I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam penyusunan kegiatan penanganan jalan dan jembatan, dipandang perlu untuk mengetahui kondisi
jalan dan jembatan sesunggguhnya, untuk kondisi jalan (permukaan dan kapasitas struktural) sebagai dasar
jenis penanganan yang dibutuhkan dengan memperhitungkan umur sisa perkerasan dalam rangka
mendapatkan rekomendasi penanganan pada lokasi-lokasi yang membutuhkan penanganan segera serta
solusi permanen penanganannya, sedangkan untuk kondisi jembatan perlu dilakukan untuk mengetahui
kondisi jembatan beserta elemen– elemennya sehingga dapat dipastikan bahwa kondisi jembatan masih
stabil dan aman, Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi, pasal 1 ayat (1) Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan
konstruksi, konsultasi konstruksi dalam pasal 1 ayat (2) adalah layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan
yang meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan, perencanaan, dan manajemen penyelenggaraan
konstruksi suatu bangunan, sedangkan Pekerjaan Konstruksi dalam pasal 1 ayat (3) adalah keseluruhan atau
sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan
pembangunan kembali suatu bangunan.
Pembangunan prasarana jalan dan jembatan merupakan bagian yang amat penting dalam pembangunan
nasional, sehingga prasarana jalan dan jembatan sebagai prasarana publik memiliki nilai ekonomi, nilai
sosial dan nilai strategis. Fungsi jaringan jalan sebagai salah satu komponen prasarana transportasi darat
sudah saatnya diletakkan pada posisi yang setara dalam perencanaan transportasi secara global, terutama di
era desentralisasi, sebagai perekat keutuhan bangsa dan Negara dalam segala aspek sosial, budaya,
ekonomi, politik dan keamanan.
Pertumbuhan perekonomian di Provinsi Banten cukup tinggi yang disertai pertumbuhan penduduk dan
kenaikan jumlah kendaraan, membutuhkan prasarana jalan dan jembatan yang memadai untuk memberikan
pelayanan yang optimal. Kebijakan pembinaan jaringan jalan sejalan dengan kebijakan pembangunan
nasional diarahkan untuk Mempertahankan tingkat pelayanan prasarana, meningkatkan akesibilitas
daerahdaerah terisolasi, meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan mempercepat penanganan khusus,
mengharmonisasikan keterpaduan sistem jaringan prasarana jalan dengan kebijakan tata ruang wilayah
yang merupakan acuan pengembangan wilayah dan meningkatkan keterpaduannya dengan sarana dan
prasarana lainnya, menumbuhkan sikap profesionalisme dan kemandirian institusi dan SDM bidang
penyelenggaraan prasarana jalan dan jembatan, mendorong keterlibatan peran dunia usaha dan masyarakat
dalam penyelenggaraan dan penyediaan prasarana jalan dan jembatan, meningkatkan pemanfaatan hasil
penelitian dan pengembangan teknologi jalan dan jembatan.
Mengingat alokasi biaya yang tersedia sangat terbatas, sehingga harus diprioritaskan pada program yang
memberikan manfaat sebesar-besarnya pada masyarakat Untuk mencapai semua hal di atas, diperlukan
sistem dan alat pemrograman untuk menentukan prioritas alokasi kebutuhan dana setiap tahun, dan
meninjau kembali prioritas penanganan. Maka dilakukan Survey Kondisi Jalan dan Jembatan Provinsi