Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“ ORGANISASI INFORMASI ”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 12

Muhammad Jamalluddin Noor 190101120612

Muhammad Rizki Ramadhani 190101120601

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
2020
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL …………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………… ii

DAFTAR ISI ………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………… 1

 A. Latar Belakang ………………………………………….. 2


 B. Rumusan Masalah ……………………………………… 2
 C. Tujuan Penulisan ……………………………………….. 3
 D. Manfaat Penulisan ……………………………………… 3

BAB II PEMBAHASAN …………………………. 4

 A. Pengertian Bibliografi………………………………………. 4
 B. Deskripsi Bibliografi…………………………………………. 6
 C. Jenis jenis Bibliografi………………………………………. 12
 D. Macam Macam Bibliografi……………………………….. 16
 E. Unsur Unsur Bibliografi………………………………………20
 F. Kegunaan Bibliografi…………………………………………..21
 G. Contoh Bibliografi……………………….. 25

BAB III PENUTUP …………………………………… 26

 A. Simpulan …………………………………………………… 30
 B. Saran ………………………………………………………… 31

DAFTAR PUSTAKA ………………………………… 32


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saran bibliografi atau bibliographic tools adalah alat atau sarana untuk
menemukan bibliografi. Bibliografi adalah semua daftr]ar penerbitan, baik yang
tercetak atau yang terekam. Semua karya tulis secara konseptual dimaksudkan untuk
dibaca oleh orang lain. Kumpulan karya tulis yang terbaca tersebut dapatbmembentu
akumulasi atau pengatahuan. Karena itu, semakin banyak karya tulis yang terbaca,
akan semakin kuat pula akumulasi pengatahuan itu.
Sarana bibligrafi berusaha untuk mencatat semua bahan pustaka yang pernah
diterbitkan. Dimanapun penerbitan dilakukan, dalam bentuk apapun diterbitkan,
hendaknya ada catatan tertulis mengenai sesuatu karya yang pernah diterbitkan
seorang yang bekerja dalam bidang bibliografi akan berkuat dengan berbagai jenis
terbitan dan tidak boleh membedakan kapan bahan pustaka itu diterbitkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan bibliorafi?
2. Apa jenis-jenis bibliografi?
3. Apa macam-macam bibliografi?
4. Apa unsur-unsur bibliografi?
5. Apa kegunaan bibliografi?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu bibliografi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis bibliografi.
3. Untuk mengetahui macam-macam bibliografi.
4. Untuk mengetahui unsur-unsur bibliografi.
5. Untuk mengetahui apa saja keguanaan bibliografi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bibliografi
Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani Kuno atau Greek “biblion” yang
berarti buku dan “graphein” berarti menulis. Kemudian dapat diartikan menjadi
pengertian menulis tentang buku. Juga dapat diartikan sebagai daftar pustaka yang
disusun menurut aturan maupun pola tertentu.
Suatu pengkajian tentang buku-buku sebagai objek materialnya, tanpa melihat
pada isi mereka. Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa bibliografi dapat saja
mencakup suatu suatu uraian terperinci tentang buku-buku itu sendiri (terlepas dari
isi-isi mereka) oleh karena itu untuk dapat menyusun suatu bibliografi diperlukan
pengatahuan tentang sejarah tipografi dan proses penjilidan dan pembuatan kertas.
(Greg, 1997: 146)
Bidang kajian bibliografi dinamakan bibliografi deskriftif sehingga hasil
penyusunannya pun dinamakan bibliografi deskriftif. Kalau hanya menyusun daftar
buku-buku, itu meruoakan pekerjaan katalogisasi bukan pekerjaan bibliografi.
Perhatian utama Bowers adalah suatau penyusunan bibliografi deskriftif secara ahli
dalam artinya yang sifatnya analistis. Oleh karena itu, produknya dinamakan
bibliografi yang analistis atau bersifat kritik. (Bowers, (1997:147)
Bibliografi itu menunjukkan asal mula (sejarah) dari buku-buku, bibliografi
merupakan suatu studi tentang produksi dan pemublikasian buku-buku secara umum
dan ini merupakan aspek pokok dari bibliografi yang dapat dinamakan sebagai suatu
sains. (Cowley, 1997:147)1
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bibliografi adalah daftar buku-
buku tentang suatu bidang atau subjek tertentu dan dalam penyusunannya
memerlukan suatau keahlian.

B. Deskripsi Bibliografi
International Standard Bibliographic Description for Monographic Publication
atau lebih dikenal dengan singkatan ISBD (M) yang di kembangkan oleh International
Federation of Library Associations and Institutions terbit tahun 1974. ISBD (M)
merupakan berbasis pertauran deskripsi bahan monograf dalam AACR 2. Pada tahun

1
Elva Rahmah, Akses dan Layanan Perpustakaan Teori dan Aplikasi (Jakarta: Pranemedia Group, 2018), hlm.
86.
1975 dikembangkan General International Standard Bibliographic Description atau2
ISBD (G) sebaga hasil kerja sama antara Joint Steering Committee for the Revison of
AACR dengan IFLA Committee on Cataloguing serta kelompok kerja ISBD.
International Standard Bibliographic Description for Monographic Publication
disingkat ISBD (M) bertujuan memberikan suatu kerangka metode pembuatan
informasi yang bersifat deskriptif dalam pencatatan bibliografi terbitan moknografi
yang dapat diterima secara internasioanal. Untuk itu ISBD (M) di buat untuk
memenuhi tiga hal utama:
1. Supaya informasi bibliografi yang dikeluarkan oleh suatau negara atau dalam
suatau bahasa dapat dengan mudah dikenal di negara lain atau oleh pemakai
yang berbahasa lain;
2. Supaya informasi bibliografi yang dikeluarkan oleh satu negara dapat
dicampurkan dengan informasi bibliografi dari negara lain dalam satu jajaran;
3. Supaya informasi bibliografi dicatat dalam bentuk yang mudah dialihkan ke
bentuk yang dipakai oleh mesin, dengan peredeksian sesedikit-sedikitnya.
Untuk semua ini perlu ditemukan suatau cara, sebingga berbagai unsur satuan
informasi bibliografi dapat dengan mudah dilihat atau dikenali dengan mata biasa
maupun dengan mesin tanpa orang harus mengerti isinya.
Alat yang digunakan adalah tanda baca. Berdasarkan konversi, tanda baca yang
ditentukan memberi isyarat tentang unsur tertentu. Karena banyaknya unsur yang
harus dibedakan, selain tanda baca yang biasa dipakai untuk memisahkan kata atau
kalimat atau menunjukkan hubungan khususnya antara, ISBD (M) juga menggunakan
tanda baca yang lain. Karena itu tanda baca ISBD (M) digunakan untuk kepentinan
teknis dan bukan untuk merangkaikan kalimat dalam teks menurut tata bahasa.
Berikut ini uraian tentang deskripsi bibliografi berdasarkan Standard Deskripsi
untuk Monografi dengan ubahan oleh penulis.

1. Garis Besar Susunan Deskripsi


a. Susunan Deskripsi
Deskripsi bibliografi disusun dalam delapan daerah, yaitu daerah judul dan
pengarang, daerah edisi, daerah data khusus, daerah impresum, daerah kolasi,

2
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991), hlm. 333.
daerah seri monografi, daerah catatan, daerah ISBN dan harga. Bagian informasi
yang diberikan dalam satu daerah disebut unsur.3
Garis besar berikut menunjukkan susunan urutan unsur adanya daerahnya
masing-masing:
1) Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab kepengarangan
a. Judul sebenarmya
judul sebenarnya dinyatakan sesuai dengan kata, susunan dan ejaan yang
digunakan dalam informasi utama, sedangkan penggunaan huruf capital
dan tanda bacanya disesuiakan dengan peraturan yang berlaku.4
b. Pernyataan jenis bahan umum
Merupakan tambahan pilihan (optional addition), yang berfungsi untuk
menginformasikan sedini mungkin jenis bahan pustaka. Pernyataan ini
biasanya diperlukan untuk jenis bahan nonbulu. Untuk buku biasanya
tidak digunakan.
c. Judul paralel
Judul paralel adalah judul resmi yang diterjemahkan ke dalam bahasa
lain. Nyatakan judul parallel sesuai dengan urutan yang terdapat pada
sumber informasi utama.5
d. Pernyataan tanggung jawab
Pernyataan tanggung jawab tidak terbatas pada pernyataan pengarang,
tetapi dapat pula meliputi editor, pehimpun, penggambar, penerjemah,
dan lainnya yang terdapat pada halaman judul.6
2) Daerah edisi
Berikut ketentuan penulisan dalam pernyataan edisi.
a. Nyatakaan pernyataan yang berhubungan dengan edisi yang isisnya
berbeda dari edisi lain dari terbitan yanhg sama, atau karya yang
diterbitkan kembali. Nytakaan pernytaan edisi sebagaimana yang tertera
dalam buku. Contoh: Ed. 2. Atau Ed. Rev.
b. Bila sebuah karya diketahui tidak mempunyai keterangan edisi, tetapi
diketahui berisi perubahan signifikan dari edisi lainnya, berikan
pernyataan singkat dalam bahasa atau aksara yang sama dengan judul
3
Ibid, hlm 334.
4
Yuyu Yulia dan B. Mustafa, Pengolahan Bahan Pustaka, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), hlm 2.22.
5
Ibid, hlm 2.24.
6
Ibid, hlm 2.25.
sebenarnya dan tempatkan di antara kurung suku. Contoh: [New ed.],
[Ed. Baru], dan [Ed. 5].
c. Bila pernyataan edisi muncul dalam lebih dari satu bahasa, yang
dinyatakan hanya pernytaan dalam bahasa yang sama dengan judul
sebenarnya. Gunakan singkatan yang baku. Contoh: 4 th. rev. ed. (di
halaman judul tertulis: fourth revised edition).
d. Bila pernytaan edisi, sebagian besar atau semua, terdiri atas karakter
yang bukan merupakan huruf atau angka, maka nytakan dengan bahasa
atau aksara yang sama dengan judul sebenarnya serta di tempatkan di
antara kurung siku. Contoh; Edisi [tiga aksterik].
e. Bila pernyataan edisi hanya terdiri atas huruf dan angka dan di lengkapi
dengan kata, maka tambahkan kata atau singkatan yang sesuai. Contoh:
3e [ed].7
3) Daerah data khusus
Daerah ini tidak digunakan untuk monograf/buku tercetak, tetapi digunakan
untuk penomoran dalam terbitan berseri dan bahan nonbuku lainnya.8
4) Daerah penerbitan
Daerah penerbitan terdiri atas unsur-unsur tempat terbit, nama penerbit dan
tahun terbit. Peraturan umum untuk daerah ini adalah sebagai berikut:
a. Bila terdapat lebih dari satu tempat, nama atau tahun yang dimasukkan
di daerah ini, maka nyatakan tempat, nama atau tahun tersebut dalam
urutan yang sesuai dengan karya yang dideskripsikan.
b. Masukkan nama tempat, orang atau badan sebagaimana adanya dalam
sumber informasi. Hilangkan kata depan yang menyertainya, kecuali bila
hal itu akan mempengaruhi pemahaman deskripsi.
c. Bila rincian informasi mengenai karya asli tercakup dalam bersamaan
dengan keterangan mengenai reproduksi, cetak ulang, dan sebagainya,
maka nyatakan informasi mengenai terbitan yang asli di masukkan
dalam catatan.
a) Tempat terbit
Nyatakan tempat penerbit berdasrkan peraturan berikut ini:

7
Ibid, hlm 2.28.
8
Ibid, hlm 2.30.
1) Tempat penerbitan dicantumkan dalam bentuk dan tata bahasa
sebagaimana yang tertera dalam karya. Contoh: Soerabaia, Batavia,
dan ujung Pandang.
2) Bila dianggap perlu untuk identifikasi, maka tambahkan bentuk lain
dari nama kota di antara kurung siku. Contoh: Soerabaia [Surabaya],
Batavia [Jakarta], dan Ujung Padang [Makasar].
3) Bila dalam terbitan tertera nama tempat terbit diikuti nama negara
atau provinsi, maka nyatakan nama negara atau provinsi setelah nama
tempat. Contoh: London, [Ontario] dan Nagoya, [Pulau Batam].9
4) Bila tempat terbit diragukan, maka cantumkan tempat yang
diperkirakan sebagai tempat terbit, diikuti dengan tanda tanya (?).
Contoh: [Suarabaya?].
5) Bila tempat terbit tidak pasti, maka cantumkan nama provinsi, negara,
bagian atau negara yang diperkirakan sebagai tempat terbit dengan
tanda tanta (?). Contoh: [Jawa Timur?].
6) Bila tempat terbit sama sekali tidak dapat di perkirakan, cantumkan s.l
(sine loco) di antara kurung siku. Contoh: [s.l].
7) Jangan mencantumkan tempat terbit dalam deskrpsi untuk buku yang
tidak diterbitkan.
b) Nama penerbit
1) Nyatakan nama penerbit setelah nama kota tempat penerbit itu berada.
Contoh: Bandung: Angkasa dan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.10
2) Bila dalam sebuah karya disebutkan lebih dari satu penerbit, maka
nyatakan nama penerbit yang berada pada urutan pertama dan nama
tempat yang berkaitan dengannya.
3) Bila nama penerbit tidak diketahui, cantumkan singkatan s.n. (sine
nonime) di antara kurung siku. Contoh: Medan: [s.n.].

c) Tahun terbit
Tulis tahun terbit seperti contoh berikut ini:
Jakarta: Gunung Agung, 199911

9
Ibid, hlm. 2.31.
10
Ibid, hlm. 2.32.
11
Ibid, hlm. 2.34.
5) Daerah deskripsi fisik
Terdiri dari unsur-unsur jumlah satuan fisik, pernyataan ilustrai, ukuran,
dan pernyataan bahan tambahan.
a) Jumlah satuan fisik (halaman, jilid, dan sebagainya)
1) Nyatakan nomor halaman, lembar atau kolom sesuai dengan urutan
yang tertera dalam terbitan. Nyatakan nomor halam terakhir,
lembaran, atau kolom sesuai dengan urutan masing-masing diikuti
dengan istilah singkatan yang sesuai. Contoh: 327 hlm, 47 lembar,
xiii, 123 hlm.
2) Untuk monograf tercetak berjilid, nyatakan jumlah jilidnya. Contoh: 3
jil.12
b) Rincian lain tentang fisik
1) Bila semua atau beberapa ilustrai yang terdapat dalam terbitan
berwarna, nyatakan sebgai berikut. Contoh: 320 hlm.: il. berwarna.
2) Nytakan jumlah ilustrai bila jumlahnya dapat dipastikan. Bila dalam
terbitan pada umumnya terdiri dari ilustrai penting, maka nytakan
keterangan “semua il” atau “il”. Contoh: 500 hlm. : semua il.13
c) Dimensi
1) Tinggi kulit luar buku, diukur sejajar dengan punggung buku,
dinyatakan dalam sentimeter dengan pembulatan ke atas (missal
sebuah terbitan berukuran 17.2 cm., maka nyatakan 18 cm.). Bila
tinggi dokumen kurang dari 10 cm., nyatakan dalam milimiter.
2) Bila ukuran lebar dokumen kurang dari setengan tingginya atau lebih
panjang dari tingginya, maka nyatakan ukuran tinggi x lebar. Contoh
20 x 8 cm.
3) Bila ,asing-masing jilid dalam terbitan berjilid mempunyai ukuran
yang berbeda-beda, maka nyatakan ukuran yang terendah dan
tertinggi. Contoh: 24-28 cm.

4) Pernyataan tambahan
Nyatakan rincian bahan yang disertakan seperti contoh berikut ini:
271 hlm. : il. ; 21 cm. + 1 buku jawaban

12
Ibid, hlm. 2.36.
13
Ibid, hlm. 2.40.
271 hlm. : il. ; 21 cm. + 1 jil. (37 hlm., 19 lembar : peta berwarna ; 37
cm.)
271 hlm, : il. ; 21 cm. + 1 kaset rekaman (60 min. : analog, 71/1 ips,
mono)14
6) Daerah Seri
Daerah seri terdiri dari unsur-unsur judul seri, keterangan seri lainnya,
International Standard Serial Number (ISSN), nomor seri. Setiap seri
disalin dalam tanda kurung biasa.
a) Judul seri
Nyatakan judul seri seperti yang tertera dalam sumber informasi utama.
Peraturan umumnya adalah sebagai berikut:
1) Bila dalam karya yang dideskripsikan tertera bentuk lain judul seri
(bukan judul parallel), maka nyatakan judl yang berada pada urutan
pertama dalam sumber informasi yang telah ditetapkan untuk daerah
seri.
2) Bila judul seri tidak tertera dalam sumbaer informasi informasi utama
yang ditetapkan serta dibagian lain karya muncul bentuk yang
berlianan, maka pilihlah judul yang dinyatakan pada sumber lain
menurut urutan preferensi sumber.
3) Jika judul seri dicantumkan dalam lebih dari satu bahasa, judul
parallel seri perlu dicantumkan. Contoh: (sensus penduduk 1972 : seri
E = 1971 popolation census : Serie E ; no. 16).
b) Keterangan seri lainnya
Informasi tentang judul seri lain sebuah seri hanya dicantumkan bila
informasi tersebut di perlukan untuk mengenali seri.
c) ISSN seri
Bila tertera ISSN maka nyatakan nomor tersebut dalam deskripsi.
Penulisan ISSN harus sesui dengan standar yang berlaku (yaitu ISSN
diikuti dengan spasi, diikuti dengan spasi, diikuti dua kelompok nomor
yang setiap kelompok terdiri dari empat digit yang dipisahkan dengan
tanda penghubung). Contoh: (The critical idiom ; 24, ISSN 0001-
0213).15

14
Ibid, hlm. 2.41.
15
Ibid, hlm. 2.42.
d) Penomoran dalam seri
1) Nyatakan nomor untuk karya berseri sebagai mana adanya.

Contoh: (Windows on Indonesia : 5)

2) Bila bagian sebuah karya multi bagian terpisah dengan nomor


tersendiri dalam sebuah seri, maka nyatakan nomor pertama dan
terakhir bila penomoran tersebut bersifat continue
3) Bila karya tersebut memiliki penandaan yang bukan bilangan, maka
nyatakan penandaan sebagai mana adanya.
7) Daerah catatan
Meliputi hal-hal yang penting tetapi tidak dapat dinyatakan dalam daerah
diskripsi sebelumnya. Pencatatannya dimulai pada paragraf baru dalam
deskripsi bibliografi. Pengatalog bebas dalam menentukan mengenai apa
yang dimasukkan dalam daerah catatan.
a) Sifat,ruang lingkup,atau bentuk artistik
Buatkan catatan berkaitan dengan hal-hal tersebut kecuali bila sudah
dijelaskan dalam daerah-daerah lainnya
Contoh: dokumentar, kumpulan asli dari 1921-1933
b) Bahasa teks dan atau terjemahan, adaptasi
Butakan catatan mengenai bahasa teks, atau bilakarya tersebut
merupakan terjemahan atau adaptasi, kecuali bila sudah dijelaskan dalam
informasi dalam daerah-daerah lainnya.
Contoh: terjemahan dari: Les rois maudist
c) Sumber dari judul sebenarnya
Buatkan catatan mengenai sumber judul sebenarnya jika sumber
informasi utama untuk itu bukan halaman judul.
Contoh: Judul pada punggung16

d) Variasi judul
Buatkan catatan mengenai judul lain untuk karya tersebut selain judlu
sebenarnya.
Contoh: Judul cover: Atlas Baru Indonesia Dan Dunia
e) Judul Pararel dan Informasi Judul Lain
16
Ibid, hlm. 2.43.
Berikan judul dalam bahasa lain dan informasi judul lain yang tidak
terekam didaerah judul dan daerah pernyataan tanggung jawab.
Contoh: Anak judul pada cover: Showing Population Changes 1951-
1960
f) Pernyataan Tanggung Jawab
1. Buatkan catatan tentang penulisan lain dari nama orang atau badan
yang dinyatakan dalam pernyataan tanggung jawab bila hal itu
dianggap perlu untuk pengidentifikasian.
2. Buat catatan tanggung jawab yang tidak dinyatakan dalam daerah
judul dan pernyataan tanggung jawab.
3. Buatkan catatan mengenai orang atau badan yang berkaitan dengan
karya, atau tentang orang, atau badan yang berhubungan dengan edisi
sebelumnya yang belum dinyatakan dalam daerah lain.
g) Edisi dan sejarah
Buatkan catatan mengenai edisi dan sejarah biografi bibliografi suatu
karya.
h) Penerbitan
Buatkan catatan penelitian tentang penertiban, distribusi, dan
sebagainya.17
i) Disertasi
Bila sebuah karya dinyatakan sebagai sebuah disertasi atau tesis yang
diajukan sebagai persyaratan memperoleh gelar akademis
makatambahkan tulisan disertasi atau tesis diikuti oleh pernyataan
singkat tentang gelar yang di ajukan oleh penulis sebagai kandidat.
j) Pembaca
Buatkan suatu catatan singkat tentang lingkup, atau tingkat inteliktualitas
pembaca yang diharapkan, bila batasan itu disebutkan dalam terbitan.
k) Isi
Buatkan catatan isi yang memuat daftar isi sebuah karya, baik secara
selektif atau lengkap, jika dianggap perlu untuk menunjukan keberadaan
bahan yang tidak dijelaskan dalam daerah-daerah lain, untuk
menekankan pentingnya bagian-bagian tertentu, atau mendaftar isi
terbitan berjilid.
17
Ibid, hlm. 2.44.
l) Nomor
Nyatakan nomor penting selain ISBN yang tertera dalam terbitan.

8) Nomor standar dan keterangan pengadaan


Nyatakan nomor standar seperti contoh berikut ini
Contoh: ISBN 0-9-904576-17-5
Nyatakan harga atau keterangan lain yang berhubungan dengan pengadaan
dokumen. Nyatakan harga dalam symbol dan angka, dan istilah lain
sesingkat mungkin.
Contoh: ISBN 0-85435-332-1 : $ 26.018

C. Jenis-Jenis Bibliografi
Jenis bibliografi yang dihasilkan dalam pembuatan publikasi sekunder akan
tergantung pada jenis bahan pustaka yang akan didaftar. Misalnya akan dibuat daftar
yang berasal dari deskripsi katalog buku yang dimiliki perpustakaan, maka daftar
tersebut dapat dinamakan daftar katalog. Sementara jika daftar yang disusun
berdasarkan judul artikel suatu majalah, maka daftar tersebut dapat disebut daftar isi.

Dari segi cara penyajian dan uraian deksripsinya, bibliografi dibagi menjadi:

1) Bibliografi Deskriptif 
Yaitu bibliografi yang dilengkapi deskripsi singkat yang didapat dari gambaran
fisik yang tertera atau tertulis dalam bahan pustaka. Seperti judul buku atau
majalah, judul artikel, nama pengarang, data terbitan (impresum), kolasi serta kata
kunci dan abstrak yang tertulis.
2) Bibliografi Evaluatif 
Yaitu bibliografi yang dilengkapi dengan evaluasi tentang suatu bahan pustaka.
Evaluasi ini biasanya mencakup penilaian terhadap isi suatu bahan pustaka atau
artikel.

3) Cakupan Bibliografi
Dari segi cakupannya, bibliografi dapat dibagi menjadi:
4) Bibliografi Retrospektif 
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat bahan pustaka yang telah diterbitkan pada
jaman yang lampau .
5) Bibliografi Terkini/Current 

18
Ibid, hlm. 2.46.
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan yang sedang atau masih terbit saat
ini. Contohnya Ulrich's International Periodicals Directory.
6) Bibliografi Selektif 
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan tertentu dengan tujuan tertentu.
Misalnya "Buku bacaan terpilih untuk anak usia pra sekolah".
7) Bibliografi Subjek 
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat bahan pustaka atau artikel pada bidang ilmu
dan subjek tertentu. Misalnya "Bibliografi khusus ternak kelinci".
8) Bibliografi Nasional 
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan suatu negara atau daerah regional
ohnya "Bibliografi Nasional Indonesia".19

D. Macam-Macam Bibliografi

Bibliografi terbagi atas 3 cabang yaitu: bibliograf sistematik atau enumeratif,


bibliografi analistis atau kritis, dan bibliografi historis.
1. Bibliografi Sistematais atau Enumeratif
Bibliografi sitematis merupakan hasil kajian terhadap buku dengan hasil entri
buku yang tersusun secara logis serta susunan bermanfaat untuk keperluan referens
atau studi. Dengan kata lain, bibliografi sitematis merupakan pendaftaran buku
denan rician minimum.
Bibliografi emumeratif merupakan dasar dari bibliografi lainnya karena dalam
bibliografi sistematis menyertakan perlunya kajian terhadap buku yang diketahui
keberadaannya.
Bibliografi enumerative merupakan bibliografi hasil enumerensi. Enumerensi
merupakan pemeriksaan terhadap buku sehingga seorang bibliographer
memperoleh informasi dasar yang menyangkut pengarang, judul, edisi, tahun
terbit, tempat terbit, nama penerbit, dan sebagainya.
Fungsi utama bibliografi sistematis atau enumerative hanyalah mencatat buku
atau bahan pustaka yang ada. Dengan demikian pembaca perlu membedakan
pengertian pencatatan buku dengan pemilihan buku. Fungsi pemilihan buku
mencakup evaluasi kritis terhadap isi atau subjek sebuah buku. Dengan demikian
mencakup evaluasi."

19
Allbila, “Contoh Bibliografi dan Penjelasan Tentang Unsur-Unsur Bibliografi”,
(http://webyusuf.co.cc/search/Contoh+Bibliografi+dan+Penjelasan+Tentang+Unsur+Unsur+Bibliografi, 21
Februari, 2020)
1) Jenis Bibliografi Sistematis
Tipe
atau jenis bibliografi sitematis yang ada ialah:
a) Bibliografi universal termasuk katalog tercetak dari perpustakaan nasional
yang benar. Misalnya Bibliotheca Universalis.
b) Bibliografi nasional, misalnya Bibliografi Nasional Indonesia, British
National Bibliography.
c) Bibliografi niaga, termasuk cantuman perdagangan buku serta katalog niaga.
Misalnya Cummulative Book Index, British Booksin Print.
d) Bibliografi selektif atau elektif. Misalnya World’s Best Books.
e) Bibliografi incunabula atau buku langka. Misalnya Index tothe early Printed
Books… karya Robert Proctor.
f) Bibliorafi karya anonym dan pseudonym. Misalnya Dictionaryyof
Anonymous and Pseudonymous Literature karya S. Halkett dan J. Laring.
g) Daftar tesis, disertasi. Misalnya International Dissertation Abstracs.
h) Senarai majalah, termasuk daftar majalah yang msaih terbit, senarai majalah
retrospektif, dan daftar lokasi. Misalnya Ulrich’s International Periodicals
Directory.
i) Bibliografi subjek, termasuk indeks dan abstrak. Misalnya Library and
Information Sience Abstracts, Bibliografi Bung Karno.
j) Bibliografi pengarang. Misalnya Muhammad Yamin: Sebuah Bibliografi,
Charter: A Bibliography Manual.
k) Bibliografi dari bibliogafi. Misalnya Bibliographic Index, karya Besterman
World Bibliography of Bibliography, karya J.N.B. Tairas Inonesia: A
Bibliography of Bibliographies.20

2. Bibliografi Analistis atau Kritis


Bibliografi nalistis atau kritis mencakup kegiatan penelitian atas sifat fisik
sebuah buku. Dari penelitian tersebut seringkali dapat mengahsilkan cukup
keterangan mengenai pembuatan dan sejarah buku. Setiap buku menghasilkan
berbgai keterangan yang berlainan antara satu buku dengan lainnya.

20
Sulistyo Basuki, Op.Cit., hlm. 422
Untuk mendeskripsikan buku maka bibliographer memeriksa edisi, tahun
terbit, jumlah halaman, serta pemeriksaan fisik apakah buku dalam keadaan baik.
Jadi, bibliografi analistis lebih berkaitan dengan deskripsi fisik sebuah buku.
3. Bibliografi Historis
Bibliografi historis meruapak kajian terhadap buku sebagah objek seni,
menyangkuy seni tulis, pencetakan, iluminasi, dan penjilidan. Saeorang
bibliographer pernah berkata bahwa untuk mengkaji secara kritis terbitan seperti
drama abad 16, kotbah dari abad 17, “plate book” abad 19, novel abad 19, atau
majalah abad 20 harus memahami terlebih dahulu situasi pencetakan pada masa
itu, kedudukan pengarang dan penerbit, jalus distrubusi buku, serta situasi sosial
dan budata pada masanya. Maka bibliografi hstoris merupakan usaha untuk
memahami milieu dalam konteks dunia buku, kondisi sosial, dan budaya yang ada
pada masa itu.21

E. Unsur-unsur Bibliografi
1. Nama Pengarang, yang di kutip secara lengkap.
2. Judul buku, termasuk judul tambahannya.
3. Data Publikasi. Penerbit, Tempat terbit, tahan terbit, cetakan ke berapa, nomor
jillid buku dan tebal.
4. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan nama
majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.

Cara menyusun bibliografi yang benar yaitu:

 Nama pengarang disusun berdasarkan urutan abjad.


 Apabila tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel
yang dimasukkan dalam urutan abjad.
 Apabila seorang pengarang ada pada lebih dari satu bahan
refrensi, maka refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan,
namun diganti dengan garis sepanjang 5-7 ketikan.
 Jarak antar baris untuk satu refrensi yakni satu spasi. Akan
tetapi, jarak antar pokok dengan pokok lain yakni dua spasi.

21
Ibid, hlm. 423
 Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan
selanjutnya dari setiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3-4 ketikan.22

F. Kegunaan Bibliografi
Bibliografi memungkinkan akses cepat dan mudah terhadap informasi vital
menegnai perkembanagan berbagai cabang pengatahuan. Karena itu informasi relavan
perlu segera disampaikan kepada ilmuwan, professional, administrator, peneliti, dan
pengambil keputusan. Dalam hal ini bibliografi memegang peran penting.

Perpustakaan tidak dapat berfungsi dengan baik bla tidak memiliki sarana
bibliografis berupa bibliografi. Bibliografi secara tidak langsung mempromosikan
pendayagunaan buku dan bahan pustaka lainnya atau mempromosikan aplikasi
bermanfaat dari ilmu pengatahuan. Maka ilmu tidak dapat berkembang tanpa
bibligrafi karena bibliografi mendaftar kumulasi pengatahuan yang telah ada
sebelumnya.23

G. Contoh Bibliografi
1. Jika buku dijadiakan sumber acuan. Maka susunan penulisannya yaitu:
– Nama Pengarang
– Tahun terbit
– Judul buku
– Tempat terbit
– Nama penerbit

Contohnya
Setiakasih, A.N. 1999. Pertiwi Nusantara. lampung : Gramedia. Depdikbud 1999.
Kisah Penulisa Sebagai korban lampung : Balai city.

2. Jika majalah dijadikan sumber acuan. Maka susunan penulisannya yaitu:


– Nama Pengarang
– Tahun terbit
– Judul artikel
– Nama majalah
– Nomor majalah
– Bulan terbit
– Tahun terbit

22
Miftahul Khaerani, ‘’Sarana Bibliografi”, (https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://adhyvhar.bogspot.com/2012/11/makalah-sarana-bibliografi, 21 Februari,
2020.)
23
Sulistyo Basuki, Op.Cit., 424
Contohnya
Setiakasih, A.N. 1999.”Kisah Penulisa Sebagai Pahlawan” flamboyan Media, 18
(mei IV). bali

3. Jika surat kabar dijadikan acuan, maka penyususnan penulisannya yaitu:


– Nama Pengarang
– Tahun terbit
– Judul artikel
– Nama surat kabar
– Tanggal terbit
– Tempat terbit

Contohnya
Setikasih, A.N. 1999. “pengalaman Penulisa berperan sebagai Pahlawan”
kotalumbu 23 januari 1999 . lampung

4. Jika antologi dipakai dengan acuan, maka susunan penulisannya ialah :


– Nama Pengarang
– Tahun terbit karangan
– Judul karangan
– Nama Editor
– Judul antologi
– Tempat terbit
– Nama penerbit

Contohnya
Setiakasih, A.N. 1999. “Kisah Penulisa Sebagai Pahlawan” Kasus freeport. dalam
suryono (ed), perjuangan mencari nafkah papua : Universitas Gunadarma.24

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Konsep bibliografi telah mengalami banyak perubahan, dalam pembahasan ini,
bibliografi dapat dianggap sebagai teknik pembuatan senarai deskriptif yang
dilakukan secara sistematis. Hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut juga dinamai
bibliografi.
Bibliografi merupakan bahan pustaka dasar dalam koleksi referensi. Karena
perannya dalam koleksi referensi, bibliografi banyak membantu tugas

24
Miftahul Khaerani, Op.Cit.
kepustakawanan, membantu para pandit, dan meluaskan cakrawala mereka dalam
ilmu pengetahuan serta berbagai keperluan praktis lainnya.
Ruang lingkup bibliografi sangat luas. Penyusunan bibliografi semakin pesat
berkat aplikasi teknologi isnformasi selama dua puluh tahun terakhir ini. Teknologi
informasi memungkinkan cakupan, susunan, kecepatan, ketaatasasan, kecermatan,
serta ke[erolehan yang lebih baik. Teknologi informasi, khususnya computer,
memungkinkan pemakai manipulasi unit cantuman untuk menyusun bibliografi yang
lebih spesifik dan lebih sempit.

B. Saran
Dari penulisan makalah ini kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini di
karenakan minimnya pengatahuan kami. Oleh karena itu, kami meminta kritik saran
yang membangun dari para pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini dan
sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, S. 1998. Pengantar ilmu peprustakaan. Gremedia pustaka Utama. Jakarta.


Rahmah, E. 2018. Akses layanan Perpustakaan. Prenamedia Grup. Jakarta.
Yulia, Y. 2010. Pengolahan BAHAN PUSTAKA. Prenamedia Grup. Jakarta
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://adhyvhar.blogspot.com/2012/11/makalah-sarana-bibbliografi-
dengan.html%3Fm
%3D1&ved=2ahUKEwiejee25tjnAhW_zDgGHUiZAAcQFjAIegQIChAB&usg=AOvVaw2_WXimemCFgzd
MMZ4Kj4-t&cshid=1581950200459

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://darkzone7.blogspot.com/2014/04/pengertian-jenis-fungsi-dan-
contoh.html%3Fm
%3D1&ved=2ahUKEwiejee25tjnAhW_zDgGHUiZAAcQFjAJegQIBhAB&usg=AOvVaw1zmVjSYHEfYvVzo
V4DxTpq&cshid=1581950358724

Anda mungkin juga menyukai