BIOLOGI KELAS XI
IPA DAN IPS
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat:
• Mengenali dan menjelaskan struktur dan proses sistem gerak (tulang dan otot) pada
manusia
• Mengaitkan struktur tulang dan otot dengan fungsi dan proses gerak pada manusia.
• Mengidentifikasi kelainan yang terjadi pada sistem gerak.
• Memberi contoh teknologi yang berhubungan dengan kelainan yang terjadi pada
sistem gerak.
A. Pengertian Sistem Gerak
Sistem gerak merupakan sistem organ pada manusia yang berperan
dalam pergerakan tubuh yang terdiri dari alat gerak pasif dan alat gerak
aktif. Alat gerak pasif pada manusia adalah sekumpulan tulang – tulang
yang membentuk rangka yang tersusun dari tulang rawan dan tulang
sejati. Sedangkan alat gerak aktif manusia terdiri dari otot – otot yang
menempel pada tulang dan rangka manusia..
Komponen Sistem Gerak
Persendian / Otot
Rangka / Tulang Artikulasi
1. Rangka / Tulang
Rangka merupakan alat gerak pasif yang tersusun atas tulang – tulang yang saling berhubungan.
Rangka manusia tersusun dari tulang rawan dan tulang sejati / keras. Jumlah rangka / tulang
yang Menyusun tubuh manusia berjumlah 206 tulang.
Tulang – tulang yang menyusun rangka tubuh manusia mempunyai bentuk yang beraneka
ragam sesuai dengan fungsin dan kedudukannya.
Fungsi rangka tubuh bagi manusia antara lain :
a. Sebagai alat gerak pasif
b. Memberi bentuk tubuh
c. Melindungi organ tubuh bagian dalam / vital
d. Tempat melektnya otot ( otot rangka / lurik )
e. Tempat pembentukan sel-sel darah ( sel darah merah dan sel darah putih )
f. Sebagai tempat pusat sel saraf
g. Tempat penyimpanan senyawa kalsium dan fosfor.
Tulang tengkorak
Dibagi menjadi tiga yaitu tulang kepala/cranium, tulang wajah, dan tulang
pendengaran
1. Kranium
a. 1 tulang dahi
b. 2 tulang ubun-ubun
c. 1 tulang kepala belakang
d. 1 tulang baji
e. 1 tulang tapis
f. 2 tulang pelipis
Tulang Wajah
1. 2 tulang rahan atas
2. 1 tulang rahang bawah
3. 2 tulang pipi
4. 2 tulang langit-langit
5. 2 tulang hidung
6. 2 tulang air mata
7. 1 tulang mata bajak
8. 2 tulang konka nasal
interior
Tulang Pendengaran
1. 2 tulang martil/maleus
2. 2 tulang landasan/inkus
3. 2 tulang sanggurdi/stapes
Tulang belakang
Memiliki fungsi untuk menyangga tubuh
Terdiri dari 33 ruas tulang
1. 7 ruas tulang leher/serviks
2. 12 ruas tulang punggung/toraks
3. 5 ruas tulang pinggang/lumbar
4. 5 ruas tulang belakang/sakrum
5. 4 ruas tulang ekor/koksigea
Tulang dada
1. Manubrium sterni/hulu
2. Korpus sterni/ badan
3. Processus xyphoides/ taju pedang
Tulang rusuk
1. 7 pasang Tulang rusuk
sejati
2. 3 pasang tulang rusu palsu
3. 2 pasang tulang rusuk
melayang
b. Rangka Apendikular
Rangka apendikular Terdiri dari: tulang
anggota gerak , tulang bahu, dan tulang
gelang panggul
1). Tulang anggota gerak atas
Terdiri dari tulang gelang bahu, tulang
lengan atas, dan tulang lengan bawah
Tulang gelang bahu
• Tulang belikat/scapula
• Tulang selangka/klavikula
Tulang lengan atas/humerus
Tulang lengan bawah
• 2 tulang hasta/ulna
• 2 tulang pengumpil/radius
16 Tulang pergelangan tangan/karpus
10 tulang telapak tangan/metacarpus
28 tulang jari tangan/palanges
2). Tulang Anggota gerak bawah
Terdiri dari tulang gelang panggul dan tulang kaki
1). Osifikasi Intra Membranosa (osifikasi primer) merupakan proses penulangan yang
terjadi secara langsung. Proses Penulangan ini terjadi selama 1 kali. Osifikasi intra
membranosa biasanya terjadi saat minggu ke 8 kehidupan embrio. Proses ini terjadi pada
tulang pipih misalnya tulang tengkorak
Proses osifikasi intra membranosa :
• Sel messenkim akan berdiferensiasi menjadi osteoblast
• Osteoblast akan menjadi osteosit yang terletak di lakuna pada system havers.
• Osteosit akan membentuk trabekula tulang yang akan terus menerus menebal menjadi
tulang keras.
Proses osifikasi intramembranosa akan membentuk tulang pipih, tengkorak, mandibula ( tulang
rahang bawah ), klavikula ( tulang selangka), dan tulang wajah.
2). Osifikasi Endokondrial = osifikasi sekunder merupakan proses pembentukan
tulang pipa.
Dengan berlangsungnya osifikasi ini maka terjadi perubahan dari tulang rawan menjadi
tulang keras, yang mengakibatkan tulang bertambah Panjang.
Proses osifikasi endokondrial berlangsung selama 2 kali yaitu, pada saat embrio hingga
masa remaja ( sekitar 18 – 25 tahun )
Proses osifikasi endokondrial :
a. Sel tulang rawan ( kondrosit ) akan mengalami poliferasi sehingga jumlah dan
ukurannya menjadi besar dan banyak.
b. Kondrosit akan berdiferensiasi menjadi osteoblast
c. Matriks kartilago ( tulang rawan ) akan mengalami pengapuran ( kalsifikasi ) melalui
pengendapan senyawa kalsium fosfat.
Proses osifikasi endokondrial akan menyebabkan pemanjangan pada bagian diafisis dari
tulang pipa. Hal ini akan mengakibatkan tulang pipa kita menjadi Panjang, sehingga
menyebabkan tubuh menjadi tinggi ( akan terjadi pertumbuhan tinggi badan ) yang bisa
terjadi dari usia 0 – 25 tahun.
B. PERSENDIAN (ARTIKULASI)
Persendian adalah hubungan antara dua tulang atau lebih, baik yang dapat
digerakkan maupun yang tidak dapat digerakkan.
Struktur Persendian
• Ligamen, berfungsi mencegah pergerakan sendi secara berlebihan dan membantu mengembalikan
tulang ke posisi asalnya.
• Kapsul sendi, yaitu struktur tipis kuat untuk menahan ligamen.
• Cairan sinovial, yaitu cairan pelumas pada ujung-ujung tulang yang terdapat pada bagian kapsul sendi
yang berfungsi agar gesekan berjalan lancar, halus, dan tidak menimbulkan rasa nyeri atau sakit.
• Tulang rawan hialin, terdapat di ujung tulang sebagai bantalan sendi agar tidak nyeri saat bergerak.
• Bursa, berupa kantung tertutup yang dilapisi membran sinovial.
1. Tipe Persendian
Persendian fibrosa, tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan ikat
fibrosa.
Persendian kartilago, tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan
kartilago.
Persendian sinovial, memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan ikat
ligamen dan kapsul sendi
Tipe Persendian
SINARTROSIS
SINFIBROSIS SINKONDROSIS
Sinartrosis
1). Sinartrosis Sinfibrosis
Jaringan penghubung yg berisi jaringan
anak-anak
b). Amfiartrosis
Persendian yang menggerakkan dengan
gerakan yang sangat terbatas. Co: Hubungan
antar tulang rusuk dan tulang belakang
c). Diartrosis/Sendi Gerak
Persendian yang paling bebas gerakannya. Permukaan antar dua
tulang yg saling berhubungan ini berbentuk sedemikian rupa shg
memungkinkan berbagai gerakan bebas, seperti memutar, berbalik,
maju dan mundur.
Macam – macam Sendi diartrosis
• Sendi peluru: bergerak ke segala arah(tulang lengan atas+tulang belikat,
paha+panggul)
• Sendi luncur: gerak menggeliat, membungkuk, dan menengadah(tulang
telapak tangan, telapak kaki)
• Sendi pelana: gerakan dua arah(pada ibu jari)
• Sendi engsel: gerakan satu arah(siku, lutut, ruas-ruas jari)
• Sendi putar: gerakan memutar(tulang hasta+pengumpil)
• Sendi geser: gerakan menggeser(antar tulang pergelangan tangan)
Sendi Peluru
Memungkinkan gerak berputar kesegala arah
Sendi putar
Persendian sinartrosis
Sendi pelana
Sendi engsel
Sendi luncur
Persendian diartrosis
C. OTOT
Otot merupakan alat gerak aktig yang menggerakan rangka / tulang
pada manusia. Sebagai alat gerak aktif otot memiliki 4 sifat /
karakteristik khusus, diantaranya yaitu :
Kontraktibilitas, yakni kemampuan otot untuk mengadakan
perubahan menjadi lebih pendek dari ukuran semula atau
berkontraksi.
Ekstensibilitas, yakni kemampuan otot untuk berelaksasi atau
memanjang dari ukuran semula
Elastisitas, yakni kemampuan untuk kembali pada ukuran
semula setelah berkontraksi atau ekstensi. Otot yang kembali
ke ukuran semula disebut dalam keadaan relaksasi
Iritabilitas , yakni kemampuan otot untuk peka terhadap
rangsangan dari luar lingkungan.
1. Jenis – jenis Sifat Kerja Otot
otot tidak bisa bekerja sendiri, otot selalu bekerja berpasangan berdasarkan sifat kerjanya, otot terdiri
dari :
Berdasarkan arah geraknya, gerakan otot antagonis dibedakan menjadi 4 macam, antara lain:
Ekstensi, gerak meluruskan >< Fleksi, gerak menekuk, membengkok misalnya gerak siku, lutut,
ruas jari.
Abduksi, gerak menjauhi badan >< Adduksi, gerak mendekati badan
Depresi, gerak menurunkan >< Elevasi, gerak mengangkat
Supinasi, gerak menengadahkan tangan >< Pronasi, menelungkupkan tangan
Inversi, gerak memiringkan telapak kaki ke arah dalam tubuh >< Eversi, gerak memiringkan
telapak kaki ke arah luar
2. Macam-Macam Otot berdasarkan letak / bentuknya
Berdasarkan Letak dan bentuk
nya, otot dibedakan menjadi
3 jenis, yaitu :
> Otot polos
> Otot lurik/rangka
> Otot Jantung
1). Otot Lurik
• Sel berbentuk silinder / lurik
• Tersusun dari miofibril, berinti sel banyak, Inti sel di pinggir
• Melekat pada rangka ( c/ oto bisep dan trisep pada lengan, otot
bibir, kelopak mata, dan diafragma ).
• Berwarna gelap terang(selang-seling)
• Bekerja secara sadar ( volunter )
• Kontraksinya cepat dan bersifat mudah Lelah.
2). Otot Polos 3). Otot Jantung
• Berbentuk gelondong, berinti • Memiliki bentuk sel seperti otot lurik tapi
sel satu bercabang
• Inti sel terdapat di tengah • Memliki 1 atau 2 inti sel di tengah
• Berwarna polos sarkoplasma.
• Kerja tak sadar, tidak mudah • Ditemukan di jantung
lelah • Bekerja tak sadar ( involunter )
• Contoh: saluran pencernaan, • Bersifat tidak mudah Lelah dan bekerja
pernafasan, pembuluh darah secara berirama
Mekanisme Kerja Otot
Hipertrophy otot
TEKNOLOGI SISTEM GERAK
• Penyembuhan patah tulang: pemasangan gips, pembidaian,
pembedahan internal, dan penarikan (traksi).
• Penyembuhan kanker/tumor tulang: kemoterapi, radioterapi, dan
operasi.
• Penggantian sendi, yaitu pembedahan untuk mengganti sendi yang
rusak dengan campuran logam.
• Transplantasi sumsum, yaitu sumsum merah dari seseorang
ditransplantasikan ke orang lain.
• Penanggulangan skoliosis kongenitalis, yaitu pemasangan penyangga
pada kelainan lengkung tulang belakang bayi yang baru lahir.
• Implan, yaitu pemasangan materi dari benda kaku pada tulang.
• Tangan dan kaki bionik, tangan dan kaki buatan.
• Kursi roda
• Penanggulangan kaki O
• Viskosuplementasi, penyuntikan asam hialuronat ke sendi.
• Pencangkokan tulang rawan