Disusun oleh :
KELAS A3 LK / SEMESTER IV
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan.......................................................................................................... 5
A. Kesimpulan ............................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional, (Cet. III; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015),
h.37
2
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Cet. XVI; Jakarta: Raja Grafindo, 2013), h. 3
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
pertama kali diterbitkan di jerman, selanjutnya diterbitkan ulang dalam banyak
bahasa eropa (wikipedia, 2021).3
2. Perkembangan media pembelajaran era 1900-an
Media pembelajaran era tahun 1900-an berbeda dengan era tahun 1600-
an. Pembelajaran sekitar tahun 1900- an ini sudah banyak menggunakan
berbagai media pembelajaran. Media pembelajaran lebih dikenal dengan istilah
alat bantu belajar. Papan tulis hitam, kapur, dan penggaris kayu termasuk alat
bantu belajar yang banyak digunakan pada masa itu. Pemilihan media
pembelajaran tergantung pada metode apa yang akan digunakan pengajar
dalam mengajar dan pembelajar yang akan belajar. Tentunya media
pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik pembelajar,
karena media pembelajaran digunakan oleh pengajar dalam kegiatan belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Penggunaan media
pembelajaran harus dapat membangkitkan keinginan dan motivasi yang baru
bagi pembelajar. Media pembelajaran pada akhir tahun 1950 mulai dipengaruhi
oleh penggunaan alat visual (bimo, 2017). Alat bantu visual yang digunakan
dapat berupa model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan
pengalaman konkret, sehingga dapat mempertinggi daya serap pembelajar
terhadap materi pelajaran. Media visual merupakan media yang hanya dapat
dilihat saja, tidak mengandung unsur suara (sundayana, 2016). Jenis media
yang tergolong visual adalah media cetak verbal, media visual non-verbal
grafis, dan media visual nonverbal tiga dimensi (munadi, 2012). Media cetak
verbal sejarah tahap perkembangan media pembelajaran 32 antara lain buku,
majalah, jurnal, surat kabar. Contoh media visual non-verbal grafis antara lain:
gambar (sketsa, lukisan, photo), grafik, diagram, bagan, dan peta. Contoh
media visual nonverbal tiga dimensi berupa model, miniatur, dan lain lain. 4
3
Shoffan Shoffa, Perkembangan Media Pembelajaran di Perguruan Tinggi,(Jawa timur:Agrapana
Media, 2021) hlm. 28
4
Shoffan Shoffa, Perkembangan Media Pembelajaran di Perguruan Tingjgi ,(Jawa timur:Agrapana
Media, 2021) hlm. 31
7
3. Perkembangan Media Pembelajaran era 2000-an
Media pembelajaran era 2000-an tentunya semakin canggih. Papan tulis
hitam dan kapur sudah banyak ditinggalkan diganti dengan papan tulis putih
(white board dan spidol). OHP sudah diganti dengan Liquid Crystal Display
(LCD) Proyektor (Gambar 15.1). Sejarah Tahap Perkembangan Media
Pembelajaran 40. Proyektor Pembelajar pada tahun 2000 termasuk generasi Z.
Mereka sudah mengenal ponsel pintar (Smartphone) dan komputer sebagai
perangkat pribadi. Produk teknologi berkembang pesat dengan harga
terjangkau, sehingga tidak sedikit pembelajar yang memiliki smartphone lebih
dari satu. Mereka tidak termasuk tipe manusia yang tahan berjam-jam
membaca buku teks untuk memahami suatu konsep. Mereka lebih suka
mencari laman, video, atau bentuk informasi apapun yang lebih mudah
difahami. Hasil penelitian (Kusumaningtyas, Sholehah & Kholifah, 2020)
menunjukkan bahwa pemanfaatan media Perkembangan media pembelajaran
sejalan dengan perkembangan generasi pebelajarnya. Generasi pembelajar
dikelompokkan berdasarkan kurun waktu kelahirannya. Penulis di dunia barat
mengelompokkannya menjadi 5 generasi, yaitu: (1). Generasi Baby Boomer,
lahir 1946-1964, (2). Generasi X, lahir 1965-1980, (3). Generasi Y, lahir 1981-
1994, (4). Generasi Z, lahir 1995-2010, dan (5) Generasi Alpha, lahir 2011-
2025. (Wibawanto, 2016) Sejarah Tahap Perkembangan Media Pembelajaran
41 pembelajaran berbasis teknologi dapat disesuaikan dengan kebutuhan
pembelajaran serta memperhatikan karakteristik generasi Z yang menyukai
penggunaan simbol dan gambar. Metode-metode pembelajaran yang dapat
dijadikan sebagai alternative yang tepat untuk mengajar generasi Z adalah
inquiry based learning, problem based learning, experiental based learning, dan
lain sebagainya.5
4. Perkembangan Media Pembelajaran era abad 21
Abad 21 sering diidentikkan dengan perkembangan industri 4.0.
Perkembangan industri 4.0 ini seiring dengan perkembangan teknologi yang
5
Shoffan Shoffa, Perkembangan Media Pembelajaran di Perguruan Tinggi, ,(Jawa timur:Agrapana
Media, 2021) hlm. 40
8
menunjang semua aktivitas manusia, termasuk bidang pendidikan.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat berpengaruh terhadap proses
pembelajaran di semua jenjang, mulai dari pendidikan dasar sampai ke
pendidikan tinggi. Kemajuan teknologi memberikan dampak pada metode
mengajar serta media pembelajaran yang digunakan. Era tahun 2000-an media
pembelajaran yang digunakan pengajar sudah sangat bervariasi, terutama
media pembelajaran yang berbasis teknologi. Penggunaan media pembelajaran
audio visual sudah familiar baik bagi pengajar maupun pembelajar. Pada abad
21 ini kebutuhan akan media pembelajaran lebih meningkat lagi kualitasnya.
Banyak pengajar yang sudah menggunakan multimedia interaktif. Multimedia
interaktif adalah media pembelajaran berbasis komputer yang memuat
berbagai macam konten. Kontennya bisa berupa gambar, video, teks, grafik,
animasi serta efek suara yang disertai menu/instruksi sebagai sarana untuk
mendapatkan informasi (Rachmadtullah, Sumantri and S, 2018). digunakannya
multimedia interaktif saat ini mendukung situasi pelaksanaan pembelajaran di
tengah pandemic. Sejak pandemik covid-19 pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan secara daring, sehingga interaksi media dan teknologi ikut
menentukan berhasil tidaknya pembelajaran.
B. Media Pembelajaran Zaman Klasik
Metode pembelajaran sangat diperlukan dalam keberlangsungan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, metode pembelajaran yang dirancang dan disiapkan
oleh seorang guru akan menjadi salah satu factor utama dan penentu untuk
memberikan kemudahan kepada siswa dalam memahami materi pembelajaran
sehingga guru dapat mencapai tujuan dari pembelajaran, mari sejenak kita
mengenang kembali masa-masa pembelajaran pada zaman klasik mengingat
bagaimana proses pembelajaran di dalam kelas berlangsung, pada zaman klasik
seorang guru memiliki peran yang paling banyak di dalam kelas sehingga guru
akan lebih aktif dibandingkan dengan siswanya makanya metode yang digunakan
pada zaman klasik adalah dengan menggunakan metode ceramah yang mana guru
akan berbicara di depan siswanya untuk memaparkan semua materi, sedangkan
siswa hanya mendengarkan dan juga menulis apa yang disampaikan oleh gurunya,
metode yang dipilih tentunya harus dilengkapi dengan media yang
9
mendukungnya, karena pada zaman klasik metode yang digunakan ceramah maka
hal ini membuat media pembelajaran yang digunakannya juga akan terbatas,
media pembelajaran yang digunakan pada zaman klasik seperti papan tulis
berwarna hitam lengkap dengan kapur putihnya, sehingga media pembelajaran
zaman klasik ini merupakan penjelasan mengenai media apa saja yang ada dan
juga digunakan oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran di
dalam kelas yang pastinya dengan kondisi zaman dulu masih dengan keadaan
keterbatasan dalam tersedianya media pembelajaran.
1. Papan Tulis
6
Usep Setiawan dkk, Media Pembelajaran, (Bandung:Widhina Bhakti Persada, 2023), hal. 36
10
harganya berkisar Rp. 600.000,00 serta penggunaannya tidak sulit sehingga
disebut media sederhana (Djamarah, 2013:126).
Papan bulletin dan display, keduanya adalah fasilitas yang sama dan
diperlukan oleh setiap kelas (paling tidak satu sekolah satu buah). Bermula
dari tempat menempelkan catatancatatan yang menarik saja tanpa bermaksud
pendidikan. Kemudian perkembangan selanjutnya sesuai dengan kemajuan
dalam ilmu pembelajaran, papan bulletin/display diintegrasikan dengan
program pendidikan di sekolah.
Kelebihan:
a. Efisien.
b. Tidak Mahal, Karena hanya menggunakan sedikit media dan
bahan ajar.
c. Mudah disesuaikan dengan keadaan peserta didik.
Kelemahan:
7
Syarifuddin,Media Pembelajaran (Dari Masa Konvensional Hingga Masa Digital), (Palembang:Bening
Media,2022), hal 45 - 50
11
b. Bersifat pengajar centris
Di era modern dan serba teknologi saat ini, para pengajar dituntut bersifat
dinamis terhadap perkembangan teknologi yang berkembang pesat. Jika sistem
pengajaran yang digunakan oleh para pengajar masih bersifat konvensional, maka
dikhawatirkan para peserta didik sulit berkembang dan mengikuti perkembangan
teknologi di masyarakat. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang
cangih akan mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan ilmunya dalam
proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang canggih, tidak hanya
itu penggunaan media teknologi ini sangat bermanfaat juga bagi para siswa untuk
menangkap dan memahami pelajaran secara mudah.
Pendidikan berbasis ICT telah lama dimulai sejak tahun 1960an dengan
pendidikan berbasis komputer. Seiring dengan perkembangan teori belajar,
semula pemanfaatan komputer dalam pembelajaran menggunakan pendekatan
teori behaviorisme. Komputer lebih banyak digunakan untuk melakukan drill and
practice. Perkembangan selanjutnya dipengaruhi oleh teori belajar
konstruktivisme, komputer dimanfaatkan untuk membantu siswa menemukan dan
merumuskan pengetahuannya melalui interaksi dan eksplorasi sumber-sumber
belajar berbasis ICT. Perkembangan terkini adalah pemanfaatan ICT secara
terpadu di dalam pembelajaran yang memadukan berbagai keterampilan dan
fungsi ICT di dalam proses belajar mengajar. Berikut adalah beberapa contoh dari
media pembelajaran berbasis ICT:
1. Teknologi Komputer
12
komputer multimedia yang kemudian disebut multimedia pembelajaran
interaktif.
2. Teknologi Multimedia
13
4) Sumber Belajar Kemdikbud Audio
b. Online Berbentuk Visual
14
c. Offline Berbentuk Audio Visual
d. Teknologi Komunikasi
8
Syarifuddin,Media Pembelajaran (Dari Masa Konvensional Hingga Masa Digital), (Palembang:Bening
Media,2022), hal 63 - 67
15
2) Sumber Daya Manusia. Faktor SDM menuntut ketersediaan human
brain yang menguasai teknologi tinggi.
3) Kebijakan. Faktor kebijakan menuntut adanya kebijakan berskala
makro dan mikro yang berpihak pada pengembangan teknologi
informasi jangka panjang.
4) Konten dan Aplikasi. Faktor konten dan aplikasi menuntut adanya
informasi yang disampaikan pada orang, tempat, dan waktu yang
tepat serta ketersediaan aplikasi untuk menyampaikan konten
tersebut dengan nyaman pada penggunanya
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perkembangan media pembelajaran era 1600-an, Perkembangan media
pembelajaran era 1900-an, Perkembangan Media Pembelajaran era 2000-an,
Perkembangan Media Pembelajaran era abad 21.
2. Sedangkan Anurrahman menyampikan pendapatnya tentang pembelajaran
Klasikal menurutnya model pembelajaran klasikal lebih menitik beratkan pada
peran guru dalam memberikan informasi melalui materi pembelajaran yang
disajikan. Contoh media pembelajaran klasik yaitu papan tulis dan Bulletin
Board / Display.
3. Pendidikan berbasis ICT telah lama dimulai sejak tahun 1960an dengan
pendidikan berbasis komputer. Seiring dengan perkembangan teori belajar,
semula pemanfaatan komputer dalam pembelajaran menggunakan pendekatan
teori behaviorisme. Komputer lebih banyak digunakan untuk melakukan drill
and practice. Contohnya teknologi computer, teknologi multimedia, teknologi
komunikasi,teknologi jaringan computer
17
DAFTAR PUSTAKA
E. Mulyasa, 2015, Menjadi Guru Professional, Cet. III; Bandung: Remaja Rosdakarya.
Shoffan Shoffa, 2021, Perkembangan Media Pembelajaran di Perguruan Tinggi,Jawa
timur:Agrapana Media.
Syarifuddin, 2022, Media Pembelajaran (Dari Masa Konvensional Hingga Masa
Digital), Palembang:Bening Media.
Usep Setiawan dkk,2023, Media Pembelajaran, (Bandung:Widhina Bhakti
Persada.
18