Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERAN MEDIA MASSA DALAM KASUS PELANGGARAN


DEMOKRASI INDONESIA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila Dosen Pengampu:
Febri Ekarasti, S.H., M.Kn

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Tirta Aluna Gemilang (2023310053)

Elen Elfi Alfi Yonika (2023310031)

Afrilia Duwi Wijaya (2023310034)

Toby Jaki Pranaka (2023310041)

Riski Septian (2023310046)

Wirol Sya’ban (2023310056)

Siradjuddin Ikhwani (2023310060)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PRABUMULIH
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Prabumulih, Oktober 2023

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia ii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tinjauan Penulisan...............................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................5
2.1 Pengertian............................................................................................................5
BAB III........................................................................................................................11
ISI................................................................................................................................11
3.1 Peranan/Fungsi Pers Di Indonesia.....................................................................11
3.2 Contoh Kasus Dalam Media Massa / Sosial......................................................12
3.2.1 Buzzer Politik..............................................................................................12
3.2.2 Kebebasan Pers...........................................................................................13
BAB IV........................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan........................................................................................................16
4.2 Saran..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia iii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Media massa kerap diibaratkan sebagai matahari, memberikan sinar yang
menerangi dunia, atau menyampaikan pesan yang merasuk ke dalam kalbu umat
manusia, hingga memberi pencerahan. Dengan begitu media massa seolah memiliki
posisi di luar kehidupan masyarakat. Media massa dianggap memiliki keunggulan
yang menyebabkan mampu mempengaruhi alam pikiran khalayak, yang selanjutnya
akan mengubah masyarakat.
Sejalan dengan perkembangan demokrasi di sebuah negara, peran media
massa juga ikut membesar karena adanya kebebasan berpendapat dan berekspresi.
Institusi media massa menjadi bagian tak terpisahkan dari kematangan demokrasi di
sebuah negara. Ini tidak lain karena media massa besuara secara kritis terhadap isu-
isu yang muncul di dalam masyarakat termasuk terhadap kebijakan pemerintah.
Media massa juga menjadi penyalur opini publik yang mampu mempengaruhi
kebijakan pemerintah.
Secara alamiah, pemerintah juga memperhatikan isu-isu yang berkembang
dalam masyarakat yang terekam dan disalurkan oleh media massa. Situasi ini berbeda
ketika masa Orde Baru dimana media dibatasi keberadaan dan pengaruhnya. Tidak
terkecuali juga dialami para pengambil kebijakan luar negeri di pemerintahan yang
tidak secara langsung mempengaruhi kehidupan masyarakat. Isu internasional disebut
sebagai sebuah isu elit hanya menyentuh kalangan tertentu.
Media massa merupakan salah satu sarana untuk pengembangan kebudayaan,
bukan hanya budaya dalam pengertian seni dan simbol tetapi juga dalam pengertian
pengembangan tatacara, mode, gaya hidup dan norma-norma. Media massa sangat
berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola tingkah laku dari suatu
masyarakat, oleh karena itu kedudukan media massa dalam masyarakat sangat
penting. Dengan adanya media massa, masyarakat yang tadinya dapat dikatakan tidak
beradab dapat menjadi masyarakat yang beradab. Hal itu disebabkan, oleh karena

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 1


media massa mempunyai jaringan yang luas dan bersifat massal sehingga masyarakat
yang membaca tidak hanya orang-perorang tapi sudah mencakup jumlah puluhan,
ratusan, bahkan ribuan pembaca, sehingga pengaruh media massa akan sangat terlihat
di permukaan masyarakat.
Mengingat kedudukan media massa dalam perkembangan masyarakat
sangatlah penting, maka industri media massa pun berkembang pesat saat ini. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya stasiun televisi, stasiun radio, perusahaan media cetak,
baik itu surat kabar, majalah, dan media cetak lainnya. Para pengusaha merasa
diuntungkan dengan mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang media massa
seperti itu. Hal itu disebabkan karena mengelola perusahaan dengan jenis spesifikasi
mengelola media massa adalah usaha yang akan selalu digemari masyarakat
sepanjang masa, karena sampai kapanpun manusia akan selalu haus akan informasi.
Tugas dan fungsi pers adalah mewujudkan keinginan kebutuhan informasi
melalui medianya baik melalui media cetak maupun media elektronik seperti, radio,
televisi, internet. Fungsi informatif yaitu memberikan informasi, atau berita, kepada
khalayak ramai dengan cara yang teratur. Pers akan memberitakan kejadian-kejadian
pada hari tertentu, memberitakan pertemuan-pertemuan yang diadakan, atau pers
mungkin juga memperingatkan orang banyak tentang peristiwa-peristiwa yang diduga
akan terjadi. Peran media massa dalam kehidupan sosial, terutama dalam masyarakat
modern telah memainkan peranan yang begitu penting. Menurut McQuail ada enam
perspektif dalam hal melihat peran media.
Pertama, melihat media massa seabagai window on event and experience.
Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang
sedang terjadi di luar sana. Atau media merupakan sarana belajar untuk mengetahui
berbagai peristiwa.
Kedua, media juga sering dianggap sebagai a mirror of event in society and
the world, implying a faithful reflection. Cermin berbagai peristiwa yang ada di
masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya. Karenanya para pengelola
media sering merasa tidak “bersalah” jika isi media penuh dengan kekerasan, konflik,
pornografi dan berbagai keburukan lain, karena memang menurut mereka faktanya

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 2


demikian, media hanya sebagai refleksi fakta, terlepas dari suka atau tidak suka.
Padahal sesungguhnya, angle, arah dan framing dari isi yang dianggap sebagai cermin
realitas tersebut diputuskan oleh para profesional media, dan khalayak tidak
sepenuhnya bebas untuk mengetahui apa yang mereka inginkan.
Ketiga, memandang media massa sebagai filter, atau gatekeeper yang
menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Media senantiasa memilih
isu, informasi atau bentuk content yang lain berdasar standar para pengelolanya.
Disini khalayak “dipilihkan” oleh media tentang apa-apa yang layak diketahui dan
mendapat perhatian.
Keempat, media massa seringkali pula dipandang sebagai guide, penunjuk
jalan atau interpreter, yang menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbagai
ketidakpastian, atau alternatif yang beragam.
Kelima, melihat media massa sebagai forum untuk mempresentasikan
berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkin terjadinya
tanggapan dan umpan balik.
Keenam, media massa sebagai interlocutor, yang tidak hanya sekadar tempat
berlalu lalangnya informasi, tetapi juga partner komunikasi yang memungkinkan
terjadinya komunikasi interaktif.
Pendeknya, semua itu ingin menunjukkan, peran media dalam kehidupan
sosial bukan sekedar sarana diversion, pelepas ketegangan atau hiburan, tetapi isi dan
informasi yang disajikan, mempunyai peran yang signifikan dalam proses sosial. Isi
media massa merupakan konsumsi otak bagi khalayaknya, sehingga apa yang ada di
media massa akan mempengaruhi realitas subjektif pelaku interaksi sosial. Gambaran
tentang realitas yang dibentuk oleh isi media massa inilah yang nantinya mendasari
respon dan sikap khalayak terhadap berbagai objek sosial. Informasi yang salah dari
media massa akan memunculkan gambaran yang salah pula terhadap objek sosial itu.
Karenanya media massa dituntut menyampaikan informasi secara akurat dan
berkualitas. Kualitas informasi inilah yang merupakan tuntutan etis dan moral
penyajian media massa.

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 3


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana peran media massa dalam mengadapi situasi politik di indonesia ?
2. Bagaimana dampak efektivitas dari kasus yang mencuat di media massa dan
media online ?

1.3 Tinjauan Penulisan


Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah penulis
kemukakan, maka tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui peran media massa menghadapi situasi politik di indonesia
dalam menyebarkan informasi terkait politik
2. Untuk mengetahui dampak-dampak dari kasus yang viral di media online dan
media massa

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 4


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Media massa atau Pers adalah istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-
an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai
masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering
disingkat menjadi media.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan
kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan
tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan
tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media
massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan
mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.
Media adalah bentuk jamak dari medium, yang berarti “tengah” atau
“perantara”, sedangkan massa berasal dari bahasa Inggris, yaitu mass yang berarti
“kelompok” atau “kumpulan”. Dengan demikian, pengertian media massa adalah
perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam menjalin hubungan satu
sama lain.
Dalam UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers menyebutkan jika pers adalah
lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan
jurnalistik, yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah,
dan menyampaikan informasi, baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan
gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan
media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
Sedangkan menurut Eep Saefulloh Fatah mengemukakan jika pers merupakan
the fourth estate of democracy (pilar keempat bagi demokrasi) dan mempunyai

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 5


peranan yang penting dalam membangun kepercayaan, kredibilitas, bahkan legitimasi
pemerintah. Pers yang dimaksud sebagai pilar keempat bagi demokrasi adalah pers
memiliki fungsi, yaitu sebagai alat kontrol sosial dalam kehidupan demokrasi.
Fungsi kontrol tersebut menjadikan fungsi pers dalam masyarakat semakin
menguat. Pers diharapkan dapat berfungsi melakukan cover both side (melihat sudut
pandang berita dari dua sisi) yang harus dipertahankan karena pers merupakan alat
kontrol sosial bagi pemerintah, sehingga pers menjadi media penyampaian aspirasi
masyarakat terhadap pemerintah.
Pers juga harus memiliki fungsi gate keeper, yaitu harus menyaring dalam
setiap pemberitannya. Diharapkan fungsi pers tersebut dapat mendidik yang baik bagi
masyarakat, serta dapat menjadi penjembatan yang baik antara pemerintah dan
masyarakat.

2.2 Sejarah Media Massa/Pers


Indonesia merupakan suatu negara yang menganut sistem pemerintahan
demokrasi. Dengan semboyan dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat. Pastinya
setiap negara sangat membutuhkan peran pers, karena peran pers di Indonesia
pengaruhnya sangat luar bias besar terhadap kemererdekaan bangsa Indonesia.
Perkembangan pers di Indoenesia memiliki beberapa tahapan periode di mana dalam
setiap pergantian periode sangat mewakili suatu masa dimulai dari pers masa kolonial
sampai dengan pers masa revolusi. Berikut penjelasan perkembangan pers di
Indonesia terbagi menjadi enam periode, diantaranya periode pejajahan kolonial
Belanda, Periode penjajahan Jepang, periode Revolusi memperjuangkan
kemerdekaan, periode Orde Lama, Periode Ordre Baru dan Periode Reformasi,
dengan berbagai perjuangan di dalamnya. Awal mula adanya pers di Indonesia terjadi
ketika masa kolonial Belanda pada tahun 1744, pers di Indonesia di duduki oleh Pers
Belanda dengan menerbitkan surat kabar berbahasa Belanda. Namun tidak lama dari
pendrian surat kabar tersebut, Bangsa Indo raya dan China juga menerbitkan sendiri
surat kabar yang mana bahasanya menggunakan bahasa Belanda, China, dan juga
bahasa Daerah. Surat kabar pertama yang terbit di Indonesia yaitu Bataviasche

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 6


Nouvelles yang mana pada tahun 1774 terjadinya pemberedelan dan pemberhentian
terbit oleh pemerintahan Belanda.
Era kedudukan Jepang terjadi pada tahun 1942 sampai dengan tahun 1945
pers mengalami perkembangan, dalam segi teknologi nya pun sudah mulai canggih.
Perpolitikan di Indonesia mengalami perubahan secara menyeluruh makanya pers
sangat dibutuhkan pada era kedudukan Jepang ini. Selain digunakan untuk
memobilisasi tujuan-tujuan Jepang, pers digunakan sebagai alat kontrol oleh para
penguasa Jepang. Pada tahun 1942, pemerintahan jepang yang menduduki Indonesia
membuat aturan yang di masukan kedalam Undang-Undang Media Jepang sehingga
penerbitan harus mendapatkan izin melalui penguasa Jepang untuk di cek sebelum di
sebar.
Meskipun Pers di era kedudukan Jepang mengalami kemajuan namun adanya
pengekangan dan penderitaan dalam penerbitannya lebih parah dari masa kolonial
Belanda. Tapi dengan begitu para pegawai pers pada masa kedudukan Jepang
mendapatkan mpengalaman yang sangat baik. Beberapa surat kabar yang terbit di era
kedudukan jepang ini diantaranya: Asia Raya di Jakarta, Sinar Baru di Semarang,
Suara Asia di Surabaya dan Tjahaya di Bandung. Pers pada era revolusi fisik ini ada
pada tahun 1945 sampai dengan tahun 1949. Pers pada era ini bangsa Indonesia
sedang memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaannya yang baru di raih
pada tanggal 17 Agustus 1945, Belanda yang ingin menduduki kembali bangsa
Indoensia maka dari itu pers yang ada di era ini memiliki dua golongan, golongan
pertama pers NICA (Belanda) yang diterbitkan oleh penjajah sekutu dan Belanda,
golongan kedua yaitu Pers Republik yang diterbitkan oleh orangorang indonesia atau
pribumi.

2.3 Pengaturan Media Massa/Pers Di indonesia

Regulasi yang mengatur pers di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 40


tahun 1999 tentang Pers. Dalam undang-undang ini disebutkan bahwa: “Pers
adalah lembaga sosial danwahana komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 7


mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara,
gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya
dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran
yang tersedia”.Secara umum, pers adalah seluruh industri media yang ada,
baik cetak maupun elektronik. Namun secara khusus, pengertian pers adalah
media cetak (printed media). Dengan demikian, Undang-Undang Pers berlaku secara
general untuk seluruh industri media. dan secara khusus untuk media cetak. Prinsip-
prinsip pengelolaan pers di Indonesia menurut undang-undang ini adalah:

 Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang


berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
 Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan,
hiburan,dankontrol sosial. Selain itu, pers juga berfungsi sebagai lembaga
ekonomi.
 Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara.
 Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau
pelarangan penyiaran. Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional
mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan
informasi.
 Wartawan bebas memilih organisasi wartawan.
 Wartawan memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik. Dalam
melaksanakan profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum.
 Setiap warga negara Indonesia dan negara berhak mendirikan perusahaan
pers.
 Setiap perusahaan pers harus berbentuk badan hukum Indonesia.
 Perusahaan pers memberikan kesejahteraan kepada wartawan dan karyawan
pers dalam bentuk kepemilikan saham danatau pembagian laba bersih serta
bentuk kesejahteraan lainnya.
 Penambahan modal asingpada perusahaan pers dilakukan melalui pasar
modal.

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 8


 Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamat dan penanggung
jawab secara terbuka melalui media yang bersangkutan; khusus untuk
penerbitan pers ditambah namadan alamat percetakan.
 Dalam upaya mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan
kehidupan persnasional, dibentuk Dewan Pers yang independen.

Sebagai penjabaran Undang-Undang Pers, juga ditetapkan Kode Etik


Jurnalistik (KEJ) untuk wartawan/organisasi pers. KEJ telah diatur dalam
Peraturan Dewan Pers No.6/Peraturan-DP/V/2008 tentang pengesahan SK
Dewan Pers tahun 2006 tentang KEJ. Dalam KEJ 2006, kode etik wartawan /
organisasi pers, berisi 11 pasal yang ditandatangani oleh 29 organisasi wartawan /
perusahaan pers Indonesia. Prinsip-prinsip KEJ, antara lain:
 Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang
akurat, berimbang,dan tidak beritikad buruk (Pasal 1)
 Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam
melaksanakan tugas jurnalistik (Pasal 2).
 Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara
berimbang, tidakmencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta
menerapkan asas praduga takbersalah (Pasal 3).
 Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita
berdasarkanprasangka ataudiskriminasi terhadap seseorang atas dasar
perbedaan suku, ras,warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak
merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacatjiwa atau cacat
jasmani (Pasal 8)

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 9


Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1967 dan diubah
dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1982 sudah tidak sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman, sehingga perlu dibentuk Undang-undang tentang Pers.

- Dasar hukum undang-undang ini adalah : Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal
27, dan Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945; dan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak
Asasi Manusia.

- Dalam Undang-Undang ini diatur tentang : Asas, Fungsi, Hak, Kewajiban dan
Peranan Pers; Wartawan; Perusahaan Pers; Dewan Pers; Pers Asing; Peran Serta
Masyarakat; dan Ketentuan Pidana.

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 10


BAB III

ISI

3.1 Peranan/Fungsi Pers Di Indonesia


Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 1999 Pers memilki peran yang sangat
penting di dalam sebuah negara. Di negara demokrasi seperti Indonesia, pers menjadi
tolak ukur kebebasan bersuara demi majunya negara.

1. Menyebarkan informasi
Sesuai dengan UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, salah satu
peranan pers nasional adalah memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.
Pers berperan penting dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat. Baik
atau buruknya informasi yang diterima masyarakat tergantung dari pers. Di
sinilah pers harus betul-betul menerapkan kode etik jurnalistik. Misalnya,
dalam menulis berita, wartawan harus objektif dan jujur serta mengacu pada
fakta yang ada. Pers tidak boleh terpengaruh oleh kepentingan tertentu.
2. Alat kontrol sosial
Dalam kehidupan demokrasi, pers memiliki peran besar sebagai alat
kontrol sosial, baik untuk pemerintah atau masyarakat. Pers bebas mengkritik
berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah maupun lembaga legislatif
dan yudikatif. Pers berperan mengawasi jika ada pelanggaran dan
memberikan koreksi atas kesalahan itu. Pengawasan juga dilakukan kepada
masyarakat, misalnya terhadap adanya pelanggaran HAM.
3. Penyambung lidah masyarakat
Pers berperan untuk memastikan bahwa warga negara mendapatkan
hak-hak mereka. Peran ini termasuk dalam fungsi pengawalan hak warga
negara. Pers berperan sebagai perantara untuk masyarakat dalam
menyampaikan aspirasi, kritik dan saran kepada pemerintah.

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 11


4. Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa
Pers memiliki peran yang signifikan dalam usaha mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dengan tetap menjunjung tinggi kekritisan, pers dapat
menyajikan informasi yang bersifat pengetahuan untuk menambah wawasan
masyarakat. Penyajian berita yang benar, jujur dan bertanggung jawab juga
menjadi bagian dari usaha mencerdaskan kehidupan bangsa.
5. Membentuk opini sekaligus menjaga kerukunan masyarakat
Pers memiliki peran besar dalam membentuk opini masyarakat. Sesuai
dengan UU Nomor 40 Tahun 1999, pers berperan dalam mengembangkan
pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar.
Masyarakat akan beropini sesuai dengan informasi yang didapatnya, termasuk
dari media. Masyarakat dapat menjadi sejuk ketika informasi yang disajikan
merujuk pada kebenaran. Sebaliknya, konfik akan terjadi saat informasi yang
diberikan berisi fitnah dan provokatif.

3.2 Contoh Kasus Dalam Media Massa / Sosial

3.2.1 Buzzer Politik


Buzzer merupakan istilah baru sejak media sosial marak digunakan. Buzzer
dikenal sebagai salah satu aktor paling penting dalam penggalangan opini di dunia
maya yang menjalankan fungsi pemasaran untuk menjual sebuah produk. Strategi
pemasaran yang diterapkan para buzzer secara umum, terbagi dua yaitu melalui
kampanye negatif dan positif. Hanya saja, pemakaian istilah buzzer di media sosial
cenderung diidentikkan dengan penggunaan strategi kampanye negatif sehingga
membuat istilah tersebut terkesan negatif. Tujuan dari studi ini adalah untuk
mendapatkan gambaran tentang fungsi ganda para buzzer politik melalui media
sosial dalam Pilkada dan Pemilu Indonesia.

Hasil studi menyimpulkan bahwa media sosial merupakan media yang paling
efektif digunakan oleh buzzer politik. Profesi sebagai buzzer di media sosial

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 12


dianggap cukup menjanjikan karena memiliki penghasilan yang tinggi. Namun
kehadiran buzzer dalam ajang Pilkada dan Pemilu selalu dipandang negatif karena
berperan sebagai marketing yang memperkenalkan branding pasangan calon namun
juga menjadi aktor dalam proses penyebaran black campaign calon pasangan
lainnya. Sehingga fenomena hoaks, ujaran kebencian, fitnah dan kampanye negatif
lainnya tumbuh subur akibat penyebaran pesan-pesan yang dilakukan para buzzer.
Kondisi ini semakin diperparah karena belum adanya aturan yang khusus mengatur
tentang cara kerja buzzer politik jika melanggar aturan karena kegiatan kampanye
negatif tadi. Ini juga disebabkan para buzzer ini sebagian besar memiliki akun
anonim yang merahasiakan identitas mereka. Sehingga sulit juga aparat penegak
hukum untuk melacak keberadaan mereka.

Kasus-kasus represi di dunia maya terhadap para pengkritik pemerintah atau


aparat diduga terkait dengan pendengung atau buzzer. Meski tak bisa dibuktikan,
pembelaannya yang membabi-buta erat dengan elite-elite tertentu. Demokrasi pun
terancam mati akibat cara-cara itu karena ulah buzzer. Peneliti di Pusat Penelitian
Politik LIPI, Wasisto Jati menilai keberadaan buzzer yang menyerang akun medsos
belakangan ini telah mencederai demokrasi di Indonesia. Serangan umumnya
menimpa mereka yang mengkritik pemerintah. Padahal, menurut Wasisto, medsos
merupakan ruang publik terbuka yang membebaskan setiap orang untuk
mengunggah atau berkomentar terhadap suatu peristiwa, termasuk pada pemerintah.

Seperti kasus nya Stand-up komedian Bintang Emon diduga mendapat


serangan di media sosial usai mengomentari kasus penyiraman air keras ke wajah
penyidik KPK Novel Baswedan melalui tayangan video. Buntut dari peristiwa
tersebut, DPR meminta pemerintah turun tangan menertibkan buzzer yang diduga
menyerang Bintang. Sebagai warga negara, Bintang dinilai tak boleh mendapat
ancaman hanya karena mengkritik pemerintah.

3.2.2 Kebebasan Pers


Pers di Indonesia Belum Sepenuhnya Bebas, Indeks Kebebasan Pers 2021 di
Indonesia naik. Meski demikian, pers belum sepenuhnya bebas. Kekerasan terhadap

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 13


wartawan hingga ancaman serangan digital masih dialami jurnalis. kebebasan pers
mesti dijamin agar demokrasi berjalan baik. Sebab, pers merupakan pilar demokrasi
keempat. Pers yang bebas juga berfungsi untuk menjamin berjalannya pemerintahan
yang bersih dan transparan. Apalagi, saat ini indonesia menjelang masa pemilu.
Akan sulit apabila kemerdekaan pers tidak dijamin. Tujuan dan agenda nasional
akan sulit terwujud. Kebebasan pers ini bukan demi kebaikan jurnalis saja, tapi juga
demi kebaikan publik.

Seperti kasus Vonis bui terhadap jurnalis di Palopo, Sulawesi Selatan,


Muhammad Asrul pada 23 November 2021 menjadi perhatian terhadap bagaimana
perlindungan kebebasan pers di Indonesia yang memang dilindungi konstitusi dan
undang-undang secara khusus. Dalam kasus tersebut, Asrul dijerat dengan Undang-
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) atas berita yang dibuat dan
diterbitkan di media massa tempatnya bekerja. Atas pemberitaan itu, Asrul dituduh
melanggar pasal pencemaran nama baik lantaran melakukan investigasi jurnalisme
terkait kasus korupsi yang turut menyenut nama anak Wali Kota Palopo pada 2019.

Jurnalis juga jadi salah satu sasaran serangan digital, seperti peretasan dan
doxing (pembongkaran data pribadi). Kejahatan Digital Doxing adalah kegiatan
menyebarkan data pribadi seseorang untuk melecehkan dan mengancam korban.
Kejahatan ini sering berakibat pada perlakuan buruk baik secara daring maupun
dunia nyata, mekanisme adalah :

 Pelaku meretas data pribadi korban


 Setelah data didapatkan, pelaku mengedit data (mengubah atau menambah)
 Data yang telah diedit dan disebarkan melalui media sosial dengan tujuan
fitnah

Sejumlah kasus yang berkaitan dengan digital doxing :


Febriana Firdaus seorang jurnalis Aljazeera diintimidasi karena artikel soal
papua, Febriana berusaha menyampaikan informasi seobyektif mungkin dan

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 14


menerbitkan nya setelah melalui proses verifikasi. Kejadian nya, sebuah akun
menyebarkan akun pribadi Febriana melaui Facebook, Twitter, dan Instagram
terkait pemberitaan korban kerusuhan papua, pelaku menyangsikan jumlah korban
yang ditulis Febriana berbeda dengan rilis Pemerintah. Akibatnya, Febriana banyak
menerima pesan bernada ancaman di media sosial. Salah satunya dari pemilik akun
Twitter @ilhamAziz31 yang memperingatkan bahwa intelijen telah mengawasi
aktivitas Febriana dan meminta membangun narasi konstruktif.

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 15


BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Media massa memiliki fungsi penyebaran informasi dan fungsi ini merupakan
fungsi utama. Karena informasi meruapakan salah satu kebutuhan masyarakat.
Dengan adanya informasi maka media menawarkan sebuah topik tertentu yang telah
dikemas sedemikian rupa untuk disebarluaskan kepada masyarakatDengan banyak
nya kejadian yang mengarah ke pelanggaran kebebasan berpendapat di media massa
maupun media sosial. Pers di Indonesia Belum Sepenuhnya Bebas, Kekerasan
terhadap wartawan hingga ancaman serangan digital masih dialami jurnalis.
kebebasan pers mesti dijamin agar demokrasi berjalan baik. Sebab, pers merupakan
pilar demokrasi keempat. Pers yang bebas juga berfungsi untuk menjamin
berjalannya pemerintahan yang bersih dan transparan. Apalagi, saat ini indonesia
menjelang masa pemilu. Akan sulit apabila kemerdekaan pers tidak dijamin. Tujuan
dan agenda nasional akan sulit terwujud. Kebebasan pers ini bukan demi kebaikan
jurnalis saja, tapi juga demi kebaikan publik.

4.2 Saran
berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyarankan

(1) pemerintah bersama-sama dengan masyarakyatnya harus senantiasa berusaha


untuk meningkatkan kesadaran akan etika dalam menggunakan media massa
(2) pemerintah harus tegas dalam mengatur kebebasan pers
(3) memberikan sanksi yang tegas bagi para penyebar hoax dan penjahat digital
doxing

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 16


DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-media-massa/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pers_Indonesia
https://www.dpr.go.id/jdih/index/id/441#:~:text=%2D%20Dalam%20Undang
%2DUndang%20ini%20diatur,Serta%20Masyarakat%3B%20dan
%20Ketentuan%20Pidana.
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/13/03150011/peran-pers-di-indonesia.
https://www.neliti.com/id/publications/77392/regulasi-media-di-indonesia-tinjauan-
uu-pers-dan-uu-penyiaran
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200616072246-32-513675/kasus-bintang-
emon-dan-fenomena-buzzer-di-ranah-politik.
https://www.neliti.com/id/publications/77392/regulasi-media-di-indonesia-tinjauan-
uu-pers-dan-uu-penyiaran
https://www.suara.com/news/2019/09/05/200109/jurnalis-aljazeera-febriana-firdaus-
diintimidasi-karena-artikel-soal-papua?page=all
https://www.kompas.id/baca/dikbud/2022/05/02/pers-di-indonesia-belum-bebas
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211125160249-12-726144/vonis-bui-
jurnalis-karena-berita-dan-matinya-perlindungan-uu-pers.

Peran Media Massa Dalam Pelanggaran Demokrasi Indonesia 17

Anda mungkin juga menyukai