Anda di halaman 1dari 100

Tajuk Subjek & Klasifikasi

Tim FIB Unilak


Pelatihan Tata Kelola Tenaga Pustakawan SMA
Prime Park Hotel, 18-22 November 2019
Alur Pengolahan BP
A. Tajuk Subjek
1. Analisis Subjek
 Adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan
untuk menetapkan subjek suatu bahan
pustaka/buku.
 Analisis Subjek = meneliti->mengkaji->dan

menyimpulkan isi yang dibahas dalam suatu


bahan pustaka
 Contoh Kesalahan analsisi subjek: Buku

Sejarah Pendidikan , harus diberi notasi 300


(pendidikan) bukan 900 (sejarah)
Kegiatan Analisis Subjek
1. Mengidentifikasi Jenis Konsep Dokumen
(JKD)
2. Jenis Subjek Dokumen (JSD)
1. Jenis Konsep Dokumen (JKD)
a. Disiplin Ilmu atau Sub-Disiplin Ilmu (DI)
 Kajian bidang ilmu pengetahuan yang

mempunyai objek serta metodologi, baik


yang bersifat disiplin fundamental.

Misalnya: IPA, IPS, dan Humaniora ataupun


sub-disiplin ilmu seperti: Psikologi, Ilmu
Perpustakaan, Biologi.
Lanj…
b. Fenomena (F)
 Topik atau objek yang menjadi kajian dan yang

dibahas oleh disiplin ilmu atau Sub-Disiplin Ilmu.

 Contoh judul buku “Perda Pajak Bumi dan


Bangunan di Bukitinggi”.

Analisis subjek sbb:


 Disiplin Ilmu = Ilmu Ekonomi
 Fenomena = Perda Pajak Bumi dan Bangunan di

Bukittinggi.
Lanj…
c. Bentuk (B)
 Bentuk adalah wadah, media dan sistematika

penyajian subjek dokumen.


 Di antara bentuk dokumen: 1). Bentuk fisik,

misalnya bentuk buku majalah, CD, DVD 2).


Bahasa atau lambang, misalnya dalam bahasa
Indonesia, 3) Bentuk intelektual, misalnya
bentuk sejarah, filsafat, 4) Bentuk tata susunan,
misalnya kamus, ensiklopedi.
 Bentuk dokumen tidak berpengaruh atau

mengubah isi atau subjek bahan pustaka.


Lanj…
 Misalnya : “Kamus Istilah Perbankan” Analisis
subjek sbb:
Disiplin Ilmu = Ilmu Ekonomi
Fenomena = Perbankan
Bentuk = Kamus
2. Jenis Subjek Dokumen (JSD)
a. Subjek Dasar
 Apabila suatu dokumen hanya terdiri dari

satu disiplin ilmu atau subdisiplin ilmu,


sebagai Subjek Dasar.

 Contoh: Pengantar Ilmu Perpustakaan,.


Analisis Subjek sbb:
Subjek Dasar = Ilmu Perpustakaan
Lanj...
b. Subjek Sederhana
 Apabila suatu dokumen terdiri satu disiplin ilmu

atau subdisiplin ilmu sebagai subjek dasar,.


Tetapi disertai dengan satu faset (ciri
pembagian ilmu), maka disebut subjek
sederhana.
 Misalnya Pedoman Praktis Perpustakaan Sekolah

Analisis Subjek:
Subjek Dasar = Ilmu Perpustakaan
Faset Jenis = Perpustakaan Sekolah
Lanj..
c. Subjek Majemuk
 Apabila suatu dokumen terdiri satu disiplin

ilmu atau subdisiplin ilmu sebagai subjek


dasar tetapi disertai oleh lebih dari satu faset,
maka disebut sebagai subjek majemuk.
Misalnya; Pedoman Praktis Perpustakaan
Sekolah di Indonesia,
Analisis Subjek:
Subjek Dasar = Ilmu Perpustakaan
Faset Jenis (1) = Perpustakaan Sekolah
Faset Tempat (2) = Indonesia
Lanj..
d. Subjek Kompleks
 Apabila suatu dokumen isinya mencakup

lebih dari satu disiplin ilmu atau subdisiplin


ilmu
 Dalam hal ini terdapat interaksi antara

disiplin tersebut, yang disebut dengan istilah


“fase“. Dalam hal ini pengindeks perlu
menetapkan disiplin ilmu atau subdisiplin
ilmu yang diutamakan.
Lanj… (subjek kompleks)
1) Fase Bias, yaitu suatu ilmu disajikan untuk ilmu yang
lain, maka ilmu yang diutamakan adalah ilmu yang
disajikan.

 Misalnya Kursus Bahasa Arab untuk Jamaah Haji.


Ilmu yang diutamakan adalah “Bahasa“, yaitu pada
Bahasa Arab bukan pada “Agama Islam“, yaitu haji.
Lanj…
2) Fase Alat, yaitu suatu ilmu dijadikan sebagai
alat bagi ilmu lain. Subjek yang diutamakan
adalah ilmu yang menggunakan alat.

 Contoh: “Buah merah untuk pengobatan


HIV/AIDS“. Subjek yang diutamakan adalah
“Ilmu Kedokteran“, yaitu pengobatan
HIV/AIDS, bukan pada “Ilmu tumbuh-
tumbuhan “Botani“ yaitu “buah merah“.
Lanj…
3) Fase Pengaruh, yaitu suatu ilmu
mempengaruhi ilmu lain. Ilmu yang
diutamakan adalah ilmu yang dipengaruhi.

 Contoh “Pengaruh Tsunami terhadap


pendidikan di Aceh. Darussalam“. Subjek
yang diutamakan adalah pada „“Ilmu
Pendidikan“, bukan pada “Geologi“
Lanj…
4) Fase Perbandingan, yaitu apabila dalam satu
dokumen terdapat berbagai disiplin ilmu,
tetapi tidak ada hubungan antara satu sama
lain.

 Dalam hal ini penganalisis subjek ”bebas”


menentukan subjek yang akan diutamakan.
Lanj…
 Namun demikian terdapat beberapa alternatif
yang dapat diikuti,
 misalnya: 1). Mementapkan sesuai dengan

kebutuhan pemakai, 2). Menetapkan pada


subjek yang dibahas lebih dahulu, 3).
Menetapkan pada subjek yang banyak
dibahas.
 Contoh : ”Kumpulan soal dan jawban SPMB:

IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris


tahun 2007”
3. Formula Faset
 S.R. Ranganathan mengemukan 5 (lima)
formula faset fundamental dalam
menetapkan subjek dokumen, yang dikenal
dengan formula PMEST.
Lanj… (PMEST)
 P = Personality, yaitu berupa ”wujud”
 M = Matter, yaitu berupa ”materi”
 E = Energy, yaitu ”kegiatan” atau ”masalah”
 S = Space, yaitu tempat, dan
 T = Time , yaitu kurun ”waktu”
Lanj…(contoh)
 Contoh: “Industri tikar bambu di Depok tahun
60-an” Pola analisis subjek yang sesuia dengan
urutan formula faset adalah sebagai berikut:
Disiplin Ilmu : Ilmu Ekonomi
Fenomena : P = Tikar
M = Bambu
E = Industri
S = Depok
T = tahun 60-an
Urutannya : Tikar : Bambu : Industri : Depok : tahun
60-an
4. Pedoman Penentuan Tajuk Subjek
 Sears List of Subject Heading
 Library of Congress Subject Heading
 Daftar Tajuk Subjek (DTS)
5. Sumber Analisis Subjek
 Judul, seringkali melalui judul saja suatu
dokumen sudah dapat ditentukan subjeknya.
 Daftar isi, adakalanya dengan melihat daftar isi

suatu dokumen sudah diketahui subjeknya.


 Daftar bacaan / Daftar Pustaka atau bibliografi

yang digunakan oleh pengarang untuk menyusun


karya tersebut.
 Membaca pendahuluan dari bahan pustaka

tersebut.
 Membaca sebagian atau keseluruhan isi karya

tersebut.
Lanj… (5)
 Sarana bibliografi atau sumber rujukan,
seperti : bibliografi, katalog, tinjauan buku.
 Menanyakan pada pakar, yaitu orang yang

dianggap ahli dalam subjek tsb.


LATIHAN
B. KLASIFIKASI
DEFINISI
 Pengelompokan yang sistematis pada
sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-
benda lain ke dalam kelas atau golongan
tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama
(Hamakonda & Tairas, 2010:1)
 Di perpustakaan umumnya bahan pustaka

diklasifikasi berdasarkan isi atau subyek


buku
MACAM KLASIFIKASI
1. Artifisial (berdasar sifat), misalnya
berdasarkan ciri fisik
2. Utilitas (berdasar jenis dan kegunaanya),
misalnya bacaan anak dibedakan dengan
bacaan dewasa
3. Fundamental (berdasar subjek/isi)
Home Classification
 Klasifikasi khusus oleh pustakawan tanpa
menggunakan pedoman klasifikasi standar
 Digunakan untuk koleksi spesifik
 Skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian,

kliping, dll.
 Notasi bersifat fleksibel (angka, huruf,

gabungan)
Home Classification
Metode:
 Disesuaikan dengan kondisi koleksi
 Berdasarkan nomor urut pencatatan
 Berdasarkan topik dan nomor urut
 Berdasarkan Jurusan
 Berdasarkan Judul
 Berdasarkan waktu
Tujuan Klasifikasi

Memudahkan Memudahkan Memudahkan


pengolahan penyimpanan mencari kembali

Meinformasikan Memperlihatkan
Menghemat tempat
subjek-subjek yang keseimbangan antar
penyimpanan
dimiliki subjek

Memberikan
gambaran umum
cakupan ilmu
Pengetahuan
Keuntungan
 Memudahkan menyimpanan
 Memudahkan pencarian kembali
 Menghemat tempat
 Memudahkan pengawasaan
 Mudah melihat keseimbangan
 Indah dipandang mata
Pedoman
 Dewey Decimal Classification (DDC) (1876)
 Cutter (1891)
 Library of Congress Classification (1902)
 Colon Classification (1933)
 Bibliographic Classification (1935)
 Universal Decimal Classification (1904)
Kriteria Pemilihan
 Universal (universal), mencakup semua ilmu
 Mutaakhir (up to date), selalu diperbaharui

dan direvisi
 Mudah (user friendly) menggunakannya
 Murah (economics) harganya
 Luwes (flexible), dapat disesuaikan dengan

kebutuhan.
 Banyak digunakan (well-known), akan

memudahkan jaringan
Hasil klasifikasi
 Classification Number
 Call Number
Klasifikasi Klasifikasi, pengindeksan subjek, katalogisasi

350 Pengkatalogan
Ros ROSENBLOOM, David H.
Deskriptif
p Public administration: understanding management,
polities, and law in the public sector/David H. Rosenbloom,

Deborah D. Goldman.— 4th ed.—. New York: Random


House,
1986.
xv, 511 hal.: ilus., tab.; 24 cm.—(Public administration
series).

Bibliografi: hal. 595-500


Indeks: hal. 501-511
ISBN 0-84623-298-7

1. Administrasi Publik I. GOLDMAN, Deborah D. 1945-


II. Title III. Series
Pengindeksan Subjek
MENGGUNAKAN DDC
Skema umum Klasifikasi
 Schedules
 Notasi
 Index
 Number building
Schedules
 Skema pengelompokan berdasarkan nomor urut
tertentu, mulai dari yang paling umum ke yang
paling spesifik.
 Umumnya berisi:
 Kelas Umum : Digunakan untuk topik-topik
umum tanpa melihat bentuk koleksi
 Kelas Bentuk: digunakan khusus untuk kelas
sastra (tidak berdasarkan subjek, tetapi
berdasarkan bentuk sastra)
 Divisi Bentuk: digunakan untuk koleksi dengan
bentuk tertentu seperti kamus, ensiklopedi, dll.
Notasi
 Sekumpulan simbol yang menunjukkan kelas,
sub kelas, divisi, ataupun sub divisi.
 Digunakan untuk:

 Mengindikasikan subjek
 Menunjukkan hubungan antar kelas
 Menghasilkan urutan tertentu
 Pure notation: notasi yang hanya terdiri dari

satu simbol saja misalnya: 300 (DDC)


 Mixed notation: notasi yang terdiri lebih dari

sau simbol, misalnya: TK51011.H37 1994


Notasi yang baik
 Menunjukkan susunan yang jelas
 Sesingkat dan sesimpel mungkin
 Mudah diucapkan, diingat, dan ditulis
 Fleksibel, mudah dilakukan penambahan

notasi
 Memungkinkan menggunakan pola

mnemonic
Index
 Daftar istilah yang disusun secara alfabetis
 Dua tipe index:

 Spesifik: dengan hanya satu entri untuk

setiap topik yang disebutkan pada skema


 Relatif: menampilkan seluruh topik dan

sinonim serta menunjukkan hubungan antar


topik
Number building
 Kemampuan skema klasifikasi yang memungkinkan
pembuatan notasi
 Kriteria skema klasifikasi yang baik:
 Menghasilkan susunan yang tepat bagi pengguna
 Sekomplit mungkin
 Mulai dari yang umum ke yang spesifik
 Terbagi rata
 Memiliki kelas umum dan bentuk, divisi geografis, notasi
yang efektif, index
 Memungkinkan perluasan notasi
 Jelas dan mudah dipahami
 Memiliki versi tercetak
 Direvisi secara kontinu
Buatlah kandang-kandang
Beruang madu Buaya Anakonda Antelop Bison
Blackswan Beruang coklat Onta Anjing CheetahKobra
KakaktuaRajawali Keledai Gajah India Emu Kadal
Cicak Jerapah Serigala gorila kudanil Ibis
Biawak Komodo Bangau Jaguar Kanguru Koala
Leopard Singa Kutilang Cendrawasih Musang Luwak
Kera Simpanse Kambinggunung Orangutan
Panter Pelikan Berang-berang Pinguin Harimau
Kerbau Banteng Badak putih Badakjawa Zebra
Kuda
Sejarah singkat DDC
 Dipelopori oleh Melvil Dewey antara tahun
1873-1876
 A Classification and Subject Index for

Cataloguing and Arranging the Books and


Pamphlets of a Library
 Pada waktu itu umumnya koleksi di

perpustakaan disusun berdasarkan ruang,


tingkat, dan rak.
Format DDC
 Volume 1 Introduction, Glossary, Manual, and
Tables 1-6
 Volume 2 Schedules 000-599
 Volume 3 Schedules 600-999
 Volume 4 Relative Index
Isi DDC
 Tabel
 Bagan
 Index
Karakteristik DDC
 Bersifat hirarkis  dari umum ke khusus
 Misal:

000 Karya umum


020 Perpustakaan
021 Hubungan-hubungan perpustakaan
021.2 Perpustakaan dan masyarakat
Karakteristik DDC ... lanjutan
 Pembuatan nomor dengan menggabungkan
bagan dengan tabel
 Index relatif menggabungkan beberapa

subjek yang berdekatan


 Misalnya:

Besi 669
Bahan bangunan 691.8
Karakteristik DDC ... lanjutan
 Notasi DDC selalu menggunakan angka arab (1 2
3 4 ...)
 Notasi berisi tiga angka dasar.
 Jika notasi klasifikasi terdiri lebih dari tiga

angka, maka dipisahkan setiap tiga angka.


Misalnya: 344.063 635 1
 Notasi DDC disusun berdasarkan logika

desimal. Misal:
Koreksi notasi berikut ini
Pembagian Bagan DDC
 Ringkasan Pertama (10 kelas utama)
 Ringkasan kedua (100 Divisi)
 Ringkasan Ketiga (1000 seksi)
 Bagan lengkap
Ringkasan Pertama
000 Komputer, informasi dan karya umum
100 Filsafat dan prikologi
200 Agama
300 Ilmu-ilmu sosial
400 Bahasa
500 Ilmu-ilmu murni (ilmu pasti/alam)
600 Ilmu-ilmu terapan (teknologi)
700 Seni, hiburan, dan olahraga
800 Kesusastraan
900 Geografi dan sejarah
Contoh:
Subjek Disiplin Nomor Klas
Logika Filsafat 100
Agama budha Agama 200
Ekonomi Sosial 300
Tata bahasa Bahasa 400
Indonesia
Kimia Ilmu murni 500
Teknik Ilmu terapan 600
(teknologi)
Seni lukis Seni 700
Puisi Kesusastraan 800
Sejarah Indonesia Sejarah 900
Tentukan
Judul
nomor klasifikasi
Disiplin
pada kelas
Klas
utama
Opera satu babak

Buku Iqro’

Permainan Gerobak Sodor

Ensiklopedi dunia

Belajar bahasa korea

Anak berkebutuhan khusus

Roket

Fisika untuk SMP

Atlas Indonesia dan Dunia

Anak-anak jalanan

Pendidikan multikulturalisme

Ensiklopedi Pulau Sumatera

Belajar karikatur

Pengantar filsafat
Tentukan nomor klasifikasi pada kelas utama
Judul Disiplin Klas
Opera satu babak Kesusastraan 800
Buku Iqro’ Agama 200
Permainan Gerobak Sodor Seni, Hiburan, dan olahraga 700
Ensiklopedi dunia Karya umum 000
Belajar bahasa korea Bahasa 400
Anak berkebutuhan khusus Sosial 300
Roket Terapan 600
Fisika untuk SMP Ilmu murni 500
Atlas Indonesia dan Dunia Geografi dan sejarah 900
Anak-anak jalanan Sosial 300
Pendidikan Sosial 300
multikulturalisme
Ensiklopedi Pulau Sumatera Geografi dan sejarah 900
Belajar karikatur Seni 700
Pengantar filsafat Filsafat 100
Ringkasan Kedua
 Setiap kelas pada ringkasan pertama
dikembangkan menjadi 10 divisi
 Setiap divisi menggambarkan bagian daeri

setiap disiplin
Contoh:
 Kelas utama 100 Filsafat dan psikologi
 Divisi:

100 Filsafat
110 Metafisika
120 Epistemologi
130 Fenomena paranormal
140 Pandangan-pandangan filsafat khusus
150 Psikologi
160 Logika
170 Etika
180 Filsafat kuno, abad pertengahan dan
filsafat timur
190 Filsafat barat modern
Tentukan nomor klasifikasi pada divisi
(ringkasanJudulkedua) Klas Divisi

Koleksi audiovisual di perpustakaan

Monalisa sebagai karya agung

Ekspor impor

Arsitektur abad-20

Sejarah Mexico

Buku panduan Bidan

Studi palaentologi

Wanita dalam politik

Atlas sejarah Indonesia

Tumbuhan karnivora

Penyebaran Islam di Indonesia

Aborsi

Planet Venus

Belajar bahasa Inggris

Kamus Oxford

Naskah kuno
Tentukan nomor klasifikasi pada divisi
(ringkasan
Judul
kedua) Klas Divisi

Koleksi audiovisual di perpustakaan 000 020

Monalisa sebagai karya agung 700 750

Ekspor impor 300 380

Arsitektur abad-20 700 720

Sejarah Mexico 900 970

Buku panduan Bidan 600 610

Studi palaentologi 500 560

Wanita dalam politik 300 320

Atlas sejarah Indonesia 900 950

Tumbuhan karnivora 500 580

Penyebaran Islam di Indonesia 200 290

Aborsi 300 / 600 360 / 610

Planet Venus 500 520

Belajar bahasa Inggris 400 420

Kamus Oxford 400 420

Naskah kuno 000 090

Psikologi anak 100 150


Ringkasan Ketiga
 Terdiri dari 100 seksi
 Setiap divisi dikembangkan menjadi 10 seksi
 Setiap seksi merepresentasikan topik tertentu
Contoh:
 Kelas utama 000 Karya umum
 Divisi: 020 Ilmu Perpustakaan & informasi
 Seksi:

020 Ilmu perpustakaan dan informasi


021 Hubungan-hubungan perpustakaan
022 Gedung perpustakaan
023 Personalia perpustakaan
024 [tidak digunakan]
025 Pelayanan dan pengelolaan perpustakaan
026 Perpustakaan khusus
027 Perpustakaan umum
028 Membaca
029 [tidak digunakan]
Tentukan nomor klas menggunakan
ringkasan ketiga
Judul Klas Divisi Seksi
Pengembangan kurikulum pendidikan
Tata bahasa jerman
Kumpulan karya William Shakespeare
Elektrisitas
Mari berkunjung ke Riau
Filsafat Sokrates
Burung apa itu?
Jurnalisme di Paris
Mengenal kereta api
Yahudi
Memancing ikan selais di sungai siak
Tentukan nomor klas menggunakan ringkasan
ketiga
Judul Klas Divisi Seksi
Pengembangan kurikulum pendidikan 300 370 375
Tata bahasa jerman 400 430 435
Kumpulan karya William Shakespeare 800 820 821/822/828

Elektrisitas 500/600 530/620 537/621


Mari berkunjung ke Riau 900 910 915
Filsafat Sokrates 100 180 183
Burung apa itu? 500 590 598
Jurnalisme di Paris 000 070 074
Mengenal kereta api 600 620 625
Yahudi 200 290 296
Memancing ikan selais di sungai siak 700 790 799
Judul Klas Divisi Seksi

Peternakan Kuda di Bandung tahun 1970


Sejarah jepang abad 15
Kamus istilah Motor
Sejarah perdagangan padi di Indonesia
prakemerdekaan
Ensiklopedi penyensoran di Indonesia
Homoseksual: Pembenaran atau kesalahan?
Membuat rumah dari lego
Menggambar dan merawat peta
Tuhan dalam Islam
Bagaimana terbentuknya gunung?
Konseling Keluarga
Hukum perpolitikan di Indonesia
Kumpulan kisah Nabi dan Rasul
Judul Klas Divisi Seksi

Penyebab terjadinya Perang Dunia II


Sejarah Kekhalifahan dalam dunia Islam
Fenomena efek rumah kaca
Syair perang siak
Bagaimana terbentuknya lubang hitam?
Bagaimana membaca peta?
Gereja Katedral di Indonesia
Penanganan pasca banjir
Teknik membersihkan organ tubuh
Bank darah: Peran PMI bagi masyarakat
Mengenal Sistem Presidensial
Identifikasi tanaman liar untuk bahan pangan
Kekerasan dalam kelas
Memasak di restoran
Bagan Lengkap (Schedules)
 INGAT PRINSIP HIRARKI UMUM  KHUSUS
 CONTOH:

Kelas umum  subjek umum Kelas khusus Subjek khusus

500 Ilmu Murni 551.63 Perkiraan Cuaca

780 Musik 787.87 Gitar


Tabel
 Terdiri dari 6 tabel:
Tabel 1 Subdivisi Standar
Tabel 2 Subdivisi untuk wilayah, geografi, manusia
Tabel 3 Subdivisi untuk Sastra dan Bentuk sastra
Tabel 4 Subdivisi untuk bahasa
Tabel 5 Etnik dan Bangsa
Tabel 6 Bahasa
Index Relative
 Menghubungkan subjek dengan disiplin
 Contoh:

Ski
Olahraga 796.93
Pasukan 356
Teknologi Manufaktur 685
Ski air 797.3
Cara Menentukan Nomor
 Lihat Index  Bagan : Nomor jadi
 Contoh: Anatomi hewan

 Lihat index: hewan

Anatomi 591.4  Bagan


 Lihat index  Bagan + index = nomor jadi

 Lihat Index  Bagan

 Tabel
Bagan + Tabel = Nomor jadi
 Contoh: Majalah Pendidikan

 Lihat index : Majalah T 1 -05  Tabel

Pendidikan 370  Bagan


Bagan + Tabel: 370 + 05 : 370.5
Tabel
 Tabel tidak pernah berdiri sendiri
 Tabel selalu ditambahkan setelah bagan
 Perhatikan keterangan pada bagan sebelum

menambahkan notasi tabel


Tabel 1 (sub divi standar/SS/T1)
 Rumus: : BN + SS =nomor jadi dengan syarat:
 Jika nomor klas (bagan) tidak diakhiri dengan

nol (0) maka langsung digabungkan tanpa


syarat (menambah/mengurangi)
 Jika nomor klas (bagan) diakhiri dengan satu

nol (0) maka digabungkan dengan


menghilangkan satu nol diantara BN dan SS
 Jika nomor klas (bagan) diakhiri dengan dua

nol (00) maka digabungkan dengan


menghilangkan dua nol diantara BN dan SS
Tabel 1 lanjutan...
 Syarat tidak akan berlaku jika:
 Ada contoh yang sudah dipakai dalam bagan
 Terdapat intruksi ‘gunakan / use’

JANGAN PERNAH MENAMBAHKAN DUA NOTASI


SUB DIVISI STANDAR PADA SATU NOMOR
KLAS/NOMOR BAGAN
Gunakan tabel 1
 Kamus psikologi anak
 Jurnal manufaktur mainan elektronik
 Kamus biokimia
 Pendidikan filsafat
 Kurikulum pendidikan kimia
Tabel 2 (Wilayah)
 Aspek Wilayah : BN + 09 (diambil dari tabel 1)
+ T2
 Contoh: Pendidikan di Indonesia
 BN= Pendidikan = 370
 T2= Indonesia = -598
 BN + 09 + -598= 370.959 8
Tabel 2 (Wilayah)
 Geografi suatu wilayah: 91 + T2
 Contoh: Geografi cina
 T2= Cina= -51
 91 + -51 = 915.1
Tabel 2 (Wilayah)
 Geografi suatu wilayah: 91 + T2
 Contoh: Geografi cina
 T2= Cina= -51
 91 + -51 = 915.1
 Ilustrasi geografi cina
 Geografi cina= 915.1
 Ilustrasi = T1= -02
 915.1 + 02 = 915.102
Tabel 2 (Wilayah)
 Geografi topik: 910.1 + notasi (001-899) + 0
+ T2
 Contoh: Geografi Ekonomi
 Geografi= 910.1
 Ekonomi = 330 = 33
 Menjadi: 910.133
 Geografi ekonomi cina
 Geografi ekonomi = 910.133
 Cina: T2= -51
 910.133 + 0 + 52 = 910.133 051
Tabel 2 (Wilayah)
 Penemuan atau penjelajahan oleh negara
tertentu = 910.9 + T2
 Contoh: Penjelajahan oleh negara Perancis
 Penjelajahan = 910.9
 Perancis = T2=44
 910.9 + T2 = 910.9 44
Tabel 2 (Wilayah)
 Geografi historis: 911 + T2
 Contoh: Geografi historis Australia
 T2= Australia=-94
 911+ 94 = 911.94
Judul Nomor kelas
Ekonomi pertanahan di Inhil
Perjalanan ke Uzbekistan
Perpustakaan khusus di Cina
Gaya rambut di Korea
Pariwisata di Riau
Geografi Myanmar
Bunga rampai perjalanan ke
Afganistan
Mengunjungi museum di Jerman
Geografi politik di Indonesia
Pendidikan SLB di Riau
Penjelajahan oleh negara Portugis
Geografi historis Prancis
Judul Nomor kelas
Ekonomi pertanahan di Inhil 333.009 598 14
Perjalanan ke Uzbekistan 915.87
Perpustakaan khusus di Cina 027.751
Gaya rambut di Korea 391.509 519
Pariwisata di Riau 915.981 4
Geografi Myanmar 915.91
Bunga rampai perjalanan ke 915.810 2
Afganistan
Mengunjungi museum di Jerman 914.307 4
Geografi politik di Indonesia 910.132 059 8
Pendidikan SLB di Riau 371.909 598 14
Penjelajahan oleh negara Portugis 910.946 9
Geografi historis Prancis 911.44
Tabel 2 (Wilayah)
 Peta wilayah: 912 + T2
 Contoh: Peta Australia
 T2= Australia=-94
 912+ 94 = 912.94
Tabel 2 (Wilayah)
 Sejarah suatu wilayah: 9 + T2
 Contoh: Sejarah Australia
 T2= Australia=94
 9+ 94 = 994
Tabel 2 (Wilayah)
 Biografi berdasarkan wilayah tertentu: 920.0
+ T2
 Contoh: Orang-orang penting di Australia
 T2= Australia=94
 920.0+ 94 = 920.094
 Namun Jika biografi berkaitan tentang subjek

tertentu maka masukkan ke subyek yang


bersangkutan dengan subdivisi standar (092)
 Misalnya: Biografi ahli musik: 780.92
Judul Nomor kelas
Atlas wilayah Senegal
Sejarah kota serang
Biografi negara Yaman
Orang-orang penting di Malaysia
Globe Serang
Mengenal para tokoh di
Luksemburg
Mengenal Selandia Baru melalui
kacamata sejarah
Seri peta wilayah Cina: Macau
Peta Skandinavia
Atlas Madinah
Sejarah Saudi Arabia
Mereka yang berpengaruh di
Judul Nomor kelas
Atlas wilayah Senegal 912.663
Sejarah kota serang 959.82
Biografi negara Yaman 920.053 32
Orang-orang penting di Malaysia 920.059 5
Globe Serang 912.598 2
Mengenal para tokoh di 920.049 35
Luksemburg
Mengenal Selandia Baru melalui 993
kacamata sejarah
Seri peta wilayah Cina: Macau 912.512
Peta Skandinavia 912.48
Atlas Madinah 912.538
Sejarah Saudi Arabia 953.8
Mereka yang berpengaruh di 920.051 2
Tabel 3 (bentuk sastra) untuk kelas 800

 Sudah terdapat pada bagan: Angka dasar


(dua angka pertama) + T3
 Misalnya: Drama Prancis untuk Radio
 Drama Prancis = 842 = angka dasarnya = 84
 Drama untuk radio = 202
 Angka dasar (2 angka pertama) + T3 = 84 +
202 = 842.02
Tabel 3 (bentuk sastra) untuk kelas 800

 belum terdapat pada bagan=bagan + T3


 Misalnya: Drama Belanda untuk Radio
 Sastra Belanda = 839.3
 Drama untuk radio = 202
 Bagan + T3 = 839.3 + 202 = 839.320 2
Judul Nomor kelas
Kumpulan puisi: parade puisi se-Asia
Tenggara

Puisi dan cerpen Itali


Pidato korea
Novel afrika
Kumpulan Cerpen Denmark
Buku Harian Jerman
Kumpulan Drama TV karya
Shakespear
Pidato Ratu Victoria
Humor negara cina
Novel historis Italia
Cerpen Perancis
Kumpulan monolog Butet
Judul Nomor kelas
Kumpulan puisi: parade puisi se-Asia 895.91
Tenggara

Puisi dan cerpen Itali 858


Pidato korea 895.95
Novel afrika 896.3
Kumpulan Cerpen Denmark 839.830 1
Buku Harian Jerman 838.03
Kumpulan Drama TV karya 822.02
Shakespear
Pidato Ratu Victoria 825
Humor negara cina 895.17
Novel historis Italia 853.08
Cerpen Perancis 899.953
Kumpulan monolog Butet 812.04
Tabel 4 (bentuk bahasa) untuk kelas 400

 Sudah terdapat pada bagan: Angka dasar


(dua angka pertama) + T4
 Misalnya: Kamus sinonim bahasa Jerman
 Kamus Jerman = 433 = angka dasarnya = 43
 Kamus sinonim = 31
 Angka dasar (2 angka pertama) + T4 = 43 +
31 = 433.1
Tabel 4 (bentuk bahasa) untuk kelas 400

 belum terdapat pada bagan: bagan + T4


 Misalnya: Kamus sinonim bahasa Belanda
 Bahasa Belanda = 439.3
 Kamus sinonim = 31
 Bagan + T4 = 439.3 + 31 = 439.331
Judul Nomor kelas
Berbagai sistem penulisan di Asia
Tenggara

Tata bahasa Itali


Kamus bahasa korea
Fonologi bahasa Afrika
Unsur asing dalam bahasa Jepang
Kata serapan dalam bahasa
Malaysia
Variasi bahasa cina
Sistem penulisan bahasa Korea
Etimologi bahasa Filipina
Penggunaan bahasa baku Rusia
Judul Nomor kelas
Berbagai sistem penulisan di Asia 495.911
Tenggara

Tata bahasa Itali 455


Kamus bahasa korea 495.73
Fonologi bahasa Afrika 496.15
Unsur asing dalam bahasa Jepang 495.624
Kata serapan dalam bahasa 499.282 4
Malaysia
Variasi bahasa cina 495.17
Sistem penulisan bahasa Korea 495.711
Etimologi bahasa Filipina 499.211 2
Penggunaan bahasa baku Rusia 491.78
Tabel 5
 Tambahkan tabel 5 untuk
mengidentifikasikan ras suku bangsa (baik
ditambahkan langsung ataupun ditambahkan
pada Tabel 1)
 Misalnya: Sosiologi bangsa Austria:
 Kelompok ras, etnis, nasional= bagan =

305.8
 Austria = Tabel 5 = 36
 Menjadi: Bagan + T5 = 305.8 + 36 =

305.836
Tabel 5
 Astronomi bangsa Yunani
 Astronomi = bagan = 520
 Terdapat instruksi = .1-.9 Subdivisi standar
 Tambahkan -089 dari tabel 1
 Astronomi berkaitan dengan bangsa tertentu

= 520 + 89 = 520.89
 Bangsa Yunani = Tabel 5 = 8
 Menjadi = 520.89 + 8 = 520.898
Tabel 6
 Tambahkan tabel 6 hanya jika terdapat
perintah pada bagan
 Misalnya: Terjemahan Alqur’an dalam bahasa

Itali:
 Terjemahan Alqur’an = bagan = 2X2
 Itali = Tabel 6 = 51
 Menjadi: Bagan + T6 = 2X2 + 51 = 2X2.51
Tabel 6
 Tambahkan tabel 6 digabung dengan tabel 4
untuk koleksi kamus dua bahasa
 Misalnya: Kamus Bahasa Hungaria - Inggris:
 Bahasa Hungaria = bagan = 494
 Kamus= Tabel 4 (32-39)= 3
 Inggris = Tabel 6 = 21
 Menjadi: Bagan + T4 + T6 = 494 + 3 + 21 =

2X2.51
Terimakasih
 Seluruh isi materi ini merupakan rangkuman
dari buku: Mortimer, Mary. 2007. Learn
Dewey Decimal Classification. Texas: Total
Recall Publications.

Anda mungkin juga menyukai