Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Klasifikasi Perpustakaan


1. Secara Etimologi
 Klasifikasi, menurut Sulistyo-Basuki dalam Prastowo (2012: 171)1 berasal dari kata Latin
“classis”, yang maknaknya adalah proses pengelompokan. Artinya, mengumpulkan benda
atau entitas yang sama dan memisahkan benda atau entitas yang tidak sama. 

¯  Hamakonda dan Tairas, 2002: 12


Klasifikasi adalah pengelompokkan yang sistematis pada sejumlah objek, gagasan, buku atau
benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.
¯  Ibrahim Bafadal 2009:513
Klasifikasi adalah suatu proses memilih dan mengelompokkan buku-buku perpustakaan
sekolah atau bahan pustaka lainnya atas dasar tertentu serta diletakkannya secara bersama-
sama di suatu tempat.
¯  Menurut Suwarno(2007: 66)4
Secara umum klasifikasi terbagi dalam dua jenis, yaitu:
 Klasifikasi artifisial (artificial classification), yaitu klasifikasi bahan pustaka
berdasarkan sifat-sifat yang secara kebetulan ada pada bahan pustaka
tersebut. Misalnya berdasarkan warna buku atau tinggi buku.
 Klasifikasi fundamental (fundamental classification), yaitu klasifikasi bahan
pustaka berdasarkan isi atau subjek buku, yaitu sifat yang tetap pada bahan
pustaka meskipun kulitnya berganti-ganti atau formatnya diubah.
Klasifikasi fundamental ini yang sering digunakan perpustakaan saat ini.

Klasifikasi adalah pengelompokkan yang sistematis dari pada sejumlah obyek, gagasan, buku
atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama
(Towa, 2008:1)5
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa klasifikasi itu adalah suatu proses
memilih dan mengelompokkan buku-buku perpustakaan sekolah atau bahan perpustakaan
lainnya atas dasar tertentu serta diletakkannya secara bersama-sama disuatu tempat.

1
Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: DIVA Press.
2
Hamakonda, T.P. & Tairas, J.N.B. 2002. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: Gunung Mulia.
3
Bafadal, Ibrahim. 2009. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Akasara
4
Wiji, Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007.
5
Hamakonda, Towa P dan J.N.B Tairas. 2008. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: Gunung
Mulia.
Unsur-Unsur Pokok DDC
Menurut Hamakonda dan Tairas (2002: 2-3)6, sistem ini memiliki unsur-
unsur pokok antara lain:
1. Sistematika pembagian ilmu pengetahuan yang dituangkan ke dalam
suatu bagan yang lengkap dan dilandaskan pada beberapa prinsip dasar
tertentu.
2. Notasi, yang terdiri dari serangkaian simbol berupa angka, yang
mewakili serangkaian istilah (yang mencerminkan subjek tertentu) yang
terdapat pada bagan.
3. Indeks relatif, yang terdiri dari sejumlah tajuk dengan perincian
aspek-aspeknya yang disusun secara alfabetis, dan memberikan
petunjuk berupa nomor kelas, yang memungkinkan orang mencari tajuk
yang tercantum dalam indeks bagan.
4. Tabel pembantu, yang berbentuk serangkaian notasi khusus, yang
dipakai untuk menyatakan aspek-aspek tertentu yang selalu terdapat
dalam beberapa subjek yang berbeda. Terdapat 7 tabel pembantu,
yaitu:
 Tabel 1 Subdivisi Standar .
 Tabel 2 Wilayah .
 Tabel 3 Subdivisi Kesusastraan .
 Tabel 4 Subdivisi Bahasa
 Tabel 5 Ras, Bangsa, Kelompok Etnis
 Tabel 6 Bahasa
 Tabel 7 tentang Orang/Pribadi.
5.   Di samping itu, sistem klasifikasi harus menyediakan kelas untuk Karya umum, untuk
menempatkan karya-karya yang begitu luas cakupannya, sehingga tidak dapat dimasukkan ke
dalam salah satu kelas utama manapun.
Sistem ini membagi ilmu ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas utama.
Masing-masing kelas utama dibagi lagi menjadi 10 divisi. Masing-masing divisi
dibagi lagi menjadi 10 seksi. Sehingga terdapat 10 kelas utama, 100 divisi, dan
1000 seksi.

6
Hamakonda, T.P. & Tairas, J.N.B. 2002. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: Gunung Mulia.
B.       Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Klasifikasi
Menurut Sulistyo Basuki dalam Prastowo (2012: 177)7, klasifikasi yang diterapkan di
perpustakaan memiliki fungsi ganda. Pertama, sebagai penyusunan buku di rak. Kedua,
sebagai sarana penyusunan entri bibliografi di dalam katalog tercetak, bibliografi dan indeks
dalam tata susunan sistematis. Sementara itu, Wiji Suwarno dalam Prastowo (2012: 177)8
memandang bahwa klasifikasi berfungsi mempermudah pemakai dalam menelusuri benda-
beda yang ingin diperoleh secara cepat dan tepat. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa
fungsi klasifikasi sesungguhnya tidak hanya untuk mempermudah siswa dalam menemukan
buku atau koleksi pustaka yang dibutuhkan, tetapi juga memudahkan pustakawan untuk
mencari, mengembalikan buku di rak, dan pengelolaan pustaka yang lain, serta untuk
sistematisasi pengelolaan koleksi pustaka.
Prastowo (2012: 178)9 mengungkapkan bahwa ada enan tujuan mengklasifikasikan buku-
buku perpustakaan sekolah. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Memberikan kemudahan bagi murid-murid dalam mencari buku-buku yang sedang
dibutuhkan. Jika mendapati sebagian murid masuk ke perpustakaan untuk mencari koleksi
buku yang diingikan, kemudian mereka menemukan bahwa buku-buku di perpustakaan telah
diklasifikasikan secara sistematis dan teratur, maka mereka bisa dengan mudah mendapatkan
buku yang diinginkan. Kemudahan mengakses kebutuhsn itu akan melahirkan kesenangan
yang dapat bermanfaat bagi kecintaan mereka kepada perpustakaan maupun dunia buku.
2.      Memberi kemudahan bagi guru pustakawan dalam mencari buku-buku yang dipesan
oleh murid-murid. Sebagian perpustakaan sekolah menggunakan sistem tertutup. Sehingga,
ketika siswa membutuhkan buku tertentu, mereka tidak bisa meminjam langsung ke
perpustakaan, tetapi melalui jalur pemesanan kepada guru pustakawan. Caranya, siswa
mengisi kartu pemesanaan secara lengkap, kemudian diberikan kepada guru pustakawan
tersebut. Berdasarkan kartu itulah, guru pustakawan mencari koleksi buku yang dibutuhkan
siswa. Apabila buku-buku di perpustakaan sekolah telah diklasifikasikan dengan baik maka
guru pustakawan pun lebih mudah dalam memperoleh buku yang dibutuhkan oleh siswa.
3.      Memberi kemudahan bagi guru pustakawan dalam mengembalikan buku pada
tempatnya semula,
4.      Memberi kemudahan bagi guru pustakawan mengetahui perimbangan baan pustaka.
5.      Memberi kemudahan bagi guru-guru pustakawan di dalam menyusun suatu daftar
bahan-bahan pustaka yang berdasarkan sistem klasifikasi.

7
Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: DIVA Press.
8
Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: DIVA Press.
9
Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: DIVA Press.
Tujuan klasifikasi memudahkan dalam penelusuran terhadap banda-benda yang ingin kita
peroleh secara cepat dan tepat. Benda-benda yang diklasifikasi di perpustakaan adalah bahan
pustaka yang merupakan koleksi perpustakaan. Suatu bahan pustaka memiliki beberapa ciri,
misalnya ciri kepengarangan, bentuk fisik, ciri ukuran, warna kulit dan lain-lain. Adapun
manfaat klasifikasi adalah sebagai berikut:(Bafadal, 2006: 50) 10
a. Dapat mensurvei buku-buku yang dibaca.
b. Dapat mengadakan keseimbangan koleksi agar koleksi menjadi lengkap.
c. Melalui studi dari sistem klasifikasi seseorang akan menemukan cara berfikir teratur dan
sistematis.
d. Sebagai sistem penempatan buku dalam rak.

Adapun manfaat klasifikasi koleksi pustaka, menurut pendapat Engking Mudyana dan
Royani yang dikutip Sinaga dalam Prastowo (2012: 181)11, ada beberapa hal:
1.      Pustakawan dapat melakukan survei koleksi buku yang dimiliki oleh perpustakaan.
2.      Pustakacan dapat memilih kemungkinan mengembangkan koleksi, mengetahui
kelemahan dan kekuatan kelas-kelas tertentu.
3.      Pustakawan selalu diingatkan oleh kekurangan yang harus diisi dan kelebihan yang
harus ditingkatkan.
4.      Melalui studi terhadap suatu sistem klasifikasi tertentu, pustakawan akan menemukan
cara berfikir yang teratur dan sistematis.
5.      Klasifikasi juga memiliki nilai nyata bagi orang lain di luar perpustakaan. Contohnya,
dalam melengkapi fakta-fakta, pembuatan garis-garis besar subyek, dan dalam membantu
mengklasifikasikan informasi.
6.      Seorang mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi sering kali mendapatkan garis
besar subyek dari bagan klasifikasi.
7.      Dalam bagan kesastraan, ia akan menemukan garis besar gerakan kesastraan di berbagai
negara, yang dilengkapi dengan daftar pengarang penting dari setiap bab.
8.      Dalam bagan sejarah, mungkin ditemukan garis besar sejarah suatu negara secara
kronologis, lengkap dengan tahun-tahun dan daftar peristiwa tertentu.
9.      Mereka yang mempelajari ilmu perpustakaan akan menemukan tinjauan (review) yang
sangat memuaskan.
10.  Mudah membuat bibliografi tentang masalah tertentu.
11.  Mudah mengadakan pameran mengenai masalah tertentu.

10
Bafadal, Ibrahim. 2006. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta:Bumi Aksara.
11
Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: DIVA Press.
Dalam perkembangannya ada dua macam klasifikasi, yaitu:(Bafadal, 2006: 50)12
a. Klasifikasi Artifisial yaitu mengklasifikasikan bahan pustaka berdasarkan sifat- sifat atau
fisik yang kebetulan ada pada setiap bahan pustaka.
b. Klasifikasi Fundamental yaitu mengklasifikasi bahan pustaka berdasarkan isi atau subyek.

C.      Macam-Macam Klasifikasi Pustaka


Wiji Suwarno dalam Prastowo (2012: 185)13 dalam bukunya Pengetahuan Dasar
Kepustakaan, mengemukakan bahwa klasifikasi perpustakaan terbagi dalam dua jenis, yaitu
klasifikasi artifisial (artificial classification) dan klasifikasi fundamental (fundamental
classification).
1.      Klasifikasi Artifisial
Klasifikasi artificial atau artificial classification adalah klasifikasi bahan pustaka berdasarkan
sifat-sifat yang secara kebetulan ada pada bahan pustaka tersebut. Contohnya, bahan pustaka
dikelompokkan berdasarkan tinggi buku (ukuran fisik buku).
2.      Klasifikasi Fundamental
Klasifikasi fundamental atau fundamental classificationadalahklasifikasi bahan pustaka
berdasarkan pada isi atau subyek buku. Maksudnya, sifat yang tetap pada bahan pustaka,
meskipun kulitnya berganti atau formatnya diubah. Klasifikasi jenis kedua ini palimg sesuai
digunakan pada era sekarang. Sebab, ada beberapa keuntungan ketika kita menggunakan
klasifikasi fundamental.Pertama, buku-buku yang sama atau mirip isinya terletak berdekatan.
Kedua, memudahkan dalam mengadakan perimbangan koleksi yang dimiliki. Ketiga,
memudahkan dalam mengadakan penelusuran terhadap bahan pustaka menurut
subyek Keempat, memudahkan dalam pembuatan bibliografi menurut pokok masalah.
Dari uraian tersebut, semakin jelas klasifikasi yang layak digunakan di perpustakaan sekolah.
Dan, berdasarkan berbagai pertimbangan, terutama banyaknya keuntungan yang bisa
diperoleh dengan menggunakan klasifikasi fundamental, maka jenis klasifikasi inilah yang
sebaiknya digunakan di perpustakaan sekolah.

  G. Prosedur Klasifikasi dan Katalogisasi


Menurut Ibrahim Bafadal dalam Prastowo (2012: 205)14, ada beberapa langkah yang dapat
kita tempuh dalam mengklasifikasikan buku-bukuperpustakaan sekolah. Diantaranya adalah
sebagai berikut:
12
Bafadal, Ibrahim. 2006. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta:Bumi Aksara.
13
Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: DIVA Press.
14
Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: DIVA Press.
a.       Membuat Sistem Klasifikasi
       Menentukan sistem klasifikasi adalah langkah pertama dalam mengklasifikasikan buku-
buku perpustakaan. Ada beberapa sistem klasifikasi, seperti UDC (universal decimal
classification), LCC (library of congress classification), DDC (Dewey decimal classification),
dan lain sebagainya. Maka dari itu, kita harus memilih sistem-sistem klasifikasi tersebut. Jika
kita sudah menetapkan pilihan, misalnya memilih DDC (karena paling banyak kelebihannya),
maka kita harus konsisten menggunakannya.
b.      Menyiapkan Bagan Klasifikasi
       Langkah kedua dalam mengklasifikasikan buku-buku perpustakaan adalah dengan
menyiapkan bagan klasifikasi. Bagan klasifikasi disusun berdasarkan pada sistem klasifikasi
yang digunakan. Bagan sebaiknya ditulis dalam lembar kertas manila, kemudian ditempel di
tembok agar mudah mengingatnya. Sehingga, langkah ini memperlancar proses klasifikasi
buku-buku yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah.
c.       Menyiapkan Buku
       Langkah selanjutnya dalam proses klasfikasi buku adalah menyiapkan buku. Buku-buku
perpustakaan sekolah harus disiapkan dengan baik di atas meja. Kemudian, buku tersebut
dicatat atau diinventarisasi di dalam buku induk atau buku inventaris. Setelah itu, buku-buku
tersebut di stempel dengan stempel sekolah dan stempel inventaris.
d.      Menentukan Subyek Buku
       Dalam langkah ini, kita perlu melakukan analisis terhadap beberapa bagian buku,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1)      Judul dan subjudul buku. Bagian ini biasanya terdapat pada halaman pertama setelah
kulit buku. Dengan mengetahui judul dan subjudul buku, maka kita akan mengetahui
gambaran tentang isi atau persoalan yang dibahas di dalam buku yang bersangkutan.
2)      Daftar isi. Jika dengan mencermati judul dan subjudul buku belum mampu memperoleh
gambaran yang jelas tentang isi buku, maka kita bisa melakukan penelaahan terhadap daftar
isinya. Daftar isi memuat rincian persoalan yang dibahas di dalam buku yang bersangkutan,
mulai dari bab-babnya hingga ke anak subbab. Dengan demikian, kita dapat membayangkan
persoalan yang dibahas di dalam buku tersebut.
3)      Kata pengantar. Dalam kata pengantar, penulis seringkali menjelaskan latar belakang
disusunnya buku tersebut, tujuan penyusunan, serta sistematika pembahasannya. Dengan
mencermati hal ini, maka kita akan lebih mudah lagi menentukan subyek atau persoalan buku
tersebut.
4)      Isi sebagian atau keseluruhan. Jika dengan menelaah judul dan subjudul, daftar isi, dan
kata pengantar masih didapati kesulitan untuk menentukan subyek atau persoalan yang
dibahas di dalam buku yang bersangkutan, maka tindakan lain yang bisa dilakukan adalah
dengan membaca isi buku. Pertama-tama, disarankan membaca bagian-bagian pendahuluan.
Namun, jika subyek buku tetap belum didapatkan kejelasan dari bagian pendahuluan tersebut,
maka sebaiknya perlu dibaca keseluruhan isi buku dari halaman pertama hingga terakhir.
e.       Menentukan Nomor Klasifikasi
       Langkah terakhir adalah menentukan nomor klasifikasi. Apabila subyek buku telah
ditemukan maka langkah berikutnya adalah menentukan nomor klasifikasi. Untuk itu, kita
bisa berpedoman pada bagian klasifikasi  sebagaimana telah dipersiapkan pada langkah
kedua.
6. Langkah-Langkah Proses Klasifikasi
Dalam menentukan nomor klasifikasi perlu juga diperhatikan langkah-langkah yang harus
dilakukan, yaitu:
a. Membaca dan memperhatikan judul dokumen. Judul sebuah bahan perpustakaan tidak
selalu mencerminkan isi dokumen.
b. Kata Pengantar Kata pengantar sebuah dokumen dapat memberikan informasi kepada
pengklasir tentang maksud dan ide suatu bahan perpustakaan yang disampaikan kepada
pembaca dan masyarakat sasaran pembaca.
c. Daftar Isi Daftar isi memuat secara terperinci tentang pokok bahasan perbab dan subbab.
Merupakan sebuah sumber yang dapat dipercaya karena memuat seluruh kandungan
pembahasan sebuah buku.
d. Pendahuluan Pendahuluan yaitu memberikan sudut pandang pengarang tentang subyek
dokumen dan ruang lingkup pembahasan.
e. Membaca isi dokumen Membaca bab per bab isi dari dokumen.
f. Bibliografi Merupakan sumber acuan yang dipakai menyusun dokumen dan memberikan
petunjuk tentang subyek dokumen.
g. Pengklasir juga dapat membaca beberapa tinjauan (review) sebuah buku yang biasanya
dimuat disurat kabar dan majalah.
h. Apabila semua langkah tersebut diatas telah dilakukan tetapi belum dapat menentukan
nomor klasifikasi, maka pengklasir dapat meminta pertolongan pada ahli dalam bidang
subyek dokumen tersebut. ( Habsyi, 2012:55-57)15

4. Prinsip-Prinsip dalam Mengklasifikasi


Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di dalam mengklasifikasi berdasarkan
subyeknya. Sulistyo-Basuki (1993: 397)16 adalah :
a. Klasifikasi buku-buku perpustakaan umum, pertama-tama berdasarkan subyeknya.
Kemudian berdasarkan bentuk penyajian, atau bentuk karyanyan.
b. Khususnya buku-buku yang termasuk karya umum dan kesustraan hendaknya lebih
diutamakan pada bentuknya.
c. Di dalam mengklasifikasi buku-buku perpustakaan umum hendaknya memperhatikan
tujuan pengarangnya.
15
Habsyi-Sitti Husaibah Pattah 2012, Pengantar Tajuk Subyek dan Klasifikasi, Makassar : Alauddin University
Press
16
Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
d. Klasifikasi buku-buku perpustakaan umum itu pada subyek yang sangat spesifik.
e. Apabila sebuah buku yang membahas dua atau tiga subyek, klasifikasilah buku tersebut
pada subyek yang dominan.
f. Apabila ada dua subyek dengan pertimbangan subyek yang sama, maka klasifikasilah buku
tersebut pada subyek yang paling banyak bermanfaat bagi pemakai perpustakaan umum.
g. Hendaknya pustakawan mempertimbangkan keahlian pengarangnya.

KESIMPULAN
 
Pengertian pengklasifikasian buku dapat disimpulkan sebagai pengelompokkan buku
berdasarkan jenis atau cirri-ciri buku tersebut sehingga dapat di bedakan dan berpisah dengan
yang lainnya.
Pengklasifikasian buku secara umum berfungsi untuk mempermudah murid dan pustakawan
untuk mencari dan menata buku-buku di perpustakaan.
Dalam mengklasifikasikan buku terdapat prinsip-prinsip agar guru pustakawan tidak terlalu
mengalami kesulitan di dalam mengklasifikasi buku-buku perpustakaan.
 

DAFTAR RUJUKAN

Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: DIVA


Press.

Anda mungkin juga menyukai