Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI


Literasi Digital

Dosen Pengampu :
Drs. H. Abdul Kholiq Muhabasya, M.Pd
Disusun Oleh:
Neri Arion 603220012

JURNALISTIK ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDIN JAMBI

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu terpanjatkan atas kehadirat Alllah SWT, yang mana
telah memberikan nikmat ilmu kepada para suri tauladan. Sehinga terciptanya
berbagai karangan nan luar biasa yang dapat kembali penulis jadikan sumber
dalam menyelesaikan tugas makalah
Shalawat berangkaikan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang mana ialah merupakan seorang Rasul utusan Allah yang
membawa kebenaran melalui Kalamullah (Al-Qur’an). Juga kepada keluarganya
para sahabatnya dan seluruh kaum Muslimin yang senantiasa mengamalkan
sunah-sunnahnya. Aamiin

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pengetahuan kita


mengenai Perkembangan Teknologi Komunikasi. Dalam penulisan makalah ini
tentunya, penulis mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu
penulis sampaikan rasa terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

 Drs. H. Abdul Kholiq Muhabasya, M.Pd selaku dosen mata kuliah


“Perkembangan Teknologi Komunikasi”.
 Rekan-rekan mahasiswa seperjuang, yang telah sudi bertukar pikiran
dalam menyelesaikan makalah ini.
 Harapan saya makalah ini dapat berguna bagi pembaca demi menunjang
masa depan

Jambi, Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3

A. Pengertian Literasi Media.............................................................................3

B. Pengertian Literasi Digital.............................................................................6

D. Pemanfaatan Media Digital di Era Modern.................................................9

PENUTUP.....................................................................................................................13

Kesimpulan...................................................................................................................13

DAFTAR PUSAKA.....................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Literasi merupakan sebuah dari ilmu pengetahuan yang harus ada dan
tertanam pada motivasi setiap orang, lebih khususnya seorang peserta didik
dalam mengembangkan pola pikir yang literat guna membentuk pribadi yang
berakhlak, berkarakter, dan berilmu. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, pasal 3 yaitu: Tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab, Literasi menjadi suatu hal yang sangat penting sebab dari
literasi seseorang terasah kemampuan dan wawasan secara keilmuannya dan
itu sesuai dengan esensi pendidikan itu sendiri. Esensi pendidikan adalah
menjadikan seorang pemelajar sejati dan cinta kepada pengetahuan.1

Literasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk


mendapatkan informasi dengan memiliki kemampuan dalam mengolah dan
memahami informasi saat melakukan membaca dan menulis. Dahulu orang-
orang untuk mendapatkan informasi masih menggunakan media cetak seperti
buku, majalah, koran dan lain-lain. Literasi yang dipahami masyarakat
Indonesia pada awalnya adalah membaca buku yang pastinya dianggap
membosankan dan hanya beberapa kalangan yang gemar menggunakannya.
Melihat tulisan yang cukup banyak dan buku yang tebal tidak menarik bagi
generasi dizaman sekarang untuk membacanya khususnya mahasiswa.
Mereka lebih tertarik melihat dan membaca tulisan yang sedikit dan mudah
untuk didapatkan. Namun seiring dengan perkembangan zaman untuk

1
Barnawi & M. Arifin, Strategi & Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 45

1
mendapatkan informasi yang dibutuhkan sudah semakin mudah, hal ini
sejalan dengan perkemangan teknologi yang membawa kearah era digital
seperti saat ini. Konsep literasi saat ini sudah semakin berkembang dan
terbagi ke dalam beberapa bentuk literasi, salah satunya adalah literasi digital.
Literasi menjadi indikator dalam konsumsi informasi dan pengetahuan di era
modern. Tak bisa dipungkiri bahwa zaman modern ini standar keberhasilan
ditentukan dan dipengaruhi oleh kemampuan literasi.2

Literasi media dan literasi digital merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari informasi. Informasi adalah suatu hal tidak bisa dilepaskan
dari kehidupan manusia karena informasi manusia dapat melakukan berbagai
hal. Dari waktu ke waktu informasi terus mengalami perkembangan yang
diikuti dengan perkembangan media elektronik atau digital dan
telekomunikasi. Informasi bukan hanya berbentuk tercetak lagi, tetapi sudah
dapat diakses dengan media digitalisasi. Oleh karena itu, masyarakat
diharapkan dapat mengikuti perkembangan zaman agar tidak ketinggalan
informasi. Maka, untuk mengatasi masalah itu masyarakat harus memiliki
kemampuan yang dikenal dengan istilah literasi media dan literasi digital.

B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Literasi Media
B. Pengertian Literasi Digital
C. Pemanfaatan Media Digital di Era Modern

2
Sofie Dewayani & Pratiwi Retnaningdyah, Suara Dari Marjin: Literasi Sebagai Praktik
Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), h. 3

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Literasi Media


Penggunaan media sebagai komunikasi sudah dilakukan oleh manusia
dari dulu dalam bentuk pahatan di dinding gua atau asap api sebagai sebagai
simbol komunikasi. Revolusi media semakin pesat ketika pada tahun 1500 M
Johannes Gutenberg memperkenalkan mesin cetak. Revolusi komunikasi
pada puncaknya menciptakan masyarakat informasi.
Jelaslah bahwa media merupakan wahana komunikasi massa dasar yang
telah terbukti efektivitasnya. Tanpa media komunikasi dasar, manusia tidak
mungkin mendistribusikan pesan ke banyak penerima secara global. Tanpa
perangkat seperti computer, mesin fotokopi, microfilm dan perangkat siar
digital lainnya manusia akan sangat terbatas dalam menyampaikan dan
menyampaikan pesan. Dengan demikian media memperluas komunikasi
manusia dalam hal (1) produksi dan distribusi pesan; (2) menerima,
menyimpan, dan menggunakan kembali informasi. Produksi meliputi
penciptaan pesan menggunakan media komunikasi, sedangkan distribusi
meliputi (1) transmisi, yakni memindahkan pesan; (2) reproduksi yang diikuti
amplifikasi (penjelasan) pesan; dan (3) display, membuat pesat tampak secara
fisik ketika sampai ke tujuan.
Pemilihan media komunikasi harus didasarkan pada isi pesan yang ingin
disampaikan, dan pemilikan media yang dimiliki oleh khalayak. Isi pesan
maksudnya ialah kemasan pesan yang ditujukan untuk masyarakat luas, dan
kemasan pesan untuk komunitas tertentu. Untuk masyarakat luas pesan
sebaiknya disalurkan melalui media massa misalnya surat kabar atau televise,
dan untuk komunitas tertentu digunakan media selebaran atau saluran
komunikasi kelompok.3

3
Hafied Cangara. Komunikasi Politik – Konsep, Teori dan strategi. (Jakarta :
RajaGrafindo Persada. 2011) hal. 303.

3
3
Selain itu media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pola
pikir rata-rata audiensnya. Bahkan ketika pola pikir seseorang sudah
terpengaruh oleh media, maka semakin lama pengaruh tersebut semakin
besar. Rata-rata orang yang terpengaruh oleh media, dikarenakan ia
mengalami keterputusan dengan institusi sosial yang yang sebelumnya justru
melindungi dari efek negative media. Relevan dengan hal tersebut John
Dewey, seorang pemikir pendidikan, misalnya pernah berkata bahwa efek
negatif media dapat disaring melalui media.4
Media massa juga sangat penting dan berarti bagi para politisi dan
pemerintahan. Hubungan ini sudah berjalan sekian lama, dan hubungan itu
boleh dikata tidak bisa dipisahkan antara keduanya, bukan saja karena
wartawan membutuhkan para politisi atau pejabat pemerintah sebagai sumber
informasi (maker of news), tetapi juga para politisi maupun pejabat
pemerintah memerlukan media untuk menyampaikan pikiran-pikirannya
maupun kebijakan yang mereka ambil untuk kepentingan orang banyak.
Tidak heran jika para wartawan sering tampak bergerombol di depan gedung
istana, parlemen, kantor kementrian, kantor gubernur atau bupati menunggu
kesempatan untuk mewawancarai para politisi atau para pejabat tersebut.
Selain dengan cara itu, para politisi atau pejabat sering kali mengundang para
wartawan untuk makan malam, berkunjung ke proyek atau dia sendiri yang
berkunjung ke kantor redaksi untuk diwawancarai dan dipublikasikan.
Literasi media adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis,
mengevaluasi, dan mengkomunikasikan isi pesan media. Dari definisi itu
dipahami bahwa fokus utamanya berkaitan dengan isi pesan media. Literasi
media bertujuan untuk mengembangkan keterampilan generasi muda agar
menjadi kritis terhadap isi media massa serta mengembangkan pemahaman
tentang konsep keberagaman dan toleransi dalam masyarakat.
Media massa berfungsi untuk mengefektifkan kegiatan distribusi pesan
kepada khalayak secara global, serempak dan serentak. Media memperluas

4
Muhammad Mufid. Komunikasi & Regulasi Penyiaran. (Jakarta: Prenada Media. 2005)
hal, 19-21

4
komunikasi manusia dalam hal produksi dan distribusi pesan dan menerima,
menyimpan, dan menggunakan kembali informasi. Media massa memiliki
kekuatan untuk mempengaruhi pola pikir rata-rata audiensnya. Bahkan ketika
pola pikir seseorang sudah terpengaruh oleh media, maka semakin lama
pengaruh tersebut semakin besar. Media massa juga sangat penting dan
berarti bagi para politisi dan pemerintahan. Para politisi dan pemerintah
memerlukan media untuk menyampaikan pikiran-pikirannya maupun
kebijakan yang mereka ambil untuk kepentingan orang banyak.
Memang sekarang ini mayoritas sistem komunikasi dan media massa
dikuasai oleh hanya beberapa perusahaan raksasa. Iklan telah menjadi salah
satu pemasukan terbesar mereka. Namun anehnya, pola kepemilikan dan
penguasaan terhadap media tidak pernah menjadi pembicaraan penting dalam
budaya intelektual. Masyarakat seakan-akan tidak ambil pusing terhadap
sosok raksasa industri komunikasi dan media yang berpengaruh besar dan
begitu menentukan bagi kehidupan sosial dan politik.
Praktek sistem media dan komunikasi menjadi sarana ampuh untuk
berkelit dari setiap kritik terhadap sepak terjang industri media dan
komunikasi. Pernyataan-pernyataan seperti “Sistem media yang kini hanya
mengejar keuntungan dilindungi oleh undang-undang yang dikemukakan para
Founding Fathers Amerika Serikat” : bahwa “jurnalisme professional dengan
sendirinya melindungi dan mewakili kepentingan masyarakat luas, termasuk
juga kepentingan komersial” : bahwa “sistem pasar sekarang ini adalah
pilihan terbaik yang memberikan masyarakat terhadap apa yang mereka
inginkan” bahwa : sistem media komersil sekarang ini adalah sistem terbaik
hasil seleksi sejarah dalam masyarakat demokratis atau seseungguhnya
penguasaan media sekarang tidak mutlak melayani kepentingan bisnis
perusahaan, melainkan sudah memiliki kecenderungan liberal atau tendensi
kecenderungan kiri yang anti bisnis. Rangkaian pendapat seperti ini memang
menjadi tameng ampuh bagi pemilik modal untuk melindungi dirinya. Tetapi
tetap saja perlu ditegaskan, bahwa tugas pertama untuk melakukan reformasi

5
sitem media adalah mempermasalahkan penguasaan dan pemilikan pribadi
terhadap sistem media dan komunikasi.5

B. Pengertian Literasi Digital


Pada era digital, masyarakat seharusnya memiliki kompetensi literasi
digital guna menyikapi perkembangan teknologi informasi secara positif.
Literasi digital dipopulerkan sejak tahun 1997 oleh Paul Gilster. Gilster
mengartikan literasi digital merupakan kemampuan atau keterampilan
seseorang untuk memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber
digital secara efektif dan efisien dalam berbagai format. 6 Eshet menambahkan
bahwa literasi digital lebih menekankan pada kemampuan menggunakan
berbagai macam sumber digital secara efektif. Bawden menawarkan
pemahaman baru mengenai literasi digital yang bersumber pada literasi
komputer dan literasi informasi. Literasi komputer berkembang pada dekade
1980-an ketika komputer mikro digunakan secara luas hingga menyentuh
kalangan masyarakat. Sejalan dengan perkembangan teknologi, literasi
informasi terus berkembang pada dekade 1990-an manakala informasi semakin
mudah dioperasikan, diakses, dan disebarluaskan melalui teknologi informasi
berjejaring.7

Hague juga menyatakan bahwa literasi digital merupakan kemampuan


mengkaryakan dan berbagi dalam modus yang berbeda, semisal dalam
membuat, mengelaborasi, mengkomunikasikan secara efektif dan memiliki
pemahaman perihal kapan dan bagaimana menggunakan perangkat teknologi
informasi guna mendukung proses tersebut.

Martin menjelaskan lebih rinci bahwa literasi digital merupakan


kemampuan individu untuk menggunakan alat digital secara tepat sehingga

5
Robert Mc. Chesney. Konglomerasi Media Massa Ancaman Terhadap Demokrasi.
(Jakarta : Aliansi Jurnalistik Independen. 1998). Hal 3-6
6
Jazimatul Husna dkk., Antologi Literasi Digital (Yogyakarta: Azyan Mitra Media, 2017),
153.
7
Feri Sulianta, “Model Konten Digital Berlandaskan IPS Pada User Generated Content
Platfrom sebagai Media Literasi (The Big Picture of Specific Research)” (Bandung, Universitas
Widyatama, 2020), 7.

6
terfasilitasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi,
menganalisis sumber daya digital agar membangun pengetahuan baru,
menciptakan media berkespresi, berkomunikasi dengan orang lain dalam
situasi kehidupan tertentu untuk mewujudkan pembangunan sosial. Dari
keenam keterampilan literasi dasar tersebut, Martin merumuskan beberapa
dimensi literasi digital sebagai berikut:

a) Literasi digital melibatkan kemampuan aksi digital yang terikat


kerja, pembelajaran, kesenangan dan aspek lain dalam kehidupan
sehari-hari.
b) Literasi digital secara indivdual bervariasi tergantung situasi
sehari-hari yang ia alami dan juga proses sepanjang hayat
sebagaimana situasi hidup individu itu.
c) Literasi digital melibatkan kemampuan mengumpulkan dan
menggunakan pengetahuan, teknik, sikap dan kualitas personal.
Selain itu juga kemampuan merencanakan, menjalankan dan
mengevaluasi tindakan digital sebagai bagian dari penyelesaian
masalah atau tugas.
d) Literasi digital juga melibatkan kesadaran seseorang terhadap
tingkat literasi digitalnya dan pengembangan literasi digital.
Konsep literasi digital sendiri dapat dikatakan sebagai bagian dari
literasi media dan konsep ini bukanlah konsep yang benar-benar
baru. Selain literasi digital, sebenarnya terdapat konsep lain yang
dikenal dengan literasi komputer yang muncul pada tahun 1980-an.
Namun, istilah konsep ini memiliki keterbatasan makna karena
hanya merujuk pada penguasaan komputer semata. Maka dari itu,
konsep literasi digital dikembangkan karena tidak hanya terkait
dengan penguasaan teknologi akan tetapi juga pengetahuan dan
juga emosi dalam menggunakan media dan perangkat digital.
Menjadi literate digital artinya mampu memproses berbagai
informasi dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam
berbagai bentuk seperti menciptakan, mengebalorasi,

7
mengkomunikasikan, mampu bekerja sesuai dengan etika,
memahami kapan dan bagaimana teknologi harus digunakan agar
efektif untuk mencapai tujuan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa literasi digital


bukan hanya kemampuan atau keterampilan untuk mengoperasikan teknologi
namun juga kemampuan untuk membaca dan memahami informasi yang
disampaikan oleh media digital dengan memanfaatkannya dengan bijak,
cerdas, dan tepat dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam
kehidupan sehari-hari serta menjadi solusi yang baik dan inovatif dalam proses
pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar tidak monoton.

Penguasaan literasi dalam segala aspek kehidupan memang menjadi hal


pokok dalam kemajuan peradaban suatu bangsa. Penduduk Indonesia memiliki
kuantitas yang besar tetapi kualitas yang rendah padahal kuantitas dan kualitas
perlu untuk diimbangi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya
manusia di Indonesia masih rendah bahkan mengalami penurunan dari tahun ke
tahun. Salah satu faktor penurunan rendahnya kualitas sumber daya manusia
ini adalah rendahnya pendidikan. Hal ini semakin diperburuk dengan masih
dominanya budaya tutur (lisan) daripada budaya baca. Konsep literasi yang
banyak mengalami perkembangan dan digunakan dalam berbagai bentuk, di
antaranya literasi digital yaitu kemampuan untuk memahami dan menggunakan
informasi dari berbagai sumber digital

Dalam literasi digital perlu memahami faktor-faktor penting agar


penyaringan informasi berjalan dengan baik dan benar. Berikut beberapa faktor
yang mempengaruhi literasi digital:8

a) Keterampilan Fungsional (Functional Skills) Keterampilan ini


merupakan kemampuan dan kompetensi teknis yang diperlukan
untuk menjalankan berbagai alat digital dengan mahir. Bagian
penting dari pengembangan keterampilan fungsional adalah

8
Haickal Attallah Naufal, “Literasi Digital,” Jurnal Perspektif 1, no. 2 (2021): 199

8
mampu mengadaptasi keterampilan ini untuk mempelajari cara
menggunakan teknologi baru. Fokusnya merupakan apa yang
dapat dilakukan dengan alat digital dan apa yang perlu dipahami
untuk menggunakannya secara efektif.
b) Komunikasi dan Interaksi Komunikasi dan interaksi yang
melibatkan percakapan, diskusi, dan membangun ide satu sama
lain untuk menciptakan pemahaman bersama. Kemampuan
berkolaborasi merupakan bekerja dengan baik bersama orang lain
untuk bersama-sama menciptakan makna dan pengetahuan. Hal ini
selaras dengan tujuan literasi digital bagi generasi muda yang
berusaha mengembangkan pemahaman mereka tentang bagaimana
menciptakan secara kolaboratif dalam penggunaan teknologi
digital serta bagaimana teknologi digital dapat secara efektif
mendukung proses kolaboratif di dalam kelas.
c) Berpikir Kritis Pemikiran kritis melibatkan perubahan, analisis,
atau pemrosesan informasi data atau gagasan yang diberikan untuk
menafsirkan makna pada pengembangan wawasan. Sebagai
komponen literasi digital juga melibatkan kemampuan dalam
menggunakan keterampilan penalaran untuk terlibat dengan media
digital dan mengevaluasinya. Keterlibatan menuntut untuk berpikir
kritis dengan alat-alat digital.

C. Pemanfaatan Media Digital di Era Modern


Teknologi digital atau Digital Technology adalah teknologi yang
pengoperasiannya tidak lagi membutuhkan banyak tenaga manusia dan
bertujuan untuk menggunakan sistem otomatis dengan sistem komputer.
Teknologi analog, suara (voice) dan gambar (image) diubah menjadi
gelombang frekuensi radio, sedangkan pada teknologi digital gambar dan
suara diubah menjadi data digital yang terdiri dari bilangan biner (false).
Teknologi digital menggunakan sistem binary digit (bit) yang dirancang
untuk menyimpan informasi dan memproses informasi. Sistem digital hanya

9
menggunakan dua status atau nilai. Sakelar biner ini bisa hidup atau mati.
Kata "digital" berasal dari bahasa Latin digitus, jari, dan mengacu pada salah
satu alat komputer tertua. Ketika informasi disimpan, ditransmisikan dalam
bentuk digital lalu diubah menjadi angka pada tingkat mesin yang paling
sederhana. Digitalisasi atau digitalisasi adalah suatu jenis perubahan dari
teknologi mekanik dan elektronik analog menjadi teknologi digital. Bentuk
digitalisasi diluncurkan pada tahun 1980-an dan berlanjut hingga saat ini.
Sejarah teknologi digital modern dapat ditelusuri kembali ke penemuan
semikonduktor, bahan pilihan Michael Faraday untuk chip komputer pada
akhir abad ke-19. Namun, IBM tidak memberikan izin untuk revolusi
komputasi personal hingga tahun 1971 dengan komputer komersial PC 5150.
Pada tahun 2000, industri semikonduktor global bernilai 200 miliar dolar AS.

Digital adalah modernisasi atau pembaharuan penggunaan teknologi,


sering dikaitkan dengan kehadiran internet dan teknologi informasi. Di mana
segala sesuatu menjadi mungkin dengan perangkat canggih untuk
mempermudah orang. Perkembangan teknologi digital dipengaruhi oleh tiga
faktor, yaitu:

1) Transisi digital, pertumbuhan industri produk digital yang sangat


pesat berdampak pada pertumbuhan produk analog yang mengalami
penurunan
2) Konvergensi jaringan, memenuhi kebutuhan orang sekitar
3) Infrastruktur digital, mempelajari sesuatu sebagai bagian dari
sesuatu produk
jenis dan Manfaat Teknologi Digital Jenis teknologi digital dapat
dimanfaatkan dibeberapa bidang, antara lain:
a) Industri Teknologi digital juga telah membuka jalan untuk jenis
industri baru, industri terdesentralisasi, di mana tidak semua
operasi dapat dipisahkan dari apa yang disebut teknologi digital,
seperti Internet of Thing (IoT), komputasi awan (Cloud
Computing), Big data, kecerdasan buatan (Artificial

10
Intelligence), augmented reality (AR) & virtual reality (VR),
yang sudah menggunakan atau memanfaatkan teknologi digital
dalam bidang industri tersebut.
b) Ekonomi Teknologi memainkan peran penting, misalnya dalam
pengenalan metode pembayaran digital baru, seperti penggunaan
dompet digital, di toko online yang tidak memerlukan pertemuan
tatap.
c) Pendidikan Teknologi digital memfasilitasi akses cepat ke
informasi baru dan hal-hal spesialis seperti pengajaran tatap
muka dapat ditangani secara virtual, yaitu hanya dengan
videophone, teleconference yang dapat digunakan untuk
pembelajaran digital (digital course)
d) Sosial Penggunaan teknologi digital telah merasuk ke ranah
sosial. Banyak lingkungan teknologi digital telah digunakan
untuk kebutuhan sosial secara umum, seperti media sosial
facebook, whatsapp, instagram dan lain-lainnya.
e) Penelitian Di bidang penelitian, ada mikroskop digital, teleskop,
teropong, Mikroskop dapat ditampilkan di layar yang
menunjukkan apa yang dilihat dengan mikroskop. Teknologi
digital juga bermanfaat untuk penemuan baru yang dapat
mempengaruhi kemajuan ilmu pengetahuan.
f) Bidang Fotografi dan Musik Kamera digital diperkenalkan di
bidang potret (photography) sebagai bagian dari teknologi
digital. Kamera digital bahkan lebih diminati dari pada kamera
yang digunakan generasi sebelum kamera digital. Kenyamanan
yang ditawarkan membuat dunia fotografi semakin maju. Hasil
yang diperoleh dengan kamera digital bahkan lebih baik dari
kamera generasi sebelumnya. Penggunaan teknologi digital telah
mendorong masyarakat, khususnya anak muda untuk masuk dan
mempromosikan dunia fotografi. Penggunaan teknologi digital

11
yang tepat dapat menghasilkan keuntungan dari fotografi dengan
memanfaatkan teknologi digital yang ada.

Pentingnya teknologi digital di era modern tak dapat diabaikan.


Teknologi digital telah menjadi pendorong utama dalam transformasi sosial,
ekonomi, dan budaya yang kita saksikan saat ini. Dengan memungkinkan
akses cepat dan global terhadap informasi, teknologi digital telah mengubah
cara kita belajar, bekerja, berkomunikasi, dan bahkan berhibur. Bisnis
mengandalkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi, mencapai
pasar yang lebih luas, dan berinovasi. Di bidang kesehatan, teknologi digital
telah membantu diagnosis yang lebih tepat dan perawatan yang lebih baik.
Selain itu, teknologi digital juga memainkan peran penting dalam mengatasi
masalah kompleks seperti perubahan iklim dan keberlanjutan. Dalam
keseluruhan, teknologi digital adalah kekuatan pendorong yang membentuk
arah perkembangan masa depan, dan kemampuannya untuk beradaptasi dan
mengatasi tantangan akan terus menentukan bentuk dunia yang akan datang.

Pentingnya teknologi digital semakin terasa dalam konteks pandemi


global yang menghalangi interaksi fisik antarindividu. Dalam situasi seperti
ini, teknologi digital menjadi jembatan yang memungkinkan kita tetap
terhubung dan produktif. Meskipun terbatas dalam berjumpa secara langsung,
teknologi digital memungkinkan kita untuk menjaga komunikasi melalui
platform video konferensi, pesan instan, dan media sosial. Ini bukan hanya
tentang mempertahankan hubungan personal, tetapi juga memungkinkan
bisnis dan organisasi untuk melanjutkan operasi mereka dengan bekerja dari
rumah.

12
PENUTUP
Kesimpulan
Literasi media adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan berbagai
media guna mengakses, analisis serta menghasilkan informasi untuk berbagai
keperluan dalam kehidupan sehari-hari seseorang yang akan dipengaruhi oleh
media yang ada disekitar kita berupa televisi, film, radio, musik terekam, surat
kabar dan majalah. Literasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk mendapatkan informasi dengan memiliki kemampuan dalam mengolah dan
memahami informasi saat melakukan membaca dan menulis. Dahulu orang-orang
untuk mendapatkan informasi masih menggunakan media cetak seperti buku,
majalah, koran dan lain-lain.

Literasi media dan literasi digital merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari informasi. Informasi adalah suatu hal tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan manusia karena informasi manusia dapat melakukan berbagai hal. Dari
waktu ke waktu informasi terus mengalami perkembangan yang diikuti dengan
perkembangan media elektronik atau digital dan telekomunikasi. Informasi bukan
hanya berbentuk tercetak lagi, tetapi sudah dapat diakses dengan media
digitalisasi

Literasi digital didefinisikan sebagai kemampuan memahami dan


menggunakan informasi dalam berbagai format dari sejumlah besar sumber daya
tatkala sumber daya tersebut disajikan melalui komputer. Dengan perkembangan
internet, maka pemakai tidak tahu atau tidak memperdulikan dari mana asalnya
informasi, yang penting mereka dapat mengaksesnya.

13
DAFTAR PUSAKA

Saad Motahhir, Badre Bossoufi. Digital Technologies and Applications.


Springer, 2021.

Chris Woodford. Digital Technology. Evans Brothers. 2006

Sofie Dewayani & Pratiwi Retnaningdyah, Suara Dari Marjin: Literasi Sebagai
Praktik Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017)

Barnawi & M. Arifin, Strategi & Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,


(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013)

Hafied Cangara. Komunikasi Politik – Konsep, Teori dan strategi. (Jakarta :


RajaGrafindo Persada. 2011)

Depari, Eduard dan Colin Macandrews. 1991. Peranan Komunikasi Massa


dalam pembangunan. Yogyakarta : Gadjah Mada University

Cangara, Hafied. 2011. Komunikasi Politik – Konsep, Teori dan strategi.


Jakarta : RajaGrafindo Persada

Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta : Kencana


Prenada Media Group.

14

Anda mungkin juga menyukai