Anda di halaman 1dari 14

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH MEDIA SOSIAL BAGI PROSES PERKEMBANGAN


REMAJA

SMA NEGERI 12 SEMARANG

NAMA KELOMPOK:

•ARIES PRESETIO 06

•FAZA TRIADI SAPUTRA 12

KATA PENGANTAR
      

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh media sosial terhadap
perkembangan remaja di Indonesia” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia
dan untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh media sosial terhadap
perkembangan remaja.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Sunnawara, S.pd selaku guru bahasa
Indonesia yang telah membimbing dan memberi arahan untuk membuat karya ilmiah
sederhana ini. Dan teman sekelas saya yang telah memberi saya motivasi untuk
membuat karya ilmiah tentang “Pengaruh media sosial terhadap perkembangan
remaja di Indonesia”.
Karya ilmiah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang dan pengetahuan yang sangat minim dari sumber yang terbatas.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun guna kesempurnaan karya ilmiah ini.
Saya mengharapkan semoga dari karya ilmiah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi kepada pembaca.

                                                                                   

Pamekasan, 20 Januari 2017

                                                                                  Penulis

DAFTAR ISI
Kata pengantar    

Daftar isi              

I.                   BAB I PENDAHULUAN
1.1                         Latar belakang             
1.2                         Rumusan masalah       
1.3                         Tujuan                          
1.4                         Manfaat                        
II.                BAB II KAJIAN PUSTAKA
III.             BAB III ANALISIS
3.1 Kenapa media sosial banyak digemari remaja? 
3.2 Pengaruh media sosial terhadap perkembangan remaja 
3.3 Cara mengatasi dampak negatif dari media sosial 
IV.            PENUTUP
4.1  Kesimpulan
4.2  Saran  

Daftar pustaka 
 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar belakang
Media sosial merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan
perkembangan zaman hal ini akan mempengaruhi perilaku dan kehidupan manusia masa kini. Maka
dengan adanya perkembangan teknologi kita harus bisa menyikapi dan menelaah mana
perkembangan media sosial yang baik dan mana perkembangan media sosial yang buruk.

Cara menyikapi perkembangan media sosial yang baik dengan memilih media sosial yang
sesuai dengan kebutuhan kita. Untuk menyikapi media sosial yang kurang baik harus kita saring,
yang tidak sesuai dengan pribadi kita, kita tinggalkan.

Sekarang ini tidak jarang banyak sekali anak usia dini pandai dan mahir dalam mengakses
internet. Bahkan banyak anak-anak di bawah umur memiliki akun-akun media sosial seperti
Facebook, Twitter, Instagram, Path, Tumblr, dan sebagainya. Serta di dorongnya oleh banyaknya
perusahaan yang mengeluarkan berbagai macam merk smartphone yang di mulai dari harga murah
sampai mahal. Serta dengan di berikannya fitur-fitur paket internet yang murah meriah dan dapat
memberikan kenyamanan dan keluasan bagi penggunanya.

Media sosial bagi para pelajar merupakan hal yang penting tidak hanya sebagai tempat
memperoleh informasi yang menarik tetapi juga sudah menjadi lifestyle atau gaya hidup. Banyak
pelajar yang tidak ingin di anggap jadul karena tidak memiliki akun media sosial. Media sosial bagi
para remaja biasanya di gunakan untuk mengekspresikan diri dan media sosial juga bisa di jadikan
sebagai tempat untuk menghasilkan uang.

Besarnya dampak media sosial tidak hanya memberikan dampak postif tetapi juga
memberikan dampak negatif kepada manusia terutama dampaknya bagi interaksi sesama manusia
yang saat ini telah di pengaruhi media sosial. Media sosial sedikit demi sedikit membawa kita ke
suatu pola budaya yang baru dan mulai menentukan pola pikir kita . Media sosial dapat membuat
seseorang menjadi ketergantungan terhadap media sosial.

Oleh karena itu, saya mengambil judul ini karena saya ingin mengubah pola pikir remaja
zaman sekarang dan membuat orang tua agar lebih mengawasi anak mereka pada saat membuka
media sosial.

1.2            Rumusan masalah
1.2.1         Kenapa media sosial banyak digemari oleh remaja masa kini?

1.2.2         Apa pengaruh media sosial terhadap perkembangan remaja masa kini?

1.2.3         Bagaimana cara mengatasi dampak negatif dari media sosial ?

1.3            Tujuan
1.3.1         Untuk mengetahui kenapa media sosial banyak digemari oleh remaja masa kini

1.3.2        Untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap perkembangan remaja masa kini.

1.3.3        Untuk mengetahui cara mengatasi dampak negatif dari media sosial

1.4            Manfaat
Agar remaja zaman sekarang sadar dan ingin mengubah pola pikir mereka agar tidak
terjerumus ke hal-hal negatif pada media sosial dan membuat orang tua agar lebih mengawasi anak
mereka pada saat membuka media sosial.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki,
forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial
yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai


“Sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi
dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-
generated content”.

Gamble, Teri, dan Michael dalam Communication Works sebagaimana dikutip Wikipedia


menyebutkan, media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut :

1. Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa ke berbagai banyak
orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet.

2. Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper.

3. Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya.

4. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.

Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa
memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio,
atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain
halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan
media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa
biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media
sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar,
video, grafis, dan berbagai model content lainnya.

Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi


manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan
berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berpikir, berdebat, menemukan orang yang bisa
menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas.
Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain
kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam
media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang pesat. Tak terkecuali,
keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan menciptakan personal branding.

BAB III
ANALISIS

3.1 Kenapa media sosial banyak disenangi oleh remaja?


Kata remaja berasal dari kata bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja menunjukan dengan jelas
sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak
lagi memiliki status anak. Masa remaja merupakan masa transisi sebab pada saat itu,
seseorang telah meninggalkan masa kanak-kanak namun ia juga belum memasuki
masa dewasa.

Media sosial telah menjadi bagian dari pengalaman tumbuh dewasa para
remaja. Remaja di seluruh dunia begitu lekat dengan media sosial. Mereka terus
berkomunikasi lewat media sosial, bahkan pada saat makan dan berjalan. Waktu yang
dihabiskan untuk media sosial seringkali lebih banyak dibandingkan dengan waktu yang
dihabiskan untuk belajar atau berkumpul bersama keluarga. Berbagai hal menjadi alasan
media sosial begitu mampu menarik bagi para remaja.

Dalam sebuah penelitian, para peneliti melihat tanda-tanda yang menunjukkan


bahwa media sosial dapat memicu dan mengaktifkan sirkuit otak dikalangan remaja,
dimana jaringan syaraf otak yang sama ini juga berperan dalam mengaktifkan sensasi
jika seseoran  makan cokelat atau mendapatkan hadiah uang.

Studi dilakukan oleh tim peneliti dari UCLA, yang merekrut 32 remaja umur 13
sampai 18 untuk melihat efek tertentu dari penggunaan sosial media pada otak remaja.

Para remaja yang mengunggah foto mereka disosmed, kemudian mendapatkan


“suka” atau “like” dari sesama pengguna dan pertemanan, dengan jumlah masing-
masing foto mendapatkan apresiasi dari peserta remaja lainnya. Orang-orang yang
memang sedang dalam penelitian untuk mengungkap kecanduan remaja pada sosial
media.

Di penelitian, aktivitas otak diukur menggunakan scan fMRI. Tim menemukan


fakta bahwa ketika para peserta melihat foto mereka sendiri mendapat ‘like’ dengan
jumlah besar maka disaat yang sama muncul aktivitas di berbagai daerah otak,
khususnya bagian otak dengan jaringan ‘reward’ sirkuit. Sirkuit ‘hadiah’ ini diyakini
sangat sensitif terjadi mendominasi dikalangan remaja selama bertahun-tahun.

Tim menemukan fakta lain, bahwa jumlah foto yang disukai sangat dipengaruhi
oleh keputusan para remaja itu sendiri, apakah akan memberi “Like” sendiri atau tidak,
“Kami mendapatkan foto yang diunggah sama persis namun berbeda jumlah likenya,
ada yang banyak dan ada yang tidak suka” , penulis utama studi Lauren Sherman
mengatakan, “Ketika melihat foto mendapatkan banyak atribut ‘suka’ mereka
juga secara signifikan menyukai sendiri foto tersebut sehingga diikuti dan disukai orang
lain”.

Penulis senior studi Mirella Dapretto, juga berkomentar senada bahwa efek dari
penelitian ini mungkin akan terjadi lebih besar lagi dalam kehidupan nyata.

“Dalam studi, ini adalah sekelompok orang asing yang diteliti dengan cara virtual
namun metode itu masih mendapat pengaruh bagi mereka. Kami mengharapkan efek ini
akan dapat perhatian dalam kehidupan nyata, ketika remaja disukai dari orang penting
dikalangan mereka.”

Mengenai kekhawatiran orang tua tentang pengaruh sosial media pada anak-


anak, tim mencatat bahwa media sosial memiliki fitur yang berdampak positif dan
negatif.

Peg Streep, seorang pemerhati tren digital dan remaja, menuliskan empat alasan
utama remaja menjadi maniak media sosial, seperti dilansir dalam situs Psychology
Today, Selasa, 25 Juni2013.
1.        Mendapatkan perhatian

Hasil penelitian dari Pew Research Center Study, AS, menunjukkan bahwa


sebagian besar remaja berbagi informasi di sosial media. Berbagai informasi menjadi
kunci bagi mereka untuk mendapatkan perhatian bagi diri mereka sendiri. Mereka
seringkali mengeluhkan tentang oversharing yang dilakukan pengguna media sosial lain.
Padahal, mereka sendiri juga terjebak di dalamnya. Mereka berbagi begitu banyak hal
(bahkan yang bersifat pribadi) di dalam media sosial.

2.        Meminta pendapat

Remaja seringkali meminta pendapat dan persetujuan rekan-rekannya untuk


memutuskan sesuatu. Itu wajar jika di dunia nyata. Namun, dengan adanya media sosial,
mereka menjadi meminta pendapat untuk hal yang tidak penting. Contohnya, mereka
akan semakin sering menggunggah foto untuk sekadar melihat bagaimana komentar
rekan-rekannya. Semakin banyak pujian atau sekadar “Like” di Facebook akan membuat
mereka merasa populer. Dengan kata lain, media sosial menjadi indikator kepopuleran
meraka. Ada "kepuasan intrinsik" pada remaja jika mereka populer di media sosial.
Bukan hanya lewat foto, remaja seringkali menulis status yang berisikan permintaan
saran pada rekan-rekan mereka. Dan lagi-lagi, ini bukanlah hal yang penting untuk dibagi.
3.   Menumbuhkan citra

Media sosial tidak akan mampu mendeskripsikan pribadi seorang pengguna secara utuh.
Oleh sebab itu, remaja menjadikan media sosial sebagai penumbuh citra positif mereka. Remaja
akan cenderung memberikan kesan yang baik saat di media sosial. Mereka berharap orang lain
melihat mereka seperti apa yang mereka harapkan.

4.        Kecanduan

Media sosial membuat remaja kecanduan. Mereka akan sulit mengalihkan pandang dari situ.
Mereka "terjebak" dalam lingkaran drama media sosial. Meskipun mereka terus mengeluh tentang
"drama" dalam media sosial, kenyataannya mereka juga pelaku drama tersebut.

 
3.2 Pengaruh media sosial terhadap perkembangan remaja masa kini
Bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja, media sosial seakan
sudah candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir 24 jam mereka
tidak lepas dari smartphone. Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh
kalangan remaja antara lain ; Facebook, Twitter, Path, Youtube, LINE, Instagram, BBM.
Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik
banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Media sosial memang menawarkan
banyak kemudahan yang membuat para remaja betah berlama-lama berselancar di
dunia maya. Hasil riset yang dilakukan Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) Indonesia
bersama Yahoo menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi
pengguna internet di Idonesia (64%). Pesatnya perkembangan dunia online ini mulai
dilirik sebagai peluang emas oleh para pebisnis.

Pesatnya perkembangan media sosial juga dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki
media sendiri. Jika untuk media tradisional seperti televisi, radio atau koran dibutuhkan modal yang
besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Para pengguna media
sosial bisa mengakses menggunakan jaringan internet tanpa biaya yang besar dan dapat dilakukan
sendiri dengan mudah.

Pengguna media sosial di kalangan remaja ini juga menimbulkan pro dan kontra. Pengguna
media sosial seringkali mengganggu proses belajar remaja, sebagai contoh ketika sedang belajar lalu
ada notification chatting dari teman yang akhirnya dapat mengganggu proses belajar, dan kebiasaan
seorang remaja yang berkicau berkali-kali di twitter yang terkadang hanya untuk mengeluhkan
betapa sulit pelajaran yang sedang dia kerjakan.

Ada pula beberapa kasus seorang remaja dilaporkan hilang oleh orang tuanya
yang ternyata kabur bersama teman yang baru saja dikenalnya di Facebook. Selain itu,
masih ada sebuah dampak yang banyak menjadi perdebatan dan bahan penelitian
banyak pihak, yaitu dampak radiasi. Beberapa peneliti meyakini radiasi smartphone
sangat tinggi dan penggunaannya memberi dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Dalam
sebuah penelitian dinyatakan, media sosial berhubungan dengan kepribadian introvert.
Semakin introvert seseorang maka dia akan semakin aktif di media sosial sebagai
pelampiasan.

 Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu menggambarkan
keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja tersebut memposting
sisi hidupnya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya
mereka merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan
berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap individu mampu
menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan dunia
nyata. Hal ini dalam sosiologi disebut dengan istilah dramaturgi atau presentasi diri
(The Presentation of Self ) untuk menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri
pada lingkungan atau panggung tertentu.

DAMPAK NEGATIF MEDIA SOSIAL PADA PERKEMBANGAN REMAJA


1. Dampak pada perkembangan fisik
Saat ini dalam beraktivitas para remaja sudah banyak menggunakan internet hal tersebut
menyebabkan perkembangan fisik remaja yang terlalu dipapar oleh internet banyak mengalami
physical decline. Contohnya problem visual seperti kelelahan mata, sakit kepala bahkan
pengelihatan kabur, selain itu obesitas juga kasus yang sering terjadi akibat berkurangnya aktivitas
fisik.

Obesitas pada remaja dapat memicu terjadinya ketidak seimbangan hormonal dan
metabolisme yang akan menggiring terjadinya serangan jantung premature.

2. Dampak pada perkembangan emosi dan sosial


Pada remaja, perkembangan emosi tidak terlepas dari interaksinya dari lingkungan sosial.
Bila lingkungan sosial yang ada di sekeliling remaja berupa lingkungan sosial yang “virtual” dan tidak
pada kenyataannya, maka perkembangan emosi remaja juga cenderung tidak kuat karena umpan
balik dari lingkungan virtual dapat diatur sesuai kehendak individu sedangkan umpan balik dari
lingkungan nyata belum tentu sesuai dengan kehendak individu. Sehingga individu harus
mengembangkan keterampilan sosial dan emosi untuk mengatasinya

3. Dampak pada perkembangan moral


Dampak pada perkembangan moral terutama terjadi karena pemaparan pada situs-situs
yang banyak mengandung unsur pornografi dan kekerasan. Banyak kasus di Indonesia tentang
kekerasan dan kejahatan seksual pada remaja yang baik pelaku maupun korbannya adalah remaja
akibat eksposure terhadap situs-situs internet yang tidak terkontrol oleh orang dewasa yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan remaja di Indonesia.

DAMPAK POSITIF MEDIA SOSIAL PADA PERKEMBANGAN REMAJA

1. Dampak pada perkembangan fisik


Salah satu dampak bila media sosial digunakan dengan tepat adalah adanya kemungkinan
untuk melakukan aktivitas fisik tanpa dibatasi oleh waktu dan dapat dilakukan dirumah.

2. Dampak pada perkembangan emosi dan sosial


Banyak remaja mengembangkan sense of power an accomplishment bila mereka mampu
menggunakan internet. Pada umumnya remaja memulai interaksi dengan media sosial karena alasan
bermain. Namun dari bermain dapat pula dikembangkan kemampuan kreatif, interaksi yang baik dan
mengembangkan kemampuan komunikasi, bahkan memperkaya kemampuan berbahasa.
3. Dampak pada perkembangan moral
Media sosial juga dapat memicu tumbuhnya rasa solidaritas, contohnya dalam aksi
kemanusiaan dapat dengan mudah di bagikan di media sosial. Hal tersebut dapat mendorong
perkembangan moral yang kuat.

 
3.3 Cara mengatasi dampak negatif dari media sosial

1.      Peran orang tua sebagai pendamping sangatlah dibutuhkan. Kondisikan bahwa masuk ke situs
negatif (konten porno atau kekerasan) itu sesuatu yang tabu, sehingga penggunaan komputer harus
terbuka dan orang tua harus bisa melihat.

2.      Letakkan komputer di ruang keluarga atau ruangan yang sering dilewati umum sehingga dapat terus
dipantau kegiatan anak saat mengakses internet (sebaiknya tidak di kamar tidur anak) .

3.       Tentukan waktu online bersama. Orang tua dan anak bersama-sama duduk di komputer, berdiskusi
tentang berbagai informasi dari internet.

4.       Pembatasan waktu browsing. Biasakan anak untuk disiplin mematuhi batasan waktu menggunakan
internet. Hindari anak duduk didepan komputer hingga larut malam.

5.      Komunikasikan manfaat positif maupun negatif internet kepada anak secara gamblang. Jelaskan,
internet adalah media informasi yang paling praktis serta tak terbatas. Namun, ada beberapa pihak
yang memanfaatkan internet untuk maksud-maksud yang tidak baik.

6.      Berikan tips praktis untuk menghindari pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan sepihak dari
pengguna internet. Misalnya, dengan tidak memberi data pribadi, tidak memberikan nomor telepon
dan alamat serta tidak memberikan foto pada siapapun yang tidak dikenal.

7.      Menggunakan internet protection software lokal. Langkah ini merupakan langkah mudah dan efisien
untuk menghindarkan anak anda dari pengaruh negatif internet, termasuk dari situs lokal. Penyedia
jasa proteksi ini akan memfilter semua jenis informasi maupun gambar dari layar komputer anak
anda.

8.      Jika anak memperlihatkan tingkah laku tak wajar, segera diskusikan dengan mereka. Cari tahu,
apakah internet menjadi penyebabnya.

9.      Tekankan pada anak bahwa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tak kalah pentingnya
dengan berinternet ria sepanjang hari.

10.  Jika anak anda mulai terlihat kecanduan internet atau game, segera diskusikan dengan ahli. Mereka
tahu betul bagaimana menjadikan hidup anak anda tak hanya dihabiskan di depan komputer

11.  Menggunakan bahasa dan perkataan yang sopan dalam menggunakan jejaring sosial.

12.  Tidak lupa bersosialisasi di kehidupan nyata agar tidak terpengaruh terhadap dunia maya. Maka dari
itu perlu ada peranan dan kesadaran dari berbagai pihak untuk membina generasi penerus bangsa
agar tidak terpengaruh terhadap hal yang merugikan dan melanggar norma masyarakat. 

 
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki,
forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial
yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai


“Sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi
dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-
generated content”.

Peg Streep, seorang pemerhati tren digital dan remaja, menuliskan empat alasan
utama remaja menjadi maniak media sosial, seperti dilansir dalam situs Psychology
Today, Selasa, 25 Juni2013 :

1.        Mendapatkan perhatian

2.        Meminta pendapat

3.        Menumbuhkan citra

4.        Kecanduan

Pengguna media sosial di kalangan remaja ini juga menimbulkan pro dan kontra.
Pengguna media sosial seringkali mengganggu proses belajar remaja, sebagai contoh
ketika sedang belajar lalu ada notification chatting dari teman yang akhirnya dapat
mengganggu proses belajar, dan kebiasaan seorang remaja yang berkicau berkali-kali di
twitter yang terkadang hanya untuk mengeluhkan betapa sulit pelajaran yang sedang dia
kerjakan.

Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu menggambarkan
keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja tersebut memposting
sisi hidup nya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya
mereka merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan
berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap individu mampu
menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan dunia
nyata. Hal ini dalam sosiologi disebut dengan istilah dramaturgi atau presentasi diri
(The Presentation of Self ) untuk menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri
pada lingkungan atau panggung tertentu.

4.2 Saran
Sudah selayaknya bagi setiap elemen masyarakat, baik itu anak-anak, remaja dan orang tua
menggunakan media sosial secara bijak, tidak berlebihan dan digunakan hanya ketika dapat
memberi manfaat agar terhindar dari kecanduan media sosial.

Remaja saat ini sudah seharusnya menggunakan jaringan internet secara bijak sehingga kita
tidak menjadi orang yang mencandu akan jejaring sosial. Sebaiknya para pengguna situs jejaring
sosial ini tidak harus berhenti total untuk tidak menikmati situs tersebut, namun lebih bijak kalau
secara perlahan untuk menguranginya yaitu dengan mengurangi jam bermain Facebook, Twitter,
Instagram dan lain - lain.
Implementasikan sosial media dengan baik dan benar, gunakan peluang yang ada sebagai sarana
yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial

Anda mungkin juga menyukai