Bagian A
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK
DAN PERSONIL, FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK
1. Pemahaman Terhadap KAK
1.1. Umum
Kondisi jaringan jalan Provinsi dan Kabupaten di Aceh pada tahun 2023 akan
senantiasa dihadapkan pada kualitas dan kapasitas pelayanan jalan dan jembatan.
Kondisi ini lebih disebabkan oleh meningkatnya volume lalu lintas maupun muatan dan
dimensi berlebihan yang berakibat pada daya tahan dan dapat menyebabkan kondisi
dan kapasitas jalan dan jembatan menjadi cepat rusak. Pelaksanaan penanganan
kerusakan jalan dan jembatan dilakukan melalui program pembangunan dan
pemeliharaan. Untuk menunjang pelaksanaan sebagaimana dimaksud perlu dilakukan
suatu kegiatan pengawasan kualitas dan kuantitas pelaksanaan fisik.
Pembangunan jaringan jalan dan jembatan sebagai urat nadi perekonomian nasional
diharapkan mampu menghubungkan jalan lintas maupun meningkatkan penanganan
non lintas agar senantiasa dapat berfungsi untuk mendukung kelancaran arus lalu
lintas barang dan jasa dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi dengan tetap
menjaga lingkungan. Disamping itu juga perlu adanya penanganan jalan dan jembatan
yang sesuai dengan standar mutu yang ada. Maka untuk mendukung itu perlu kiranya
terbentuk suatu pengawasan yang professional terhadap penanganan pekerjaan
tersebut, sehingga hasil yang diharapkan menjadi optimal.
Konsultan dalam hal ini telah mempelajari dengan seksama KAK yang diberikan dan
beberapa hal yang dapat disimpulkan dari apa yang tersurat di dalam KAK pekerjaan
ini khususnya ditinjau dari tujuan dan hasil yang akan diperoleh dalam melaksanakan
pekerjaan ini dalah sebagai berikut :
1. Pemerintah Aceh cq. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Aceh sangat
memperhatikan dan memandang penting masalah kesejahteraan masyarakat dengan
melakukan pekerjaan ini untuk mengatasi permasalahan yang timbul.
3. Deskripsi Tenaga Ahli yang diperlukan telah diuraikan dengan jelas terinci dan sudah
terarah yang mencerminkan adanya pelaksanaan kegiatan pengawasan Jalan yang
bersifat menyeluruh dan mempunyai jangkauan kedepan.
4. Seluruh kegiatan untuk Tim Konsultan Pengawasan telah dijelaskan dengan cukup
terinci sehingga seluruh permasalahan dapat dimengerti.
6. Jangka waktu pelaksanaan Tenaga Ahli yang diperlukan sudah cukup memadai.
8. Ketersediaan data merupakan hal yang sangat penting untuk pelaksanaan pekerjaan
ini. Untuk membantu dalam rangka memperlancar penyelesaian pekerjaan sebaiknya
dalam kerangka acuan dijelaskan tentang data apa saja yang sudah tersedia atau
instansi dimana dapat diperolehnya dengan demikian dalam memprediksi waktu
pelaksanaan Konsultan tidak mengalami kesulitan dalam perolehan datanya.
10. Pekerjaan ini dibiayai dari Sumber Dana Otsus Aceh Tahun Anggaran 2023 dengan
pendanaan sebesar Rp. 119.966.025,- (Seratus Sembilan Belas Juta Sembilan Ratus
Enam Puluh Enam Ribu Dua Puluh Lima Rupiah) termasuk PPN.
1.4. Sasaran
Tercapainya penyelesaian pekerjaan konstruksi jalan yang sesuai dengan persyaratan
kontrak yang telah ditetapkan sehingga umur rencana jalan dapat tercapai dan dapat
meningkatkan kinerja jalan.
kuantitas pekerjaan konstruksi jalan pada bidang pemeliharaan jalan dan jembatan
selama masa pelaksanaan fisik. Pekerjaan supervisi dimulai dari rekayasa lapangan
(periode mobilisasi), masa pelaksanaan fisik, dan masa penyelesaian awal (PHO).
Dalam hal ini, Supervisi Team harus bekerjasama secara penuh baik dengan PPTK
Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan maupun dengan Bidang/PPTK Fisik dalam
melakukan pengawasan teknik pelaksanaan pekerjaan fisik jalan. Dalam
pelaksanaannya, konsultan harus membentuk organisasi tim yang mempunyai tugas
dalam jasa pelayanan Pengawasan Teknis Pelaksanaan (Supervision Team).
1) Laporan Harian;
2) Laporan Mingguan;
3) Laporan Bulanan / Monthly Progress Report.
4) Laporan Teknis (jika diperlukan);
5) Pengecekan kesesuaian desain dengan kondisi aktual lapangan;
6) Laporan inspeksi pemenuhan tingkat layanan Jalan dan Jembatan;
7) Gambar Kerja pekerjaan efektif preservasi Jalan;
8) Perhitungan Volume / back-up data, serta Monthly Certificate of Payment
(MC)
9) Kontrol kualitas selama masa pelaksanaan pekerjaan;
10) Pengajuan/ Request Penyedia untuk a.l. Memulai Tahapan Pekerjaan, uji
mutu, termasuk kelengkapan Prosedur Kerja Standar (SOP), Instruksi Kerja
Standar, dan Daftar Simak tahap pekerjaan konstruksi.
11) Penjaminan mutu pekerjaan termasuk standar pengukuran kinerja hasil
pekerjaan konstruksi.
f) Menjelaskan Struktur Organisasi Direksi Teknis/ Konsultan dan tugas dari
masing-masing personil Direksi Teknis kepada PPK Pekerjaan Konstruksi.
g) Menyampaikan dan mempresentasikan Program Mutu Konstruksi Pengawasan
teknis kepada PPK Pekerjaan Konstruksi pada saat PCM.
h) Membantu PPK Pekerjaan Konstruksi dalam mengkaji PMK Penyedia.
i) Melakukan pengawasan pengujian mutu, pengecekan kuantitas pekerjaan serta
kelayakan peralatan, fasilitas, dan perlengkapan yang dimobilisasi oleh Penyedia
j) Mengecek Daftar Peralatan, fasilitas, dan perlengkapan yang disampaikan oleh
Penyedia.
k) Mengecek masa laku kalibrasi peralatan yang akan digunakan oleh Penyedia
Jasa.
l) Menyampaikan rekomendasi kepada PPK Pekerjaan Konstruksi tentang jumlah,
mutu dan kelaikan peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang dimobilisasi
Penyedia.
m) Menandatangani berita acara mobilisasi dan melaporkan pelaksanaan mobilisasi
kepada PPK Pekerjaan Konstruksi dan PPK Pengawasan.
n) Memeriksa gambar kerja yang terkait dengan metode kerja diajukan oleh
Penyedia Jasa dan memverifikasi serta memvalidasi terhadap kontrol kuantitas
dan kualitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia.
terkait lainnya. Hasil analisis harus berkaitan dengan manfaat hasil pekerjaan,
kesesuaian terhadap persyaratan hasil pekerjaan dan karakteristik dari proses-
proses kegiatan termasuk peluang untuk tindakan pencegahan. Sedangkan
pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi
persyaratan harus di-identifikasi dan dipisahkan dari hasil pekerjaan yang sesuai
untuk mencegah penggunaan yang tidak terkendali. Tindakan yang harus
dilaksanakan pada pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan antara lain:
a. Penanggung jawab pada setiap kegiatan harus memastikan bahwa hasil dari
setiap tahapan kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan diidentifikasi dan
dikendalikan untuk tindak lanjut tahapan kegiatan yang berhubungan dengan
tahapan sebelumnya.
b. Pelaksanaan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai harus diatur
dalam prosedur pengendalian hasil pekerjaan tidak sesuai yang merupakan
bagian dari prosedur mutu.
c. Pengendalian atas pekerjaan tidak sesuai harus dilaksanakan dengan
mengesahkan prosedur penggunaan dan penerimaannya berdasarkan
konsesi oleh Pengguna jasa atau pemanfaat hasil pekerjaan.
d. Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai minimal harus mencakup:
- Penetapan personil yang kompeten dan memiliki kewenangan untuk
menetapkan ketidaksesuaian hasil pekerjaan untuk setiap tahapan.
- Mekanisme penanganan hasil kegiatan tidak sesuai termasuk tatacara
pelepasan hasil kegiatan tidak sesuai.
- Mekanisme verifikasi ulang untuk menunjukkan kesesuaian terhadap
persyaratan yang ditetapkan.
e. Tindakan korektif yang diambil dalam upaya menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian dan mencegah terulangnya ketidaksesuaian.
4) Pendelegasian Wewenang
Pendelegasian kewenangan teknis dari PPK Pekerjaan Konstruksi kepada Direksi
Teknis sekurang-kurangnya meliputi:
a) Pengawasan jadwal pelaksanaan pekerjaan/jangka waktu penyelesaian
pekerjaan kecuali masa/jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;
b) Memberikan surat peringatan atas temuan berupa ketidak pemenuhan tingkat
kinerja preservasi Jalan
c) Merekomendasikan surat Pernyataan Tidak Keberatan (NOL) kepada PPK
Pekerjaan Konstruksi atas setiap tahap titik tunggu (holding points) yang
tercantum di dalam RMK Penyedia;
d) Melakukan penjaminan mutu Penyedia atas pelaksanaan pekerjaan preservasi
Jalan sesuai lingkupnya;
e) Membuat perhitungan kuantitas setiap tahap pembayaran atas hasil pekerjaan
berdasarkan pemenuhan mutu dan kinerja tingkat layanan preservasi Jalan
sesuai persyaratan kontraknya;
f) Merekomendasikan optimasi kesesuaianantara DED, BOQ dengan kondisi
lapangan aktual berdasarkan usulan hasil kajian teknis lapangan dari Penyedia
dengan mempertimbangkan ketersediaan dana;
g) Pengendalian manajemen dan keselamatan lalu-lintas serta Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi, dan Dokumen Lingkungan lainnya, selama masa
pelaksanaan pekerjaan
Lokasi Kegiatan
Kegiatan jasa konsultansi ini dilaksanakan di Kota Subussalam yang berada di wilayah
Provinsi Aceh.
Gambar 1.4 Peta Penanganan Paket Pengawasan Teknis Pemeliharaan Berkala Jalan
Subussalam – Rundeng)
d. menjamin bahwa mutu hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
dapat diterima atau ditolak sebagai dasar persetujuan pembayaran pekerjaan yang
memenuhi syarat kontrak.
e. Memberikan saran-saran mengenai perubahan pekerjaan dan tuntutan (claims).
f. Memberikan rekomendasi atas pengoperasian dan pemeliharaan peralatan yang
digunakan.
g. Peninjauan kembali desain, dan melaksanakan pemeriksaan gambar terlaksana.
h. Melaksanakan pemeriksaan gambar terpasang/ terbangun secara bertahap sesuai
progres mutual check dan MC yang dicapai sampai dengan 100%.
i. Melakukan penjaminan mutu pekerjaan konstruksi Jalan dan Jembatan yang
dilaksanakan oleh penyedia pekerjaan konstruksi agar hasil pekerjaan dapat
memenuhi tingkat layanan Jalan dan Jembatan yang ditetapkan.
j. Melakukan inspeksi secara berkala terkait dengan pemenuhan tingkat layanan
Jalan dan Jembatan berdasarkan indikator kinerja Jalan dan Jembatan yang
ditetapkan dalam kontrak Melaksanakan inspeksi informal terhadap tingkat layanan
sebagai bagian dari ketentuan yang disyaratkan kontrak dan dapat dilakukan atas
inisiatif sendiri, kapan saja, dan dimana saja di sepanjang segmen Jalan dan
Jembatan yang termasuk dalam kontrak, dan harus menggunakan sumber daya
sendiri untuk inspeksi ini. Inspeksi Informal oleh Konsultan dilaksanakan sekurang-
kurangnya seminggu sekali atau dapat dua kali seminggu dimusim hujan, dan harus
dibuat laporan hasil inspeksi informal.
k. Memberikan rekomendasi pernyataan tidak keberatan kepada PPK Pekerjaan
Konstruksi untuk diterbitkan Surat Pernyataan Tidak Keberatan (No Objection
Letter/ NOL) dalam inovasi (kajian teknis, inovasi metode kerja) pekerjaan
konstruksi yang diajukan oleh Penyedia untuk mencapai kinerja yang ditetapkan.
l. Menyiapkan metode monitoring dan pengukuran terhadap keluaran pekerjaan
konstruksi, bahwa persyaratan kinerja telah dipenuhi.
m. menerbitkan Laporan Ketidak-Sesuaian (Non-Conformance Report/NCR) apabila
diyakini bahwa hasil uji yang dilakukan oleh Penyedia tidak sesuai.
n. mengevaluasi dokumentasi Jaminan Mutu dari Pengawas Pekerjaan yang
dilengkapi dengan Dokumen Penyedia Jasa untuk memastikan bahwa semua
pekerjaan yang telah selesai memenuhi ketentuan-ketentuan kerja dan semua
Laporan Ketidak-sesuaian telah diselesaikan.
o. Mengawasi tindak lanjut perbaikan pekerjaan yang tidak sesuai.
1.12. Pelaporan
Setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta disusun dalam bahasa Indonesia
dengan tata bahasa yang baik dan benar. Ukuran kertas masing-masing laporan
adalah A4s (210 x 297 mm), jumlah dan pengiriman laporan ditetapkan sebagai
berikut:
a. Laporan RMK
Laporan tersebut berisi pedoman pelaksanaan pekerjaan sebagai acuan dalam
pelaksanaan nantinya agar hasil yang telah diperoleh dapat berhasil dengan baik
sehingga sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Rencana
mutu kontrak memuat tentang urutan kegiatan, bagaimana pelaksanaan dilakukan,
standar prosedur dan standar produk apa yang digunakan, sumber daya apa saja
yang diperlukan, jadwal pelaksanaan maupun inspeksi dan tesnya. Di dalam RMK
juga telah mempertimbangkan penerapan SMKK sesuai dengan aturan yang
berlaku. Penyedia Jasa harus menyerahkan Laporan RMK 5 (lima) buku kepada
PPTK Perencanaan dan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan paling lambat 10
hari kerja setelah penandatanganan kontrak.
c. Laporan Khusus
Untuk setiap perubahan design team supervisi dapat menyiapkan laporan detail
design review berisi:
1) Data asli sesuai dengan data waktu lelang.
2) Catatan lengkap dari semua data design yang dipakai untuk review design.
3) Catatan As-Built yang menunjukkan lokasi dan ukuran detail dari semua
pekerjaan yang telah dilaksanakan sampai saat ini.
4) Copy dari semua change order dan addendum yang telah disahkan
sebelumnya.
5) Copy dari penawaran kontraktor, termasuk harga satuan lelang dan detail
analisa harga satuan.
6) Deskripsi dari anggapan-anggapan yang dipakai dalam design apabila dipakai
anggapan yang lain dari standard Ditjen Bina Marga Departemen Pekerjaan
Umum.
7) Gambar-gambar yang jelas yang menunjukkan design asli dan design
perbaikan yang diusulkan.
8) Daftar jadwal yang baru untuk kuantitas dan harga, sehubungan dengan revisi
design yang diusulkan.
9) Gambar-gambar yang menunjukkan lokasi yang pasti dari usulan perubahan
design.
d. Laporan Akhir
Pada akhir pelaksanaan pekerjaan, konsultan supervisi harus membuat dan
menyerahkan laporan akhir yang menyangkut seluruh kegiatan termasuk
perubahan-perubahan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan.
Secara umum kebutuhan akan kualifikasi tenaga ahli dan jumlah personil yang
tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah cukup sesuai dan memadai. Dan
sebagai jaminan pelaksanaan pengawasan dapat berjalan optimal Tenaga ahli yang
akan diusulkan oleh konsultan untuk menangani Pengawasan Teknis Pemeliharaan
Berkala Jalan Subussalam - Rundeng merupakan tenaga-tenaga ahli pilihan yang
telah berpengalaman dalam menangani pekerjaan-pekerjaan sejenis sesuai dengan
kebutuhan tenaga ahli yang dikehendaki di dalam dokumen pengadaan jasa konsultan
seperti tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Sebagaimana yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Tenaga ahli
Konsultan yang dipekerjakan untuk jasa konsultansi ini harus memiliki kemampuan
yang tinggi dibidangnya masing-masing dan pemahaman yang baik atas pekerjaan.
Setiap tenaga ahli yang diajukan harus memiliki beberapa tahun pengalaman
professional dan pendidikan yang sesuai seperti yang ditunjukkan di bawah ini :
A. Professional Staff
1. Ketua Tim /Supervision Engineer
Supervision Engineer merupakan pihak atau orang yang bertugas memimpin,
mengarahkan, dan mengendalikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi
terhadap berjalannya pelaksanaan pekerjaan.
n. Memberi rekomendasi kepada PPTK fisik hasil penjaminan mutu dan keluaran
hasil pekerjaan serta pemenuhan tingkat layanan jalan terkait dengan usulan
pembayaran yang diajukan Pelaksana;
o. Mengkoordinasikan pembuatan laporan-laporan mengenai kemajuan fisik dan
keuangan proyek yang ada dibawah wewenangnya dan menyerahkan kepada
PPTK Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan serta instansi lain yang terkait
tepat pada waktunya; dan
p. Menyusun/memelihara arsip korespondensi kegiatan, laporan harian, laporan
mingguan, bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran pembayaran, gambar
desain, laporan hasil inspeksi lapangan, laporan pemenuhan tingkat layanan
jalan dan lainnya.
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Supervision Engineer bertanggung jawab
kepada PPTK Pengawasan Jalan dan Jembatan dan Bidang/PPTK fisik
b. Tenaga K3
Tenaga K3 disyaratkan berpendidikan untuk Sarjana Muda/DIII (semua jurusan)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dengan pengalaman di bidangnya minimal 0 (nol) tahun dan memiliki
SKA Ahli Muda K3 Konstruksi.
Tugas dan kewajiban Tenaga K3 adalah mencakup tetapi tidak terbatas hal-hal
sebagai berikut:
✓ Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi;
✓ Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi;
✓ Merencanakan dan menyusun program K3
✓ Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
✓ Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja K3
✓ Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman
teknis K3 konstruksi
✓ Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika
diperlukan
✓ Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
keadaan darurat.
Persamaaan visi dan persepsi terhadap KAK ini oleh seluruh lapisan yang terkait pada
proyek ini adalah modal awal yang cukup menentukan kesuksesan proyek sesuai
dengan tujuan digulirkannya program ini. Untuk itu diharapkan seluruh komponen
saling bertemu dan menafsirkan KAK ini bersama-sama sehingga tidak ada tumpang-
tindih pemahaman.
Selain peralatan yang disediakan dalam bentuk sewa, dengan peralatan yang dimiliki
konsultan akan memback-up apabila dibutuhkan sehingga tugas pengawasan ini dapat
berjalan dengan efektif, baik operasional lapangan maupun kantor adapun jenis
Peralatan Penunjang namun tidak terbatas adalah sebagai berikut Sebagaimana
tertera dalam Tabel C.3 :
Tabel C.3
b. Roll Meter
Sebagai alat penunjang yang akan digunakan pada pekerjaan pengawasan adalah
alat ukur Roll Meter Untuk mengukur dimensi suatu bidang seperti panjang, tinggi,
maupun lebar suatu objek yang akan diterapkan di lapangan dengan status
kepemilikan adalah milik.
d. Felling Kabinet
Untuk Pengumulan Data-data dan pengarsipan agar memudahkan pencarian File
yang telah dijadikan produk kami menyiapkan satu Felling Kabinet untuk
Menunjang Kegiatan Pengarsipan, dengan status kepemilikan adalah milik.
e. Photo Digital
Dalam pengambilan Photo-photo visual terhadap pekrjaan yang telah dilakukan oleh
Rekanan Kontraktor kami mengunakan Photo Digital merk Cannon untuk
memudahkan proses rekaman kegiatan pekerjaan Konstruksi oleh Rekanan
Kontraktor, dengan status kepemilikan adalah milik
h. Drone
Drone merupakan kebutuhan lapangan dalam mendapatkan gambaran visual dari
udara, seiring dengan perkembangan teknologi kebutuhan pemakaian drone sudah
menjadi keharusan dalam memudahkan pekerjaan pengawas baik mendapatkan
gambaran visual dari udara maupun pemetaan koordinat melalui citra satelit yang
4. Saran
Dari seluruh dokumen pelelangan yang sudah dipelajari termasuk kerangka acuan
kerja (KAK), dapat diambil kesimpulan bahwa secara garis besar kerangka acuan yang
diberikan sudah cukup memberikan informasi dan penjelasan mengenai Pengawasan
Teknis Pemeliharaan Berkala Jalan Subussalam - Rundeng.
Maksud dan tujuan serta lingkup pekerjaan yang disampaikan di dalam kerangka
acuan kerja telah cukup jelas dan lengkap dipahami oleh Konsultan, dan jika melihat
dari tahapan pekerjaan dari masa pelelangan menurut pemahaman konsultan masa
pelaksanaan pekerjaan memiliki kemungkinan pengurangan, namun dengan metode
kerja yang terukur konsultan opstimis pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan
target rencana. Konsultan cukup optimis untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan
arahan pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) dalam waktu selama 2,25 (dua koma dua
puluh lima) Bulan kalender sesuai dengan yang direncanakan.
Serta jika kita mengikuti perkembangan terkini situasi keamanan kesehatan kerja
terkait fenomena COVID-19, dalam melakukan rapat koordinasi maupun presentasi
kemajuan pekerjaan, jika disetujui konsultan akan menggunakan aplikasi seperti
ZOOM, GoToMeeting, dan sejenisnya untuk penyelenggaraan rapat online terkait
pelaksanaan pekerjaan sehingga koordinasi selama pekerjaan dapat berjalan dengan
baik.
Bagian B
APRESIASI DAN INOVASI
1. Apresiasi
1.1.1. Umum
Berdasarkan pemahaman kami atas Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta dokumen
lainnya yang terkait, kami memperoleh gambaran bahwa secara umum telah
memberikan batasan-batasan dan persyaratan yang dapat memberikan arah bagi
pelaksanaan pekerjaan pengawasan. Namun demikian kami akan memberikan sedikit
usulan mengenai inovasi kami mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai sasaran yang diinginkan.
Beberapa hal yang memerlukan pertimbangan dan asumsi-asumsi yang terliti tersebut
diantaranya adalah proses menetapkan CBR rata-rata tanah dasar, menetapkan
homogeneous tanah dasar, kemiringan talud dan keseimbangan cut & fill.
Faktor Cuaca, khususnya musim hujan merupakan penghalang utama dalam kegiatan
konstruksi jalan. Hampir semua bagian kegiatan konstruksi tidak boleh dilaksanakan
pada waktu hujan. Pelanggaran atas ketentuan tersebut dan ini sering terjadi di
lapangan berakibat tidak tercapainya persyaratan mutu konstruksi jalan yang
dihasilkan. Kondisi hujan dapat juga menimbulkan tertundanya penyelesaian
konstruksi tersebut, dan sering diatasi dengan kerja lembur yang sering berdampak
penurunan kualitas konstruksi yang dihasilkan.
Faktor Kontraktor, ketersediaan jumlah tenaga kerja, bahan dan peralatan yang
mencukupi merupakan syarat utama untuk tercapainya mutu konstruksi yang
dihasilkan dan waktu pelaksanaan yang sudah ditentukan. Borrow Area dan Quarry
harus sudah ditentukan sebelumnya dan mempunyai cadangan yang mencukupi untuk
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Lokasi Storie Crusher dan AMP
seharusnya tidak terlalu jauh dari lokasi pekerjaan. Peralatan yang akan dipakai harus
dalam kondisi baik dan tersedianya sparepart yang mencukupi agar apabila terjadi
kerusakan, kelancaran pekerjaan tidak terlalu terganggu.peralatan pengujian dan
laboratorium termasuk penting untuk menjaga mutu pekerjaan dan untuk kelancaran
pekerjaan dari satu tahap ketahap berikutnya.
Konsultan Supervisi, karena lokasi pekerjaan yang lebih menyebar maka diperkulan
mobilisasi tenaga pengawas yang lebih tinggi. Fasilitas kendaraan yang cukup mutlak
diperlukan.
2. Inovasi
Sebagaimana yang telah tertera dalam butir di atas, pihak Konsultan Supervisi memiliki
peranan yang sangat penting didalam penyelenggaraan pelaksanaan pekerjaan oleh
Kontraktor di lapangan. Konsultan Supervisi dapat memberikan kemampuan yang
maksimal didalam pengendalian , administrasi, waktu pelaksanaan dan kualitas / mutu
dari pekerjaan serta tepat dalam kuantitas pekerjaan yang telah direncanakan.
1. Bantuan Revisi Desain
Layanan teknik ini dilakukan apabila Dokumen Kontrak terdapat hal-hal yang perlu
disesuaikan dengan kondisi lapangan pada saat pelaksanaan berlangsung. Untuk
itu,
Konsultan Supervisis akan melakukan kegiatan-kegiatan berupa:
• Survei lapangan
• Membuat technical justification
• Menyusun revisi perencanaan, biaya konstruksi dan spesifikasi teknik, bila
diperlukan
teknik dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan kontraktor baik dari segi kualitas,
kuantitas dan waktu pelaksanaan. Dalam hal ini, kegiatan Konsultan Supervisi
meliputi:
• Memeriksa rencana kerja kontraktor
• Memeriksa pekerjaan persiapan, mobilisasi peralatan dan personil
• Memeriksa, mengawasi dan membuat rekomendasi terhadap hasil pengujian
mutu bahan dan pekerjaan
• Mengawasi dan memeriksa pengukuran serta perhitungan kuantitas pekerjaan
• Memonitor kemajuan pekerjaan.
serta akan mengaplikasikan Software dan Web Blogspot Perusahaan dalam sharing
laporan terkait kemajuan pekerjaan dilapangan maupun permasalahan dilapangan.
Decision
Design Construction
Design &
Owner Schematic Tender & Within
Construction Yes Construction
Criteria Design Evaluation Budget
Document
No
1
Goldhaber, 1977
Tanggapan Dan Saran Terhadap KAK A - 37
CV. MULTI PARTNER Consultant
● Consultant Design ● Architecture & Interior
● Consultant Supervision ● Regional Planing
Alamat: Jl. Yos Sudarso Dapubata Kel. Cot Ba’U Sabang
TRADITIONAL
Own Forces
Subcontractor Work
Full
Occupa
Occupati
tion
on
No
Partial Const.
Design Within Construc
Tender Yes completi completi
M&E Budget tion
on on
Initial Final
Ow ner
Schematic Schematic No
Criteria
Design Design
Design
Within Construc
Super Tender Yes
Budget tion
structure
No
9. Jalur Koordinasi
Konsultan akan melakukan koordinasi secara intensif dengan semua instansi
daerah yang terkait. Selanjutnya pada pelaksanaan Konsultan akan menghubungi
pemilik proyek dan instansi terkait untuk mendapatkan jalur koordinasi yang
seharusnya dijalankan.
Hal yang perlu dicermati adalah bervariasinya kondisi sumber daya manusia dan
alam yang akan digunakan dalam pembangunan sarana dan prasarana. Walaupun
apa yang tertuang dalam standar spesifikasi Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang bersifat Nasional pada umumnya dapat dipenuhi dengan
baik untuk daerah yang telah berkembang. Adalah suatu hal yang sulit untuk
menerapkan sepenuhnya spesifikasi Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat di wilayah yang terpencil.
Dalam Pekerjaan Supervisi ini perlu diarahkan secara baik dan benar secara
menyeluruh sebagaimana yang tercantum dalam Dokumen Kontrak, sehingga
mampu menghasilkan kualitas pekerjaan yang memadai dan layak diterima.
Konsultan Pengawas akan memprioritaskan tenaga profesional sesuai dengan
bidang keahliannya masing-masing serta berpengalaman yang memadai
dibidangnya.
Diagaram 3.1
Proses Penyusunan Usulan Teknis
Pemahaman, Tanggapan
dan Apresiasi terhadap
KAK
Pendekatan &
Metodologi
Dokumen Teknis
Bagian C
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN
PROGRAM KERJA
2.1. UMUM
Tugas konsultan ini seperti disebutkan dalam Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan
Pengawasan Teknis Pemeliharaan Berkala Jalan Subussalam - Rundeng pada
Kesekretariatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Aceh.
Inspeksi Berkala
2.2.3. Pemeriksaan
Memeriksa dengan sungguh-sungguh bahwa pengukuran volume pekerjaan
dilaksanakan dengan benar, teliti dan sempurna.
Setiap hasil pengawasan diketahui dan disetujui oleh Kepala Satuan Kerja.
Hasil akhir yang dituangkan dalam Laporan Akhir Pengawasan Teknik Jalan ini
akan mencakup seluruh bagian jalan yang tercantum dalam T.O.R lengkap dengan
gambar–gambarnya.
a b c
SASARAN PROYEK LINGKUP KERJA STANDAR & KRITERIA
f e d
TINDAKAN MENGKAJI DAN MEMANTAU
PEMBETULAN MENYIMPULKAN PRESTASI PEKERJAAN
PENGENDALIAN
Gambar 6.3.1.
Salah satu bagian pengelolaan mutu proyek yang penting adalah menyusun serta
menerapkan program penjaminan mutu (Quality Assurance). Tujuan utama
kegiatan penjaminan mutu adalah mengadakan tindakan-tindakan yang dibutuhkan
untuk memberikan kepercayaan kepada semua pihak yang berkepentingan bahwa
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkatan mutu produk telah dilaksanakan
dengan berhasil. Ini semua dapat ditunjukkan dengan catatan dan dokumen
yang berkaitan dengan quality assurance / quality control.
Audit pada aspek mutu perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program
QA/QC (Quality Assurance - Quality Control) telah dilaksanakan. Hal-hal yang
diaudit meliputi bagian berikut ini.
• Program menyeluruh untuk mencapai sasaran mutu
• Kriteria fit for use dan aman
• Mengikuti peraturan dan prosedur
• Memenuhi spesifikasi dan kriteria
• Identifikasi dan koreksi kekurangan yang menyebabkan obyek tidak memenuhi
mutu
• Dokumen yang mencatat hasil implementasi program QA/QC
Apabila ternyata dari hasil pengecekan hasil design tidak sesuai dengan
kondisi lapangan, konsultan team pengawasan teknik akan membuat alternatif
lain yang sesuai untuk diajukan kepada Pengguna Jasa.
Jadwal waktu yang dibuat oleh kontraktor akan diteliti lebih dahulu apakah
sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan
perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan mengerjakannya. Apabila menurut
analisa tidak seimbang antara volume dengan tenaga kerja dan peralatan
terhadap waktu yang tersedia maka konsultan akan menyarankan kepada
kontraktor untuk menyiapkan tenaga kerja dan peralatan yang secukupnya
agar bisa selesai tepat pada waktunya.
Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga
sebaik-baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat,
sehingga kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu dan biaya
keseluruhan hasil pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya,
selain mengawasi pekerjaan fisik konsultan pengawas juga memonitor aspek
lingkungan sekitar proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut
tukang-tukangnya mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna
yang ada.
Dengan bantuan program komputer ini Tim Konsultan akan bekerja melaksanakan
tugas monitoring dan manajemen teknik. Konsultan memandang perlunya
penggunaan komputer untuk menunjang reporting dalam monitoring
kegiatan/proyek-proyek yang cukup banyak.
contoh barang, foto, berita acara, gambar, sketsa, brosur, kontrak & addendum,
request, back-up perhitungan volume pekerjaan, administrasi quality control, dan
lain-lain yang dianggap perlu.
ini, diperlukan suatu kontrol yang sistimatik. Pengawas lapangan perlu menerapkan
sistim kontrol yang baik dilapangan.
Kontrol yang sistimatik terhadap kegiatan dilapangan memiliki tiga tujuan yaitu :
• Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang
kegiatan pokok. Bilamana terdapat kekurangan yang terjadi, maka harus
dikembangkan sasaran jangka pendek dan program kerja untuk mengatasinya.
• Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar sehingga
peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.
• Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak
dilampaui bila tidak terjadi perubahan kontrak.
Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan
dilapangan yaitu :
• Pencapaian target kemajuan fisik.
• Pencapaian target keuangan.
• Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.
• Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektivitas dan efisiensi
kerja lapangan.
• Pemantapan kerja sama antar pekerja proyek dari seluruh bagian / divisi.
• Hubungan dengan pihak pemilik.
Tiap bidang tersebut di atas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai
atau menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.
Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka langkah-
langkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.
Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek
seperti yang dikehendaki.
Cara mengontrol
Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :
• Untuk sebuah aktivitas yang akan dimulai : Disajikan langkah-langkah cara
mengontrol seperti flow chart pada Gambar 2.11.1.
• Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai : Disajikan langkah-
langkah cara mengontrol seperti flow chart pada Gambar 2.11.2.
• Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai : Disajikan langkah-langkah cara
mengontrol seperti flow chart pada Gambar 2.11.3.
Dapatkah pekerjaan
dimulai ? Tidak
Ya Alasannya ?
Ada keterlambatan ?
Diperlukan
OK penanganan
pemecahannya
Gambar 2.11.1.
Diperlukan
OK penanganan
Gambar 2.11.3.
Tujuan sistim ini untuk digunakan pihak Pemilik dalam mendapatkan informasi
proyek secara berkala, cepat dan akurat. Sistim ini dibuat dan dikembangkan
berdasarkan studi dan evaluasi situasi dan kondisi yang dihadapi dilapangan serta
mengintegrasikan keinginan-keinginan dari pihak Kesekretariatan Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Aceh yang mewakili pihak Pemilik Proyek tentang
apa-apa yang mau dimonitor dan dikendalikan.
Di project-site setiap saat hasil pekerjaan fisik berkembang bertambah banyak dan
supaya perkembangannya terjadi menurut rencana, dimana rencana tersebut
dijabarkan dalam besaran uang dan besaran waktu.
Untuk memperjelas uraian tersebut di atas, berikut ini dilengkapi Bagan Alir
Aktivitas Pengawasan Pekerjaan dari pekerjaan dimulai sampai pekerjaan selesai
(Gambar 2.14.).
Koordinasi proyek
Rekomendasi lain
jika ada
Reporting
Pengawasan kemajuan
• Tes lapangan
• Administrasi dan formulir-formulir
Jenis dan frekuensi / jumlah tes rutin ini seperti yang disebutkan dalam
spesifikasi.
7. Tes lapangan
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan
pengujian/tes lapangan seperti apa yang disebutkan dalam persyaratan
pengujian.
8. Formulir-formulir pengujian
Formulir-formulir pengujian baik untuk testing di laboratorium dan lapangan,
menggunakan form yang sudah baku dan disetujui oleh Pengguna Jasa.
PENGENDALIAN MUTU
Ya
JMF
Pelaksanaan pekerjaan
Pengujian mutu
Ya
Persetujuan mutu
hasil pekerjaan
Dokumentasi mutu
hasil pekerjaan
Gambar 6.15.
6
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kwalitas maupun elevasi dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kwantitas dapat dilakukan agar volume
pekerjaan dengan teliti / akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga kwantitas
dalam kontrak adalah benar diukur dan di-sertifikasi oleh konsultan dan mendapat
persetujuan pemberi tugas.
• Pengukuran meter kubik dikalikan berat jenis bahan tersebut (berat jenis
dapat diketahui dari laboratorium).
PENGENDALIAN VOLUME
Survey
Shop
drawing
Pematokan
Ijin pelaksanaan
Tidak Periksa
Volume rencana
Ya
Permohonan pemeriksaan
& pengukuran pekerjaan
Diperiksa
Tidak Konsultan
Setuju
MC Gambar 6.16
Didalam proyek jalan, alat berat, tenaga kerja dan jumlah jam kerja per hari adalah
sangat erat sekali hubungannya dengan waktu pelaksanaan penyelesaian
pekerjaan.
Di bawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar
tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu,
tenaga dan biaya.
1. Schedule kontraktor
Sebelum pekerjaan dimulai Konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan
yang dibuat kontraktor.
Apakah rencana kerja progres pekerjaan yang ditargetkan sudah layak dan
realistis. Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila
dibandingkan pada musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan misalnya,
untuk kondisi kerja yang sama. Kemudian juga construction method, urutan
kerja kontraktor apakah sudah sistematis, konsepsional dan benar.
Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan
sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan
proyek bisa diselesaikan “on schedule”.
Untuk rencana sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut
menghasilkan produk hotmix atau beton seperti volume yang ditargetkan. Bila
tidak tercapai maka perlu diambil tindakan-tindakan antara lain :
• Menambah jumlah alat, atau
• Menambah jam kerja/overtime
• Efisiensi dan manajemen pengoperasian alat berat.
3. Tenaga kerja
Demikian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan cukup
atau sejumlah tenaga kerja, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh
tenaga kerja sesuai dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi
pekerjaan diperkirakan tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu
ditambah atau kerja dua shift atau kerja lembur / overtime.
Dengan tenaga kerja yang cukup dan jam kerja yang cukup / effektip maka
diharapkan pelaksanaan pekerjaan bisa tepat waktu sesuai yang ditargetkan.
Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian
hingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu
pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk
kerja malam / overtime.
METODE KERJA
PELAKSANAAN
GAMBAR KERJA
- REQUEST PELAKSANAAN
- REQUEST PENGETESAN
- REQUEST PENGUKURAN
VOLUME
PEMERIKSAAN PERSIAPAN
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
EVALUASI
PELAKSANAAN BAHAYA STOP
PENGAMANAN PASCA
PELAKSANAAN
Sebagai contoh pada tahap pelaksanaan pekerjaan, diperkirakan akan ada beberapa
aktivitas antara lain :
• Pemasangan pagar untuk pengaman dan kerapian pekerjaan pada kedua sisi
pekerjaan
• Pembongkaran beton
• Pemasangan form work
• Pengecoran beton
• Pekerjaan tanah, menggali dan mengangkut keluar lokasi
• Pekerjaan lainnya
Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan
keselamatan kerja bagi pemakai sarana dan prasarana maupun bagi pekerja proyek.
Oleh sebab itu penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang
optimal dan sedikit mungkin akibat buruk yang ditimbulkannya.
Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur efektif, bahu sarana dan prasarana
dibagian luar yang sudah diperkeras biasa dipakai sebagai jalur lalu lintas khusus
untuk kendaraan penumpang sedan dan jeep atau sejenisnya dan alternatif lain
dengan membuat jalur baru dengan memanfaatkan areal yang kosong disekitar
lokasi pekerjaan tersebut.
Tanah yang di muat diatas dump truck harus diberi penutup agar tidak tercecer diatas
permukaan sarana dan prasarana yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi
licin dan dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya
menghambat arus lalu lintas yang ada.
Di dalam pelaksanaan traffic management untuk proyek ini kriteria penanganan
dibagi menjadi 2 bagian :
• Pelayanan Umum
• Keselamatan kerja
a) Sasaran Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja
• Sasaran mutu, keselamatan & kesehatan kerja organisasi ditetapkan, selanjutnya
dijabarkan sampai tingkat Unit Kerja /proyek sesuai dengan garis kebijakan
perusahaan. Sasaran mutu, keselamatan & kesehatan kerja tingkat Unit
Kerja/proyek.
ADMINISTRASI PROYEK
Shop drawing
Request
Laporan harian
Laporan mingguan
Buku instruksi
Bobot pekerjaan prestasi rutin
Evaluasi produk pekerjaan
Teguran, peringatan
Photo dokumentasi
Risalah rapat
Contract Change Order (CCO)
Tahap Addendum
Pelaksanaan As built drawing
Justifikasi teknis perpanjangan waktu
Justifikasi teknis pek. tambah/kurang
Perintah perubahan (CCO)
Quality Control
Tahap Monthly
Pembayaran Certificate
Gambar 2.20
Form-form administrasi yang diperlukan proyek antara lain dan tidak terbatas pada sebagai
berikut di bawah ini :
• Serah terima lapangan (site hand over).
• Pre construction meeting.
• Mobilisasi.
• Mutual check awal (MCo).
• Dokumen kontrak.
• Gambar rencana.
• Struktur organisasi.
• Buku direksi.
• Penyiapan time schedule.
• Bagan cuaca.
• Shop drawing.
• Request.
• Laporan harian.
• Laporan mingguan.
• Buku instruksi.
• Bobot pekerjaan / prestasi rutin.
• Evaluasi produk pekerjaan.
• Evaluasi akhir (tim evaluasi).
• Teguran (4 hari) I dan II.
• Peringatan (4 hari).
• Photo dokumentasi.
• Risalah rapat.
• Change order (CCO).
• Addendum.
• Justifikasi teknis perpanjangan waktu pelaksanaan.
• Justifikasi teknis pekerjaan tambah-kurang.
• Monthly certificate (MC)
• Quantity sheet.
• Quality control.
Tidak Tidak
Ya Ya
KONTRAKTOR KONSULTAN PENGAWAS PENGGUNA JASA PERSETUJUAN
Gambar 2.21
Tim Pengawas Teknis akan memeriksa seluruh pembayaran yang telah lalu.
Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih
dapat dikoreksi pada pembayaran berikutnya / akhir.
Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia
Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan
tersebut, maka konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.
Kontraktor harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua perubahan
dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama pelaksanaan
pekerjaan.
Untuk itulah pada proyek pembangunan jalan tersebut di atas perlu dibuat sistim
pengaturan lalu lintas yang baik dan memenuhi standard.
Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan
keselamatan kerja bagi pemakai jalan maupun bagi pekerja proyek. Oleh sebab itu
penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal dan
sesedikit mungkin akibat yang ditimbulkannya.
Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur effective, bahu jalan dibagian luar
yang sudah diperkeras bisa dipakai sebagai jalur lalu lintas khusus untuk
kendaraan penumpang sedan dan jeep atau sejenisnya dan alternatip lain dengan
membuat jalur baru dengan memanfaatkan areal yang kosong disekitar lokasi
pekerjaan tersebut.
Tanah yang dimuat di atas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer di
atas permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan
menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus lalu
lintas yang ada.
1. Pelayanan Umum
• Pembagian “pamflet”
b. Mengurangi kemacetan
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu-lintas, dapat dilakukan dengan
perambuan sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan
menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.
2. Keselamatan kerja
Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Disiplin kerja
• Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat dan terus
menerus dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat
saling berhubungan setiap saat dengan cepat.
• Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai
jadwal yang telah ditetapkan.
• Pengendalian waktu ini disesuaikan dengan tuntunan lapangan yang
mencakup seluruh aspek terkait.
Ketidak-seimbangan dari salah satu unsur tersebut di atas dalam beradaptasi akan
menyebabkan kesenjangan yang cenderung kepada terjadinya kecelakaan.
Bekerja pada sebuah proyek jalan pada tahapan pelaksanaan menanggung resiko
tinggi pada terjadinya kecelakaan yang setiap saat bisa terjadi. Untuk itulah maka
diperlukan persyaratan keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda
pada ruas jalan yang sedang beroperasi.
Dalam pelaksanaan proyek, beberapa faktor keselamatan kerja yang terkait, antara
lain :
• Faktor perambuan darurat
• Sistim transportasi pada lokasi proyek.
• Atribut pada tenaga kerja.
• Astek
• Dan lain-lain.
Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang
ditangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja
daripada semua eksponen terkait menjadi faktor utama dari kelancaran progress
yang hendak dicapai.
1. Perambuan darurat
Perambunan pada tahap pelaksanaan mempunyai andil besar dalam
keselamatan kerja yang memberikan rasa aman dalam melaksanakan
pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada daerah perambuan.
Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang
beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pambatas dicat
dengan warna crossing “kuning-biru” dan pada setiap jarak tertentu diberi
tanda “spot light” atau cat berpendar yang bisa terlihat bila kena sorot lampu
pada malam hari.
Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia
Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan
tersebut, maka konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir
atau Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
1. Pengukuran horizontal
Pengukuran horizontal didasarkan baik pada sistem kontrol garis ataupun
sistem koordinat, namun bila dibutuhkan dapat merupakan kombinasi dari
kedua sistem di atas.
2. Pengukuran vertikal
Ketinggian permukaan tanah dapat diukur dari titik Bench Mark.
Geometri vertikal garis kontrol biasanya telah ditentukan. Data ini merinci
rangkaian titik tangen vertikal, ketinggian dan kemiringan permukaan akhir.
Titik-titik kontrol survei sebaiknya berada dekat dengan lokasi pekerjaan tetapi
bebas dari area kegiatan, dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan
adanya pergeseran posisi akibat aktivitas pekerjaan termasuk pengoperasian
dari peralatan. Untuk itu letak titik-titik kontrol tersebut harus selalu dicek
secara teratur. Perubahan letak titik kontrol juga dapat terjadi pada dasar
tanah, pada timbunan pelapisan tanah yang mudah mampat atau proses
dalam tanah itu sendiri, seperti proses yang terjadi akibat besarnya variasi
kadar kelembaban.
2. Agregat
Pemilihan agregat yang sesuai sangat penting pada produksi beton yang baik.
Agregat beton harus terdiri dari partikel-partikel yang bersih, keras dan tahan
serta cukup kuat untuk menahan beban yang diterima oleh beton. Pada
umumnya, agregat tersebut terdiri dari pasir atau kerikil alam, atau batu
pecah.
• Cukup kuat dan keras untuk dapat menghasilkan beton dengan kekuatan
tekan yang memenuhi syarat, dan tahan terhadap abrasi.
• Bersih atau bebas dari kotoran seperti zat-zat organik, karena dapat
menghambat pembekuan dan pengerasan beton. Tidak mengandung
lanau dan lempung karena dapat memperlemah beton. Partikel-partikel
yang lemah dan lunak dapat mengurangi kekuatan beton dan dapat
hancur bila terbuka terhadap cuaca. Lempung atau bahan lemah lainnya
yang menutupi permukaan agregat dapat mengurangi ikatan antara
agregat dan pasta semen.
Gradasi :
karena itu memerlukan pasta semen dalam jumlah besar untuk dapat
menghasilkan campuran yang dapat dikerjakan dengan baik.
Ukuran maksimum :
Penghematan yang paling besar didapatkan bila ukuran agregat maksimum
terbesar digunakan. Faktor-faktor yang membatasi gradasi adalah
kemampuan peralatan pengaduk, pengangkat dan pengecoran untuk dapat
menangani ukuran-ukuran lebih besar, dan jarak bebas (spacing) antara
acuan dan tulangan. Ukuran agregat maksimum tidak boleh melebihi dua
pertiga jarak bebas antara tulangan atau tiga perempat selimut beton hingga
penulangan. Dalam syarat-syarat teknik, penggunaan beton pada berbagai
bagian pekerjaan diberi batasan yang menggambarkan batas-batas tersebut
di atas.
3. Air
• Air yang dipakai untuk beton tidak boleh mengandung garam, larutan zat
organik, atau bahan lain yang akan mengganggu hidrasi semen.
• Air yang dapat diminum biasanya memuaskan. Jika ada keraguan, suatu
batch percobaan beton harus dibuat dan diuji untuk membandingkan
tingkat pengerasan dan kekuatan ultimatenya dengan beton serupa yang
dibuat dengan air murni / segar.
• Air laut tidak boleh digunakan pada beton bertulang, karena menyebabkan
korosi pada penulangan.
4. Udara
Kehadiran rongga didalam beton sangat mengurangi kekuatannya. Jumlah
sekecil 5 persen dapat mengurangi kekuatan dengan 30 persen, dan 2 persen
dapat mengurangi kekuatan 10 persen.
Telah biasa dilaksanakan untuk entrain udara hingga 8 persen dalam beton
dengan menggunakan campuran tambahan yang sesuai. Gelembung udara
tersebut jauh lebih kecil (0,05 mm) dari pada gelembung yang secara tidak
sengaja masuk atau tertahan, dan terpisah-pisah sehingga tidak berbentuk
saluran untuk lewatnya air dan permeabilitas beton tidak bertambah.
2. Agregat
Agregat harus disimpan dalam bak (bin) atau tempat penimbunan (stockpile)
berdekatan dengan pekerjaan dengan tiap ukuran dipisah dari ukuran lainnya
secara pasti untuk mencegah saling tercampur. Lantai penimbunan harus
kering dan dilapisi kerikil atau bahan untuk mencegah bercampurnya
timbunan dengan tanah.
b. Pekerjaan Galian
Pekerjaan ini umumnya terdiri dari galian, pembuangan dari tanah atau
batuan atau bahan-bahan lainnya dari badan jalan atau yang
berdekatan yang diperlukan untuk pembentukan konstruksi jalan.
c. Pekerjaan Timbunan
Pekerjaan ini terdiri dari pengangkutan, penempatan dan pemadatan
tanah atau bahan-bahan butiran untuk pekerjaan timbunan, untuk
pengurugan pada parit atau galian disekeliling pipa atau daerah luar
struktur, penimbunan untuk pembentukan konstruksi menurut garis,
kelandaian dan ketinggian dari penampang melintang yang ditentukan.
• Suhu campuran
• Core drill
• dan lain-lain yang disebutkan dalam spesifikasi.
3) Pengecoran
• Pengecoran beton harus diteruskan dengan tanpa berhenti
sampai pada suatu sambungan konstruksi yang telah
4). Perawatan
• Segera setelah penyapuan dan perapian tepi selesai
perawatan beton harus dimulai.
• Permukaan terbuka beton yang baru dicor harus dilindungi
dengan menggunakan bahan-bahan yang bersifat merefleksi
panas dan hujan.
• Bahan yang digunakan harus dijaga agar tetap basah untuk
waktu tidak kurang dari 5 hari, sampai suatu tingkat yang
menjamin bahwa 100 % kelembaban dipertahankan pada
permukaan beton.
• Kegiatan-kegiatan pengecoran beton harus ditunda jika
penyediaan air tidak cukup baik untuk perawatan, atau bila
tidak cukup persediaan bahan perawatan lainnya tersedia di
lokasi pekerjaan.
b. Agregat
Agregat / batuan merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan
jalan yaitu mengandung 92 - 95 % agregat berdasarkan persentase
berat. Dengan demikian daya dukung, keawetan dan mutu perkerasan
jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat
dengan material lain.
Gradasi
Gradasi atau distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat
merupakan hal yang penting dalam menentukan stabilitas perkerasan.
Gradasi agregat mempengaruhi besarnya rongga antar butir yang akan
menentukan stabilitas dan kemudahan dalam proses pelaksanaan.
Kadar lempung
Lempung mempengaruhi mutu campuran agregat dengan aspal, karena
:
• Lempung membungkus partikel-partikel agregat sehingga ikatan
antara agregat dan aspal berkurang.
• Luas daerah yang harus diselimuti aspal bertambah.
• Tipisnya lapisan aspal mengakibatkan lapisan mudah teroksidasi
sehingga lapisan cepat rapuh / getas.
• Lempung cenderung menyerap air yang berakibat hancurnya lapisan
aspal.
c. Aspal
Sebagai salah satu material konstruksi perkerasan lentur, aspal
merupakan salah satu komponen kecil, umumnya 4 - 8 % berdasarkan
berat, tetapi merupakan komponen yang relatif mahal.
Sifat aspal akan berubah akibat panas dan umur, aspal akan menjadi
kaku dan rapuh dan akhirnya daya adhesinya terhadap partikel agregat
akan berkurang. Perubahan ini dapat di atasi/dikurangi jika sifat-sifat
aspal dikuasai dan dilakukan langkah-langkah yang baik dalam proses
pelaksanaan.
Jenis aspal berdasarkan cara diperolehnya dapat dibedakan atas :
• Aspal alam : contoh aspal Buton.
• Aspal buatan : contoh aspal minyak.
b. Karakteristik campuran
Karakteristik campuran yang harus dimiliki oleh campuran aspal beton
campuran panas adalah :
• Stabilitas.
• Durabilitas.
• Fleksibilitas.
• Tahanan geser (skid resistance).
• Kedap air.
• Kemudahan pengerjaan (workability).
• Fatique resistance.
c. Perencanaan campuran
Campuran antara agregat dan aspal harus ditentukan/direncanakan
seoptimal mungkin sehingga dihasilkan lapisan perkerasan dengan
kwalitas yang baik, meliputi gradasi agregat (dengan juga
memperhatikan mutu agregat) dan kadar aspal sehingga dihasilkan
lapisan perkerasan yang dapat memenuhi kriteria sebagai berikut :
• Kadar aspal cukup memberikan kelenturan.
• Stabilitas cukup memberikan kemampuan memikul beban sehingga
tak terjadi deformasi yang merusak.
• Kadar rongga cukup memberikan kesempatan untuk pemadatan
tambahan akibat beban berulang dan flow dari aspal.
• Dapat memberikan kemudahan kerja.
Perencanaan campuran diperlukan untuk mendapatkan resep campuran
yang memenuhi spesifikasi. Metode perencanaan campuran yang
umum dipergunakan di Indonesia antara lain yang bersumber dari
BS594 yang lebih dikenal dengan nama metode CQCMU.
f. Pemadatan hotmix
Pemadatan dilakukan dalam 3 tahap yang berurutan :
• Pemadatan awal (Breakdown rolling) :
Berfungsi untuk mendudukkan material pada posisinya dan sekaligus
memadatkannya. Alat yang digunakan adalah Tandem Roller.
• Pemadatan antara/kedua (Secondary rolling) :
Merupakan pemadatan seperti pemadatan akibat beban lalu-lintas.
Alat yang digunakan adalah Pneumatic Tire Roller.
• Pemadatan akhir (Finishing rolling) :
Untuk menghilangkan jejak-jejak roda ban. Penggilasan dilakukan
pada temperatur di atas titik lembek aspal. Alat pemadat yang
digunakan adalah Tandem Roller.
Pembersihan
lahan
Baik
Mencari lokasi Kontrol Perbaikan
pengambilan kualitas tanah
bahan timbunan
Daerah Daerah
Timbunan Galian
Diratakan,
Pemeriksaan dipadatkan
Tidak bahan
Baik
Peralatan Pemadatan
lapisan
Pemeriksaan
kadar air Tidak
Ya
Pemeriksaan
kepadatan Tidak
Ya
Kontrol
elevasi Tidak
Ya
Stop
Pematokan, Pencampuran
pengukuran material
Ya
Penyiapan Pengangkutan
material kelapangan
Pemeriksaan kerataan
Tidak dan ketebalan
Ya
Pemadatan
Ya
Gambar 2.30.4.2.
Pematokan, Pencampuran
pengukuran material
Ya
Penyiapan Pengangkutan
material kelapangan
Pemeriksaan kerataan
Tidak dan ketebalan
Ya
Pemadatan
Ya
Prime Pekerjaan
coat AC Base
Gambar 2.30.4.3.
Perbaikan
komposisi
campuran
Ya
Penyemprotan
Tinggi datang nozle,
Pengaturan nozle, Tidak sesuai Perbaikan
Tek. sprayer. dengan percobaan
Pengaturan kecepatan Ya
kendaraan penggerak
asphalt sprayer
Check Pengaturan
Temperature temperature Tidak sesuai pemanasan
sesuai spec. spesifikasi
Ya
Pemeriksaan kerataan
Tidak dan ketebalan
Ya Breakdown rolling
Finishing rolling
Ya
Pekerjaan AC Base
selesai
Gambar 2.30.4.5.
Persiapan
Perbaikan
Slump test Tidak komposisi
Tindakan Cor
perbaikan beton
Ya Tidak
Tidak
Ya
Ya
Finishing
Stop
Gambar 2.30.4.6.
Gambar kerja
Ya
Pengukuran dan
pematokan
Pekerjaan Check
penggalian elevasi Tidak
Ya
Check elevasi
Tidak dasar saluran
Ya
Check dimensi
Tidak saluran
Perbaikan Ya
Check kemiringan
Tidak dasar saluran
Ya
Ya
Stop
Adalah penting bahwa keamanan masyarakat umum harus dijamin setiap saat dan
hal-hal yang merugikan harus kurangi. Menurut Syarat-syarat Teknik, Kontraktor
bertanggung jawab untuk mengawasi dan menerangi jalur yang dipergunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal ini harus dipenuhi ketentuan dalam Syarat-syarat
Teknik mengenai pemberian tanda-tanda sehubungan dengan jalur samping dan
jalan sementara. Bilamana Pimpinan Proyek/Engineer berpendapat bahwa langkah
yang diambil oleh Kontraktor untuk mengamankan masyarakat umum kurang
memadai, Pimimpin Proyek/Engineer akan melaksanakannya sendiri atas biaya
Kontraktor.
Suatu panitia keamanan dapat dibentuk untuk proyek besar pada tahap-tahap awal,
untuk meninjau pengetahuan keamanan kerja dan mengatur suatu bentuk pelatihan
kalau diperlukan.
Bila jalan yang ada terkena pekerjaan dan jalur lain tidak tersedia, jalan yang ada
harus dipelihara dalam keadaan aman dan layak untuk dilalui. Jika jalan terpaksa
ditutup pada saat pelaksanaan konstruksi, harus ada pemberitahuan yang cukup.
semula. Tujuannya adalah agar ada kerjasama yang baik dengan pemilik. Cara
terbaik untuk mendapatkannya adalah dengan mengadakan pembicaraan sebelum
dimulainya pekerjaan dengan,
• Memberitahu mereka mengenai sifat dari pekerjaan yang akan dilaksanakan
dan program pelaksanaan pekerjaan.
• Menjelaskan bahwa semua usaha akan dibuat untuk mengurangi
gangguangangguan selama pelaksanaan pekerjaan.
• Mengajak mereka untuk membicarakan masalah-masalah yang mungkin
timbul setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan.
Pembersihan harus diteruskan 2m tiap sisi jalan dan 6m ruang bebas arah vertikal
untuk ruang bebas. Permukaan dari pada jalur samping ini harus dilaksanakan
dengan lebar minimal 3,5 m dan kemiringan melintang tidak lebih dari 2% untuk
drainase dan harus ditutup atau diperkeras untuk mengurangi debu dan membatasi
perembesan air selama umur rencana jalur samping tersebut dibuat.
Bentuk dan perkerasan standar jalur samping tergantung pada faktor-faktor seperti
kepadatan lalu lintas, banyaknya kendaraan umum dan jangka waktu pelaksanaan
proyek. Bila jalur samping pada jalan yang padat lalu lintas akan dipergunakan
untuk jangka lama, maka jalur tersebut harus diperkeras dan diberi garis batas. Jika
dalam pembuatan jalur samping tersebut diperlukan penutupan dengan lapisan
aspal, maka persiapan dan pemadatan lapisan perkerasan harus dilaksanakan
menurut standar yang berlaku.
Semua jalur samping dan lintasan banjir harus dipelihara sehingga selalu dalam
kondisi baik. Harus diperhatikan standar bebas banjir yang dipersyaratkan untuk
jalur samping guna mengurangi sedikit mungkin hambatan lalu lintas. Tambahan
biaya pelaksanaan yang cukup tinggi yang disebabkan oleh tingginya elevasi
bagunan lintasan banjir untuk menampung luapan air harus diperhitungkan
sehubungan dengan frekuensi dan lamanya genangan air. Harus dipersiapkan
pemberitahuan yang Iebih awal jika jalur samping tidak dapat dipergunakan.
Persetujuan penggunaan jalan untuk jalan sementara harus diperoleh dari pihak
yang berwenang untuk pemakaian suatu jalan sebagai jalan sementara, dan
disepakati ganti rugi untuk tiap kerusakan yang disebabkan oleh lalu lintas yang
dialihkan.
Pengaturan demikian perlu juga pada waktu suatu grup kecil pekerja yang terpisah
sedang melaksanakan pekerjaan pemeliharaan maupun pekerjaan pelaksanaan
yang cukup besar. Tanda peringatan seperti tanda jalan, marka jalan, lampu dan
penghalang harus disediakan dan ditempatkan sehingga memberikan peringatan
dan menyalurkannya pada lalu lintas. Dimana ada pekerjaan Jalan diatas jalan
yang dilalui lalu lintas, harus diambil tindakan untuk mencegah batuan atau bahan-
bahan lain yang jatuh.
Tanda-tanda yang dipakai untuk pengaturan lalu lintas diwaktu malam harus
memantulkan cahaya dan dibersihkan secara tetap. Jika operasi peledakan
dilakukan, semua lalu lintas harus dihentikan pada jarak aman, tidak kurang dari
200 m dari lokasi peledakan. Jalan harus sepenuhnya dihalangi dan diberi tanda
seperti: 'Sedang Dilakukan Peledakan', 'Tunggu Pemberitahuan', tanda tersebut
dipasang pada pintu penghalang. Pada tiap penghalang, perlu ada petugas dalam
jacket pengaman yang menyolok untuk menjamin bahwa tanda-tanda tersebut
sudah terpasang dengan balk cukup terlihat dan dipatuhi oleh lalu-Iintas. la dapat
memindahkan tanda setelah peledakan berlangsung dan engisyratkan lalu lintas
untuk jalan kembali. Jika tanda 'All Clear' diberikan, petugas mengisyaratkan lalu
lintas untuk lewat bila keadaan telah aman.
Jika jalan satu jalur dipakai untuk lalu lintas dua arah, diperlukan fasilitas untuk
memungkinkan lalu lintas dapat jalan atau berhenti secara bergantian. Pengaturan
lalu lintas dapat dilakukan dengan menggunakan pengatur lalu lintas, tanda
lalu.Iintas sementara atau polisi menurut keperluari dan situasinya. Tiap pengatur
lalu lintas harus memakai jaket pengaman berwarna (dilengkapi dengan tanda yang
memantulkan cahaya diwaktu malam). la harus menggunakan papan tanda diberi
cat merah (untuk BERHENTI) disatu sisi dan hijau (untuk JALAN PERLAHAN) disisi
lainnya.
yang benar, slang maupun malam. Bila perlu, "Tanda-tanda Peringatan" dapat
diperiksa diluar jam kerja untuk menjamin efektifitasnya. Hanya orang-orang yang
mampu saja yang dapat ditunjuk sebagai pengatur lalu-Iintas dan harus diberi
petunjuk mengenai prosedur pengaturan lalu lintas yang benar. Setiap alat
peringatan sementara harus segera diambil pada saat sudah aman (sudah tidak
diperlukan lagi).
Dalam hal lalu lintas boleh melewati sebagian jalan atau Jalan pada pelaksanaan
pekerjaan, semua alat yang dapat dipindahkan (movable plant) sebaiknya
dipindahkan dari jalur jalan pada malam hari. Jika terpaksa ditinggalkan pada
malam hari dalam jarak 7 m dari tepi jalan, harus diberi tanda penerangan lampu
merah yang cukup. Selain dari tindakan keamanan yang biasa, bila alat (plant)
bekerja pada malam hari dijalan yang dilalui lalu Iintas, perlu diberi lampu sorot
untuk menerangi lokasi pekerjaan.
• Bila ada bahan serupa yang diambil dari sumber berlainan, lokasi penggunaan
bahan demikian di dalam Pekerjaan..
Untuk maksud ini, la akan mencatat dalam buku hal-hal sebagai berikut (duplikasi):
• Semua pengukuran dari pekerjaan yang selesai.
• Kuantitas dan jenis bahan yang telah diterima.
• Perincian dari pengurangan dan penambahan yang disetujui.
• Rincian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor atas dasar biaya
yang sebenarnya (actual cost), dengan disebutkan pemberi wewenang, dan
• Rincian bahan yang ditolak atau pekerjaan yang ditolak dan pembuangan
bahan yang ditolak.
Untuk pencatatan detail pekerjaan yang dilaksanakan Kontraktor atas dasar actual
cost, Konsultan Supervisi harus mencatat secara terpisah, untuk setiap pekerjaan:
• Jumlah orang yang dipekerjakan, jumlah jam kerja per/orang, klasifikasi dan
tarif pembayaran.
• Volume bahan yang dipakai dan biayanya kepada Kontraktor di lokasi.
• Jenis, kelas dan perincian tiap, macam alat yang dipakai serta waktu
pemakaiannya, dan x
Pada hari pertama tiap masa pembayaran, Konsultan Supervisi harus mengirim
catatan yang asli untuk masa pembayaran sebelumnya kepada Pimpro/Engineer
serta menyiapkan copy untuk digunakan sendiri.
2.33.4. Pengamanan
Konsultan Supervisi harus mengadakan langkah pencegahan untuk menjaga
pembongkaran dan pencurian di kantor lokasi. Perhatian khusus harus diberikan
pada pengamanan barang-barang berharga seperti peralatan survai dan alat
pemotretan, yang sebaiknya tidak ditinggal di kantor pada malam hari atau pada
hari libur. Bila kantor tidak ditempati untuk jangka waktu lama, kantor harus dikunci.
Catatan harian proyek, semua surat menyurat kontrak dan copy laporan-laporan
kepada Pimpro/Engineer harus dianggap rahasia dan disimpan dalam laci atau
lemari terkunci pada saat tidak dipakai.
Pemakaian formulir-formulir tersebut diuraikan lebih lanjut dalam Bab lain dari
Panduan ini.
Biasanya Kontraktor diberi hasil-hasil pengujian yang berhasil maupun tidak, yang
memungkinkannya bila perlu memodifikasi metode pelaksanaan.
Dokumentasi foto atau teknik pelaksanaan yang penting dan menarik dapat
dipergunakan. Pengambilan gambar dengan video juga berguna sebagai
dokumentasi.
Tanpa melalaikan hal tersebut diatas, harus diingat bahwa pada akhirnya, adalah
tanggung jawab dari Pimpro/Engineer untuk memeriksa dan mengukur Pekerjaan.
2.39. Catatan Mengenai Desain dan Pelaksanaan Dalam bagian ini termasuk :
(a) perubahan yang penting terhadap desain atau prosedur pelaksanaan yang
ditentukan, serta menfaatnya.
(b) diadakannya perubahan terhadap desain atau prosedur pelaksanaan yang
ditentukan untuk menghemat waktu biaya atau perbaikan yang tidak perlu.
(c) kesulitan yang dihadapi dalam pembangunan, yang tidak terdapat suatu
pemecahan praktis selain mendesain kembali Jalan.
(d) prosedur pelaksanaan yang inovatif dilakukan oleh Kontraktor. Dokumentasi
foto harus diserahkan bila diperlukan, dan
(e) kesulitan yang disebabkan oleh kekurangan-kekurangan dari Dokumen
Pelelangan.
Tetapi untuk mengikat kontraktor dengan semua jaminan ini, semua jaminan ini
perlu dimasukkan kedalam tender dan dokumen kontrak, spesifikasi tehnis, surat
pernyataan, kwantitas dan gambar.
Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil ialah kecermatan
rancangan. Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang tersedia dan / atau
berdasarkan survey yang tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak
masalah mutu dibandingkan dengan rancangan yang secara akurat mewakili
kebutuhan-kebutuhan dilapangan. Karena sebagian besar kontrak berdasarkan
kwantitas, maka fokus pengawasan juga berdasarkan kwantitas. Hal ini dikuatkan
pula dengan banyaknya perbaikan yang diperlukan sebagai akibat tidak akuratnya
rancangan. Perbaikan ini juga memakan banyak waktu dan usaha kontraktor dan
Pada format kontrak saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan
kontraktor mengikuti standard. Ini berarti bahwa semua pengetesan harus
dibayarkan oleh Pemberi Tugas, dengan kata lain : cadangan anggaran untuk
pengetesan merupakan persyaratan untuk lebih memperkuat mutu.
Memulai dan membentuk perubahan tanggung jawab ini bukanlah praktek yang
mudah dan cepat. Pola kerja dan prosedur yang sudah terbentuk harus dibuang,
praktek dan prosedur baru harus diambil tetapi input-input seperti peng-auditan
tehnis, evaluasi yang dilakukan kontraktor dan lain-lain cenderung mempunyai
dampak pada pendekatan masalah ini.
Pendekatan ini bisa dilaksanakan dengan pemberitahuan dalam waktu singkat dan
diantisipasi untuk meningkatkan kontrol proses persiapan. Dengan pemberitahuan
singkat, diantisipasi dapat meningkatkan kualitas dibanding pendekatan-
pendekatan lain yang disebutkan di atas, karena membutuhkan waktu lebih lama
untuk mempersiapkan dan melaksanakannya.
B. PROGRAM KERJA
Rencana kerja yang akan dilakukan konsultan terdiri tahap perencanaan/persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap Finalisasi. Adapun program kerja dari tim konsultan
supervisi adalah sebagai berikut.
1. Tahap Perencanaan/Persiapan
a. Inisiasi Proyek.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan rapat internal untuk mendiskusikan
dan merumuskan rencana kerja, lingkup pekerjaan, penetapan jadwal kerja,
susunan organisasi, penyiapan mobilisasi personil tim inti dan tim lapangan.
1. Orientasi Kerja
Organisasi kerja meliputi segitiga fungsional yaitu proyek, konsultasi
supervisi dan kontraktor. Penjelasannya meliputi hal-hal sebagai berikut;
a. penjelasan tentang organisasi proyek, ialah struktur organisasi proyek,
serta uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing personil.
b. Penjelasan struktur organisasi Konsultan Supervisi beserta uraian
tugas masing-masing personil.
c. Penjelasan struktur organisasi Kontraktor beserta uraian tugas masing-
masing personil.
4. Mobilisasi.
Mobilisasi adalah kegiatan pengerahan dan pengaturan peralatan, bahan,
personil dan tenaga kerja kontraktor ke lapangan (job site) dalam
keadaan siap pakai. Lingkup kegiatan mobilisasi adalah sebagai berikut;
• Pengadaan peralatan Kontraktor ke lapangan;
- Peralatan utama
- Peralatan penunjang
- Perlengkapan kantor
- Pengadaan sarana operasional proyek
- Penyiapan laboratorium
- Dan lain-lain
• Pengadaan personil / tenaga kerja kontraktor dilapangan
- Jabatan dan kualisifikasipersonil
- Kualitas dan kuantitas personil
• Pengadaan material yang diperlukan
- Jumlah kebutuhan material
- Jadwal pengadaan material
• Penyiapan lokasi proyek;
- Pembersihan lokasi
- Pemagaran dan penyiapan system keamanan
- Penyiapan jalan masuk lokasi
- Penyiapan Base Camp, Direksi Kit, gudang dan tempat peralatan
Pada tahap awal dalam periode mobilisasi, Panitia ini bersama Kontaktor
melaksanakan pemeriksaan bersama dilapangan (mutual check awal =
Mc0), Yaitu penerapan gambar rencana dilapangan serta mencek kembali
volume tiap-tiap kegiatan yang tercantum dalam Dokumen Daftar
Kwantitas dan Harga.
Tugas Panitia Peneliti atau Tim tersebut berakhir pada akhir tahun
anggaran. Untuk proyek-proyek multiyears tugas, Panitia ini berakhir
setelah diterbitkannya final certificate.
Tindak
No. Jenis Kerja Dokumen
Lanjut
- Gambar rencana
- Dokumen Administrasi
-Vektor Diagram
6. Menjelaskan sangsi-sangsi
keterlambatan
Tindak
No. Jenis Kerja Dokumen
Lanjut
Tindak
No. Jenis Kerja Dokumen
Lanjut
− Daftar perubahan
volume
− Standard gambar
6 Subkontraktor
Tindak
No. Jenis Kerja Dokumen
Lanjut
1. Menyiapkan Rencana Kerja - Rencana Mutu Kontrak (RMK
- Rencana Keselamatan
Konstruksi (RKK)
Pengawasan
2. Membuat Notulen Rapat Pra-
Pelaksanaan
3. Menyiapkan formulir-formulir
− Laporan harian Buku harian standard
− Laporan mingguan Laporan mingguan standard
− Laporan bulanan Laporan bulanan standard
− Executive Summary Report
− Survey lapangan untuk kaji
ulang perencanaan − MC
Kegiatan ini dilakukan dengan pengguna jasa untuk membahas tentang lingkup
kerja, batasan pekerjaan, jadwal pekerjaan, penyusunan struktur organisasi,
prosedur administrasi dan surat menyurat, penetapan format laporan, sistem dan
waktu pelaporan, invoicing, penjadwalan mobilisasi dan demobilisasi personil
Selain itu akan disusun instrumen (form) pengawasan dan monitoring untuk
memperoleh data/informasi tentang kondisi pekerjaan di lapangan, kemajuan
pekerjaan, temuan di lapangan, serta penilaian hasil pekerjaan.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Koordinasi di lokasi kegiatan
Setelah mobilisasi tim konsultan, maka akan dilakukan koordinasi, tim teknis, dan
pelaksana (kontraktor). Koordinasi ini bertujuan untuk mengetahui persiapan
pelaksanaan, memastikan kontrak telah ditandatangani, memastikan persyaratan
administrasi kontrak telah dilengkapi, menyepakati tupoksi masing-masing pihak,
menyepakati alur komunikasi, susunan organisasi proyek, dan sistem pelaporan.
Koordinasi awal dilakukan dengan rapat pra konstruksi (Pre Construction
Meeting).
Laporan berkala yang disampaikan mencakup laporan bulanan hasil supervisi dan
pengawasan. Laporan bulanan akan berisi status pekerjaan, progres pekerjaan
perminggu dalam satu bulan, status pembayaran, permasalahan dan solusi.
3. Tahap Penutupan
a. Penyusunan Laporan
Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa hasil pengawasan dan monitoring akan
dilaporkan secara berkala. Sedangkan sebagai pertanggungjawaban atas seluruh
kegiatan, tim konsultan dan manajemen perusahaan akan menyampaikan laporan
akhir. Laporan ini pada intinya berisi tentang proses kegiatan yang meliputi
perncanaan, pengorganisasian, pengawasan, evaluasi pelaksanaan,
permasalahan dan solusi selama pekerjaan di lapangan. Laporan akhir kegiatan
fisik (proyek) akan disampaikan oleh kontraktor yang telah diverifikasi oleh tim
konsultan.
b. Serah Terima Pekerjaan
Pada tahap serah terima, tim konsultan akan melakukan verifikasi atas laporan
penyelesaian kontraktor. Bila pekerjaan lapangan telah selesai dan telah
diverifikasi oleh tim konsultan maka dapat dilakukan serah terima pekerjaan oleh
kontraktor. Bila masih terdapat catat dalam hasil pekerjaan, atau masih terdapat
pekerjaan yang perlu perbaikan maka kontraktor harus segera menyelesaikannya.
Laporan kontraktor disertai oleh sertifikasi pekerjaan, dan pernyataan telah
menyelesaikan pekerjaan. Dengan adanya persyaratan administasi tersebut, maka
pembayaran pada pihak kontraktor dapat dilakukan.
Sedangkan bagi tim konsultan, setelah menyelesaikan hak dan kewajiban sesuai
kontrak konsultan (baik berupa laporan bulanan, dan laporan akhir) maka akan
dilakukan serah terima pekerjaan yang dituangkan dalam berita acara. Kegiatan ini
akan dilanjutkan dengan demobilisasi personil.
Mobilisasi Personil
Koordinasi dan
PCM
Pelaksanaan
Koordinasi Rapat Pra Pengawasan &
Satker & Konstruksi Monitoring
Kontraktor
Penutupan
Provinsi : Pelaksana :
Kabupaten : No. Kontrak :
Pekerjaan/Proyek : Waktu Kontrak :
Lokasi Desa/Kec : Catatan pada hari : Tgl :
Provinsi : Pelaksana :
Kabupaten : No. Kontrak :
Pekerjaan/Proyek : Masa Kontrak :
Lokasi Desa/Kec : Minggu ke- :
Dari tgl : sd tgl :
1. Tenaga Kerja
Keahlian dan jumlah pekerja
No. Cuaca
Keahlian Hari
Sn Sls Rb Km Jm Sbt Mgg Sn
Sls
Rb
Km
Jm
Sbt
Mgg
Jumlah
Provinsi : Pelaksana :
Kabupaten : No. Kontrak :
Lokasi Desa/Kec : Masa Kontrak :
Pekerjaan/Proyek : Minggu ke- : Tgl :
Jumlah
Provinsi : Pelaksana :
Kabupaten : No. Kontrak :
Lokasi Desa/Kec : Masa Kontrak :
Pekerjaan/Proyek : Bulan ke- : Tgl :
Jumlah
Bagian D
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. UMUM
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini diajukan dalam bentuk tabel yang terdiri dari semua
kegiatan, Jangka waktu kegiatan yang dicantumkan dalam bentuk diagram balok yang
telah diperkirakan, dan termasuk penyerahan laporan (misalnya laporan Mingguan,
Bulanan, Pengujian, dan laporan akhir), dan kegiatan lain yang memerlukan persetujuan
Pejabat Pembuat Komitmen. Untuk paket pekerjaan yang ditahapkan maka kegiatan
seperti penyerahan laporan, dan kegiatan lain yang memerlukan persetujuan dicantumkan
secara terpisah berdasarkan tahapannya, uraian kerja dari masing-masing posisi adalah
sebagai berikut :
TABEL, JADWALPELAKSANAANPEKERJAAN
I II III IV I II III IV I II
1 PERSIAPAN
EVALUASI DOKUMEN DAN WAKTU PELAKSANAAN Paling lambat 10 hari sejak SPMK
TAHAP KONSTRUKSI
JadwalPelaksanaanPekerjaan
CV. MULTI PARTNER Consultant
● Consultant Design ● Architecture & Interior
● Consultant Supervision ● Regional Planing
Alamat: Jl. Yos Sudarso Dapubata Kel. Cot Ba’U Sabang
Bagian E
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
Tenaga ahli yang terlibat akan disusun seefektif dan seefisien mungkin sesuai
dengan tingkat pendidikan, yaitu lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah lulus ujian negara atau yang telah diakreditasi, atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi, dibuktikan dengan salinan ijazah. Pengalaman kerja
profesional seperti yang disyaratkan dalam KAK, didukung dengan referensi dari pengguna
jasa.
Pengadaan personil yang disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan perlu juga
diperhatikan tenaga-tenaga tambahan untuk penyempurnaan tim dan untuk menjamin
seluruh tugas-tugas dapat diselesaikan secara baik, Tenaga ahli yang diusulkan sesuai
dengan waktu lamanya personil diperlukan (man month) dengan tingkat pekerjaannya, dan
diuraiankan pada masing-masing posisinya adalah sebagai berikut:
TENAGA AHLI
Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi
untuk setiappelaksanaan pengukuran/rekayasa lapangan yang
dilakukan Pelaksana dan menyampaikan laporan kepada
PPTK fisik sehingga dapat dilakukan dengan cepat keputusan-
keputusan yang diperlukan, termasuk untuk pekerjaan
pengembalian kondisi dan pekerjaan minor mendahului
pekerjaan utama serta rekayasa terperinci lainnya;
Jmh
Tenaga Ahli Lingkup Posisi
Nama Personil Perusahaan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing Keahlian Diusulkan
Bulan
atau menolak pekerjaan dan material;
Jmh
Tenaga Ahli Lingkup Posisi
Nama Personil Perusahaan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing Keahlian Diusulkan
Bulan
kebenaran dari setiap bukti pembayaran bulanan Pelaksana;
Jmh
Tenaga Ahli Lingkup Posisi
Nama Personil Perusahaan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing Keahlian Diusulkan
Bulan
tepat pada waktunya; dan
TENAGA PENDUKUNG
Jmh
Tenaga Ahli Lingkup Posisi
Nama Personil Perusahaan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing Keahlian Diusulkan
Bulan
pada grafik (chart) yang telah disetujui.
Jmh
Tenaga Ahli Lingkup Posisi
Nama Personil Perusahaan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing Keahlian Diusulkan
Bulan
Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja serta keadaan darurat.
Nur Afrizal, ST
Supervision Engineer
Bagian F
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
5.1. Umum
Waktu yang ditetapkan guna penyelesaian pekerjaan ini adalah selama 2,25 (dua
koma dua pulu lima) Bulan. Dengan batasan jangka waktu yang telah ditetapkan ini berarti
ketetapan rencana kerja dan kelancaran kerjasama tim akan menjadi pola dasar kegiatan
utama, sehingga dengan jangka waktu yang cukup ketat ini tetap ingin dicapai hasil
pekerjaan yang baik sesuai dengan tujuan dan persyaratan teknis yang tertuang di dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Tenaga Pendukung
Keterangan :
Masuk Penus Waktu
Realisasi