Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi
Walaupun istilah “Komunikasi” sudah sangat akrab di telinga,
namun membuat defenisi tentang komunikasi ternyata tidaklah semuda yang
dipikirkan. Stephen W. Littlejohn mengatakan bahwa: Communication is
difficult. The Word is abstract and, like most terms, prosses
numerousmeanings (komunikasi sulit untuk didefenisikan. Kata “komunikasi”
bersifat abstrak, seperti kebanyakan istilah, memiliki banyak arti)
Kesulitan dalam mendefenisikan kata “komunikasi”, baik bagi
kepentingan akademis maupun penelitian disebabkan oleh kata kerja “to
communicate” (berkomunikasi) sudah sangat mapan sebagai kosa kata yang
sangat umum dan karenanya tidak mudah ditangkap maknanya untuk
keperluan ilmiah. Kata komunikasi menjadi salah satu kata yang paling
diganakan dalam percakapan baik dalam bahasa inggris, maupun bahasa
Indonesia. Para Ahli telah melakukan berbagai upaya untuk mendefenisikan
komunikasi, namun membangun suatu devenisi tunggal mengenai komunikasi
terbukti tidak mungkin dilakukan dan mungkin juga tida terlalu bermanfaat (
Morissan : 2012)
2.2 Komunikasi Massa
Banyak defenisi tentang komunikasi massa yang telah di
kemukakan oleh para ahli komuniaksi. Banyak ragam dan titik terang yang
dikemukakan. Namun dari sekian banyak devenisi itu ada benang merah
kesamaan defenisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah
komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik) sebab awal
perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan dari
kata media of mass communication (Nurudin : 2007)

5
6

Saat ini komunikasi massa itu sendiri telah memanfaatkan berbagai


macam bentuk media yang digunakan mulai dari media cetak, media
elektronik hingga media online atau yang biasa disebut dengan media baru.
Namun dari beberapa media yang telah disbutkan di atas, media elektronik
khususnya televisi manjadi media yang cukup berkembang pesat. Hal ini
dikarenakan televisi mampu mengemas informasi dalam bentuk audio visual.
2.3 Media Komunikasi Massa
Media komunikasi massa adalah kemampuannya untuk
menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-
pesan yang disebarkan melalui media. Pada umumnya media massa
komunikasi dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Media Cetak
b. Media Elektronik (Nurudin, M.Si, 2007 : 3).
2.3.1 Media Cetak
Media cetak atau menurut Eric Barnow disebut “printed page”
adalah meliputi segala barang yang dicetak, yang ditunjukan untuk
umum atau untuk suatu public tertentu. Dengan demikian yang
dimaksud adalah meliputi surat kabar, majalah, serta segala macam
barang cetakan yang ditujukan untuk menyebarluaskan pesan-pesan
komunikasi. Media cetak bila digunakan sebagai media penyampaian
pesan-pesan iklan, mengingat bahwa pesan-pesan iklan pada
umumnya adalah merupakan pesan-pesan yang bersifat persuasif,
maka akan nampak jelas kelemahan-kelemahan yang melekat pada
setiap jenis media cetak. Umpamanya saja dari segi kelemahannya, ia
tidak memiliki unsur bunyi suara manusia (human voice) senagaimana
yang terdapat pada radio maupun televisi, yang dapat menimbulkan
rasa hangat dan keakraban yang berpengaruh terhadap tingkat
persuasi.
7

Media cetak merupakan media yang tertua yang ada di muka


bumi. Media cetak berawal dari media yang disebut dengan acta
diurna dan acta senatus di kerajaan romawi, kemudian berkembang
pesatsetelah Johanes Guttenberg menemukan mesin cetak, hingga kini
sudah beragam bentuknya seperti surat kabar (Koran), tabloid dan
majalah (Mondry. Dalam buku “pemahaman Teori dan Praktek
Jurnalistik” 2008:13)
2.3.2 Media Elektronik
Media Elektronik merupakan media komunkasi massa yang
berkembang sangat pesat mengikuti perkembangan jaman. Media
Elektronik adalah proses penyampaian informasi melalui media
komunikasi elektronik seperti televisi, radio, hanphone dan lain-lain.
Perbandingan antara media komunikasi massa berupa media cetak dan
media elektronik dalam lingkup masyarakat lebih banyak menyukai
televisi dan radio. Media elektronik muncul karena perkembangan
teknologi modern yang berhasil memadukan konsep media cetak,
berupa penulisan naskah dengan suara, bahkan kemudian dengan
gambar, melalui layar televisi (Mondry. Pemahaman Teori dan praktik
Jurnalistik 2008:13)
Televisi sebagai saluran media massa, media massa memiliki
arti yang bermacam-macam bagi masyarakat dan memiliki banyak
fungsi, tergantung pada jenis system politik dan ekonomi dimana
media itu berfungsi, tingkat perkembangan masyarakat, dan minat
serta kebutuhan individu tertentu. Namun selain memiliki fungsi
media juga memiliki banyak disfingsi, yakni konsekuensi yang tidak
di inginkan masyarakat atau anggota masyarakat. Adapun fungsi-
fungsi media massa adalah sebagai berikut:
8

a. Pengawasan
Fungsi ini memberi informasi dan menyediakan berita untuk
memperingatkan kita akan bahaya yang mungkin terjadi.
Misalnya saja seperti kondisi cuaca yang ekstrem atau berbahaya
atau ancaman militer.
b. Korelasi
Korelasi adalah fungsi seleksi dan interpretasi informasi tentang
lingkungan. Media kerap memasukan kritik dan cara bagaimana
seseorang harus bereaksi terhadap kejadian tertentu. Karena itu
korelasi merupakan bagian media yang berisi editorial dan
propaganda. Fungsi ini bertujuan untuk menjalankan norma
social dan manjaga consensus dengan mengekspos
penyimpangan, memberikan status dengan cara menyoroti
individu terpilih dan dapat berfungsi untuk mengawasi
pemerintah.
c. Penyampaian Warisan Sosial
Ini merupakan fungsi dimana media menyampaikan informasi,
nilai dan norma dari satu generasi ke generasi berikutnya atau
dari anggota masyarakat ke kaum pendatang. Cara ini bertujuan
meningkatkan kesatuan masyarakat dengan memperluas dasar
pengalaman umum mereka. Media massa dapat mengurangi
perasaan tersaing individu.
d. Hiburan (Entertaiment).
Sebagian besar isi media adalah hiburan. Maksudnya adalah
memberi waktu istirahat dari masalah yang dihadapi tiap hari dan
mengisi waktu luang.
9

2.4 Broadcasting Televisi


Stasiun radio maupun broadcasting televisi merupakan organisasi
penyiaran yang sangat kompleks, sebagai stasiun yang menyelenggarakan
kegiatan penyiaran memiliki tiga unsur yang mendukung penyelenggaraan
penyiaran untuk dapat mencapai khalayak (segmen) dengan baik. Ketiga
unsur penyiaran tersebut, teknik, sumber daya manusia dan manajaemen yang
solid, produksi penyiaran broadcast, dan pemancar dan studio yang canggih.
Trilogi penyelengaraan penyiaran tersebut satu sama lain saling berintegrasi
dan masing-masing memiliki karakteristik tersendiri, untuk dapat mencapai
satu tahapan tingkat atas harus mempunyai suatu kekuatan dari tingkat
tertinggi sampai yang terendah.
Dunia penyiaran broadcasting televisi merupakan dunia yang
sangat membutuhkan perhatian khusus dan memiliki peluang bisnis yang
besar pada hari ini dan hari yang akan dating. Dengan memiliki sifat
penyiaran broadcasting televisi dan radio penyiaran, keselintasan dalam
komunikasi massa, tidak mengalami pengulangan, membutuhkan penekanan
ketepatan waktu, serta sifat beritanya cepat, langsung, akurat, faktual, akrab
(pribadi) segar, tajam dan dapat dipercaya. Atau dapat dikatakan dengan kata
lain didalam penyampaian pemberitaannya, memiliki superspesialitas (ketidak
mendalaman), sensasionalisme (sensasi), signifikan (bermakna), dan
mempunyai pengaryh nilai dalam pesan-pesan yang dikomunikasikan.
Keunggulan media penyiaran broadcasting televise bila dibandingkan dengan
media cetak, karena kemampuannya dalam menyampaikan pesan dengan
cepat, langsung, akurat, faktual, segar, dan tajam serta dipercaya dalam
melakukan penyiaran peristiwa yang tengah berlangsung melalui siaran
andalannya.
Televisi adalah bisnis besar pada abad sekarang ini, itu sebabnya
beberapa tahun terakhir ini banyak bermunculan berbagai stasiun broadcasting
televisi nasional dan local ibarat cendawan dimusim hujan. Bagi masyarakat
10

Indonesia ini bukan hal yang mengejutkan. Setelah sekian lama TVRI
berfungsi sebagai broadcasting televisi tunggal di Indonesia dengan
menyampaikan informasi (berita), baik bersifat pendidikan dan hiburan bagi
rakyat Indonesia. Dengan hadirnya televisi swasta diharapkan dapat
memberikan sesuatu warna baru yang lebih cerah, didalam format dan
programnya. Tidak terlalu sulit unatuk menggiring public pemirsa menuju
kepada kehadiran televisi broadcasting swasta.
Perkembangan teknologi dan elektronika telah mambawa dampak
social terhadap perkembangan di bidang komuniaksi media massa dan berkat
perkembangan teknologi elektronika ini, arus komunikasi dapat berjalan
dengan cepat, tepat, akurat, factual, dan simultan, sehingga mampu menembus
ruang dan waktu diantara dua tempat yang berbeda (Arifin, 2010 : 1).
2.4.1 Perkembangan Broadcasting dalam Komunikasi
Perkembangan dunia elektronik mempunyai asset yang sangat
tinggi pada perkembangan peradaban manusia di dalam sistem
penyampaian informasi berita yang semakain canggih. Kita tidak dapat
menutup mata dunia komunikasi informatika terasa sebegitu dekatnya
dan dapat berpengaruh di dalam sikap perilaku kehidupan manusia
Pesatnya perkembangan dunia teknologi sesuai dengan cita-
cita dari penggerak “penyampaian berita tanpa kabel atau Nirkabel”
yang ditemukan oleh Guglielmo Marconi dan dikembangkan pada
tahun 1884 seorang mahasiswa berkebangsaan jerman di Berlin yang
bernama Paul Nipkow menemukan sistem gambar-gambar kecil yang
dibentuk oleh elemen-elemen secara beraturan (Scanning Divice)
scanning divice ini dilakukan dengan menggunakan lingkaran spiral
yang diputar-putar secara beraturan dan masih dilakukan secara
mekanis. Gerakan-gerakan mekanis ini dapat menghasilkaun
dorongan-dorongan electrik bila kepadanya dilakukan penyiaran yang
mengandung “Photoelectrik cell” penemuan photoelectric cell ini
11

disempurnakan kembali dalam bentuk lingkaran “Nipkow” atau


“Jatra Nipkow” dan dengan inilah perjalanan sistem komunikasi
penyiaran broadcasting televisi dapat tercipta dengan baik. Pada
akhirnya penyiaran broadcasting televisi telah menjadi konsumsi
utama masyarakat dewasa ini, dengan kehadiran program acara televisi
yang yang dapat menjadi kebutuhan pokok bagi manusia.
Tanpa disadari, kemajuan tersebut sudah menciptakan suatu
peradaban baru di dalam peri kehidupan manusia, hanya dengan
mempergunakan dan memanfaatkan alat komunikasi, sekarang ini kita
dapat melakukan pertikaran informasi atau penyampaian berita dapat
dilakukan dengan cara verbal, lebih effisien, effektif dan memiliki
ketepatan eaktu, contoh pada saat kita akan memberikan atau
mengapresiasikan suatu hasrat, ide, dan ucapan-ucapan yang special
seperti “Selamat hari Raya Idul Fitri” atau ucapan “Selamat Tahun
Baru” “Selamat Ulang Tahun” yang sebagiannya di lakukan orang
dengan datang berkunjung danbersilahturahmi. Sekarang ini pesan
tersebut dapat dilakukan dengan mudah, murah, effisien, effektif,
cukup dengan cara SMS, pesan-pesan pendek dari thelepone genggam
bersifat sangat pribadi, atau mengadakan hubungan langsung dengan
jalur internet yaitu facebook, blogger, website e-mail, relative lebih
cepat sifatnya.
Semakin canggih dan berkembang teknologi proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dangan
terlihat hadirnya, berbagai alat komunikasi antara lain, dari sebuah
telephone genggam bentuk simple kecil, namun memiliki menu fitur
beragam, disana ada hubungan telephone, fotografi, Mp 3, radio,
internet, fax, e-mail, games, three G, banking phone, dan sekarang
ditambah lagi dengan fitur baru televisi broadcasting. Benar bahwa
12

informasi dan broadcasting televisi tidak terlepas dari dunia semakin


dekat dengan kehidupan manusia (Arifin, 2010 : 5)
2.5 Pengertian Televisi
Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai
macam pesan dan informasi yang kemudian disebarkan kepada khalayak
umum. Televisi merupakan hasil dari produk teknologi tinggi (hi-tech) yang
menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan
audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi
mental, pola pikir, dan tindak individu (Baskin, 2006 :16). Dalam buku
Broadcasting : To Be Broadcasting (Eva Arifin 2010 : 9) dijelaskan bahwa
penyajian informasi, ide, gagasan, yang sifat penyampaiannyan dikemas
secara baik, edukatif penuh pesona dengan satutujuan agar informasi dan
berita tersebut bisa sampai kepada khalayak serta bisa diterima dan dipahami
secara baik.
2.6 Program Televisi
Dari sudut pemirsa, Programming adalah proses penyedia materi
siaran yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pemirsa yang dapat
ditonton pada waktu yang paling sesuai bagi mereka. Sedangkan bagi stadium
televisi, Programming adalah mendapatkan dan mengembangkan program
serta menjadwalkan penyiaran agar dapat menarik banyak pemirsa dan
bersaing dengan seluruh kompetitor yang ada.
Waktu yang paling sesuai dengan pemirsa untuk menonton acara
televisi adalah diluar waktu yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan
sehari-hari (seperti diluar waktu kerja, sekolah, tidur, dan lain-lain), bisa
disebut dengan “prime time”. Periode prime time merupakan waktu yang
paling potensial untuk banyak penontonnya dan kesempatan terbesar untuk
bersaing dengan stasiun lainnya. Prime time dapat berbeda-beda untuk setiap
negara dan dapat dikelompokkan atas Morning Prime Time, Afternoon Prime
Time, dan Evening Prime Time.
13

Saat orang pertama kali membuat televisi mereka menyadari bahwa


televisi itu hanyalah suatu alat elektronik yang sama denga alat elektronik
lainnya. Akan tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini maka
impian khalayak untuk dapat “melihat sesuatu dari jauh” telah manjadi
kenyataan.
Televisi akan berfungsi sebagaimana mestinya apabila “terdapat
system yang besar” dari apa yang disebut dengan system penyiaran televisi.
System penyiaran televisi itu terdiri dari :
a. Sistem Produksi Acara
b. Sistem Pemancaran
c. Sistem Penerimaan
yang kemudian ketiga sistem ini disebut dengan Trilogi Of Television.
System produksi acara televisi, tidak dilakukan denga begitu saja tanpa
adanya perencanaan yang matang dan pelaksanaan evaluasi sesudahnya. Ada
beberapa proses yang harus dilewati sehingga tayangan hasil produksi bisa
secara rutin dilakukan. Hal-hal semacam inilah yang harus menjadi perhatian
serius bagi orang-orang yang mengaku sebagai pekerja televisi, khususnya
pekerja televise yang tergabung dalam departemen atau divisi program.
Departemen atau divisi program sangat bertanggung jawab dalam cakupan :
a. Orientasi Program
b. Kebijakan Program
c. Strategi Penyusunan Program
d. Sumber-sumber Acara
e. Pola Acara
f. Kriteria dan Format Acara
g. Kontinuitas Acara
h. Kualitas Acara dan
i. Pengembangan Program yang kemudian akan kita sebut sebagai TV
Programming.
14

2.7 Sarana Produksi


Sarana produksi adalah saran yang menjadi penunjang terwujudnya
ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi (Wibowo, 2007 : 25). Sarana
produksi terdiri dari beberapa peralatan yang dibutuhkan selama proses
produksi berlangsung seperti kamera, microphone, lighting, serta peralatan
penunjang lainnya. Selain lokasi pengambilan gambar juga menjadi salah
satunya.
Peralatan produksi televisi yang utama adalah kamera semua jenis
kamera video pada prinsipnya bekerja dengan cara yang sama yaitu mengubah
gambar optic yang dihasilkan oleh lensa menjadi sinyal elektronik yang
dinamakan sinyal video. Sinyal ini akhirnya diubah kembali oleh pesawat
televise menjadi gambar yang bisa dilihat oleh pemirsa.
Separti mata manusia, kamera tidak dapat melihat tanpa sinar.
Pengetahuan tentang berbagai peralatan lighting (filter lamp, dimmer,
reflector) sangat penting. Tanpa penyiaran yang baik, kamera yang canggih
sekalipun tak akan mampu menghasilkan gambar yang baik. Sebaiknya
penataan lighting tak akan bisa membantu kita memperoleh gambar yang kita
inginkan apabila kamera tidak bisa melihat dengan baik. Tujuan lighting
supaya kamera video cukup mendapatkan cahaya untuk melihat objek untuk
mendapatkan kesan adanya ruang waktu dan suasana dari satu adegan.
Walaupun dalam istilah televisi tidak termasuk audio, namunbagian
suara juga merupakan unsur yang penting, fungsi audio didalam program
televisi tidak hanya menyajikan informasi dari gambar (visual) saja, tetapi
juga untuk menciptakan suatu suasana sebagai pendukung adegan, sehungga
penonton bisa ikut merasakan peristiwa atau adegan yang sedang
dipertunjukan. Gambar program televise sering menggoda banyak orang
untuk mengabaikan audio, maka audio dalam satu produksi sering rendah
kualitas dan mutunya.
15

2.8 Biaya Produksi


Baiaya produksi sangat dibutuhkan untuk kelancaran suatu produksi.
Dalam merencanakan biaya produksi tidaklah mudah. Harus sesuai dengan
kebutuhan saat proses produksi berlangsung, bahkan itupun harus mendapat
dukungan dari suatu pusat produksi atau stasiun televisi. Oleh karena itu
perencanaan biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan.
a. Financial Oriented
Perencanaan produksi yang didasarkan pada kemungkinan keuangan yang
ada artinya, perencanaan produksi mengacu pada ketersediaan keuangan
yang sudah disediakan. Berarti ada pengendalian beberapa tuntutan
produksi yang berlebihan.
b. Quality Oriented
Perencanaan biaya produksi didasarkan atas tuntutan hasil produksi yang
maksimal. Dalam hal ini tidak ada masalah keuangan. Yang terpenting
dalam produksi adalah kualitas yang bagus, sehingga mendapatkan
keuntungan yang besar secara menyeluruh, baik dalam segi nama maupun
keuntungan secara finansia. Atau produksi yang diharapkan mampunyai
nilai dan berguna bagi masyarakat (Wibowo, 2007 : 29).
2.9 Staff Produksi
Pendirian suatu stasiun televisi tidak lepas dari adanya susunan
organisasi yang akan menjadi roda berputarnya kinerja stasiun televisi. Suatu
produksi program televisi melibatkan banyak orang, misalnya artis, crew, dan
para pendukung terlaksananya proses agar lancar. Supaya pelaksanaan syuting
dapat berjalan lancar, produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi
pelaksana produksi yang serapi-rapinya (Wibowo, 2007 : 35).
Menjalankan stasiun televisi dibagi dalam dua kategori umum, yaitu
manajemen dan pelaksana produksi. Tugas manajemen mengalir berurutan
mulai dari pemimpin tertinggi seperti Direktur Eksekutif sampai menejer yang
bertanggung jawab mengawasi pemeliharaan gedung. Sementara pelaksana
16

operasional ialah mereka yang merupakan bagian dari stasiun TV yang


terlibat dalam kerja penyiaran seperti para perancang dan staf produksi yang
membuat materi acara uatuk stasiun TV itu (Riswandi, 2009 : 65-66). Stasiun
televisi membutuhkan sumber daya manusia yang cukup banyak dan
berkualitas, begitu pula dalam struktur organisasi redaksi pemberitaan yang
semuanya bekerja sebagai satu tim yang solid. Pada kenyataannya, memang
dibutuhkan banyak orang untuk menayangkan satu program acara televisi.
Fungsi setiap orang itu seperti mata rantai atau bagian dari mata rantai yang
panjang dan tak terpisahkan. Mereka saling bekerjasama demi suksesnya satu
program acara yang diproduksi (Morissan, 2008 : 42). Berikut beberapa posisi
yang tergabung dalam tim produksi.
a. Producer
Bertanggung jawab atas seluruh produksi, mulai dari perencanaan,
penulisan naskah, produksi final dan editing. Selain itu produser juga
bertanggung jawa atas anggaran biaya produksi dan mengorganisir
segala hal termasuk operasi produksi dan team untuk itu produser perlu
dibantu oleh sejumlah assistant produser atau associate producer.
b. Program Director
Bertanggung jawab atas hasil audio dan visual uang diciptakan,
mengarahkan pemain, mengkoordinir seluruh crew baik yang berada di
contro room maupun di studio Floor director juga harus memperhatikan
beberapa monitor sekaligus, baik monitor kamera atau dari sumber vidio
yang lain (VTR) dan memilih shot-shot yang akan di rekam (ON AIR).
c. Assistant Director
Membantu program director dengan menyiapkan pemain, peralatan dan
bahan-bahan yang akan di gunakan. Selain itu, program director juga
bertugas mengarahkan anggota tim produksi lainnya.
17

d. Production Assistant
Bertanggung jawab membantu producer, director dan anggota crew
yang lain. Biasanya bekerja di control room dengan berbagai macam
catatan, membuat perubahan-perubahan yang perlu ada naskah,
membagikan naskah kepada semua crew, menyiapkan bahan pendukung
produksi. Production assistant juga sering bekerja di studio floor,
memegang cuecard untuk pemain, membisikan kepada pemain dialog
yang harus di ucapkan apabila lupa naskah.
e. Technical Director
Bertanggung jawab dalam mempersiapkan semua peralatan yang akan
di pergunakan, supaya alat yang satu dengan lainnya bisa singkron.
Technical director juga bertugas mengawasi crew tecnic dan peralatan
lainnya. Technical director bertugas sebagai switcherman yang
mengoperasikan peralatan video mixer.
f. Audio Techinician
Bertanggung jawab pada sistem audio yang berhubungan dengan
peralatan mixing, audio mixer dan berbagai macam sumber audio
lainnya seperti (microphone, tape recorder).
g. Lighting Director
Lighting director bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan
tata cahaya, mengatur penempatan sumber cahaya dan mengarahkan ke
objek yang tepat sehingga memperoleh gambar yang maksimal.
h. Art Director
Art director bertanggung jawab atas perencanaan setting dekorasi
mengawasi konstruksi set, penataan grafik dan sebagainya.
i. Floor Director
Floor director bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi di dalam
studio floor. Selain itu floor director bertindak sebagai penghubung
untuk menyamoaikan pesan-pesan program director pada crew dan
18

pemain, memberi tanda-tanda pada pemain setelah mendapat perintah


dari sutradara.
j. Cameraman
Cameraman bertugas untuk mempersiapkan kamera dan mengambil gambar
sehingga memperoleh gambar dengan komposisi yang baik.
k. Vidio Tape Operator
Vidio Tape Operator bertanggung jawab atas kualitas technic, hasil rekaman
pada video cassette recorder (VCR) sekaligus mengoperasikannya.
2.10 Pelaksanaan Produksi
Produksi suatu program sesungguhnya mungkin hanya makan waktu
30 menit atau tergantung durasi program acara itu sendiri, tetapi ini hanya
bagian kecil dari keseluruhan proses produksi, jauh sebelum masuk ke studio
dan control room, program acara harus direncanakan dan dioperasikan secara
rincih.
Adapun tahapan pelaksanaan produksi program acara televisi
umumnya dibagi menjadi 3 tahapan:
1. Pra Produksi
2. Produksi
3. Pasca Produksi
2.10.1 Pra Produksi (Pre Production Planning)
Perencanaan untuk sebuah program acara mungkin bisa
dilakukan selama berhari-hari, berminggu-minggu atau bahkan
berbulan-bulan sebelum produksi yang sesungguhnya. Selama tahap
ini, producer dan director bekerja sama dalam penulisan untuk
menyempurnakan naskah kemusian anggota tim produksi (producer,
director, dan scienic designer) mengadakan pertemuan untuk program
dan bagian yang akan di tangani.
Tahap pra produksi adalah kunci keberhasilan kesulita-
kesulitan dalam tahap produksi dapat direduksi bila produksi telah di
19

rancang dan di perhitungkan secara matang oleh tim produksi.


Mendekati proses produksi yang sesungguhnya audio dan control
room harus dipersiapkan dengan baik sebelum anggota tim harus
mengetahui apa saja yang harus dilakukan sesuai dengan tugas mereka
masing-masing.
2.10.2 Produksi
a. Produksi Lapangan
1. Electronic News Gathering (ENG) merupakan proses
produksi berita elektronik.
2. Electronic Field Production (EFP) merupakan proses
produksi lapangan elektronik sama dengan ENG, hanya
jenis program yang di produksi adalah documenter, film,
atau sinetron.
3. Multi Camera Remote (MCR) merupakan produksi
lapangan dengan menggunakan kamera lebih dari satu
dengan dibantu peralatan lain seperti switcer, tv monitor
dan sound audio system biasanyadigunakan untuk
memproduksi acara music, olahraga dan sebagainya.
b. Produksi Studio
1. Live Program merupakan tayangan yang disiarkan
secara langsung.
2. Vidio Taping Program merupakan kebalikan dari
tayangan live. Acara yang ditayangkan pada system ini
bukan siaran langsung.
3. Live On Tape produksi yang berlangsung terus tanpa
berhenti sampai akhir program, editing hanya dalam hal-
hal khusus (insert editing).
20

2.10.3 Pasca Produksi


a. Studio strike yaitu proses dimana semua peralatan/seting di
bongkar.
b. Vidio Tape Editing
c. Audio sweetening
d. Evaluasi Program

Anda mungkin juga menyukai