Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
Assalamu’alaikum Wr.Wb…
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT. Senantiasa kita ucapkan atas
karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya kami bisa menyelesaikan
makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Media Baru. Selain itu, tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah
wawasan tentang ----------- bagi para pembaca dan penulis.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran yang
membangun agar penyusunanmakalah selanjutnya lebih baik.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam menyikapi hal ini, dibutuhkan adanya strategi kebudayaan untuk terbuk
a mengambil nilai-nilai universal dalam semua bidang baik ilmu, teknologi, ekonomi
dan budaya tanpa kehilangan jati diri sebagai sebuah bangsa yang berdaulat dan berm
artabat di tengah bangsa-bangsa lain. Budaya tradisional merupakan kekayaan nasiona
l yang berharga dan tidak pengganggu proses pembangunan dan modernisasi.
Dalam perspektif teori ini, ketika terjadi proses peniruan media negara
berkembang dari negara maju, saat itulah terjadi penghancuran budaya asli di negara
ketiga. Kebudayaan Barat memproduksi hampir semua mayoritas media massa di
dunia ini, seperti film, berita, komik, foto dan lain- lain. Dominasi ini dapat terjadi
didukung oleh:
1. Dunia Barat mempunyai uang/ modal. Dengan uang, mereka akan bisa
berbuat apa saja untuk memproduksi berbagai ragam sajian yang
dibutuhkan media massa. Bahkan media Barat sudah dikembangkan secara
kapitalis. Dengan kata lain, media massa Barat sudah dikembangkan
menjadi industri yang juga mementingkan laba/ keuntungan.
2. Dunia Barat mempunyai kemapanan atas teknologi. Dengan teknologi
modern yang mereka punya memungkinkan sajian media massa diproduksi
secara lebih baik, meyakinkan dan seolah terlihat nyata. Contohnya saja
dalam penciptaan film- film produksi amerika serikat yang berifat
pencitraan bagi amerika serikat itu sendiri. Semua sudah bisa dikerjakan
dengan teknologi komputer yang seolah kejadian nyata. Semua itu bisa
diwujudkan karena negara Barat mempunyai teknologi modern. Sehingga
negara dunia ketiga tertarik untuk membeli produk Barat tersebut. Oleh
karena itu, membeli produk itu jauh lebih murah jika dibandingkan dengan
membuatnya sendiri.
Salah satu aspek yang kerap kali dibahas mengenai imperialisme dari media baru
adalah budaya.
Budaya menjadi salah satu hal yang selalu mengalami perubahan dari masa ke
masa. Singkatnya imperialisme budaya adalah ketika suatu negara atau koalisi negara
yang maju secara finansial, politik, atau teknologi menggunakan budaya untuk
menciptakan dan mempertahankan dominasi atau hubungan yang tidak setara antara
negata atau kelompok negara lain. Ini adalah hubungan manusia dan budata yang
tidak setata antara kelompok sosial yang didasarkan pada keyakinan akan superioritas
dan dominasi.
1. Pengaruh Media Baru dalam Membentuk Opini dan Narasi: Media baru,
seperti platform media sosial dan situs web berita, memiliki kekuatan besar
dalam membentuk opini publik dan menyebarkan narasi. Dalam konteks
imperialisme, media baru dapat digunakan untuk memperkuat narasi dominan
negara-negara yang lebih kuat atau untuk menentang hegemoni mereka.
Misalnya, platform media sosial dapat digunakan oleh gerakan sosial dan
aktivis untuk menggalang dukungan internasional dan menyebarkan informasi
tentang penindasan atau eksploitasi oleh kekuatan imperialist.
2. Konsentrasi Pemilikan Media: Media baru sering kali berada di bawah kendali
perusahaan-perusahaan besar yang memiliki kepentingan ekonomi dan politik
yang kuat. Konsentrasi pemilikan media ini dapat mengarah pada
homogenisasi narasi dan perspektif yang disampaikan kepada publik.
Meskipun media baru memberikan akses yang lebih besar kepada individu
untuk berpartisipasi dalam produksi dan distribusi konten, masih ada
konsentrasi pemilikan media di tangan beberapa perusahaan besar. Hal ini
dapat memperkuat dominasi kekuatan ekonomi dan politik tertentu dalam
menyebarkan narasi dan informasi yang mendukung kepentingan mereka,
sehingga memperkuat imperialisme.
3. Pengaruh Politik dan Ideologi: Media baru dapat menjadi alat untuk
menyebarkan ideologi atau agenda politik dari negara-negara yang memiliki
kekuatan ekonomi dan politik yang dominan. Hal ini dapat menyebabkan
hegemoni budaya, di mana budaya dan nilai-nilai dari negara-negara tertentu
mendominasi di seluruh dunia.
4. Eksploitasi Sumber Daya: Perusahaan media besar dari negara-negara yang
lebih kuat secara ekonomi dapat memanfaatkan sumber daya dari negara-
negara yang lebih lemah untuk memproduksi konten media. Hal ini dapat
mengarah pada representasi yang tidak seimbang atau distorsi dalam cakupan
berita dan narasi tentang negara-negara tersebut.
5. Kontrol terhadap Platform Digital: Perusahaan teknologi besar yang
mengoperasikan platform media sosial dan layanan streaming memiliki
kekuatan besar dalam menentukan jenis konten yang dipromosikan dan
disaring kepada pengguna. Hal ini dapat mempengaruhi persepsi dan
pandangan dunia pengguna secara signifikan.
3.1 Kesimpulan
Teori imperialisme budaya muncul sejak tahun 1960 dan telah menjadi topik
pembahasan di kalangan elit politik sejak tahun 1970. Tulisan pertama Schiller yang
dijadikan dasar bagi munculnya teori ini adalah Communication and Cultural
Domination. Alasannya, media Barat mempunyai efek yang kuat untuk
mempengaruhi media dunia ketiga. Dalam perspektif teori ini, ketika terjadi proses
peniruan media negara berkembang dari negara maju, saat itulah terjadi penghancuran
budaya asli di negara ketiga. Dengan uang, mereka akan bisa berbuat apa saja untuk
memproduksi berbagai ragam sajian yang dibutuhkan media massa. Dengan kata lain,
media massa Barat sudah dikembangkan menjadi industri yang juga mementingkan
laba/ keuntungan. Dengan teknologi modern yang mereka punya memungkinkan
sajian media massa diproduksi secara lebih baik, meyakinkan dan seolah terlihat
nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Hardiyanti, R., & Irianti, E. (2023). Korean Wave Dalam Perspektif Imperialisme
Budaya. Prosiding Nasional FISIP Universitas Islam Syekh-Yusuf, 1, 111-116.
Indrawan, J., & Ilmar, A. (2020). Kehadiran media baru (new media) dalam proses
komunikasi politik. Medium, 8(1), 1-17.