KELOMPOK 4
D-IV GIZI (0 TAHUN)
Anggota :
Dedy setiawan azhar (1234100042)
Lili nuryani
(1234100041)
Dewi tamrifah
(1234100043)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan judul
Perempuan dan Feminisme ini dengan baik.
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar para pembaca mampu memahami tentang
konsep perempuan dan feminisme, meyakini pandangan islam tentang perempuan dan
feminisme dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan dengan segala hormat
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, khususnya kepada
Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Sebagai manusia, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah kami. Dan
dengan segala hormat, kami membutuhkan pula kritik dan saran terhadap makalah kami.
Dengan kritik dan saran tersebut, akan membantu kami dalam memperbaiki makalah kami.
Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dalam mendalami konsep
perempuan dan feminisme.
Penulis
DAFTAR ISI
Halama
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3
Tujuan........................................................................................................ 2
1.4
Manfaat..................................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN........................................................................................................ 3
2.1.
Pengertian................................................................................................. 3
2.2.
2.3.
2.4.
BAB III.................................................................................................................. 10
PENUTUP.............................................................................................................. 10
3.1.
Kesimpulan.............................................................................................. 10
3.2.
Saran....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Feminisme sebagai filsafat dan gerakan berkaitan dengan Era Pencerahan di Eropa
yang dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis De Condorcet. Kata
feminisme dicetuskan pertama kali oleh aktivis sosialis utopis, Charles Fourier pada tahun
1837. Sebagai sebuah gerakan sosial dengan tujuan yang jelas, feminisme mulai timbul
pada abad ke - 18 di Eropa, tepatnya di Perancis. Pada awalnya gerakan ditujukan untuk
mengakhiri masa-masa pemasungan terhadap kebebasan perempuan. Secara umum kaum
perempuan (feminin) merasa dirugikan dalam semua bidang dan dinomor duakan oleh
kaum laki-laki (maskulin) dalam bidang sosial, pekerjaan, pendidikan, dan politik
khususnya
terutama
dalam
masyarakat
yang
bersifat
patriarki.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Feminisme berasal dari bahasa Latin, femina yang berarti perempuan. Dalam kamus
bahasa Inggris, Websters Dictionary, kata feminism adalah kata benda dan diartikan sebagai
sebuah doktrin atau gerakan yang menganjurkan persamaan hak antara laki-laki dan
perempuan di bidang sosial, politik, dan ekonomi. Adapun bentuk kata sifatnya adalah
feminine yang bermakna : memiliki sifat perempuan, terkait dengan atau berwatak
perempuan.
Sedangkan
pelakunya
disebut
Feminist,
pejuang
hak-hak
perempuan (Marios ( intro), 1991:490).
Menurut Kamla Bhasin dan Nighat Said Khan (dua orang feminis dari asia selatan),
Feminisme merupakan suatu kesadaran akan penindasan dan pemerasan terhadap
perempuan dalam masyarakat, di tempat kerja, dan dalam keluarga, serta tindakan sadar oleh
perempuan maupun lelaki untuk mengubah keadaan tersebut (Kamla dan Nighat, 1995: 5 ).
Istilah lain yang sangat terkait dengan feminisme adalah jender (gender). Dalam bahasa
inggris, kata gender berarti jenis kelamin, sama dengan kata sex
(Echols dan shadily,1996:265,517), tetapi bagi para feminis kedua kata itu secara konseptual
memiliki makna yang berbeda.
Mereka mengartikan konsep seks sebagai sesuatu yang bersifat kodrati, yang dibawa
dari lahir dan tidak bisa diubah, yakni jenis kelamin dan fungsi-fungsi biologis dari
perbedaan jenis kelamin itu saja. Sedangkan konsep jender adalah suatu sifat yang dilekatkan
pada kaum laki-laki dan perempuan sebagai hasil konstruksi sosial dan kultural masyarakat
melalui waktu yang sangat panjang, baik melalui ajaran keagamaan maupun oleh negara.
(Ilyas, 1997:42).
Dari pembahasan diatas, setidaknya dapat disebutkan 3 ciri feminisme :
1. Menyadari adanya ketidak adilan jender dimasyarkat maupun di keluarga, antara lain
dalam bentuk penindasan dan pemerasanterhadap perempuan.
2. Memaknai jender bukan sebagai sifat kodrati melainkan sebagai hasil proses sosialisasi
3. Memperjuangkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan.
2.2.
A.
Feminisme Liberal
Feminisme Liberal ialah terdapat pandangan untuk menempatkan perempuan
yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Dimana dalam konsep
tersebut, menganggap perempuan berhak mendapat kebebasan untuk memilih apapun
tanpa terkekang oleh pendapat umum dan hukum.
B. Feminisme Radikal
Aliran ini bertumpu pada pandangan bahwa penindasan terhadap perempuan
akibat sistem patriarki ( sistem yang berpusat pada laki-laki dalam berkeluarga). Pada
pokoknya, aliran ini berupaya menghancurkan sistem patriarki, yang fokusnya terkait
fungsi biologis perempuan. Mereka mencemooh perkawinan, menghalalkan aborsi,
menyerukan lesbianisme, dan revolusi seks. Bagi para feminis radikal,menjadi
seorang istri sama saja dengan sandera.
C. Feminisme Teologis
Teori ini dikembangkan berdasarkan paham teoligi pembebasan yang
menyatakan bahwa sistem masyarakat di bangun berdasarkan ideologi, agama, dan
norma- norma masyarakat yang ditafsirkan menggunakan ideologi patriarki yang
menyudutkan perempuan. Mereka berpandangan penyebab tertindasnya perempuan
oleh laki-laki adalah teologi atau ideologi masyarakat yang menempat kan perempuan
di bawah laki. Oleh karena itu bias jender tersebut harus di ubah , antara lain dengan
cara mengkaji ulan gsumebr ideologi tersebut.
D. Feminisme Marxis
Teori Friedrich Engels di kembangkan menjadikan landasan aliran feminisme.
Menurut Engels, di dalam keluarga, suami adalah cerminan kaum borjuis(pemilik
modal), dan istri sebagai kaum proletar yang tertindas. Untuk membebaskan
perempuan dari penindasan dalam keluarga itu, Engels mengajak perempuan
memasuki sektor publik yang dapat membuat perempuan juga produktif
( menghasilkan uang atau materi ).
E. Feminisme Sosialis
Feminise sosialis menggunakan analisis kelas dan gender untuk memahami
permasalahan terhadap penindasan perempuan.
F. Ekofeminisme
Aliran ini merupakan jenis feminisme yang menyalahi arus utama ajaran
feminisme, sebab cenderung menerima perbedaan antara laki-laki dan perempuan
(Ilyas, 1997:26)
Ekofeminisme merupakan usaha mengaitkan ekologi dan feminisme. Mereka
berpendapat bahwa eksistensi alam bekerja dengan prinsip feminitas sehingga bila
maskulinitas (ideologi untuk menguasai) menguasai alam, maka akan terjadi
kehancuran alam di samping penindasan terhadap perempuan.
2.3.
Islam datang untuk melepaskan perempuan dari perlakuan yang tidak manusiawi
dari berbagai kebudayaan manusia, seperti dalam ajaran yahudi dimana martabat
perempuan sama dengan pembantu, sementara itu dalam pandangan pemuka Nasrani
di temukan bahwa perempuan adalah senjata iblis untuk menyesatkan manusia. Pada
Abad Ke -5 Masehi , diselenggarakan suatu pertemuan untuk membahas apakah
perempuan mempunyai
pedih
(al-Barik,2003: 11).
Perempuan adalah manusia sebagaimana halnya laki-laki. Bahkan dari sudut ini,
tidak ada keistimewaan antara satu dengan yang lain. Meskipun begitu, dalam
beberapa hal, terdapat antara perbedaan perempuan dengan laki-laki. Perbedaan ini
bukanlah sebuah persoalan, apalagi sesuatu yang perlu dipersoalkan. Perbedaan ini
juga bukan untuk merendahkan satu sama lain, melainkan untuk saling melengkapi
diri dan perempuan dalam menjalankan tugas hidupnya di dunia, yakni sebagai
Khalifah
dan
hamba
allah
di
muka
bumi.
artinya:
baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari
apa yang tidak mereka ketahui (Q.S. Yasin(36) : 36).
Allah juga mengingatkan laki-laki maupun perempuan tentang sikap yang
seharusnyadiambil
dalam
menghadapi
perbedaan
artinya : Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah di lebihkan Allah
kepada kamu atas sebagian yang lain. (karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa ang
mereka usahakan, dan bagi perempuan ada bagian dari apa yang mereka usahakan.
Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunianya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu (Q.S. An-nisa : 32).
1. Kesamaan
kedudukan
perempuan
dengan
Laki-laki
Salah satu tema utama sekaligus prinsip pokok dalam ajaran islam adalah persamaan
antarmanusia, baik antara lelaki dan perempuan maupun antar bangsa, suku, dan
keturunan. Perbedaan yang meninggikan atau merendahkan seorang manusia adalah nilai
pengabdian
dan
ketakwaan
kepada
Allah
SWT
:
Artinya : Wahai manusia ! sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan saling
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling muliadiiantara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha mengetahui. Maha
teliti. (Q.S. Al-Hujarat (49) : 13).
beban
Kesamaan yang lain antara perempuan dan laki-laki adalah dalam hal menerima
taklif (Melaksanakan hukum) dan balasannya kelak di akhirat.
mereka akan masuk surga, di beri rezeki di dalamnya tanpa terhitung. (Q.S. alMumin(40) : 40 ).
Disamping kesamaan diatas, dalam beberapa aspek, Islam Bahkan memuliakan
perempuan melebihi laki-laki. Dalam sebuah hadis yang di riwayatkan al-Bukhari dan
Muslim, menceritakan ada seseorang bertanya kepada rasulullah ,Wahai rasul, siapakah
orang yang palng berhak untuk aku pergauli dengan cara yang baik ? Rasul pun
menjawab,Ibumu, ibumu, ibumu, baru terakhir Rasulullah menjawab, Bapakmu.
Dalam Hadis lain yang diriwayatkan Ibn Abd al-Bar bahkan disebutkan bahwa surga
lebih mudah di capai oleh perempuan dari pada oleh laki-laki.
Saat itu, Asma binti Sakan mewakili para muslimah bertanya dengan nada protes
kepada Rasulullah . Asma berkata, Wahai rasul allah, bukankah engkau diutus oleh
allah untuk kaum laki-laki dan juga perempuan. Mengapa sejumlah syariat lebih berpihak
kepada kaum pria ?, Mereka diwajibkan jihad, kami tidak. Malah kami mengurus harta
dan anak mereka di kala sedang berjihad. Mereka mengantarkan jenazah, sedangkan
kami
tidak.
Rasulullah tertegun atas pertanyaan itu sambil berkata kepada
sahabatnya,Perhatikan, betapa bagusnya pertanyaan perempuan ini! Beliau
melanjutkan ,Wahai Asma, sampaikan jawaban kami kepada seluruh perempuan di
belakangmu ! Yaitu, apabila kalian bertanggung jawab dalam berumah tangga dan taat
kepada suami, kalian dapatkan semua pahala kaum laki-laki.
2. Perbedaan
perempuan
dengan
laki-laki
Dalam Al-quran surah Ali-Imran (3) ayat 36, Allah menegaskan bahwa secara
kodrati
Laki-laki
memang
berbeda
dari
perempuan.
Leta perbedaan ini menurut K.H. Ali Yafie, sebagian besar menyangkut 2 hal yakni :
perbedaan biologis (fisik) dan perbedaan fungsionalis dalam kehidupan sosial.
Misalnya dalam kaitan proses reproduksi, fungsi perempuan dan laki-laki berbeda
dan tidak sama. Laki-laki adalah pemberi bibit, sedangkan perempuan berfungsi
menampung dan mengembangkan bibit tersebut didalam rahimnya sehingga mengandung
dan melahirkan. Dengan adanya perbedaan fungsional ini, muncul kewajiban yang
berbeda pula, baik berkenaan dengan fungsi, kedudukan maupun posisi masing-masing
dalam masyarakat (Munir (ed.) 1999: 67-68).
Dalam hal aurat, islam mewajibkan perempuan menutup seluruh tubuhnya kecuali
wajah dan telapak tangannya, sementara aurat laki-laki hanya pusar sampai lutut. Islam
juga menetapkan pembagian warisan bagi laki-laki dan perempuan 2 berbanding 1 ,
begitu juga dalam masalah kesaksian (Muslihati, 2004: 120).
3. Hak-hak perempuan
Disamping kesamaan yang dimiliki laki-laki dan perempuan, islam juga
memberikan sejumlah hak kepada perempuan. Secara Umum, Q.S An-nisa (4) : 32
menunjukkan hak-hak perempuan. Tentang Hal ini, Quraish Shihab menyebutkan
beberapa hak yang dimiliki oleh kaum perempuan menurut islam, yakni : hak politik,
hak profesi, dan hak belajar (Shihab, 1998:303-315). Sedangkan Muhammad Utsman
al-Huyst menambahkan hak sipil, hak berpendapat, dan hak pengajuan cerai (alHuyst, 2003;10).
2.4.
Ide-ide feminisme tampkanya cukup menarik minat muslim dan muslimah yang
progresif dan mempunyai semangat dan idealisme yang tinggi untuk mengubah kenyataan
yang ada menjadi lebih baik. Sebab di samping didukung teknik penyuguhan yang
ilmiah, ide-ide feminisme dikemas dengan retorika dan jargon emosional yang dapat
menyentuh lubuk perasaan mereka. Selain itu, realitas masyarakat islam yang terjadi saat
ini medukung terkadang memang menampilkan sosok kaum wanita yang memilukan :
terpuruk di berbagai bidang. Lalu, bagaimanakah sebenarnya Islam memandang ide dan
gerakan feminisme ini ?
Dalam pandangan Islam, Ide dasar dan utama yang di perjuangkanoleh feminisme
berupa keadilan antara laki-laki dan perempuan dalam wujud Kesetaraan kedudukan dan
hak antara perempuan dengan Laki-laki adalah sesuatu yang tidak benar dan menyalahi
kodrat manusia. Memang benar Islam memandang perempuan dan laki-laki memiliki
kedudukan yang setara dalam sejumlah aspek, terutama aspek kemanusiaan. Namun hal
ini tidak membuat Islam memberikan hak-hak yang identik kepada perempuan dan lakilaki dalam semua hal, sebagaiman islam juga tidak menentukan kewajiban yang identik
kepada manusia dalam semua hal. Keadilan tidak harus bermakna persamaan, bahkan
harus berbeda jika kondisi dan fungsi objeknya berbeda. (Muthahari, 2004; 72 -74).
Adapun isu penindasan terhadap perempuan oleh laki-laki yang menjadi titik awal
munculnya feminisme harus di akui memang terjadi di berbagai tempat sejak dulu hingga
kini, baik di wilayah masyarakat Muslim maupun non Muslim. Di Indonesia, yang
mayoritas penduduknya Muslim, masih sering terjadi kekerasan pelecehan terhadap
perempuan di tempat kerja, sekolah maupun dalam keluarga, begitu juga pelacuran,
woman trafficking (perdagangan perempuan), buruh perempuan yang tertindas, dan
sebagainya. Persoalan-persoalan sosial ini memang nyata dan perlu segera di selesaikan.
Namun adalah sebuah kesalahan besar jika kemudian para feminis membenci laki-laki,
menyalahkan struktur biologis perempuan yang lemah di hadapan laki-laki, menggugat
institusi keluarga bahkan mempersoalkan peren perempuan yang lebih banyak berkutat di
wilayah domestik sebagai bentu penindasan terhadap perempuan.
Terlepas pro kontra, gerakan feminisme diakui telah banyak membawa perubahan
positif pada kondisi perempuan. Perempuan telah masuk kesegala sektor pekerjaan yang
dulu di monopoli laki-laki. Banyak undang-undang di berbagai negara yang lebih
mendukung dan akomodatif pada perempuan. Namun di balik kemajuan ini, muncul
berbagai sisi negatif yang ditimbulkannya. Contohnya adalah isu pemiskinan perempuan,
desakralisasi
perempuan,
serta
tingginya
angka
perceraian
(Anshori dan Kosasih (ed.) , 1997: 171 ).
Di samping sisi negatif feminisme, terdapat pula sejumlah kritik dan tanggapan
negatif dari sejumlah tokoh yang di tujukan pada feminisme. Adakalanya kritik tersebut
bersifat teoritis, namun lebih sering berupa bukti nyata kegagalan feminisme. Meskipun
feminisme lahir di Barat, tidak berarti semua masyarakat Barat menerima dan
memperjuangkan feminisme. Munculnya para feminis radikal yang mengutuk sistem
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah kami bahas diatas, kami dapat menarik
3.1.3 feminisme membuktikan bukanlah pilihan bijak dan benar untuk memajukan dan
mengangkat martabat perempuan. Meskipun begitu, umat islam perlu mengambil sisi
positif munculnya feminisme di kalangan umat islam. Islam adalah agam yang
sempurna, yang di dalamnya terdapat konsep yang utuh tentang perempuan. Namun
kesempurnaan ajaran islam tidak ada artinya bila umat islam tidak menjadikannya
sebagai pedoman hidup.
3.2.
Saran
Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini, diharapkan dapat mampu
memahami tentang konsep perempuan dan feminisme yang telah dibahas dalam makalah ini.
serta mengerti dan memahami bagaimana pandangan islam tentang perempuan dan
feminisme dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme
http://umustlucky.blogspot.com/2011/12/perempuan-dalam-feminisme-islam.html
http://banjarmasin.tribunnews.com/2012/05/18/feminisme-dalam-islam
http://www.perkuliahan.com/makalah-tentang-feminisme-dalam-islam/#ixzz27aI8jWic
http://bangimsarlubis.wordpress.com/2012/03/14/perempuan-menurut-islam/
http://saga-islamicnet.blogspot.com/2010/01/konsep-feminisme-dalamislam.html#ixzz27Z8OVUSH
http://www.jasadesainwebsite.net/perempuan-dan-feminisme-dalam-islam/menu-id-97.html