Klasifikasi adalah pengelompokkan yang sistematis dari pada sejumlah obyek, gagasan, buku
atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama
(Towa, 2008:1)5
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa klasifikasi itu adalah suatu proses
memilih dan mengelompokkan buku-buku perpustakaan sekolah atau bahan perpustakaan
lainnya atas dasar tertentu serta diletakkannya secara bersama-sama disuatu tempat.
1
Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: DIVA Press.
2
Hamakonda, T.P. & Tairas, J.N.B. 2002. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: Gunung Mulia.
3
Bafadal, Ibrahim. 2009. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Akasara
4
Wiji, Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007.
5
Hamakonda, Towa P dan J.N.B Tairas. 2008. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: Gunung
Mulia.
Unsur-Unsur Pokok DDC
Menurut Hamakonda dan Tairas (2002: 2-3)6, sistem ini memiliki unsur-
unsur pokok antara lain:
1. Sistematika pembagian ilmu pengetahuan yang dituangkan ke dalam
suatu bagan yang lengkap dan dilandaskan pada beberapa prinsip dasar
tertentu.
2. Notasi, yang terdiri dari serangkaian simbol berupa angka, yang
mewakili serangkaian istilah (yang mencerminkan subjek tertentu) yang
terdapat pada bagan.
3. Indeks relatif, yang terdiri dari sejumlah tajuk dengan perincian
aspek-aspeknya yang disusun secara alfabetis, dan memberikan
petunjuk berupa nomor kelas, yang memungkinkan orang mencari tajuk
yang tercantum dalam indeks bagan.
4. Tabel pembantu, yang berbentuk serangkaian notasi khusus, yang
dipakai untuk menyatakan aspek-aspek tertentu yang selalu terdapat
dalam beberapa subjek yang berbeda. Terdapat 7 tabel pembantu,
yaitu:
Tabel 1 Subdivisi Standar .
Tabel 2 Wilayah .
Tabel 3 Subdivisi Kesusastraan .
Tabel 4 Subdivisi Bahasa
Tabel 5 Ras, Bangsa, Kelompok Etnis
Tabel 6 Bahasa
Tabel 7 tentang Orang/Pribadi.
5. Di samping itu, sistem klasifikasi harus menyediakan kelas untuk Karya umum, untuk
menempatkan karya-karya yang begitu luas cakupannya, sehingga tidak dapat dimasukkan ke
dalam salah satu kelas utama manapun.
Sistem ini membagi ilmu ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas utama.
Masing-masing kelas utama dibagi lagi menjadi 10 divisi. Masing-masing divisi
dibagi lagi menjadi 10 seksi. Sehingga terdapat 10 kelas utama, 100 divisi, dan
1000 seksi.
6
Hamakonda, T.P. & Tairas, J.N.B. 2002. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: Gunung Mulia.
B. Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Klasifikasi
Menurut Sulistyo Basuki dalam Prastowo (2012: 177)7, klasifikasi yang diterapkan di
perpustakaan memiliki fungsi ganda. Pertama, sebagai penyusunan buku di rak. Kedua,
sebagai sarana penyusunan entri bibliografi di dalam katalog tercetak, bibliografi dan indeks
dalam tata susunan sistematis. Sementara itu, Wiji Suwarno dalam Prastowo (2012: 177)8
memandang bahwa klasifikasi berfungsi mempermudah pemakai dalam menelusuri benda-
beda yang ingin diperoleh secara cepat dan tepat. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa
fungsi klasifikasi sesungguhnya tidak hanya untuk mempermudah siswa dalam menemukan
buku atau koleksi pustaka yang dibutuhkan, tetapi juga memudahkan pustakawan untuk
mencari, mengembalikan buku di rak, dan pengelolaan pustaka yang lain, serta untuk
sistematisasi pengelolaan koleksi pustaka.
Prastowo (2012: 178)9 mengungkapkan bahwa ada enan tujuan mengklasifikasikan buku-
buku perpustakaan sekolah. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kemudahan bagi murid-murid dalam mencari buku-buku yang sedang
dibutuhkan. Jika mendapati sebagian murid masuk ke perpustakaan untuk mencari koleksi
buku yang diingikan, kemudian mereka menemukan bahwa buku-buku di perpustakaan telah
diklasifikasikan secara sistematis dan teratur, maka mereka bisa dengan mudah mendapatkan
buku yang diinginkan. Kemudahan mengakses kebutuhsn itu akan melahirkan kesenangan
yang dapat bermanfaat bagi kecintaan mereka kepada perpustakaan maupun dunia buku.
2. Memberi kemudahan bagi guru pustakawan dalam mencari buku-buku yang dipesan
oleh murid-murid. Sebagian perpustakaan sekolah menggunakan sistem tertutup. Sehingga,
ketika siswa membutuhkan buku tertentu, mereka tidak bisa meminjam langsung ke
perpustakaan, tetapi melalui jalur pemesanan kepada guru pustakawan. Caranya, siswa
mengisi kartu pemesanaan secara lengkap, kemudian diberikan kepada guru pustakawan
tersebut. Berdasarkan kartu itulah, guru pustakawan mencari koleksi buku yang dibutuhkan
siswa. Apabila buku-buku di perpustakaan sekolah telah diklasifikasikan dengan baik maka
guru pustakawan pun lebih mudah dalam memperoleh buku yang dibutuhkan oleh siswa.
3. Memberi kemudahan bagi guru pustakawan dalam mengembalikan buku pada
tempatnya semula,
4. Memberi kemudahan bagi guru pustakawan mengetahui perimbangan baan pustaka.
5. Memberi kemudahan bagi guru-guru pustakawan di dalam menyusun suatu daftar
bahan-bahan pustaka yang berdasarkan sistem klasifikasi.
7
Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: DIVA Press.
8
Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: DIVA Press.
9
Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: DIVA Press.
Tujuan klasifikasi memudahkan dalam penelusuran terhadap banda-benda yang ingin kita
peroleh secara cepat dan tepat. Benda-benda yang diklasifikasi di perpustakaan adalah bahan
pustaka yang merupakan koleksi perpustakaan. Suatu bahan pustaka memiliki beberapa ciri,
misalnya ciri kepengarangan, bentuk fisik, ciri ukuran, warna kulit dan lain-lain. Adapun
manfaat klasifikasi adalah sebagai berikut:(Bafadal, 2006: 50) 10
a. Dapat mensurvei buku-buku yang dibaca.
b. Dapat mengadakan keseimbangan koleksi agar koleksi menjadi lengkap.
c. Melalui studi dari sistem klasifikasi seseorang akan menemukan cara berfikir teratur dan
sistematis.
d. Sebagai sistem penempatan buku dalam rak.
Adapun manfaat klasifikasi koleksi pustaka, menurut pendapat Engking Mudyana dan
Royani yang dikutip Sinaga dalam Prastowo (2012: 181)11, ada beberapa hal:
1. Pustakawan dapat melakukan survei koleksi buku yang dimiliki oleh perpustakaan.
2. Pustakacan dapat memilih kemungkinan mengembangkan koleksi, mengetahui
kelemahan dan kekuatan kelas-kelas tertentu.
3. Pustakawan selalu diingatkan oleh kekurangan yang harus diisi dan kelebihan yang
harus ditingkatkan.
4. Melalui studi terhadap suatu sistem klasifikasi tertentu, pustakawan akan menemukan
cara berfikir yang teratur dan sistematis.
5. Klasifikasi juga memiliki nilai nyata bagi orang lain di luar perpustakaan. Contohnya,
dalam melengkapi fakta-fakta, pembuatan garis-garis besar subyek, dan dalam membantu
mengklasifikasikan informasi.
6. Seorang mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi sering kali mendapatkan garis
besar subyek dari bagan klasifikasi.
7. Dalam bagan kesastraan, ia akan menemukan garis besar gerakan kesastraan di berbagai
negara, yang dilengkapi dengan daftar pengarang penting dari setiap bab.
8. Dalam bagan sejarah, mungkin ditemukan garis besar sejarah suatu negara secara
kronologis, lengkap dengan tahun-tahun dan daftar peristiwa tertentu.
9. Mereka yang mempelajari ilmu perpustakaan akan menemukan tinjauan (review) yang
sangat memuaskan.
10. Mudah membuat bibliografi tentang masalah tertentu.
11. Mudah mengadakan pameran mengenai masalah tertentu.
10
Bafadal, Ibrahim. 2006. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta:Bumi Aksara.
11
Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: DIVA Press.
Dalam perkembangannya ada dua macam klasifikasi, yaitu:(Bafadal, 2006: 50)12
a. Klasifikasi Artifisial yaitu mengklasifikasikan bahan pustaka berdasarkan sifat- sifat atau
fisik yang kebetulan ada pada setiap bahan pustaka.
b. Klasifikasi Fundamental yaitu mengklasifikasi bahan pustaka berdasarkan isi atau subyek.
KESIMPULAN
Pengertian pengklasifikasian buku dapat disimpulkan sebagai pengelompokkan buku
berdasarkan jenis atau cirri-ciri buku tersebut sehingga dapat di bedakan dan berpisah dengan
yang lainnya.
Pengklasifikasian buku secara umum berfungsi untuk mempermudah murid dan pustakawan
untuk mencari dan menata buku-buku di perpustakaan.
Dalam mengklasifikasikan buku terdapat prinsip-prinsip agar guru pustakawan tidak terlalu
mengalami kesulitan di dalam mengklasifikasi buku-buku perpustakaan.
DAFTAR RUJUKAN