocolate Factory. Dir. Tim Burton. Based on book by
Roald Dahl. Perf. Johnny Depp. Warner, 2005.

Depp, Johnny, perf. Charlie and the Chocolate Factory. Dir. Tim Burton.
Based on book by Roald Dahl. Warner, 2005.

Burton, Tim, dir. Charlie and the Chocolate Factory. Based on book by
Roald Dahl. Perf. Johnny Depp. Warner, 2005.

24

Titanic. Dir., writ., prod., ed. James Cameron. Prod. Jon Landau. Twentieth
Century Fox and Paramount, 1997.

Contoh Daftar Pustaka - Kutipan dari Internet

Gearan, Anne. "Justice Dept: Gun Rights Protected." Washington Post. 8


May 2002. SIRS. Iona Catholic Secondary School, Mississauga, ON. 23
Apr. 2004 <http://www.sirs.com>.

Duiker, William J. "Ho Chi Minh." Encarta Online Encyclopedia. 2005.


Microsoft.
10
Oct.
2005.
<http://encarta.msn.com/encyclopedia_761558397/Ho_Chi_Minh.html>.

"Ho Chi Minh." Encyclopdia Britannica. 2005. Encyclopdia Britannica


Premium Service. 9 Oct. 2005 <http://www.britannica.com/eb/article9040629>.

Contoh Daftar Pustaka - Kutipan dari Wawancara

Blair, Tony. Interview. Prime Minister's Office. 31 May 2003. 13 Apr. 2006
<http://www.pm.gov.uk/output/Page3797.asp>.

Chirac, Jacques. Interview. Time 16 Feb. 2003. 10 Oct. 2005


<http://www.time.com/time/europe/magazine/2003/0224/cover/interview.ht
ml>.

Longin, Hellmut. Telephone interview. 3 May 2006.

Neilsen, Jerry. E-mail interview. 28 Apr. 2006.

Wyse, Randall. Personal interview. 24 July 2005.

2.4 Penyajian Tabel dan Gambar dalam KTI

Bahan yang diperoleh di literatur sebagai bahan kajian dan data yang
diperoleh di lapangan ketika mengadakan penelitian dapat disajikan dalam bentuk
verbal dan/ atau visual. Penyajian dikatakan verbal apabila bahan atau data tersebut
disajikan secara terurai dalam rangkaian kalimat baik secara deskriptis, naratif,
ekspositoris, atau argumentatif. Penyajian dikatakan visual apabila bahan atau data
tersebut disajikan dalam bentuk tabel atau gambar.
Penyajian secara visual ini selain dapat membantu penyajian verbal juga
dapat mempercepat pemahaman pembaca secara utuh. Oleh karena itu, penyajian
visual ini harus sistematis, cermat, dan sederhana sehingga benar-benar bisa
mencerminkan permasalahan yang sedang dibicarakan.
Penyajian visual dalam bentuk tabel
Penyajian visual dalam bentuk tabel ini dipandang sebagai salah satu cara yang
praktis untuk data statistik. Dengan kolom dan lajur sesuai dengan klasifikasi
25

masalah, pembaca akan memahami dan menafsirkan data secara cepat, termasuk
mencari hubungan antarbagian. Oleh karena itu, agar mudah dan cepat dipahami, isi
atau bagian-bagian yang terdapat dalam tabel tidak terlalu banyak, sebab akan
mengurangi nilai penyajian tabel. Lebih baik menambah jumlah tabel dengan isi yang
sederhana daripada sedikit tabel dengan sarat isi. Sebagai pembantu penyajian
verbal, tabel harus dapat menyampaikan ide yang terkait dalam teks (uraian verbal).
Secara teknis, penyajian tabel diatur sebagai berikut.
Jika ukuran tabel melebihi setengah halaman, tabel ditempatkan pada
halaman tersendiri, terpisah dengan teks. Jika ukuran tabel sama atau kurang

dari setengah halaman, tabel diintegrasikan dengan teks.


Setiap tabel harus diberi identitas berupa nomor dan nama tabel sehingga
memudahkan penyebutan dan perujukan identitas ini ditempatkan di atas

tabel.
Jika tabel lebih dari satu halaman, identitasa tabel (nomor dan nama tabel)

ditulis kembali pada halamn yang berisi kelanjutan tabel.


Kata tabel ditulis di sebelah kiri, sejajar dengan garis kiri tabel, diikuti nomor

dan nama tabel.


Kalau tabel lebih dari satu pada setiap bab, nomor tabel ditulis dengan angka
Arab dua digit. Digit pertama menunjukkan nomor bab, digit kedua

menunjukkan nomor urut tabel ada bab yang bersangkutan.


Nama tabel ditulis dengan huruf kapital setiap awa kata (kecuali kata depan
dan kata hubung). Apabila lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya

ditulis sejajar dengan huruf pertama nama tabel.


Jika tabel diintegrasikan dalam teks, jarak teks antara sebelum dan sesudah

tabel adalah tiga spasi.


Setiap kolom dan lajur heading harus terisi nama deskripsi satuan yang
dimaksudkan. Deskripsi satuan yang sudah umum bisa disingkat, misalnya:
No. Untuk nomor f untuk frekuensi, % untuk persen, Rp untuk rupiah. Jika
heading berisi singkatan yang tidak umum, perlu dipertanggungjawabkan

dengan memberikan catatan di bawah tabel.


Isi atau data yang terdapat dalam tabel ditulis dengan spasi tunggal.
Apabila tabel memerlukan keterangan berupa catatan kaki, catatan kaki
tersebut ditempatkan di bawah tabel, bukan di bawah halaman.

Contoh :
Tabel 3.1 Jumlah Pendatang di Jakarta (Tahun 2002-2005)
Tahun
2002
2003
2004
2005

Eksodus
2.643.237
2.816.384
2.213.812
?

Influks
2.874.801
3.021.214
2.404.168
26

Perbedaan
231.528
204.830
190.356
200.000-250.000*

Catatan
Sumber

: * Jumlah perkiraan
: Dinas Pendapatan dan Catatan Sipil DKI Jakarta

Penyajian visual dalam bentuk gambar


Selain dalam bentuk tabel, penyajian visual juga bisa dalam bentuk gambar.
Penyajian gambar ini pun, selain bisa membantu penyajian verbal, juga dapat
mempercepat pemahaman pembaca secara utuh. Oleh karena itu, gambar tidak
hanya

dimaksudkan

membangun

deskripsi

tetapi

bisa

dimaksudkan

untuk

menekankan hubungan hal tertentu yang signifikan.


Terkait dengan itu, yang dimaksud dengan gambar dalam pembahasan ini
bukan gambar ilustrasi sebagaimana yang terdapat dalam karya fiksi atau komik,
tetapi berupa grafik dalam Karya ilmiah. Konsekuaensinya, penyajian visual
berbentuk gambar dalam Karya Ilmiah haruslah jelas, sederhana, dan sistematis.
Secara teknis, penyajian visual dalam bentuk gambar mengikuti tata cara sebagai
berikut:

Nama gambar ditaruh di bawah gambar, bukan di atsnya. Tata cara penulisan

nama gambar sama dengan tata cara penulisan nama pada tabel.
Kata gambar ditulis di sebelah kiri, sejajar dengan batas kiri gambar, diikuti

nomor dan nama gambar.


Kalau gambar lebih dari satu pada setiap bab, nomor gambar ditulis dengan
angka Arab dua digit. Digit pertama menunjukkan nomor bab, digit kedua

menunjukkan nomor urut gambar pada bab yang bersangkutan.


Nama gambar ditulis dengan huruf kapital setiap awal kata (kecuali kata
depan dan kata hubung). Apabila lebih dari satu baris, baris kedua dan

seterusnya ditulis sejajar dengan huruf pertama nama gambar.


Gambar harus bisa menyampaikan ide dengan jelas, dan dapat dipahami

tanpa harus menggunakan penjelasan.


Gambar harus efisien, sebab terlalu

banyak

gambar

akan

mengurangi nilai penyajian gambar.


Atau seperti berikut:
Tabel (daftar)
1) Nomor tabel Nomor tabel atau daftar seluruhnya ditulis dengan huruf besar
(capital), penempatannya di atas tabel. Nama tabel yang terdiri dari lebih satu
baris, digunakan spasi tunggal. Penempatannya di tengah-tengah halaman
27

naskah. Nomor tabel ditempatkan pada sudut kanan atas di luar tabel tanpa
diakhiri dengan titik.
2) Kolom tabel Kolom-kolom dalam tabel diberi nama dan dijaga simetrisnya agar
pemisahan masalah satu dengan masalah lainnya dapat jelas. Untuk itu,
pemisahan masalah dalam kolom-kolom perlu diberi garis horizontal atau vertikal.
3) Tabel besar Tabel besar yang ukurannya melebihi satu halaman, dapat dibuat
dalam halaman ganda (double page), tetapi penempatannya tetap sesuai dengan
nomor halaman. Tidak dibenarkan memisah tabel besar menjadi beberapa
halaman.
4) Judul kolom tabel Judul kolom pada tabel harus tepat di tengah, sehingga ruang
yang kosong dalam tabel dapat memberi pandangan yang lebih luas lagi.
5) Sumber tabel Sumber tabel yang terdiri dari tulisan sumber serta nara sumber,
diberi tempat di bawah tabel berjarak sekitar 2 spasi.
Gambar
1) Nomor gambar yang diikuti dengan judul ditempatkan secara simetris di atas
gambar. Kata-kata dalam judul gambar tidak perlu diberi titik.
2) Penempatan gambar tidak boleh dipenggal, tetapi bisa dilipat dan di tempat dan
sesuai dengan nomor urut halaman ini.
3) Keterangan gambar dituliskan di tempat yang kelihatan kosong di dalam gambar.

28

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
Karya Ilmiah ialah tulisan atau karangan yang disusun secara sistematis dan
logis. Karya Ilmiah menyajikan masalah-masalah yang objektif dan faktual.
Karya Ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-

Mengungkapkan suatu permasalahan secara logis, fakta yang terpercaya,

serta analisis yang objektif.


Pendapat-pendapat yang dikemukakan berdasarkan fakta dan tidak

berdasarkan imajinasi, perasaan, atau pendapat yang bersifat subjektif.


Ragam bahasa yang digunakan bersifat lugas.
Objektif
Sistematik
Metode penelitian
Mendukung kalimat.

Sistematika Karya Tulis Ilmiah adalah aturan-aturan dalam meletakkan


bagian-bagian dalam Karya Tulis Imiah. Aturan-aturan ini yang akan
membimbing penulis menuangkan pemikirannya, serta mengembangkannya
berdasarkan data dan fakta dan teori penguat fakta.
Terdapat empat pola sistematika Karya Tulis Ilmiah yaitu:
1. Pola Kerangka KTI Hasil Kajian Pustaka
2. Pola Kerangka KTI Hasil Penelitian Kuantitatif
3. Pola Kerangka KTI Hasil Penelitian Kualitatif
4. Pola Kerangka KTI Hasil Pengembangan
Kutipan adalah pengambilalihan pernyataan orang lain (baik satu kalimat atau
lebih) untuk tujuan ilustrasi atau memperkukuh argumen di tulisan sendiri.
Walaupun pernyataan ini bisa berupa pernyataan lisan, tetapi untuk keperluan
tulisan ilmiah (termasuk KTI) pada umumnya yang dikutip adalah pernyataan
yang tercantum di Karya Tulis Ilmiah atau laporan penelitian ilmiah. Dengan
prinsip menghargai karya orang lain dan keterbukaan, setiap kutipan yang Anda
manfaatkan untuk keperluan KTI (juga Karya Ilmiah yang lain), harus anda
pertanggungjawabkan dengan cara memberikan rujukan di mana sumber
pernyataan atau informasi itu diperoleh. Kutipan juga merupakan gagasan, ide,
29

pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu
disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel,
laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Prinsip-prinsip mengutip
- Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun
perlu mengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus
memberi keterangan bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya
adalah dengan memberi huruf tebal, atau memberi keterangan dengan
-

tanda kurung segi empat.


Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan
tanda seru langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti
bahwa kesalahan ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggung

jawab atas kesalahan tersebut.


Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itu
dinyatakan dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan
tiga titik). Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan
perubahan makna asli naskah yang dikutip.

Ada dua jenis kutipan, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Konsep, pendapat, data, atau informasi apa saja yang Anda manfaatkan dalam
penulisan KTI (termasuk karya ilmiah yang lain) lewat cara pengutipan baik
langsung maupun tidak langsung, harus anda cantumkan sumbernya secara jelas
dalam daftar pustaka, daftar referensi, atau pustaka acuan. Tujuannya adalah
selain sebagai pertanggungjawaban Anda sebagai insan akademis yang
mempunyai keterbukaan, apabila pembaca ingin melacaknya tidak mengalami
kesulitan.
Sumber-sumber yang dapat dijadikan daftar pustaka:
1.
2.
3.
4.

Sumber dari buku


Sumber dari buku bunga rampai
Sumber dari artikel dalam jurnal
Sumber dari makalah yang disajikan dalam seminar, penataran, atau

5.
6.
7.
8.
9.

lokakarya
Sumber dari surat kabar tanpa pengarang
Sumber dari KTI, Tesis, dan Disertasi yang Tidak Diterbitkan
Sumber dari dokumen resmi pemerintah
Sumber dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga
Sumber dari karya terjemahan

Secara teknis, penyajian tabel diatur sebagai berikut.

30

Jika ukuran tabel melebihi setengah halaman, tabel ditempatkan pada


halaman tersendiri, terpisah dengan teks. Jika ukuran tabel sama atau kurang
dari setengah halaman, tabel diintegrasikan dengan teks.
Setiap tabel harus diberi identitas berupa nomor dan nama tabel sehingga
memudahkan penyebutan dan perujukan identitas ini ditempatkan di atas
tabel.
Jika tabel lebih dari satu halaman, identitasa tabel (nomor dan nama tabel)
ditulis kembali pada halamn yang berisi kelanjutan tabel.
Kata tabel ditulis di sebelah kiri, sejajar dengan garis kiri tabel, diikuti nomor
dan nama tabel.
Kalau tabel lebih dari satu pada setiap bab, nomor tabel ditulis dengan angka
Arab dua digit. Digit pertama menunjukkan nomor bab, digit kedua
menunjukkan nomor urut tabel ada bab yang bersangkutan.
Nama tabel ditulis dengan huruf kapital setiap awa kata (kecuali kata depan
dan kata hubung). Apabila lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya
ditulis sejajar dengan huruf pertama nama tabel.
Jika tabel diintegrasikan dalam teks, jarak teks antara sebelum dan sesudah
tabel adalah tiga spasi.
Setiap kolom dan lajur heading harus terisi nama deskripsi satuan yang
dimaksudkan. Deskripsi satuan yang sudah umum bisa disingkat, misalnya:
No. Untuk nomor f untuk frekuensi, % untuk persen, Rp untuk rupiah. Jika
heading berisi singkatan yang tidak umum, perlu dipertanggungjawabkan
dengan memberikan catatan di bawah tabel.
Isi atau data yang terdapat dalam tabel ditulis dengan spasi tunggal.
Apabila tabel memerlukan keterangan berupa catatan kaki, catatan kaki
tersebut ditempatkan di bawah tabel, bukan di bawah halaman.
Secara teknis, penyajian visual dalam bentuk gambar mengikuti tata cara sebagai
berikut:
Nama gambar ditaruh di bawah gambar, bukan di atsnya. Tata cara penulisan

nama gambar sama dengan tata cara penulisan nama pada tabel.
Kata gambar ditulis di sebelah kiri, sejajar dengan batas kiri gambar, diikuti

nomor dan nama gambar.


Kalau gambar lebih dari satu pada setiap bab, nomor gambar ditulis dengan
angka Arab dua digit. Digit pertama menunjukkan nomor bab, digit kedua

menunjukkan nomor urut gambar pada bab yang bersangkutan.


Nama gambar ditulis dengan huruf kapital setiap awal kata (kecuali kata
depan dan kata hubung). Apabila lebih dari satu baris, baris kedua dan

seterusnya ditulis sejajar dengan huruf pertama nama gambar.


Gambar harus bisa menyampaikan ide dengan jelas, dan dapat dipahami
tanpa harus menggunakan penjelasan.
31

Gambar harus efisien, sebab terlalu banyak gambar akan mengurangi nilai
penyajian gambar.

3.2 Saran
Dari pembahasan dan kesimpulan telah dijelaskan mengenai tata cara pembuatan
Karya Tulis Ilmiah yang baik dan benar. Oleh karena itu, disarankan untuk pembaca
untuk memahami sistematika penulisan serta tata cara pembuatan KTI yang lain
dengan benar dan dapat membuat suatu Karya Tulis Ilmiah sesuai ketentuan.

32

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, Cara Menulis Kutipan dalam KaryaTulis


http://umsedukasirsbi.blogspot.com/2010/02/cara-menulis-kutipan-dalamkarya-ilmiah.html. Diakses tanggal 13 November 2012.

Anonymous, Contoh Daftar Pustaka Lengkap


http://www.englishindo.com/2012/03/contoh-daftar-pustakalengkap.html#buku. Diakses tanggal 13 November 2012.

Anonymous, Penulisan Karya Ilmiah


http://leonheart94.blogspot.com/2012/01/penulisan-karya-ilmiah.html. Diakses
tanggal 13 November 2012.

Anonymous, Tata cara aturan penulisan kutipan http://www.sentraedukasi.com/2009/11/tata-cara-aturan-penulisan-kutipan.html.


Diakses
tanggal 13 November 2012

Riyadi, B. Doddy, Masnur Muslich. Bagaimana Menulis KTI Kesehatan. 2008.

Malang : Asih Asah Asuh.


Tokoblog,
Teknik

Penulisan

Karya

http://www.tokoblog.net/2010/10/teknik-penulisan-karya-tulis.html.
tanggal 4 November 2012.

33

Tulis
Diakses

Anda mungkin juga menyukai