TENTANG
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kedarirat Allah SWT karna atas rahmatnya,karunia dan kasih
sayangnya,kita dapat menyelesaikan makalah kita dengan sebaik mungkin.Sholawat beserta
salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW,dan tidak lupa pula kita ucapkan
terimakasih kepada Ibuk RESVA INGRIZA, M.Pd selaku dosen pembimbing pembelajaran
kuliah Kewarganegaraan.Dalam penulisan makalah ini,kita menyadari bahwa masih banyak
terdapat kesalahan dan kekeliruan yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan
teknik pengetikan,walaupun demikian ini adalah usaha maksimal dari kami selaku penulis
makalah ini,semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambahkan wawasan ilmu
pengetahuan,dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan kritik yang
membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya
Kelompok 13
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...ii
BAB I : PEMBAHASAN
A.LATAR BELAKANG…………………………………………………………….1
B.RUMUSAN MASALAH………………………………………………………..1
C.TUJUAN……………………………………………………………………………..1
BAB II : PEMBAHASAN
A.KESIMPULAN……………………………………………………..
B.SARAN……………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kata globalisasi tersebut menunjukkan gejala menyatunya kehidupan manusia di planet bumi ini tanpa
batas-batas fisik- geografi dan sosial yang kita kenal sekarang Globalisasi berkembang melalui proses
yang dipicu dan dipacu oleh pesatnya "revolusi" di bidang teknologi komunikasi atau informasi, olahraga
dan perdagangan yang dikenal dengan istilah Triple T. Globalisasi ini membawa angin perubahan baru
dalam kehidupan kita, baik sebagai individu maupun dalam kehidupari bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara Angin perubahan sebagai dampak kesejagatan tersebut di satu dapat membawa kemajuan,
namun di sisi lain dikhawatirkan akan menghancurkan atau sedikitnya mengikis bangsa (nation tate). Hal
ini seperti yang dipikirkan Naisbitt. bahwa menyatunya Skehidupan di dunia (globalisasi) disertai dengan
munculnya berbagai paradoks.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa GLOBALISASI SEBAGAI TANTANGAN ?
2. Apa itu GLOBALISASI DAN NASIONALISME ?
3. Bagaimana caraMENINGKATKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA DALAM
MENGHADAPI ERA GLOBALISASI ?
C.TUJUAN
1. Mengetahui GLOBALISASI SEBAGAI TANTANGAN
2.Mengetahui GLOBALISASI DAN NASIONALISME
3. Mengetahui MENINGKATKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA DALAM
MENGHADAPI ERA GLOBALISASI
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Kartasasmita (1996) transformasi global ditentukan oleh dua kekuatan besar
yang saling menunjang, yaitu perdagangan dan teknologi Perdagangan akan berkembang begitu
cepat dan mengubah pola-pola kehidupan manusia. Pola-pola kehidupan itu ditanggung oleh
kemajuan teknologi yang telah mengubah bentuk-bentuk hubungan antarmanusia dengan lebih
cepat, lebih intensif, dan lebih beragam.
Akibat hubungan bisnis yang telah menyatukan umat manusia maka mulai timbul
kesadaran yang lebih intens terhadap hak-hak dan kewajiban asasi manusia. Sejalan dengan itu,
kehidupan demokrasi semakin marak dan manusia ingin menjauhkan diri dari berbagai bentuk
penindasan dan kesengsaraan, diktator, dan perang. Emil Salim (1996) asasi manusia
mengemukakan bahwa liberalisasi dalam bidang ekonomi dan perdagangan dewasa ini juga
menuntut liberalisasi dalam bidang politik. Keduanya harus berjalan karena saling menunjang.
Liberalisasi ekonomi tidak mungkin terjadi tanpa liberalisasi politik. Liberalisasi politik berarti
keterbukaan masyarakat di mana setiap warga negara menyadari hak-hakinya sebagai warga
negarm dan sebagai manusia yang satu di dunia ini. Perdagangan duria yang semakin global
telah melakukan kerja sama yang nasional, regional, dan internasional. Manusia ingin saling
bantu, saling menguntungkan dan hidup bersama di dunia. Mereka juga saling bersaing satu
sama lain menghasilkan produk-produk dan jasa yang semakin baik bagi kehidupan. Sejalan
dengan proses globalisasi perdagangan dan kemajuan teknologi semakin meningkatnya
kesadaran manusia akan hak-haknya sebagai bagian dari uma manusia yang perlu dihormati.
Solidaritas umat manusia semakin kental dan semakin bersatu dan karena itu menuntut pula
pendidikan yang lebih baik, derajat kesehatan yang semakin tinggi, penghapusan kemiskinan,
dan hidup bersama dalam suasana damai.
Transformasi bukan berjalanan tanpa tantangan. John Naisbitt mengatakan globalisasi
mengandung berbagai paradoks, diantaranya :
1. Budaya global vs Budaya lokal
2. Universal vs Individual
3. Tradisional vs Modern
4. Jangka panjang vs jangka pendek
5. Kompetisi vs kesamaan kesempatan
6. Keterbatasan akal manusia vs Ledakan IPTEK
Dalam globalisasi politik tampak terlihat berkurangnya peranan pemerintah dan membesarnya
peran masyarakat (swasta). Kita lihat munculnya barisan SATPAM sebagai penjaga keamanan di kantor -
kantor atau di daerah pemukiman yang eksklusif. Dalam bidang komunikasi mempergunakan ekonomi,
peran swasta semakin besar menuju kegiatan intermasional atau kegiatan antarpemerintah. Dalam hal
kedaulatan negara, ada tendensi atau kecenderungan diserahkan kepada unit-unit politik yan lebih luas,
seperti Uni Eropa, ASEAN, APEC, Organisasi-Organisasi Internasional, seperti UN (PBB), WTO, IMF,
UNESCO merupakan contah munculnya unit-unit politik yang lebih luas (supranasional). Dalam
kaitannya dengan hal tersebut maka muncul konsep átau ide pemerintahan global (globial government).
Appadurai (1990) dalam bukunya Global Culture, mengidentifikesi berbagai jenis hikisan
(panorama) global sebagai berikut :
1. Panorama etnik global (Eno Scape) yang diakibatkun oleh makin berkembangnya turisme,
migrasi dan pengungsi yang disebabkan olel berbagai faktor. Hal ini menimb ulkan interaksi
berbagai etnik d berbagai belahan dunia.
2. Panorama teknologi global (techno Scape) mengenai distribusi teknologi di seluruh pelosok dunia
karena kemampuan-kemampuan teknologi komunikasi serta produk-produk teknologi lainnya.
3. Panorama keuangan global (Finance Scape) mengenai distribusi kapital yang mengalir ke
berbagai anggaran dari negara maju ke negara berkembang atau ke negara maju.
4. Panorama media global (Media Scape) mengenai distribusi informasi karena kemajuan dan
kemampuan teknologi komunikasi.
5. Panorama sakral global (Sacred Scape) mengenai distribusi nilai-nilai keagamaan.
6. Panorama ide global (Idea Scape) mengenai distribusi ide politik, seperti demokrasi kemerdekaan
dan hak asasi.
3.Pembinaan Kedudukan
Aspek pancagatra:
a. Pemahaman penghyatan dan pengamalan pancasila (ideologi)
b. Penghayatan budaya pancasila
c. Mewujudkan perekonomian yang efesien, pemerataan dan pertumbuhan yang tinggi
d. Memantapkan identitas nasional Bhineka Tunggal Ika
e. Memantapkann kesadaran bela negara
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
globalisasi adalah gobalisasi mengeluarkan banyak dampak positif dan negatif bagi kehidupan
manusia. Sebagai manusia yang disiplin, kita harus bisa memilah dampak yang harus dibuang dan
dampak yang harus diambil dari globalisasai itu. Kita harus memikirkan dampak globalisasi kedepannya
untuk masa depan kita. Kita harus tetap mementingkan kebersamaan dengan masyarakat yang lain
dibandingkan dengan hal-hal yang lain.
B.SARAN
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini,
tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para
pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Winarmo, 2016, Pendidikan kewarganegaraan, buku panduan