Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

LITERASI MEDIA SEBAGAI KONTEKS SEJARAH


Makalah ini untuk memenuhi tugas literasi media dengan dosen pengampu
SRI WAHYUNI S.KOM,M.SN

DISUSUN OLEH :

- AHMAD NURMADI LUBIS 212221800045


- FABIO FAHREZI CANAVARO 2122000031
- MAHARANI PUTRI SYAHRIN 2122000036
- PUTRI RAMADHANI 2122000040
- RIZKI RAHMADI 2122000012

PROGRAM STUDI FILM DAN TELEVISI

FAKULTAS SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS POTENSI UTAMA

MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dari kelimpok 1 dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Literasi Media Sebagai Konteks Sejarah” ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk


memenuhi tugas Ibu Dosen , Sri Wahyuni, S. Kom, M. Sn. Pada bidang
studi Literasi Media Kelas A Malam Semester 4. Selain itu, makalah itu juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Literasi Media Sebagai Konteks
Sejarah bagi para pembaca dan juga bagi kami kelompok 1.

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami kelompok 1 dapat
menyelesaikan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari, Bahwa makalah yang


kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
I.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
I.3 Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3
II.1 Pengertian Literasi Media.......................................................... 3
II.2 Sejarah Literasi Media ............................................................... 3
BAB III PENUTUP ................................................................................... 9
III.1 Kesimpulan ................................................................................ 9
DAFTAR PUSAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1Prinsip Evolusi......................................................................... 5

Gambar II.2 Prinsip Ekologi ...................................................................... 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia mengalami pengglobalan dalam bidang komunikasi


dan informasi, sejak kemunculan internet pada pertengahan 90-an.
Teknologi informasi yang berbentuk media massa (media cetak,
media elektronik dan media baru) merupakan media yang mampu
membangun interaksi sosial dan terjadinya perubahan sosial.
Perkembangan media dan teknologi yang sangat pesat memberikan
pengaruh yang besar dan mendominasi seluruh sektor kehidupan
masyarakat. Termasuk di dalamnya anak-anak dan remaja sebagai
elemen masyarakat. Perhatian ini menjadi penting karena media bisa
seperti dua ujung pedang yang memberikan efek positif juga negatif
kepada masyarakat.

Kenyataannya saat ini khalayak remaja terus diterpa oleh


ribuan pesan melalui media baik dalam bentuk-bentuk yang standar
seperti poster, radio, televisi hingga games. Didunia, produksi media
terus meningkat baik dalam bentuk buku hingga media online.

Efek media massa akibat perkembangan teknologi komunikasi


dan informasi bisa positif maupun negatif. Pada masa awal tahun 2000
banyak sekali beredar majalah-majalah, tabloid maupun surat kabar
yang dengan bebas menampilkan gambar-gambar seronok, porno atau
semi porno contohnya majalah play boy. Dengan bebasnya majalah-
majalah tersebut memasang gambar atau cover yang semi porno atau
setengah bugil khusunya gambar-gambar tubuh wanita bikini,
bergaun transparan, atau tubuh polos tanpa sehelai benangpun.
Gambar-gambar tersebut akan merangsang para remaja untuk dapat

1
mencoba bagaimana jika itu nyata dan dapat mereka rasakan. Setelah
masuk ke era internet hingga sekarang tahun 2023, gambar-gambar
seronok atau porno tersebut makin mudah untuk diakses terutama
remaja yang sudah melek internet menggunakan gadgetnya.

Untuk menghadapi terpaan media massa, maka aktifitas


literasi media menjadi suatu yang strategis untuk melindungi
khalayak dari serbuan tayangan media massa. Di Indonesia, kegiatan
literasi media lebih didorong oleh kekhawatiran bahwa media dapat
menimbulkan dampak negatif. Anak dan remaja menjadi kelompok
penerima manfaat dalam kegiatan literasi media karena kelompok
usia ini dianggap sebagai kelompok yang paling rentan terhadap
dampak media sehingga perlu dilindungi.

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah :


bagaimana literasi media dalam konteks sejarah ?

I.3 Tujuan

Pada makalah ini memiliki tujuan untuk mengetahui sejarah terkait


literasi media.

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Literasi Media

Menurut (Kumiawati & Baroroh, 2016) kata literasi media dibagi atas
dua suku kata, literasi dan media. Literasi merupakan kemampuan seseorang
dalam menulis dan membaca. Sementara media dipahami sebagai alat yang
digunakan untuk memperantarai sesuatu, maka dapat disebutkan bahwa
literasi media merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan untuk
memahami, mencari, dan memanfaatkan media untuk mendapatkan informasi
dari berbagai sumber.

Pemahaman literasi media secara sederhana dapat dijelakan sebagai


kemampuan seseorang untuk memilih informasi yang disampaikan oleh
media. Pemilihan informasi tersebut dapat menilai mana informasi yang baik
dan mana informasi yang buruk. Dengan literasi media, seseorang dapat
menjadi lebih aktif, kritis, serta menganalisis sebuah informasi agar informasi
yang didapatkan dari media tersebut merupakan informasi yang dapat
dipercaya ( Novianti & Fatonah, 2018).

II.2 Sejarah Literasi Media

Pada tahun 1964 merupakan tahun di mana sejarah literasi media


dimulai di seluruh dunia yang pada tahun tersebut UNESCO sedang
mengembangkan prototype model program pendidikan media. Setelah itu,
berbagai negara dunia mulai memberikan perhatian terhadap literasi media,
dengan menerapkan literasi media dalam pendidikan baik secara formal dan
non formal. Di Indonesia, kegiatan literasi media dikenal sejak tahun 200-an
setelah maraknya berbagai dampak media massa. Media massa sejak saat itu
merupakan suatu hal yang akrab di kalangan masyarakat umumnya dan para
remaja khususnya. ( Inda Fitryanrini, 2017: 51 )

3
Menurut ( Seno Gumira ) pendekatan sejarah memberikan konsep yang
lebih luas bagi literasi media sebab dengan mempelajari sejarahnya kita dapat
mengetahui suatu peristiwa tertentu tentang perkembangan media yang
kemudian diharapkan dapat menemukan makna terhadap pola-pola yang
kemudian muncul tentang kenapa pada akhirnya suatu media tercipta.
Kemudian, dengan mempelajari sejarah dari perkembangan media,
setidaknya akan memberikan kita 8 manfaat pengetahuan tentang
perkembangan literasi media :

1. Menambah pemahaman kita tentang peristiwa sejarah besar.


2. Memberikan perspektif ke dalam suatu sajian media.
3. Presentasi media dapat menjadi barometer pada zaman tertentu.
4. Referensi sejarah dapat memberikan petunjuk tentang tema dan pesan
yang terkandung dalam sajian media.
5. Menelusuri sejarah media dari waktu ke waktu dapat memberikan
wawasan tentang perubahan dalam suatu budaya.
6. Presentasi media dapat meramalkan peristiwa sejarah.
7. Menelaaah program media dari era yang berbeda dapat memberikan
perspektif tentang sikap, nilai, dan perilaku budaya.
8. Presentasi media dapat mendistorsi peristiwa sejarah

Menurut ( Art Silverblatt ) untuk mengetahui sejarah dari literasi media


menggunakan sistem biologi.
A. SISTEM BIOLOGI

menggunakan sistem biologi sebagai analogi yang berguna untuk


memahami sejarah perkembangan media melalui prinsip evolusi dan
prinsip ekologi :

1. Prinsip Evolusi
Prinsip Evolusi mengacu pada pola dimana spesies berkembang
dari bentuk kehidupan sebelumnya. Menurut para ilmuwan,
bentuk kehidupan dimulai dari organisme sederhana. Seiring

4
waktu, organisme ini menjadi lebih kompleks untuk beradaptasi
dengan situasi dan lingkungan baru. Bentuk kehidupan yang tidak
dapat beradaptasi, seperti dinosaurus pun akan punah.

Melalui pengertian prinsip evolusi tersebut, Art Silverblatt pun


mengelompokkan evolusi media sebagai berikut :

Gambar II.1Prinsip Evolusi

I). The Inception Stage (Tahap Permulaan)

- Penemuan medium - Desentralisasi (Tidak Berpusat)


- Para penemu tidak memikirkan implikasi komersial dan fokus pada
kemungkinan-kemungkinan proyek yang mereka miliki.
- Peristiwa-peristiwa bersejarah berperan penting dalam perkembangan
sistem-sistem media.

Contoh dari perkembangan ini adalah penemuan radio, sebab penemuan


radio bermula ketika pada tahun 1887 Heinrich Rudolf Hertz, fisikawan
Jerman menemukan pengiriman energi listrik dari 2 titik poin tanpa kabel
yang kemudian namanya diabadikan dalam satuan frekuensi hertz.
Kemudian, pada tahun 1892 Edouard Branly, fisikawan Perancis menemukan
konduktor Radio dan pada tahun 1893 Nikola Tesla, ilmuwan Serbia
melakukan demonstrasi pertama komunikasi nirkabel dan barulah pada tahun
1895 Gugilelmo Marconi, ilmuwan Italia bereksperimen dengan gelombang
Hertzian dan mampu mengirim dan menerima pesan lebih dari satu setengah
mil. Namun penemuan ini juga dipengarui oleh peristiwa bersejarah lainnya .
yaitu perang dunia ke-1 yang pada saat itu mampu menaikkan pertumbuhan

5
industri radio dikarenakan kebutuhan komunikasi menggunakan medium
radio.

II). The Embryonic Stage (Tahap Embrionik)

- Potensi komersial akan suatu medium mulai terlihat, sehingga banyak


perusahaan mulai memberikan sponsor bagi para penemu.
- Biaya produksi perangkat keras (hardware) suatu media masih mahal,
sehingga target market ditujukkan untuk kaum elit dan makmur.
- Terjadinya eksperimentasi dalam gaya, struktur dan konten.

III). The Popular Stage (Tahap Populer)

- Sudah mendapatkan massa.


- Hardware menjadi lebih murah.
- Penjualan iklan di radio lebih menuntungkan ketimbang penjualan
radio itu sendiri. - Menggunakan strategi broadcasting.
- Genre mulai digunakan.

IV). The Mature Stage (Tahap Dewasa)

- Perusahaan media telah terserap oleh para konglomerat.


- Media sebagai sebuah produk berdasarkan potensi profit.
- Berani untuk menggunakan strategi Narrowcasting.
- Mulai muncul kompetisi antar satu acara dengan acara lain.
- Mulai bermain dengan konvensi Genre.

B. Prinsip Ekologi

Prinsip Ekologi menawarkan konstruksi yang berguna untuk


memahami hubungan kompleks antara sistem media, terutama setelah
kemunculan media digital.

6
Gambar II.2 Prinsip Ekologi

I). Fase 1: Media baru sebagai ancaman

- Pemograman : Sebuah program situasional komedi (sitkom) di radio


banyak yang pindah ke televisi.
- Penonton : Munculnya media yang baru menyedot basis penonton dari
sistem media yang sudah mapan.
- Keuangan : Persaingan sistem media yang baru mengancam stabilitas
keuangan media yang sudah mapan.

II). Fase 2: Spesialisasi

- Inovasi Teknologi : Kehadiran bioskop membuat televisi kehilangan


para penontonnya serta penemuan teknologi warna dan suara dalam
medium sinema.
- Pemograman : Evolusi media membebaskan media mapan dengan
mengembangkan pemograman khas mereka sendiri.
- Narrowcasting : Menyasar pasar remaja untuk mencari basis penonton
sebagai saingan terhadap media mapan.

III). Fase 3: Asimilasi (Perdamaian antara Media Mapan dan Media


yang baru)

- Konsolidasi Kepemilikan : Misalnya dalam kasus baru-baru ini adalah


perusahaan animasi Disney yang mengakuisisi perusahaan film bernama
FOX

- Konvergensi Teknis : Memiliki dampak transformatif pada sistem media


yang sudah mapan. - Pemograman : Pemograman juga telah berasimilasi

7
di seluruh lanskap media, semisal lagu yang dahulunya hanya diputar di
radio sekarang sudah bisa diputar dengan kehadiran smartphone.

8
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Semakin maju era media massa yang awalnya dari media cetak hingga
sekarang sudah muncul media online dan semakin mudah untuk
masyarakat mengakses media tersebut. Disini peran literasi media
sangat diperlukan untuk menghalangi dampak negatif dari media yang
sudah mudah untuk diakses.

9
DAFTAR PUSTAKA
Ajidarma, G. S. (2017), Modul Pembelajaran Mata Kuliah : Literasi Media.
IKJ Film & Televisi.
Fitryarini, Inda (2017), “Literasi Media Pada Mahasiswa Prodi Ilmu
Komunikasi” Universitas Mulawarman Jurnal Ilmu Komunikasi.
Kurniawati, J., & Baroroh, S. (2016). “Literasi media digital mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Bengkulu.” Jurnal Komunikator.
Novianti, D., & Fatonah, S. (2018). “Literasi Media Digital di Lingkungan
Ibu-Ibu Rumah Tangga di Yogyakarta”. Jurnal Ilmu Komunikasi.
Silverblatt, Art dkk (1995). Media Literacy: Keys to Interpreting Media
Messages (4th) Edition. London: Praeger.

Anda mungkin juga menyukai