Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PANCASILA

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PELAJAR DI


SMAN 95 JAKARTA

Disusun Oleh :

Tyas Ahadriansya
K1C018019

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PURWOKERTO
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi sekarang ini, dengan berkembangnya teknologi membuat internet


merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan
sosialisasi, pendidikan, bisnis, dan sebagainya. Di era globalisasi ini peran dari pancasila
tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia, karena
dengan adanya globalisasi batasan – batasan diantara Negara seakan tak terlihat, sehingga
berbagai kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat melalui internet.
Dengan kemajuannya internet maka media sosial pun ikut berkembang pesat. Media sosial
adalah situs dimana seseorang dapat membuat web page pribadi dan terhubung dengan setiap
orang yang tergabung dalam media sosial yang sama untuk berbagi informasi dan
berkomunikasi. Dibutuhkan koneksi internet untuk mengakses sosial media tersebut.
Membuat akun media sosial sangatlah mudah, dan tidak membutuhkan waktu yang lama.
Dengan mudahnya membuat akun media sosial, maka banyaklah pengguna media sosial dari
berbagai kalangan. Kalangan remaja yang memiliki akun media sosial biasanya memposting
tentang kegiatan pribadinya, curhatannya, serta foto-foto bersama teman-temannya. Semakin
aktif seorang remaja menggunakan media sosial maka mereka semakin dianggap keren dan
gaul. Namun kalangan remaja yang tidak mempunya media sosial biasanya dianggap kuno,
ketinggalan jaman, dan kurang gaul. Semakin sering seseorang mengakses media sosial,
membuatnya ingin terus mengakses media sosial tersebut.
Para pelajar juga mengakses media sosial dengan tujuan berbagi pelajaran, sosialisasi, atau
bahkan hanya sekedar mengisi waktu luangnya. Media sosial juga dimanfaatkan untuk para
pelajar berkonsultasi mengenai pelajaran dengan guru mereka. Banyak guru yang
memanfaatkan media sosial untuk berkomunikasi dengan murid-muridnya dengan tujuan
memberikan tugas ataupun membagikan beberapa ilmu pelajaran. Tentu dalam penggunaan
media sosial ini terdapat dampak negatif maupun dampak positif nya.
Oleh apa yang sudah dipaparkan sebelumnya, peneliti merasa tertarik untuk meneliti
permasalahan ini. Maka dari itu, saya ingin membuat makalah yang berjudul “Pengaruh Media
Sosial Terhadap Pelajar di SMAN 95 Jakarta”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan media sosial pada pelajar di SMAN 95 Jakarta?


2. Apakah dampak yang ditimbulkan dalam penggunaan Media Sosial oleh pelajar di
SMAN 95 Jakarta?
3. Bagaimana cara menumbuhkan Rasa Cinta Tanah air pelajar SMAN 95 Jakarta melalui
media sosial?
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Media Sosial

Pada dasarnya media sosial merupakan perkembangan mutakhir dari teknologi-


teknologi web baru berbasis internet, yang memudahkan orang-orang untuk dapat
berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi dan membentuk sebuah jaringan secara
online. Menurut McGraw Hill Dictionary, media sosial merupakan sarana yang digunakan
oleh orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain dengan cara menciptakan, berbagi, serta
bertukar informasi dan gagasan dalam sebuah jaringan dan komunitas virtual. Menurut
B.K. Lewis, media sosial adalah label bagi teknologi digital yang memungkinkan orang
untuk berhubungan, berinteraksi, memproduksi, dan berbagi isi pesan. Dari sekian banyak
pendapat para ahli mengenai media sosial, maka dapat disimpulkan bawha media sosial
adalah suatu sarana atau tempat dimana orang-orang dapat berinteraksi satu sama lain.1
Media sosial atau dikenal dengan jejaring sosial merupakan bagian dari media baru.
Jelas kiranya bahwa muatan interaktif dalam media baru sangatlah terbilang tinggi. Media
sosial didefinisikan sebagai sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial wiki, form
dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki adalah bentuk media sosial yang paling
umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.2
Media sosial online disebut jejaring sosial online bukan media massa online,
karena media sosial memiliki kekuatan sosial yang sangat mempengaruhi pendapat publik
yang berkembang di masyarakat. Penggalangan dukungan atau gerakan massa bisa
terbentuk karena kekuatan media online karena apa yang ada di dalam media sosial,
terbukti mampu membentuk pendapat, sikap dan perilaku publik atau masyarakat.3
Media sosial mempunyai banyak bentuk, diantaranya yang paling popular yaitu
twitter, facebook, dan blog. Twitter adalah suatu situs web yang merupakan layanan dari
microblog, yaitu suatu bentuk blog yang membatasi ukuran setiap post-nya, yang
memberikan fasilitasbagi pengguna untuk dapat menuliskan pesan dalam twitter update
hanya berisi 140 karakter. Twitter merupakan salah satu jejaring sosial yang paling mudah
digunakan, karena hanya memerlukan waktu yang singkat tetapi informasi yang
disampaikan dapat langsung menyebar dengan luas.4

1
Zarella, D. The Social Media Marketing Book. Jakarta : PT Serambi Ilmu Semessta Anggota IKAPI, 2010. Hal 2-3.
2
Watie, Errika Dwi Setya. Komunikasi dan Media Sosial. Jurnal The Messenger, vol. 3, no. 1 (2011). Hal.71.
3
Ardianto, Elvinaro. Komunikasi 2.0. Yogyakarta : Buku Litera, 2011. Hal. xii.
4
Zarella, D. The Social Media Marketing Book. Jakarta : PT Serambi Ilmu Semessta Anggota IKAPI, 2010. Hal 31.
2.2 Cinta Tanah Air

Terdapat beberapa pengertian yang dikemukakan pakar mengenai wujud cinta


tanah air, dalah satunya cinta tanah air merupakan cara berfikir, bersikap dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, kultur, ekonomi dan politik bangsanya. Meskipun cinta merupakan
sebuah perasaan, namun cinta belum dapat dirasakan jika semua elemen akal, sikap, dan
perbuatan belum menyatu sehingga tidak mampu membuktikan rasa cinta tanah air yang
sejati, dalam konteks ini, cinta tanah air, salah satu bentuk cinta adalah menjaga lingkungan
fisik alam Indonesia dari berbagai kerusakan dan kepunahan.5
Cinta Tanah Air berarti mengenal dan mencintai tanah air wilayah nasionalnya
sehingga selalu waspada dan siap membela tanah air Indonesia, terhadap segala bentuk
ancaman tantangan, hambatan dan gangguan yang dapat membahayakan kelangsungan
hidup bangsa dan negara oleh siapapun dan dari manapun sehingga diharapkan setiap
warga Negara Indonesia akan mengenal dan memahami wilayah nusantara, memelihara,
melestarikan, mencintai lingkungannya dan senantiasa menjaga nama baik dan
mengharumkan Negara Indonesia dimata dunia.6
Cinta tanah air itu ungkapan yang sering didengar dalam kehidupan sehari-hari.
Cinta tanah air merupakan wujud rasa bangga akan tanah airnya, rela berkorban untuk
bangsa dan negaranya, dan menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsanya. Rasa cinta
tanah air perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini baik di PAUD Non Formal, TK
agar sebagai generasi penerus bangsa dapat mewujudkan sikap dan tingkah laku yang
bermanfaat untuk kepentingan masyarakat dan menghindari penyimpangan-penyimpangan
sosial yang dapat merusak norma-norma dan nilai-nilai kebudayaan Indonesia karena
penyimpangan-penyimpangan bukan hanya merugikan diri sendiri, tapi juga dapat
merugikan masyarakat bahkan Negara, dan mampu menjunjung tinggi nilai-nilai
kebudayaan dan norma-normanya.7
Ada beberapa contoh sikap cinta tanah air, antara lain : (1) bangga terhadap adat
istiadat Indonesia, (2) bangga sebagai penduduk Indonesia, (3) menjaga nama baik bangsa,
(4) berjiwa dan berkepribadian sesuai dengan nilai pancasila.8

5
Mardhiah, Izaatul. Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air Melalui Pengembangan Ekopesantren. Medan : UNIMED
Press. 2017. Hal. 617.
6
Suwarno, Gowar. Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara Dilingkungan Pekerjaan.
Jakarta : Dirjen Sumber Daya Manusia. 2000. Hal. 72
7
Yohana. Penanaman Sikap Cinta Tanah Air. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, vol. 3, no. 2 (2014). Hal. 76
8
Asrori, Mustapa M. Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Melalui Program Harmoni Hijau. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran, vol. 7, no. 9 (2018). Hal. 103.
BAB III
PEMBAHASAN

Kemajuan teknologi yang berkembang pesat secara tidak langsung telah memengaruhi
beberapa aspek, salah satunya dalam bidang pendidikan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang
tidak bisa dihindari pada zaman modern sekarang ini, karena ilmu pengetahuan semakin maju
maka teknologi pun semakin berkembang, contohnya teknologi informasi dan teknologi
komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan
sebagai alat bantu, manipulasi dan juga pengelolaan informasi. Kemudian, teknologi komunikasi
adalah segala sesuatu atau hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses
serta mengirim data dari perangkat yang satu ke perangkat yang lainnya.

Teknologi informasi dan komunikasi menciptakan suatu media umum untuk orang orang
saling berinteraksi jarak jauh, media itu dinamakan Media Sosial. Pada saat ini banyak sekali jenis-
jenis media sosial, contoh yang popular sekarang ini adalah Instagram, Youtube, Line, Whatsapp,
dan lainnya. Media sosial ini digunakan di berbagai kalangan, mulai dari pelajar, remaja, hingga
kalangan orang dewasa. Di kalangan remaja, mereka menggunakan media sosial untuk mencari
informasi terbaru, untuk bersosialisasi, bahkan hanya sekedar mengisi waktu luang saja. Pelajar
menggunakan media sosial untuk dijadikan sebagai sumber baru mencari ilmu pelajaran, dari
sosial media para pelajar bisa mendapatkan berbagai ilmu pelajaran dari orang yang
membagikannya di media sosial, bahkan media sosial ini dapat digunakan para pelajar untuk
berkonsultasi dengan guru, dan mendiskusikan pelajaran dengan teman. Di kalangan dewasa,
media sosial dapat digunakan untuk berbisnis online, berkomunikasi dengan rekan kerja, bahkan
berkomunikasi dengan orang-orang diluar negeri.

Media Sosial membuat suatu Negara tidak memiliki batas, mengapa demikian? Karena
media sosial membuat mudah untuk berinteraksi dengan orang di lain Negara, bahkan mudah
mendapatkan berita berita dari Negara lain, dan mudahnyaa masuk budaya budaya asing ke Negara
kita. Oleh sebab itu, tak heran jika para pengguna media sosial memiliki gaya kebarat baratan,
bahkan dengan media sosial seseorang bisa dengan mudah membeli barang dari luar negri.
Mungkin saja karena hal itu, rasa cinta tanah air para pengguna media sosial dapat berkurang,
karena terlalu terlena dengan budaya asing, dan hampir melupakan budaya Indonesia. Hal ini
berhubungan dengan rasa cinta tanah air Indonesia.

Rasa cinta tanah air itu adalah cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
kultur, ekonomi dan politik bangsanya. Contoh mudahnya adalah memakai produk dalam negeri,
menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi, dan hafal lagu lagu nasional Indonesia.
Pada saat ini, media sosial menjadi salah satu masalah dalam rasa cinta tanah air seseorang, hal itu
dikarenakan media sosial membuat mudah orang-orang melihat kebudayaan dan kehidupan dari
luar negeri, membuat seseorang ingin mengikuti budaya budaya dari luar negeri tersebut. Hal ini
berlaku pada setiap kalangan, dan yang paling sensitif terhadap budaya luar adalah kalangan
remaja.

Remaja masih sensitif terhadap hal-hal yang memang dipandang mereka itu asik, seru, dan
mengikuti tren. Sebab remaja belum menemukan jati diri mereka, maka mereka akan dengan
mudah meniru budaya-budaya dari luar negeri yang ia lihat melalui media sosial. Contoh saja,
remaja tersebut akan meniru gaya berpakaian kebarat-baratan, dimana yang kita ketahui pakaian
perempuan barat itu rata-rata minim. Selanjutnya mungkin remaja akan sering menggunakan
bahasa yang gaul, bahkan mereka lebih suka berkomunikasi dengan menggunakan bahasa inggris.
Memang tidak salah menggunakan bahasa inggris, asalkan tidak melupakan bahasa Indonesia.
Pengaruh lainnya adalah remaja tersebut lebih memilih mendengarkan dan menghafal lagu-lagu
dari luar negeri yang popular, ketimbang lagu-lagu yang ada di Indonesia.

Dalam dunia pendidikan, media sosial digunakan sebagai sarana untuk berbagi ilmu
pengetahuan. Media sosial juga digunakan guru untuk berinteraksi dengan murid-muridnya
apabila sedang tidak di sekolah. Tapi tidak semua pelajar menggunakan media sosial seperti itu,
adanya menggunakan media sosial sebagai keren-kerenan agar tidak terlihat ketinggalan zaman.
Apa bila ada pelajar yang tidak menggunakan media sosial, ia akan dipandang ketinggalan zaman,
udik, dan sejenisnya.

Kegunaan media sosial tersebut dibenarkan oleh warga sekolah, khususnya warga SMAN
95 Jakarta. Dalam hal ini, saya membuat beberapa pertanyaan kuesioner kepada pelajar di SMAN
95 Jakarta, kuesioner ini dijawab oleh 65 pelajar dari SMAN 95 Jakarta. Pertanyaan pertama
adalah “Apakah anda menggunakan media sosial?” dan hasilnya 100% dari penjawab kuesioner
ini menjawab “Ya”, dari sini terlihat bahwa pelajar di SMAN 95 Jakarta ini memandang bahwa
media sosial wajib untuk dimiliki, karena mengikuti kemajuan teknologi dan juga sebagai sarana
untuk menambah ilmu pengetahuan.

Pelajar di SMAN 95 Jakarta tergolong aktif dalam mengakses media sosial, dalam
pertanyaan kuesioner kedua “Berapa waktu yang anda gunakan untuk mengakses media sosial
dalam sehari?” hasil dari pertanyaan tersebut disajikan pada table diagram dibawah,
Dalam hasil tersebut, terlihat bahwa penggunaan media sosial oleh pelajar di SMAN 95
Jakarta sangatlah aktif, 47 pelajar mengaku bahwa mereka mengakses media sosial lebih dari 5
jam dalam sehari. Penggunaan media sosial dalam waktu yang cukup lama dalam seharinya
memiliki dampak negatif. Dampak negatifnya bermacam-macam tergantung tujuan pemakaian
media sosialnya. Ternyata pelajar yang menggunakan media sosial lebih dari 5 jam dalam satu
harinya, mereka memang sudah kecanduan mengakses media sosial, mereka mengakses media
sosial untuk mengisi waktu luang mereka, bahkan dijadikan rutinitas dalam kesehariannya. Banyak
hal-hal yang didapatkan dari media sosial, contohnya informasi terkini dari luar negeri, dapat
berkomunikasi dengan teman yang jaraknya jauh. Hal tersebut dibenarkan oleh 2 orang siswa
SMAN 95 Jakarta yang saya wawancarai mengenai penggunaan media sosial.

Dibalik segala manfaat dan kegunaan dari sosial media yang dapat dinikmati itu, terdapat
banyak dampak negatifnya. Pertama, menurunnya tingkat kesehatan, jika seseorang sudah asyik
memainkan media sosial maka matanya akan selalu terpaku kepada layar smartphone yang tentu
akan mengganggu kesehatan mata. Kedua, memungkinkan seseorang menjadi individualis,
sekarang ini banyak dijumpai orang-orang yang asyik sendiri dengan gadgetnya. Jika seseorang
terlalu menikmati sosial media ini maka sifat individualis lambat laun akan muncul. Sehingga
orang tersebut lebih menikmati keberadaannya sendiri sekalipun ketika bertemu dengan banyak
orang. Ketiga, maraknya informasi kebohongan, bagi orang yang belum memiliki pemikiran kritis
tentu dengan mudahnya percaya dengan informasi yang belum jelas kebenarannya. Media sosial
menjadi salah satu tempat untuk menyebarkan informasi-infoemasi yang belum jelas
kebenarannya. Hal tersebut penulis simpulkan dari hasil wawancara kepada seorang guru SMAN
95 Jakarata, dan hasil kuesioner dari 65 pelajar SMAN 95 Jakarta mengenai dampak negatif dari
penggunaan Media Sosial. Ada beberapa pelajar SMAN 95 Jakarta yang belum mengetahui atau
menyadari tentang adanya dampak negatif dari penggunaan media sosial, buktinya dalam
kuesioner dengan pertanyaan “Adakah dampak negatif dari penggunaan media sosial?” 4 dari 65
responden menjawab tidak ada. Mereka menjawab tidak adanya dampak negatif dari penggunaan
media sosial, karena faktor pelajar terebut jarang menggunakan media sosial, jarang
memperhatikan orang-orang yang kecanduan media sosial.

Responden kuesioner ada yang menjawab, bahwa media sosial membuat yang dekat
menjadi jauh. Artinya media sosial membuat seseorang mengabaikan orang-orang disekitarnya
karena terlalu asyik berkomunikasi dengan orang-orang yang jaraknya jauh melalui media sosial.
Jawaban selanjutnya yang menarik adalah media sosial menimbulkan cyber bullying, cyber
bullying adalah perlakuan kasar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang,
menggunakan bantuan alat elektronik yang dilakukan berulang dan terus menerus pada seorang
target yang kesulitan membela diri (smith dkk, 2008). Dalam artian cyberbullying bisa disamakan
dengan terror melalui media sosial. Tindakan tersebut mungkin dapat dilakukan oleh orang yang
tidak menyukai atau membenci seseorang, dan menggunakan media sosial sebagai tempat untuk
membencinya dan menerornya.

Seperti yang sebelumnya sudah dituliskan, media sosial juga memiliki dampak positif,
dampak positif tersebut adalah : Pertama, sebagai sumber informasi, media sosial dikatakan
sebagai tempat berkumpulnya berbagai informasi di seluruh dunia, terutama di Indonesia, setiap
hari berita disebar melalui media sosial. Kedua, sebagai media komunikasi, ini sudah sangat jelas
sekali, bahwa memang semua orang sudah tahu bahwa media sosial memang diciptakan untuk
menjalin hubungan dengan banyak orang dari seluruh Indonesia. Media sosial memudahkan untuk
berkomunikasi dengan orang lain tanpa menggunakan surat. Kedua, sebagai media memperbanyak
teman, media sosial digunakan oleh banyak orang untuk sarana mencari teman. Media sosial
memudahkan seseorang untuk berkenalan dengan seseorang lainnya. Dalam dunia nyata, seeorang
malu untuk berkenalan dengan orang asing kerena bertatap mata langsung, dengan media sosial
tidak bertatap mata langsung maka hal itulah yang memudahkan perkenalan terjadi. Hal tersebut
penulis simpulkan dari wawancara dengan seorang guru di SMAN 95 Jakarta dan jawaban
kuesioner yang telah dijawab oleh 65 pelajar SMAN 95 Jakarta. Dalam kasus dampak positif dari
penggunaan media sosial, 65 pelajar SMAN 95 Jakarta telah mengetahui bahwa media sosial
membawa dampak positif, ini dibuktikan dengan mereka yang menjawab kuesioner dengan
pertanyaan “Adakah dampak positif dari penggunaan media sosial?” 100% responden menjawab
ada. Membuktikan bahwa mereka sadar akan dampak positif dari media sosial, mereka telah
merasakan dan mendapatkan hal-hal positif dari penggunaan media sosial.

Dalam kuesioner dengan pertanyaan “Apa dampak positif dari penggunaan media sosial?”
rata-rata jawaban dari responden adalah mendapatkan informasi, dan sejenisnya. Ada jawaban
yang sedikit berbeda, salah satu responden menjawab seperti in “ngembangin online shop,
ngembangin bakat nulis by blogging, jadi punya banyak teman”, salah satu responden ini
memanfaatkan media sosial sebagai wadah untuk karya tulisannya, dan menjadikan media sosial
sebagai tempat untuk berjualan, ia tahu bahwa dalam era globalisasi sekarang ini manusia ingin
semuanya dilakukan dengan mudah, dengan memanfaatkannya media sosial untuk berjualan maka
untuk mencari pembelinya juga cukup mudah hanya dengan berkomunikasi lewat media sosial
tersebut. Dengan adanya internet para pelajar memiliki pengetahuan yang lebih luas dari
sebelumnya, dan pelajar sudah mengerti suatu materi sebelum materi itu disampaikan oleh
gurunya, itu yang disampaikan oleh salah satu guru SMAN 95 Jakarta yang penulis wawancarai.

Pelajar SMAN 95 Jakarta mengakses media sosial dengan berbagai macam alasan, karena
hobi, sosialisasi, berbagi ilmu, mengikuti zaman, keperluan bisnis, mencari ilmu, dan mengisi
waktu luang. Hasil dari kuesioner alasan terbanyak pelajar SMAN 95 jakarta untuk mengakses
media sosial adalah sebagai sosialisasi. Memang sangat tepat alasan untuk sosialisasi, karena dasar
utama dari media sosial adalah sebagai tempat untuk bersosial. Tidak sedikit pelajar SMAN 95
Jakarta yang beralasan mengakses media sosial sebagai hobi. Menjadikan media sosial sebagai
hobi memang agak sedikit aneh, hal ini dapat terjadi bila seseorang kecanduan terhadap media
sosial, seseorang sudah terlena akan apa yang diberikan sosial media kepada para penggunanya.
Hasil kuesioner disajikan dalam table grafik dibawah.
Alasan yang paling wajar untuk seorang pelajar mengakses media sosial adalah untuk mencari
ilmu pengetahuan yang memang belum dimengerti. Tetapi hanya sedikit yang menjawab itu, maka
dikatakan pelajar di SMAN 95 Jakarta menggunakan media sosial tidak menjadikan alasan
mencari ilmu pengetahuan menjadi alasan utama mereka mengakses media sosial. Mereka lebih
beralasan bahwa mengakses media itu adalah sebuah hobi, dan untuk mengikuti zaman yang selalu
maju ini.

Dalam penggunaan media sosial, pelajar SMAN 95 Jakarta memanfaatkan media sosial
untuk sharing materi pembelajaran, tetapi 1 responden menjawab media sosial tidak digunakan
untuk sharing materi pembelajaran. Ini menunjukan bahwa pelajar di SMAN 95 Jakarta banyak
yang menggunakan media sosial sebagaimana mestinya digunakan oleh seorang pelajar, yaitu
berbagi materi pembelajaran. Dengan berbagi materi pembelajaran, pelajar akan lebih mengisi
sesuatu yang positif di media sosial, berbagi materi pembelajaran juga membuat pelajar semakin
menguasai materi yang dibagikan tersebut, dan dapat membantu pelajar lainnya yang sedang
mencari materi pembelajaran yang dibagikan tersebut. Artinya, penggunaan media sosial ini sangat
positif dan menguntungkan kepada dua belah pihak, pihak yang membagikan dan pihak yang
menerima materi tersebut. Jawaban dari responden disajikan dalam tabel diagram lingkaran
dibawah ini,
Selanjutnya, penggunaan media sosial adalah untuk tempat berdiskusi belajar, 63 dari 65
responden yang merupakan pelajar SMAN 95 Jakarta mengakui hal tersebut. Membuktikan bahwa
pelajar SMAN 95 Jakarta menggunakan media sosial sebagaimana mestinya digunakan oleh
pelajar. Guru SMAN 95 Jakarta juga mengaku bahwa sering memerintahkan murid-muridnya
untuk berdiskusi satu sama lain dengan media sosial pada saat murid sedang dirumahnya masing-
masing. Penggunaan media sosial ini menciptakan sifat saling membantu satu sama lain, sesuai
dengan sila ke 5 dalam pancasila yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
keadilan disini adalah bentuk tidak membeda-bedakan sesama, dalam hal ini pelajar saling
membantu satu sama lain bila ada yang tidak mengerti dalam memahami suatu pelajaran. Jawaban
dari responden disajikan dalam tabel diagram lingkaran dibawah ini,
Pelajar SMAN 95 Jakarta menggunakan media sosial untuk konsultasi dengan guru mereka
terkait pembelajaran di sekolah. Sebanyak 53 dari 65 responden yang merupakan pelajar SMAN
95 Jakarta mengakui bahwa mereka menggunakan media sosial untuk berkonsultasi dengan guru
bila ada materi yang belum dipahami, terkadang berkonsultasi mengenai soal tugas yang ingin
dikerjakannya. Salah satu guru SMAN 95 Jakarta mengakui bahwa cukup banyak murid yang
menanyakan soal pelajaran melalui media sosial kepadanya, dan gurupun merespon dengan baik
apa yang ditanyakan oleh muridnya tersebut. Tetapi tidak semua pelajar di SMAN 95 Jakarta
menggunakan media sosial untuk berkonsultasi dengan guru, alasan mereka tidak berkonsultasi
dengan guru di media sosial adalah karena malu, merasa tidak sopan kalau lewat media sosial, atau
bahkan ada yang lebih memilih untuk mencari jawabannya sendiri di internet ketimbang
berkonsultasi dengan gurunya. Jawaban dari responden disajikan dalam tabel diagram lingkarang
dibawah ini,
Semakin majunya zaman, menjadikan media sosial itu sebagai gaya hidup atau lifestyle.
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan
opinimya (Kotler, 2002). Banyak pelajar di SMAN 95 Jakarta menjadikan media sosial sebagai
gaya hidupnya, yang berarti mereka menjadikannya sebagai suatu pola hidup yang wajib rutin
setiap hari dilakukan sebagai aktivitas dan minatnya. Presentase penggunaan media sosial sebagai
gaya hidup dari hasil kuesioner sangat besar, yaitu 75,4%. Yang menjadikan media sosial menjadi
gaya hidup seseorang adalah orang tersebut sudah kecanduan dengan penggunaan media sosial,
sehingga mengakses media sosial menjadi salah satu aktivitas utamanya. Hasil kuesioner tentang
penggunaan media sosial sebagai gaya hidup disajikan dalam diagram lingkarang dibawah ini,
Bagi para pelajar, terlalu sering menggunakan media sosial dapat mengganggu waktu
belajar, terutama pelajar di SMAN 95 Jakarta. Sebanyak 90,6% responden yang merupakan pelajar
SMAN 95 Jakarta mengakui bahwa media sosial mempengaruhi waktu belajar. Media sosial
membuat para penggunanya khususnya pelajar SMAN 95 Jakarta menjadi lupa waktu, hanyak
ingin mengakses instagram saja sampai tidak sadar akan waktu. Walaupun media sosial merupakan
salah satu tempat untuk mencari ilmu, tetapi pengguna media sosial tidak selalu menggunakan
media sosial untuk mencari ilmu, para pengguna lebih tertarik menggunakan media sosial untuk
berkomunikasi satu sama lain, melihat postingan postingan yang menghibur, atau bahkan melihat
beberapa postingan tentang gosip-gosip yang sedang beredar. Itu diakui oleh salah satu siswa
SMAN 95 Jakarta yang penulis wawancarai. Di bawah ini merupakan tabel diagram lingkaran
hasil jawaban dari kuesioner selanjutnya,

Seperti yang sebelumnya sudah dituliskan, bahwa media sosial membuat penggunanya
menjadi kecanduan atau ketagihan, ini dirasakan oleh beberapa pelajar SMAN 95 Jakarta.
Pernyataan itu dibuktikan melalui hasil dari kuesioner, presentase lebih besar ditunjukan oleh
responden yang menjawab “ya, media sosial membuat ketagihan” dari pada responden yang
menjawab “tidak”. Melihat sangat tingginya tingkat penggunaan media sosial di SMAN 95
Jakarta, maka semakin tinggi pula tingkat kecanduan media sosial di SMAN 95 Jakarta.
Kecanduan seseorang terhadap media sosial dapat berbeda beda, contohnya adalah seseorang
kecanduan media sosial karena banyaknya postingan yang lucu-lucu, ada juga yang kecanduan
media sosial karena asik berkomunikasi lewat media sosial. Fitur komunikasi yang disediakan
media sosial sekarang ini tidak hanya melalui chat saja, bahkan sudah bisa berkomunikasi melalui
telpon suara, dan telpon video atau lebih dikenal dengan nama video call. Contoh kecanduan
tersebut dikatakan oleh seorang pelajar di SMAN 95 Jakarta pada saat wawancara berlangsung.
Dibawah ini merupakan tabel diagram lingkaran hasil kuesioner selanjutnya,
Rasa cinta tanah air dapat ditandakan dengan menggunakan produk dalam negri, dan
melestarikan budaya-budaya bangsa. Tetapi media sosial membuat rasa cinta tanah air seseorang
perlahan-lahan semakin pudar. Dikarenakan media sosial mempermudah masuknya budaya-
budaya asing masuk ke Indonesia. Budaya-budaya asing tersebut diterima baik oleh kalangan
remaja, yang membuat remaja masa kini hampir melupakan budaya yang ada di Indonesia. Penulis
melakukan wawancara kepada 2 pelajar di SMAN 95 Jakarta mengenai ini, ternyata masuknya
budaya asing ke Indonesia sangat dirasakan sekali oleh pelajar SMAN 95 Jakarta, mereka
memandang bahwa budaya asing terlihat lebih bebas dan lebih keren, sehingga membuat mereka
ingin meniru budaya-budaya tersebut. Budaya asing dipandang oleh pelajar di SMAN 95 Jakarta
sebagai budaya yang lagi ngetrend, jika tidak mengikutinya maka serasa ketinggalan zaman. Itulah
yang di akui pelajar SMAN 95 Jakarta.

Tetapi media sosial juga dapat meningkatkan rasa cinta tanah air seseorang, dengan cara
memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan konten yang membangkitkan rasa cinta tanah air
dan bela Negara. Contohnya, menyebarkan kartu ucapan pada saat hari-hari nasional ini
merupakan bentuk kecil dari rasa cinta tanah air. Kemudian, para pengguna dapat mengcover lagu-
lagu nasional ataupun lagu-lagu daerah dan disharing ke media sosial, sampai orang luar negri
melihat hasilnya tersebut. Zaman sekarang ini orang-orang semakin kreatif untuk memunculkan
ide-ide baru untuk membuktikan rasa cinta tanah air, banyak pengguna media sosial yang ahli
dalam bidang musik mencipatakan sebuah lagu yang isinya menggambarkan kecintaanya terhadap
Indonesia. Selanjutnya media sosial juga dapat mempersatukan bangsa dan perduli satu sama lain,
sekarang ini media sosial sering juga digunakan untuk mengumpulkan donasi bagi korban bencana
alam, warga miskin, dan pembangunan-pembangun sekolah dipelosok. Itu merupakan berbagai
macam kegiatan yang dapat mengamalkan sila ketiga pancasila yaitu “Persatuan Indonesia”
melalui media sosial. Hal tersebut dikatakan oleh guru SMAN 95 Jakarta yang penulis
wawancarai.
Guru memanfaatkan media sosial untuk proses pembelajaran dilakukan salah satunya
dengan memberikan tugas kepada muridnya kemudian diunggah di media sosial. Misalnya,
membuat video musikalisasi puisi, video pembacaan puisi, video parody salah satu sejarah bangsa
Indonesia, kemudia video tersebut di unggah ke media sosial seperti Youtube. Tugas tersebut tidak
hanya bertujuan untuk memanfaatkan media sosial sebagai perkembangan zaman saja, tetapi
sebagai bentuk menambahkan rasa cinta tanah air mereka, dan sebagai ajang pengenalan budaya-
budaya Indonesia kepada luar negeri. Penggunaan media sosial pada pelajar SMAN 95 Jakarta
juga dilakukan untuk mencari berbagai karya-karya bangsa, seperti puisi, dan gambar-gambar
batik, membuat para pelajar lebih mengenal dan mengetahui karya bangsa Indonesia.

Selain melakukan upacara bendera, menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pelajaran
dimulai, dan memenuhi dinding dengan potret-potret pahlawan untuk meningkatkan rasa cinta
tanah air murid, ternyata guru SMAN 95 Jakarta juga pandai memanfaatkan media sosial untuk
meningkatkan rasa cinta tanah air, contohnya seperti yang sudah penulis tuliskan sebelumnya.
Alasan guru memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan rasa cinta tanah air kepada muridnya
adalah mereka berpendapat bahwa zaman sekarang sudah maju, teknlogi sudah semakin canggih,
tentunya proses pembelajaran juga harus semakin canggih, salah satunya menggunakan media
sosial untuk memperlancar pembelajaran, dan juga pada zaman sekarang ini anak-anak muda lebih
suka menggunakan media sosial, internet, dan gadget mereka, maka dari situlah dengan
diberikannya tugas atau pelajaran yang memanfaatkan media sosial maka murid-murid lebih
semangat menegerjakannya karena mereka sudah terbiasa dengan media sosial. Begitulah
tanggapan dari salah satu guru SMAN 95 Jakarta menggenai pemanfaatan media sosial dalam
proses pembelajaran.

Ada beberapa alasan mengapa pelajar SMAN 95 Jakarta memanfaatkan media sosial untuk
pendidikan pada saat diluar lingkungan sekolah, sebagai berikut :
1. Sebagai sarana berkomunikasi dengan tenaga pengajar yang lebih efektif dalam proses
pendidikan dan pengajaran, pengajar ini bukan merupakan guru dari SMAN 95 Jakarta.
2. Mengoptimalkan proses pembelajaran karena tidak terikat oleh ruang dan waktu.
3. Sebagai bekal pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
4. Terkadang memanfaatkan suatu teks saja untuk belajar sulit untuk dimengerti, dengan
media sosial media ajarnya tidak hanya berupa teks, tetapi berupa gambar maupun video,
atau media-media yang lainnya.

Sedangkan alasan guru SMAN 95 Jakarta memanfaatkan media sosial untuk pendidikan adalah
sebagai berikut :
1. Ingin menggunakan multi media (gambar, video, animasi, media lainnya) dalam
penerangan suatu pembelajaran kepada murid, agar murid tidak bosan.
2. Untuk pemanfaatan Teknlogi Informasi dan Komunikasi dalam pengembangan kegiatan
belajar mengajar.
3. Sebagai pengembangan diri guna meningkatkan wawasan.
Blog merupakan salah satu dari sekian banyaknya media sosial, blog dipilih oleh pelajar
SMAN 95 Jakarta sebagai media sosial yang paling membantu dalam pendidikan. Blog sendiri
merupakan teks dokumen, gambar, objek media, dan data yang tersusun secara rapid an menuruti
kronologi tertentu, dapat dilihat melalui browser internet dan biasanya berisi catatan atau jurnal
pribadi. Blog disebut sebagai media interaktif diluar kelas, sebab guru SMAN 95 Jakarta
menggunakan blog untuk menulis suatu materi pembelajaran dan dari situlah para muridnya
mempelajari materi sebelum disampaikan di sekolah. Lalu guru juga sering menulis resume hasil
pembelajaran di blog tersebut, siswa/i memanfaatkan resume tersebut untuk sebagai pengingat
pembelajaran secara ringkas. Blog juga berguna sebagai wadah untuk menuangkat kreativitas
seorang pelajar dalam menulis, baik itu menulis pembelajaran ataupun menulis cerita karyanya
sendiri. Hal tersebut disampaikan oleh siswa yang penulis wawancarai.

Dalam kalangan remaja termasuk pelajar di SMAN 95 Jakarta, instagram menjadi media sosial
yang sangat popular dan banyak digunakan. Dikarenakan fitur yang diberikan instagram lebih
beragam daripada media sosial lainnya. Instagram juga sangat mudah untuk digunakan, tetapi
intagram lebih untuk hiburan ketimbang pendidikan. Sebab instagram hanya menyediakan
penggunanya untuk bisa mengupload foto dan video singkat saja, itulah yang membuat instagram
tidak terlalu efektif sebagai sarana pendidikan. Instagram di gemari pelajar SMAN 95 Jakarta
karena terdapat banyak postingan yang menghibur di dalam instagram, dan karena instagram
sedang popular popularnya di dunia maka para pelajar SMAN 95 Jakarta pun ingin mengikuti apa
yang sedang popular di dunia. Di instagram juga dapat mengupload kegiatan sehari-hari dengan
sangat mudah dengan fitur “story”.

Bagi siswa yang sulit mengerti dengan teks book, mereka memanfaatkan media sosial
Youtube sebagai sarana pembelajarannya. Youtube adalah media sosial yang memberikan wadah
untuk yang ingin berkreasi dan berkarya melalui media video. Banyak di youtube video-video
pembelajaran, yang dapat membantu pemahaman seorang siswa. Tak hanya pembelajaran berupa
materi saja, tetapi banyak juga pembelajaran berupa contoh-contoh latihan soal, inilah yang
membuat youtube digemari sebagain dari pelajar SMAN 95 Jakarta. Karena videonya banyak, bila
tidak mengerti dengan video yang satu, maka dapat mencari video yang lainnya sampai mengerti.
Nah, melalui youtube pelajar pun bisa memberikan pengetahuan melalui video untuk di sharing
ke publik. Belajar melalui youtube sangat mengasikan karena dengan adanya visual dan audio.

Kemudia pembahasan mengenai alasan remaja pelajar sangat gemar sekali dengan media
sosial. Media sosial telah menjadi bagian pengalaman tumbuh dewasa para remaja. Para remaja
terus berkomunikasi lewat media sosial, bahkan pada saat makan dan berjalan. Waktu yang
dihabiskan untuk media sosial lebih banyak dibanding dengan waktu yang dihabiskan untuk
belajar atau berkumpul bersama keluarga. Berbagai hal menjadi alasan remaja pelajar SMAN 95
Jakarta selalu tertarik dengan media sosial. Alasan-alasan tersebut antara lain :
1. Mendapatkan perhatian, dengan berbagi informasi di media sosial itu menjadi kunci bagi
mereka untuk mendapatkan perhatian bagi diri mereka sendiri. Remaja berbagi begitu
banyak hal di dalam media sosial.
2. Meminta pendapat, remaja pelajar seringkali meminta pendapat dan persetujuan rekan-
rekannya untuk memutuskan sesuatu. Dengan media sosial, mereka jadi lebih mudah untuk
meminta pendapat kepada teman-temannya di media sosial.
3. Menumbuhkan citra, media sosial itu tidak memperlihatkan kepribadian seseorang secara
utuh. Media sosial dijadikan sebagai tempat untuk penumbuh citra positif mereka. Mereka
akan memberikan kesan yang baik saat di media sosial agar disukai oleh pengguna media
sosial yang lainnya.

Beberapa hal yang menguntungkan dari media sosial untuk pelajar, khususnya pelajar di
SMAN 95 Jakarta, sebagai berikut :
1. Menciptakan komunitas, pelajar ditantang untuk bisa menyesuaikan diri dengan konsep
pembelajaran yang baru dan tugas-tugas khusus. Jutaan pelajar dimanapun mereka
berada sedang mempelajari sesuatu hal yang sama di saat yang bersamaan. Jaringan
untuk kelompok belajar tidak harus terbatas pada lingkup sekolah yang sama saja.
2. Melanjutkan pembahasan pelajaran, pada saat setelah pelajaran diterangkan oleh guru
disekolah, biasanya pelajar membuat jaringan kelompok belajar untuk meneruskan
pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru sebelumnya. Dalam hal ini, siswa yang
tidak masuk pelajaran dapat ikut kedalam jejaring belajar tersebut dan tidak ketinggalan
pelajaran.
3. Mendukung materi pembelajaran, dengan media sosial pelajar dibantu untuk
mengidentifikasi konten tambahan untuk memperkuat atau memperluas pembelajaran.
Dapat melalui video yaitu dari media sosial youtube.
4. Bertambahnya wawasan, secara langsung para pelajar yang merupakan pengguna
media sosial saling memberikan dan menerima berbagai macam informasi. Mereka
saling berbagi tips,trik, dan beberapa informasi yang berguna untuk bahan
pembelajaran.

Tak bisa dipungkiri lagi, kini media sosial menjadi faktor penting interaksi antar manusia,
khususnya para pelajar atau kaum remaja. Namun dengan adanya media sosial, menjadikan
seseorang terlalu terbuka akan dirinya dihadapan orang lain ataupun dengan orang yang belum
dikenalnya, khususnya pada kaum remaja. Di tambah lagi dengan munculnya smartphone yang
menyediakan kebebasan untuk bersosial media dan beberapa provider yang menyediakan
internet dengan harga yang murah untuk mengakses layanan media sosial. Internet dimana-
mana sudah mudah didapatkan yang memicu seseorang untuk mengakses media sosial.

Media sosial itu sendiri merupakan perkembangan teknologi yang memiliki pengaruh besar
dalam memberikan kemudahan bagi manusia untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Namun
kadang komunikasi di media sosial dapat menjadikan momok menakutkan bagi sebagian
remaja, karena di media sosial banyak penjahat penjahat internet yang menggunakan media
sosial untuk tindak kejahatan. Penyalah gunaan media sosial dapat menjadi boomerang dalam
kehidupan seseorang khusunya remaja, namun bagaimanapun juga media sosial tetap saja
memberi dampak positif dan negatif

Proses pengajaran di SMAN 95 Jakarta dengan memanfaatkan media sosial sangatlah


bagus, dan efektif. Menguntungkan bagi siswa/i nya dan juga gurunya. Dengan
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, memilih media sosial sebagai bagian
dari proses pembelajaran sangatlah tepat, sebab para pelajar sangat menyukai dengan
perkembangan teknologi tersebut. Ternyata media sosial tidak hanya memberikan dampak-
dampak negatif yang terlihat cukup berbahaya saja, tetapi memberikan banyak nilai-nilai
positif, itu semua tergantung bagaimana pengguna menggunakan media sosial tersebut. Lebih
hebatnya lagi, guru SMAN 95 Jakarta secara tidak langsung memberikan pelajaran kepada
murid-muridnya mengenai pengamalan atas sila-sila di pancasila dengan menggunakan media
sosial, dan respon dari murid-muridnya pun sangat baik, mereka menuruti segala perintah guru
dan dapat menyimpulkan sendiri apa tujuan dari pemberian tugas dengan memanfaatkan media
sosial tersebut.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pelajar di SMAN 95 Jakarta merupakan pelajar yang aktif dalam mengakses media
sosial. Berbagai macam alasan pelajar untuk mengakses media sosial seperti, untuk
keperluan mencari ilmu, mencari informasi, bersosialisasi, bahkan hanya untuk mengisi
waktu luang. Sebagian besar dari pelajar SMAN 95 Jakarta kecanduan media sosial, karena
sudah terbiasa mengakses dan dimanjakan oleh berbagai fitur yang diberikan oleh sosial
media. Penggunaan media sosial di SMAN 95 Jakarta juga sebagai pelengkap proses
pembelajaran, dengan maksud memanfaatkan perkembangan Teknologi Informasi &
Komunikasi.
Dampak yang dialami pelajar SMAN 95 Jakarta akibat mengakses media sosial ada
positif dan negatifnya. Dampak positifnya mulai dari sebagai sumber informasi, dapat
memperbanyak teman, sampai menambah wawasan pengetahuan. Dampak negatifnya
mulai dari mengurasi kesehatan mata, menjadikan seseorang jadi individualis, sampai
tempat beredarnya berita yang tidak benar atau hoax.
Guru SMAN 95 Jakarta menjadikan media sosial sebagai sarana untuk
menumbuhkan rasa cinta tanah air pelajarnya. Berbagai macam tugas diberikan oleh guru
kepada muridnya dengan tugasnya tersebut memanfaatkan media sosial. Contohnya, guru
memberikan tugas kepada muridnya untuk membuat video musikalisasi puisi yang bertema
tanah air lalu di posting di youtube, dan tugas berbagai macam lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro. 2011. Komunikasi 2.0. Yogyakarta : Buku Litera.


Asrori, Mustapa M. Diakses 29 Desember 2018. Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Melalui
Program Harmoni Hijau. http://jurnal.untan.ac.id/article/viewFile.
Mardhiah, Izaatul. 2017. Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air Melalui Pengembangan
Ekopesantren. Medan : UNIMED Press.
Philip, Kotler. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium Jilid 2. Jakarta : PT Prenhallindo.
Smith, P. K., dkk. 2008. Cyberbullying: Its Nature and Impact in Secondary School Pupils.
Journal of Child Psychology and Psychiatry, vol 49.
Suwarno, Gowar. 2000. Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
Dilingkungan Pekerjaan. Jakarta : Dirjen Sumber Daya Manusia.
Watie, Errika Dwi Setya. 2011. Komunikasi dan Media Sosial. Jurnal The Messenger, vol 3.
Yohana. 2014. Penanaman Sikap Cinta Tanah Air. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, vol 3.
Zarella, D. 2010. The Social Media Marketing Book. Jakarta : PT Serambi Ilmu Semessta
Anggota IKAPI.
LAMPIRAN

1. Kuesioner
2. Wawancara
- Wawancara dengan Pelajar SMAN 95 Jakarta
A. Pelajar 1
Identitas
Nama : Michelle Odilia
Kelas : 11
1. Apakah anda aktif menggunakan media sosial?
Jawaban : Iya saya aktif menggunakan media sosial
2. Apa alasan anda aktif menggunakan media sosial?
Jawaban : Karena mengikuti zaman aja, terus juga banyak informasi menarik di
media sosial.
3. Apa dampak positif yang anda terima dari penggunaan media sosial?
Jawaban : Dapat banyak informasi terbaru, bisa nambah ilmu pengetahuan, dan
membuat mudah komunikasi dengan orang yang jauh.
4. Apa dampak negatif yang anda terima dari penggunaan media sosial?
Jawaban : Kalo kelamaan bikin mata sakit, bisa bikin orang yang dekat jadi jauh
5. Apa media sosial yang sering anda gunakan?
Jawaban : Instagram
6. Mengapa anda sering menggunakan media sosial tersebut?
Jawaban : Karena instagram media sosial yang paling bagus sekarang ini, saya ikutin
aja.
7. Apa yang anda manfaatkan dari media sosial dalam hal pendidikan?
Jawaban : Kalau ada materi pembelajaran yang ga di mengerti bisa lansung cari di
youtube.
8. Menurut anda, apakah media sosial dapat mengurangi rasa cinta tanah air seseorang?
Mengapa?
Jawaban : Sedikit, karena kan banyak tuh budaya luar yang masuk ke Indonesia lewat
media sosial trus juga banyak diikutin sama anak anak muda jaman sekarang.
B. Pelajar 2
Identitas :
Nama : Ridzuana Wulandari
Kelas : 12
1. Apakah anda aktif menggunakan media sosial?
Jawaban : Iya aktif
2. Apa alasan anda aktif menggunakan media sosial?
Jawaban : Karena menurut saya media sosial dijaman sekarang ini penting ya, terus
juga media sosial mempermudah komunikasi
3. Apa dampak positif yang anda terima dari penggunaan media sosial?
Jawaban : mempermudah komunikasi sama orang yang jauh, terus juga bisa
menghibur diri
4. Apa dampak negatif yang anda terima dari penggunaan media sosial?
Jawaban : Kecanduan, kadang bikin lupa waktu, terus juga bikin males gerak
5. Apa media sosial yang sering anda gunakan?
Jawaban : biasanya pake Whatsapp sama Intagram aja sih
6. Mengapa anda sering menggunakan media sosial tersebut?
Jawaban : Kalo intagram tuh asik aja gitu, banyak yang lucu-lucu di intagram trus
dapet info-info yang terbaru, kalo whatsapp buat komunikasi sama orang jadi
gampang aja gitu ga ribet.
7. Apa yang anda manfaatkan dari media sosial dalam hal pendidikan?
Jawaban : Buat belajar tambahan dirumah, cari-cari bahan ajaran sama contoh-contoh
soal di instagram, youtube, ataupun blog.
8. Menurut anda, apakah media sosial dapat mengurangi rasa cinta tanah air seseorang?
Mengapa?
Jawaban : iya, remaja-remaja jaman sekarang tuh suka ikut gaya yang kebarat-
baratan, nah media sosial tuh mempermudah remaja buat liat budaya di barat sana.

- Wawancara dengan guru SMAN 95 Jakarta


Identitas :
Nama : Ibu Nunik Purbasari, M.pd

1. Apakah ibu memanfaatkan media sosial sebagai bagian dari kegiatan mengajar
mengajar?mengapa?
Jawaban : Iya saya menggunakannya untuk sebagian proses KBM, karena zaman
sekarang sudah maju, teknlogi sudah semakin canggih, tentunya proses pembelajaran
juga harus semakin canggih, salah satunya menggunakan media sosial untuk
memperlancar pembelajaran, dan juga pada zaman sekarang ini anak-anak muda lebih
suka menggunakan media sosial, internet, dan gadget mereka, maka dari situlah
dengan diberikannya tugas atau pelajaran yang memanfaatkan media sosial maka
murid-murid lebih semangat menegerjakannya karena mereka sudah terbiasa dengan
media sosial.
2. Bagaimana contoh ibu memanfaatkan media sosial tersebut sebagai bagian dari
kegiatan belajar mengajar?
Jawaban : Saya biasanya memerintahkan murid-murid untuk mencari sebuah materi
di blog, sebelum materi itu dipelajari di kelas. Lalu saya juga selalu menulis resume
hasil pembelajaran di blog saya, saya suruh murid-murid untuk membaca resume
tersebut dan memahaminya. Ada beberapa contoh lagi, biasanya kalau lagi ada
kegiatan bulan bahasa, murid-murid disuruh berkarya di media sosial, contohnya
membuat video musikalisasi puisi dengan tema nusantara lalu di upload di youtube.
3. Menurut ibu, apakah media sosial bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan rasa cinta
tanah air seorang pelajar?bagaimana caranya?
Jawaban : Ya tentu bisa, di media sosial kan banyak info-info dan potret-potret
keistimewahan Indonesia, perbanyak lihat dan baca info itu. Lalu juga bisa seperti
berkarya dengan tema nusantara di upload di media sosial. Terus pada hari-hari
nasional media sosial tuh dijadikan tempat untuk berbagi kartu ucapan. Hal-hal itu
bisa membuat rasa cinta tanah air seseorang bertambah.

Anda mungkin juga menyukai