Anda di halaman 1dari 23

PETUNJUK TEKNIS DAN

SISTEMATIKA PENULISAN KTI

Mata Pelajaran: BAHASA INDONESIA

NAMA : MGMP BAHASA INDONESIA


Kelas : XII Tahun Pelajaran : 2021 - 2022

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH XIII
SMA Negeri 1 Panawangan
Jln. Raya Ciamis-Cirebon KM 159 Telpon. 0265-7964198
Web ://www.smansatupanawangan.sch.id. E-mail:sman1panawangan@yahoo.co.id
Ciamis 46255
SISTEMATIKA PENULISAN KTI
COVER
JUDUL
JENIS KTI
LOGO
PENULIS/PENYUSUN
INSTANSI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGUJIAN
ABSRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR,
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah/Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penlitian
BAB II LANDASAN TEORETIS
A. Kajian Teoretis
BAB III OBJEK / METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Metode pengumpulan data.
D. Lokasi dan Jadwal Penelitian
BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP PENULIS
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Sistematika Penulisan
Penjelasan Sistematika
Bagian Persiapan
1. Sampul
Sampul KTI dari karton berwarna kuning kunyit (orange) yang memuat judul KTI, logo
lembaga, nama lengkap, NISN penulis, Kelas. lembaga serta tempat dan tahun (lihat
lampiran).
2. Halaman Judul
Halaman ini memuat judul KTI dan seterusnya sebagaimana halnya halaman sampul. Pada
halaman judul ini dituliskan pula maksud dari penulisan KTI
3. Halaman Pengesahan
Pada halaman ini berisi judul KTI, nama penulis, NISN serta pihak yang mengesahkan
(para pembimbing KTI) Nama pembimbing dan Wakasek Kurikulum, dan Kepala Sekolah
ditulis lengkap dengan gelarnya.
4. Abstrak
Abstrak merupakan uraian singkat tetapi lengkap dan ditulis dalam bahasa Indonesia.
Abstrak terdiri dari dua bagian yaitu bagian identitas yang berisi nama penulis, judul KTI
dan tahun penulisan serta bagian isi abstrak yang berisi uraian singkat tentang
permasalahan yang dikaji, teori yang mendasarinya, pendekatan atau metode yang
digunakan, hasil serta implikasinya.
Bagian identitas abstrak diketik hanya dengan satu spasi, nama penulis diketik dengan
huruf besar, sedangkan judul hanya huruf awal dari setiap kata yang diketik dengan huruf
besar kecuali kata sambung. Bagian isi abstrak diketik dengan dua spasi dan panjang
abstrak tidak lebih dari tiga halaman. (lihat lampiran).
5. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi uraian yang mengantarkan penulis kepada permasalahan yang
dikajinya. Dalam kata pengantar ini penulis dapat mencantumkan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah berjasa atau membantu penyelesaian KTInya.
6. Daftar Isi
Daftar isi ditulis secara rinci memuat sistematika KTI dengan menyertakan halaman pada
sudut kanan. Jarak antar bab adalah dua spasi, sedangkan antar sub bab berjarak satu spasi.
Judul bab ditulis dengan huruf besar dan sub bab hanya huruf awalnya saja yang ditulis
dengan huruf besar kecuali kata sambung (lihat lampiran).
7. Daftar Tabel
Daftar tabel memuat nomor tabel, nama tabel dan halaman yang diletakkan pada sudut
kanan. Nomor tabel ditulis terdiri dari dua kelompok, angka pertama dengan angka romawi
menunjukkan bab dan angka berikutnya dengan angka arab setelh tanda pemisal
menunjukkan nomor tabel. Contoh tabel nomor 1 para bab II diberi nomor “II-1”. Jarak
antar tabel diketik dua spasi dan untuk judul yang menggunakan lebih dari satu baris
diketik dua spasi.
8. Daftar Bagan (gambar)
Daftar bagan, gambar, grafik, peta diketik seperti daftar tabel. Daftar isi, daftar tabel dan
daftar bagan masing-masing ditulis pada halaman tersendiri.
KARAKTERISTIK CERPEN DALAM SURAT KABAR

Karya Tulis Ilmiah

diajukan untuk mengikuti ujian praktik mata pelajaran Bahasa Indonesia

ERLIADI FATWA RAHMI (Nama)


1423254654 (NISN)
XII IPA 5 (kelas)

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH XIII
SMA Negeri 1 Panawangan
Jln. Raya Ciamis-Cirebon KM 159 Telpon. 0265-7964198
Web: //www.smansatupanawangan.sch.id. E-mail: sman1panawangan@yahoo.co.id
Ciamis 46255
2021
LEMBAR PENGESAHAN

KARAKTERISTIK CERPEN DALAM SURAT KABAR

(KARYA TULIS ILMIAH)

ERLIADI FATWA RAHMI (NAMA)


1423254654 (NISN)
XII IPA 5 (kelas)

Disahkan penggunaanya di Panawangan Ciamis


Pada tanggal 19 Juli 2021

Wakil Kepala Sekolah


Bidang Akademik/Kurikulum, Pembimbing

ROHILI , S.Pd. ……………………………


NIP. 19661109 199103 1 008 NIP. ………………………

Mengetahui :
Kepala Sekolah,

ADE SUDRAJAT, S.Pd.,M.Pd.


NIP. 19700630 199402 1 002
LEMBAR PENGESAHAN

KARAKTERISTIK CERPEN DALAM SURAT KABAR

(KARYA TULIS ILMIAH)

ERLIADI FATWA RAHMI (Nama)


1423254654 (NISN)
XII IPA 5 (kelas)

Diujikan pada Hari ….. Tanggal ….. Bulan ….. Tahun 2021

Penguji

……………………………
NIP. ………………………
CARA PEMBUATAN KTI
A. CARA MENENTUKAN JUDUL KTI
Cara membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah dengan memperhatikan
hal-hal seperti dibawah ini :
1. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan tema judul.
Misalnya dalam bidang pendidikan, teknologi, kesehatan, pertanian, sience, seni,
politik, dan lain lain.
2. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan objek yang
akan diteliti. Misalnya dalam tema pertanian kita memilih kacang hijau sebagai objek.
Sebaiknya dalam memilih objek penelitian peneliti objek yang disukai agar semangat
dalam mengerjakannya.
3. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menemukan apa yang
akan diteliti dari objek yang dipilih. Misalnya pengaruhnya, kualitasnya, manfaatnya,
dan lain-lain.
4. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah mencari bagian mana dari
objek yang akan kamu teliti. Misalnya daun, batang, buah, akar, maupun semua bagian
tumbuhan itu.
5. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan media yang
dijadikan sehingga kita dapat menghubungkan apa yang diteliti dengan bagian yang
diteliti. Seperti cahaya matahari, air, pembangunan nasional dan lain-lain.
6. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah membuat kalimat yang
tepat dalam menggabungkan tema, objek, sesuatu yang diteliti, bagian yang diteliti dan
medianya.
Contoh cara menggabungkannya sehingga menjadi kalimat yang bagus :
Tema : Pertanian,
Objek : Kacang hijau
Apa yang diteliti : Pengaruh
Bagian yang diteliti : Seluruh bagian tanaman/pemasaran/penjualan(IPS)
Media : Sinar matahari/produksi(IPS)
Maka penggabungan judulnya menjadi :
"Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau"
“Pengaeruh Produksi Makanan Terhadap Penjualan Kacang Hijau” (IPS)
Perhatian : Penulisan Judul karya ilmiah menggunakan Huruf kapital disetiap awal kata
Dari beberapa sumber yang saya dapat ini beberapa contoh-contoh judul karya ilmiah :
1. Pemanfaatan Kulit Pisang Sebagai Bahan Pembuatan Siomay
2. Manfaat Anggrek Sebagai Pelestarian Lingkungan hidup Dan Objek Pariwisata
3. Pengaruh Globalisasi Terhadap Ekstensi Kebudayaan Daerah
4. Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
5. Dampak Globalisasi Pada Pendidikan
6. Pemberdayaan Koperasi Sekolah Ditinjau Dari Perspektif Ilmu Manajemen Koperasi
7. Strategi Wirausaha dalam Meningkatkan Volume Penjualan
8. Pelaksanaan Strategi Pembelajaran pada Mata Pelajaran IPS
9. Pengaruh Kedisiplinan dan Motivasi Terhadap Kualitas Belajar Siswa.
Menentukan dari isi penelitian tersebut. Jadi usahakanlah Sang Peneliti membuat judul
karya ilmiah sebaik mungkin. Semangat juga sangat penting, agar penelitiannya terlaksana
dengan baik.
B. CARA MENYUSUN LATAR BELAKANG

Latar Belakang Harus Bermodel Piramida Terbalik

Sebagian dari sobat mungkin belum memahami makna piramida terbalik. Namun, kita
tidak sedang membahas ilmu matematika mengenai bangun ruang. Yang menjadi penekanan
di sini adalah bahwa teori yang kita pakai haruslah berawal dari teori yang luas dan
kemudian menuju ke pembahasan yang menyempit, seperti dijelaskan gambar berikut.

Penjelasan pada paragraf-paragraf awal harus dimulai dengan sesuatu yang


umum, kemudian mengerucut kepada sesuatu yang khusus, kemudian lebih mengerucut lagi
ke sesuatu yang spesifik. Dalam ilmu kebahasaan praktis, kita dapat merumuskannya seperti
ini ; Superordinat-Ordinat-Subordinat. Cara untuk membuat pola seperti ini, dapat dilatih
dengan mengikuti arahan berikut.

Contoh :
Makhluk Hidup-Hewan-Kucing
Kucing-Habitat-Cara Memangsa
Pertanian-sayuran/tumbuhan-kacang hijau
Surat Kabar-jenis-rubik-cerpen
Setelah dirasa cukup mahir dalam memetakan dalam bentuk sederhana. Maka coba sekarang
menguraikan dalam bentuk poin yang lebih luas seperti ini.

Judul : Karakteristik Cerpen dalam Surat Kabar


Cara menguraikannya :
1. Mencari pengertian surat kabar menurut para ahli.
2. Sejarah singkat surat kabar dan bagaimana aktualisasi surat kabar pada masa sekarang.
3. Jenis-jenis surat kabar yang paling banyak dibaca di Indonesia.
4. Rubrik-rubrik apa saja yang terdapat pada surat kabar.
5. Menjelaskan alasan mengapa memilih cerpen sebagai pokok pembahasan.
6. Teori-teori berkaitan dengan cerpen menurut ahli.
7. Memaparkan mengapa memilih judul tersebut sebagai penelitian

Perkuat Latar Belakang dengan Kutipan Buku dan Jurnal Ilmiah


Sering sekali terjadi, ketika kita mendapatkan kabar berita dari dua orang berbeda latar
belakang pendidikan yang berbeda, kecenderungan kita akan lebih percaya informasi dari
orang yang berpendidikan lebih tinggi.

Satu hal lagi yang terpenting, seberapa kecil pun sobat mengutip buku ilmiah jangan lupa
mencantumkan credit pada bagian daftar pustaka atau daftar rujukan. Jika tidak,
konsekuensinya akan fatal karena kita dianggap mencuri ide dan gagasan orang lain.

Membuat Kerangka dan Outline


Loh, kan kerangka itu lebih familiar pada teks sastra? Tidak sepenuhnya benar, untuk karya
non-sastra juga dianjurkan untuk membuat outline. Walaupun, cara seperti ini terkesan kuno
dan jadul, tapi akan sangat efektif terutama guna menghindari melebarnya topik
pembahasan.
Dengan begitu, model piramida terbalik latar belakang akan terjaga. Di samping juga, akan
memberikan kesan rapi pada karya tulis ilmiah yang sobat kerjakan. Usahakanlah pada
setiap proses bimbingan, sobat selalu minta saran dari pembimbing sobat.
Menurut pengalaman pribadi, penulis menggunakan konsep outline seperti ini.
Judul : Karakteristik Cerpen dalam Surat Kabar
1. Teori mengenai surat kabar dan hakikatnya (paragraf1-3)
2. Jenis-jenis surat kabar yang populer di Indonesia (paragraf 4-5)
3. Rubrik-rubrik yang ada dalam surat kabar ( paragraf 6 dan 7)
4. Teori-teori mengenai cerpen ( paragraf 8-10)
5. Alasan memilih judul tersebut sebagai penelitian (paragraf 11 dan 12)
Kurang lebih seperti itu, outline yang penulis gunakan. Outline tersebut dapat dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan dan bentuk penelitian.

C. CARA MENYUSUN RUMUSAN MASALAH/IDENTIFIKASI MASALAH

DEFINISI RUMUSAN MASALAH

Menurut KBBI, Rumusan masalah terdiri dari dua kata, yaitu rumusan dan masalah,
rumusan berarti hasil simpulan tentang asas, pendirian,ketetapan, dan sebagainya,
sedangkan masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan. Oleh karena itu, rumusan
masalah dapat dimaknai sebagai hasil simpulan tentang asa, pendirian, dan ketetapan
terhadap sesuatu yang menjadi persoalan.

CARA MENYUSUN RUMUSAN MASALAH.

Rumusan Masalah Harus Sesuai dengan Judul

Pertanyaan yang nantinya akan dibuat itu harus berlandaskan judul Karya Tulis Ilmiah,
makalah atau skripsi. Yang mana ketidaksinambungan antara rumusan masalah dan judul
akan berdampak fatal. Contohnya sebagai berikut.
Judul : Pengaruh Penggunaan HP terhadap Semangat Belajar Anak
Rumusan Masalah : Apa yang melatarbelakangi anak menggunakan HP?

Jadi, contoh tersebut merupakan contoh yang salah. Mengapa demikian? Karena yang
menjadi fokus utama makalah ini adalah ‘Pengaruh’ sehingga pertanyaan yang sesuai pasti
berhubungan dengan akibat, sedangkan pertanyaan “Apa yang melatarbelakangi anak
menggunakan HP?” itu cenderung fokus pada jawaban yang bermakna ‘sebab’. Oleh karena
itu, bentuk rumusan masalah harus diubah seperti ini.
Rumusan Masalah :
1. Bagaimana pengaruh penggunaan HP terhadap semangat belajar anak?
2. Bagaimana cara meminimalisir pengaruh penggunaan HP terhadap semangat belajar
anak?
Contoh Lain:
Judul : "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau"
Rumusan Malasah ;
“1. Bagaimana pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau"
“2. Berpengaruh secara signifikankan cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman
kacang hijau”
Jangan Hanya Mengajukan Satu Pertanyaan

Kalau untuk yang satu ini biasanya bersifat kondisional. Mengapa kondisional? Karena yang
menentukan jumlah pertanyaan yang dipakai dalam rumusan masalah adalah guru atau
dosen pembimbing. Namun, tidak ada salahnya membuat pertanyaan lebih dari satu. Justru
memberikan nilai plus di mata pembimbing.

Rumusan Masalah Harus Padat dan Jelas

Definis padat dan jelas di sini adalah jangan membuat dua pertanyaan yang bisa dipadatkan
menjadi satu pertanyaan. Cukup buat satu pertanyaan yang sekiranya bisa mewakili dua hal
yang dimaksud. Contohnya seperti ini.
1. Apa pengaruh positif diadakannya ekstra futsal?
2. Apa pengaruh negatif diadakannya ekstra futsal?
Dua pertanyaan tersebut bisa dipadatkan menjadi satu pertanyaan seperti ini.
1. Bagaimana pengaruh diadakannya ekstra futsal?

Tambahan, tips menyusun rumusan masalah, coba perhatikan juga makna dari setiap
kata yang digunakan. Mengapa digunakan kata ‘pengaruh’ kan sinonimnya banyak? Kata
‘pengaruh’ itu bersifat netral dapat bermakna positif atau negatif, sedangkan jika
menggunakan kata ‘dampak’ itu lebih bertendensi ke arah negatif. Jadi sangat penting untuk
memahami makna setiap kata yang digunakan dalam rumusan masalah.

D. CARA MENYUSUN TUJUAN PENELITIAN

Cara membuat tujuan penelitian


1. Untuk membuat tujuan penelitian kita harus kembali melihat rumusah masalah
2. Mencari kata operasional yang tepat untuk menjawab rumusan masalah yang ada (contoh
kata operasional: Mengidentifikasi, Mendeskripsikan,Mengukur, Menganalisi,
Membandingkan, dll)
3. Tujuan Penlitian adalah jawaban dari pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah.
Contoh 1
Rumusan masalah : Bagaimana pengaruh penggunaan HP terhadap semangat belajar
anak?
Tujuan Penelitiannya adalah : Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh penggunaan HP
terhadap semangat belajar anak
Contoh 2
Rumusan masalah : Bagaimana cara meminimalisir pengaruh penggunaan HP terhadap
semangat belajar anak?
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui cara meminimalisir pengaruh penggunaan HP
terhadap semangat belajar anak?.

Contoh 3
Rumusan Masalah : Seberapa besar pengaruh rungan kelas yang nyaman terhadap motivasi
belajar siswa?
Tujuan Penelitian : Untuk mengukur pengaruh rungan kelas yang nyaman terhadap motivasi
belajar siswa

Jadi itu sedikit pembahasan tentang cara membuat tujuan penelitian, dan aku juga sudah
berikan beberapa contoh tujuan penelitian yang di kembangkan dari rumusan masalah yang
sudah aku buat di artikel sebelumnya. Jadi mudah sekali bukan, kalau kita sudah bsia
membuat rumusan masalahnya tinggal mencari kata operasional yang tepat saja.
E. CARA MENYUSUN MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini berisikan uraian manfaat yang dihasilkan dari di laksanakannya
penelitian itu. Jadi tinggal kita fikirkan saja,kira-kira manfaat apa yang dapat kita peroleh
jika kita melakukan penelitian tersebut.

Kemudian yang perlu kita ketahu bahwa manfaat penelitian itu dapat kita bagi menjadi dua
yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis

Apa beda manfaat penelitian secara teoritis dan manfaat secara praktis?

Manfaat Teoritis
Manfat teoritis ini berlatar dari tujuan penelitian varifikatif, untuk mengecek teori yang
sudah ada. Apakah akan memperkuat atau menggugurkan teori tersebut. Manfaat teoritis ini
muncul berlatarkan ketidak puasaan atau keraguan terhadap teori yang sudah ada sehingga
dilakukan penyelidikan kembali secara empiris.

Manfaat Praktis
Sementara manfaat praktis adalah manfaat yang berguna untuk memecahkan masalah
praktis. Jadi misalnnya ada masalah njilai siswa yang rendah maka manfaat praktisnya dalah
meningkatkan nilai siswa.

Biasanya manfaat praktis tidak hanya untuk satu subjekm bisa berguna untuk lebih dari satu.
Misalnya manfaat untuk siswa, manfaat untuk guru, manfaat untuk sekolah, dll.

Jadi kalau kamu pikir penelitian kamu memberikan manfaat untuk banyak subjek, maka
tuliskan saja semuanya. Jangan ragu.

Contoh Manfaat Penelitian


Manfaat Teoritis
Hasil
dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan media
pembelajaran atau penerapan media pembelajaran secara lebih lanjut. Selain itu
juga menjadi sebuah nilai tambah khasanah pengetahuan ilmiah dalam bidang
pendidikan di Indonesia.

Manfaat Praktis

1. Bagi
siswa, hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa
kelas IV SD negri jomblang 01 Kota Semarang 2015/2016 dengan penerapan media.
2. Bagi guru, penerapan media papan lempar dalam pembelajaran dapat memfasilitasi
siswa dalam belajar dan mempelajari materi dengan mudah dan bermakna.
3. Bagi sekolah, hasil dari penelitian penerapan media papan lempar ini memberikan
referensi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru. Serta sekolah dapat mendukung guru untuk menciptakan media
yang lebih bervariasi lagi.
4. Bagi peneliti, peneliti mampu menerapkan media yang sesuai dalam materi
pembelajaran tertentu. Serta peneliti mempunyai pengetahuan dan wawasan mengenai
materi dan media pembelajaran yang sesuai.

F. CARA MENYUSUN TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian


a. Tempat penelitian

Museum Gunungapi Merapi (MGM) yang terletak di kawasan lereng Merapi, tepatnya
di Jalan Boyong, Dusun Banteng, Desa Hargobinangun Kecamatan Pakem Kabupaten
Sleman.

b. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakka dalam waktu 4 Bulan mulai bulan November 2021
s.d Februari 2022, Adapun jadwal penelitian sebagai berikut.

Tahun 2021 2022


No Kegiatan Bulan November Desember Januari Februari
Minggu
1 Tahap Persiapan
Studi Literatur
Observasi
Pengajuan Judul
Bimbingan
2 Tahap Penelitian
Observasi
wawancara
Pengolahan Data
Analisa Data
Penyusunan KTI
3 Tahap Pengujian
Ujian Prakti
G. Kajian Teoretis

Bab ini berisi kutipan atau teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Di
dalamnya dapat dikemukakan hal-hal yang sejalan atau bertentangan dengan pendapat atau
teori lain sehingga jelas alasannya mengapa suatu teori tersebut digunakan oleh penulis.
Penelitian terdahulu yang relevan juga diperlukan pada bagian ini.

H. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah isu, problem, atau permasalahan yang dibahas, dikaji, diteliti
dalam riset sosial. Dari definisi tersebut, kita langsung bisa menangkap bahwa objek
penelitian memiliki cakupan luas sejauh masih berhubungan dengan topik penelitian.

Namun demikian, objek penelitian sosial bisa kita klaim sangat mungkin melibatkan
individu, kelompok, atau masyarakat sejauh objek tersebut merupakan permasalahan yang
akan diteliti. Di sinilah, kerancuan penggunaan istilah bisa muncul dalam riset sosial.

Ketika kita memposisikan masyarakat sebagai objek penelitian, maka masyarakat tersebut
diposisikan sebagai bagian dari permasalahan penelitian itu sendiri. Barang kali sejauh ini
masih rumit untuk dimengerti.

Mengenai contoh bisa meliat secara langsung di karya-karya tulis ilmiah yang sudah jadi
dan disimpa di perpustakaan.
I. Metode Penelitian

Jenis Penelitian Berdasarkan Metode

Metode penelitian memiliki banyak jenis. Dan tiap ahli pun memiliki pandangan yang
berbeda terhadap hal tersebut.

Namun, secara umum terdapat 6 jenis metode penelitian yang sering digunakan, seperti
yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing metode penelitian.

1. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
atau kejadian yang sedang menjadi pusat perhatian saat itu.

Variabel yang diteliti pada penelitian deskriptif bisa berupa variabel tunggal (satu variabel)
atau lebih dari satu variabel.

Dalam pelaksanaannya, penelitian deskriptif memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat rumusan masalah


2. Menentukan jenis informasi yang diperlukan
3. Menentukan prosedur pengumpulan data
4. Menentukan cara pengolahan data
5. Menarik Simpulan penelitian
2. Studi Kasus

Studi kasus adalah salah satu penelitian yang mempelajari seorang individu atau kelompok
secara intensif dalam kurun waktu yang cukup lama. Teknik pengumpulan data pada metode
ini sangatlah komprehensif, seperti mengamati perilaku, wawancara, analisis dokumenter,
tes, dll. Kelebihan metode studi kasus adalah peneliti dapat mempelajari subjek secara
mendalam.

Namun, metode ini juga memiliki kekurangan, yaitu informasi yang diperoleh akan bersifat
subjektif karena hanya menyangkut individu yang bersangkutan sehingga belum tentu dapat
digunakan pada kasus yang lain.

3. Penelitian Survei

Penelitian survei merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi


tentang variabel dari sekelompok objek (populasi). Penelitian survei dapat dibagi menjadi 2
jenis, yaitu sensus (survei seluruh populasi) dan sampel (survei sebagian populasi).
Jika berkaitan dengan pendidikan, survei biasanya akan mencakup permasalahan tentang:

a. Berapa banyak siswa yang mendaftar dan diterima?


b. Berapa rata-rata jumlah siswa dalam satu kelas?
c. Berapa banyak guru yang telah memenuhi kualifikasi?
d. Dan sebagainya
Dengan metode penelitian ini, peneliti bisa mempelajari hubungan antara dua variabel atau
lebih serta bisa menilai efektivitas suatu program.

4. Studi Korelasional

Studi korelasional adalah salah satu metode penelitian yang digunakan untuk mempelajari
hubungan antara dua variabel atau lebih.

Hubungan antara variabel yang diteliti akan dinyatakan dalam satuan indeks yang disebut
koefisien korelasi.

Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui variabel apa saja yang berhubungan dengan
kompetensi seorang mahasiswa.

Maka seluruh variabel yang ada hubungannya dengan mahasiswa seperti latar belakang
pendidikan, keluarga, dan lain-lain harus diukur kemudian dihitung koefisien korelasinya
untuk mengetahui variabel mana yang hubungannya paling kuat.

5. Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperiman adalah salah satu metode yang menggunakan pendekatan kuantitatif.

Pada penelitian ini, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu
kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi.

Langkah-langkah dalam proses penyusunan penelitian eksperimen kurang lebih adalah


sebagai berikut:

1. Melakukan kajian secara induktif tentang permasalahan


2. Mengidentifikasi permasalahan
3. Melakukan studi literatur
4. Membuat rencana penelitian
5. Melakukan kegiatan eksperimen
6. Mengumpulkan data hasil eksperimen
7. Mengelompokkan dan mendeskripsikan data
8. Melakukan analisis data
9. Membuat laporan penelitian
6. Penelitian dan Pengembangan (R&D)

Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian
yang melalui serangkaian proses dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang sudah ada. Produk yang dimaksud bisa bermacam-macam
seperti buku, modul pembelajaran, program komputer (software), sistem manajamen, dan
lain-lain. Dalam pelaksanaannya, terdapat 3 metode yang digunakan dalam melakukan
penelitian dan pengembangan, yaitu:

a. Metode Deskriptif: digunakan dalam penelitian awal untuk mengumpulkan data tentang
kondisi produk maupun pengguna.
b. Metode Evaluatif: digunakan untuk mengevaluasi produk dalam proses uji coba.
c. Metode Eksperimental: digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang sudah
dihasilkan.

J. Metode pengumpulan data

METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian, kita seringkali mendengar istilah metode pengumpulan data dan
instrumen pengumpulan data. Meskipun saling berhubungan, namun dua istilah ini memiliki
arti yang berbeda. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sementara itu
instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Karena berupa alat, maka instrumen pengumpulan data dapat berupa check list, kuesioner,
pedoman wawancara, hingga kamera untuk foto atau untuk merekam gambar.

Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah penelitian.
Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri, namun dapat pula
digunakan dengan menggabungkan dua metode atau lebih. Beberapa metode pengumpulan
data antara lain:

Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring perkembangan teknologi, metode
wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya
telepon, email, atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur.

a. Wawancara terstruktur

Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang
hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti biasanya sudah membuat daftar
pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian
seperti alat bantu recorder, kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.
b. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin
penting dari masalah yang ingin digali dari responden.

2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai
faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur
sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang
terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang
bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode
ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode
pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:

a. Participant observation

Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari
orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.

b. Non participant observation

Berlawanan dengan participant observation, non participant observation merupakan


observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang
sedang diamati.

3. Angket (kuesioner)

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner
merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui
dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain
itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di
wilayah yang luas.

Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua jenis, yakni
kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang
memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk menjawab. Sementara itu, kuesioner
tertutup adalah kuesioner yang telah menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek
penelitian. Seiring dengan perkembangan, beberapa penelitian saat ini juga menerapkan
metode kuesioner yang memiliki bentuk semi terbuka. Dalam bentuk ini, pilihan jawaban
telah diberikan oleh peneliti, namun objek penelitian tetap diberi kesempatan untuk
menjawab sesuai dengan kemauan mereka.

4. Studi Dokumen

Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada
subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai
macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat digunakan dalam
pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yakni:
a. Dokumen primer

Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu
peristiwa, misalnya: autobiografi

b. Dokumen sekunder

Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/ cerita orang
lain, misalnya: biografi.

Studi kepustakaan/Pustaka

Studi Pustaka berarti teknik pengumpulan data dengan melakukan penelaahan terhadap
buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin
dipecahkan (Nazir:1988).

K. CARA MENYUSUN BAB 4

Cara membuat Bab IV yang terdiri atas hasil penelitian dan pembahasan yaitu;

a. Deskripsi Data
Berisi serangkaian data yang berhasil dikumpulkan, baik data pendukung seperti latar
belakang lembaga / instansi yang diteliti, struktur organisasi dan sebagainya serta data utama
yang diperlukan untuk pengujian hipotesis. Data-data tersebut harus didesakripsikan secara
sistematis.
b. Pembahasan
Bagian ini berisi pembahasan tentang hasil penelitian sesuai dengan acuan dan kriteria-
kriteria yang telah ditetapkan. Bagian pembahasan ini memperlihatkan ketajaman dan
keluasan wawasan penulis mengenai permasalahan yang dikajinya.

1. Tuliskan hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan tahapan penelitian


Dalam menuliskan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab 4 harus sesuai dengan tahapan
penelitian yang telah kita tuliskan sebelumnya pada Bab 3 (Metodologi Penelitian). Ingat
bahwa kita tidak boleh menuliskan hasil dan pembahasan yang tidak sesuai dengan Bab 3,
sebab penelitian harus dilakukan secara bertahap, sehingga penyusuan hasil dan
pembahasannya pun juga bertahap. Apabila perlu, kita bisa melakukan penomoran pada
setiap sub judul pada Bab 3.

Selain sesuai dengan urutan atau tahapan yang telah kita tuliskan sebelumnya, perlu kita
ketahui pula bahwa di Bab 4 kita harus menuliskan apabila terjadi kegagalan dalam
penelitian kita, misalnya ketika kita gagal menerapkan model discovery learning, maka
harus kita tuliskan penyebab kegagalan tersebut.

Intinya, apa pun hasil penelitian kita, harus kita tuliskan apa adanya atau sesuai dengan
kenyataannya, jangan sampai terlewatkan sedikitpun. Apabila ada hasil yang perlu kita
ilustrasikan dalam bentuk gambar atau diagaram, atau mungkin hasil yang harus kita
tabulasikan, maka itu juga harus kita sertakan agar memudahkan pembaca dalam memahami
tulisan kita.
2. Tuliskan angka pada hasil penelitian
Apabila hasil penelitian kita berupa angka-angka hasil perhitungan statistik, matematika,
dan lain-lain, maka itu juga harus kita tuliskan pada bagian hasil. Jika angkanya terlalu
banyak maka bis akita tuliskan dalam bentuk tabel, tapi apabila sekiranya tabel tersebut
membutuhkan lebih dari satu halaman, maka hasil perhitungan tersebut dapat kita sertakan
di bagian Lampiran.

Setiap angka yang kita tuliskan sebagai hasil analisis kita tentunya memiliki makna atau
maksud tertentu. Oleh sebab itu, kita harus menjelaskan makna tersebut di bagian
pembahasan. Sebagai contoh, “Standar deviasi model discovery learning di kelas XI yaitu
0,5.” Kita harus menuliskan “Apa maksud dari 0,5?, dan lebih baik lagi apabila kita bahas
“Mangapa standar deviasinya 0,5?”

Angka-angka tersebut sangat penting, sehingga jangan biarkan angka tersebut menjadi
percuma tanpa memberikan informasi yang bermakna kepada pembaca.

3. Tulislah pembahasan semaksimal dan selengkap mungkin


Seringkali mahasiswa menulis bagian pembahasan dengan asal-asalan, sehingga
menyebabkan pembaca tidak mengerti maksud dari tulisan tersebut. Oleh sebab itu, kita
harus menuliskan pembahasan semaksimal dan selengkap mungkin agar pembaca bisa
memahami keunggulan atau kebaruan dari penelitian kita, atau apabila ada kegagalan,
pembaca mengetahui penyebab kegagalan tersebut sehingga dapat menjadi pembelajaran
bagi mereka.

4. Jangan tuliskan Simpulan pada Bab 4


Menuliskan Simpulan pada Bab 4 adalah hal yang mutlak harus kita hindari karena
Simpulan terletak di Bab 5 bersama dengan saran. Apabila kita mengungkapkan argumen
yang seringkali mengarah pada Simpulan, itu boleh saja tapi argumen tersebut harus
dibuktikan dengan jurnal pendukung.

Sedangkan pada bagian Simpulan tidak perlu mencantumkan jurnal pendukung karena
Simpulan tersebut merupakan akhir dari sebuah tulisan, dan biasanya merangkum poin-poin
utama dari suatu argumen.

Agar lebih jelasanya. Bisa menyimak video penjelasan ini;

Simpulan
Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa BAB 4 berisi tentang bagian
hasil yang senantisa berisi objektif melaporkan apa yang kitaa temukan, tanpa berspekulasi
tentang mengapa kita menemukan hasil tersebut, sedangkan bagian diskusi atau pembahasan
menafsirkan makna hasil, menempatkannya dalam konteks, dan menjelaskan mengapa itu
penting.

Sehingga dalam penelitian kualitatif, hasil dan diskusi terkadang digabungkan. Tetapi
dalam penelitian kuantitatif, dianggap penting untuk memisahkan hasil objektif dari
interpretasi kita sebagai peneliti. Tetapi yang pasti, tak kalah penting juga dalam tulisan
ilmiah adalah adanya Bab 5 atau bab yang berisi Simpulan dari hasil peneleitian dan
pembahasan yang telah kita tuliskan, serta berisi saran yang dianggap penting untuk studi
atau penelitian lanjutan, atau bisa juga saran terkait objek penelitian atau subjek
penelitian kita.
Nah, itulah saja artikel yang bisa dibagikan pada semua pembaca berkenaan dengan
pengertian Bab 4/IV (Hasil Penelitian dan Pembahasan), bagian, beserta cara membuatnya.
Semoga saja bisa memberi wawasan bagi semua kalangan yang membutukannya.
L. Simpulan dan Saran
Pengertian Simpulan : Metode Cara Membuat dan Contoh — Secara umum
pengertian Simpulan adalah pernyataan yang diambil secara ringkas dari keseluruhan hasil
pembahasan atau analisis. Dengan kata lain Simpulan adalah hasil dari suatu pembicaraan.

Simpulan
Berisi jawaban dan permasalahan dalam bentuk resume atau ikhtisar dari
permasalahan.Simpulan-Simpulan dalam penelitan ini dibuat berdasarkan rumusan rumusan
masalah dan hipotesis yang telah dibuat pada Bab 1.

Simpulan merupakan sebuah gagasan yang tercapai pada akhir pembicaraan. Dengan kata
lain, Simpulan adalah hasil dari suatu pembicaraan.

Cara membuat Simpulan

1. Apabila anda menulis tentang suatu persoalan, maka Simpulannya ialah jawaban.
2. Apabila anda menulis tentang suatu masalah,(misalnya pembicaraan), maka Simpulan
yang harus anda mencapai ialah suatu rancangan tindakan.
3. Apabila anda menulis tentang suatu pemerihalan, yakni perbincangan tentang suatu
pengwujudan, maka Simpulannya ialah suatu generalisasi tehadap apa yang telah
diperihalkan.

Langkah-langkah Menyusun Simpulan dan Saran


Sebagai langkah pertama, penulis menguraikan garis besar permasalahan dan kemudian
memberi ringkasan tentang segala sesuatu yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
Pada langkah berikutnya, penulis harus menghubungkan setiap kelompok data dengan
permasalahan untuk sampai pada Simpulan tertentu. Langkah terakhir dalam menyusun
Simpulan adalah menjelaskan mengenai arti dan akibat-akibat tertentu dari Simpulan-
Simpulan itu secara teoritik maupun praktis.

Membuat saran
Seusai menutup Simpulan penulis dapat memberikan saran atau rekomendasi guna
penelitian lebih lanjut maupun saran-saran yang lebih praktis atau berfaedah secara riel.
Seperti halnya Simpulan, dalam menyusun Saran hendaknya penulis tidak menyarankan
sesuatu yang tidak mempunyai dasar atau keterkaitan dengan pembahasan yang
dikemukakan. Dengan penulis agar permasalahan yang ada dapat dipecahkan sebaik-
baiknya di waktu mendatang.

Saran
Saran yang dimaksud di sini, merupakan usul atau pendapat dari penulis yang mengacu
pada materi pembahasan. Hendaknya dikemukakan secara jelas dan kemungkinan dapat
dilaksanakan.

Bagian Akhir
1. Daftar Pustaka
Daftar pustaka hanya berisi sumber-sumber tertulis yang dikutip dan digunakan dalam
karya ilmiah (KTI), karena itu sumber tertulis lain yang tidak dikutip meskipun pernah
dibaca penulis dalam kaitannya dengan penulisan KTInya tidak perlu dimasukkan dalam
daftar pustaka.
Penulisan pustaka disusun menurut abjad dari nama penulisnya dan nama keluarga harus
ditulis lebih dahulu tanpa menyertakan gelar. Sumber tulisan (pustaka) yang menggunakan
lebih dari satu baris diketik satu spasi dengan menjorok ke dalam sejauh 0,5 inchi untuk
baris ke dua dan seterusnya, sedangkan jarak antar pustaka diketik dengan dua spasi dan
diawali pada margin kiri.
2. Lampiran-lampiran
Lampiran berisi keterangan-keterangan tambahan yang digunakan dalam karya ilmiah
bersangkutan, misalnya berupa dokumen khusus, instrumen atau alat pengumpul data,
ringkasan hasil pengolahan data, peta atau gambar. Setiap lampiran diberi nomor urut dan
masing-masing diberi judul.
3. Daftar Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis ditulis dapat dalam bentuk butir per butir maupun dalam bentuk
essai padat yang antara lain memuat nama, tempat dan tanggal lahir, data orang tua penulis,
riwayat pendidikan, pengalaman kerja dan tanda penghargaan yang pernah diterima.

C. Lembar Kerja dan Pengetikan


1. Kertas
Kertas yang digunakan ialah HVS 70 atau 80 gram ukuran kuarto ataupun A4 (21,0 x 29,7
cm).
2. Bidang Kerja
Bidang kerja yang digunakan pada kertas adalah 4 cm dari sisi kiri dan 3 cm masing-
masing dari sisi kanan, sisi atas dan sisi bawah kertas.
3. Pengetikan
Karya ilmiah khususnya KTI harus diketik dengan komputer dan boleh menggunakan
program wordstar, wordPerfeck, Microsoft Word dan program-program pengolah kata
lainnya. Naskah diketik dengan space 1.5 kecuali untuk hal-hal khusus sebagaimana
dijelaskan pada bagian Teknik Penulisan. Awal paragraf dimulai 0,5 inchi ke dalam atau
pada ketukan ke enam dari batas margin kiri.
Judul tabel, judul gambar dan sejenisnya diketik satu spasi. Judul tabel ditulis di atas tabel
sedangkan judul bagan, gambar ataupun grafik ditulis pada bagian bawah. Kata lanjutan
setelah tanda koma, titik koma atau titik dua diketik dengan jarak satu karakter dari tanda
koma. Kalimat lanjutan setelah tanda titik sebaiknya diketik dengan jarak dua karakter dari
tanda titik kalimat sebelumnya.
4. Ilustrasi
Ilustrasi seperti gambar, tabel ataupun bagan harus ditulis pada kertas naskah. Ilustrasi
tersebut tidak boleh menggunakan kertas grafik atau kertas lain yang ditempelkan pada
kertas naskah (kecuali foto atau bahan cetakan).
5. Nomor Halaman
Halaman sampul, judul dan pengesahan tidak dinomori. Halaman abstrak diberi nomor
dengan angka arab dan diapit dua tanda kurung. Halaman kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, daftar bagan atau gambar diberi nomor dengan angka romawi kecil i, ii dan
seterusnya. Nomor halaman abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar bagan atau gambar
diletakkan di tengah bawah dari naskah.
Untuk halaman naskah yakni dari halaman pendahuluan sampai halaman daftar pustaka
serta lampiran-lampiran diberi nomor dengan angka arab tanpa menggunakan titik. Nomor
halaman untuk naskah (pendahuluan sampai daftar pustaka dan lampiran) diletakkan pada
sudut kanan atas naskah, kecuali untuk halaman-halaman yang memuat judul bab dan
daftar pustaka yang harus diletakkan di tengah bawah dari naskah. Setiap judul bab harus
dimulai pada halaman baru.
D. Teknik Penulisan
1. Angka dan Satuan
Pada awal kalimat tidak dibenarkan menggunakan angka atau lambang. Angka biasanya
digunakan untuk menyatakan tanggal, nomor halaman, persentase dan waktu, contohnya :
tanggal 1 Agustus 1977; halaman 25; 50 %; pukul 14.00 dan sebagainya. Jika dalam suatu
kalimat harus diawali dengan suatu lambang atau angka maka harus ditulis dengan huruf,
contohnya : Satu kilogram bahan “X” membutuhkan tenpat seluas 50 cm 2 pada meja itu.
Ukuran ataupun jumlah dapat menggunakan angka sedangkan satuan dapat disingkat tanpa
memberi tanda titik pada akhir singkatannya, seperti : 5 cm, 220 V, 10 kg, 10 ha, 8 km dan
seterusnya. Untuk angka besar dapat juga menggunakan kombinasi angka dan huruf,
contohnya : 1.500.000 ditulis menjadi 1,5 juta.
Hasil pengukuran atau suatu jumlah harus ditulis dengan huruf bila kurang dari 10 dan
ditulis dengan angka untuk 10 atau lebih, misalnya : dua orang, tujuh mahasiswa, 10 buah
buku. Jika menyatakan suatu rangkaian atau deretan dapat menggunakan angka, misalnya ;
Pemberian libur kepada karyawan adalah 10 hari, 6 hari dan 4 hari masing-masing untk
golongan I,II dan untuk golongan III.
2. Singkatan
Singkatan yang boleh digunakan adalah singkatan yang sudah resmi atau lazim digunakan.
Untuk menulis singkatan, pertama sekali harus ditulis secara lengkap kemudian diikuti
dengan singkatan resminya yang diletakkan di dalam tanda kurung, contoh : Fakultas
Ekonomi (FE) merupakan fakultas favorit untuk Perguruan Tinggi di Sumatera Utara.
Penulisan selanjutnya dapat hanya menggunakan singkatan FE saja.
3. Font Italic
Isitilah asing ditulis dengan font italic (cetak miring), contoh : et al

TEKNIS PENULISAN
Font : Times New Roman
Ukuran Font : 12
Space : 1,5
Ukuran Kertas : A4
Spasi Awalan Paragraf 1,3 Inci / 7 Ketuk Spasi
Margins : 3

4 3

3
SISTEMTIKA PENOMORAN DAN SISTEM PENULISAN

a. Nomor sub-sub bab ditulis dengan cara seperti berikut :


BAB I PENDAHULUAN
A. -----------------
B. -----------------
1. -------------------
2. ----------------
a. -------------------
b. ----------------
1) ---------------
2) ----------------
a) ------------
b) ----------------
(1) -----------
(2) ----------------

Sistem Penulisan menggunakan sistem lurus atau tidak menjorok

A. ----------------- A. -----------------
1. ------------------- 1. -------------------
a. ------------------- a. -------------------
1) ---------------- 1) ----------------
a) ------------ a) ------------
(1) ----------- (1) -----------

SISTEM LURUS SISTEM MENJOROK

Semua Judul BAB atau Sub BAB diberi penebalan (BOLD)

Paragraf Baru
Paragraf baru harus ditulis menjorok ke dalam sebanyak 6 ketukan (0,5 inchi dari margin
kiri). Jangan memulai awal paragraf pada baris terakhir halaman, sebaiknya pula baris
terakhir suatu paragraf tidak boleh ditempatkan pada baris awal halaman berikutnya.
Note : Mengenai tinjauan lebih lanjut kalian bisa melihat contoh KTI yang sudah
tersimpan di Perpustakaan sekolah sebagai bahan belajar, dan referensi.

Anda mungkin juga menyukai