Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................i

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................1

A. Pengertian Teks Media.....................................................................................1


B. Macam-macam Media Komunikasi..................................................................1
C. Internet Sebagai Media Komunikasi Antarbudaya...........................................2
D. Macam-macam Analisis Teks Media................................................................5
E. Teknologi dalam Kebudayaan........................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teks Media


Teks media adalah memahami isi (contents) yang terkandung dalam teks
media, menganalisis semua bentuk yang ada baik cetak maupun visual.1
B. Macam-macam Media Komunikasi
Selama bertahun-tahun, para pakar ilmu komunikasi telah mengungkapkan
tentang pengertian media. Semua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa media terbagi menjadi dua jenis yakni media massa dan media nirmassa.
Media massa merupakan alat dan system yang digunakan dalam komunikasi
massa. Menurut para ahli, media massa terdiri dari:
1. Surat kabar
Surat kabar mulai berkembang pada abad ke-17 sebagai lembar informasi
bagi pebisnis. Lalu, pada abad ke-19, surat kabar mulai berkembang di Eropa
dan Amerika. Saat ini, surat kabar dipublikasikan secara online dan juga cetak.
Surat kabar merupakan publikasi berseri, berisi berita tentang kejadian yang
1
Amar Suteja, “Analisis Teks Media”, (Diakses dari amarsuteja.blogspot.com., pada 31 Januari 2013).

i
aktual, berita olahraga, seni, berita politik dan lain-lain. Biasanya, surat kabar
atau koran ini dicetak dengan kertas yang relatif murah.
2. Radio
Menurut Max Well, Radio adalah suatu gelombang magnetis yang dapat
mengarungi ruang angkasa secara gelombang dengan kecepatan tertentu yang
diperkirakan sama dengan kecepatan cahaya yaitu 186.000 miil/detik. Radio
merupakan media yang hanya dapat dinikmati melalui suara dalam artian hanya
dapat didengar, murah dan merakyat. Radio sendiri berfungsi sebagai media
informasi, komunikasi, media ekspresi, hiburan dan pendidikan.

3. Televisi
Televisi merupakan salah satu media siaran yang digunakan untuk
mentransmisikan gambar bergerak dalam bentuk hitam putih atau berwarna dan
dalam tiga atau dua dimensi dan suara. Televisi merupakan salah satu jenis
media massa yang menyajikan acara hiburan, berita, pendidikan, politik, gossip
serta periklanan. Kelebihan dari televisi adalah bersifat audio visual, teknologi
dan organisasi yang kompleks, hasil keluaran yang luas dan isi siaran yang
bervariasi.
4. Majalah
Menurut Oemar Seno Adji, majalah adalah alat komunikasi yang terbit
secara teratur, bersifat umum, berfungsi untuk penyebar luasan informasi dan
sarana perjuangan untuk mencapai cita-cita pembangunan. Kehadiran majalah
selaian mengarah pada kebutuhan masyarakat, majalah juga diarahkan kepada
khalayak yang lebih khas baik gaya hidup mereka maupun perbedaan
demografis.
5. Internet
Pada era globalisasi sepeti saat ini, internet menjadi sumber utama
masyarakat untuk mendapatkan informasi dari berbagai penjuru dunia. Selain
digunakan untuk mencari informasi, internet juga dimanfaatkan sebagai alat

ii
untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang berjauhan. Komunikasi
melalui internet dikenal dengan komunikasi online atau komunikasi daring.
Sebagai media, internet memiliki beberapa ciri yakni berbasiskan teknologi
computer, interaktif, bersifat fleksibel, berfungsi umum dan privat, saling
keterhubungan, memiliki aturan dengan tingkatan rendah dan mudah diakses.2
C. Internet Sebagai Media Komunikasi Antarbudaya
Komunikasi melalui media internet secara teknis dan fisik merupakan
fenomena baru dalam proses komunikasi yang dilakukan manusia pada akhir abad
ke-20. Kehadiran internet di dunia ini menjadi salah satu sumber informasi yang
sangat mempermudah kehidupan masyarakat saat ini. Internet bahkan mampu
melahirkan sebuah kehidupan baru atau yang sering disebut dengan dunia
maya. Dunia maya ini memiliki kemiripan dengan dengan dunia nyata. Apa yang
kita lakukan di dunia nyata sekarang dapat dilakukan di dunia maya misalnya
belanja online.
1. Karakteristik Internet sebagai Media Komunikasi
Karakteristik internet ini tentu saja berbeda dengan media komunikasi
klasik seperi televisi, surat kabar dan lain-lain. Berikut merupakan karakteristik
internet sebagai media komunikasi.
a. Internet menuntut penggunanya untuk memiliki pengetahuan cara
menggunakan software atau aplikasi khusus
b. Selain memiliki konteks komunikasi massa, internet juga membentuk
komunikasi personal dalam jumlah banyak yaitu pengguna internet dalam
melakukan komunikasi berhadapan dengan pengguna lain dalam jumlah
banyak yang masing-masing berperan sebagai komunikator dan komunikan.
c. Pengiriman pesan di internet dapat dalam berbagai bentuk seperti grafis,
teks, video dan audio.

2
Ai Sahidah, “Komunikasi Antarbudaya Melalui Media Sosial (Analisis model komunikasi
antarbudaya Gudykunst dan Kim dalam Channel Youtube Bandung Oppa)”, (Institut Agama Islam
Negeri Purwokerto tahun 2021), h. 36-38.

iii
d. Dimungkinkan terjadinya komunikasi antar berbagai personal yang berbeda-
beda baik secara sosiologis maupun budaya. Komunikator ataupun
komunikan adalah orang-orang yang mungkin sekali memiliki perbedaan
Bahasa, budaya, bangsa, ras, latar belakang sosial dan ekonomi, pendidikan
dan sebagainya.
e. Internet memiliki penawaran interaktif yang dinamis terhadap penggunanya
jauh melebihi penawaran interaktif televisi dan radio. Bahkan internet
memberikan penawaran berupa pencarian informasi yang diinginkan
f. Memiliki dampak yang besar terhadap kehidupan manusia. Baik berupa
ketergantungan terhadap internet tersebut maupun dampak terhadap sosial
budaya dan ekonomi.

2. Pengaruh Internet terhadap Komunikasi Antarbudaya


Adanya karakteristik yang menunjukan bahwa internet memungkinkan
terjadinya komunikasi antar berbagai personal yang berbeda-beda dalam hal
sosiologis maupun budayanya, maka komunikasi bermedia internet akan
menimbulkan terjadinya komunikasi antarbudaya. Komunikasi melalui internet
dibedakan menjadi dua jenis yaitu asynchronous dan syncronus communication
serta online broadcast communication.
a. Asyncronus dan syncronus communication. Asyncronus communication
adalah komunikasi melalui media internet dengan pengirim dan penyampai
pesan dalam berinteraksi tidak berada pada kedudukan tempat dan waktu
yang sama, namun pesan tetap sampai pada tujuan. Jenis komunikasi ini
diwakili oleh fasilitas elektronik mail. Contoh media yang terjadi
komunikasi asyncronus didalamnya adalah Gmail, Google Classroom,
Google Drive dan lain-lain. Dalam media tersebut seseorang dimungkinkan
mengirim pesan pada waktu tertentu dan penerima pesan akan menerimanya
beberapa saat kemudian atau beberapa hari kemudian dana tau bahkan
beberapa tahun kemudian.

iv
b. Syincronus communication merupakan komunikasi melalui internet yang
dilakukan dalam waktu bersamaan. Jenis komunikasi ini pertama kali
dikenal dan terjadi di aplikasi Relay Chat. Saat ini komunikasi syncronus
mudah ditemukan dan dilakukan di berbagai media sosial misalnya
WhatsApp, facebook messanger dan DM Instagram. Bahkan sekarang bukan
hanya berupa chat saja tetapi dapat berupa video misalnya live Instagram,
live youtube, live facebook, Zoom Meeting, Google Meet dan lain-lain.
Online broadcast communication. Istilah ini merujuk pada komunikasi yang
dilakukan melalui fasilitas web. Perkembangan World Wide Web atau yang
lebih dikenal dengan sebutan Web saat ini dapat digunakan sebagai media
massa. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya surat kabar online, blog dan
lain sebagainya.3
D. Macam-macam Analisis Teks Media
1. Analisis Wacana
Analisis wacana adalah analisis isi yang lebih bersifat kualitatif dan dapat
menjadi salah satu alternatif untuk melengkapi dan menutupi kelemahan dari
analisis isi kuantitatif yang selama ini banyak digunakan oleh para peneliti. Jika
pada analisis kuantitatif, pertanyaan lebih ditekankan untuk menjawab “apa”
(what) dari pesan atau teks komunikasi, pada analisis wacana lebih difokuskan
untuk melihat pada “bagaimana” (how), yaitu bagaimana isi teks berita dan juga
bagaimana pesan itu disampaikan.
Analisis wacana merupakan suatu kajian yang digunakan secara ilmiah,
baik dalam bentuk tulis maupun lisan. Penggunaan bahasa secara alamiah ini
berarti penggunaan bahasa seperti dalam komunikasi sehari-hari. Stubbs
menjelaskan bahwa analisis wacana menekankan kajian penggunaan bahasa
dalam konteks sosial, khususnya dalam interaksi antar penutur. Senada dengan
itu, cocok dalam hal ini menyatakan bahwa analisis wacana itu merupakan
3
Ai Sahidah, “Komunikasi Antarbudaya Melalui Media Sosial (Analisis model komunikasi
antarbudaya Gudykunst dan Kim dalam Channel Youtube Bandung Oppa)”, (Institut Agama Islam
Negeri Purwokerto tahun 2021), h. 39-42.

v
kajian yang membahas tentang wacana, sedangkan wacana itu adalah bahasa
yang digunakan untuk berkomunikasi.
Analisis wacana dalam Sobur adalah studi tentang struktur pesan pada
dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, telaah mengenai aneka fungsi
(prakmatik) bahasa. Kajian tentang pembahasaan realitas dalam sebuah pesan
tidak hanya apa yang tampak dalam teks atau tuklisan, situasi dan kondisi
(konteks) seperti apa bahasa tersebut diujarkan akan membedakan makna
subyektif atau makna dalam perspektif mereka.
Crigler dalam Soburmengemukakan bahwa analisis wacana termasuk
dalam pendekatan konstruktionis. Ada dua karakteristik penting dari
pendekatan konstruksionis yaitu :
a. Pendekatan konstruksionis menekankan pada politik pemaknaan dan proses
bagaimana seseorang membuat gambaran tentang realitas politik.
b. Pendekatan konstruksionis memandang kegiatan komunikasi sebagai suatu
proses yang terus menerus dan dinamis. Dari sisi sumber (komunikator),
pendekatan konstruksionis memeriksa pembentukan bagaimana pesan
ditampilkan, dan dari sisi penerima ia memeriksa bagaimana konstruksi
individu ketika menerima pesan.
Kembali pada analisa wacana yang sesungguhnya berusaha memahami
bagaimana realitas dibingkai, direproduksi dan didistribusikan ke khalayak.
Analisis ini bekerja menggali praktek-praktek bahasa di balik teks untuk
menemukan posisi ideologis dari narasi dan menghubungkannya dengan
struktur yang lebih luas. Dengan demikian analisis wacana merupakan salah
satu model analisa kritis yang memperkaya pandangan khalayak bahwa ada
keterkaitan antara produk media, ekonomi dan politik. Keterkaitan ini dapat
dimunculkan pada saat analisis wacana bergerak menuju pertanyaan bagaimana
bahasa bekerja dalam sebuah konteks dan mengapa bahasa digunakan dalam
sebuah konteks dan bukan untuk konteks yang lain.

vi
Pada dasarnya ada beberapa perbedaan mendasar antara analisis wacana
dengan analisis isi yang bersifat kuantitatif adalah sebagai berikut. Analisis
wacana lebih bersifat kualitatif daripada yang umum dilakukan dalam analisis
isi kuantitatif karena analisis wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks
daripada penjumlahan unit kategori, seperti dalam analisis isi. Analisis isi
kuantitatif digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat
manifest (nyata), sedangkan analisis wacana justru memfokuskan pada pesan
yang bersifat latent (tersembunyi). Analisis isi kuantitatif hanya dapat
mempertimbangkan “apa yang dikatakan” (what), tetapi tidak dapat
menyelidiki bagaimana ia dikatakan (how). Analisis wacana tidak berpretensi
melakukan generalisasi, sedangkan analisis isi kuantitatif memang diarahkan
untuk membuat generalisasi.

2. Analisis Semiotik (Semiotic Analysis)


Pengertian semiotika secara terminologis adalah ilmu yang mempelajari
sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai
tanda. Menurut Eco, semiotik sebagai “ilmu tanda” (sign) dan segala yang
berhubungan dengannya cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain,
pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.
Menurut Eco, ada sembilan belas bidang yang bisa dipertimbangkan sebagai
bahan kajian untuk semiotik, yaitu semiotik binatang, semiotik tanda-tanda
bauan, komunikasi rabaan, kode-kode cecapan, paralinguistik, semiotik medis,
kinesik dan proksemik, kode-kode musik, bahasa yang diformalkan, bahasa
tertulis, alfabet tak dikenal, kode rahasia, bahasa alam, komunikasi visual,
sistem objek, dan sebagainya Semiotika di bidang komunikasi pun juga tidak
terbatas, misalnya saja bisa mengambil objek penelitian, seperti pemberitaan di
media massa, komunikasi periklanan, tanda-tanda nonverbal, film, komik
kartun, dan sastra sampai kepada musik.

vii
Berkenaan dengan hal tersebut, analisis semiotik merupakan upaya untuk
mempelajari linguistik-bahasa dan lebih luas dari hal tersebut adalah semua
perilaku manusia yang membawa makna atau fungsi sebagai tanda. Bahasa
merupakan bagian linguistik, dan linguistik merupakan bagian dari obyek yang
dikaji dalam semiologi. Selain bahasa yang merupakan representasi terhadap
obyek tertentu, pemikiran tertentu atau makna tertentu, obyek semiotika juga
mempelajari pada masalah-masalah non linguistik.
Salah seorang sarjana yang secara konservatif menjabarkan teori De de
Saussure ialah RolandBarthes. Ia menerapkan model Ferdinand De Saussure
dalam penelitiannya tentang karya -karya sastra dan gejala-gejala kebudayaan,
seperti mode pakaian. Bagi Barthes komponen-komponen tanda penanda-
petanda terdapat juga pada tanda -tanda bukan bahasa antara lainterdapat pada
bentuk mite yakni keseluruhan si stem citra dan kepercayaan yang
dibentukmasyarakat untuk mempertahankan dan menonjolkan identitasnya.
Selanjutnya Barthes (1957 dalam de Saussure) menggunakan teori
signifiant-signifie yang dikembangkan menjadi teori tentang metabaha sa dan
konotasi. Istilah signifiant menjadi ekspresi (E) dan signifie menjadi isi (C).
Namun Barthes mengatakan bahwa antara E dan C harus ada relasi (R) ter-
tentu, sehingga membentuk tanda ( sign, Sn). Konsep relasi ini membuat teori
tentang tanda lebih mungkin berkembang karena relasi ditetapkan oleh pemakai
tanda.
Menurut Barthes, ekspresi dapat berkembang dan membentuk tanda baru,
sehingga ada lebih dari satu dengan isi yang sama. Pengem-bangan ini disebut
sebagai gejala meta -bahasa dan membentuk apa yang disebut kesinoniman
(synonymy). Setiap tanda selalu memperoleh pemaknaan awal yang dikenal
dengan dengan istilah denotasi dan oleh Barthes disebut sistem primer.
Kemudian pengembangan -nya disebut sistem sekunder. Sistem sekunder ke
arah ekspresi dise but metabahasa. Sistem sekunder ke arah isi disebut konotasi
yaitu pengembangan isi sebuah ekspresi. Konsep konotasi ini tentunya didasari

viii
tidak hanya oleh paham kognisi, melainkan juga oleh paham pragmatik yakni
pemakai tanda dan situasi pemahamannya.
Adapun macam-macam Semiotik antara lain
a. Semiotik analitik merupakan semiotik yang menganalisis sistem tanda.
Peirce mengatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda dan menganalisisnya
menjadi ide, obyek dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang,
sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu
pada obyek tertentu.
b. Semiotik deskriptif adalah semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang
dapat kita alami sekarang meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap
seperti yang disaksikan sekarang.
c. Semiotik faunal zoosemiotic merupakan semiotik yang khusus memper
hatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan. Semiotik kultural
merupakan semiotik yang khusus menelaah system tanda yang ada dalam
kebudayaan masyarakat.
d. Semiotik naratif adalah semiotik yang membahas sistem tanda dalam narasi
yang berwujud mitos dan c erita lisan (folklore).
e. Semiotik natural atau semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang
dihasilkan oleh alam. Semiotik normative merupakan semiotik yang khusus
membahas sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma-
norma.
f. Semiotik sosial merupakan semiotik yang khusus menelaah sistem tanda
yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang kata
maupun lambing rangkaian kata berupa kalimat. Semiotik struktural adalah
semiotik yang khusus menelaah system tanda yang dimanifestasikan melalui
struktur bahasa.
3. Analisis Framing
Analisa Framing adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui
bagaimana realitas (aktor, kelompok, atau apa saja) dikonstruksi oleh media.

ix
Analisa framing memiliki dua konsep yakni konsep pskiologis dan sosiologis.
Konsep psikologis lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses
informasi pada dirinya sedangkan konsep sosiologis lebih melihat pada
bagaimana konstruksi sosial atas realitas.  Analisis Framing sendiri juga
merupakan bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian tentang wacana
persaingan antar kelompok yang muncul atau tampak di media.
Analisis Framing juga dikenal sebagai konsep bingkai, yaitu gagasan
sentral yang terorganisasi, dan dapat dianalisis melalui dua turunannya, yaitu
simbol berupa framing device dan reasoning device. Framing device menunjuk
pada penyebutan istilah tertentu yang menunjukkan “julukan” pada satu
wacana, sedangkan reasoning device menunjuk pada analisis sebab-akibat. Di
dalamnya terdapat beberapa ‘turunan’, yaitu metafora, perumpamaan atau
pengandaian. Catchphrases merupakan slogan-slogan yang harus dikerjakan.
Exemplar mengaitkan bingkai dengan contoh, teori atau pengalaman masa
silam. Depiction adalah “musuh yang harus dilawan bersama”, dan visual
image adalah gambar-gambar yang mendukung bingkai secara keseluruhan.
Pada instrumen penalaran, Roots memperlihatkan analisis sebab-akibat,
Appeals to principles merupakan premis atau klaim moral, dan Consequences
merupakan kesimpulan logika penalaran.
Ada dua konsep framing yang saling berkaitan, yaitu konsep psikologis dan
konsep sosiologis yaitu :
a. Dalam konsep psikologis, framing dilihat sebagai penempatan informasi
dalam suatu konteks khusus dan menempatkan elemen tertentu dari suatu isu
dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi seseorang. Elemen-
elemen yang diseleksi itu menjadi lebih penting dalam mempengaruhi
pertimbangan seseorang saat membuat keputusan tentang realitas.
b. Sedangkan konsep sosiologis framing dipahami sebagai proses bagaimana
seseorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan
pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas diluar dirinya

x
Dalam Zhondhang Pan Dan Gerald M Kosicki, kedua konsep tersebut
diintegrasikan.
Secara umum konsepsi psikologis melihat frame sebagai persoalan internal
pikiran seseorang, dan konsepsi sosiologis melihat frame dari sisi lingkungan
sosial yang dikontruksi seseorang.  Dalam model ini, perangkat framing yang
digunakan dibagi dalam empat struktur besar, yaitu sintaksis (penyusunan
peristiwa dalam bentuk susunan umum berita), struktur skrip (bagaimana
wartawan menceritakan peristiwa ke dalam berita), struktur tematik (bagaimana
wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi,
kalimat, atau antar hubungan hubungan kalimat yang memberntuk teks secara
keseluruhan), dan struktur retoris (bagaimana menekankan arti tententu dalam
berita).4

E. Teknologi dalam Kebudayaan


Teknologi (technology) dalam penggunaan istilahnya telah mengalami
perubahan yang signifikan selama lebih dari 200 tahun terakhir. Sebelum abad ke-
20, istilah technology tidak lazim dalam bahasa inggris.kalaupun ada istilah ini
bisasanya merujuk pada penggambaran atau pengkajian seni terapan. Istilah ini
sering dihubungkan dengan pendidikan teknik, contohnya di Institut Teknologi
Massachusetts yang didirikan pada tahun 1861. Seiring bergulirnya revolusi
industri kedua pada abad ke-20, istilah technology mulai menonjol. Pengertian
teknologi berubah pada permulaan abad ke-20 ketika para ilmuan Amerika,
diawali oleh Thorstein Veblen (1857-1929), menerjemahkan gagasan- gagasan
dari konsep jerman yaitu Technik, menjadi technology. Seorang sosiolog Amerika,
Read Bain, pada tahun 1936 mengatakan bahwa teknologi meliputi semua alat,
mesin aparat, senjata, perkakas, perumahan, pakaian, piranti pengangkut dan

4
Lathifah Isma, “Macam-macam Analisis Teks Media”, (diakses dari scribd.com., pada 02 Oktober
2015), h. 1-4.

xi
pengomunikasi, dan keterampilan yang memungkinkan seseorang menghasilkan
dan menggunakan semua itu.5 Definisi yang diutarakan itu masih lazim digunakan
oleh kaum pelajar hingga saat ini. Terbaru, untuk memperluas makna technology,
kaum terpelajar meminjam istilah dari para filsuf Eropa, technique. Cakupan
makna tersebut hingga ke berbagai macam bentuk nalar instrumental, seperti
dalam karya Foucault tentang techniques de soi, yang diterjemahkan sebagai
technology of the self atau teknologi diri. Bernard Stiegler, dalam Technics and
time, mendefinisikan teknologi dalam dua cara, pertama sebagai the persuit of life
by means other than life (pencarian kehidupan, dalam artian lebih dari sekedar
hidup) dan sebagai organized inorganic matter (zat-zat anorganik yang tersusun
rapi).
Secara umum teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas benda maupun tak
benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan, dan pemikiran untuk
mencapai suatu nilai. Teknologi adalah sebuah istilah yang mencangkup banyak
hal. Teknologi dapat dipandang sebagai kegiatan yang membentuk atau mengubah
kebudayaan. Selain itu, teknologi adaah terapan matematika, sains, dan berbagai
seni utuk faedah kehidupan seperti kehidupan yang dikenal saat ini. Sebuah contoh
modern adalah bangkitnya teknologi komunikasi, yang memperecil hambatan bagi
interaksi sesama manusia, dan sebagai hasilnya, telah membantu melahirkan sub-
sub kebudayaan baru; bangktnya budaya maya yang berbasis pada perkembangan
interet dan komputer. Tidak semua teknologi memperbaiki budaya dalam cara
yang kreatif; teknologi dapat juga membantu mempermudah penindasan politik
dan peperangan melalui alat seperti pistol maupun nuklir. Sebagai suatu
kegiatan budaya, teknologi tak lepas dari ilmu dan rekayasa.
Ilmu merupakan penyelidikan bernalar atau pengkajian fenomena, ditujukan
untuk menemukan prinsip-prinsip yang melekat dengan mempekerjakan teknik-
teknik formal seperti metode ilmiah. Teknologi tidak mesti hasil ilmu semata-

5
Maya Rini Handayani, Teknologi Informasi dan Komunikasi (Semarang : Karya Abadi Jaya, 2015) ,
h. 11.

xii
mata, oleh karena teknologi harus memenuhi persyaratan seperti utilitas,
kebergunaan dan keselamatan. Sedangkan rekayasa adalah proses berorientasi
tujuan dari rancangan dan pembuatan peralatan dan sistem untuk mengeksploitasi
fenomena alam dalam konteks praktis bagi manusia seringkali menggunakan hasil-
hasil, dan teknnik-teknik dari ilmu.
Teknologi merupakan konsekuensi dari ilmu, dan rekayasa, meskipun
teknoogi sebagai kegiatan manusia seringkali justru mendahului ranah tersebut.
Misalnya, ilmu dapat mengkaji aliran elektron di dalam penghantar listrik, dengan
menggunakan peralatan dan pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Pengetahuan
yang baru ini kemudian digunakan oleh para insinyur, dan teknisi untuk
menciptakan peralatan dan mesin baru seperti semikonduktor, komputer, dan
bentuk-bentuk teknologi tingkat lanjutnya. Dengan caara pandang seperti ini, para
ilmuan dan rekayasawan dapat dipandang sebagai teknolog; ketiga bidang ini
seringkali dapat dipandang sebagai satu tujuan penelitian dan referensi. Banyaknya
inovasi-inovasi yang diciptakan menyebabkan teknologi berkembang dengan
sangat luar biasa, dari yang sederhana hingga yang menghebohkan dunia.
Perkembangan teknologi berkembang secara drastis, dan terus berevolusi hingga
menciptkan obyek-obyek, teknik yang dapat membantu manusia dalam pengerjaan
sesuatu secara efisien, dan cepat. Dalam bentuk yang sederhana teknologi
dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam
menyelesaikan tugas-tugas tradisional seperti bercocok tanam atau membangun
rumah. Tidak dipungkiri kemajuan teknologi memang sangat penting untuk
kehidupan manusia zaman sekarang. Didalam belahan masyarakat teknologi telah
membantu memperbaiki kehidupan dalam bidang ekonomi, pangan, pendidikan,
kesehatan dan banyak lainnya. Meski terkadang campur tangan pemerintah yang
terlalu ketat dan berlebihan, seperti aturan-aturan yang mengikat, dapat
menghambat perkembangan teknologi secara tidak langsung. Banyaknya regulasi
yang diterapkan oleh pemerintah menyebabkan pertukaran informasi tidak dapat

xiii
dengan mudah dan bebas, akibatnya beberapa perkembangan teknologi tidak
berimbas di negara berkembang terutama.
Fenomena teknologi dalam masyarakat merupakan hal impersonal dan
memiliki otonomi mengubah semua bidang kehidupan manusia menjadi lingkup
teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya The Technological Society tidak
mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun arti dan maksudnya sama. Istilah
teknik digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk
memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai secara rasional dan
mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam bidang
aktivitas manusia. Jadi teknik menurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan
cara untuk memperoleh hasil yang sudah distandardisasi dan diperhitungkan
sebelumnya. Teknologi berkembang dengan pesat, meliputi berbagai bidang
kehidupan manusia. Masa sekarang sulit memisahkan kehidupan manusia dengan
teknologi, bahkan sudah menjadi kebutuhan manusia.
Awal perkembangan teknik yang sebelumnya merupakan bagian dari ilmu
atau bergantung dari ilmu, sekarang ilmu pengetahuan yang bergantung pada
teknik. Contohnya dengan berkembanganya teknologi komputer dan teknologi
satelit ruang angkasa, maka diperoleh pengetahuan baru dari hasil kerja kedua
produk teknologi tersebut. Teknik-teknik yang dirasakan pada masyarakat
teknologi, terlihat dari kondisi kehidupan manusia itu sendiri. Manusia pada saat
ini telah begitu jauh dipengaruhi oleh teknik. Gambaran kondisinya bisa dalam
kondisi tertekan. Manusia mengalami ketegangan akibat penyerapan teknik dan
mekanisme teknik. Manusia melebur dalam aktifitas mekanisme teknik, sehingga
waktu manusia dan pekerjaannya mengalami pergeseran. Peleburan manusia
dengan mekanisme teknik, menuntut kualitas dari manusia, tetapi manuisa sendiri
tidak hadir di dalamnya atau pekrjaannya. Contohnya seperti buruh dalam sistem
produksi industri, seorang buruh meskipun sakit atau lelah mempengaruhi garis

xiv
produksi dan mungkin upah dari temannya. Keadaan tertekan demikian sangat
menghilangkan nilai-nilai sosial.6

6
M Moenandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial, (Bandung Rafika
Aditama,2009), h.217-220.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Isma, Lathifah. “Macam-macam Analisis Teks Media”. diakses dari scribd.com.,


pada 02 Oktober 2015.

Maya Rini Handayani. “Teknologi Informasi dan Komunikas”. Semarang : Karya


Abadi Jaya, 2015.

Sahidah, Ai. “Komunikasi Antarbudaya Melalui Media Sosial (Analisis model


komunikasi antarbudaya Gudykunst dan Kim dalam Channel Youtube
Bandung Oppa)”. Institut Agama Islam Negeri Purwokerto tahun 2021.

Soelaeman, M Moenandar. “Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial”.
Bandung Rafika Aditama, 2009.

Suteja, Amar. “Analisis Teks Media”. Diakses dari amarsuteja.blogspot.com.,


pada 31 Januari 2013.

16

Anda mungkin juga menyukai