Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

TENTANG

KETAHANAN NASIONAL INDONESIA DALAM


MENGHADAPI ERA GOBALISASI

Disusun Oleh:

1. Nadya Lutfiah Harefa (2114070062)

2. Fadilatul Aisyah (2114070065)

Dosen Pengampu:

RESVA INGRIZA, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN IMAM BONJOL

2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kedarirat Allah SWT karna atas rahmatnya,karunia dan kasih
sayangnya,kita dapat menyelesaikan makalah kita dengan sebaik mungkin.Sholawat beserta
salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW,dan tidak lupa pula kita ucapkan
terimakasih kepada Ibuk RESVA INGRIZA, M.Pd selaku dosen pembimbing pembelajaran
kuliah Kewarganegaraan.Dalam penulisan makalah ini,kita menyadari bahwa masih banyak
terdapat kesalahan dan kekeliruan yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan
teknik pengetikan,walaupun demikian ini adalah usaha maksimal dari kami selaku penulis
makalah ini,semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambahkan wawasan ilmu
pengetahuan,dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan kritik yang
membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya

Padang,20 Maret 2022

Kelompok 13
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...ii

BAB I : PEMBAHASAN

A.LATAR BELAKANG…………………………………………………………….1

B.RUMUSAN MASALAH………………………………………………………..1

C.TUJUAN……………………………………………………………………………..1

BAB II : PEMBAHASAN

A.GLOBALISASI SEBAGAI TANTANGAN ……………………………………………

B.GLOBALISASI DAN NASIONALISME ………………………………………………

C. MENINGKATKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA DALAM MENGHADAPI


ERA GLOBALISASI………………………………………….

BAB III : PENUTUP

A.KESIMPULAN……………………………………………………..

B.SARAN……………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Kata globalisasi tersebut menunjukkan gejala menyatunya kehidupan manusia di planet bumi ini tanpa
batas-batas fisik- geografi dan sosial yang kita kenal sekarang Globalisasi berkembang melalui proses
yang dipicu dan dipacu oleh pesatnya "revolusi" di bidang teknologi komunikasi atau informasi, olahraga
dan perdagangan yang dikenal dengan istilah Triple T. Globalisasi ini membawa angin perubahan baru
dalam kehidupan kita, baik sebagai individu maupun dalam kehidupari bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara Angin perubahan sebagai dampak kesejagatan tersebut di satu dapat membawa kemajuan,
namun di sisi lain dikhawatirkan akan menghancurkan atau sedikitnya mengikis bangsa (nation tate). Hal
ini seperti yang dipikirkan Naisbitt. bahwa menyatunya Skehidupan di dunia (globalisasi) disertai dengan
munculnya berbagai paradoks.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa GLOBALISASI SEBAGAI TANTANGAN ?
2. Apa itu GLOBALISASI DAN NASIONALISME ?
3. Bagaimana caraMENINGKATKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA DALAM
MENGHADAPI ERA GLOBALISASI ?

C.TUJUAN
1. Mengetahui GLOBALISASI SEBAGAI TANTANGAN
2.Mengetahui GLOBALISASI DAN NASIONALISME
3. Mengetahui MENINGKATKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA DALAM
MENGHADAPI ERA GLOBALISASI
BAB II
PEMBAHASAN

A.GLOBALISASI SEBAGAI TANTANGAN


Globalisasi merupakan suatu pengertian ekonomi. Konsep globalisasi baru masuk kajian
dalam universitas pada tahun 1980-an, pertama-tama merupakan pengertian sosiologi yang
dicetuskan oleh Roland Robertson dari University of Pittsburgh. Pada prinsipnya, proses
globalisasi ada yang bertujuan intensional dan ada pula yang impersonal. Proses globalisasi yang
intensional dapat dilihat misalnya pada kegiatan perdagangan dan pemasaran, sedangkan proses
dlobalisasi yang impersonal dapat kita lihat, misalnya dalam gerakan fundamentalis, agama dan
kecenderungan-kecenderungan pasar yang agak ulit untuk dijelaskan sebab-musababnya,
misalnya mundurnya mobil buatan Amerika di pasaran dunia dewasa ini.
Globalisasi yang menyeruak dewasa ini dipicu dan dipacu oleh kemajuan dalam bidang
teknologi yang diistilahkan dengan Triple "TG 1) pesat Revolution, lekomunikasi informasi,
transportasi dan trade (liberalisási perdagangan). Ketiga hal tersebut menjadi kekuatan pemieu
dan pemacu globalisasi yang kita hadapi sekarang ini. Kekuatan teknologi tersebut telah
mengubah masyarakat dunia termasuk masyarakat Indonesia. Masyarakat semakin terbuka dan
kini dirasuki oleh nilai-nilai global yang menawarkan berbagai eitra ideal yang ditopang oleh
komunikasi yang sangat cepat dan kemajuan teknologi yang telah menyatukan kehidupan umat
manusia dewasa ini.
Dewasa ini kita mengenal "bazar global" karena dunia sebenarnya telah imerupakan
pasaran bersama dengan adanya alat-alat komunikasi serta entertainment global melalui jaringan
TV, internet, film, musik maupun majalah-majalah maka dunia dewasa ini telah merupakan
suatu pasar yang Besar (global cultural bazaar). Bahwa dunia telah menjadi satu pasar, dapat kita
lihat gejalanya di kota-kota besar di Indonesia, dengan menjamurnya mal-mal yang dibanjiri
produk luar negeri.
Peranan produsen yang sangat dominan di masa lalu, kini juga sudah mengalir ke
konsumen sebagaimana di utarakan oleh James Champy penulis terkenal Reengineering The
Corporation, selera konsumen sanagt menentukan dalam transformasi global. Menurut Champy
lingkungan yang mampu menghadapi tantangan masa depan adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan yang merangsang pemikiran majemuk. Lingkungan itu tidak mungkin lagi
ditentukan oleh produsen, tetapi oleh suatu tim yang sadar akan tujuan yang dicapai dan
peka terhadap keinginan konsumen.
2. Untuk memenuhi selera pasar "konsumen", diperlukan manusia- manusia yang
menguasai ilmu dan keterampilan tertentu serta menjalankan instruksi pimpinan dengan
penuh tanggung jawab.
3. Masyarakat masa depan merupakan masyarakat "meritokrasi", yaitu masyarakat yang
menghormati prestasi daripada statusnya dalam organisasi.
4. Lingkungan yang menghormati seseorang yang dapat menuntaskan pekerjaannya dan
bukan berdasarkan kedudukannya di dalam organisasi. Inilah transformasi perusahaan
yang menggambarkan pula transformasi kebudayaan manusi.

Menurut Kartasasmita (1996) transformasi global ditentukan oleh dua kekuatan besar
yang saling menunjang, yaitu perdagangan dan teknologi Perdagangan akan berkembang begitu
cepat dan mengubah pola-pola kehidupan manusia. Pola-pola kehidupan itu ditanggung oleh
kemajuan teknologi yang telah mengubah bentuk-bentuk hubungan antarmanusia dengan lebih
cepat, lebih intensif, dan lebih beragam.
Akibat hubungan bisnis yang telah menyatukan umat manusia maka mulai timbul
kesadaran yang lebih intens terhadap hak-hak dan kewajiban asasi manusia. Sejalan dengan itu,
kehidupan demokrasi semakin marak dan manusia ingin menjauhkan diri dari berbagai bentuk
penindasan dan kesengsaraan, diktator, dan perang. Emil Salim (1996) asasi manusia
mengemukakan bahwa liberalisasi dalam bidang ekonomi dan perdagangan dewasa ini juga
menuntut liberalisasi dalam bidang politik. Keduanya harus berjalan karena saling menunjang.
Liberalisasi ekonomi tidak mungkin terjadi tanpa liberalisasi politik. Liberalisasi politik berarti
keterbukaan masyarakat di mana setiap warga negara menyadari hak-hakinya sebagai warga
negarm dan sebagai manusia yang satu di dunia ini. Perdagangan duria yang semakin global
telah melakukan kerja sama yang nasional, regional, dan internasional. Manusia ingin saling
bantu, saling menguntungkan dan hidup bersama di dunia. Mereka juga saling bersaing satu
sama lain menghasilkan produk-produk dan jasa yang semakin baik bagi kehidupan. Sejalan
dengan proses globalisasi perdagangan dan kemajuan teknologi semakin meningkatnya
kesadaran manusia akan hak-haknya sebagai bagian dari uma manusia yang perlu dihormati.
Solidaritas umat manusia semakin kental dan semakin bersatu dan karena itu menuntut pula
pendidikan yang lebih baik, derajat kesehatan yang semakin tinggi, penghapusan kemiskinan,
dan hidup bersama dalam suasana damai.
Transformasi bukan berjalanan tanpa tantangan. John Naisbitt mengatakan globalisasi
mengandung berbagai paradoks, diantaranya :
1. Budaya global vs Budaya lokal
2. Universal vs Individual
3. Tradisional vs Modern
4. Jangka panjang vs jangka pendek
5. Kompetisi vs kesamaan kesempatan
6. Keterbatasan akal manusia vs Ledakan IPTEK
Dalam globalisasi politik tampak terlihat berkurangnya peranan pemerintah dan membesarnya
peran masyarakat (swasta). Kita lihat munculnya barisan SATPAM sebagai penjaga keamanan di kantor -
kantor atau di daerah pemukiman yang eksklusif. Dalam bidang komunikasi mempergunakan ekonomi,
peran swasta semakin besar menuju kegiatan intermasional atau kegiatan antarpemerintah. Dalam hal
kedaulatan negara, ada tendensi atau kecenderungan diserahkan kepada unit-unit politik yan lebih luas,
seperti Uni Eropa, ASEAN, APEC, Organisasi-Organisasi Internasional, seperti UN (PBB), WTO, IMF,
UNESCO merupakan contah munculnya unit-unit politik yang lebih luas (supranasional). Dalam
kaitannya dengan hal tersebut maka muncul konsep átau ide pemerintahan global (globial government).
Appadurai (1990) dalam bukunya Global Culture, mengidentifikesi berbagai jenis hikisan
(panorama) global sebagai berikut :
1. Panorama etnik global (Eno Scape) yang diakibatkun oleh makin berkembangnya turisme,
migrasi dan pengungsi yang disebabkan olel berbagai faktor. Hal ini menimb ulkan interaksi
berbagai etnik d berbagai belahan dunia.
2. Panorama teknologi global (techno Scape) mengenai distribusi teknologi di seluruh pelosok dunia
karena kemampuan-kemampuan teknologi komunikasi serta produk-produk teknologi lainnya.
3. Panorama keuangan global (Finance Scape) mengenai distribusi kapital yang mengalir ke
berbagai anggaran dari negara maju ke negara berkembang atau ke negara maju.
4. Panorama media global (Media Scape) mengenai distribusi informasi karena kemajuan dan
kemampuan teknologi komunikasi.
5. Panorama sakral global (Sacred Scape) mengenai distribusi nilai-nilai keagamaan.
6. Panorama ide global (Idea Scape) mengenai distribusi ide politik, seperti demokrasi kemerdekaan
dan hak asasi.

B.GLOBALISASI DAN NASIONALISME


1.Ancaman Bagi Nasionalisme
Dari segi ekonomi, ancaman bagi nasionalisme nas
dapat berasal dart adanya kesenjangan ekonomi dan sosial. Bagi kita, ancaman ini diperburuk perbedaan
asal ketururan antara pribumi yang mayoritas miskin dengan keturunan Cina yang sebagian besar relatif
hidup berkecukupan. Karena itu kebijakan pemerintah dan himbauan Presiden untuk segera mengurangi
kesenjangan ini melalui antara lain kebijakan IDT dan himbauan pengusaha memberikan dua persen dari
keuntungan bersihnya bagi upaya pengentasan kemiskinan, haruş segera diterapkan. Sebab akibat dari
keterlambatan untuk menyelesaikan kesenjangan ekonomi ini akan sunggui mengerikan. Pejabat di pusat
dan daerah mestilah memperhatikan masalah secara serius sebab kegagalan dalam program dan kerusuhan
rasial yang berdarah.
Dari segi sosial, ancaman bagi nasionalisme yang dapat terwujud dalam ntegrasi nasional adalah
SARA terutama konflik antar-agama. Jika mati di lapisan bawah dan menengah masyarakat sebenarnya
kerukunan ntarumat beragama di negeri kita cukup menggembirakan. Yang menjadi asalah adalah adanya
upaya dari individu dan kelompok politik tertentu intuk menggunakan agama sebagai kendaraan politik di
dalam mewujudkan kepentingan politik mereka. Upaya seperti ini bisa mempengaruhi lapisan menengah
dan bawah untuk saling itu, para pimpinan nolitik mestilah menyadari bahwa suatu proporsi politik dan
ekonomi yang aiar dan memenuhi rasa keadílan antargolongan agama haruslah diciptakan. Antinya,
golongan agama yang mayoritas jangan sampai merasa bahwa mereka hanya memperoleh porsi yang
sedikit. Sebaliknya, yang nminoritas mgan sampai merasa didiskriminasi. Jika keseimbangan yang
proporsional isa dicapai dalam jabatan birokrasi, politik dan ekonomi, keseimbangan Sosial akan
terpelihara, tidak ada pembangunan yang berakselerasi tinggi tanpa adanya sikap dan kemauan untuk
bekerja keras. sikap santai dan suka menerabas adalah 2 sikap negatif yang harus dihindari. sesungguhnya
dari segi kecerdasan dan kemauan untuk maju bangsa kita tidak kalah dari bangsa-bangsa yang lain. di
bidang IPTEK, dalam dua dasawarsa terakhir ini kita telah mampu membanggakan pesawat terbang
produk IPTN dan kapal laut produk PT PAL.
2. Paradigma Pancasila Dalam Menghadapi Globalisasi
Dalam sistem dimana rakyat adalah identik dengan kekuasaan dan negara berlakulah semboyan
"manusia untuk rakyat berarti manusia untuk negara". oleh karena roda mesin ideologi Maka berlakulah
manusia untuk ideologi kelakuan dan kerohanian diperangi dan dikikis habis, dianggap sebagai penyakit
borjuis Dan Racun kehidupan rakyat. konsep HAM adalah konsep supervisi borjuis kerdil kekanak-
kanakan yang masih mementingkan karierisme dan penumpukan harta. perjuangan HAM adalah tindakan
pembangkangan dan pengkhianatan.
Ideologi itulah yang membimbing cara berpikir kita (metode berpikir). secara umum pengertian
metode berpikir ialah proses kejiwaan manusia dalam menanggapi objek metode berpikir dari setiap
ideologi selalu bereferensi pada pandangan ideologi yang bersangkutan mengenai Siapa itu manusia
1. individualisme
manusia dilahirkan bebas dan dibekali oleh penciptanya dengan sejumlah hak asasi. dalam hal ini
yang pokok adalah Freedom (kebebasan)
2. Ideologi komunis
berdasarkan pada premis, bahwa semua materi berkembang mengetahui hukum kontradiksi
dengan menempuh proses dialektik. ciri dan konsep dialektik tentang manusia ialah bahwa tidak terdapat
sifat permanen pada diri manusia. Namun demikian itu terdapat suatu keteraturan tertentu yaitu
kontradiksi terhadap lingkungan selalu menghasilkan perubahan yang menentukan pada diri manusia
3. Pancasila
konsep manusia menurut ideologi Pancasila ialah manusia itu makhluk hidup individu serentak
makhluk sosial. monodualisme ini adalah kodrati tidak sekedar empirik, secara kodrati manusia tidak
mungkin dapat hidup sendiri manusia yang satu memerlukan manusia yang lain hakikat dari konsep
manusia menurut Pancasila adalah saling ketergantungan antar manusia saling tergantung dan
persyaratan interaksi saling memberi antara manusia dalam masyarakat dan negara.

C.MENINGKATKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA DALAM


MENGHADAPI ERA GLOBALISASI
1.Kelemahan Dan kekuatan Indonesia Dalam Menghadapi Era Globalisasi
Untuk menghadapi globalisasi tersebut kita harus tahu kekuatan dan kelemahan yang kita miliki
dalam segenap aspek kehidupan bangsa (astagatra) sebagai berikut:
1.) Geografi
potensi wilayah darat laut udara dan iklim tropis sebagai ruang hidup sangat baik dan strategis
namun disisi lain terdapat kelemahan dalam pendayagunaan wilayah darat laut Dirgantara dan
pengaturan Tata ruangnya
2.) Sumber Kekayaan Alam
Potensi sumber kekayaan alam di daratan lautan dan Dirgantara baik yang bersifat hayati maupun
non hayati serta yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbarui. Besaran ini
merupakan modal dan kekuatan dalam pembangunan namun kelemahannya sepenuhnya potensi
sumber kekayaan alam tersebut dimanfaatkan secara optimal.
3.) Demografi
Pengetahuan masyarakat melalui program KB begitu juga tingkat kesehatan harapan hidup dan
Kualitas fisik semakin meningkat kelemahannya sebagian penduduk Indonesia antar wilayah atau
daerah antar pulau tidak proporsional pertumbuhan belum mencapai Zero growth dan kualitas
non fisik yang masih rendah.
4.) Ideologi
Pancasila telah diterima sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa bernegara dan
bermasyarakat pembudayaan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari telah dan sedang digalakkan.
5.) Politik
Dalam pelaksanaan politik sudah diciptakan kerangka landasan sistem politik demokrasi
Pancasila dan sudah tertata terutama struktur politik dan mekanismenya kendatipun demikian.
Hal ini perlu dikaji dan gunakan sesuai dengan aspirasi dan perkembangan masyarakat demikian
juga pelaksanaannya terus memerlukan penyempurnaan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan
perkembangan masyarakat.
6.) Ekonomi
Kekuatan perekenomian Indonesia terletak pada struktur perekonomian yang semakin seimbang
antara sektor industri dan jasa. Kelemahannya, perindustrian Indonesia belum begitu kokoh
karena masih tergantung pada bahan baku dan komponen.
7.) Sosial Budaya
Kekuatan bangsa Indonesia terletak pada kebhinekaannya, bagaikan kumpulan bunga berwarna
warni dalamm sebuah taman. Tetapi apabila kebhinekaan atau kemajemukan tersebut tidak dapat
dibina dengan baik bukan tidak mungkin dapat menjadi bibit perpecahan.
8.) Pertahanan dan Keamanan
Dalam bidang pertahanan dan keamanan sudah ditata sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta doktrin hankamrata serta diundangkannya UU no. 20 tahun 1982 tentang pertahanan dan
keamanan negara. Disisi lain bangsa Indonesia mewarisi tradisi sebagai bangsa pejuang yang
merebut kemerdekan dari penjajah merupakan sumber kekuatan.

2. Tannas Yang Diharapkan Diera Globalisasi


Aspek Trigatra:
a. Pengaturan tata ruang wilayah nasional yang serasi antara kepentingan kesejahteraan dan
kepentingan keamanan.
b. Pengelolaan sumber kekayaan alam dengan memperhatikan asas manfaat, daya saing dan
lestari serta keadilan sosisal bagi seluruh rakyat.

3.Pembinaan Kedudukan
Aspek pancagatra:
a. Pemahaman penghyatan dan pengamalan pancasila (ideologi)
b. Penghayatan budaya pancasila
c. Mewujudkan perekonomian yang efesien, pemerataan dan pertumbuhan yang tinggi
d. Memantapkan identitas nasional Bhineka Tunggal Ika
e. Memantapkann kesadaran bela negara
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
globalisasi adalah gobalisasi mengeluarkan banyak dampak positif dan negatif bagi kehidupan
manusia. Sebagai manusia yang disiplin, kita harus bisa memilah dampak yang harus dibuang dan
dampak yang harus diambil dari globalisasai itu. Kita harus memikirkan dampak globalisasi kedepannya
untuk masa depan kita. Kita harus tetap mementingkan kebersamaan dengan masyarakat yang lain
dibandingkan dengan hal-hal yang lain.

B.SARAN
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini,
tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para
pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Winarmo, 2016, Pendidikan kewarganegaraan, buku panduan

Anda mungkin juga menyukai