Anda di halaman 1dari 64

BAB 4 SISTEM GERAK MANUSIA

BIOLOGI KELAS XI
IPA DAN IPS
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat:
• Mengenali dan menjelaskan struktur dan proses sistem gerak (tulang dan otot) pada
manusia
• Mengaitkan struktur tulang dan otot dengan fungsi dan proses gerak pada manusia.
• Mengidentifikasi kelainan yang terjadi pada sistem gerak.
• Memberi contoh teknologi yang berhubungan dengan kelainan yang terjadi pada
sistem gerak.
A. Pengertian Sistem Gerak
Sistem gerak merupakan sistem organ pada manusia yang berperan
dalam pergerakan tubuh yang terdiri dari alat gerak pasif dan alat gerak
aktif. Alat gerak pasif pada manusia adalah sekumpulan tulang – tulang
yang membentuk rangka yang tersusun dari tulang rawan dan tulang
sejati. Sedangkan alat gerak aktif manusia terdiri dari otot – otot yang
menempel pada tulang dan rangka manusia..
Komponen Sistem Gerak

Persendian / Otot
Rangka / Tulang Artikulasi
1. Rangka / Tulang
Rangka merupakan alat gerak pasif yang tersusun atas tulang – tulang yang saling berhubungan.
Rangka manusia tersusun dari tulang rawan dan tulang sejati / keras. Jumlah rangka / tulang
yang Menyusun tubuh manusia berjumlah 206 tulang.
Tulang – tulang yang menyusun rangka tubuh manusia mempunyai bentuk yang beraneka
ragam sesuai dengan fungsin dan kedudukannya.
Fungsi rangka tubuh bagi manusia antara lain :
a. Sebagai alat gerak pasif
b. Memberi bentuk tubuh
c. Melindungi organ tubuh bagian dalam / vital
d. Tempat melektnya otot ( otot rangka / lurik )
e. Tempat pembentukan sel-sel darah ( sel darah merah dan sel darah putih )
f. Sebagai tempat pusat sel saraf
g. Tempat penyimpanan senyawa kalsium dan fosfor.

Berdasarkan letaknya pada tubuh, Rangka pada manusia dikelompokan menjadi :


h. Rangka aksial: rangka yang terletak pada sumbu tubuh
i. Rangka apendikular: rangka yang terletak diluar sumbu tubuh
a. Rangka Aksial
Rangka aksial tersusun dari tulang – tulang yang berhubungan dan Menyusun
tulang kepala / tengkorak, tulang rusuk, tulang dada,dan tulang belakang.

Tulang tengkorak
Dibagi menjadi tiga yaitu tulang kepala/cranium, tulang wajah, dan tulang
pendengaran

1. Kranium
a. 1 tulang dahi
b. 2 tulang ubun-ubun
c. 1 tulang kepala belakang
d. 1 tulang baji
e. 1 tulang tapis
f. 2 tulang pelipis
Tulang Wajah
1. 2 tulang rahan atas
2. 1 tulang rahang bawah
3. 2 tulang pipi
4. 2 tulang langit-langit
5. 2 tulang hidung
6. 2 tulang air mata
7. 1 tulang mata bajak
8. 2 tulang konka nasal
interior

Tulang Pendengaran
1. 2 tulang martil/maleus
2. 2 tulang landasan/inkus
3. 2 tulang sanggurdi/stapes
Tulang belakang
Memiliki fungsi untuk menyangga tubuh
Terdiri dari 33 ruas tulang
1. 7 ruas tulang leher/serviks
2. 12 ruas tulang punggung/toraks
3. 5 ruas tulang pinggang/lumbar
4. 5 ruas tulang belakang/sakrum
5. 4 ruas tulang ekor/koksigea

Tulang dada
1. Manubrium sterni/hulu
2. Korpus sterni/ badan
3. Processus xyphoides/ taju pedang
Tulang rusuk
1. 7 pasang Tulang rusuk
sejati
2. 3 pasang tulang rusu palsu
3. 2 pasang tulang rusuk
melayang
b. Rangka Apendikular
Rangka apendikular Terdiri dari: tulang
anggota gerak , tulang bahu, dan tulang
gelang panggul
1). Tulang anggota gerak atas
Terdiri dari tulang gelang bahu, tulang
lengan atas, dan tulang lengan bawah
Tulang gelang bahu
• Tulang belikat/scapula
• Tulang selangka/klavikula
Tulang lengan atas/humerus
Tulang lengan bawah
• 2 tulang hasta/ulna
• 2 tulang pengumpil/radius
16 Tulang pergelangan tangan/karpus
10 tulang telapak tangan/metacarpus
28 tulang jari tangan/palanges
2). Tulang Anggota gerak bawah
Terdiri dari tulang gelang panggul dan tulang kaki

Tulang gelang panggul


• 1 tulang duduk/iscium
• 1 tulang ilium
• 1 tulang kemaluan/pubis
• Terdapat asetabulum : lekukan tempat
melekatnya tulang paha
Tulang kaki
• Tulang paha
• 2 tulang betis/fibula
• 2 tulang tempurung lutut/patella
• Tulang kering/tibia
• 14 buah tulang pergelangan kaki/tarsus
• 10 tulang telapak kaki/meta tarsus
• 28 Tulang jari kaki/falanges
c. JENIS – JENIS TULANG
Tulang yang Menyusun rangka tubuh manusia dapat di bedakan menjadi 2 kelompok,
yaitu bisa di bedakan berdasarkan Zat penyusunnya, dan berdasarkan bentuknya.

1). BERDASARKAN ZAT PENYUSUNNYA


Menurut jenisnya tulang pada manusia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

a). TULANG RAWAN (KARTILAGO)


Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan ( kondrosit ). Sel tulang rawan terletak
di dalam sebuah rongga sel tulang rawan ( lacuna ). Di dalam ruang antar sel tulang rawan
banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, sehingga menyebabkan tulang rawan
bersifat lentur. Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa
banyak terdapat pada ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga, antara ruas-
ruas tulang belakang.
Ada 3 tipe tulang rawan, yaitu tulang rawan hialin, elatis dan tulang rawan fibrosa.
1. Tulang rawan hialin meupakan tipe tulang rawan yang paling banyak terdapat di tubuh manusia.
Tulang rawan hialin merupakan penyusun rangka embrio, yang kemudian akan bekembang
menjadi tulang keras. Bersifat lentur dan trasparant. Contoh terdapat pada dinding trakea
2. Tulang rawan fibrosa bersifat kurang lentur, terdapat pada antar ruas tulang belakang dan
cakram sendi lutut.
3. Tulang rawan elastis bersifat lentur dan elastis. Tulang rawan ini terdapat pada daun telinga dan
epiglotis.
b). TULANG KERAS ( OSTEON )
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang
(osteoblas)ruang antar sel tulang keras banyak
mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, bersifat keras.
Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat
( CaCO3 )   dan kalsium fosfat    ( Ca( PO4 )2) yang
diperoleh atau dibawa oleh darah.
Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang
didalamnya terdapat pembuluh darah yang berfungsi
mengatur kehidupan sel tulang.
Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem rangka.
Contoh tulang keras:
- tulang paha
- tulang lengan
Struktur Tulang Keras(Osteon)
JENIS – JENIS TULANG
• Tulang Kompaks
KERAS
• Bersifat halus dan padat
• Memiliki system havers.
• Dibagian tengan system havers terdapat
saluran havers yang berisi pembuluh
darah dan saraf
• Dibagian tengah tulang padat terdapat
sumsum tulang ( sumsum merah dan
sumsum kuning )
• Terdapat dibagian diafisis dari tulang pipa
• Tulang Spons
• Terdiri dari trabekula
• Memiliki bentuk berongga menyerupai
sarang lebah
• Rongga di trabekulanya di isi oleh
sumsum merah
• Tedapat di bagian epifisis dari tulang pipa.
2) Jenis Tulang Berdasarkan Bentuknya

Jenis – jenis tulang berdasarkan bentuknya terdiri dari 4


macam, yaitu :
a). Tulang Pipa (panjang)
b). Tulang Pendek
c). Tulang Pipih
d). Tulang Tak Beraturan
a). Tulang Pipa
• Bentuknya seperti pipa panjang
silindris (diafise)
• Tulang pipa contohnya terdapat pada
tulang paha, tulang betis, tulang hasta,
tulang kering, tulang pengumpil), dan
tulang jari – jari tangan.
• Bagian Ujungnya membulat (epifise)
dan tersusun atas tulang rawan hialin.
• Bagian tengah bernama metafise dan
berongga yang berisi sumsum tulang
• Sumsum tulang merah  pembentukan
eritrosit
• Sumsum tulang kuning  pembentukan sel
lemak
b). Tulang Pipih
• Tulang berbentuk lempengan pipih yang
lebar.
• Tulang pipih tersusun dari dua lapis tulang
padat yang dipisahkan oleh tulang spons.
• Dibagian rongga tulang pipih berisi sumsum
merah ( untuk tempat pembentukan sel
darah merah )
• Berfungsi sebagai penyusun dinding
rongga, pelindung, dan penguat
• Ditemukan pada tulang kepala / tengkorak,
tulang rusuk, dan tulang belikat
c). Tulang Pendek
• Tulang pendek merupakan tulang
yangberbentuk pendek , bulat, atau
menyerupai kubus.
• Bagian luar tulang pendek disusun oleh
lapisan tipis tulang padat. Sedangkan
lapisan dalamnya di susun oleh tulang
spons berongga yang berisi susum
merah.
• Dapat bergerak bebas
• Tulang pendek biasanya ditemukan
pada ruas tulang belakang, telapak
tangan dan kaki.
d). Tulang Tak Beraturan
• Merupakan salah satu jenis tulang yang
memiliki bentuk yang sulit di
deskripsikan. Karena bentuk tulang ini
memiliki bentuk yang bermacam – macam.
• Tulang tidak beraturan berfungsi sebagai
pelindung, penyokong, dan tempat
perlekatan otot.
• Ditemukan pada tulang wajah, ruas tulang
belakang, dan tulang pinggul
d. Proses Pembentukan Tulang (Osifikasi)
Osifikasi ( proses pembentukan tulang ) terdiri dari :

1). Osifikasi Intra Membranosa (osifikasi primer)  merupakan proses penulangan yang
terjadi secara langsung. Proses Penulangan ini terjadi selama 1 kali. Osifikasi intra
membranosa biasanya terjadi saat minggu ke 8 kehidupan embrio. Proses ini terjadi pada
tulang pipih misalnya tulang tengkorak
Proses osifikasi intra membranosa :
• Sel messenkim akan berdiferensiasi menjadi osteoblast
• Osteoblast akan menjadi osteosit yang terletak di lakuna pada system havers.
• Osteosit akan membentuk trabekula tulang yang akan terus menerus menebal menjadi
tulang keras.
Proses osifikasi intramembranosa akan membentuk tulang pipih, tengkorak, mandibula ( tulang
rahang bawah ), klavikula ( tulang selangka), dan tulang wajah.
2). Osifikasi Endokondrial = osifikasi sekunder merupakan proses pembentukan
tulang pipa.
Dengan berlangsungnya osifikasi ini maka terjadi perubahan dari tulang rawan menjadi
tulang keras, yang mengakibatkan tulang bertambah Panjang.
Proses osifikasi endokondrial berlangsung selama 2 kali yaitu, pada saat embrio hingga
masa remaja ( sekitar 18 – 25 tahun )
Proses osifikasi endokondrial :
a. Sel tulang rawan ( kondrosit ) akan mengalami poliferasi sehingga jumlah dan
ukurannya menjadi besar dan banyak.
b. Kondrosit akan berdiferensiasi menjadi osteoblast
c. Matriks kartilago ( tulang rawan ) akan mengalami pengapuran ( kalsifikasi ) melalui
pengendapan senyawa kalsium fosfat.
Proses osifikasi endokondrial akan menyebabkan pemanjangan pada bagian diafisis dari
tulang pipa. Hal ini akan mengakibatkan tulang pipa kita menjadi Panjang, sehingga
menyebabkan tubuh menjadi tinggi ( akan terjadi pertumbuhan tinggi badan ) yang bisa
terjadi dari usia 0 – 25 tahun.
B. PERSENDIAN (ARTIKULASI)
Persendian adalah hubungan antara dua tulang atau lebih, baik yang dapat
digerakkan maupun yang tidak dapat digerakkan.

Struktur Persendian
• Ligamen, berfungsi mencegah pergerakan sendi secara berlebihan dan membantu mengembalikan
tulang ke posisi asalnya.
• Kapsul sendi, yaitu struktur tipis kuat untuk menahan ligamen.
• Cairan sinovial, yaitu cairan pelumas pada ujung-ujung tulang yang terdapat pada bagian kapsul sendi
yang berfungsi agar gesekan berjalan lancar, halus, dan tidak menimbulkan rasa nyeri atau sakit.
• Tulang rawan hialin, terdapat di ujung tulang sebagai bantalan sendi agar tidak nyeri saat bergerak.
• Bursa, berupa kantung tertutup yang dilapisi membran sinovial.
1. Tipe Persendian

Sendi berdasarkan struktur:

 Persendian fibrosa, tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan ikat
fibrosa.

 Persendian kartilago, tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan
kartilago.

 Persendian sinovial, memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan ikat
ligamen dan kapsul sendi
 Tipe Persendian

Sendi berdasarkan gerakannya di


bedakan menjadi :

SINARTROSIS AMFIARTROSIS DIARTROSIS


a. Sinartrosis\Sendi mati
 Persendian yang tdk dpt digerakkan, misalnya
hubungan antar tulang kepala

SINARTROSIS

SINFIBROSIS SINKONDROSIS
Sinartrosis
1). Sinartrosis Sinfibrosis
 Jaringan penghubung yg berisi jaringan

ikat fibrosa. Co: hubungan antara sendi


tulang tengkorak
2). Sinartrosis Sinkondrosis
 Jaringan penghubung berupa tulang rawan.

Co: Hubungan antar tulang rusuk dan ruas


tulang belakang.
 Ada yg permanen  Dua belahan tulang

pubis (kemaluan) pada orang yg sudah tua.


 Ada yg sementara  tulang pubis pada

anak-anak
b). Amfiartrosis
 Persendian yang menggerakkan dengan
gerakan yang sangat terbatas. Co: Hubungan
antar tulang rusuk dan tulang belakang
c). Diartrosis/Sendi Gerak
 Persendian yang paling bebas gerakannya. Permukaan antar dua
tulang yg saling berhubungan ini berbentuk sedemikian rupa shg
memungkinkan berbagai gerakan bebas, seperti memutar, berbalik,
maju dan mundur.
Macam – macam Sendi diartrosis
• Sendi peluru: bergerak ke segala arah(tulang lengan atas+tulang belikat,
paha+panggul)
• Sendi luncur: gerak menggeliat, membungkuk, dan menengadah(tulang
telapak tangan, telapak kaki)
• Sendi pelana: gerakan dua arah(pada ibu jari)
• Sendi engsel: gerakan satu arah(siku, lutut, ruas-ruas jari)
• Sendi putar: gerakan memutar(tulang hasta+pengumpil)
• Sendi geser: gerakan menggeser(antar tulang pergelangan tangan)
Sendi Peluru
Memungkinkan gerak berputar kesegala arah

Contohnya: Gerakkan paha dan bahu/lengan atas!


Sendi Engsel
Memungkinkan gerak satu arah

Contohnya: Gerakkan lutut dan siku!


Sendi Putar
Memungkinkan gerak berputar (Rotasi)

Contohnya: Putaran kepala ke kiri dan kekanan


Sendi peluru

Sendi putar

Persendian sinartrosis

Sendi pelana

Sendi engsel

Sendi luncur

Persendian diartrosis
C. OTOT
Otot merupakan alat gerak aktig yang menggerakan rangka / tulang
pada manusia. Sebagai alat gerak aktif otot memiliki 4 sifat /
karakteristik khusus, diantaranya yaitu :
 Kontraktibilitas, yakni kemampuan otot untuk mengadakan
perubahan menjadi lebih pendek dari ukuran semula atau
berkontraksi.
 Ekstensibilitas, yakni kemampuan otot untuk berelaksasi atau
memanjang dari ukuran semula
 Elastisitas, yakni kemampuan untuk kembali pada ukuran
semula setelah berkontraksi atau ekstensi. Otot yang kembali
ke ukuran semula disebut dalam keadaan relaksasi
 Iritabilitas , yakni kemampuan otot untuk peka terhadap
rangsangan dari luar lingkungan.
1. Jenis – jenis Sifat Kerja Otot
otot tidak bisa bekerja sendiri, otot selalu bekerja berpasangan berdasarkan sifat kerjanya, otot terdiri
dari :

 Otot Sinergis, yaitu 2 otot yang kerjanya bersamaan.


misalnya : otot-otot antar tlug rusuk bekerjasama mengangkat dan
menurunkan tlg rusuk dan dada saat kita bernafas
 Otot Antagonis : yaitu 2 otot yang kerjanya berlawanan.
misalkan : otot bisep dan trisep ketika meluruskan dan membengkokan lengan bawah.

Berdasarkan arah geraknya, gerakan otot antagonis dibedakan menjadi 4 macam, antara lain:
 Ekstensi, gerak meluruskan >< Fleksi, gerak menekuk, membengkok misalnya gerak siku, lutut,
ruas jari.
 Abduksi, gerak menjauhi badan >< Adduksi, gerak mendekati badan
 Depresi, gerak menurunkan >< Elevasi, gerak mengangkat
 Supinasi, gerak menengadahkan tangan >< Pronasi, menelungkupkan tangan
 Inversi, gerak memiringkan telapak kaki ke arah dalam tubuh >< Eversi, gerak memiringkan
telapak kaki ke arah luar
2. Macam-Macam Otot berdasarkan letak / bentuknya
Berdasarkan Letak dan bentuk
nya, otot dibedakan menjadi
3 jenis, yaitu :
> Otot polos
> Otot lurik/rangka
> Otot Jantung
1). Otot Lurik
• Sel berbentuk silinder / lurik
• Tersusun dari miofibril, berinti sel banyak, Inti sel di pinggir
• Melekat pada rangka ( c/ oto bisep dan trisep pada lengan, otot
bibir, kelopak mata, dan diafragma ).
• Berwarna gelap terang(selang-seling)
• Bekerja secara sadar ( volunter )
• Kontraksinya cepat dan bersifat mudah Lelah.
2). Otot Polos 3). Otot Jantung
• Berbentuk gelondong, berinti • Memiliki bentuk sel seperti otot lurik tapi
sel satu bercabang
• Inti sel terdapat di tengah • Memliki 1 atau 2 inti sel di tengah
• Berwarna polos sarkoplasma.
• Kerja tak sadar, tidak mudah • Ditemukan di jantung
lelah • Bekerja tak sadar ( involunter )
• Contoh: saluran pencernaan, • Bersifat tidak mudah Lelah dan bekerja
pernafasan, pembuluh darah secara berirama
Mekanisme Kerja Otot

1. Komponen struktur otot yang berperan dalam kerja otot: miofibril,


sarkomer, aktin, miosin, tropomiosin, dan troponin.
2. Sumber energi untuk gerak otot: ATP (Adenosin Tri Fosfat), kreatin fosfat,
dan glikogen (gula otot).
3. Tahapan mekanisme kerja otot:
• ATP dari mitokondria, akan menuju myosin.
• ATP akan mengalami hidrolisis menjadi ADP + Fosfat
• Kepala myosin akan menempel pada aktin membentuk jembatan Cross Bridges
• ADP+fosfat akan di lepas menunggu ATP yang baru ( relaksasi )
Mekanisme Kerja Otot
• Kontrasksi pada otot di kontrol oleh ion kalsium (Ca2+)
• Filamen aktin berasosiasi dengan troponin dan tropomyosin
• Ketika relaksasi, tropomyosin akan memblok jembatan aktimiosin
• Ketika kadar ion (Ca2+) tinggi dan terdapat ATP, maka ion (Ca2+) akan berikatan dengan troponin dan
mengaktifkan tropomyosin yang semula tertutup oleh troponin.
• Inilah yang menyebabkan kepala aktin berikatan dengan kepala myosin dan membentuk jembatan
aktimiosin
• Ion kalsium (Ca2+) berasal dari reticulum sarkoplasma yang akan di keluarkan Ketika otot menerima
impuls dari saraf
• Neuron transmitter akan di lepaskan dari neuron dan mengikat reseptor yang mendepolarisasi serat otot
• Impuls akan bergerak ke tubulus T dan membuka RE
• Ion (Ca2+) mengalir ke myofibril DNA dan akan memicu kontraksi otot ( terjadi pemendekan Otot )
Bagaimana Mekanisme Kontraksi Otot?

 Mekanisme kontaksi otot berhubugan dengan pergeseran filamen


tipis ( aktin ) dan filamen tebal ( miosin ) atau dikenal dengan teori
pergeseran filamen ( sliding filament theory ). Teori tersebut
dikemukakan pada tahun 1954 oleh Hugh Huxley, Jean Hunson,
Andrew Huxley, dan R. Niedergerke.
 untuk membuat otot berkontraksi, filamen miosin bergeser diantara
filamen aktin sehingga sarkomer memendek. Hal itu menjadikan pita
A dan pita I mendekat. Hal itu terjadi karena filamen aktin
memasuki zona H sehinnga filamen aktin saling tumpang tindih
dengan filamen miosin. Karena semua sarkomer di dalam miofibril
memendek, myofibril ikut memendek. Pada keadaan demikian, otot
berkontraksi. Ketika otot berelaksasi, filamen aktin dan miosin
bergeser ke posisi semula.
Energi untuk Kontraksi Otot
> Untuk gerakan kontraksi diperlukan energi dan oksigen.
ATP dan Keratin fosfat merupakan senyawa berenergi
tinggi dan terdapat di setiap sel otot. Jika senyawa tsb
terurai maka akan dibebaskan sejumlah energi dan
sejumlah gugusan fosfat.
ATP  ADP + Fosfat + Energi
ADP -> AMP + Fosfat + Energi
> Keratin Fosfat  Keratin + Fosfat + Energi
• Energi
yang dibebaskan tersebut digunakan untuk mengikatkan
senyawa fosfat dengan protein otot (aktomiosin) menjadi
aktomiosin fosfat yg mampu berkontraksi.

• PenguraianATP dan Keratin Fosfat tdk memerlukan O2  Fase


Kontraksi Anaerob

• Jikacadangan ATP dan Keratin Fosfat telah sangat rendah


maka cadangan energi untuk kontraksi otot tdk mampu
menyediakan energi lagi. Untuk itu KF dan ATP harus segera
dibentuk lagi. Bagaimana caranya?
Caranya: Diperlukan ADP, Keratin dan Phosphat. Berasal dari
oksidasi zat makanan dalam otot yg berupa gula otot atau glikogen.

Glikogen = senyawa polisakarida yang tidak larut dalam darah. Shg


perlu dioksidasi terlebih dahulu. Peristiwa
pelarutan/pembongkaran tsb disebut Glikolisis

> Saat otot kontraksi terus-menerus, glikolisis berlangsung dengan


cepat. Glikolisis membebaskan senyawa glukosa, CO2 dan asam
laktat.
> Glukosa dioksidasi & membebaskan energi, air, CO2. Air dan CO2
dikeluarkan melalui hidung, keringat, air seni. Energi yg dibebaskan
digunakan u/ membentuk ATP dan KF
> Proses pemecahan glukosa terjadi pada proses relaksasi otot. Proses
ini membutuhkan O2. Disebut fase aerob
> Hasil pemecahan glikogen adalah asam laktat. Asam laktat (asam
lelah) ini akan tertinggal di otot jadi sampah yang menyebabkan pegal
linu dan capai.
> Jika diteruskan kontraksinya maka akan kejang otot atau kram.
GANGGUAN SISTEM GERAK
A. Gangguan pada Tulang
1. Gangguan fisiologis tulang, jenisnya:
o Osteoporosis, tulang rapuh, keropos, dan mudah patah, dapat terjadi karena
kekurangan hormon dan kalsium.
o Rakitis, pelunakan tulang pada anak-anak karena kekurangan atau gangguan
metabolisme vitamin D, magnesium, fosfor, dan kalsium.
o Mikrosefalus, kelainan pertumbuhan tengkorak sehingga ukuran kepala lebih
kecil.
o Hidrosefalus, gangguan aliran cairan dalam otak menyebabkan pelebaran
rongga tempurung otak sehingga otak membesar.
o Layu (semu), tulang tidak bertenaga akibat infeksi.
Rachitis
Polio
2. Kelainan tulang belakang.
Kelainan ini dapat dibedakan menjadi
1. Lordosis (tulang belakang membengkok ke depan),
2. Kifosis (bengkokke belakang )
3. skoliosis (melengkung ke arah samping atau lateral).
Lordosis
Skoliosis
Kifosis
Bagian
? atas agak
bungkuk
Gangguan pada Sendi
1. Terkilir, gangguan sendi akibat gerakan yang tidak biasa, dipaksakan,
atau tiba-tiba.
2. Dislokasi, pergeseran tulang penyusun sendi dari posisi normal.
3. Osteoartritis, kerusakan tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan
pada sendi.
4. Ankilosis, sendi tidak dapat digerakkan.
5. Urai sendi, selaput sendi robek, menyebabkan tulang sendi terlepas.
6. Artritis, peradangan pada sendi.
Gangguan pada Otot
1. Hipertrofi, gangguan akibat otot yang berkembang menjadi lebih besar.
2. Atrofi, gangguan akibat otot yang mengecil.
3. Distrofi otot, penurunan kemampuan otot karena kelainan genetik.
4. Tetanus, penyakit kejang otot karena berkontraksi terus-menerus sehingga tidak mampu lagi
berkontraksi.
5. Kram, keadaan saat otot tiba-tiba terasa tegang, sulit digerakkan, disertai rasa nyeri.
6. Miastenia gravis, keetidakmampuan otot berkontraksi sehingga penderita mengalami kelimpuhan.
7. Otot robek, robeknya serabut otot yang mengakibatkan bengkak, nyeri, dan pendarahan.
8. Otot terkilir, tendon otot robek karena teregang melebihi batas normal.
artrofi Hernia abdominalis

Hipertrophy otot
TEKNOLOGI SISTEM GERAK
• Penyembuhan patah tulang: pemasangan gips, pembidaian,
pembedahan internal, dan penarikan (traksi).
• Penyembuhan kanker/tumor tulang: kemoterapi, radioterapi, dan
operasi.
• Penggantian sendi, yaitu pembedahan untuk mengganti sendi yang
rusak dengan campuran logam.
• Transplantasi sumsum, yaitu sumsum merah dari seseorang
ditransplantasikan ke orang lain.
• Penanggulangan skoliosis kongenitalis, yaitu pemasangan penyangga
pada kelainan lengkung tulang belakang bayi yang baru lahir.
• Implan, yaitu pemasangan materi dari benda kaku pada tulang.
• Tangan dan kaki bionik, tangan dan kaki buatan.
• Kursi roda
• Penanggulangan kaki O
• Viskosuplementasi, penyuntikan asam hialuronat ke sendi.
• Pencangkokan tulang rawan

Anda mungkin juga menyukai