Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“GLOBALISASI”

Disusun Oleh :
Kelompok 9 :
- Agustaeys Pasaribu 180803065
- Aulia Ridho Harahap 200803121
- Dion Orlando Sitohang 200803067
- Freddy Sutanto 200803013
- Putri Nazwa Maharani 200803089
- Tarapul D.C. Sitorus 200803095

Dosen Pengampu : Aisyah, SH., M.Hum.

PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih-
Nya, rahmat-Nya yang senantiasa memberikan kemudahan dan petunjuk
bagi kami dalam menyusun makalah Pendidikan Kewarganegaraan yang
berjudul “Globalisasi”.
Tujuan dari disusunnya makalah ini terutama untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Tujuan lain dari penyusunan
makalah ini adalah untuk menambah wawasan bagi penulis dan pembaca
mengenai Globalisasi.
Pada kesempatan ini, tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Aisyah, SH., M.Hum yang memberikan tugas ini sehingga kami
sebagai penulis menerima ilmu dan wawasan dari materi makalah ini. Dan
terimakasih juga kepada semua pihak yang membantu dalam menyusun
makalah ini.
Kesadaran kami akan kekurangan kami dalam menyusun makalah ini
memohon kritikan dan saran yang membangun terhadap makalah yang kami
susun ini sehingga kedepannya bisa lebih baik. Oleh karena itu jika ada
kesalahan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini kami meminta maaf
sebesar besarnya dan berharap kritikan dan saran dari para pembaca.

Medan, 04 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………..…i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………ii
BAB I. PEMBUKAAN
A. Pendahuluan ….……………………………………….………...1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Perkembangan Globalisasi …………………….1
B. Pentingnya Globalisasi dalam kehidupan bangsa Indonesia …...3
C. Dampak Globalisasi …………………………………………….8
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………….. 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PEMBUKAAN
A. Pendahuluan
Dunia adalah desa global. Ini adalah ungkapan yang pasti Anda ucapkan
selama diskusi bisnis. Mereka yang mengatakan ini kemungkinan besar
mengacu pada betapa kecilnya dunia ini karena globalisasi yang telah
menghilangkan batas-batas perdagangan dan komunikasi antara orang-orang
di berbagai negara.
Globalisasi suatu proses di mana orang, perusahaan, dan pemerintah dari
berbagai negara berinteraksi dan berintegrasi melalui perdagangan dan
investasi internasional berdampak pada lingkungan, budaya, sistem politik,
perkembangan ekonomi, dan kesejahteraan fisik manusia dalam masyarakat
di seluruh dunia.
Melalui Internet, media, pesawat terbang, bisnis internasional, dan kedutaan,
kita sekarang lebih terhubung satu sama lain daripada sebelumnya. Karena
globalisasi, seseorang di China dapat dengan mudah berkomunikasi dan
menjual produknya kepada seseorang di AS. Bangkitnya globalisasi
sebagian besar disebabkan oleh perubahan besar dalam industri
telekomunikasi dan transportasi. Globalisasi saat ini memungkinkan barang
dibuat dan dijual di seluruh dunia.
Perusahaan untuk membangun dan bersaing untuk pelanggan di banyak
negara misalnya rantai makanan cepat saji membuka gerai setiap hari di
seluruh dunia. Selain itu, perusahaan dapat beroperasi di mana biaya
produksi paling murah akibat globalisasi. Dan tidak hanya globalisasi
produk juga memungkinkan untuk mendapatkan layanan dari seluruh dunia,
mis. melalui internet sebuah perusahaan yang berbasis di AS dapat
menyewa seorang akuntan di India untuk melakukan pajaknya.
Globalisasi tidak hanya tentang perdagangan tetapi juga aspek budaya di
dalamnya. Melalui itu, budaya yang berbeda bertemu dan orang-orang
mengenal dan memahami berbagai cara hidup dan menerimanya.

BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Perkembangan Globalisasi
1. Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah proses mendunianya suatu hal sehingga batas antara
negara menjadi hilang. Globalisasi didukung oleh berbagai faktor, seperti

iii
perkembangan teknologi, transportasi, ilmu pengetahuan, telekomunikasi,
dan sebagainya yang kemudian berpengaruh pada perubahan berbagai aspek
kehidupan dalam masyarakat.
2. Perkembangan Globalisasi
a. Proses Globalisasi
Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena
proses globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya. Di
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang
pesat di berbagai negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi,
informasi, dan transportasi. Loncatan teknologi yang semakin canggih pada
pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang ini telah menjamur
telepon genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya.
Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal
dilaksanakan pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang
menjalankan studi di luar negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari
negara asing, proses globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai
kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di
Indonesia.Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota
yang menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari
infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi, perusahaan-perusahaan
berskala internasional serta cabang-cabangnya.
b. Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa di dunia. Sebagai bangsa,
kita tidak hidup sendiri melainkan hidup dalam satu kesatuan masyarakat
dunia (world society). Kita semua merupakan makhluk yang ada di bumi.
Karena itu, manusia secara alam, sosial, ekonomi, politik, keamanan, dan
budaya tidak dapat saling terpisah melainkan saling ketergantungan dan
mempengaruhi.
Era globalisasi yang merupakan era tatanan kehidupan manusia secara
global telah melibatkan seluruh umat manusia. Secara khusus gelombang
globalisasi itu memasuki tiga arena penting di dalam kehidupan manusia,
yaitu arena ekonomi, arena politik, dan arena budaya.
Jika masyarakat atau bangsa tersebut tidak siap menghadapi tantangan-
tantangan global yang bersifat multidimensi dan tidak dapat memanfaatkan
peluang, maka akan menjadi korban yang tenggelam di tengah-tengah arus
globalisasi.
Dari sisi politik, gelombang globalisasi yang sangat kuat yakni gelombang
demokratisasi. Sesudah perang dingin dan rontoknya komunisme, umat
manusia menyadari bahwa hanya prinsip-prinsip demokrasi yang dapat
membawa manusia kepada taraf kehidupan yang lebih baik. Angin

iv
demokratisasi telah merasuk ke dalam hati rakyat di setiap negara. Mereka
melakukan gerakan sosial dengan menggugat dan melawan sistem
pemerintahan diktator atau pemerintahan apapun yang tidak memihak
rakyat.
Kasus serupa juga terjadi di Indonesia, yaitu dengan runtuhnya rezim
pemerintahan Orde Lama dan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Baru. Di
Indonesia sejak bergulirnya reformasi, gelombang demokratisasi semakin
marak dan tuntutan akan keterbukaan politik semakin terlihat.
Dari sisi budaya, era globalisasi ini membawa beraneka ragam budaya yang
sangat dimungkinkan mempengaruhi pola pikir, tingkah laku, dan sistem
nilai masyarakat suatu negara. Oleh karena itu, kita seharusnya waspada dan
pandai menyiasati pengaruh budaya silang sehingga bangsa kita dapat
mengambil nilai budaya yang positif yaitu mengambil nilai budaya yang
bermanfaat bagi kehidupan dan pembangunan bangsa serta tidak terjebak
pada pengaruh-pengaruh budaya yang negatif. Kita juga harus belajar
melihat dunia dari perspektif yang berbeda sesuai dengan kepentingan dan
tujuan masing-masing tanpa melunturkan nilai identitas budaya bangsa kita.
Dengan memahami perbedaan dan persamaan kebudayaan tadi akan
menumbuhkan saling pengertian dan saling menghargai antar kebudayaan
yang ada.

B. Pentingnya Globalisasi dalam kehidupan bangsa Indonesia


1. Globalisasi Ekonomi dan Pasar Modal
Indonesia telah lama melakukan perdagangan dengan bangsa-bangsa lain.
Sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, beberapa
kerajaan di nusantara melakukan perdagangan rempah-rempah, kayu
cendana, gaharu, dan berbagai hasil alam lainnya.
Pada jaman kolonial Belanda tahun 1912 didirikan pasar modal di Batavia,
yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial. Tepatnya pada tanggal 14 Desember 1912,
Amserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa di Batavia. Bursa ini
merupakan bursa tertua keempat di Asia, setelah Bombay, Hongkong dan
Tokyo.
Bursa yang dinamakan Vereniging voor de Effectenhandel,
memperjualbelikan saham dan obligasi perusahaan/perkebunan Belanda
yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah (propinsi
dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang
diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta efek perusahaan
Belanda lainnya.

v
Perkembangan perdagangan efek pada periode ini berlangsung marak,
namun tidak bertahan lama karena dihadapkan pada resesi ekonomi pada
tahun 1929 dan pecahnya Perang Dunia II (PD II). Pada saat PD II, bursa
efek di negeri Belanda tidak aktif karena sebagian saham-saham milik orang
Belanda dirampas oleh Jerman. Hal ini sangat berpengaruh terhadap bursa
efek di Indonesia. Keadaaan makin memburuk dan tidak memungkinkan
lagi Bursa Efek Jakarta untuk beroperasi, sehingga pada tanggal 10 Mei
1940, Bursa Efek Jakarta resmi ditutup.
Penutupan ini menyusul Bursa Efek Surabaya dan Semarang telah lebih
dulu ditutup. Setelah tujuh bulan ditutup, pada tanggal 23 Desember 1940
Bursa Efek Jakarta kembali diaktifkan, karena selama PD II Bursa Efek
Paris tetap berjalan, demikian pula halnya dengan Bursa Efek London yang
hanya ditutup beberapa hari saja. Akan tetapi, aktifnya Bursa Efek Jakarta
tidak berlangsung lama, karena Jepang masuk ke Indonesia pada tahun
1942, Bursa Efek Jakarta kembali ditutup.
Pada tahun 1947 pemerintah berencana untuk membuka kembali Bursa Efek
Jakarta. Akan tetapi, rencana ini tertunda karena terhambat oleh situasi
ekonomi yang memburuk. Sejak penyerahan kedaulatan kepada pemerintah
RI oleh pemerintah Belanda pada tahun 1949, beban utang luar negeri dan
dalam negeri kian membengkak sehingga menyebabkan defisit yang sangat
besar.
Pemerintah kemudian pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang
Darurat No 13. Tahun 1953 yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-
Undang No. 15 Tahun 1952 yang mengatur tentang Bursa Efek.
Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 289737/UU
tanggal 1 November 1951 penyelenggaraan bursa diserahkan kepada
Perserikatan Uang dan Efek-efek (PPUE). Bank Indonesia (BI) ditunjuk
sebagai penasihat dan selanjutnya dipilih pengurus.
Selama tahun 1989 terdapat 37 perusahaan go public dan sahamnya tercatat
(listed) di BEJ. Sedemikian banyaknya perusahaan-perusahaan yang
mencari dana lewat pasar modal, sehingga pada masa itu masyarakat luas
pun berduyun-duyun untuk menjadi investor. Pasar modal mengalami
kemajuan yang pesat.
Perkembangan yang menggembirakan ini terus berlanjut dengan
swastanisasi bursa. Berikutnya pada 16 Juni 1989, berdiri PT Bursa Efek
Surabaya (BES). Pada 2 April 1991, berdiri Bursa Paralel Indonesia (BPI).
Pada tanggal 13 Juli 1992, berdiri PT Bursa Efek Jakarta (BEJ), yang
menggantikan peran Bapepam sebagai pelaksana bursa. Dan 22 Juli 1995,
penggabungan Bursa Paralel dengan PT BES. Tahun 2007, terjadi
penggabungan antara Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

vi
Dengan penggabungan Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memudahkan investor sehingga
investor tidak harus datang ke beberapa bursa untuk menentukan pilihan
investasinya. Hal ini dikarenakan bahwa sebelum penggabungan BEJ-BES,
produk-produk acuan pasar modal berada di BEJ sedangkan produk-produk
derivatifnya berada di BES. Dalam fungsi ekonomi, pasar modal
menyediakan fasilitas untuk mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak
yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana
(emiten).
Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana dapat
menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh keuntungan
(return), sedangkan perusahaan (issuer) dapat memanfaatkan dana tersebut
untuk kepentingan investasi tanpa menunggu tersedianya dana operasional
perusahaan. Pasar modal di Indonesia memungkinkan uang dari luar negeri
masuk ke Indonesia. Artinya, globalisasi membuat investasi perorangan,
perusahaan atau negara lain ke Indonesia menjadi lebih mudah dan cepat.

2. Globalisasi dan Pengaruhnya di Bidang Perbankan


Sama dengan pasar modal, Indonesia telah lama mengenal bank sebagai
bagian dari perekonomian negara. Dilansir dari arsip Unit Khusus Museum
Bank Indonesia, bangsa Indonesia mulai diperkenalkan dengan lembaga
perbankan sejak berdirinya De Bank van Leening oleh bangsa Belanda.
Kemudian setelah itu bermunculanlah bank-bank asing seiring dengan
perkembangan perekonomian di Nusantara ini.
Perbankan Indonesia telah memiliki rangkaian sejarah yang cukup panjang.
Sejak masa pemerintahan kolonial, telah banyak berdiri bank-bank asing
baik dari negara Belanda maupun negara asing lainnya serta beberapa bank
lokal. Bahkan pada masa pergerakan nasional juga muncul beberapa bank
yang bernuansa semangat nasional. Memasuki masa kemerdekaan,
pemerintah Republik Indonesia mulai mendirikan bank-bank pemerintah
seperti Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank
Industri Negara (BIN), dan Bank Tabungan Pos.
Meruaknya pertempuran di antara Belanda dengan Indonesia akibat
kolonialisme Belanda menimbulkan rasa kebencian di diri bangsa Indonesia.
Meskipun beberapa kali dilakukan usaha damai di antara kedua belah pihak,
namun setiap kali pula Belanda mengingkarinya. Sisa-sisa perasaan tidak
suka terhadap Belanda yang masih membakar dada bangsa Indonesia,
membuat semangat nasionalisasi atas perusahaan-perusahaan Belanda
semakin meluap, sehingga terjadi pengambilalihan atas perusahaan-
perusahaan Belanda tersebut, termasuk juga menasionalisasi bank-bank
Belanda. Untuk itu, dikeluarkanlah Undang-Undang No. 86 tahun 1958

vii
yang berlaku surut sampai 3 Desember 1957 untuk melegalisasi kegiatan
nasionalisasi perusahaan Belanda.
De Javasche Bank yang didirikan pada tahun 1828, merupakan bank
Belanda yang berhasil berkembang dan merupakan cikal bakal bank sentral
Indonesia di kemudian hari. Bank Belanda lainnya seperti Nederlandsch
Indische Escompto Maatschapij, Nederlandsch Indische Handelsbank, dan
Nederlandsche Handel Maatschapij mulai beroperasi berturut-turut pada
tahun 1857, 1864, dan 1883. Bank Indonesia lahir setelah berlakunya
Undang-Undang (UU) Pokok Bank Indonesia pada 1 Juli 1953. Sesuai
dengan UU tersebut, BI sebagai bank sentral bertugas untuk mengawasi
bank-bank.
Namun demikian, aturan pelaksanaan ketentuan pengawasan tersebut baru
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 1/1955 yang menyatakan
bahwa BI, atas nama Dewan Moneter, melakukan pengawasan bank
terhadap semua bank yang beroperasi di Indonesia, guna kepentingan
solvabilitas dan likuiditas badan-badan kredit tersebut dan pemberian kredit
secara sehat yang berdasarkan asas-asas kebijakan bank yang tepat. Dari
pengawasan dan pemeriksaan BI, terungkap berbagai praktik yang tidak
wajar yang dilakukan, seperti penyetoran modal fiktif atau bahkan praktik
bank dalam bank. Untuk mengatasi kondisi perbankan itu, dikeluarkan
Keputusan Dewan Moneter No. 25/1957 yang melarang bank-bank untuk
melakukan kegiatan di luar kegiatan perbankan.
Globalisasi dan digitalisasi telah merubah lanskap perekonomian dunia
secara keseluruhan. Menghadapi digitalisasi ekonomi ke depan, para
pengambil kebijakan, termasuk bank sentral, perlu memahami perubahan-
perubahan pemikiran ekonomi sehingga dapat melakukan respons kebijakan
secara tepat. Di bidang perbankan, globalisasi mereda dan membuat
digitalisasi perbankan semakin cepat bergerak. Apalagi, pandemi membuat
interaksi antar orang menjadi sangat terbatas dan beralih ke sistem teknologi
informasi.
Ada empat karakteristik meredanya globalisasi dan meningkatnya
digitalisasi yaitu
 Banyaknya negara yang mengandalkan internal (domestik) dalam
merespons ketegangan perdagangan internasional.
 Arus modal antar negara dan nilai tukar yang semakin bergejolak.
 Bahwa respons kebijakan bank sentral tidak dapat mengandalkan
suku bunga. Mandat bank sentral di beberapa negara tidak hanya
menjaga inflasi tapi juga stabilitas sistem keuangan, sehingga
kebijakan makroprudensial menjadi penting.
 Semakin maraknya digitalisasi di bidang ekonomi maupun keuangan

viii
Bank sentral dan pengambil kebijakan dalam merespons globalisasi dan
digitalisasi melalkukan tiga hal. Pertama, menerapkan bauran kebijakan
bank sentral (policy mix). Kedua, memperkuat sinergi dan koordinasi antar
pemangku kebijakan dengan meningkatkan transparansi dan komunikasi.
Ketiga, perlunya memanfaatkan era digitalisasi untuk menjaga stabilitas dan
mendorong pertumbuhan ekonomi.
3. Globalisasi bidang hukum, pertahanan, dan keamanan
a. Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan
terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.
b. Regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang
memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
c. Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang
lebih profesional, transparan, dan akuntabel.

4. Globalisasi bidang sosial budaya


a. Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara
hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari
bangsa lain yang telah maju.
b. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin,
mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.

5. Globalisasi bidang ekonomi sektor perdagangan


a. Liberalisasi perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi
peluang kepada Indonesia untuk ikut bersaing mereput pasar perdagangan
luar negeri, terutama hasil pertanian, hasil laut, tekstil, dan bahan tambang.
b. Arus masuk perdagangan luar negeri menyebakan defisit perdagangan
nasional.

6. Globalisasi bidang ekonomi sektor produksi


Adanya kecenderungan perusahaan asing memindahkan operasi produksi
perusahaannya ke negara-negara berkembang dengan pertimbangan
keuntungan geografis.

ix
C. Dampak Globalisasi
Globalisasi yang terjadi di sebuah negara tentu akan memberikan dampak
baik positif maupun negatif.Beberapa dampak globalisasi di berbagai bidang
seperti berikut:
1. Dampak globalisasi di bidang ekonomi
 Dampak positif
Terdapat beberapa dampak positif, yaitu:
1.Peluang usaha internasional menjadi terbuka lebar. Sehingga para
pengusaha dapat menjangkau pasar di negara lain.
2.Terbukanya lapangan kerja yang luas, sehingga angka pengangguran di
negara menurun.
3.Pemasukan devisa dari sektor pariwisata akan semakin bertambah karena
wisatawan asing yang datang berkunjung.
4.Terbukanya pasar bebas untuk meningkatkan kegiatan ekspor-impor.
5.Munculnya pusat perbelanjaan modern
6.Masuknya produk-produk manca negara di pasar domestik.
 Dampak negatif
Beberapa dampak negatif globalisasi bidang ekonomi, yaitu:
1.Tantangan pada perkembangan sektor industri di dalam negeri.
2.Dapat memperburuk pertumbuhan ekonomi di dalam negeri bila tidak
direncanakan dengan baik.
3.Produk impor dapat membuat produk lokal kalah bersaing.
4.Potensi terjadinya kondisi tidak stabil pada sektor keuangan akan semakin
besar. Hal ini terjadi karena dana ke luar negeri tinggi.
5.Sebagian besar masyarakat akan lebih memilih produk impor ketimbang
produk lokal.
6.Muncul kapitalisme di suatu negara di mana perekonomian dapat dikuasai
oleh pihak bermodal besar.
7.Muncul kesenjangan sosial di tengah masyarakat.

x
2. Dampak globalisasi di bidang politik
Globalisasi yang terjadi juga memberikan dampak yang cukup besar dalam
dunia politik. Berikut beberapa dampaknya
 Dampak positif
Terdapat beberapa dampak positif globalisasi, yaitu:
1.Negara yang mengalami globalisasi akan mendapat nilai demokrasi yang
baik.
2.Hubungan kerja sama internasional terbuka lebar, serta mempermudah
hubungan kerja sama antar negara.
3.Banyak negara yang berpartisipasi untuk menciptakan kedamaian dunia.
4.Meningkatkan hubungan diplomasi antar negara.
5.Proses pemerintahan akan semakin terbuka dan lebih demokratis.
6.Negara yang mengalami globalisasi umumnya akan lebih menghormati
Hak Asasi Manusia.
 Dampak negatif
Beberapa dampak negatifnya, yaitu:
1.Menculnya berbagai nilai politik, baik individu, kelompok, mayoritas,
maupun minoritas.
2.Munculnya ancaman disintegrasi bangsa dan negara.
3.Nilai politik berdasarkan gotong-royong, kekeluargaan, dan musyawarah
mufakat akan luntur.
4.Banyaknya partai politik di suatu negara.
5.Sebagian masyarakat akan mengambil paham dan nilai politik luar negeri.
6.Berkurangnya peran masyarakat dalam menjaga keamanan, ketertiban,
dan kedaulatan negara.

3. Dampak globalisasi di bidang kesehatan


Pada bidang kesehatan yang paling terdampak pada globalisasi adalah
rumah sakit, tenaga kesehatan, industri farmasi, alat kesehatan, dan asuransi
kesehatan.

xi
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehadiran globalisasi adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari,
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan
globalisasi memberikan pengaruh yang cukup besar disegala aspek
kehidupan, baik itu pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Salah satu
manfaat Globalisasi adalah meningkatnya produktivitas ekonomi yang
memiliki arti kita dapat memproduksi dalam jumlah lebih banyak dengan
besar usaha yang sama.
Secara garis besar dampak positif dan dampak negative globalisasi
antaranya :
DAMPAK POSITIF GLOBALISASI
1. Memberikan Akses ke Pasar yang Lebih Besar
2. Menyediakan Barang Lebih Murah untuk Konsumen
3. Globalisasi Membasahi Negara-negara melakukan apa yang Mereka
Lakukan dengan
4. Menuju Ekonomi yang Lebih Baik
5. Mempromosikan Perdamaian dan Persatuan Dunia
6. Inovasi
7. Kualitas dan Variasi yang Lebih Baik

DAMPAK NEGATIF GLOBALISASI


1. Menyebabkan Kerusakan Lingkungan
2. Penyebab Fluktuasi Harga
3. Ketidakamanan Pekerjaan

xii
Daftar Pustaka
https://indomaritim.id/globalisasi-pengertian-dampak-dan-manfaat/
https://fisipol.uma.ac.id/apa-itu-globalisasi/
https://garuda.ristekdikti.go.id/
https://repository.ipb.ac.id/

xiii

Anda mungkin juga menyukai