Anda di halaman 1dari 21

Manajemen Pengolahan Bahan Pustaka 2

Dasar-dasar
KLASIFISASI

Oleh :
Sujarwo, S.Sos, M.Si.
Pustakawan Pertama
Badan Perpustakaan dan Kearsipan
Provinsi Jawa Timur

Disampaikan dalam rangka


Bimbingan Teknis Pengelola Perpustakaan
Juni 2013

1.1.

Pengertian

Kelas dalam batasan umum adalah satu kelompok benda yang memiliki beberapa
ciri yang sama. Biola, cello, gitar, dan harpa umpamanya merupakan instrumen musik yang
mengeluarkan suara melalui pemetik dawai. Suara yang keluar melalui medium itu
merupakan satu ciri instrumen tersebut, sehingga instrumen-instrumen itu dapat
dimasukan dalam satu kelas yang disebut instrumen musik dawai. Ada kelas lain untuk
instrumen perkusi, dan kelas lain lagi untuk instrumen tiup. Dalam temu kembali informasi
yang disebut kelas adalah sekelompok dokumenyang paling sedikit mempunyai satu ciri
yang sama. Kegiatan pengelompokan atau pembentukan kelas disebut klasifikasi, yang
kaitannya dengan temu kembali informasi sering disebut klasifikasi perpustakaan (library
classification) atau klasifikasi bibliografi (bibliograhic classification).
Sulistyo Basuki (1991) mengatakan bahwa klasifikasi berasal dari kata latin classis.
Klafikasi adalah proses pengelompokan, artinya mengumpulkan benda/entitas yang sama
serta memisahkan benda/entitas yang tidak sama. Secara umum dapat dikatakan bahwa
batasan klasifikasi adalah usah menata alam pengetahuan kedalam tata urutan sistematis.
Towa P. Hamakonda dan J.N.B. Tairas (1995) mengatakan bahwa klasikasi adalah
pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah objek, gagasan, buku atau benda-benda
lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.

1.2.

Tujuan Klasifikasi

a. Penelusuran bahan pustaka


Mempermudah atau mempercepat didlam proses temu kembali serta penempatan
dokumen (bahan pustaka) yang dibutuhkan, baik oleh petugas perpustakaan maupun
pengguna perpustakaan
b. Azas keseragaman
Dengan diterapkanya sistem klasifikasi tertentu dapat dimanfaatkan untuk jaringan dan
kerjasama perpustakaan, baik lokal maupun secara internasional
c. Pengaturan bahan pustaka pada rak koleksi
a.
b.

Menentukan lokasi bahan pustaka didalam jajaran koleksi perpustakaan.


Mengumpulkan semua bahan pustaka yang memiliki subyek yang sama
dalam satu jajaran koleksi. Hal ini akan memudahkan pemakai/pengguna
perpustakaan untuk melihat-lihat dan menelusur buku-buku dengan subyek yang
sama secara langsung pada jajaran koleksi.

d. Mengetahui Kekuatan Koleksi


Adanya pengelompokan/klasifikasi. Kita dapat mengetahui secara cepat kekuatan
koleksi dari masing-masing klas yang di miliki (di koleksi) perpustakaan. Dengan
demikian kita dapat mengetahui kelemahan/kekurangan kelompok/klas yang harus
diisi dan kelompok/ klas yang berlebihan yang harus disiangi.

1.3.

Sistem Klasifikasi

Untuk membantu pemakai dalam melakukan penelusuran bahan pustaka yang di


butuhkan secara mudah dan cepat, diperlukan suatu sistem klasifikasi. Sistem klasifikasi
dalam dunia perpustakaan adalah :
a

Klasifikasi Artifisial
Sistem ini adalah mengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri atau sifat-sifat
lainnya, misal pengelompokan menurut pengarang, atau berdassrkan ciri fisiknya,
misalnya ukuran, warna sampul, dan sebagainya.

Klasifikasi Utility
Pengelompokan bahan pustaka di bedakan berdasarkan kegunaan dan jenisnya.
Misalnya, buku bacaan anak dibedakan dengan bacaan dewasa. Buku pegangan siswa di
sekolah dibedakan dengan buku pegangan guru. Buku koleksi referens dibedakan
dengan koleksi sirkulasi (berdasar kegunaannya).

Klasifikasi Fundamental
Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri subyek atau isi pokok persoalan yang di
bahas dalam suatu buku. Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan sistem ini
mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya:
a.
Bahan pustaka yang subyeknya sama atau hampir sama, letaknya
berdekatan.
b.
Dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai
koleksi yang dimiliki dengan melihat subyek mana yang mana dan mana yang kuat.
c.
Memudahkan pemakai dalam menelusur informasi menurut
subyeknya.
d.
Memudahkan pembuatan bibliografi menurut pokok masalah.
e.
Untuk membantu penyiangan atau weeding koleksi.
Klasifikasi fundamental banyak digunakan oleh perpustakaan besar maupun kecil.
Dalam sistem tersebut buku di kelompokan berdasar subyek, sehingga memudahkan
pemakai dalam menelusur suatu informasi.

1.4.

Sejarah DDC

Klasifikasi Persepuluhan Dewey (disingkat DDC) karya Melvil Dewey. Nama


lengkapnya Melville Louis Kossuth Dewey (1851-1931). Pada 1847 Dewey sebagai
pustakawan di Amhers College, massachuseetts. Tahun 1876 ia menerbitkan DDC edisi
pertama dengan judul A classification and subject indecks for a library. Terbit pertama kali
hanya sebanyak 42 halaman yang berisi 12 halaman pendahuluan, 12 halaman bagan dan 18
halaman indeks. Sejak edisi pertama diterbitkan, DDC terus menerus mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan. Banyak subyek-subyek baru yang ditambahkan.
Adakalanya notasi mengalami perluasan dan perubahan lokasi karena perkembangan
subyek tersebut. Kelestarian DDC sampai dapat mencapai umur lebih seabad dan banyak
pemaikanya di dunia, disebabkan karena DDC secara berkala ditinjau kembali dan
diterbitkan edisi barunya. Lembaga yang mengawasi dan mendukung penerbitan DDC
ialah The lake Placed Education Foundation dan The Library of Congress di Amerika

Serikat. Sebagai sarana komunikasi diterbitkan Decimal Classification, addition, notes,


decision (disingkat DC)
DDC tebit dalam 2 edisi/versi yaitu edisi lengkap dan ringkas. Edisi ringkas
dimaksudkan untuk digunakan di perpustakaan yang memiliki koleksi di bawah 20.000
judul. Edisi ringkas ini paling banyak digunakan oleh perpustakaan Sekolah dan Umum
yang koleksinya masih terbatas.
DDC telah digunakan oleh sekitar 135 negar dan diterjemahkan lebih dari 30 bahasa,
termasuk dalam Bahasa Indonesia dengan judul Terjemahan Ringkasan Klasifikasi Desimal
Dewey dan Indeks Relatif.

1.5. Analisis subyek (Subject analisys)


Analisis subyek (Subject analisys) adalah suatu kegiatan menganalisa mengenai apa atau
tentang apa suatu dokumen (bahan pustaka). Kegiatan analisis subyek merupakan hal yang
sangat penting dan memerlukan kemampuan intelektual karena disinilah ditetntukan pada
subyek apa suatu dokumen ditempatkan. Bila salah satu keliru, akan mengalami kesulitan
bagi pemakai dalam mendapatkan infomasi yang dicarinya. Oleh karena ini harus
dikerjakan secara akurat dan taat-azas (konsisten) . untuk melaksanakan kegiatan analisis
subyek, pustakawan harus mengenal jenis konsep dan jenis subyek. Dengan mengenai jenis
konsep dan subyek dalam menentukan subyek suatu dokumen dapat diperoleh suatu
urutan yang tertentu, yakni : DISIPLIN ILMU / FENOMENA / BENTUK
1. Jenis konsep
Dalam setiap dokumen dapat dibedakan atas 3 jenis konsep, yaitu :
a. Disiplin ilmu
Istilah yang digunakan untuk satu bidang atau cabang ilmu. Misalnya, Ilmu
Pendidikan, Psikologi, Ekonomi, Kimia dan lainnya. Dalam menganalisa subyek atau
dokumen, pertama harus ditentukan dahulu disiplin ilmu yang dicakup dalam bahasa
pustaka tersebut. Misalnya : Kamus Perbankan adalah termasuk dalam disiplin ilmu
ekonomi. Apabila dirangkum : Ekonomi / Perbangkan / Kamus.
Disiplin ilmu ini dibedakan dalam 2 golongan (kategori) :
1) Disiplin Fundamental (Fundamental Disciplines)
Adalah merupakan bagian utama ilmu pengetahuan, tentang hal ini beberpa ahli
ada yang berbeda pendapat mengenai ciri-ciri, maupun jumlahnya, tetapi ada juga
yang berpendapat bahwa disiplin fundamental terdiri dari 3 kelompok, yakni (1)
ilmu-ilmu sosial (social sciences), ilmu-ilmu alamiah (natural sciences) (3) ilmu-ilmu
kemanusiaan (humanitties).
2) Sub disiplin (subdiciplines).
Merupakan bidang spesialisasi dalam satu disiplin, misal dalam disiplin
fundamental ilmu alamiah. Sub disiplin yang merupakan cabang atau
spesialisasinya seperti fisika, kimia, biologi dan lainnya. Jumlah subdisiplin lebih
banyak daripada disiplin fundamenatal.
b. Fenomena
Adalah benda atau wujud yang dikaji dalam suatu disiplin atau sub
disiplin ilmu. Fenomena yang dikaji tersebut dikelompokkan bedasarkan ciri yang
dimiliki bersama. Ciri pembagian (characteristic of division) itu dinamai FASET. (faset
adalah fenomena yang dikaji dalam disiplin ilmu tertentu yang dikelompokkan

berdasarkan ciri yang dimiliki bersama). Agar diperoleh urutan yang baku dan taat azas,
maka faset-faset yang membentuk fenomena tersebut harus dirinci dengan baik.
Menurut Ranganathan, ada 5 faset mendasar yang dikenal dengan akronim P M E S T,
yakni :

P = Personality, M = Matter,
E = Energy, S = Space, T = Time
P - Personality (Wujud)
M - Matter (Benda)
E - Energy (Kegiatan)
S - Space (Tempat)
T - Time (Waktu)
Contoh, Kontruksi jembatan beton tahun 2000 an di Indonesia, hasil analisisnya :
Jembatan
= Personality
Beton
= Matter
Kontruksi
= Energy
Indonesia
= Space
Tahun 2000 an
= Time
Dengan pengenalan faset-faset yang mewujudkan suatu fenomena maka fenomena
analisis subyek dapat dirumuskan sebagai berikut:

Disiplin Ilmu / P : M : E : S : T / Bentuk


Fenomena yang sama dapat pula dikaji oleh disiplin ilmu yang berbeda-beda. Fenomena
remaja, dapat dikaji dalam bidang PENDIDIKAN, PSIKOLOGI, KEDOKTERAN, dan
lainnya. Fenomena yang dikaji oleh berbagai disiplin dapat merupakan wujud konkrit
(concrete entity) seperti REMAJA, PERMATA, ANJING, atau dapat juga berupa gagasan
abstrak (abstract idea) seperti CINTA, CANTIK, fenomena berperan sebagai konsep
subyek dalam analisis subyek, yang menunjukan dokumen itu mengenai apa.
c. Bentuk
Cara bagaimana suatu subyek disajikan. Bentuk dari suatu subyek dibedakan dalam
3 jenis, yakni :
1) Bentuk Fisik (Physichal Form)
Konsep bentuk yang paling mudah dikenali adalah bentuk fisik, dari bentuk fisik
dapat diketahui apakah dokumen itu buku, atau piringan hitam, film, dan lainnya.
Bentuk fisik tidak mempengaruhi subyek dokumen.
2) Bentuk Penyajian (Form of Presentaston)
Bentuk penyajian menunjukkan tata susun dan organisasi isi dokumen. Ada 3
macam bentuk penyajian yang dapat dikenali, yakni: (1) menggunakan lambanglambang dalam penyajian seperti (bahasa Indonesia, Inggris, Belanda), gambar, dan

lain-lainnya. (2) memperlihatkan susunan tertentu, abjad kronologis, pidato


kumpulan, bibliografi, dan lain-lain. (3) penyajiannya untuk kelompok pemakai
tertentu, misalnya bahasa Inggris untuk pemula.
3) Bentuk Intelektual (Intelektual form)
Yaitu apek yang ditekankan dalam pembahasan suatu subyek. Misalnya Filsafat
Sejarah yang menjadi subyeknya adalah sejarah. Sedangkan filsafat adalah bentuk
intelektualnya. Sebaliknya Sejarah Filsafat yang menjadi subyeknya adalah filsafat.
Sedang sejarah adalah bentuk intelektual.
Dalam menentukan subyek suatu bahan pustaka harus pada subyek yang spesifikasi
(pada fenomena). peternakan sapi harus pada sapi bukan pada peternakan.
2. Jenis subyek
Dalam kegiatan analisi subyek, ada kemungkinan antara satu orang dan lainnya
terdapat perbedaan. Hal ini karena dipengaruhi oleh subyektifitas dan latar
belakangnya. Kadang pula suatu bahan pustaka yang sama dianalisis oleh orang yang
sama pada waktu yang berbeda, dapat menghasilkan subyek yang berbeda, oleh karena
itu dalam menganalisis subyek suatu bahan pustaka perlu diketahui jenis-jenisnya.
Dalam suatu dokumen terdapat berbagai jenis subyek. Secara umum dapat
dikelompokan dalam 4 jenis yakni :
a. Subyek dasar (Basic subject).
Adalah subyek yang hanya terdiri dari suatu disiplin atau sub disiplin ilmu saja
tanpa ada fenomena (masalah yang dikaji). Misalnya Pengantar ekonomi yang
menjadi subyek dasarnya adalah ekonomi. Pengantar filsafat subyek dasarnya
adalah filsafat.
b. Subyek sedarhana
Yaitu subyek yang hanya terdiri dari satu faset yang berasal dari subyek dasar. Tiap
bidang ilmu mempunyai faset-faset yang khas, dan fokus, anggota dari suatu faset.
Contoh. Pengantar Koperasi dapat dirangkum menjadi : Ekonomi / Koperasi.
Ekonomi : disiplin ilmu (subyek dasar)
Koperasi : merupakan fokus dari faset ekonomi
c. Subyek Majemuk (Compound subjects)
Suatu subyek yang terdiri dari subyek dasar disertai fokus-fokus dari dua atau lebih
faset. Contoh: Kurikulum perguruan tinggi di Indonesia
Rangkuman
: Pendidikan / Perguruan Tinggi /Kurikulum / Indonesia
Pendidikan
: satu subyek dasar (disiplin ilmu)
Perguruan Tinggi
: Faset jenis pendidikan
Kurikulum
: Faset masalah
Indonesia
: Faset tempat
d. Subyek Kompleks (complex subject)
Bila ada dua atau lebih subjyek dasar yang berintersaksi antara satu subyek dasar
dengan subyek dasar lain.
Contoh : pengarauh agama Hindu terhadap Islam. Dapat dirangkum menjadi :
Agama Hindu / Agama Islam. Agama Hindu : Subyek dasar (disiplin ilmu)
Agama Islam : subyek dasar (disiplin ilmu).

Contoh
: Pengaruh hukum dalam kedokteran
Rangkuman
: Hukum / kedokteran
Hukum
: Subyek dasar (disiplin ilmu)
Kedokteran
: Subyek dasar (disiplin ilmu)
Hukum dan Kedokteran sama-sama merupakan subyek dasar dan ada kemungkinan
masing-masing disiplin ilmu tersebut fenomena yang merupakan fokus-fokus dari
faset-faset yang berbeda
Misalnya
Rangkuman

:
:

Penggunaan kimia organik dalam teknologi makanan


Kimia / Kimia organik / Teknologi Kimia / Teknologi
makanan
Kimia
: Subyek dasar (disiplin ilmu)
Kimia organik
: Faset kimia
Teknologi kimia
: Subyek dasar (disiplin ilmu)
Teknologi makanan : Faset teknologi kimia
Untuk kasus subyek yang kompleks, perlu ditetapkan salah satu. Dalam hal ini
pustkawan harus menentukkan mana yang paling dominan dalam dokumen itu.
Disamping itu dapat juga ditetapkan pada subyek yang paling bermanfaat bagi
pemakai. Untuk menetapkan subyek mana yang akan diutamakan harus diketahui
hubungan interaksi antar subyek tersebut. Hal ini disebut dengan istilah fase. Ada
beberapa jenis hubungan fase atau phase relation dalam subyek kompleks ini, seperti :
1). Fase bias (bias phase)
Adalah suatu subyek yang digunakan atau disajikan untuk kelompok tertentu
maka subyek yang diutamakan adalah pada subyek yang disajikan atau
digunakan.
Misalnya
: Mekanika untuk Sekolah Umum.
Rangkuman : Fisika / mekanika / pendidikan / sekolah menegah umum
Fisika
: Disiplin ilmu (subyek dasar)
Mekanika
: Faset jenis fisika
Pendidikan
: Disiplin ilmu (subyek dasar)
SMU
: Faset jenis pendidikan
Subyek diutamakan adalah : Fisika / mekanika
2). Fase pengaruh (influence phase)
Yaitu jika terdapat dua subyek dasar atau lebih dan saling mempengaruhi satu
sama lainnya. Subyek yang diutamakan adalah yang dipengaruhi.
Misalnya: Pengaruh komputer terhadap kurikulum Sekolah Dasar di Indonesia
Rangkuman : Komputer / Pendidikan / Sekolah Dasar / Kurikulum / Indonesia
Komputer
: Disiplin ilmu
Pendidikan
: Disiplin ilmu
Sekolah Dasar : Faset jenis pendidikan
Kurikulum
: Faset masalah
Indonesia
: Faset tempat
Subyek yang diutamakan: Pendidikan / Sekolah Dasar / Kurikulum /
Indonesia
Karena pendidikan adalah subyek yang dipengaruhi.
3). Fase alat (tool phase)

Yaitu subyek dasar yang digunakan sebagai alat untuk menjelaskan atau
membahas subyek yang lain. Subyek yang diutamakan adalah yang dijelaskan
atau dibahas.
Misal Penggunaan komputer dalam katalogisasi
Rangkuman : Komputer / perpustakaan / pengolahan / katalogisasi
Komputer : Disiplin ilmu
Perpustakaan : Disiplin ilmu
Pengolahan : Fenomena, fokus dari faset perpustakaan
Katalogisasi : Fenomena, fokus dari faset pengolahan perpustakaan
4). Fase perbandingan (comparison phase)
Dalam suatu bahan pustaka terdapat berbagi subyek tanpa ada hubungannya
antara satu sama lainnya. Untuk menentukan subyek mana yang akan
diutamakan , ketentuannya adalah :
a). Pada subyek yang dibahas lebih banyak, misalnya : Islam dan ilmu
pengetahuan, bila subyek Islam lebih banyak dibahas, utamakanlah subyek
tersebut, begitu sebaliknya.
b). Pada subyek yang disebut pertama kali. Misalnya : Perpustakaan dan
masyarakat, kalau pembahasannya sama bobotnya, tetapkanlah pada
subyek yang pertama kali disebut.
3. Teknik menentukan subyek
Sebelum melakukan analisis subyek dari bahan pustaka, langkah pertama yang
dilakukan adalah menetukan subyek yang dibahas oleh sebuah buku. Sudut pandang
yang dimaksud penulisnya dalam bentuk penyajian. Untuk lebih mudahnya perlu
mengetahui dan mempelajari bagaimana membaca buku secara teknis. Langkahlangkahnya adalah :
a. Melalui judul
Seringkali melalui judul dari suatu bahan pustaka sudah mencerminkan
subyeknya, hal ini kebanyakan untuk buku-buku ilmiah. Misalnya Beternak
Lebah, Pengantar Ekonomi, Matematika Modern, dan lainnya. Akan tetapi ada
pula judul buku yang tidak jelas, bahkan membingungkan. Sehingga perlu
pemerikasaan pemerikasaan lebih lanjut. Misalnya Habis Gelap Terbitlah Terang,
Pending Emas, Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai, dan lainnya.
b. Melalui daftar isi
Bila melalui judul masih belum jelas, langkah selanjutnya adalah melalui
daftar isi. Umumnya daftar isi buku memuat daftar pokok permasalahan atau
pembahsan secara rinci. Sehingga memberi petunjuk tentang subyek yang dibahas.
c. Melalui kata pengantar
Dengan membaca kata pengantar dapat diketahui subyek yang dikandung
dalam buku tersebut. Karena dalam kata pengantar umumnya memberikan
gambaran terhadap isi atau subyek yang dibahas didalamnya.
d. Membaca bagaian pendahuluan
Pada bagian pendahuluan biasanya pengarang suka memberi ulasan tentang
tujuan dan isi dari buku itu, atau bila perplu membaca bab demi bab secara sepintas.
e. Melalui sumber bibliografi
Bila belum dapat memastikan subyeknya, bacalah sumber bibliografi atau
daftar bacaan yang digunakan oleh pengarang dalam menyusun buku tersebut.

Bila semua langkah diatas masih sulit untuk mengidentifikasi subyek suatu
bahan pustaka, hendaknya meminta petunjuk kepada yang ahli subyek atau subjec
spesialist. Jika mengalami kesulitan dalam mencari orang yang ahli, carilah informasi
pengarangnya. Kesulitan lain yang dihadapi dalam menentukan subyek secara tepat
diantaranya :
Banyak pengarang yang membahas 2 atau lebih subyek dalam sebuah buku.
Sering terdapat buku yang membahas 2 aspek atau lebih dari 1 subyek
Makin banyak buku yang mencakup berbagai ilmu, sehingga merupakan karya
interdisipliner

1.6. Pengunaan DDC

Setiap petugas perpustakaan yang hendak menggunakan klasifikasi DDC


atau menggolongkan suatu bahan pustaka, perlu melakukan langkah-langkah ini,
diantaranya :
Pelajari pola umum bagian klasifikasi, seperti ringkasan pertama (10 kelas
utama) ringkasan kedua (divisi), ringkasan ketiga (seksi), dan seterusnya.
Pelajari bagian lengkap secara tertatur dan sistematis, agar memperoleh
gambarnya yang lebih jelas.
1. Prinsip Klasifikasi DDC
Klasifikasi bahan pustaka sesuai dengan maksud dan tujuan pengarangnya.
a. Klasifikasi pada subyek yang lebih spesifik, jangan pada subyek yang lebih luas.
b. Bahan pustaka yang mempunyai 2 subyek, tetapi bobot pembahasannya tidak
seimbang, klasifikasikan pada subyek yang banyak dibahs.
c. Bahan pustaka yang mempunyai 2 subyek dan keduanya memiliki nilai bobot yang
sadalam pembahasannya, klasifikasikan pada subjek yang pertama diuraikan atau
dibahas.
Misalnya : Pengantar sosiologi dan ekonomi
Rangkuman
: Sosiologi / ekonomi
Sosiologi
: Disiplin Ilmu
Ekonomi
: Disiplin Ilmu
Maka subyek yang di utamakan adalah sosiologi, karena yang pertama dibahas.
d. Apabila menemukan bahan pustaka yang membahas 3 subyek atau lebih, maka
klasifikasikan pada subyek yang lebih luas. Misalnya Pelajaran Matematika, Kimia,
dan Fisika. Klasifikasikan pada nomor 500 (Eksakta/sains).
e. Bila menemukan suatu bahan pustaka yang subyeknya belum atau tidak terdapat
nomor klasifikasinya, maka klasifikasikan pad nomor yang paling dekat dengan
subyek itu dan tidak diperkenankan membuat nomor baru.
2. Prosedur penentuan notasi melalui bagan
Bagan atau schedule adalah serangkaian bilangan (nomor kelas) yang disusun
enurut prinsip-prinsip DDC dan memuat semua subyek ilmu pengetahuan secara
universal. Secara umum Melvil Dewey membagi ilmu pengetahuan dalam 10 kelas
utama. Pembagiannya sebagai berikut :
000

Karya Umum

500

Ilmu Murni

100
200
300
400

:
:
:
:

Filsafat
Agama
Ilmu Sosial
Bahasa

600
700
800
900

:
:
:
:

Teknologi
Kesenian & OR
Kesusastraan
Sejarah dan Geografi

Setiap kelas utama dibagi secara desimal menjadi sub klas yang disebut divisi,
kemudian divisi ini dibagi lagi menjadi sub divisi yang disebut seksi. Begitu seterusnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
Pemilihan notasi langsung pada bagan ini langkah-langkahnya :
1). Tentukan subyek bahan pustaka melalui proses analisis.
2). Tentukan disiplin ilmunya untuk memudahkan penelusuran selanjutnya.
3). Golongkan subyek tersebut pada kelas utama.
4). Periksalah seksi dan sub seksinya sampai diperoleh notasi yang tepat.

SUMBER RUJUKAN
Anglo-American cataloguing rules: 2nd ed. 1988 rev. Chicago: American Library Association,
1988.
Dewey, Melvil. Decimal classification and relative index, 23th ed. Dublin, Ohio: OCLC, 2011.
Gorman, Michael. AACR2 ringkas. Jakarta : Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1986.
Hamakonda, Towa dan J.N.B. Tairas. Pengantar klasifikasi persepuluhan Dewey. Jakarta : BPK
Gunung Mulya, 1995.
Lasa Hs. Kamus istilah perpustakaan. Yogyakarta : Kanisius, 1990.
Maxwel, Margareth F. Handbook for AACR2 1988 rev. Chicago : American Library
Association, 1989.
Peraturan Katalogisasi Indonesia : deskripsi bibliografis (ISBD), penentuan tajuk untuk entri, judul
seragam. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI., 1994
Somadikarta, Lily K. Dasar-dasar analisis subyek untuk pengindeksann subyek dokumen. Jakarta :
JIP-FSUI, 1991 (merupakan saduran dari buku An introduction to subject indexing : a
programmed text./by A.G. Brown. -- London, 1976. Vol 1, section 1 & 2).
Sulistyo-Basuki. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1991.
Terjemahan ringkasan klasifikasi desimal Dewey dan indeks relatif : disesuaikan dengan DDC 20.
Jakarta : Perpustakaan Nasional RI. 1994.
Zen, Zulfikar. Buku kerja Dewey decimal classification. Jakarta : JIP-FSUI, 1989.

10

Dewey Decimal Clasification

Lampiaran...

000
100
200
300
400

:
:
:
:
:

Karya Umum
Filsafat
Agama
Ilmu Sosial
Bahasa

500
600
700
800
900

:
:
:
:
:

Ilmu Murni
Teknologi
Kesenian & OR
Kesusastraan
Sejarah dan Geografi

Ringkasan Kedua :
000 Karya Umum
010 Bibliografi
020 Ilmu Perpustakaan dan Ilmu Informasi
030 Ensiklopedi Umum
040
050 Penerbitan berseri
060 Organisasi Umum dan Ilmu
Permusiuman
070 Jurnalistik
080 Koleksi Umum
090 Manuskrip dan buku langka

100 Filsafat
110 Metafisika (Filsafat spekultif)
120 Pengetahuan sebab tujuan manusia
130 Psikologi populer
140 Pandangan filsafat tertentu
150 Psikologi
160 Logika
170 Etika (Filsafat Mural)
180 Filsafat Kuno, Zaman Pertengahan
Filsafat Timur
190 Filsafat Barat Modem

200 - Agama
210 Agama Alamiah
220 Injil, Alkitab
230 Doktrin Agama Kristen
240 Teologi Moral Kristen
250 Gereja Kristen
260 Teologi Gereja Kristen
270 Sejarah Gerejani
280 Dominasi dan Sekte Kristen
290

294.3 Agama Budha


294.4 Agama Jainis
294.5 Agama Hindu
294.6 Zorosnte
295 Yudaisme
297 Agama Islam
299 Agama-agama lain

300 Ilmu Sosial


310 Statistik Umum
320 Umum Politik
330 Ekonomi
340 Ilmu Hukum
350 Administrasi Negara dan Militer
360 Masalah Sosial, Pelayanan Sosial dan
Asosiasi
370 Pendidikan
380 Perdagangan, Komunikasi dan
Pengangkutan
390 Adat Istiadat dan Cerita Rakyat
(Folklore)

400 - Bahasa
410 - Bahasa Indonesia
420 - Bahasa Inggris
430 - Bahasa Jerman
440 - Bahasa Perancis
450 - Bahasa Itali
460 - Bahasa Spanyol dan Portugal
470 - Bahasa Latin
480 - Bahasa Yunani Klasik
490 - Bahasa- bahasa lain

Dewey Decimal Clasification


500 Ilmu Pengetahuan Murni
510 Matematika
520 Astronomi
530 Fisika
540 Kimia
550 Geologi
560 Palaentologi
570 Biologi
580 Botani
590 Zoologi

600 Ilmu Pengetahuan Praktis


610 Ilmu Kedokteran
620 Teknik
630 Pertanian
640 Kesejahteraan Keluarga
650 Manajemen
660 Teknologi Kimia
670 Perindustrian (Manufaktur)
680 Pabrik Pabrik Aneka Ragam
690 Konstruksi bangunan/gedung

700 Kesenian
710 Tata Kota dan Pertamanan
720 Arsitektur
730 Seni plastik, seni pahat, patung
740 Menggambar dan seni dekoratif
750 Melukis dan lukisan
760 Seni grafika

770 Fotografi dan Foto


780 Musik
790 Rekreasi, pertunjukan, dan Olah Raga

800 Sastra dan Kesusasteraan


810 Kesusasteraan Indonesia
820 Kesusasteraan Inggris dan AngloSaxon
830 Kesusasteraan Jerman
840 Kesusasteraan Perancis
850 Kesusasteraan Itali
860 Kesusasteraan Spanyol dan Portugal
870 - Kesusasteraan Latin
880 Kesusasteraan Yunani Klasik
890 - Kesusateraan Lain

900 Geografi dan Sejarah


910 Geografi Umum
920 Biografi
930 Sejarah Umum ZamanPurba (500SM)
940 Sejarah Eropa
950 Sejarah Asia
960 Sejarah Afrika
970 Sejarah Amerika Utara dan Kanada
980 Sejarah Amerika Selatan
990 Sejarah Umum bagian dunia lainnya
dan pulau Samudera Pasific (Oceania)
Australia.

Klasifikasi DDC (Dewey Decimal Clasification)


000 099 KARYA UMUM
001
002
003
004
005
006
010
020
027
027.7
027.8
028

Pengetahuan
Buku
Sistem
Pengolah data Ilmu Komputer
Pemrograman computer,
program, data
Metode computer khusus: grafik,
multimedia, realitas maya
Bibliografi , katalog
Ilmu perpustakaan, informasi
Perpustakaan Umum
Perpustakaan Universitas
Perpustakaan Sekolah
Membaca, minat dan kebiasaan

030
070
080

090

Ensiklopedi Umum
Surat Kabar
Kumpulan karya-karya umum:
esei, amanat
Ceramah, kutipan
Manuskrip-manuskrip (naskahnaskah) kuno

100 199 FILSAFAT DAN ILMU-ILMU


YANG BERTALIAN
109
150
160
170

Sejarah filsafat
Ilmu Jiwa
Logika
Etika ( Filsafat Moral )

Dewey Decimal Clasification


200-299

AGAMA

220
292
293
294
294.3
294.5
294.6
295

Agama Nasrani, Injil, Alkitab


Agama Klasik (Yunani, Romawi)
Agama Germania
Agama-agama asal India
Agama Budha
Agama Hindu (Brahma )
Agama Sikh
Zoroastrianisme (Mazdaisme,
Parsiisme
Yudaisme
Agama Islam
Al-Quran, Hadis
Al-Quran
Hadis (Tradisi)
Hukum agama (fikih, syariah)

296
297
297.12
297.122
297.124
297.14
297.18

297.2
297.3
297.4
297.5
297.6
297.63
297.64
297.65
297.7
297.72
297.74
297.77
297.8
297.81
297.82
297.83

Cerita, legenda, pepatah,


anekdot diceritakan untuk
pendidikan agama
Akidah (Aqaid atau Ilmu Kalam)
Ibadat, Shalat, Puasa, Zakat,
Naik Haji
Sufisme (mistik Islam)
Etika Islam dan pengalaman,
kehidupan, praktik keagamaan
Pemimpin dan organisasi Islam
Nabi Muhammad
Keluarga Nabi dan Sahabat
Pengorganisasian dan organisasi
Perlindungan dan perkembangan
Islam
Jihad
Dakwah
Pendidikan agama Islam
Sekte dan gerakan pembaharuan
Islam (Mahzab- mahzab)
Ahli sunah wal jamaah
Syiah
Sekte dan gerakan pembaharuan
lainnya

320.1
321
323
323.6
324
326
327
329
330
331
332
334
336
336.2
340
340.5
341.2
341.7
342
350
352
355
360
364
369
370
371
371.2
371.3
373
374
375
378
379.2
380

300 - 399 ILMU PENGETAHUAN


SOSIAL

384

301
310
320

389
390

Sosiologi, Kependudukan
Statistik
Ilmu Politik, Civics

Negara
Bentuk Negara
Hak asasi manusia
Kewarganegaraan
Pemilihan Umum
Emansipasi
Hubungan Internasional, Politik
Permusyawaratan rakyat
Politik Praktis, Partai Politik
Ekonomi
Perburuan
Ekonomi Keuangan, Bank Uang
Koperasi
Keuangan Negara
Pajak
Ilmu Hukum, Undang-undang
Hukum Adat
Badan-badan Internasional, PBB
Kerjasama Internasional,
regional
Undang-Undang Dasar
Pemerintahan, Administrasi
Negara
Pemerintah Daerah
Militer dan Ilmu Kemiliteran.
Angkatan Bersenjata. Perang
Kesejahteraan Sosial
Kriminologi, Kesejahatankejahatan
Pramuka
Pendidikan
Guru dan Pengawas BP3
Test. Ujian-ujian
Metodik. Buku-buku pelajaran
Sekolah, Pendidikan Dasar dan
Menengah
Pendidikan Masyarakat.
Pendidikan Luar Sekolah
Kurikulum
Pendidikan Tinggi
Buta huruf. Kewajiban belajar.
Perdagangan, Perhubung- an,
Pengangkatan.
Telekomunikasi, Tele-gram,
radio. Siaran radio
Ukuran dan timbangan
Adat istiadat dan folklore

Dewey Decimal Clasification


395
398

Etiket. Sopan santun


Cerita rakyat. Dongeng. Pepatah.

400-499

BAHASA INDONESIA

410
412
413
415

Bahasa Indonesia
Tulisan, abjad Bahasa Indonesia
Kamus Bahasa Indonesia
Sistem Strukturil Bahasa
Indonesia
Prosodi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia bukan standar
Bahasa Standar
Bahasa Indonesia lama (Melayu)
Bahasa Inggris
Bahasa Jerman
Bahasa Perancis
Bahasa Italia
Bahasa Spanyol
Bahasa Latin
Bahasa Yunani
Bahasa Jepang

416
417
418
419
420
430
440
450
460
470
480
495.6

500- 599 ILMU PENGETAHUAN


MURNI
510
512
513
514
515
516

519
520
523
523.1
523.2
530
531
532
533
534
535
536
537
538

Matematika Ilmu Pasti


Aljabar
Berhitung, Berhitung dagang
Tipologi
Analisa
Ilmu ukur, Ilmu ukur ruang,
ilmu ukur melukis, deferensial
dan integrasi
Kemungkinan dalam
matematika prkatis
Astronomi, Ilmu Falak
Astronomi deskripstif
Ilmu falak, Kosmologi
Tata Surya
Fisika
Mekanika zat padat
Mekanika zat cair
Mekanika gas, Aeromekanika
Suara
Cahaya
Panas
Listrik. Maknit Listrik.
Magnit

539
540
541
541.2
541.3
546
547.8
550
551

597
598
599

Fisika nuklir
KImIa
Kimia Fisika dan kimia teoritis
Molekul-molekul. Atom
Reaksi kimia
Kimia organik
Batu Bara, Minyak Bumi
Geologi
Geologi fisika dan geologi
dinamis
Gempa. Gunung berapi
Geomorfolofi. Laut. Lautan.
Oseanografi
Meteorologi. Cuaca
Geologi Ekonomi
Paleontologi, Fosil-fosil
Biologi
Etnologi
Antropolgi
Ilmu Hayat
Evolusi
Mikrobiologi
Mikroskopi dalam biologi
Ilmu tumbuh-tumbuhan
Fisiologi tumbuh-tumbuhan
Tumbuh-tumbuhan berbiji
tunggal
Tumbuh-tumbuhan berbiji
telanjang
Tumbuh-tumbuhan tanpa biji
atau bunga
Pakis-pakis
Lumut-lumut
Ilmu hewan. Zoologi
Binatng-binatng yang tak
bertulang punggung
Protozoa. Karang
Kerang (molluska), keong,
kepiting
Cacing
Binatang-bingatang bertulang
punggung (Vertebrata)
Ikan
Reptil dan burung
Binatang menyusui (Mamalia).

600-699

TEKNOLOGI

551.2
551.4
551.5
553
560
570
572
573
574
575
576
578
580
581
584
585
586
587
588
590
592
593
594
595
596

Dewey Decimal Clasification


610
611
612
613
614
615
617
618
620
621
622
623
624
625
627
628
629
629.1
629.2
630
631
632
633
633.1
633.3
633.5

636.6
633.7
634
634.9
635
636
637
638
639
640
641
642

Ilmu kedokteran (Ilmu


kesehatan)
Anatomi manusia
Fisologi manusia Ilmu Faal
Ilmu Kesehatan (Hygiene)
Kesehatan rakyat
Obat dan Farmasi
Penyakit
Obstetrik, Hamil dan kehamilan
Ilmu Teknis
Teknik Mesin
Tambang dan teknik
pertambangan
Teknik militer
Teknik bangunan
Teknik kereta api
Teknik hidraulis
Teknik saniter. Air bersih
Teknik otomotip.Teknik bidangbidang lainnya
Kapal terbang
Mobil bis,Truk, Speda motor
Pertanian.Cocok Tanam
Teknik pertanian umum
Kerusakan-kerusakan tanaman.
Hama tanaman
Tanaman ladang
Padi, Gandum, Jagung
Kacang, Kedele, Kacang hijau
Tanam-tanaman serat, Kapas/
Katun, Kapok, Abaka, Rami,
Bambu, Pandan.
Tebu, Gula, Sagu, Ubikayu
Tembakau, The, Kopi, Kakao
Kebon buah-buahan.Buahbuahan
Hutan dan Kehutanan
Hortikultura, Sayur-mayur,
Bunga-bunga
Ternak dan peternakan
Industri susu, mentega, keju
Peternakan lebah,ulat sutra
Berburu dan perikanan
Ekonomi rumah tangga
Makanan dan minuman
pengawetan makanan dirumah
Hidangan dan jamuan

643
644

645
646
647
648
649
650
651
652

653
657
658
659
660
661
662
663
664
665
666
667
668
670
671
674
675
678
679

Mengatur rumah, Kamar


makan,Dapur, Alat-alat dapur
Keperluan ruangan rumah,
Penerangan rumah, Lampulampu
Perabot-perabot rumah tangga
Jahit menjahit pakaian, Berhias,
Guntingan rambut
Management hotel, motel,
losmen dan lain-lain
Kebersihan rumah tangga.
Mencuci pakaian
Pemeliharaan anak.Perawatan
yang sakit di rumah
Perusahaan
Administrasi Kantor.
Korespondensi
Proses komunikasi tertulis.
Mentik.Mesin tik, Kode-kode
sandi
Stenografi
Akuntansi
Manajemen Umum
Periklanan dan hubungan
masyarakat
Teknologi kimia, Teknik kimia
Teknologi bahan alkli, garam,
sulfat, nitrat, alkohol,gas-gas
Teknologi bahan-bahan peledak,
bahan bakar
Teknologi minuman
Teknologi bahan-bahan makanan
Teknologi minyak dan lemak
Teknologi keramik,
porselin,tanah liat
Teknologi mencuci dan
mencelup.Binatu
Teknologi bahan-bahan organik
Manufaktur.Pembuatan barangbarang
Pembuatan logam
Teknologi kayu.Penggergajian
Teknologi kulit dan teknologi
bulu binatang
Karet.Pembuatan Karet
Teknologi barang-barang lain

Dewey Decimal Clasification

Dewey Decimal Clasification

Dewey Decimal Clasification


680
681
682
683

684
685
686
687
688
690
691
693
694
698

Pabrik-pabrik aneka ragam


Pembuatan alat-alat presisi
Pandai besi
Pembuatan alat-alat dari besi.
Kunci-kunci, Parang, Pisau alat
Alat dapur dan lain-lain
Industri Perabot Rumah
Industri kulit dan bulu binatang,
termasuk sandal, tas
Percetakan
Industri pakaian, Tukang jahit
Industri barang-barang kecil
Bangunan, Teknologi bangunan
gedung
Bahan bahan bangunan
Konstruksi bangunan
Bangunan kayu
Dekorasi bangunan

700-799

SENI, OLAH RAGA,


HIBURAN, REKREASI,
HOBBY

701
706

Filsafat seni
Organisasi-organisasi tentang
seni
Museum gedung kesenian
Sejarah seni, kesenian
Seni pemandangan dan seni
perkotaan
Tugu-tugu peringatan untuk
pahlawan
Pertamanan alam, Keindahan
alam
Arsitektur
Arsitektur purba
Arsitektur modern 1400
Arsitektur bangunan umum,
kantor, toko, rumah sakit,
Penjara, Gedung-gedung
kesenian, gedung bioskop
Arsitektur gedung sekolah,
universitas, laboratorium,
museum, Perpustakaan
Arsitektur rumah
Seni pahat,patung
Seni ukir
Seni keramik

708
709
710
718
719
720
722
724
725
726
727

728
730
736
738

740
741
743
746
747
749
750
760
770
780
790
792
793
794
795
796
797
798

799

Menggambar, Seni dekorasi


Menggambar bebas
Seni gambar anatomi
Seni kerajinan tekstil, Seni sulam
menyulam, Seni jahit hiasan
Seni hiasan dalam rumah
(interior decoration)
Seni mengukir perabot-perabot
rumah
Seni lukis
Seni cetak-mencetak
Fotografi
Musik, Seni suara
Rekreasi, hiburan-hiburan, hobby
Sandiwara
Permainan dalam ruangan. Taritarian
Catur dan bowling, bola sodok
Permainan dengan kartu
Olah raga lapangan
Olah raga air dan angkasa
Olah raga Olah raga
menunggang kuda dan binatangbinatang Lainnya.
Menembak,berburu dan
memancing sebagai olah raga

800-899

SASTRA DAN
KESUSASTERAAN

805
806
809
810
811
812
813
814
815
816

Majalah sastra
Perkumpulan tentang sastra
Sejarah dan kritik sastra
Sastra Amerika berbahasa Inggris
Puisi Amerika berbahasa Inggris
Drama Amerika berbahasa Inggris
Fiksi Amerika berbahasa Inggris
Esai Amerika berbahasa Inggris
Pidato Amerika berbahasa Inggris
Surat-surat Amerika berbahasa
Inggris
Satir dan humor Amerika
berbahasa Inggris
Aneka ragam penulisan Amerika
berbahasa Inggris

Sastra Inggris
Sastra Jerman dan bahan-bahan

817
818
819
820
830

Dewey Decimal Clasification

840
850
860
870
880
890
899.221
899.221 1
899.221 2
899.221 3
899.221 4
899.221 5
899.221 6
899.221 7
899.221 8
899.222
899.223
899.224
899.225
899.226
899.227

Skandinavia
Sastra Perancis
Sastra Italia
Sastra Spanyol dan Portugis
Sastra latin
Sastra Yunani klasik
Sastra lainnya
Kesusasteraan Indonesia
Puisi Indonesia
Drama Indonesia
Fiksi Indonesia
Esai Indonesia
Pidato Indonesia
Surat-surat Indonesia
Satir dan humor Indonesia
Aneka ragam penulisan
Indonesia
Sastra Jawa
Sastra Sunda
Sastra Bali
Sastra Lombok
Sastra Bugis
Sastra Batak

900-999

ILMU BUMI, SEJARAH

910

Ilmu bumi perjalanan, Penemuan


dan Eksplorasi
Biografi
Sejarah umum zaman purba
sampai + 500 SM
Sejarah Eropah
Sejarah Inggris

920
930
940
942

943
944
945
946
947
948
949
950
951
952
953
954
955
956
957
958
959
959.8
960
970
971
972
973
980
990
991
993
994
995

Sejarah Eropah Tengah, Jerman


Sejarah Perancis
Sejarah Italia
Sejarah jazirah Liberia Spanyol
Sejarah Eropa Timur
Sejarah Eropa Utara Skandinavia
Sejarah Eropa lainnya
Sejarah Asia
Sejarah Cina
Sejarah Jepang
Sejarah Jazirah Arab
Sejarah Asia Selatan India
Sejarah Iran
Sejarah Timur Tengah
Sejarah Siberia
Sejarah Asia Tengah
Sejarah Asia Tenggara
Sejarah Indonesia
Sejarah Afrika
Sejarah Amerika Utara
Sejarah Kanada
Sejarah Amerika Tengah,
Meksiko
Sejarah Amerika Serikat
Sejarah Amerika Selatan
Sejarah bagian-bagian dunia
lainnya
Sejarah pulau-pulau Pasifik
Sejarah Sekandia Baru dan
Melanesia
Sejarah Australia
Sejarah Papua New Guinea

Anda mungkin juga menyukai