Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Media dan Budaya
DISUSUN OLEH :
BR1/ Kelompok 3
FAKULTAS SASTRA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Studi Media & Budaya, dengan judul
“Eksistensi Media Terhadap Globalisasi Budaya Populer”.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Fauziah Ramdani, S.Sos.,M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah ini yang telah membimbing kami dalam pengerjaan
tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelompok 3
yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Berbagai pengaruh sosial media yang terbilang cukup besar di era globalisasi ini tidak
lepas dari seberapa bijak masyarakat atau penggunanya dalam mengakses media sosial
tersebut. Perubahan sosial positif seperti kemudahan memperoleh dan menyampaikan
informasi, memperoleh keuntungan secara sosial dan ekonomi. Sedangkan perubahan
sosial yang cenderung negatif seperti munculnya rasa individualisme yang tinggi pada setiap
individu atau kelompok dan pola perilaku tertentu yang terkadang menyimpang dari norma –
norma yang ada.
1. Agar kami lebih mengetahui Dampak Media Sosial Terhadap Budaya Lokal Di
Indonesia.
2. Secara praktis makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca serta
dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi semua pihak dalam
memahami sosial media yang dapat berpengaruh terhadap gaya hidup masyarakat.
Selain itu, makalah ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
agar lebih bijak dalam penggunaan sosial media. Misalnya dengan membagikan hal-
hal positif berbau budaya bangsa, seperti tarian-tarian daerah di semua platform
media agar kebudayaan negara kita tercinta ini selalu terlestarikan dan bisa
memberikan manfaat bagi semua pihak.
BAB II
PEMBAHASAN
Fahlepi, (2017) menyebutkan Media Sosial (Social media) adalah media online yang
mendukung interaksi sosial. Media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang
mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Beberapa situs media sosial yang populer
sekarang ini antara lain : Whatsapp, BBM, Facebook, Youtube, Twitter, Wikipedia, Blog, dll.
Definisi lain dari social media juga di jelaskan oleh Antony Mayfield (2008). Menurutnya
social media adalah media dimana penggunanya dengan mudah berpartisipasi di dalamnya,
berbagi dan menciptakan pesan, termasuk blog, jejaring sosial, wiki/ensiklopedia online,
forum-forum maya, termasuk virtual worlds (dengan avatar dan karakter 3D).
Seperti yang kita tahu, awal bermula munculnya media sosial yaitu pada akhir abad ke
19 yang pada saat itu baru muncul telegraf yang dikirimkan oleh Samuel Morse pada 1844
tetapi banyak yang berpendapat bahwasanya telegraf tidak termasuk media sosial karena
tidak berbasis internet. Maka perkembangan media sosial diakui pada tahun 1970-an, yaitu
pada terbentuknya Bulletin Board System {BBS} tahun 1978 dan ini merupakan tonggak
komunitas virtual pertama dalam sejarah.
Selanjutnya pada 1979, yaitu kemunculan UserNet membuat orang mulai menggunakan
komunikasi virtual dari bulletin, artikel, dan grup online. Selanjutnya pada 1995, yaitu WWW
yang dimana para pengguna mulai membuat situs web masig-masing dan juga
memungkinkan mereka dalam berbagi dan berkomunikasi lewat internet.
Sampai pada tahun 1997 dengan layanan Six Degrees, jejaring pertemanan virtual baru
dimunculkan yang dimana para pengguna mulai membuat profil dan daftar teman.
Kemudian pada 1999 mulai muncul blogger dan livejournal yang dengan layanan ini,
pengguna bisa membagikan tulisan dan berkomunikasi melalui blog dan jurnal mereka
sendiri.
Kemudian grup jejaring sosial yang mulai tumbuh pesat pada tahun 2002 dengan
kemunculan Friendster yang dimana para pengguna bisa membuat profil dan terkoneksi
secara virtual dengan orang di seluruh dunia. Kemudian kita beralih pada zaman yang
sudah serba canggih ini, hampir setiap orang yang memiliki smartphone yang juga memiliki
akun media sosial. Adapun jenis jenis media sosial misalnya seperti Instagram, Twitter,
Facebook, Youtube, Line, Path, TikTok, Whatsapp, Telegram, dan lain sebagainya.
Penggunaan media sosial memberikan dampak yang sangat positif terutama dalam
melakukan interaksi baik secara sosial, politik maupun ekonomi. Penggunaan media sosial
memberikan kemudahan dalam berkomunikasi, baik teman, keluarga yang tidak
memungkinkan dilakukan melalui face to face karena faktor jarak.
Kita dapat mengirimkan informasi-informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat,
begitu pula dalam mengakses informasi yang kita butuhkan. Kita banyak dipertemukan
teman atau keluarga yang sudah lama tidak pernah bertemu melalui media sosial facebook.
Media sosial dapat dijadikan sarana untuk saling berbagi, saling bertukar foto, data dan
dokumen lainnya. Media sosial juga dapat digunakan sebagai sarana promosi dengan
berbagai produk/jasa yang dapat ditawarkan kepada pengguna media sosial tanpa harus
mengeluarkan biaya yang besar tetapi dengan keuntungan yang berlipat ganda. Jadi tidak
heran kalau saat ini telah menjamur bisnis on line melalui media sosial, bahkan di kota-kota
besar penggunaan komunikasi politik melalui media sosial menjadi media yang cukup
ampuh untuk mempengaruhi pasangan calon.
Penggunaan media sosial juga dapat memberikan dampak yang negatif terhadap
masyarakat, seperti yang kita lihat sekarang media sosial dijadikan media untuk
menanamkan kebencian terhadap orang lain dengan mengunggah kata-kata atau gambar
yang tidak etis sehingga terbangun rasa tidak senang dan benci terhadap seseorang,
terutama mereka yang memiliki posisi penting baik di pemerintahan maupun lembaga-
lembaga Negara.
Media sosial dijadikan sarana untuk mencaci maki bahkan mempropokasi orang lain,
perilaku ini sangat berbahaya apalagi yang menyangkut kelangsungan hidup bernegara
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mungkin kedepan sebelum terlalu kebablasan
perlu ada kontrol untuk mengatur pemanfaatan media sosial sebagai sarana komunikasi
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Penggunaan media sosial juga berdampak kepada hubungan suami istri, karena dapat
memicu kecemburuan antar pasangan jika salah satu pasangan membangun hubungan
yang tidak wajar. Banyak sekali kasus-kasus yang kita lihat dimana dalam suatu rumah
tangga hancur berantakan dan akhirnya bercerai akibat penggunaan media sosial yang tidak
terkontrol dan yang menanggung resikonya adalah anak-anak yang tidak bersalah.
1. Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, sopan santun, serta gotong royong
berganti dengan budaya barat, seperti pergaulan bebas.
2. Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, dua puluh tahun silam, para remaja masih
banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak).
Hampir setiap minggu pada acara ritual kehidupan, remaja disana selalu diundang
pentas budaya sebagai hiburan yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin
maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di
masyarakat, bahkan hanya bisa disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesia
Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola
dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan
untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan
yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya.
3. Pemakaian Bahasa Indonesia yang baik dan benar (Bahasa sendiri termasuk bagian
dari budaya bangsa). Penyebutan orang kedua tunggal dengan kau, kamu sebagai
pertimbangan nilai rasa berubah menjadi elu di kalangan anak muda yang
cenderung lebih suka menggunakan Bahasa Indonesia dialek Jakarta. Selain itu, kita
sering mendengar anak muda menggunakan Bahasa Indonesia dengan dicampur-
campur Bahasa Inggris seperti OK, No problem dan Yes, bahkan kata-kata makian
(umpatan) sekalipun yang suka kita dengar di film-film barat, sering diucapkan di
kehidupan sehari-hari. Penyebaran kata-kata ini biasanya melalui media TV dalam
film-film, iklan, sinetron yang bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan
fashion.
2.6
2.7
2.8
2.9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Endi Rohendi; Heru Siswanto; Maharina Pancamurti; Mirna Nazilatul Falah; Nani Suryani;
Sela Amelia. "Eksitensi Budaya",
http://news.upmk.ac.id/home/post/eksistensi.budaya.tradisional..html