Anda di halaman 1dari 16

TEORI KOMUNIKASI MASSA

A. Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa pada dasarnya adalah komunikasi melalui media massa


baik elektronik dan cetak. Dalam perkembangannya media massa berasal dari
pengembangan kata media of mass communication. Media massa sendiri
dihasilkan dari teknologi modern. Massa dalam arti komunikasi massa merujuk
pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain,
massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa.
(Nurudin, 2007)

Sedangkan menurut pandangan Effendy (2003) komunikasi massa adalah


komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang
mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada
umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Komunikasi
massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam
dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media. (Effendy, 2003).

1. Karakteristik Komunikasi Massa

Setelah disebutkan definisi komunikasi massa menurut para ahli, maka akan
diketahui dari jenis – jenis karakteristik yang dimiliki komunikasi massa menurut
Nurudin (2007) antara lain :

a. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga

Didalam komunikasi massa komunikator bukan satu orang tetapi terdiri dari
kumpulan orang. Yang dimana artinya adalah gabungan antara berbagai macam
unsur dan bekerjasama satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang
dimaksud adalah menyerupai sebuah sistem. Sistem adalah sekelompok orang,
pedoman dan media yang melakukan sebuah kegiatan mengolah, menyimpan,
menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang, menjadi pesan dalam membuat
keputusan untuk mencapai kesepakatan dan saling memberikan pengertian satu
sama lain dengan mengolah pesan menjadi sebuah pesan. Didalam sistem terdapat
interdependensi yaitu komponen – komponen didalamnya yang saling berkaitan,

1
melakukan interaksi secara keluruhan. Sistem didalam komunikasi akhirnya
membentuk sebuah lembaga.

b. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen

Didalam komunikasi massa, seorang komunikator tidak mengetahui identitas


dari seorang komunikan, karena mereka berkomunikasi menggunakan media
massa sebagai perantara seperti televisi atau radio. Sifat dari komunikan sendiri
adalah heterogen/beragam yang artinya penonton televisi memiliki beragam latar
belakang dari segi umur, pendidikan, jenis kelamin, stastus sosial ekonomi,
jabatan, agama dan sebagainya.

c. Pesannya Bersifat Umum

Pesan yang disampaikan oleh komunikasi massa harus bersifat terbuka, dan
dituju untuk semua orang. Baik dalam penggunakan dan pemilihan kata – kata
harus bisa dimengerti oleh banyak orang. Meskipun didalam televisi dikhusukan
untuk kalangan tertentu (misalnya program acaranya), televisi perlu menyediakan
acara lain yang sifatnya lebih umum. Ini penting agar televisi tidak kehilangan ciri
khasnya sebagai saluran komunikasi massa.

d. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah

Komunikasi didalam media masa berlangsung satu arah dikarenakan informasi


yang diberikan media kepada khalayak tidak berlangsung tatap muka. Sehingga
penerima informasi tidak dapat memberikan respon langsung kepada media
massa.

e. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan

Komunikasi menimbulkan keserempakan merupakan ciri dari komunikasi


massa, Yang dimana di dalam komunikasi massa pesan yang disampaikan secara
serempak kepada khalayak. Serempak berarti pesan yang disampaikan media
massa bisa dinikmati hampir bersamaan. Bersamaan juga bersifat relatif. Seperti
halnya keserempakan media komunikasi massa internet, melalui media massa ini
pesan akan lebih cepat disiarkan.

2
f. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis

Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada


khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknisnya
antara lain seperti pemancar untuk media elektonik. Didalam televisi digunakan
alat mekanis berupa satelit yang berguna untuk mempermudah proses pemancaran
pesan yang dilakukan media elektronik. Begitu juga dengan radio yang
membutuhkan stasiun pemancar atau relay. Saat ini dengan perkembangan yang
ada peralatan teknis semakin kompleks seperti yang dimiliki oleh jaringan
internet. Dalam jaringan internet disamping membutuhkan data sebagai bahan di
dalam internet, dibutuhkan juga perangkat komputer, telepon, modem, dan
jaringan satelit yang mempermudah pengiriman pesan – pesannya.

g. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper

Didalam komunikasi massa terdapat gatekeeper atau yang sering disebut


penapis informasi/ palang pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat
berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Fungsinya sebagai
orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar
semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Dengan kata lain tugas
dari gatekeeper dalam komunikasi adalah untuk memilah pesan, memilih dan
menyesuaikan dengan media.

2. Fungsi Komunikasi Massa

Dari berbagai fungsi yang dimiliki komunikasi massa yang dikemukan oleh
beberapa ahli, komunikasi terbagi menjadi beberapa antara lain: (Nurudin, 2007)

a. Informasi

Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam


komunikasi massa. Komponen yang paling penting untuk mengetahui informasi
ini adalah berita- berita yang disajikan.

3
Didalam istilah jurnalistik untuk mencari sebuah informasi fakta – fakta
diringkas dalam istilah 5W+1H (What,Where,Who,When, Why + How) atau
Dimana, Siapa, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana. Konsep 5W+1H atau straight
news (berita singkat) sudah dikembangkan dengan peliputan jurnalisme
investigasi (investigative journalism). Yakni sebuah peliputan yang dilakukan
secara mendalam.

b. Hiburan

Fungsi hiburan untuk media elektronik menduuki posisi yang paling tinggi
dibandingkan dengan fungsi – fungsi yang lain. Masalahnya masyarakat kita
masih menjadikan televisi sebagai media hiburan.

c. Persuasi

Fungsi persuasi komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi


informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan berupa
informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi
persuasi. Tulisan pada Tajuk Rencana, artikel, dan surat pembaca merupakan
contoh tulisan persuasif.

d. Transmisi Budaya

Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling
luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat
diletakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai
dampak pada penerimaan individu. Melalui individu, komunikasi menjadi bagian
dari pengalaman kolektif kelompok, publik, audience, berbagai jenis, dan individu
bagian dari suatu massa. Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua tingkat,
kontemporer dan historis. Didalam kontemporer media massa memperkuat
konsensus nilai masyarakat, dengan selalu memperkenalkan bibit perubahan
secara terus menerus. Sedangkan secara historis umat manusia telah dapat
melewati atau menambahkan pengalaman baru dari sekarang untuk membimbing
ke masa depan.

e. Mendorong Kohesi Sosial

4
Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan, Yang artinya media massa
mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain, media massa merangsang
masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai –cerai bukan keadaan yang
baik bagi kehidupan mereka. Media massa yang memberitakan arti pentingnya
kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa itu mendorong kohesi
sosial.

f. Pengawasan

Menurut Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Yang


dimana berarti menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai
kejadian – kejadian yang ada disekitar kita. Fungsi pengawasan bila dibagi
menjadi dua yakni, warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan
dari instrumental surveillance atau pengawasan instrumental.

g. Korelasi

Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagian–


bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya fungsi
ini adalah peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen
masyarakat.

h. Pewarisan Sosial

Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang
menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau
mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu
generasi ke generasi selanjutnya.

i. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif

Dalam kurun waktu lama, komunikasi massa dipahami secara linier


memerankan fungsi – fungsi klasik seperti yang diungkapkan sebelumnya. Hal
yang dilupakan oleh banyak orang adalah bahwa komunikasi massa bisa menjadi
sebuah alat untuk melawan kekuasaan dan kekuatan represif. Komunikasi massa
berperan memberikan informasi, tetapi informasi yang diungkapkannnya ternyata

5
mempunyai motif, motif tertentu untuk melawan kemapanan. Memang diakui
bahwa komunikasi massa juga bisa berperan untuk memperkuat kekuasaan, tetapi
bisa juga sebaliknya.

j. Menggugat Hubungan Trikotomi

Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga


pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikonomi melibatkan pemerintah,
pers, dan masyarakat. Ketiga pihak ini dianggap tidak pernah mencapai sepakat
karena perbedaan kepentingan masing – masing pihak. Oleh karena itu, bisa
dimaklumi karena ketiganya mempunyai kepentingan yang berbeda satu sama lain
menghadapi suatu persoalan.

3. Elemen – elemen komunikasi massa

Nurudin dalam Pengantar Komunikasi Massa menjelaskan beberapa elemen


Komunikasi Massa. (Nurudin, 2007)

a. Komunikator

Komunikator dalam komunikasi massa bukanlah individu, melainkan


kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Meskipun ada yang dominan,
pada akhirnya ia tetap akan terbatasi perannya oleh aturan kumpulan orang.
Kumpulan orang ini dapat disebut sebagai organisasi, lembaga, institusi, atau
jaringan. Komunikator dalam hal ini, sifatnya mencari keuntungan. Orientasi
keuntungan ini menjadi dasar pembentukan organisasi.

b. Isi

Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media
massa. Namun, masing – masing media massa mempunyai kebijakan sendiri
-sendiri dalam pengelolaan isinya, sebab masing - masing media melayani
masyarakat yang beragam juga menyangkut individu atau kelompok sosial.

c. Audience

6
Menurut Hiebert dan kawan - kawan dalam (Nurudin , 2007:106), audience
memiliki beberapa karekteristik:

1. Audience cenderung berisi individu – individu yang cenderung berbagi


pengalaman dan dipengaruhi hubungan sosial di antar mereka.

2. Audience cenderung besar,yang berarti tersebar ke berbagai wilayah


jangkauan sarana komnuikasi massa.

3. Audience cenderung heterogen; berasal dari berbagai lapisan dan kategori


sosial.

4. Audience cenderung anonim; audience tidak mengenal satu sama lain.

5. Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator ; Audience dipisahkan


oleh ruang dan waktu.

d. Umpan balik

Ada dua umpan balik dalam komunikasi, yakni umpan balik langsung
(immediated feedback) dan tidak langsung (delayed feedback). Umpan balik
langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada
kemungkinan dapat berbicara langsung. Namun dalam komunikasi massa
biasanya terjadi tidak secara langsung, antara komunikator dengan komunikan
tidak terjadi kontak langssung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi
langsung satu sama lain. Umpan balik tidak langsung bisa ditunjukkan dalam
letter to editor / surat pembaca / pembaca menulis.

e. Gangguan

Gangguan juga terbagi menjadi dua , yakni gangguan saluran dan gangguan
semantik. Gangguan saluran dalam komunikasi massa dapat berupa kesalahan
cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang hilang dari surat kabar, gambar yang
tidak jelas di pesawat televisi, gangguan gelombang radio, atau langganan majalah
yang tidak datang. Sedangkan gangguan semantik berupakan gangguan dalam
proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu

7
sendiri. Gangguan ini dapat berupa kendala bahasa, perbedaan pendidikan, status
sosial ekonomi, tempat tinggal, jabatan, umur, pengalaman, dan minat.

f. Gatekeeper

Gatekeeper merupakan individu – individu atau kelompok orang yang memantau


arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi massa.

4. Manfaat Mempelajari Komunikasi Massa

Mempelajari komunikasi massa memiliki banyak manfaat bagi kita. Dimana


media massa memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Media
massa menjadi sebuah jembatan komunikasi untuk terhubung dengan informasi
yang lebih luas. Dimana tokoh revolusi Tiongkok Mao Ze Dong pernah berkata
“jika kita ingin menguasai dunia maka kita harus menguasai media”.

Kiranya begitu besar manfaat kita mempelajari komunikasi massa dari


perkataan tersebut. Bahkan, dengan mempelajari komunikasi massa, kita menjadi
pribadi yang lebih mantap dalam menghadapi pergolakan informasi publik.
Dewasa ini, informasi publik tidak jarang mengarah pada penggiringan opini yang
menjurus pada hal negatif. Oleh sebab itu, dengan mempelajari komunikasi massa
kita akan menjadi pribadi yang cerdas dan kritis dalam menyikapi berbagai
informasi publik yang ada.

B. Teori Komunikasi Massa

Teori komunikasi massa merupakan penjelasan atau perkiraan terhadap gejala


sosial, yang berupa untuk menghubungkan komunikasi massa kepada berbagai
aspek kehidupan kultural dan personal atau sistem sosial. Untuk memahami teori
komunikasi massa maka perlu memahami berikut ini (Morissan, 2010):

1. Tidak ada teori tunggal dalam komunikasi massa, misalnya terdapat teori
yang menjelaskan gejala yang melibatkan masyarakat luas, seperti bagaimana

8
masyarakat memberikan arti kepada simbol – simbol budaya bagaimana
simbol –simbol itu mempengaruhi tingkah laku kita (interaksi simbolik).

2. Teori komunikasi massa sering meminjam pengetahuan dari displin ilmu


lainnya. Misalnya, teori konstruksi sosial atas kenyataan berasal dari ilmu
sosiologi, teori perubahan sikap dipinjam dari ilmu psikologi.

3. Teori komunikasi massa merupakan konstruksi manusia. Orang menciptakan


teori komunikasi massa dan karenanya, teori – teori itu sering dipengaruhi
oleh lingkungan dimana orang bersangkutan berada.

4. Teori komunikasi massa bersifat dinamis. Karena teori komunikasi massa


merupakan konstruksi manusia, sementara lingkungan dimana manusia itu
berada selalu berubah, maka teori komunikasi massa bersifat dinamis.

Littlejohn dan Foss dalam bukunya Encyclopedia of Communication


Theory (2009) membagi teori komunikasi massa ke dalam tiga kategori, yaitu
teori-teori yang berkaitan dengan budaya dan masyarakat, teori-teori yang
berkaitan dengan pengaruh dan persuasi media, dan teori-teori yang berkaitan
dengan penggunaan media. Selain teori-teori yang menekankan pada proses
dampak media massa dan khalayak massa, beberapa teori komunikasi massa juga
menitikberatkan pada isi pesan media serta struktur dan penampilan media massa.

Berikut adalah beberapa teori komunikasi massa beserta penjelasannya.

a. Teori Pengembangan (Cultivation Theory)

George Gerbner melakukan riset terhadap persepsi penonton tv terhadap


tayangan tv yang mereka tonton. Setelah dua dekade melakukan riset George
terhadap tayangan kekerasan tv, mengelompokkan khalayak berdasarkan
intensitas menonton, mengumpulkan persepsi penonton tv mengenai kekerasan
yang akan mereka hadapi di dunia nyata. Pada tahun 1969, George menyebut efek
tv sebagai kultivasi (berasal dari kata “cultivate” yang berarti menanam). Teori
kultivasi adalah teori yang memperkirakan dan menjelaskan pembentukan
persepsi, pengertian, dan kepercayaan, mengenai dunia sebagai hasil dari
mengonsumsi pesan media dalam jangka panjang (Morissan, 2014 : 519).

9
Contoh kasus :

b. Semakin banyak pemberitaan media tentang kekerasan dan kejahatan


terhadap perempuan bukannya berkurang justru semakin banyak terjadi
peristiwa yang sama. Ada kecenderungan imitasi perilaku yang didapat dari
sebuah tayangan yang tidak baik.

c. Karena ada pemberitaan tentang kamera tersembunyi yang dipasang di toilet


umum oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab maka, perempuan sering
merasa ketakutan apabila menggunakan toilet umum.

b. Teori Imperialisme Budaya (Cultural Imperialism Theory)

Teori ini pertama kali ditemukan oleh Herb Schiller pada tahun 1973. Teori
imperialisme budaya menyatakan bahhwa negara Barat mendominasi media di
seluruh dunia. Hal ini berarti, media massa negara Barat mendominasi media
massa di dunia ketiga. Alasannya, media Barat mempunyai efek yang kuat untuk
mempengaruhi media dunia ketiga. Media Barat sangat mengesankan bagi media
dunia ketiga, sehingga mereka ingin meniru budaya yang muncul lewat media
tersebut. Dalam perspektif teori ini, ketika terjadi proses peniruan media negara
berkembang dari negara maju, saat itulah terjadi penghancuran budaya asli di
negara ketiga. Negara Barat memproduksi banyak media dan produk lainnya yang
berhubungan dengan banyak bidang yang mengakibatkan adanya peniruan dari
negara-negara lainnya.

Contoh kasus :

1. Seringkali media menayangkan tayangan-tayangan fashion dari luar negeri


yang sudah memiliki brand ternama dan terkenal yang jelas memiliki harga
selangit. Hal ini menimbulkan kecenderungan konsumtif penonton untuk
mengikuti style fashion mereka dengan yang ada di media.

2. Amerika seringkali menghasilkan film-film yang luar biasa dan kadang di


luar akal sehat kita mereka bisa menghasilkan film-film tersebut. Efek yang

10
ditimbulkan adalah kecenderungan budaya asli terlupakan akibat ingin
mengikut jejak film dari Amerika.

c. Teori Persamaan Media (Media Equation Theory)

Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Byron Reeves dan Clifford Nass. Teori
persamaan media atau disebut juga sebagai media equation theory ini ingin
menjawab persoalan mengapa orang-orang secara tidak sadar dan bahkan secara
otomatis merespons apa yang dikomunikasikan media seolah-olah (media itu)
manusia. Menurut asumsi teori ini, media diibaratkan manusia. Teori ini
memperhatikan bahwa media juga bisa diajak berbicara. Media bisa menjadi
lawan bicara individu seperti dalam komunikasi interpersonal yang melibatkan
dua orang dalam situasi face to face.

Contoh kasus :

1. Mencari buku di perpustakaan daerah tidak lagi sulit karena sudah adanya
website perpustakaan yang juga menampilkan menu untuk mencari daftar
buku. Hal ini menunjukkan bahwa media sudah menjadi teman yang bisa
diajak berkomunikasi.

2. Aplikasi-aplikasi permainan ada yang menyajikan permainan Person vs


Computer. Computer disini mewakili media yang artinya media menjadi
teman interaktif dari segi permainan juga.

d. Teori Penggunaan dan Kepuasan (Uses and Gratification Theory)

Herbert Blummer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan
teori ini. Teori uses and gratifications (kegunaan dan kepuasan) ini dikenalkan
pada tahun 1974. Pendekatan uses and gratification ditujukan untuk
menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan
penggunaan media oleh individu atau agregasi individu (Effendy, 2000) dalam
(Burhan Bungin, 2014 : 290). Katz (Effendy, 2000 : 290) menggambarkan logika
yang mendasari pendekatan mengenai uses and gratification : (1) kondisi sosial
psikologis seseorang akan menyebabkan adanya, (2) kebutuhan, yang
menciptakan, (3) harapan-harapan terhadap, (4) media massa atau sumber-sumber

11
lain, yang membawa kepada, (5) perbedaan pola penggunaan media (atau
keterlibatan dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan, (6)
pemenuhan kebutuhan, dan (7) konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak
diharapkan sebelumnya. (Burhan Bungin, 2014 : 290)

Contoh kasus :

1. Pemilik saluran-saluran di media elektronik sudah membagi segmen


penontonnya melalui beberapa saluran yang mereka miliki, sehingga
penonton bisa memilih saluran mana yang ingin ia tonton dan memudahkan
penonton untuk menonton sesuai keinginan mereka.

2. Majalah-majalah juga sudah memiliki segmentasi pembaca melalui tajuk


yang sedari awal mereka usung. Contohnya majalah otomotif sedari awal
membidik kaum laki-laki sebagai pembacanya dan majalah kartini membidik
kaum perempuan sebagai pembacanya.

e. Teori Pengaturan Agenda (Agenda Setting Theory)

Istilah “agenda setting” diciptakan oleh Maxwell McCombs dan Donald


Shaw (1972,1993), untuk menjelaskan gejala atau fenomena kegiatan kampanye
pemilihan umum (pemilu). McCombs dan Shaw tidak menyatakan media secara
sengaja berupaya mempengaruhi publik, tetapi publik melihat kepada para
profesional yang bekerja di media massa untuk meminta petunjuk media mana
mereka harus memfokuskan perhatiannya. Agenda setting terjadi karena media
harus menjadi penjaga gawang (gatekeeper) yang harus selektif dalam
menyampaikan infomasi. Apa yang diketahui publik mengenai suatu keadaan
pada waktu tetentu sebagian besar telah ditentukan melalui proses penyaringan
dan pemulihan berita media massa. Agenda setting dibagi ke dalam dua level:
level pertama adalah upaya membangun isu umum yang dinilai penting, dan level
kedua adalah menentukan bagian-bagian atau aspek-aspek dari isu umum tersebut
yang dinilai penting (Morissan, 2014 : 496). Asumsi dasar teori agenda setting
adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu
akan mempengaruhi khalayak untk menganggapnya penting (Burhan Bungin,

12
2014 : 285). Jadi, apa yang dianggap penting dan menjadi topik utama media
maka masyarakat juga akan menganggap berita itu penting.

Contoh kasus :

Pilgub di Jakarta yang meliputi calon Ahok-Djarot, Agus-Sylviana, dan Anies-


Sandiaga terus menerus diberitakan di seluruh Indonesia padahal yang akan
melakukan pemilihan gubernur hanyalah wilayah DKI Jakarta, tetapi
pemberitaannya yang berlarut-larut membuat masyarakat di seluruh Indonesia ikut
bersuara terkait kasus penghinaan Al-Qur’an yang dilakukan oleh salah satu
calon, yaitu Ahok yang membuat geram adalah tidak adanya tindak lanjut
pemeriksaan atau penangkapan yang dilakukan dan terlupakan hanya lewat
sepenggal kata maaf yang Ahok lontarkan. Yang penting dari berita ini bukanlah
soal calon pilgubnya, tetapi kasus yang melibatkan Ahoklah yang harus diusut.

f. Teori Jarum Hipodermik (Hypodhermic Needle Theory)

Teori jarum hipodermik memiliki dasar prinsip, yaitu stimulus-respons


dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. McQuail (1994 : 234)
menjelaskan elemen-elemen utama dari teori ini adalah : a). Pesan (stimulus) ; b).
Penerima (receiver) ; dan c). Efek (respon). Teori jarum hipodermik memandang
bahwa sebuah pemberitaan media massa diibaratkan sebagai obat yang
disuntikkan ke dalam pembuluh darah audience, yang kemudian audience akan
bereaksi seperti yang diharapkan (Burhan Bungin, 2014 : 281)

Contoh kasus :

1. Slogan yang ditayangkan terus-menerus di dalam iklan dapat menjadi doktrin


terhadap penonton untuk berpikir sama dengan yang diinginkan pengiklan
dan turut melakukan atau memilih mereka.

2. Bahasa-bahasa gaul yang ada di sinteron remaja menjadi bahasa kekinian


yang banyak diikuti oleh remaja/masyarakat saat ini.

g. Teori Spiral Keheningan (Spiral Silence Theory)

13
Teori spiral of silence dikemukakan pertama kali oleh Elizabeth Noelle-
Neuman seorang sosiolog Jerman pada tahun 1974. Teori ini berkaitan dengan
pertanyaan mengenai terbentuknya pendapat umum. Teori spiral of silence atau
juga disebut spiral kebisuan ini menjelaskan bahwa jawaban dari pertanyaan
tersebut terletak dalam suatu proses saling mempengaruhi antara komunikasi
massa, komunikasi antarpribadi, dan persepsi individu atas pendapatnya sendiri
dalam hubungannya dengan pendapat orang lain dalam masyarakat (Burhan
Bungin, 2014 : 288). Berdasar dari asumsi bahwa “pendapat pribadi sangat
tergantung pada apa yang dipikirkan oleh orang lain atau atas apa yang orang
rasakan sebagai pendapat dari orang lain”, teori ini menjelaskan pada umumnya
orang berusaha mempelajari lingkungannya untuk menghindari isolasi dan
kesendirian. Pandangan dominan dan tidak dominan akan membentuk perilaku
seseorang menjadi percaya diri ataupun minder dari pergaulannya.

Contoh kasus :

1. Media memberitakan kasus seorang artis yang menghina lambang negara dan
justru dijadikan “Duta Pancasila” sehingga menyebabkan keributan di media
dan kalangan masyarakat yang tidak menyetujuinya. Padahal berita ini
memang tidak benar, tetapi pemberitaan sudah terlanjur disebar dan menjadi
pembicaraan di masyarakat.

2. ISIS adalah gerakan terorisme yang ingin meneyrupai Al-Qaeda. ISIS


merusak ketenteraman banyak negara melalui teror-teror yang mereka
lakukan di beberapa negara.

h. Teori Determinisme Teknologi (Technological Determinism Theory)

Marshall McLuhan melalui bukunya Understanding Media (1964) ia menulis


mengenai pengaruh teknologi. Menurut McLuhan, teknologi media telah
menciptakan revolusi di tengah masyarakat karena masyarakat sudah sangat
tergantung kepada teknologi, dan tatanan masyarakat terbentuk berdasarkan pada
kemampuan masyarakat menggunakan teknologi. Teori technological
determinism atau bisa juga disebut dengan teori determinan teknologi adalah
paham bahwa teknologi bersifat determinan (menentukan) dalam membentuk

14
kehidupan manusia (Morissan, 2014 : 486). Teknologi sangat berpengaruh besar
dengan kelangsungan hidup manusia karena menjadi alat yang membantu seluruh
kegiatan manusia.

Contoh kasus :

1. Mobil menjadi pengganti kuda/gajah sebagai kendaraan berkendara.

2. E-mail menjadi pangganti surat langsung untuk dikirimkan dengan waktu


yang singkat.

C. KESIMPULAN

1. Komunikasi massa merupakan proses penyampaian informasi dengan


menggunakan media massa sebagai alat komunikasinya.

2. Teori komunikasi massa bertujuan untuk mengkaji hal-hal apa saja yag
menjadi efek media terhadap manusia atau khalayak juga untuk membuktikan
bagaimana peranan media massa terhadap mansia atau khalayak.

3. Adapun beberapa teori komunikasi massa ialah: Teori Pengembangan


(Cultivation Theory), Teori Imperialisme Budaya (Cultural Imperialism
Theory), Teori Penggunaan dan Kepuasan (Uses and Gratification Theory),
Teori Pengaturan Agenda (Agenda Setting Theory), Teori Jarum Hipodermik
(Hypodhermic Needle Theory), Teori Spiral Keheningan (Spiral Silence
Theory)

15
DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2014. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : KENCANA.

Daryanto dan Muljo Rahardjo. 2016. Teori Komunikasi. Yogyakarta : Gava


Media.

Effendy. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra. Aditya


Bakti

Morissan. 2014. Teori Komunikasi Individu hingga Massa. Jakarta : KENCANA.

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Rajagrafindo


Persada.

16

Anda mungkin juga menyukai