Anda di halaman 1dari 205

1 KEBIJAKAN

1.1 PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SINGKAWANG TAHUN 2013-2032

Penataan ruang wilayah Daerah bertujuan untuk mewujudkan kota yang aman, nyaman,

produktif, terpadu, dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan wilayah yang memiliki

keunggulan pariwisata yang didukung dengan kegiatan jasa, industri, dan perdagangan

berorientasi ekspor.

RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH

A. Sistem pusat pelayanan di daerah meliputi:

 pusat pelayanan kota;

 subpusat pelayanan kota; dan

 pusat lingkungan

B. Pusat pelayanan kota meliputi Kecamatan Singkawang Tengah dan Kecamatan

Singkawang Barat yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan

dan jasa, pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan, serta simpul transportasi darat.

C. Subpusat pelayanan kota meliputi:

 kawasan Pelabuhan Sedau (Kelurahan Sedau) yang berfungsi sebagai pusat

kegiatan industri, subpusat perdagangan, dan simpul transportasi laut;

 kawasan Bandar Udara Singkawang (Kelurahan Sedau dan Kelurahan Pangmilang)

yang berfungsi sebagai subpusat perdagangan dan simpul transportasi udara;

 kawasan Pasar Pajintan (Kelurahan Pajintan) yang berfungsi sebagai subpusat

perdagangan;
 kawasan Pertokoan Setapuk Besar di Jalan Ratu Sepudak (Kelurahan Setapuk Besar)

yang berfungsi sebagai subpusat perdagangan;

 kawasan Pertokoan Bagak Sahwa (Kelurahan Bagak Sahwa) yang berfungsi sebagai

subpusat perdagangan; dan

 kawasan Pasar Sagatani (Kelurahan Sagatani) yang berfungsi sebagai subpusat

perdagangan.

D. Pusat lingkungan meliputi:

 Lirang di Kelurahan Sedau;

 Pakunam di Kelurahan Sijangkung;

 Sakok di Kelurahan Sedau;

 Nyarumkop di Kelurahan Nyarumkop;

 Mayasopa di Kelurahan Mayasopa;

 Sungai Garam di Kelurahan Sungai Garam;

 Naram di Kelurahan Naram; dan

 Gayung Bersambut di Kelurahan Semelagi Kecil.

E. Sistem Jaringan Transportasi Darat

Pengembangan sistem jaringan transportasi darat meliputi:

 sistem jaringan jalan;

 sistem prasarana lalu lintas dan angkutan jalan; dan

 sistem pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan.

F. Peningkatan sistem jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a terdiri

atas:

jalan kolektor primer K1 yang dipersiapkan untuk difungsikan menjadi jalan arteri primer

yang menghubungkan secara menerus dan berdaya guna antara Pontianak (PKN),

Singkawang (PKW), dan Sambas (PKW), meliputi:

1. Jalan Raya Pasir Panjang;


2. Jalan Raya Sedau;

3. Jalan Raya Tanjung Batu;

4. Jalan Tani;

5. Jalan Terminal Induk; dan

6. Jalan Ratu Sepudak;

jalan arteri sekunder, meliputi:

1. Jalan Ahmad Yani;

2. Jalan Diponegoro;

jalan kolektor primer, meliputi:

1. Jalan Yos Sudarso;

2. Jalan Mesjid Raya;

3. Jalan Merdeka;

4. Jalan Pemuda;

5. Jalan Jendral Sudirman;

6. Jalan Pahlawan;

7. Jalan Raya Pajintan;

8. Jalan Raya Nyarumkop; dan

9. Jalan Raya Bagak Sahwa;

jalan lokal primer, meliputi:

1. Jalan Demang Akub;

2. Jalan Raya Sagatani; dan

G. Rencana jalan bebas hambatan yang menghubungkan Kota Singkawang dengan Kota

Pontianak;rencana jalan arteri sekunder yang menghubungkan Jalan Ahmad Yani

dengan Jalan Jendral Sudirman; rencana jalan lingkar, meliputi:

 rencana jalan Lingkar Selatan untuk meningkatkan aksesibilitas antara Kelurahan

Pasiran dan Kelurahan Roban; dan


 rencana jalan Lingkar Utara untuk meningkatkan aksesibilitas antara Kelurahan

Sungai Garam, Kelurahan Bukit Batu, dan Kelurahan Roban;

 rencana jalan elak (by pass) yang menghubungkan Lirang (Kelurahan Sedau), Kuala,

dan Jalan Ratu Sepudak (Kelurahan Sungai Garam Hilir);

 rencana jalan lokal primer yang menghubungkan Pangkalan Batu (Kelurahan

Sagatani) dengan batas Desa Karimunting (Kabupaten Bengkayang); dan

H. Pengembangan pembangunan terminal angkutan umum penumpang Tipe A di

Kecamatan Singkawang Selatan Kelurahan Sedau; Pengembangan terminal angkutan

umum penumpang Tipe B di Kecamatan Singkawang Tengah yaitu Terminal Induk

Singkawang sebagai pengganti terminal tipe B yang berada di Kecamatan Singkawang

Barat; pengembangan terminal angkutan umum penumpang Tipe C di Kecamatan

Singkawang Tengah yaitu Terminal Beringin; pembangunan empat terminal angkutan

umum penumpang Tipe C yaitu:

 Terminal Lirang di Kelurahan Sedau, yang berakses ke Jalan Raya Sedau;

 Terminal Pajintan di Kelurahan Pajintan, yang berakses ke Jalan Raya Pajintan;

 Terminal Bagak Sahwa di Kelurahan Bagak Sahwa, yang berakses ke Jalan Raya

Bagak Sahwa; dan

 Terminal Setapuk Besar di Kelurahan Setapuk Besar dan atau Kelurahan Semelagi

Kecil, yang berakses ke Jalan Ratu Sepudak.

I. Pembangunan Terminal Pajintan dilakukan secara terpadu dengan rencana lokasi

stasiun kereta api. Jembatan timbang adalah jembatan timbang yang terletak di Jalan

Tanjung Batu Kelurahan Sedau.

J. Unit pengujian kendaraan bermotor adalah unit pengujian kendaraan bermotor di

Jalan Kridasana Kelurahan Pasiran.

K. Pengembangan sistem pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan pengembangan sistem

angkutan umum lokal yang terintegrasi dengan sistem angkutan umum regional untuk
menghubungkan simpul jaringan transportasi, pusat permukiman, pusat kegiatan

ekonomi masyarakat, pusat kegiatan pemerintahan, serta fasilitas umum/fasilitas sosial.

Trayek utama angkutan penumpang terdiri atas:

Angkutan Lintas Batas Negara (ALBN) yaitu Singkawang – Malaysia Timur – Brunei

Darussalam;

Angkutan Antarkota Dalam Provinsi yaitu:

1. Singkawang – Pontianak (Kota Pontianak);

2. Singkawang – Sungai Pinyuh (Kabupaten Pontianak);

3. Singkawang – Sei Duri (Kabupaten Bengkayang);

4. Singkawang – Teluk Suak (Kabupaten Bengkayang);

5. Singkawang – Monterado (Kabupaten Bengkayang);

6. Singkawang – Samalantan (Kabupaten Bengkayang);

7. Singkawang – Serukam (Kabupaten Bengkayang);

8. Singkawang – Bengkayang (Kabupaten Bengkayang);

9. Singkawang – Sanggau Ledo (Kabupaten Bengkayang);

10. Singkawang – Selakau (Kabupaten Sambas);

11. Singkawang – Pemangkat (Kabupaten Sambas);

12. Singkawang – Sambas (Kabupaten Sambas); dan

13. Singkawang – Kartiasa (Kabupaten Sambas).

Angkutan Dalam Kota yaitu antara Terminal Beringin dengan:

1. Kuala (Kelurahan Kuala);

2. Semelagi Hulu (Kelurahan Semelagi Kecil);

3. Perum Roban (Kelurahan Roban);


4. Pajintan (Kelurahan Pajintan);

5. Mayasopa (Kelurahan Mayasopa);

6. Sungai Seluang (Kelurahan Mayasopa);

7. Sagatani (Kelurahan Sagatani); dan

8. Lirang (Kelurahan Sedau).

Sistem Jaringan Transportasi Perkeretaapian

L. Rencana pengembangan jalur kereta api melintasi Kecamatan Singkawang Selatan

dan Singkawang Timur. Rencana stasiun kereta api terletak di Kelurahan Pajintan.

M. Rencana pengembangan fasilitas pengoperasian kereta api disusun oleh

penyelenggara prasarana perkeretaapian.

Sistem Jaringan Transportasi Laut

N. Pengembangan pelabuhan pengumpul untuk kepentingan pelayaran rakyat di

Kelurahan Kuala.

O. Pengembangan pelabuhan pengumpul untuk kepentingan bongkar muat peti kemas

dan terminal khusus untuk kepentingan industri diarahkan di Kelurahan Sedau.

P. Sistem jaringan transportasi laut terdapat alur pelayaran terdiri dari:

 alur pelayaran sepanjang kurang lebih 5 (lima) mil dari muara Sungai Sedau; dan

 alur pelayaran sepanjang kurang lebih 5 (lima) mil dari muara Sungai Singkawang.

Sistem Jaringan Transportasi Udara


Q. Pembangunan Bandar Udara Singkawang yang terletak di Kelurahan Pangmilang dan

Kelurahan Sedau diarahkan menjadi bandar udara pengumpul sekunder dengan tahap

awal pengoperasian sebagai bandar udara pengumpan.

R. KKOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

 kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas;

 kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan;

 kawasan di bawah permukaan transisi;

 kawasan di bawah permukaan horizontal dalam;

 kawasan di bawah permukaan kerucut; dan

 kawasan di bawah permukaan horizontal luar.

SISTEM JARINGAN PRASARANA LAINNYA

Sistem Jaringan Energi

S. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang terletak di Sei Wie sebagai pembangkit

tenaga listrik cadangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pantai Kura-kura di

Kabupaten Bengkayang yang berkapasitas 55 (lima puluh lima) megawatt; Gardu Induk

di Sei Wie dan Gardu Induk di Jalan Jendral Sudirman; dan Jaringan transmisi tenaga

listrik berupa Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).

T. Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang melintasi daerah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan jaringan transmisi energi listrik yang

menghubungkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Pantai Kura-kura dengan

gardu induk di Sei Wie, gardu induk di Kota Sambas, dan gardu induk di Kota

Bengkayang.

U. Pengembangan sistem kelistrikan di Daerah dilakukan dengan meningkatkan kapasitas

gardu induk dan gardu distribusi, serta meningkatkan jangkauan pelayanan listrik ke
seluruh wilayah kota Singkawang baik untuk Jaringan Tegangan Menengah (JTM)

maupun Jaringan Tegangan Rendah (JTR).

Sistem Jaringan Telekomunikasi

V. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi dilakukan dengan peningkatan

kapasitas sambungan telepon otomat dan peningkatan luasan jangkauan

pelayanannya, serta pembangunan dan peningkatan pelayanan Base Tranceiver

Station (BTS) sebagai menara bersama untuk peningkatan pelayanan telepon nirkabel.

W. Pembangunan jaringan telepon dan jaringan telekomunikasi lainnya harus

mempertimbangkan rencana pelebaran jaringan jalan, keamanan dan keindahan;

X. Pembangunan Base Tranceiver Station (BTS) harus memperhatikan keamanan,

keindahan serta dilaksanakan dengan menggunakan Teknologi Base Tranceiver Station

(BTS) Terpadu.

Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Y. Wilayah sungai lintas kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat

 WS Sambas dengan luas kurang lebih 36.385 hektar; dan

 WS Mempawah dengan luas kurang lebih 24.615 hektar.

Z. Jaringan sumber daya air lintas kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b terdiri atas: satu DAS di WS Sambas yaitu DAS Selakau dengan luas kurang

lebih 26.256 hektar; dan dua daerah aliran sungai di WS Mempawah dengan luas

keseluruhan kurang lebih 13.407 hektar yang terdiri atas daerah aliran Sungai Air Merah

dengan luas kurang lebih 1.666 hektar dan daerah aliran Sungai Raya dengan luas

kurang lebih 11.741 hektar.


AA. Jaringan sumber daya air dalam kota terdiri atas:

 satu daerah aliran sungai di WS Sambas yaitu daerah aliran Sungai Singkawang

dengan luas kurang lebih 10.129 hektar; dan

 dua daerah aliran sungai di WS Mempawah dengan luas keseluruhan kurang lebih

11.208 hektar yang terdiri atas daerah aliran sungai Sakok-Kaliasin (Jamthang)

dengan luas kurang lebih 2.016 hektar dan daerah aliran Sungai Sedau dengan luas

kurang lebih 9.192 hektar.

BB. Prasarana air baku untuk air minum daerah terdiri atas:

 intake air baku dengan sistim gravitasi yaitu dari intake Bagak, Eria, Sekabu, Poteng,

Hangmui I dan III, Hangmui II, Sijangkung Bagyo, Sijangkung Pasqua, Pangmilang

Pasi, Sekansu, dan Teluk Makjantu;

 intake air baku dengan sistim pompa yaitu dari intake Seluang yang terletak di

bagian hulu Sungai Selakau di Kelurahan Mayasopa, intake Semelagi, intake

Hangmui Irigasi, dan intake Sarantangan; dan

 jaringan pipa transmisi air baku dari intake air baku dengan sistim pompa ke instalasi

pengolahan air minum di Kelurahan Roban dan di lokasi lain yang diperlukan.

Sistem Infrastruktur Perkotaan

CC. Pengembangan sistem jaringan drainase terdiri atas:

pengembangan sistem jaringan drainase Selakau-Senggang di DAS Selakau disertai dengan

pembangunan tanggul di sepanjang pinggiran Sungai Selakau dan Sungai Senggang di

Kelurahan Semelagi Kecil yang jaringan drainase primernya terdiri atas:

 Sungai Selakau;

 rencana kanal batas Singkawang – Sambas;

 Sungai Semelagi Kecil;


 Sungai Setapuk Besar; dan

 Sungai Setapuk Kecil.

pengembangan sistem jaringan drainase Singkawang – Sungai Garam yang jaringan

drainase primernya terdiri atas:

Sungai Singkawang;

Sungai Bulan;

Sungai Rasau;

Sungai Nangka;

Sungai Garam;

Sungai Wie dan rencana kanal terusan Sungai Wie; dan

Sungai Cabang Tiga dan rencana kanal terusan Sungai Cabang Tiga.

pengembangan sistem jaringan drainase Kaliasin ( Jamthang) – Sedau yang meliputi daerah

aliran Sungai Kaliasin (Jamthang), daerah aliran Sungai Sedau, dan daerah aliran sungai Air

Merah dengan drainase primernya terdiri atas:

 Sungai Sakok;

 Sungai Kaliasin (Jamthang) dan rencana kanal terusan Sungai Kaliasin (J amthang) mulai

dari muara Sungai Jimban hingga ke Sungai Sedau;

 Sungai Sedau; dan

 Sungai Air Merah dan rencana kanal terusan Sungai Air Merah hingga ke kawasan

bandara.
pengembangan sistem jaringan drainase Gunung Raya Pasi di daerah aliran Sungai Raya

disertai dengan normalisasi Sungai Raya dari Simpang Air Mati hingga Jembatan Dua Lima

dengan tidak melalui Danau Serantangan dengan drainase primernya Sungai Raya;

pembangunan tempat pemprosesan akhir (TPA) regional dengan sistim pengurugan

berlapis bersih (sanitary landfill) di Jalan Caicai di daerah perbatasan antara Kelurahan Roban

Kecamatan Singkawang Tengah dan Kelurahan Pajintan Kecamatan Singkawang Timur

dengan luas 10 hektar yang akan diperluas menjadi 40 hektar;

penyediaan tempat penampungan sementara (TPS) yang didistribusikan secara merata ke

seluruh kota yang letaknya dapat dijangkau kendaraan roda empat dan tidak berada pada

jaringan jalan primer ataupun jaringan jalan arteri sekunder;

penataan lokasi sebaran tempat penampungan sementara sampah (TPS) diatur lebih lanjut

dalam rencana detail tata ruang; dan menggunakan metode mengurangi, menggunakan

kembali dan mendaur ulang ( reduce, reuse, dan recycle) yang meliputi upaya mengurangi

jumlah dan potensi timbulan sampah di lokasi penghasil, serta pemanfaatan kembali bagian

sampah yang masih berguna, dan pengolahan sisa sampah melalui proses industri dalam

rangka daur ulang.

DD. Penanganan sistem pengelolaan limbah terdiri atas:

 pengelolaan limbah domestik;

 pengelolaan limbah non domestik yang mencakup limbah industri dan

penampungan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3);

 pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk limbah domestik

direncanakan dibangun secara terintegrasi dengan tempat pemprosesan akhir


(TPA) sampah regional dengan luas kurang lebih 4 (empat) hektar dengan

kapasitas pengolahan hingga 200 (dua ratus) liter per detik; dan

 pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk industri dan limbah

berbahaya dan beracun (B3) yang direncanakan dibangun secara terintegrasi

dengan kawasan industri di Kelurahan Sedau Kecamatan Singkawang Selatan

dengan luas lahan kurang lebih 4 (empat) hektar.

EE. prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki dan sepeda sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf f terdiri atas:

 penyediaan prasarana jalan pejalan kaki dan jalur sepeda diatur lebih lanjut dalam

rencana kawasan strategis atau rencana detail tata ruang dengan prioritas

pembangunannya di kawasan yang berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kota atau

Subpusat Pelayanan Kota; dan

 bangunan pertokoan di kawasan perdagangan dan jasa diwajibkan menyediakan ruang

teras toko sebagai fungsi sosial yang diperuntukan trotoar bagi pejalan kaki dan bebas

dari aktivitas lainnya.

RENCANA POLA RUANG WILAYAH

FF. Kawasan pariwisata diarahkan pengembangannya di sebelah utara, barat, dan selatan

Gunung Besar.

GG. Kawasan pertambangan adalah kawasan untuk kegiatan pertambangan mineral

bukan logam dan batuan di Kecamatan Singkawang Selatan, Singkawang Utara,

Singkawang Tengah, dan Singkawang Timur.


HH. Rencana pengembangan Kawasan Pertambangan mineral bukan logam dan batuan

meliputi upaya untuk:

 mengendalikan aktivitas pertambangan, terutama untuk mencegah kerusakan

lingkungan sekitarnya;

 mengendalikan kawasan pertambangan mineral bukan logam dan batuan;

 melaksanakan kegiatan reklamasi lahan bekas tambang; dan

 menyediakan material konstruksi dan bahan baku industri untuk pembangunan

Daerah.

II. Kawasan perkantoran pemerintah meliputi:

 kawasan pusat perkantoran Pemerintahan Daerah di Kecamatan Singkawang Barat;

dan

 persil lahan tempat berdirinya kantor pemerintah.

 Kawasan cadangan untuk pengembangan pusat perkantoran pemerintahan yang

baru direncanakan di Kecamatan Singkawang Timur dan Kecamatan Singkawang

Utara.

JJ. Rencana pengembangan kawasan pertahanan keamanan meliputi upaya untuk:

 mempertahankan kawasan pertahanan dan keamanan yang telah ada di Daerah;

dan

 mempertegas batas kawasan dan status kepemilikan kawasan pertahanan dan

keamanan negara di Daerah.

KK. Kawasan pertahanan keamanan terdiri atas:

 markas Brigif-19/Khatulistiwa di Kecamatan Singkawang Tengah;

 markas Batalyon 641/Beruang di Kecamatan Singkawang Timur;


 markas Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) XII Tanjungpura di Kecamatan

Singkawang Selatan;

 markas komando distrik militer (kodim) di Kecamatan Singkawang Barat;

 markas komando rayon militer (koramil) yang tersebar di setiap kecamatan;

 Pos TNI AU di Kecamatan Singkawang Barat;

 kantor polisi resort (polres) di Kecamatan Singkawang Tengah; dan

 kantor polisi sektor (polsek) yang tersebar di setiap kecamatan.

LL. Kawasan perdagangan dan jasa dikembangkan sebagai:

a. Kawasan Pusat Pelayanan Kota dengan kawasan utama di:

 Jalan Diponegoro;

 Jalan Merdeka;

 Jalan Bambang Ismoyo;

 Jalan Ratu Sepudak yang termasuk dalam Pusat Pelayanan Kawasan (PPK);

 Jalan Yos Sudarso;

 Jalan Alian yang termasuk dalam kawasan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK);

 Jalan Terminal Induk;

 Jalan SM. Tsjafioeddin;

 Jalan Hermansyah;

 Jalan Mesjid Raya;

 Jalan Jenderal Sudirman;

 Jalan Nusantara;

 Jalan Kalimantan;

 Jalan Budi Utomo;

 Jalan Setiabudi;
 Jalan Saman Bujang I;

 Jalan Saman Bujang II;

 Jalan Sejahtera;

 Jalan Niaga;

 Jalan Kepol Mahmud;

 Jalan Pasar Turi;

 Jalan Bawal;

 Jalan Sama-sama;

 Jalan GM. Situt;

 Jalan Yohana Godang; dan

 Jalan Kridasana;

b. Kawasan Subpusat Pelayanan Kota dengan kawasan utama:

 di kawasan Pasar Sedau hingga Pasar Sakok di Jalan Pasar Raya Sedau, Saliung,

dan Jalan Tanjung Batu Kelurahan Sedau;

 di kawasan Pasar Lirang Kelurahan Sedau;

 di kawasan Pasar Pajintan Kelurahan Pajintan;

 di kawasan Pasar Semelagi Kecil Kelurahan Semelagi Kecil hingga kawasan

pertokoan di Setapuk Besar Kelurahan Setapuk Besar;

 di kawasan pertokoan di Kelurahan Bagak Sahwa;

 di kawasan Pasar Sagatani Kelurahan Sagatani; dan

 di kawasan Pasar Naram Kelurahan Naram.

MM. Rencana pengembangan kawasan perumahan diarahkan dengan prioritas:

 Kelurahan Roban dan Bukit Batu di Kecamatan Singkawang Tengah;

 Kelurahan Sungai Garam, Naram, dan Sungai Bulan di Kecamatan Singkawang

Utara;
 Kelurahan Pajintan, Bagak Sahwa, dan Nyarumkop di Kecamatan Singkawang

Timur; dan

 Kelurahan Sedau dan Sijangkung di Kecamatan Singkawang Selatan

NN. Kawasan industri ditetapkan dengan kriteria:

 berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri;

 tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan/atau

 tidak mengubah lahan produktif.

OO. Kawasan industri untuk industri menengah dan industri besar dikembangkan di

Kelurahan Sedau Kecamatan Singkawang Selatan.

PP. Kawasan industri difokuskan pada pusat industri pengolahan lanjut dari hasil

perkebunan kelapa sawit dan karet di Kecamatan Singkawang Timur dan Singkawang

Utara.

A. Kawasan pertanian ditetapkan dengan kriteria:

 memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian;

 ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan abadi;

 mendukung ketahanan pangan nasional; dan /atau

 dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat ketersediaan air.

B. Kawasan peruntukan pertanian pangan dan perkebunan dikembangkan di:

 Kecamatan Singkawang Utara, Singkawang Timur, dan Singkawang Selatan;

 Kelurahan Pasiran dan Kelurahan Kuala di Kecamatan Singkawang Barat; dan

 Kelurahan Sungai Wie di Kecamatan Singkawang Tengah.

QQ. Kawasan hutan produksi dikembangkan di Kecamatan Singkawang Timur.

RR. Kawasan peruntukan perikanan dikembangkan di Kecamatan Singkawang Utara,

Singkawang Barat, Singkawang Timur dan Singkawang Selatan.

SS. Kawasan peruntukan peternakan unggas dikembangkan di Kecamatan Singkawang

Utara, Singkawang Timur, dan Singkawang Selatan.


TT. Kawasan utama pemasaran dan pendistribusian hasil pertanian, peternakan, dan

perikanan dikembangkan secara terpadu bersamaan dengan pengembangan Pasar

Terminal Induk.

PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KOTA SINGKAWANG

Kawasan strategis nasional yang ditetapkan dalam RTRWN terkait dengan wilayah Daerah

yaitu Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Khatulistiwa yang meliputi seluruh wilayah

Daerah.

UU. kawasan strategis provinsi yang ditetapkan dalam RTRWP terkait dengan wilayah

Daerah:

 Kawasan Pariwisata Pasir Panjang dan sekitarnya sebagai kawasan strategis dari

sudut kepentingan ekonomi dengan sektor unggulan pariwisata, industri, dan

perikanan;

 Kawasan yang direncanakan untuk dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK) Singkawang sebagai kawasan strategis dari sudut kepentingan

ekonomi dengan sektor unggulan industri manufaktur dan pengolahan hasil

pertanian di Kecamatan Singkawang Selatan.

 Kawasan Strategis Ekosistem Gunung Raya Pasi sebagai kawasan strategis dari

sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan; dan

 Kawasan Rawan Bencana Alam Gayung Bersambut dan sebagai kawasan strategis

dari sudut kepentingan sosial.

VV. Kawasan strategis kota meliputi:

kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi yaitu:

 kawasan pusat Kota di Kecamatan Singkawang Barat dan Singkawang Tengah;


 kawasan muara Sungai Sedau di Kecamatan Singkawang Selatan; dan

 kawasan Nyarumkop – Bagak Sahwa di Kecamatan Singkawang Timur.

 kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam

dan/atau teknologi tinggi yaitu:

 kawasan peternakan dan pertanian terpadu di Kecamatan Singkawang Selatan;

dan

 kawasan bandara di Kecamatan Singkawang Selatan.

 kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial kawasan permukiman Bukit Batu

di Kecamatan Singkawang Tengah dan Naram di Kecamatan Singkawang Utara.

WW. Penetapan kawasan strategis daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55,

digambarkan dalam Peta Kawasan Strategis Kota sebagaimana tercantum dalam

Lampiran I.5 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

XX. Penetapan kawasan strategis daerah akan ditindaklanjuti dengan penyusunan

Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis yang penetapannya melalui Peraturan

Daerah.

YY. Pengembangan kawasan strategis daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

1.2 PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA PONTIANAK TAHUN 2013-2033

Penataan ruang wilayah Kota Pontianak bertujuan untuk mewujudkan kota perdagangan

dan jasa terdepan di Kalimantan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.

RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KOTA


PPK meliputi Kelurahan Mariana, Tengah, Darat Sekip, sebagian Kelurahan Benua Melayu

Darat di Kecamatan Pontianak Kota, sebagian Kelurahan Benua Melayu Laut, Kelurahan

Akcaya, sebagian Kelurahan Parit Tokaya di Kecamatan Pontianak Selatan, serta sebagian

Kelurahan Siantan Tengah Di Kecamatan Pontianak Utara dan Kelurahan Dalam Bugis di

Kecamatan Pontianak Timur yang memiliki fungsi-fungsi yang meliputi :

a. perdagangan dan jasa;

b. perkantoran;

c. pariwisata skala regional;

d. simpul transportasi regional;dan

e. perumahan kepadatan tinggi.

Sub pusat pelayanan kota meliputi:

a. Sub PPK I di Kelurahan Benua Melayu Darat dan Benua Melayu Laut Kecamatan

Pontianak Selatan dan Kelurahan Bansir Laut Kecamatan Pontianak Tenggara,

memiliki fungsi-fungsi yang meliputi;

1. pusat perdagangan skala kota,

2. pusat pemerintahan kecamatan

3. simpul transportasi regional

4. pendidikan menengah - tinggi

5. pelayanan kesehatan skala regional

6. perumahan kepadatan padat - sedang

b. Sub PPK II di Kelurahan Sungai Bangkong Kecamatan Pontianak Kota dan Kelurahan

Akcaya dan Kota Baru Kecamatan Pontianak Selatan, memiliki fungsi-fungsi yang

meliputi;

1. pusat perdagangan skala kota

2. perkantoran
3. budaya dan olah raga

4. pendidikan menengah dan tinggi

5. pelayanan kesehatan

6. perumahan kepadatan sedang-tinggi

c. Sub PPK III di Kelurahan Sungai Jawi dan Mariana Kecamatan Pontianak Kota dan

Kelurahan Sungai Jawi Dalam Kecamatan Pontianak Barat, memiliki fungsi-fungsi

yang meliputi ;

1. perdagangan dan jasa

2. pendidikan menengah dan tinggi

3. pelayanan kesehatan

4. perumahan kepadatan sedang

5. perkantoran

d. Sub PPK IV di di kelurahan Sungai Jawi Luar Kecamatan Pontianak Barat memiliki

fungsi-fungsi yang meliputi ;

1. perdagangan dan jasa

2. pendidikan menengah dan tinggi

3. pelayanan kesehatan

4. perumahan kepadatan rendah – sedang

5. perkantoran

e. Sub PPK V di Kelurahan Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara memiliki fungsi-

fungsi yang meliputi ;

1. perdagangan dan jasa

2. pendidikan menengah dan tinggi

3. pelayanan kesehatan

4. perumahan kepadatan rendah – sedang

5. perkantoran
f. Sub PPK VI di Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara memiliki fungsi-

fungsi yang meliputi ;

1. perdagangan dan jasa

2. pariwisata

3. pelayanan kesehatan dan pendidikan

4. perumahan kepadatan rendah – sedang

5. perkantoran

g. Sub PPK VII Kelurahan Tanjung Hulu dan Tanjung Hilir Kecamatan Pontianak Timur

memiliki fungsi-fungsi yang meliputi ;

1. perdagangan dan jasa

2. pariwisata

3. pelayanan kesehatan dan pendidikan

4. perumahan kepadatan rendah – sedang

5. perkantoran

(4) Pusat Lingkungan berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lingkungan,

yang tersebar di seluruh wilayah kota.

Sistem Jaringan Transportasi Darat

(1) Jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a angka 1,

meliputi :

a. Jaringan Primer, meliputi:

 Jaringan jalan arteri primer meliputi Jalan Pak Kasih, Jalan Rahadi Usman, Jalan

Tanjungpura, Jalan Pahlawan, Jalan Sultan Hamid II, Jalan Gusti Situt Mahmud,

Jalan Khatulistiwa, Jalan Veteran, sebagian Jalan Ahmad Yani, Jalan Ya’ M. Sabran

dan Jalan Kom. Yos Sudarso;


 Jaringan jalan kolektor primer yaitu ruas Jalan H.R.A Rachman – Jalan Husein

Hamzah – Jalan Hassanuddin, ruas Jalan Imam bonjol – Adi Sucipto, dan ruas

Jalan Tanjung Raya II;

 Peningkatan ruas jalan Tanjungpura – Jalan Imam Bonjol – Adi Sucipto untuk

meningkatkan aksesibilitas angkutan barang skala regional.

b. Jaringan sekunder, meliputi:

1. Jaringan jalan arteri sekunder meliputi :

a) ruas jalan Diponegoro – Jalan Gusti Sulung Lelanang – jalan Sutan Syahrir;

b) ruas jalan K.H Wahid Hasyim – jalan Jendral Ahmad Yani;

c) ruas jalan Gajahmada - jalan Pattimura – jalan Zainuddin;

d) ruas jalan Teuku Umar; dan

e) peningkatan jaringan jalan lingkar dalam Pontianak meliputi jalan

Karet – jalan Berdikari 2 – jalan Ampera – jalan Harapan Jaya – jalan Sungai Raya Dalam.

2. Jaringan jalan kolektor sekunder (K3) meliputi :

a) ruas jalan Jeranding A Rahman

b) ruas jalan RE Martadinata

c) ruas jalan Tabrani Akhmad

d) ruas jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo

e) ruas jalan Dr. Sutomo

f) ruas jalan Gusti Hamzah

g) ruas jalan Putri Dara Nante

h) ruas jalan Uray Bawadi

i) ruas jalan Dr. Sutomo

j) ruas jalan Danau Sentarum

k) ruas jalan Ali Anyang

l) ruas jalan Johar – Jendral Urip


m) ruas jalan M. Sohor – Gusti Johan Idrus

n) ruas jalan Letjend Sutoyo

o) ruas jalan Prof. M. Yamin

p) ruas jalan Purnama II

q) ruas jalan Wonobaru – Tani Makmur

r) ruas jalan Karya Tani

s) ruas jalan Parit Haji Husein II - Jalan Parit Haji Husein III/Padat Karya

t) ruas jalan Sejahtera

u) ruas jalan Daya Nasional

v) ruas jalan Panglima Aim

w) ruas jalan 28 Oktober

x) ruas jalan Budi Utomo

y) ruas jalan Parit Wan Salim

z) ruas jalan Merdeka.

c. Jaringan jalan lokal sekunder meliputi jalan Apel, jalan Tebu, Nipah Kuning II –

Berdikari 2, Jalan HM. Suwignyo, jalan Petani, jalan Putri Candramidi, jalan Putri Dara Hitam,

jalan WR Supratman, jalan Purnama II, jalan Reformasi UNTAN, Jalan A.R Saleh, jalan Parit

H. Husein I, jalan Perdana, jalan Sepakat II, jalan Parit Demang-jalan Perdana-jalan Parit H.

Husein II, jalan Parit Pangeran, jalan dari Sungai Durhaka sampai Sungai Putat, jalan

Kebangkitan Nasional, jalan Panca Bhakti, jalan Flora, jalan Tanjung Raya I, jalan Tritura, jalan

Alami – Pemda, Jalan Tani – Perum III, Jalan 28 Oktober, dan jalan Selat Panjang.

d. Pengembangan jaringan jalan meliputi :

1) pembangunan jalan yang sejajar dengan sisi luar dari sempadan Sungai

Jawi dan Sungai Raya;

2) ruas jalan Parit Pangeran-jalan Parit Wan Salim – jalan Teluk Betung –

jalan Sungai Selamat;


3) ruas jalan Kebangkitan Nasional – jalan Panca Bakhti – jalan Flora;

4) jaringan jalan lingkar dalam Pontianak;

5) ruas jalan Parit H.Husin II;

6) ruas jalan 28 Oktober; dan

7) ruas jalan Pemda.

e. Peningkatan jembatan meliputi :

1. perawatan jembatan Kapuas I dan jembatan Landak;dan

2. perawatan jembatan di atas Parit Primer.

f. Pengembangan jembatan meliputi :

1. jembatan Bardan Hadi – Terminal Siantan di Kecamatan Pontianak

Kota;dan

2. jembatan di ruas Jl. Karet dan Batu Layang Kecamatan Pontianak Utara.

3. Jembatan paralel jembatan Kapuas I dan jembatan Landak.

(3) Sistem jaringan pelayanan jalan sebagaimana meliputi :

a. Jaringan trayek angkutan orang; dan

b. Jaringan trayek angkutan barang.

(4) Terminal penumpang meliputi;

a. Peningkatan terminal penumpang Tipe B di Terminal Batu Layang di kecamatan

Pontianak Utara;

b. Peningkatan terminal penumpang tipe C Nipah Kuning di Kecamatan Pontianak

Barat;

c. Peningkatan terminal penumpang tipe C Parit Mayor di Kecamatan Pontianak timur;


d. Peningkatan terminal penumpang tipe C penumpang Pasar Dahlia di Kecamatan

Pontianak Barat;

e. Peningkatan terminal penumpang tipe C Pal Lima di Kecamatan Pontianak Barat;

f. Peningkatan terminal penumpang tipe C Harapan Jaya di Kecamatan Pontianak

Selatan;dan

g. Peningkatan terminal penumpang tipe C Siantan di Kecamatan Pontianak Utara.

(6) Terminal barang meliputi;

a. Terminal Agribisnis jalan Budi Utomo di Kecamatan Pontianak Utara;

b. Terminal barang yang terletak di kawasan pelabuhan Pontianak.

(7) Jembatan Timbang sebagaimana dimaksud ayat 3 huruf c, berlokasi di jalan

khatulistiwa di Kecamatan Pontianak Utara.

(8) Unit pengujian kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud ayat 3 huruf d, berlokasi

di jalan khatulistiwa di Kecamatan Pontianak Utara.

(9) Jalur trayek angkutan orang sebagaimana dimaksud pada ayat 4 huruf a, meliputi

a. rute angkutan 1 melayani wilayah Kecamatan Pontianak Barat dan Kecamatan

Pontianak Kota;

b. rute angkutan 2 melayani wilayah Kecamatan Pontianak selatan dan Kecamatan

Pontianak Tenggara;

c. rute angkutan 3 melayani wilayah Kecamatan Pontianak Timur;

d. rute angkutan 4 melayani wilayah Kecamatan Pontianak Utara;


e. rute angkutan 5 melayani seluruh bagian kota yang simpul pemberhentiannya

terakhirnya di terminal Batu Layang; dan

f. rute angkutan 6 melayani seluruh wilayah kota yang simpul pemberhentian

terakhirnya di terminal Internasional Sungai Ambawang

g. rencana pengaturan rute angkutan kota diatur lebih lanjut dalam Peraturan

Walikota.

(10) Jalur Angkutan barang regional sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf b, meliputi:

a. Jalur angkutan barang dari pelabuhan ke wilayah Regional seperti:

i. Jalan Kom Yos. Sudarso – Jalan Pak Kasih – Jalan Rahadi Usman – Jl. Tanjung

Pura – Jalan Imam Bonjol – Jalan Adi Sucipto – Jembatan Kapuas II.

ii. Jalan Kom Yos Sudarso – Jalan Karet – Jalan Berdikari – Jalan Ampera _ Jalan

Harapan jaya – Rencana Jalan Lingkar Selatan (Purnama-Sungai Raya Dalam)

– Jalan Sungai Raya Dalam II.

b. Jalur Angkutan barang dari pelabuhan ke kawasan industri dan pergudangan

seperti :

i. Jalan Kom Yos. Sudarso – Jalan Pak Kasih – Jalan Rahadi Usman

ii. Jl. Tanjung Pura – jalan parallel Tol – Jalan Ya’ M Sabran – Jalan Tritura – Jalan

Selat Panjang – Jalan Gusti Situt Mahmud – Jalan Khatulistiwa.

iii. Jalan Kom Yos. Sudarso – Jalan Pak Kasih – Jalan Rahadi Usman

iv. Jl. Tanjung Pura – Jalan imam Bonjol – Jalan Adi Sucipto.

(11) Sistem jaringan sungai dan penyeberangan meliputi :

a. Alur pelayaran sungai, meliputi:


1. Sungai Kapuas dari perbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya hingga ke batas

dengan Kabupaten Pontianak; dan

2. Sungai Landak dari batas dengan Kabupaten Kubu Raya hingga ke pertemuannya

dengan Sungai Kapuas di pusat kota

b. Lintas penyeberangan, meliputi:

1. Penyeberangan Bardan Hadi (Alun Kapuas) - Siantan Kecamatan Pontianak Barat;

dan

2. Penyeberangan Seng Hie Kampung Beting, Kecamatan Pontianak Selatan.

c. Pelabuhan sungai, meliputi:

1. Pelabuhan Seng Hie di Kecamatan Pontianak Selatan; dan

2. Pelabuhan Kapuas Indah di Kecamatan Pontianak Kota.

(12) Rencana jaringan jalan akan diusulkan ke Gubernur selambat-lambatnya 1 tahun

setelah raperda ditetapkan.

Sistem Jaringan Transportasi Laut

(1) Tatanan kepelabuhanan meliputi Pelabuhan Pontianak yang merupakan pelabuhan

utama terletak di Kecamatan Pontianak Kota dan Kecamatan Pontianak Barat.

(2) Pengembangan pelabuhan khusus/terminal khusus industri yang berlokasi di

Kelurahan Batu Layang Kecamatan Pontianak Utara.

(3) Alur pelayaran mulai dari Pelabuhan Pontianak – muara Sungai Kapuas - Laut

Natuna.

Sistem Jaringan Energi


(1) Pembangkit tenaga listrik meliputi :

a. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan

Pontianak Utara dengan kapasitas 50 MW;

b. Pembangkit Listrik Tenaga Gas di Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan

Pontianak Utara dengan kapasitas 30 MW; dan

c. diakhir tahun rencana kebutuhan listrik sebesar 427.979 KW.

(2) Rencana jaringan transmisi tenaga listrik meliputi:

a. Peningkatan gardu induk di Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan Pontianak

Utara;

b. jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT);

b. peningkatan jaringan listrik dari wilayah Kabupaten Kubu raya ke Kota

Pontianak;

c. pembangunan instalasi baru dan pengoperasian instalasi penyaluran di tiap

SPPK;dan

d. pengembangan jaringan udara terbuka dengan menggunakan tiang yang

memiliki manfaat sebagai jaringan distribusi dan penerangan jalan.

Sistem Jaringan Telekomunikasi

1) Rencana sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat

(3) huruf b meliputi :

a. jaringan kabel; dan

b. jaringan nirkabel

2) Jaringan kabel sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a meliputi;

a. Pengembangan jaringan telekomunikasi kabel secara merata di seluruh

kecamatan.
b. Stasion Telepon Otomatis (STO) diakhir tahun rencana sebesar 33 unit yang

tersebar di seluruh wilayah kota.

3) Jaringan nirkabel sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b meliputi:

a. Penyediaan dan pemanfaatan menara BTS (base transceiver station) yang

digunakan secara bersama menjangkau seluruh wilayah kota; dan

b. Penyebaran jaringan internet hotspot pada pusat-pusat kegiatan dan kawasan

strategis.

4) Pengaturan terkait menara telekomunikasi bersama akan ditetapkan dengan

Peraturan Walikota.

Sistem Jaringan Sumber Daya Air

1) Sistem jaringan sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf c,

terdiri atas :

a. Wilayah sungai;

b. Sistem jaringan air baku untuk air bersih Sumber Air Baku;

c. Cekungan air tanah; dan

d. Sistim pengendalian banjir.

2) Sistem wilayah Sungai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, terdiri atas:

a. Wilayah Sungai Kapuas; dan

b. Wilayah Sungai Landak

3) Sistim jaringan air baku untuk air bersih sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b,

terdiri atas :

a. Sistim Jaringan Primer Sungai Kapuas;

b. Sistim Jaringan Sekunder Penepat (Kabupaten Pontianak)-Pontianak dan

Pontianak-Danau Lait (Kabupaten Sanggau);


c. Sistim Jaringan Tersier Sungai Landak;dan

4) Cekungan air tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c, adalah Cekungan air

tanah Pontianak.

5) Sistem pengendalian banjir di kawasan sekitar Sungai Kapuas dan Sungai Landak

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d, terdiri atas :

a. mengembangkan jalur hijau di sepanjang sungai dan parit;

b. pengendalian banjir dengan pengerukan dan normalisasi sungai;

c. menetapkan badan air berupa saluran dan sungai sesuai peruntukannya;

d. membangun saluran baru, rehabilitasi, dan pemeliharaan saluran alami dan

saluran buatan; dan

e. meningkatkan fungsi pelayanan drainase primer.

Sistem Jaringan Infrastruktur Perkotaan

1) Sistem penyediaan air minum meliputi:

 Kebutuhan air minum sebesar lebih kurang 1.522 liter/detik;

 Penyediaan air minum melalui beberapa Water Treatment Plan (WTP) sebagai

berikut:

1. Peningkatan WTP Imam Bonjol dengan kapasitas 860 liter/detik;

2. Peningkatan WTP Jeruju dengan Kapasitas 50 liter/detik;

3. Peningkatan WTP Selat Panjang dengan kapasitas 300 liter/detik; dan

4. Peningkatan WTP Penepat yang berlokasi di Kecamatan Sungai Ambawang

Kabupaten Kubu Raya dengan kapasitas air lebih kurang 300 liter/detik.

2) Sistem pengelolaan air limbah meliputi:

 Pengelolaan air limbah domestik dilakukan dengan sistem Septic Tank.


 Pengelolaan air limbah non domestik yang mencakup limbah berupa bahan kimia

dan bahan berbahaya dan beracun (B3) ditampung di Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL) pada masing-masing penggunaan lahan yang menghasilkan limbah

berbahaya dan beracun (B3).

 Pengembangan jaringan dan pengolahan limbah domestik wilayah kota pontianak.

3) Sistem persampahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c, meliputi:

 Pengembangan program pengelolaan sampah secara berkelanjutan dengan

mengembangkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di setiap

kecamatan;

 Pengembangan sistem pengangkutan sampah lingkungan;

 Mengembangkan dan menerapkan model pengelolaan sampah 3R ( reuse, reduce,

recycle);

 Mengembangkan sistem pengolahan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Sampah Batulayang di Kecamatan Pontianak Utara; dan

 Mengembangkan TPA Regional yang melayani Kota Pontianak, Kabupaten Kubu

Raya dan Kabupaten Pontianak yang berlokasi di wilayah Kabupaten Kubu Raya.

4) Sistem drainase sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d, meliputi:

 Sistem Jaringan Drainase Primer Sungai Kapuas dan Sungai Landak.

 Sistem Jaringan Drainase Sekunder Sungai Jawi, Sungai Malaya, Sungai Serok,

Sungai Nipah, Sungai Raya Dalam, Parit Haji Husin, Parit Bangka, Parit Pangeran,

Parit Bansir, Parit Pekong, Parit Wan Salim, Parit Mayor; dan

 Sistem Jaringan Drainase Tersier adalah parit-parit yang tersebar mengikuti sistem

jaringan jalan lokal.

5) Prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki meliputi :

 Peningkatan jalur pejalan kaki di sisi jalan yang meliputi Jalan MT haryono dan

jalan A. Yani
 Pengembangan dan peningkatan jalur pejalan kaki di sisi sungai dan parit meliputi:

 Pengembangan kawasan pendidikan (kampus UPB dan SMK 1);

 Pengembangan kawasan tepian sungai; alun-alun sampai pelabuhan Seng Hie;

 Peningkatan kawasan permukiman tepian sungai, SengHie sampai kawasan

permukiman di sisi sungai jembatan Kapuas I;

 Pengembangan kawasan tepian sungai di kawasan tugu Khatulistiwa dan Makam

Batu Layang;

 Peningkatan sepanjang tepian Sungai Jawi.

 Peningkatan jalur pejalan kaki di kawasan komersial dan perkantoran yang

meliputi jalan A.Yani, jalan Tanjung Pura, jalan Gusti Situt Mahmud.

6) jalur evakuasi bencana meliputi :

o Jalur evakuasi di Kecamatan Pontianak Utara meliputi Jalan Selat Panjang- jalan 28

Oktober-Jalan Lapan-jalan Gusti Situt Mahmud-jalan Flora;

o Jalur evakuasi di Kecamatan Pontianak Timur meliputi jalan Sultan Hamid II- jalan

Panglima Aim- jalan Tanjung Raya II-Jalan Ya’ M Sabran;

o Jalur Evakuasi di Kecamatan Pontianak Selatan dan Pontianak Tenggara meliputi

jalan Imam Bonjol, jalan A. Yani, Jalan, Jalan Daya Nasional dan Sei Raya Dalam,

Jalan Veteran; dan

o Jalur Evakuasi di Kecamatan Pontianak Kota dan Pontianak Barat meliputi Jalan

Pattimura, Jalan Hassanuddin, Jalan Zainuddin, Jalan Pak Kasih, Jalan Gusti Hamzah,

Jalan Putri Candramidi, Jalan Sutan Syahrir, jalan Prof. M Yamin, Jalan Ampera, Jalan

Kom. Yos Sudarso dan jalan R.E. Martadinata.

RENCANA POLA RUANG WILAYAH


1) Kawasan peruntukan perumahan adalah kawasan hunian yang dilengkapi dengan

sarana dan prasarana penunjang kegiatan hunian.

2) Kawasan peruntukan perumahan seluas 4.358 hektar meliputi :

a. Kawasan perumahan skala besar dan kawasan perumahan skala bukan besar

meliputi;

 Kecamatan Pontianak Utara yang meliputi Kelurahan Siantan Hilir;

 Kecamatan Pontianak Selatan yang meliputi Kelurahan Parit Tokaya;

 Kecamatan Pontianak Kota yang meliputi Kelurahan Sungai Jawi;

 Kecamatan Pontianak Barat meliputi Kelurahan Pal Lima;

 Kecamatan Pontianak Timur meliputi Kelurahan Saigon dan Kelurahan

Parit Mayor;

 Kecamatan Pontianak Tenggara meliputi Kelurahan Bansir Darat

b. Kawasan Perumahan skala menengah dialokasikan sebagai berikut:

 Kecamatan Pontianak Selatan yang meliputi Kelurahan Parit Tokaya;

 Kecamatan Pontianak Kota yang meliputi Kelurahan Sungai Jawi;

 Kecamatan Pontianak Barat meliputi Kelurahan Pal Lima dan Kelurahan

Sungai Beliung;

 Kecamatan Pontianak Timur meliputi Kelurahan Parit Mayor;

 Kecamatan Pontianak Tenggara meliputi Kelurahan Bangka Belitung

Darat.

Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa

(1) Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa meliputi:

a. pasar tradisional;

b. pusat perbelanjaan; dan

c. toko modern.
(2) Pasar Tradisional meliputi :

a. Peningkatan Pasar Flamboyan di Kecamatan Pontianak Selatan;

b. Peningkatan Pasar Mawar di Kecamatan Pontianak Kota;

c. Peningkatan Pasar Dahlia di Kecamatan Pontianak Barat;

d. Peningkatan Pasar Seruni di Kecamatan Pontianak Timur;

e. Peningkatan Pasar Puring di Pontianak Utara;

f. Pengembangan Pasar Teratai, di Kecamatan Pontianak Barat;

g. Pengembangan Pasar Kemuning di Kecamatan Pontianak Kota;

h. Pengembangan Pasar Anggrek dan Pasar Kenanga di Kecamatan Pontianak

Timur.

i. Pengembangan pasar tradisionil lainnya akan dilakukan pada pusat pelayanan

lingkungan.

(3) Pusat perbelanjaan meliputi:

a. Peningkatan Pusat perdagangan grosir di pusat kota di Jalan Pasar Tengah,

sekitar Jalan Tanjung Pura dan Jalan Gajahmada

b. Pengembangan Pusat perbelanjaan Kaw. Ayani dan sekitarnya;

c. Peningkatan Pusat Perbelanjaan Sungai Jawi;

d. Peningkatan Pusat Perbelanjaan Matahari Mall Jalan Jendral Urip;

e. Peningkatan Pusat Perbelanjaan Jalan Gajahmada; dan

f. Peningkatan Pusat Perbelanjaan Pasar Siantan di Kecamatan Pontianak Utara.

(4) Toko Modern dapat berupa minimarket, supermarket, hypermarket, departement store

atau perkulakan;

Kawasan Peruntukan Industri

(1) Kawasan peruntukan industri meliputi industri rumah tangga/kecil dan industri

ringan.
(2) Industri rumah tangga/kecil sdikembangkan di seluruh kawasan permukiman.

(3) Kawasan peruntukan industri ringan seluas kurang lebih 258 dikembangkan di

Kecamatan Pontianak Utara meliputi kelurahan Batu Layang, Siantan Hilir dan

Siantan Hulu. Di Kecamatan Pontianak Timur meliputi kelurahan Tanjung Hilir dan

Tanjung Hulu. Di Kecamatan Pontianak Barat pada kelurahan Sungai Beliung dan

di Kecamatan Pontianak Tenggara pada kelurahan Bangka Belitung Laut.

Kawasan Peruntukan Pariwisata

(1) Kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas :

a. pariwisata budaya;

b. pariwisata alam; dan

c. wisata minat khusus.

(2) Pariwisata budaya seluas 67,88 hektar, meliputi :

a. Kawasan pariwisata Tugu Khatulistiwa di Kelurahan Batu Layang Kecamatan

Pontianak Utara;

b. Kawasan pariwisata Keraton Kadriyah di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan

Pontianak Timur;

c. Kawasan pariwisata Kampung Beting di Kelurahan Tanjung Hilir Kecamatan

Pontianak Timur;

d. Kawasan pariwisata Makam Batu Layang di Kelurahan Batu Layang Kecamatan

Pontianak Utara;

e. Kawasan pariwisata Museum dan Taman Budaya di Kelurahan Parit Tokaya

Kecamatan Pontianak Selatan;

f. Kawasan pariwisata Cagar Budaya Rumah Betang di Kelurahan Parit Tokaya

Kecamatan Pontianak Selatan;


g. Kawasan pariwisata Kampung Budaya di Kelurahan Sungai Bangkong Kecamatan

pontianak Kota; dan

h. Kawasan pariwisata Cagar Budaya Kelenteng Tua di Kelurahan Tengah

Kecamatan Pontianak Kota.

(3) Pariwisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi kawasan

tepian dan badan Sungai Kapuas, Taman Agro Khatulistiwa di Kelurahan Siantan

Hilir, dan Taman Alun-alun Kapuas di Kelurahan Tengah Kecamatan Pontianak Kota.

(4) Pariwisata minat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi

kawasan wisata belanja di kawasan perdagangan dan jasa pusat kota, serta aloevera

center di Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara.

Kawasan Peruntukan lainnya

Kawasan peruntukan lainnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 22 huruf j meliputi:

a. Kawasan peruntukan pertanian meliputi:

1. kawasan peruntukan pertanian hortikultura seluas 775 hektar di Kelurahan

Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara;

2. kawasan peruntukan peternakan seluas kurang lebih 170 hektar di Kelurahan

Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara;

b. Kawasan peruntukan perikanan meliputi:

1. Kawasan perikanan budidaya meliputi sepanjang kanan kiri tepian Sungai

Kapuas mulai dari persimpangan Sungai Kapuas-Sungai Landak sampai

Kelurahan Parit Mayor dan sepanjang kanan kiri tepian Sungai Landak sampai

Kelurahan Siantan Hulu;


2. Pangkalan Pendaratan Ikan yang kemudian disingkat PPI terletak di tepian

sungai Kapuas di Kelurahan Sungai Jawi Luar Kecamatan Pontianak Barat yaitu

PPI Kota Pontianak;

3. Pusat Pemasaran Ikan Hias (Raiser) sebagai pusat pengembangan bibit ikan hias

yang berdaya jual tinggi yang berlokasi di jalan 28 Oktober;

4. Balai Benih Ikan selanjutnya disingkat (BBI) sebagai wadah pendistribusian benih

ikan air tawar di Kalimantan Barat yang berlokasi di Kelurahan Parit Mayor

Kecamatan Pontianak Timur;

5. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Diesel Nelayan di Komplek PPI Kota Pontianak.

c. Kawasan peruntukan pendidikan seluas 357,5 hektar meliputi :

1. Kawasan Pendidikan Universitas Tanjungpura dan Politeknik di Kecamatan

Pontianak Tenggara;

2. Kawasan Pendidikan Gembala Baik dan Sekolah Luar Biasa di Kecamatan

Pontianak Tenggara;

3. Kawasan Pendidikan STAIN di Kecamatan Pontianak Selatan;

4. Kawasan Pendidikan Sekolah Swasta di jalan A. Yani di Kecamatan Pontianak

Selatan;

5. Kawasan Pendidikan Sekolah Negeri di Kelurahan Akcaya Kecamatan

Pontianak Selatan;

6. Kawasan Pendidikan Widya Dharma dan sekitarnya di Kecamatan Pontianak

Selatan;

7. Kawasan Pendidikan Universitas Panca Bhakti di Kelurahan Sungai Beliung

Kecamatan Pontianak Barat;

8. Kawasan Pendidikan Tinggi di Jalan Ampera di Kelurahan Sungai Jawi

Kecamatan Pontianak Kota;

9. Kawasan Pendidikan Sekolah Terpadu di Kecamatan Pontianak Timur; dan


10. Kawasan Pendidikan Tinggi Politeknik Kesehatan Negeri di Kecamatan

Pontianak Utara;

PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAH

Kawasan Strategis Nasional adalah Kawasan Strategis Nasional Stasiun Pengamat Dirgantara

Pontianak yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan penggunaan

sumberdaya alam dan teknologi tinggi yang berlokasi Kabupaten Pontianak berbatasan

dengan Kecamatan Pontianak Utara.

Kawasan Strategis Provinsi terdiri atas :

a. Kawasan Pusat pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat yang merupakan kawasan

strategis yang berlokasi di Kelurahan Bangka Belitung Darat Kecamatan Pontianak

Tenggara ditandai dengan adanya Kantor Gubernur Kalimantan Barat serta instansi

terkait;

b. Kawasan Pusat pelayanan Olahraga Stadion Sultan Syarif Abdurahman

yang berlokasi di Kelurahan Akcaya Kecamatan Pontianak Selatan;

c. Kawasan Pusat Pelayanan Kesehatan di rumah Sakit Sudarso yang

berlokasi di Kelurahan Bangka Belitung Laut Kecamatan Pontianak Tenggara; dan

d. Kawasan Universitas Tanjung Pura yang berlokasi di Kelurahan Bansir Laut Kecamatan

Pontianak Tenggara.

Kawasan Strategis Kota meliputi:

a. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan

ekonomi;
b. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial

budaya;

c. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan

pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan

d. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup.

Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi terdiri atas:

a. kawasan Perdagangan Tanjung Pura dan Gajah Mada, meliputi Kecamatan Pontianak

Kota dan Pontianak Barat;

b. kawasan Komersial Ahmad Yani di Kecamatan Pontianak Selatan;

c. kawasan Pelabuhan Seng Hie, yaitu kawasan strategis dari sudut kepentingan

distribusi barang dan pergerakan orang melalui transportasi sungai lintas

kota/kabupaten dan Pelabuhan Nusantara Nipah Kuning yang melayani pelayaran

skala regional dengan berbagai rute, baik skala provinsi maupun skala nasional; da

d. kawasan terminal, industri dan pergudangan di Kecamatan Pontianak Utara.

Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya dan pariwisata terdiri atas

a. Kawasan Konservasi Cagar Budaya Keraton Kadriah di Kecamatan Pontianak Timur;

dan

b. Kawasan Pemakaman Kerajaan Pontianak di Batulayang di Kecamatan Pontianak

Utara.

Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau

teknologi tinggi yaitu Kawasan Tugu Khatulistiwa.


Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:

a. Kawasan sentra agribisnis, resapan air dan lahan gambut di Kecamatan Pontianak

Utara; dan

b. Kawasan alur Sungai Kapuas dan Sungai Landak.

1.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUBU RAYA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2016-2036

RENCANA STRUKTUR RUANG

SISTEM PUSAT-PUSAT KEGIATAN DI KABUPATEN KUBU RAYA

No PKN No PKL No PPK No PPL

1. Kawasan 1. Sungai Kakap 1. Padang Tikar 1. Sungai Kerawang

Metropolitan (I-III/B/D/2) Dua (Kec.Batu (Kec. Batu Ampar)


Pontianak 2. Rasau Jaya (I- Ampar) 2. Sungai Asam (Kec.
(I/C/1) III/B/D/2) 2. Terentang Hilir Sungai Raya)
3. Kubu (Kec. Terentang) 3. Sungai Rengas
(I-III/B/D/2) 3. Selat Remis (Kec. (Kec. Sungai
4. Batu Ampar Teluk Pakedai) Kakap)
(I-III/B/D/2) 4. Kuala Mandor B 4. Korek (Kec. Sungai
(Kec. Kuala Ambawang).
Mandor B)

Keterangan:
I – IV : Tahapan pengembangan
ZZ. : Percepatan pengembangan kota-kota utama Kawasan
Perbatasan A/1 Pengembangan/peningkatan fungsi
A/2 Pengembangan baru
A/3 Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi
AAA. : Mendorong pengembangan kota-kota sentra produksi yang berbasis
Otonomi Daerah
BBB. : Revitalisasi dan percepatan pengembangan kota-kota pusat
pertumbuhan nasional
C/1 Pengembangan/peningkatan
fungsi C/2 Pengembangan baru
C/3 Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi
CCC. : Pengendalian kota-kota berbasis mitigasi bencana
D/1 Rehabilitasi kota akibat bencana alam
D/2 Pengendalian perkembangan kota-kota berbasis mitigasi bencana
E : Revitalisasi dan percepatan pengembangan kota-kota pusat
pertumbuhan provinsi
E/1 Pengembangan/peningkatan
fungsi E/2 Pengembangan baru
E/3 Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi

JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

A. SISTEM JARINGAN JALAN


1. Jaringan Jalan Arteri Primer (Nasional)

No Ruas Jalan Panjang Ruas (KM) Keterangan


1. Jalan Supadio 10 Akses Bandar Udara
Supadio
2. Jalan Batas
Kota 60 Pontianak - Sungai
Pontianak - Tayan Ambawang - Sanggau
(Akses Tayan) (Jalan Trans Kaliman-
tan, Poros Tengah)

2. Jaringan Jalan Kolektor Primer (Provinsi)

No Ruas Jalan Keterangan

1. Ruas Jalan Akses Jembatan Kapuas II K2

2. Ruas jalan batas Kota Pontianak – Sungai Kakap K2

3. Ruas Jalan Sungai Raya K2


4. Ruas Jalan Sungai Raya Dalam K2

5. Ruas Jalan Pontianak-Sungai Durian K2

6. Ruas Jalan Sungai Durian – Rasau Jaya K2

Kawasa
7. Ruas Jalan Lingkar n Metropolitan K2
Pontianak (Outer Ring Road), mencakup
Jembatan Kapuas III dan Jembatan Landak II.

3. Jaringan Jalan Lokal Primer (Kabupaten)

No Koridor Ruas Jalan


1. Koridor Kecamatan Sungai a. Ruas Mega Timur – Kuala
Ambawang - Kecamatan Kuala Mandor B – Sungai Enau – Kubu
Mandor B – perbatasan Padi – perbatasan Kecamatan
Kabupaten Landak. Mandor (Kabupaten Landak); dan
b. Sungai Enau – Retok –
perbatasan Kecamatan Sebangki
(Kabupaten Landak).

2. Koridor Kecamatan Sungai Ruas Jalan Ampera – Durian-


Ambawang Simpang Kanan-Puguk-Bengkarek-
Pasak Piang-Pasak – Korek.

3. Koridor Kecamatan Sungai Raya a. Ruas Kuala Dua – Sungai Asam –


- Kecamatan Terentang Suka Lanting - Teluk Empening –
Permata – Terentang Hilir; dan
b. Ruas Jalan Kapur – Kumpai –
Tebang Kacang – Sungai Asam –
Kali Ampok – Radak Dua.
4. Koridor Kecamatan Sungai Raya a. Ruas Jalan Wonodadi Dua – Kuala
- Kecamatan Rasau Jaya Dua-Hutan Kota-Bintang Mas
Satu;
b. Ruas Jalan Supadio – Sekunder C;
c. Jalan Parit H. Mukhsin; dan
d. Ruas Sungai Asam – Sungai
Bulan-Rasau Jaya.
5. Koridor Kecamatan Sungai Raya Ruas jalan Sungai Raya Dalam –
- Kecamatan Sungai Kakap - Punggur – Parit Sarem – Sungai
Kecamatan Teluk Pakedai Nipah – Selat Remis – Tanjung
Bunga.

6. Koridor Kecamatan Rasau Jaya a. Ruas Rasau Jaya –Parit Sarem;


– Sungai Kakap dan
b. Ruas Sekunder C – Punggur.

7. Koridor Kecamatan Rasau Jaya Ruas Jalan Rasau Jaya - Sungai


- Kecamatan Kubu Bulan – Jangkang Satu - Jangkang
Dua - Teluk Nangka - Kubu.

8. Koridor Kecamatan Kubu a. Ruas Lingkar Kota Kubu;


b. Ruas Olak-Olak Kubu – Pelita
Jaya – Dabong; dan
c. Ruas Seruat Tiga – Seruat Dua –
Mengkalang – Dabong.

9. Koridor Kecamatan Kubu - a. Ruas Jalan Teluk Nangka -


Kecamatan Terentang Sungai Dungun - Teluk Bayur –
Teluk Empening - Permata-
Terentang Hilir;
b. Ruas Terentang Hilir-Terentang
hulu-Sungai Dungun-Teluk
Nangka; dan
c. Ruas Radak Dua-Radak Baru-
Terentang Hulu-Sungai Terus.

10. Koridor Kecamatan Kubu - a. Ruas Air Putih - Ambawang –


Kecamatan Teluk Pakedai Sungai Bemban – Sungai
Selamat – Seruat Tiga – Sepakat
Baru-Teluk Gelam;
b. Ruas Sungai Nipah – Sungai
Deras – Pinang Luar – Kampung
Baru – Air Putih; dan
c. Ruas Seruat Tiga – Seruat Satu –
Tanjung Bunga.

11. Koridor Kecamatan Sungai a. Ruas Sungai Kakap - Punggur;


Kakap b. Ruas Sungai Kupah-Tanjung
Intan- Jeruju Besar- Sungai Itik-
Pasar Kakap;
c. Ruas Jalan Cendana – Parit
Penjara; dan
d. Ruas Jalan Parit Keladi.

12. Koridor Kecamatan Sungai a. Ruas Punggur - Kota Baru;


Kakap - Kota Pontianak b. Ruas Nipah Kuning – Jeruju
Besar – Sungai Itik-Kakap.

13. Koridor Kecamatan Batu Ampar a. Ruas Padang Tikar – Medan Mas-
Nipah Panjang-Teluk Nibung-
Batu Ampar;

No Koridor Ruas Jalan

b. Ruas Padang Tikar Dua – Padang


Tikar Satu – Tasik Malaya –
Sungai Besar – Sungai Jawi –
Ambarawa – Tanjung Harapan;
dan
c. Ruas Batu Ampar – Padu Ampat
– Karang Anyar; dan
d. Ruas Jalan Sungai Kerawang –
Sumber Agung – Muara Tiga.

B. JARINGAN PRASARANA LALU LINTAS DI KABUPATEN KUBU RAYA


No Simpul Jaringan Jalan No Simpul Jaringan Jalan

Transportasi Nasional dan Transportasi Kabupaten

Provinsi

1. Terminal Angkutan Penumpang 1. Terminal Tipe C Sungai Raya


Tipe A (Terminal ALBN) Sungai (Kec. Sungai Raya), Rasau Jaya
Ambawang (1) Umum (Kec. Rasau Jaya),
Sungai Kakap dan Punggur (Kec.
Sungai Kakap) (1)

2. Terminal Tipe B Sungai Durian 2. Terminal Tipe C yang akan


(Kecamatan Sungai Raya) (1) dikembangkan di Kubu Padi dan
Kuala Mandor B (Kec. Kuala
Mandor B), Air Putih (Kec.
Kubu), Lingga (Kec. Sungai
Ambawang), Teluk Pakedai (Kec.
Teluk Pakedai), dan Sungai
Asam (Kecamatan Sungai Raya)
(2)

3. Prasarana Pengujian Kendaraan


Bermotor (PKB) di Kecamatan
Sungai Ambawang (2)

4. Terminal angkutan barang di


Kecamatan Ambawang (2)

5. Jembatan Timbang di
Kecamatan Sungai Ambawang
(2)

SISTEM JARINGAN SUNGAI DAN PENYEBERANGAN

A. JARINGAN TRANSPORTASI SUNGAI DI KABUPATEN KUBU RAYA

Sistem Jaringan Simpul Jaringan Transportasi


No Transportasi Sungai Provinsi No Sungai Kabupaten
1 2 3 4
1. Pelabuhan sungai Sungai Raya 1. Pelabuhan sungai/dermaga dan/atau
KM 9,2 (Kec. Sungai Raya) (1) halte sungai akan dikembangkan tersebar
2. Pelabuhan sungai Rasau Jaya di seluruh kecamatan Kabupaten Kubu
(Kec. Rasau Jaya) (1) Raya

B. JARINGAN PENYEBERANGAN DI KABUPATEN KUBU RAYA

Sistem Jaringan Sistem Jaringan Sistem Jaringan

Transportasi Transportasi Transportasi


No No Penyeberangan No Penyeberangan Pada
Penyeberangan Pada
Jalan Nasional Pada Jalan Provinsi Jalan Kabupaten

1. Lintas antar 1. Lintas dalam 1. Lintas dalam kabupaten


kabupaten kabupaten
a. Sungai Durian – Sungai
a. Rasau Jaya – a. Parit Sarem - Ambangah (2)
Teluk Batang Sungai Nipah (1)
b. Sungai Asam – Teluk
(1) b. Rasau Jaya -
Empening (2)
b. Sungai Rengas – Pinang Baru (1)
Wajok (Kab. c. Teluk Malike - c. Dabung (Kubu) –
Pontianak) (2) Jangkang II (2) Padang Tikar (Batu
Ampar) (2)
c. Teluk Batang – d. Kelang (Kubu) -
Dabung (2) Padang Tikar (2) d. Sungai Bemban –
d. Muara Tiga (Batu Sungai Selamat (2)
Ampar) – Teluk
e. Kubu – Olak-olak Kubu
Batang (2)
(2)
f. Air Putih – Olak-olak
Kubu (2)
Sistem Jaringan Sistem Jaringan Sistem Jaringan

Transportasi Transportasi Transportasi


No No Penyeberangan No Penyeberangan Pada
Penyeberangan Pada
Jalan Nasional Pada Jalan Provinsi Jalan Kabupaten

g. Teluk Gelam – Sepakat


Baru (2)

SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI LAUT

I. TATANAN KEPELABUHANAN DI KABUPATEN KUBU RAYA

Tatanan
No Fungsi Pelabuhan
Kepelabuhan
1. Nasional Pelabuhan Pelabuhan Teluk Air
Pengumpul (Kecamatan Batu Ampar) (1)

2. Nasional Pelabuhan Utama Pelabuhan Laut Sungai


Kakap (Tanjung Intan) di
Sungai Kupah (Kecamatan
Sungai Kakap) (2)

3. Nasional Pelabuhan Pelabuhan Laut Terpadu


Pengumpul Padang Tikar (Kecamatan
Batu Ampar) (2)

II. ALUR PELAYARAN DI KABUPATEN KUBU RAYA

No Alur Pelayaran Nasional

1. Pelabuhan Teluk Air – Selat Padang Tikar – Selat Karimata;


2. Muara Sungai Kakap; dan

3. Muara Kubu Sungai Kubu.

SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI UDARA

I. TATANAN KEBANDARUDARAAN DI KABUPATEN KUBU RAYA

Tatanan
No Fungsi Bandar Udara
Kebandarudaraan

1. Nasional Bandar Udara Pengumpul Bandar Udara Supadio di


Skala Pelayanan Sekunder Sungai Raya (1)

Keterangan:

1. Pemantapan

2. Pengembangan/Pembangunan

RENCANA POLA RUANG

KAWASAN PERUNTUKAN HUTAN PRODUKSI DI KABUPATEN KUBU RAYA

No Hutan Produksi Kecamatan


Hutan
1. Produksi Tetap:
a. kawasan hutan produksi Durian Sebatang Kecamatan Batu Ampar

b. Kawasan Hutan Produksi Sungai Kecamatan Sungai


Ambawang;dan Ambawang

c. kawasan hutan produksi Sungai Kecamatan Sungai


Memperigang-Sungai Peniti Ambawang
No Hutan Produksi Kecamatan

d. kawasan hutan produksi Tanjung Prapat Kecamatan Batu Ampar


Muda
Hutan Produksi
2. Terbatas:
a. kawasan hutan produksi terbatas Sungai Kecamatan Batu Ampar
Bumbun – Padu
Ampat

b. kawasan hutan produksi terbatas Sungai Kecamatan Kubu dan


Kubu –
Munggulinang Batu Ampar

c. kawasan hutan produksi terbatas Sungai Kecamatan


Mandor Kuala Mandor B

d. kawasan hutan produksi terbatas Sungai Kecamatan


Memperi
gang Kuala Mandor B

Hutan Produksi dapat


3. Dikonversi
a. Kawasan Hutan Produksi Konversi
Sungai Kecamatan Sungai Raya
Ambawa
ng I dan Sungai Ambawang
b. Kawasan Hutan Produksi Konversi
Sungai Kecamatan Sungai
Ambawa
ng II Ambawang
c. Kawasan Hutan Produksi Konversi Selat
Sekh Kecamatan Batu Ampar

Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat

Kawasan peruntukan hutan rakyat terdapat di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Ambawang,

Kubu, Terentang, Batu Ampar, Teluk Pakedai dan Rasau Jaya.


Kawasan Peruntukan Pertanian
(1) Kawasan peruntukan pertanian meliputi:

a. kawasan pertanian tanaman pangan;

b. kawasan pertanian hortikultura; dan

c. kawasan peternakan.

(2) Kawasan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,

terdiri dari:

a. kawasan pertanian tanaman pangan, yang tersebar di seluruh kecamatan; dan

b. kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) meliputi kawasan food estate

yang akan dikembangkan pada

1. kawasan Padu Ampat Kecamatan Batu Ampar;

2. kawasan Desa Kerawang Komplek Kecamatan Batu Ampar

3. kawasan Teluk Pakedai Kecamatan Teluk Pakedai;

4. kawasan Kakap Komplek Kecamatan Sungai Kakap; dan

5. kawasan Ambawang Komplek Kecamatan Kubu.

c. Kawasan lahan pertanian Rice Estate di Kecamatan Kuala Mandor B.

(3) Kawasan pertanian hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, tersebar

di seluruh kecamatan, dan Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya ditetapkan

sebagai kawasan hortikultura (horticulture park).

(4) Kawasan peternakan sebagaimana di maksud pada ayat (1) huruf c, tersebar di seluruh

kecamatan, dengan penghasil utama meliputi Kecamatan Sungai Ambawang, Rasau

Jaya, Sungai Raya, Kubu, Kuala Mandor B, Terentang, Batu Ampar dan Sungai Kakap.

(5) Kawasan peruntukan pertanian dicadangkan seluas ± 80.000 ( delapan puluh ribu)

Hektar untuk seluruh wilayah Kabupaten Kubu Raya

Kawasan Peruntukan Perkebunan

Kawasan perkebunan terdiri atas:


a. kawasan perkebunan kelapa sawit , tersebar di seluruh kecamatan;

b. kawasan utama perkebunan karet, terdapat di Kecamatan Sungai Raya, Kuala Mandor

B dan Sungai Ambawang;

c. kawasan utama perkebunan kelapa dalam , terdapat di Kecamatan Sungai Kakap,

Teluk Pakedai dan Batu Ampar;

d. kawasan utama perkebunan kopi, terdapat di Kecamatan Sungai Ambawang, Kuala

Mandor B dan Batu Ampar; dan

e. kawasan utama perkebunan kakao, terdapat di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Kakap

dan Rasau Jaya.

Kawasan Peruntukan Perikanan

(1) Kawasan peruntukan perikanan terdiri atas:

a. kawasan peruntukan perikanan tangkap;

b. kawasan peruntukan budidaya perikanan;

c. kawasan pengolahan ikan;

d. kawasan Unit Pangkalan Pendaratan Ikan (UPPI); dan

e. kawasan pelabuhan perikanan.

(2) Kawasan peruntukan perikanan tangkap terdapat di Kecamatan Teluk Pakedai, Sungai

Kakap, Kubu dan Batu Ampar;

(3) Kawasan peruntukan budidaya perikanan terdapat di seluruh kecamatan;

(4) Kawasan pengolahan ikan meliputi:

a. kawasan minapolitan Batu Ampar, kawasan pengolahan terdapat di Desa

Padang Tikar Satu, Padang Tikar Dua, dan Sungai Jawi;

b. kawasan minapolitan Kubu, kawasan pengolahan terdapat di Desa Dabung;

c. kawasan minapolitan Sungai Kakap, kawasan pengolahan terdapat di Desa Sungai

Kupah, Sungai Kakap, Sungai Rengas, Tanjung Saleh, dan Sepok Laut; dan
d. kawasan minapolitan Teluk Pakedai, kawasan pengolahan terdapat di Desa Sungai

Nibung, Teluk Gelam, Kuala Karang, dan Tanjung Bunga.

(5) Unit Pangkalan Pendaratan Ikan (UPPI) huruf d terdapat di Kecamatan Batu Ampar,

Teluk Pakedai, Sungai Kakap dan Kubu;

(6) Kawasan pelabuhan perikanan terdapat di Sungai Rengas (Kecamatan Sungai Kakap)

dan Muara Kubu (Kecamatan Kubu).

Kawasan Peruntukan Pertambangan

(1) Kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf f,

merupakan bagian dari RTRW yang diperuntukan bagi kegiatan usaha pertambangan

yang terdiri atas:

a. kawasan pertambangan mineral; dan

b. kawasan pertambangan minyak dan gas bumi.

(2) Kawasan pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

dikembangkan berdasarkan potensi yang terdiri atas:

a. Kawasan pertambangan mineral logam terdapat di seluruh wilayah kecamatan;

b. Kawasan pertambangan mineral bukan logam terdapat di seluruh wilayah

kecamatan; dan

c. Kawasan pertambangan batuan terdapat di seluruh wilayah kecamatan.

(3) Kawasan kegiatan usaha minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b terdapat di wilayah Kecamatan Sungai Kakap.

(4) Pemanfaatan ruang untuk kegiatan pertambangan mineral dan kegiatan usaha

minyak dan gas bumi mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kawasan Peruntukan Permukiman

(1) Kawasan peruntukan permukiman meliputi:

a. kawasan peruntukan permukiman perkotaan;


b. kawasan peruntukan permukiman perdesaan; dan

c. kawasan peruntukan transmigrasi.

(2) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan meliputi:

a. kawasan permukiman pada sistem pusat kegiatan, sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8 ayat (1);

b. kawasan permukiman perkotaan yang diutamakan pengembangannya meliputi

kawasan permukiman perkotaan Sungai Raya, Sungai Kakap, Sungai Ambawang,

Rasau Jaya, Kubu dan Batu Ampar; dan

c. pada perkotaan besar dan menengah, penyediaan permukiman selain oleh

pengembang dan masyarakat, juga diarahkan pada penyediaan kawasan siap

bangun, lingkungan siap bangun dan yang berdiri sendiri, perbaikan kualitas

permukiman dan pengembangan perumahan secara vertikal.

(3) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan tersebar di seluruh kecamatan di wilayah

kabupaten yang tidak ditetapkan sebagai kawasan perkotaan;

(4) Kawasan peruntukan transmigrasi diarahkan di wilayah kabupaten yang ditetapkan

sebagai kawasan perdesaan, terutama kawasan perdesaan di wilayah Kecamatan Kubu,

Terentang, Teluk Pakedai, Batu Ampar dan Sungai Raya.

Kawasan Peruntukan Industri

Kawasan peruntukan industri terdiri atas:

a. kawasan peruntukan industri kecil, menengah dan besar meliputi seluruh Kecamatan

di Wilayah Kabupaten; dan

b. kawasan industri diprioritaskan pada kawasan peruntukan industri di Kecamatan Batu

Ampar, Sungai Kakap, dan Sungai Ambawang.

Kawasan Peruntukan Pariwisata


(1) Kawasan pengembangan pariwisata I meliputi Kecamatan Sungai Raya, Sungai

Ambawang, Terentang, Rasau Jaya dan Kuala Mandor B, yang terdiri atas:

a. kawasan pengembangan wisata inti difokuskan sebagai wisata hiburan dan

rekreasi, wisata religi, wisata konvensi dan MICE ( Meeting, Incentive, Convention

and Exhibition) dan wisata buatan; dan

b. kawasan penyangga wisata difokuskan sebagai wisata agro, wisata minat khusus,

wisata kuliner, wisata budaya, wisata sejarah dan ekowisata.

(2) Kawasan pengembangan pariwisata II meliputi Kecamatan Sungai Kakap, Batu Ampar,

Kubu dan Teluk Pakedai, yang terdiri atas:

a. kawasan pengembangan wisata inti difokuskan sebagai wisata bahari, wisata alam,

wisata budaya, wisata minat khusus, wisata religi dan wisata sejarah; dan

b. kawasan penyangga wisata difokuskan sebagai wisata agro, ekowisata, wisata

pesisir, dan wisata buatan.

Kawasan Peruntukan Lainnya

(1) Kawasan peruntukan lainnya terdiri atas:

a. kawasan pusat pemerintahan;

b. kawasan peruntukan perdagangan dan jasa;

c. kawasan peruntukan pasar rakyat, pusat perbelanjaan dan toko swalayan;

d. kawasan peruntukan pergudangan;

e. kawasan peruntukan sarana dan prasarana olahraga; dan

f. kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan.

(2) Kawasan pusat pemerintahan meliputi Kecamatan Sungai Raya;

(3) Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa terdapat diseluruh kecamatan dan diatur

lebih lanjut dengan Peraturan Daerah tentang peraturan zonasi;


(4) Kawasan peruntukan pasar rakyat, pusat perbelanjaan dan toko swalayan terdapat di

seluruh kecamatan dan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah tentang peraturan

zonasi;

(5) Kawasan peruntukan pergudangan terdapat di seluruh kecamatan dan diatur lebih

lanjut dengan Peraturan Daerah tentang peraturan zonasi;

(6) Kawasan peruntukan sarana dan prasarana olah raga terdapat di Kecamatan Sungai

Raya, Kecamatan Sungai Ambawang, Sungai Kakap dan Rasau Jaya; dan

(7) Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan tersebar di seluruh wilayah

kecamatan

PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS


(1) Kawasan strategis kabupaten terdiri atas:

a. kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi; dan

b. kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan

hidup.

(2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan

kriteria:

a. memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;


b. memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi;

c. memiliki potensi ekspor;

d. didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;

e. memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;

f. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka

mewujudkan ketahanan pangan nasional;

g. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka

mewujudkan ketahanan energi nasional; dan

h. ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.


(3) Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan dengan kriteria:

a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;

b. merupakan aset kota berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan

ekosistem dan flora serta hutan kota;

c. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air;

d. memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;

e. menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup; dan

f. rawan bencana alam.

(4) Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi:

a. kawasan pusat perdagangan dan jasa terpadu ( central business district, CBD) di

Kecamatan Sungai Raya, Sungai Kakap dan Sungai Ambawang;

b. kawasan pengembangan pelabuhan terdapat di Kecamatan Batu Ampar dan

Sungai Kakap;

c. KTM Rasau Jaya meliputi Kecamatan Rasau Jaya, Kubu, Sungai Raya dan Teluk

Pakedai;

d. kawasan wisata strategis di Kecamatan Sungai Kakap;

e. kawasan minapolitan dengan sektor unggulan perikanan, terdiri dari:

1. minapolitan Batu Ampar meliputi Desa Padang Tikar Satu, Padang Tikar Dua,

Nipah Panjang, Batu Ampar, dan Sungai Jawi;

2. minapolitan Kubu meliputi Desa Air Putih, Desa Kubu dan Desa Dabong;

3. minapolitan Sungai Kakap meliputi Desa Sungai Rengas, Sungai Kakap,

Sungai Kupah, Tanjung Saleh dan Sepok Laut; dan

4. minapolitan Teluk Pakedai meliputi Desa Sungai Nibung, Teluk Gelam, Kuala

Karang, dan Tanjung Bunga.


(5) Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi kawasan perlindungan bakau

(mangrove) di Kecamatan Batu Ampar, Kubu, dan Teluk Pakedai.


1.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BENGKAYANG TAHUN 2014-2034

RENCANA STRUKTUR RUANG

Pusat Kegiatan

1) Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yaitu Jagoi Babang

2) Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) yaitu Kota Bengkayang

3) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu Sungai Raya, Ledo, Samalantan, Sungai Duri

4) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu Sungai Raya, Monterando, Sanggau Ledo

5) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yaitu Capkala, Pisak, Suti Semarang, Sekaruh,

Sungai Betung, Tempapan, Lumar, dan Sebijit

Sistem Jaringan Prasarana Utama

1) Sistem Jaringan Transportasi Darat

2) Sistem Jaringan Transportasi Perkeretaapiaan

3) Sistem Jaringan Transportasi Laut

4) Sistem Jaringan Transportasi Udara

Sistem Jaringan Transportasi Darat

Jaringan Jalan

a. Jalan Arteri Primer meliputi:

1) Ruas jalan Sungai Duri – Tanjung Gondol yang merupakan segmen ruas jalan

Sungai Pinyuh – Mempawah – Singkawang


2) Ruas jalan Simpang Tiga – Bengkayang – Jagoi Babang (Batas Malaysia)

3) Ruas jalan paralel perbatasan segmen Semunying – Simpang Take – Siding – Batas

Kabupaten Sanggau

4) Ruas jalan Gerantung – Bengkayang yang merupakan segmen ruas jalan

Singkawang – Bengkayang

b. Jalan kolektor primer K1 meliputi:

1) Ruas jalan Pangkalan Makmur – Capkala – Monterando – Samlantan

2) Ruas jalan samalantan – Kubu Kilawit yang merupakan segmen ruas jalan

Smalantan – Karangan (Kabupaten Landak)

3) Ruas jalan Bengkayang – Sebalo – Suti Semarang – Air Besar (Kabupaten Landak)

4) Ruas jalan Ledo – Tebuah Marong yang merupakan segmen ruas jalan Ledo –

Subah – Kota Sambas (Kabupaten Sambas)

c. Jalan Kolektor primer K2 meliputi:

1) Ruas jalan Capkala – Aris – Batas Kabupaten Pontianak

2) Ruas jalan Monterando – Sagatani (Kota singkawang)

3) Ruas jalan Monterando – Puaje

4) Ruas jalan Pasuk Kayu – Pombai

5) Ruas jalan Aping – Sebadas

6) Ruas jalan Semidang – Sejaruk Param

7) Ruas jalan Sayung – Temu – Batas Kabupaten Landak

8) Ruas jalan Lumar – Selayu – Batas Kabupaten Sambas

9) Ruas jalan Baya – Nimpa – Kiung

10) Ruas jalan Sanggau Ledo – Dawar

11) Ruas jalan sujah – Nibung


12) Ruas jalan Segorong – Kumba

d. Jalan kolektor Primer K3 meliputi:

1) Ruas jalan Paling – Bukit Sanggae

2) Ruas jalan Monterando – Nyempen – Ansanamat – Batas Kabupaten Landak

3) Ruas jalan sibale – Rancang – Tunang (Kabupaten Landak)

4) Ruas jalan Barak Asam – Pombay

5) Ruas jalan Simpang Kinande – Kinande – Seluang (Kota Singkawang)

6) Ruas jalan Sibale – Papan Uduk

7) Ruas jalan Sungai Betung – Jirak

8) Ruas jalan Bengkayang – Rasau

9) Ruas jalan Jelatok – Sepang – Pombay

10) Ruas jalan Teriak – Sekaruh

11) Ruas jalan Simpang Sepandak – Sepandak

12) Ruas jalan Sejajah – Trans Duginang

13) Ruas jalan Tadan – Bumbung – Tamong yang merupakan segmen ruas jalan

Pereges – Tamong

14) Ruas jalan Sebujit – Bumbung

e. Ruas jalan lokal dan lokal sekunder yang merupakan ruas-ruas jalan kabupaten yang

tersebar di seluruh kecamatan

Jaringan Prasarana Lalu Lintas meliputi:

1) Terminal angkutan penumpang tipe B di Kota Bengkayang dan Jagoi Babang

2) Terminal angkutan penumpang tipe C di seluruh kecamatan


3) Terminal angkutan barang berupa terminal truk angkutan barang/pelabuhan darat

di Tanjung Gondol, dan pos lintas batas Negara di Jagoi Babang serta pusat

erdagangan dan jasa di Bengkayang

4) Unit pengujian kendaraan bermotor di Bengkayang, seluas dan Sungai Duri

5) Jemabatan Timbang

Sistem Jaringan Transportasi Sungai

Jaringan transportasi sungai adalah simpul jarangan transportasi sungai di daerah aliran

sungai Sambas, meliputi pelabuhan sungai yang terdapat di sepanjang alur pelayaran

sungai di Kecamatan Ledo, Suti Semarang, Sanggau Ledo, Seluas, Jagoi Babang dan

Siding

Sistem Jaringan Transportasi Perkeretapiaan

Sistem jaringan transportasi perkeretaapiaan yaitu pengembangan jalur kereta api umum

meliputi koridor Pontianak – Sungai Pinyuh – Mempawah – Sungai duri – Singkawang –

Pemangkat – Sambas – Aruk, koridor Tanjung Gondol – Bengkayang – Jagoi Babang,

serta penyiapan prasarana stastiun dan fasilitas kelengkapan lainnya untuk menunjang

master plan jaringan kereta api Provinsi Kalimantan Barat.

Sistem Jaringan Transportasi Laut

a. Tatanan kepelabuhan

1) Pengembangan terminal khusus si Tanjung Gondol Kecamatan Sungai Raya

Kepulauan untuk kepntingan bongkar muat batubara

2) Pengembangan pelabuhan pegumpan sekunder yang merupakan pelabuhan

penyebranagn antar pulau-pulau kecil meliputi pelabuhan Teluk Suak, Pulau


Kabung, Pulau lemukutan, Pulau Penata Besar, Pulau Penata Kecil dan Pulau

Randayan

b. Alur Pelayaran

1) Pelabuhan Tanjung Gondol – Selat Laut Natuna

2) Pelabuhan Teluk Suak – Pulau Kabung – Pulau Penata Kecil – Pulau Penata

Besar – Pulau Lemukutan – Pulau Randayan – Selat Laut Natuna

Sistem Jaringan Transportasi Udara

a. Tatanan Kebandarudaraan

1) Bandar udara pengumoan yang ditetapkan untuk menunjang fungsi ibukota

kabupaten yang ditetapkan sebagai PKWp agar mampu berfungsi sebagai PKW

pada masa rencana yaitu Bandar udara Bengkayang di Lumar dan Bandar Udara

Sanggau Ledo

2) Bandar udara pengumpan yang dikembangkan untuk menjadi Bandar udara

pengumpul skala pelayanan tersier yaitu Bandar udara Singkawang yang terletak

di Kecamatan Monterando dan Kota Singkawang

3) Bandar udara (air strip) untuk melayani penrbangan perintis untuk meningkatkan

aksesbilitas daerah terpencil dan terisolir yaitu Bandar udara Serukam dan

Sungkung

4) Tatanan kebandarudaraan harus mendukung keberadaan dan operasional

pesawat-pesawat TNI AU beserta peralatan dan perlengkapan yang mendukung

b. Ruang Udara

1) Ruang udara di atas Bandar udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan

Bandar udara
2) Ruang udara di sekitar banar udara yang dipergunakan untuk operasi

penerbngan

3) Ruang udara transportasi udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan

Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

a. Sistem Jaringan Energi

b. Sistem Jaringan Telekomunikasi

c. Sistem Jaringan Sumber daya air

d. Sistem prasarana dan sarana persampahan

e. Sistem prasarana dan saran sanitasi

Sistem Jaringan Energi

Sistem Jaringan energi terdiri atas:

a. Jaringan distribusi pipa minyak dan gas bumi

Jaringan distribusi pipa minyak dan gas bumi yaitu pembangunan jaringan pipa transimis

minyak dan gas bumi koridor Natuna – Tanjung Api – Pontianak – Palangkaraya yang

melewati wilayah Kabupaten

b. Pembangkit tenaga listrik

Pembangkit Tenaga Listrik terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD),

pembangkit Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik

Tenaga Mikro HIdro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik

Tenaga Angin, Pembangkit Listrik Tenaga Biogas, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa

dan pembangkit Listrik Tenaga Biodiesel

c. Jaringan transmisi tenaga listrik


Jaringan Transmisi Tegangan Tinggi berupa Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi

(SUTET) yang menghubungkan Bengkayang – Batas Negara (Serawak Malaysia)

Jaringan Transmisi Tegangan Tinggi merupakan Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi

(SUTT) yang menghubungkan Pontianak – Tanjung Gondol – Singkawang – Bengkayang

dsn Bengkayang – Ngabang

Jaringan Transmisi Tegangan Menengah berupa Jaringan Saluran Udara Tegangan

Menengah (SUTM) dan Jaringan distribusi yang menghubungkan semua ibukota

kecamatan, desa dan pusat – pusat permukiman potensial

Pembangunan gardu induk

Sistem Jaringan Telekomunikasi

1) Sistem jaringan mikro digital di seluruh wilayah Kabupaten Bengkayang

2) Jaringan Serat Optik kawasan perkotaan

3) Jaringan saluran tetap yang berpusat di Sentral Telepon Otomat (STO) dan

Menjangkau daerah dengan kabel udara yang ditopang tiang-tiang telepon atau

mennguanakan kabel bawah tanah di steiap wilayah kecamatan

4) Jaringan nirkabel yang dipancarkan menara BTS dari dan ke perangkat seluler

dengan menggunakan GSM, CDMA, UMTS (3G), dan/atau lainnya yang merupakan

teknologi baru di setiapa wilayah kecamatan

5) Jaringan satelit yang dipancarkan dari telepon genggam satelit langsung ke satelit

dan ke telepon genggam satelit lainnya tanpa menggunakan BTS

6) Jaringan telekomunikasi khusus meliputi: jaringan multimedia terpusat di semua

ibukota kecamatan, pengembangan telekomunikasi khusus untuk kepentingan

instansi pemerintah, swasta dan masyarakat lainnya


7) Jaringan televise lokal hingga menjangkau siaran ke seluruh wilayah kecamatan

8) Jaringan stasiun radio lokal hingga ke seluruh pelosok pedesaan

Sistem Jaringan Sumber Daya Air

a. Sistem Jaringan Sumber Daya Air propoinsi yang terkait dengan wilayah Kabupaten

1) WS (Wilayah sungai) lintas kabupaten meliputi WS Sambas (DAS Sambas, DAS

Sebangkau, dan DAS Selakau), WS Mempawah (DAS Lemukutan, DAS

Sebangkau, DAS Duri, DAS Karimunting DAS Mempawah)

2) Daerah irigasi permukaan (DI) meliputi DI Sinar Terbudak di Kecamatan Senggau

Ledo dan Tujuh Belas dengan luas kurang lebih 1.552 Ha dan DI Madi terletak di

Kecamatan Lumar dengan luas kurang lebih 1.120 Ha

3) Daerah Irigasi rawa (DIR) yaitu DIR Sungai Keran terletak di Kecamatan Sungai

Raya Kepulauan Sungai Raya Kepulauan dengan luas lebih 2.890 Ha

b. Sistem Jaringan Sumber Daya Air Kabupaten

1) Jaringan sungai yang mendukung WS dan DAS

2) Daerah Irigasi permukaan

3) Sistem pengendalian banjir

4) Jaringan air baku untuk air bersih

5) Jaringan air bersih ke kelompok pengguna

c. Jaringan air baku untuk air bersih meliputi pengembangan intake air baku, jaringan

pipa transmisi air baku untuk melayani kebutuhan air bersih Kabupaten dan lalu lintas

Kabupaten terdapat di seluruh kecamatan


d. Jaringan air bersih harus meliputi intake, instalasi pengolahan air minum terdapat di

seluruh kecamatan

e. Untuk wilayah yang tidak terlayani oleh jaringan perpipaan kembangkan sistem non

perpipaaan meliputi:

1) Pemanfaatan air hujan dengan pembangunan embung-embung dan

penampung air hujan

2) Pemanfaatan secara optimal dan proporsional sumber mata air untuk air minum,

air bersih, dan air untuk irigasi

3) Pengeboran air tanah dalam secara terbatas dengan mempertimbangkan

kelestarian lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan

f. Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk berperan dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya air.

Sistem Prasarana dan Sarana Persampahan

a. Pengembangan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bengkayang di Magmagan

Kecamatan Seluas dan kecamatan Capkala

b. Pengembangan TPS (tempat pembuangn sementara) untuk setiap inukota

kecamatan

c. Sistem pengelolaan sampah meliputi sistem pewadahan, pengumpulan,

pengangkutan dan pengolahan

d. Sistem pengelolaan TPA Bengkayang, TPA Seluas dan TPA Capkala

e. Rencana lokasi TPS


f. Sistem pengelolaan sampah

Sistem Prasarana dan Sarana Sanitasi

Sistem Prasarana dan Sarana persampahan meliputi:

a. Meliputi TPA (tempat pemrosesan akhir) Bengkayang di Magmagan, Kecamatan

Seluas dan Kecamatan Capkala

b. Pengembangan TPS (tempat pembuangan sementara) Bengkayang di Magmagan,

KEcamatan Seluas dan Kecamatan Capkala

c. Sistem Pengelolaan sampah meliputi sistem perwadahan, pengumpulan,

pengangkutan dan pengolahan

d. Sistem pengelolaan TPA Bengkayang, TPA Seluas dan TPA Capkala

e. Rencana lokasi TPS

f. Sistem pengelolaaan sampah

RENCANA POLA RUANG WILAYAH

Kawasan Lindung

a. Hutan Lindung

1) Hutan lindung Gunung Bawang dengan luas kurang lebih 10.247 Ha terletak di

wilayah Kecamatan Lembah Bawang, Sungai Betung, Bengkayang dan Lumar

2) Hutan lindung Pandan Puloh dengan luas kurang lebih 6.589 Ha terletak di wilayah

Kecamatan Sungai Betung, Bengkayang, dan Teriak

3) Hutan lindung Penrinssen Sinjang dengan luas kurang lebih 17.098 Ha terletak di

wilayah Kecamatan Seluas dan Siding


4) Kawasan hutan lindung lainnya dengan luas kurang lebih 228 Ha terletak di wilayah

Kecamatan Lumar, Suti Semarang dan Samalantan

b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan dibawahnya

1) Kawasan bergambut terdapat di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan,

Capkala, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Seluas, dan Jagoi Babang

2) Kawasan Resapan air terdapat di Gunung Raya Pasi, Gunung Bawang, Gunung Nyiut,

Gunung Pandan Puloh, Gunung Penrinssen, Gunung Sinjang, Gunung Jalo dan Bukit

Vandring

c. Kawasan perlindungan setempat

1) Kawasan sempadan pantai terdapat di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya

Kepulauan (termasuk pantai pulau-pulau kecil), dengan ketentuan daratan

sepanjang tepian (diluar kawasan pantai berhutan bakau) yang lebar proporsional

dengan bentuk fisik pantai minimal 100 meter kearah darat dihitung dari titik pasang

tertinggi

2) Kawasan sempadan sungai besar di luar daerah permukiman ditetapkan jalurnya

selebar 100 meter, sedangkan di dalam daerah permukiman selebar 15 meter

terdapat di : WS Sambas yaitu Sungai Kumba dan Sambas kecil dan WS Mempawah

yaitu Sungai Raya dan Sungai Duri

3) Kawasan sempadan sungai keci di luar daerah permukiman ditetapkan jalurnya

selebar 50 meter, sedangkan di dalam daerah permukiman selebar 10 meter tersebar

di seluruh kecamatan

4) Kawasan sekitar Danau/Waduk terdapat di Danau Sentagi (Kecamatan Bengkayang),

Danau Tempoak, Danau Kayu Abok (Kecamatan Samalantan), Danau Kara


(Kecamatan Teriak), Danau Taipi (Kecamatan Monterando), dan Danau Papan

Tembawang (Kecamatan Lembah Bawang), dengan ketentuan:

i. Daratan di sekeliling tepi danau/waduk dengan lebar minimal 200 meter dari

batas luar tanggul untuk danau/waduk bertanggul

ii. Daratan di sekeliling tepi danau/waduk dengan lebar minimal 200 meter dari

titik pasang tertinggi untuk danau/waduk tidak bertanggul dengan daerah

tepian berkemiringan kurang dari 2,4%

iii. Daratan di sekeliling tep danau/waduk dengan lebar minimal 50 meter dari

titik pasang tertinggi untuk danau/waduk dengan daerah tepian

berkemiringan lebih dari 2,4%

5) Kawasan sekitar mata air terdapat di kawasan cagar alam, hutan lindung, kawasan

hutan produksi, hutan rakyat dan diluar kawasan hutan dengan ketentuan daratan

sekliling mata air dengan radius minimal 200 meter dari titik tepi mata air merupakan

kawasan yang dilindungi

d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya

1) Kawasan taman nasional

Kawasan taman nasional yaitu Taman Nasional Gunung Nyiut terletak di Kecamatan

Ledo, Suti Semarang, Seluas, Tujuh Belas dan Siding dengan luas kurang lebih 39.440

Ha

2) Kawasan cagar alam

Kawasan cagar alam dengan luas kurang lebih 41.543 Ha terdiri dari :

i. Cagar alam Gunung Nyiut terletak di wilayah Kecamatan Ledo dan Tujuh

Belas seluas kurang lebih 111 Ha


ii. Cagar alam Gunung Raya Pasi terletak di Kecamatan Montenrando dengan

luas kurang lebih 514 Ha

iii. Cagar alam Lo Pat fun Fui terletak di Kecamatan Montenrando dengan luas

kurang lebih 8 Ha

3) Kawasan pantai berhutan bakau

Kawasan pantai berhutan bakau terdapat di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai

Raya Kepulauan

4) Kawasan taman wisata alam laut

Kawasan Taman Wisata alam laut terdapat di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan

5) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi:

1) Rumah Adat Panjang, Tugu Perdamaian, Makam Nek Dari, Tugu

Pertahanan/Intai Intai Belanda (Kecamatan Samalantan)

2) Rumah Adat Baluk (Kecamatan Siding dan Kecamatan Seluas)

3) Gedung Pancasila (Kecamatan Bengkayang)

4) Salip Raksasa, Tiang Bendera Cina dan Makam Asisten Residen Australia, Tugu

peringatan Perang Kenceng (kecamatan Monterando)

5) Tiang Bendera kesultanan (Kecamatan Triak)

6) Goa Romo (Kecamatan Senggau Ledo)

7) Batu Cina (Kecamatan Seluas)

8) Goa Kantur (Kecamatan Tujuh Belas)

9) Goa Sigarut (Kecamatan Seluas)

10) Tugu Perbatasan Malindo (Kecamatan Jagoi Babang)

e. Kawasan rawan bencana alam terdiri atas

1) Kawasan rawan tanah longsor


Kawasan rawan tanah longsor tersebar di seluruh kecamatan pada daerah-daerah

yang kondisi topografinya berupa perbukitan dan pegunungan, serta tebing-tebing

sungai

2) Kawasan rawan gelombang pasang

Kawasan rawan gelombang pasang terdapat di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai

Raya Kepulauan yang merupakan bagian dari wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

3) Kawasan rawan banjir

Kawasan rawan banjir terdapat di seluruh kecamatan pada daerah-daerah disekitar

sungai besar dan kecil

f. Kawasan lindung lainnya terdiri atas

1) Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil (KKP3K) terdapat di Kecamatan

Sungai Raya Kepulauan

2) Kawasan konservasi perairan (KPP) meliputi, kawasan terumbu karang dan kawasan

pelestarian habitat populasi penyu

Kawasan Budidaya

a. Kawasan peruntukan hutan produksi

1) Hutan Produksi Terbatas (HPT) terdapat di Kecamatan Sungai Betung, Bengkayang,

lumar, Seluas, Jagoi Babang dan Siding dengan luas lebih 46.724 Ha

2) Hutan Produksi Tetap (HP) terdapat di KEcamatan Monterando, Lembah Bawang,

Sungai Betung, Bengkayang, Teiak, Lumar, Ledo, Suti Semarang dan Siding dengan

luas lebih 63.554 Ha.


3) Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) terdapat di Kecamatan Sungai Raya

Kepulauan, Sanggau Ledo, Seluas, dan Jagoi Babang dengan luas kurang lebih

15.669 Ha

b. Kawasan peruntukan hutan rakyat meliputi peruntukan kawasan hutan kota, hutan desa

dan hutan adat yang terdapat di seluruh kecamatan

c. Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas:

1) Kawasan budidaya pertanian tanaman pangan dikembangkan di seluruh kecamatan

pada lahan yang ditetapkan sebagai lahan pertanian basah dan lahan pertanian

kering yang diarahkan untuk :

i. Pengembangan tanaman pangan seperti padi dan palawija yang dilengkapi

dengan sistem jaringan daerah irigasi, dan jaringan daerah rawa serta tadah

hujan

ii. Pengembangan kawasan penangkaran benih

iii. Pengembangan lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan yang diatur

lebih lanjut sesuai Peraturan Perundang-undangan

2) Kawasan budidaya pertanian hortilkultura dikembangkan di seluruh kecamatan pada

lahan yang telah ditetapkan sebagai lahan kering yang digunakan untuk :

i. Pengambangan tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat-

obatan

ii. Pengembangan tanaman dengan sistem pergiliran dan tumpang sari

iii. Pengembangan pusat perbenihan komoditas unggulan hortikultura

3) Kawasan budidaya perkebunan dikembangkan di seluruh kecamatan pada lahan

yang ditetapkan sebagai pertanian lahan kering dengan komoditas aneka tanaman

perkebunan.
4) Pada kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan

dilakukan pengembangan sarana penunjang pertanian.

5) Kawasan agropolitan dikembangkan pada kawasan sentra pertanian tanaman

pangan dan hortikultura di wilayah kecamatan

6) Kawasan budidaya peternakan terdiri atas :

i. Kawasan peternakan sap, kambing, babi terdapat di seluruh kecamatan

ii. Kawasan peternakan ungags terdapat di seluruh kecamatan

iii. Kawasan peruntukan pusat pembibitan ternak terletak pada lokasi-lokasi

terpilih

d. Kawasan peruntukan perikanan terdiri atas :

1) Kawasan peruntukan perikanan tangkap terdapat di Kecamatan Sungai Raya dan

Sungai Raya Kepulauan

2) Kawasan peruntukan budidaya perikanan terdiri atas :

i. Kawasan budidaya perikanan laut terdapat di Kecamatan Sungai Raya dan

Kecamatan Sungai Raya Kepulauan dan secara khusus di sekitar Pulau

Semesak, Lemukutan, Penata Besar dan Penata kecil serta Pulau Kabung

ii. Kawasan budidaya perikanan air payau terdapat di Kecamatan Sungai Raya

dan Kecamatan Sungai Raya Kepulauan

iii. Kawasan budidaya perikanan air tawar terdapat di seluruh kecamatan dan

secara khusus dapat dilakukan di aliran air tawar di Kecamatan Seluas,

Sanggau, lumar, Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan

iv. Kawasan Peruntukan pusat pembibitan perikanan terletak pada lokasi-lokasi

terpilih

3) Kawasan pengolahan ikan terdapat di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan


e. Kawasan peruntukan pertambangan yaitu kawasan peruntukan pertambangan mineral

dan batubara

f. Kawasan peruntukan industri

1) Kawasan peruntukan industri besar terdiri atas :

i. Kawasan industri Capkala (industri manufaktur, pengolahan hasil pertanian

dan pengolahan hasil pertambangan) dengan luas kurang lebih 2.100 Ha

ii. Kawasan industri Seluas (industri pegolahan hasil pertanian dan

perkebunan) dengan luas lebuh 500 Ha

iii. Kawasan Industri Ledo (industri pengolahan hasil pertanian dan

perkebunan) dengan luas kurang lebih 250 Ha

2) Kawasan peruntukan industri menengah tersebar di beberapa kecamatan

g. Kawasan peruntukan pariwisata

1) Kawasan peruntukan pariwisata budaya

Kawasan peruntukan pariwisata budaya meripakan kawasan peruntukan pariwisata

yang didalamnya terdapat kawasan yang dtetapkan sebagai kawasan cagar budaya

2) Kawasna peruntukan pariwisata alam

3) Rencana pengembangan kawasan peruntukan pariwisata dilaksanakan dengan

memperhatikan kelestarian lingkungan dan penyediaan prasarana dan saran

penunjang

h. Kawasan peruntukan permukiman

1) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan

Kawasan permukiman perkotaan meliputi wilayah ibukota kecamatan, dan pusat

desa yang direncanakan menjadi ibukota kecamatan, serta rencana pengembangan

permukiman pada kota Bengkayang dan semua ibukota kecamatan


2) Kawasan peruntukan permukiman pedesaan

Kawasan peruntukan permukiman pedesaan terdapat di seluruh kecamatan

3) Perluasan kawasan permukiman perkotaan dapat dilakukan dengan mengkonversi

lahan yang diperuntukan bagi kegiatan pertanian lahan kering dan tidak

memanfaatkan kawasan lindung lahan irigasi teknis.

4) Permukiman yang terleteak di kawasan hutan dan kawasan cagar alam yang sudah

ada, harus dilakukan enclave agar tidak masuk dalam kawasan hutam maupun cagar

alam

5) Kawasan permukikan yang berada di dalam dan atau sekitar perusahaan perkebunan

harus dilakukan dari titik-titik terluar perumahan penduduk

i. Kawasan peruntukan lainnya

1) Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan meliputi kawasan pertahanan dan

keamanan meliputi :

i. Kawasan pertahanan dan keamanan untuk angkatan udara dengan luas

kurang lebih 1.000 Ha di Kecamatan Sanggau Ledo

ii. Kawasan pertahanan dan keamanan untuk angkatan darat dengan luas

kurang lebih 150 Ha di Kecmatan Bengkayang, Kecamatan Lumar, dan

Kecamatan Jagoi Babang

2) Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa

PENETEPAN KAWASAN STRATEGIS

a. Kawasan Strategis Nasional yang ada di Kabupaten terdiri atas :


1) Kawasan Perbatasan Republik Indonesia di Jagoi Babang dan sekitarnya yang

merupakan kawasan, strategis dari sudut kepentingan pertahanan keamanan dan

ekonomi

2) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Khatulistiwa yang merupakan

kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi

b. Kawasan Strategis Provinsi yang ada di kabupaten terdiri atas :

1) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi yaitu kawasan pariwisata di

Kecamatan Sungai Raya Kepulauan

2) Kawasan strategi dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

yaitu kawasan ekosistem Gunung Raya Pasi, Gunung Nyiut dan Gunung Penrissen -

Sinjang

c. Kawasan Strategis Kabupaten meliputi :

1) Kawasan pelabuhan khusus dan jasa di kecamatan Bengkayang

2) Kawasan sentra pertanian dan perkebunan tersebar di seluruh wilayah Kecamatan

3) Kawasan sentra pertanian dan perkebunan tersebar di seluruh wilayah Kecamatan

4) Kawasan pengembangan perikanan meliputi Sungai Raya dan Sungai Raya

Kepulauan

5) Kawasan industri meliputi Capkala, Seluas, Ledo

6) Kawasan pariwisata meliputi kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Bengkayang, Tujuh

Belas, Jagoi Babang dan Siding

7) Kawasan minapolitan di Teluk Suak, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan.

d. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

yaitu kawasan starategis ekosistem Gunung Bawang dan Gunung Pandan Puloh

e. Kawasan Strategis dari sudut kepentingan social dan budaya terdiri dari :
1) Kawasan kampung budaya Sebujit

2) Kawasan Kampung budaya Jagoi Babang

3) Kawasan Rencana Kampung Budaya Gunung Bawang di Kota Bengkayang

1.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA

TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2015 – 2035

Penataan ruang wilayah daerah bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah yang serasi, selaras,

seimbang, produktif, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan berbasis pada pengembangan

agribisnis, perindustrian, pariwisata serta kawasan perbatasan negara guna meningkatkan daya

saing daerah dan kesejahteraan masyarakat.

RENCANA STRUKTUR RUANG

(1) PKSN Kota Temajuk (Kecamatan Paloh) dan Kota Aruk (Kecamatan Sajingan Besar);

(2) PKW yaitu Kota Sambas;

(3) PKL yaitu Kota Liku, Sekura, Sentebang, Tebas, Pemangkat, dan Selakau;

(4) PPK yaitu, Selakau Tua, Salatiga, Balai Gemuruh, Tekarang, Galing, Sebawi, Tengguli, Simpang

Empat, Parit Raja, Matang Terap, Semparuk; dan

(5) PPL yaitu Seranggam, Sungai Toman, Sempadian, Pancur, Tanah Hitam, Pipit Teja, Sungai

Kelambu, Sepinggan, Sabung, Sarilaba A, dan Sijang.

Rencana Sistem Jaringan Prasarana Utama

Sistem Jaringan Transportasi Darat

(1) Jaringan lalu lintas dan angkutan jalan terdiri atas:


a. jaringan jalan arteri primer, meliputi:

1. ruas jalan Bts. Kota Singkawang - Pemangkat – Tebas; dan

2. ruas jalan Tebas - Sambas.

b. jaringan jalan kolektor primer yang dipersiapkan untuk menjadi jalan arteri primer yang

menghubungkan antara PKW dengan gerbang lintas batas negara, meliputi:

1. ruas jalan Sambas - Tanjung Harapan; dan

2. ruas jalan Tanjung Harapan - Galing.

c. jaringan jalan strategis nasional yang dipersiapkan untuk menjadi jalan arteri primer yang

menghubungkan antara PKW dengan gerbang lintas batas negara, meliputi:

1. ruas jalan Galing - Simpang Tanjung; dan

2. ruas jalan Simpang Tanjung - Aruk - Batas Serawak.

d. Jaringan jalan kolektor primer meliputi:

1. ruas jalan Tebas - Sungai Sambas Besar;

2. rencana jembatan Sungai Sambas Besar di Tebas;

3. ruas jalan Sungai Sambas Besar - Sentebang;

4. ruas jalan Sentebang – Pinang Merah;

5. ruas jalan Pinang Merah - Simpang Empat;

6. ruas jalan Simpang Empat - Tanah Hitam;

7. ruas jalan Tanah Hitam - Merbau;

8. ruas jalan Merbau - Sumpit;

9. ruas jalan Merbau - Ceremai - Simpang Camar Bulan;

10. ruas jalan Pelabuhan Sintete;

11. ruas jalan Simpang Camar Bulan - Temajuk;


12. ruas jalan Simpang Empat - Sekura;

13. ruas jalan Sekura - Simpang Bantanan II;

14. ruas jalan Simpang Bantanan II - Tanah Hitam;

15. ruas jalan Simpang Bantanan I - Simpang Bantanan II;

16. ruas jalan lingkar barat Kota Sambas;

17. ruas jalan Simpang Camar Bulan – Sungai Tengah – Simpang Gunung Kukud;

18. ruas jalan Simpang Gunung Kukud – Simpang Sungai Bening – Simpang Tanjung;

19. ruas jalan Aruk – Batas Kabupaten Bengkayang (ke Simpang Take);

20. ruas jalan lingkar timur Perkotaan Sambas (ke ruas jalan Sambas – Ledo);

21. ruas jalan Sambas - Subah;

22. ruas jalan Subah - Batas Kabupaten Bengkayang (Kecamatan Ledo); dan

23. ruas jalan Simpang Liku (Setingga) - Simpang Asuansang.

e. jaringan jalan lokal primer yang merupakan ruas-ruas jalan daerah tersebar di seluruh

Kecamatan;

f. rincian jaringan jalan lokal primer tercantum dalam Lampiran II.2 yang merupakan bagian

yang tidak bisa terpisahkan dari Peraturan Daerah ini;

g. rencana jembatan di Kota Sambas (Sungai Sambas Kecil, Sungai Teberau) Sejangkung

(Sungai Sambas), Sebawi (Sungai Sambas Kecil), Selakau Timur (Sungai Selakau), Kota

Pemangkat (Sungai Pemangkat), dan Kota Tebas (Sungai Tebas pada jaringan jalan

Kabupaten);

h. jalan lingkungan primer meliputi jalan-jalan di dalam lingkungan kawasan pedesaan

tersebar di seluruh wilayah kecamatan;

i. jaringan jalan lokal sekunder meliputi jalan-jalan di seluruh kawasan perkotaan yang

tersebar di seluruh wilayah kecamatan;


j. jaringan prasarana lalu-lintas dan angkutan jalan terdiri atas:

1. terminal penumpang tipe B terdapat di Kota Sambas, Pemangkat, dan Aruk;

2. terminal penumpang tipe C terdapat di Kota Selakau, Tebas, Semparuk, Tekarang,

Sentebang, Matang Tarap, Sebawi, Parit Raja, Tengguli, Teluk Keramat, Simpang

Empat, Galing, Liku, Salatiga, Balai Gemuruh, dan Selakau Tua;

3. terminal barang terdapat di kawasan perbatasan Aruk di Kecamatan Sajingan Besar

dan kawasan perbatasan Temajuk di Kecamatan Paloh dan pusat perdagangan dan

distribusi di Kota Sambas; dan

4. unit pengujian kendaraan bermotor di Kota Sambas.

k. jaringan pelayanan lalu-lintas dan angkutan jalan terdiri atas:

1. Angkutan Antar Lintas Batas Negara (ALBN);

2. Angkutan Antar-Kota Dalam Provinsi (AKDP);

3. Angkutan Kota;

4. Angkutan Pedesaan; dan

5. Angkutan Barang.

l. jaringan trayek dalam wilayah Daerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati; dan

m. untuk menunjang jaringan prasarana transportasi darat dilengkapi dengan sarana dan

fasilitas penunjang.

(2) Jaringan angkutan sungai dan penyeberangan terdiri atas simpul jaringan transportasi sungai

dan lintas penyeberangan:

a. jaringan prasarana transportasi sungai kabupaten dikembangkan di jalur pelayaran

sungai besar yang meliputi Sungai Selakau, Sungai Sebangkau, Sungai Sambas Besar,

Sungai Sambas Kecil, Sungai Kumba, Sungai Bantanan, Sungai Paloh, Sungai Sekuyu, dan

Sungai Bemban;
b. rencana pengembangan sarana dan prasarana transportasi sungai untuk angkutan

penumpang dan barang dititikberatkan bagi pusat pemukiman yang dilintasi sungai dan

untuk membuka keterisolasian daerah;

c. untuk menunjang angkutan sungai perlu dibangun dermaga/ steger, rambu sungai,

pengadaan moda angkutan sungai, normalisasi alur pelayaran sungai, serta pengelolaan

trayek angkutan lokal;

d. simpul jaringan transportasi sungai di DAS Sambas yaitu pelabuhan sungai Pasar Sambas;

e. jaringan trayek angkutan sungai di wilayah kabupaten diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Bupati;

f. jaringan lintas penyebrangan terdiri atas:

1. Lintas penyebrangan antar provinsi:

a) Sintete – Natuna (rencana); dan

b) Sintete – Tambelan (rencana).

2. lintas penyebrangan dalam kabupaten yaitu:

a) Tanjung Harapan – Teluk Kalong;

b) Kuala Tebas – Perigi Piai;

c) Sumpit – Ceremai;

d) Sejangkung – Kenanai (rencana); dan

e) Penjajab – Jawai (Sungai Batang).

g. pengembangan jaringan lintas penyeberangan yang tidak termasuk dalam huruf f diatur

lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

Sistem Jaringan Transportasi Perkeretaapian

(1) Jalur kereta api umum terdiri atas Koridor Singkawang - Pemangkat - Sambas – Aruk.
(2) Stasiun kereta api terdapat di Kota Sambas dan Aruk.

Sistem Jaringan Transportasi Laut

(1) Tatanan kepelabuhanan terdiri atas:

a. pelabuhan pengumpul yang merupakan pelabuhan nasional terdiri atas:

1. Pelabuhan Sintete di Kecamatan Semparuk; dan

2. Pelabuhan Merbau di Kecamatan Paloh.

b. pelabuhan pengumpan yang merupakan pelabuhan regional dan lokal terdiri atas:

1. Pelabuhan Pemangkat di Kecamatan Pemangkat;

2. Pelabuhan Temajuk di Kecamatan Paloh; dan

3. Rencana Pembangunan Pelabuhan Tanjung Gunung di Kecamatan Salatiga.

c. terminal khusus terdiri atas:

1. Terminal khusus untuk kepentingan pendistribusian gas yang direncanakan

dikembangkan di Tanjung Api Kecamatan Paloh;

2. Terminal khusus untuk kepentingan bongkar muat batubara yang direncanakan

dikembangkan di Kecamatan Tebas;

3. Terminal khusus untuk kepentingan bongkar muat bahan bakar minyak dan gas yang

direncanakan dikembangkan di Kecamatan Semparuk; dan

4. Terminal khusus untuk kepentingan sendiri di Kecamatan Sebawi.

(2) Alur pelayaran terdiri atas:

a. alur pelayaran nasional terdiri atas:

1. alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Sintete – Muara Sungai Sambas

Besar – Laut Natuna;


2. alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Merbau Paloh – Muara Sungai Paloh

– Laut Natuna;

3. alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Api – Laut Natuna; dan

4. alur pelayaran yang menghubungkan Terminal Khusus (rencana) di Kecamatan Tebas

– Muara Sungai Sambas Besar – Laut Natuna.

b. Alur pelayaran regional/lokal terdiri atas:

1. alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Gunung – Laut Natuna;

2. alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Pemangkat – Laut Natuna; dan

3. alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Kuala Temajuk Paloh – Laut Natuna.

Sistem Jaringan Transportasi Udara

(1) Tatanan kebandarudaraan di daerah terdiri atas:

a. bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier, yaitu Bandar Udara Paloh; dan

b. Heliport yang dikembangkan di Kota Sambas, Temajuk dan Aruk.

(2) Ruang udara untuk penerbangan meliputi:

a. ruang udara di atas bandar udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar

udara;

b. ruang udara di sekitar bandar udara yang digunakan untuk operasi penerbangan; dan

c. ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan.

Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Sistem Jaringan Energi

(1) Pembangkit tenaga listrik terdiri atas:


a. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), di Kota Sambas;

b. PLTD di Kota Sentebang;

c. PLTD di Desa Temajuk; dan

d. Pembangkit Listrik Tenaga Energi Baru Terbarukan di daerah yang memiliki potensi.

(2) Untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik masa mendatang dan berkelanjutan,

direncanakan dilakukan upaya:

a. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA);

b. Pengembangan Energi Surya;

c. Pengembangan Energi Angin;

d. Pengembangan Energi Biodiesel;

e. Pengembangan Energi Biomassa;

f. Pengembangan Energi Biogas;

g. Pengembangan Energi Tenaga Hybrid;

h. Pengembangan Energi Listrik Tenaga Uap (PLTU); dan

i. Pembangkit tenaga listrik yang bersumber pada Energi Baru dan Terbarukan

dikembangkan terutama pada kawasan yang potensial dan/atau belum terjangkau

dengan jaringan distribusi listrik.

(3) Jaringan prasarana energi terdiri atas:

a. jaringan pipa minyak dan gas bumi, terdiri dari depo bahan bakar minyak dan gas,

pengolahan gas di Tanjung Api, serta pembangunan jaringan pipa transmisi minyak dan

gas bumi Natuna – Tanjung Api – Pontianak - Palangkaraya;

b. gardu induk di Kecamatan Sambas;


c. jaringan transmisi tegangan tinggi berupa Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang

menghubungkan Kota Sambas – Tebas – Pemangkat – Selakau (batas Kota Singkawang);

dan

d. pembangunan jaringan distribusi Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan

Tegangan Rendah (JTR) dan Travo yang menghubungkan seluruh wilayah kecamatan

dan pusat permukiman penduduk di seluruh wilayah daerah.

Sistem Jaringan Telekomunikasi

Sistem jaringan telekomunikasi terdiri atas:

a. sistem jaringan mikro digital antarprovinsi di kawasan perkotaan;

b. jaringan serat optik dalam provinsi di kawasan perkotaan;

c. jaringan saluran tetap yang berpusat di Sentral Telepon Otomat (STO) di setiap kecamatan;

d. jaringan nirkabel yang dipancarkan menara Base Tranceiver Station (BTS) dari dan ke

perangkat seluler di setiap wilayah kecamatan yang dengan pembangunan BTS harus

memperhatikan keamanan, dan keindahan, serta dilaksanakan dengan menggunakan

Teknologi BTS Terpadu;

e. jaringan satelit yang dipancarkan langsung satelit dari dan ke telepon genggam satelit tanpa

menggunakan BTS;

f. jaringan telekomunikasi khusus meliputi:

1. jaringan multimedia terpusat di Kota Sambas;

2. pusat penyebaran masing-masing ibukota kecamatan;

3. pengembangan telekomunikasi untuk penanganan bencana; dan

4. penanganan telekomunikasi khusus untuk kepentingan instansi pemerintah, swasta dan

masyarakat lainnya.
g. jaringan televisi lokal yang menjangkau hingga ke seluruh wilayah kecamatan; dan

h. jaringan stasiun radio lokal yang menjangkau hingga ke seluruh pelosok pedesaan.

Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air

(1) Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air meliputi aspek

konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak

air secara terpadu (integrated) dengan memperhatikan arahan pola dan rencana

pengelolaan sumber daya air WS Sambas.

(2) Wilayah Sungai yaitu WS Sambas yang merupakan WS lintas Kabupaten yang mencakup:

a. DAS Paloh;

b. DAS Sambas;

c. DAS Sebangkau;dan

d. DAS Selakau.

(3) Sungai besar yang terdapat di WS Sambas, yaitu Sungai Paloh, Sambas, Bantanan, Kumba,

Sambas Kecil, Sebangkau, Selakau, dan Terusan Senujuh.

(4) Cekungan Air Tanah (CAT) tersebar di Kecamatan Jawai, Kecamatan Jawai Selatan,

Kecamatan Tekarang, Kecamatan Teluk Keramat, dan Kecamatan Sejangkung serta CAT lintas

negara di Kecamatan Paloh dan CAT Sambas sebagai sistem jaringan prasarana sumber daya

air provinsi.

(5) Daerah Irigasi (DI) berjumlah sebanyak 17 DI, dengan luas keseluruhan kurang lebih 3.298 ha

(6) Pengembangan DI dilakukan pada seluruh daerah potensial yang memiliki lahan pertanian

dengan tujuan untuk mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan lahan pertanian

berkelanjutan.
(7) Daerah irigasi tambak (DIT) ialah DIT Sambas (Sebangkau, Sei.Batang, Sarang Burung Nilam

dan Sarang Burung Danau) dengan luas keseluruhan kurang lebih 1.350 Ha.

(8) Jaringan air baku untuk air minum dikembangkan dengan pemanfaatan air baku yang

bersumber dari:

a. Danau Sebedang;

b. Sungai Paloh;

c. Sungai Sambas Besar;

d. Sungai Bantanan;

e. Sungai Kumba;

f. Sungai Senujuh;

g. Sungai Sambas Kecil;

h. Sungai Sebangkau;

i. Sungai Serabek;

j. Sungai Selakau; dan

k. sumber air baku lainnya yang dapat dialirkan dengan sistem gravitasi, meliputi Riam

Merasap, Riam Cagat, Riam Pencarek, Air Terjun Gunung Pangi, Air Terjun Teluk Nibung,

dan Air Terjun Gunung Selindung.

(9) Dalam pengembangan jaringan sumber air baku, diutamakan pemanfaatan air permukaan

dengan prinsip keterpaduan dengan pemanfaatan air tanah.

(10) Pengembangan jaringan sumber air baku potensial selain dari sumber air baku dapat

dilakukan atas dasar kelayakan pengembangan.

(11) Sistem pengendalian banjir huruf g terdiri atas:

a. normalisasi sungai;
b. pembangunan kanal pengendali banjir apabila sungai yang ada tidak memungkinkan

untuk diperbesar dimensi salurannya;

c. pembangunan tanggul dan bendungan pengendali.

d. Pembangunan bangunan air;

e. pengembangan sistem peringatan dini; dan/atau

f. pengadaan pompa air.

(12) Sistem pengamanan pantai diwujudkan dengan pengembangan perlindungan pantai alami

dan perlindungan pantai buatan dengan disertai pengelolaan ekosistem pesisir.

Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan

(1) Sistem jaringan persampahan huruf a meliputi :

a. Tempat penampungan sementara (TPS) yang berlokasi di setiap wilayah kecamatan dan

di beberapa bagian kawasan perkotaan;

b. pengembangan Tempat pemrosesan akhir (TPA) dengan sistem sanitary landfill berlokasi

di Kecamatan Sambas;

c. pengembangan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) berlokasi di Kecamatan

Salatiga, Tebas, Semparuk, Jawai Selatan, Jawai, Paloh, Sajingan Besar, Galing dan Teluk

Keramat;

d. sistem pengelolaan persampahan diselenggarakan secara terpadu untuk meminimalkan

volume sampah, memanfaatkan kembali sampah, mendaur ulang, dan mengolah

sampah sesuai dengan kriteria teknis dan/atau peraturan perundang-undangan; dan

e. ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan persampahan diatur melalui Peraturan

Daerah.
(2) Sistem jaringan air minum meliputi intake air baku, saluran pipa transmisi air baku, instalasi

pengelolaan air minum yang dikembangkan mendekati lokasi potensial, dan jaringan

perpipaan air minum yang dikembangkan pada pusat permukiman di seluruh kecamatan.

(3) Pelayanan jaringan air minum di kawasan perkotaan dikembangkan dengan sistem jaringan

distribusi perpipaan.

(4) Pelayanan jaringan air minum di kawasan perdesaan dikembangkan dengan sistem jaringan

distribusi perpipaan dan sistem jaringan distribusi non-perpipaan.

(5) Dalam pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dilakukan secara terpadu

dengan pengembangan sistem jaringan sumber daya air untuk menjamin ketersediaan air

baku.

(6) Sistem jaringan drainase diarahkan pada daerah perkotaan, pararel dengan pembangunan

jaringan jalan.

(7) Sistem pengolahan air limbah huruf d meliputi sistem pengolahan air limbah industri dan

penegolahan air limbah rumah tangga di Kota Sambas dan seluruh ibukota kecamatan

dengan menggunakan sistem on site treatment atau off site treatment.

RENCANA POLA RUANG

Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Kawasan hutan produksi berada di kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan hutan, terdiri atas:

a. hutan produksi terbatas (HPT) dengan luas kurang lebih 11.180,02 hektar terdapat di HPT

Sungai Sajingan Kecamatan Sajingan Besar;

b. hutan produksi (HP) seluas kurang lebih 94.419,65 hektar, terdapat di:

1. Sungai Bemban Kecamatan Paloh dan Kecamatan Sajingan Besar dengan luas kurang

lebih 32.937,52 hektar;


2. Sungai Sajingan di Kecamatan Sajingan Besar dan Kecamatan Sejangkung dengan luas

kurang lebih 5.738,35 hektar;

3. Sungai Bantanan di Kecamatan Sajingan Besar, Kecamatan Paloh, Kecamatan Galing,

Kecamatan Sejangkung dengan luas kurang lebih 13,760,34 hektar;

4. Sungai Sebubus di Kecamatan Teluk Keramat, Kecamatan Jawai, dan Kecamatan

Tangaran dengan luas kurang lebih 12.400,35 hektar;

5. Sungai Selakau – Sebangkau di Kecamatan Selakau, Kecamatan Selakau Timur,

Kecamatan Tebas, dan Kecamatan Semparuk dengan luas kurang lebih 21.720,81 hektar;

dan

6. Sungai Behe di Kecamatan Tebas dan Subah dengan luas kurang lebih 7.862,28 hektar.

c. hutan produksi yang dapat di konversi (HPK) dengan luas kurang lebih 5.045,05 hektar

terdapat di Sungai Kumba Kecamatan Sejangkung.

Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat

(1) Kawasan hutan rakyat adalah hutan yang dibangun dan dikelola oleh rakyat.

(2) Kawasan hutan rakyat tersebar di seluruh wilayah Kecamatan.

Kawasan Peruntukan Pertanian

(1) Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dikembangkan di seluruh kecamatan pada

lahan yang ditetapkan sebagai pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering yang

diarahkan untuk:

a. pengembangan tanaman pangan seperti padi dan palawija yang dilengkapi dengan

sistem jaringan daerah irigasi, dan jaringan daerah rawa serta tadah hujan;

b. pengembangan kawasan penangkaran benih padi; dan


c. pengembangan lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan yang diatur lebih lanjut

sesuai Peraturan Perundang-Undangan.

(2) Kawasan peruntukan pertanian hortikultura dikembangkan di seluruh kecamatan pada lahan

yang ditetapkan sebagai pertanian lahan kering yang diarahkan untuk:

a. pengembangan tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat-obatan;

b. pengembangan tanaman dengan sistem pergiliran dan tumpang sari; dan

c. pengembangan pusat perbenihan komoditas unggulan hortikultura.

(3) Kawasan peruntukan perkebunan dikembangkan di seluruh Kecamatan pada lahan yang

ditetapkan sebagai pertanian lahan kering dengan komoditas Kelapa Sawit, Karet, Kelapa,

Lada, Kopi, dan Kakao.

(4) Pada kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan,

dilakukan pengembangan sarana dan prasarana perlindungan tanaman serta sarana

penunjang pertanian.

(5) Kawasan peruntukan peternakan dikembangkan di seluruh kecamatan berupa kawasan untuk

usaha peternakan sapi, kambing, babi, ayam buras, ayam ras, itik dan aneka ternak.

(6) Pada kawasan peruntukan peternakan, dikembangkan pusat-pusat pembibitan dan

pemurnian ternak dengan pengembangan sarana prasarananya meliputi:

a. kawasan peruntukan pusat pembibitan unggas lokal tersebar di seluruh Kecamatan

terutama Kecamatan Selakau, Selakau Timur, Salatiga, Semparuk, Jawai dan Jawai

Selatan;

b. kawasan peruntukan pusat pembibitan ternak kambing tersebar di seluruh Kecamatan

terutama Kecamatan Jawai, Jawai Selatan, dan Tebas; dan

c. kawasan peruntukan pusat pembibitan sapi potong tersebar di seluruh Kecamatan

terutama di Kecamatan Tebas, Subah, Sambas, Tangaran, Paloh dan Teluk Keramat.
(7) Pengembangan sarana dan prasarana pemasaran ternak diprioritaskan di Kecamatan

Pemangkat, Tebas, Sambas, dan Teluk Keramat.

(8) Kawasan agropolitan dikembangkan pada kawasan sentra pertanian tanaman pangan dan

hortikultura di wilayah kecamatan.

Kawasan Peruntukan Perikanan, Kelautan, dan Pulau Kecil

(1) Kawasan peruntukan perikanan tangkap dilakukan di perairan umum dan laut.

(2) Kawasan peruntukan budidaya perikanan air dikembangkan di Kecamatan Selakau,

Kecamatan Salatiga, Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Jawai Selatan, Kecamatan Jawai,

Kecamatan Tangaran, dan Kecamatan Paloh.

(3) Kawasan peruntukan budidaya perikanan air tawar di Kecamatan Selakau, Kecamatan Selakau

Timur, Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Salatiga, Kecamatan Jawai, Kecamatan Jawai

Selatan, Kecamatan Tekarang, Kecamatan Semparuk, Kecamatan Tebas, Kecamatan Sebawi,

Kecamatan Subah, Kecamatan Sambas, Kecamatan Sajad, Kecamatan Sejangkung, Kecamatan

Teluk Keramat, Kecamatan Paloh, Kecamatan Tangaran, Kecamatan Galing, dan Kecamatan

Sajingan Besar.

(4) Pelabuhan perikanan dikembangkan di Kecamatan Selakau, Kecamatan Salatiga, Kecamatan

Pemangkat, Kecamatan Jawai, Kecamatan Jawai Selatan, Kecamatan Tangaran, dan

Kecamatan Paloh.

(5) Pengembangan pelabuhan perikanan meliputi Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) di

Temajuk Kecamatan Paloh, Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) di Penjajab Kecamatan

Pemangkat, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) menyebar di Kecamatan Selakau, Kecamatan

Salatiga, Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Jawai, Kecamatan Jawai Selatan, Kecamatan

Tangaran, dan Kecamatan Paloh


(6) Pengembangan kawasan peruntukan perikanan dilakukan secara optimal dengan

memperhatikan prinsip-prinsip konservasi dan pembangunan berkelanjutan melalui

pengembangan pembenihan, pembesaran, peningkatan pascapanen dan pemasaran.

(7) Dalam pengembangan kawasan peruntukan perikanan dilakukan pengawasan sumber daya

kelautan dan perikanan secara koordinatif dan mengikutsertakan peran serta masyarakat

untuk mendukung pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang lestari dan

berkelanjutan.

Kawasan Peruntukan Pertambangan

(1) Kawasan Peruntukan pertambangan terdiri atas:

a. Wilayah Pencadangan Negara (WPN) batubara yang terdapat di Kecamatan Paloh,

Kecamatan Sajingan Besar, dan Kecamatan Galing;

b. WPN mineral logam yang terdapat di Kecamatan Paloh;

c. Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) batubara yang terdapat di Kecamatan Paloh,

Kecamatan Sajingan Besar, Kecamatan Galing;

d. WUP mineral logam yang terdapat di Kecamatan Paloh, Galing, Tangaran, Teluk

Keramat, Sejangkung, Jawai, Jawai Selatan, Sambas, Subah, Sebawi, Tebas, Semparuk,

Pemangkat, Salatiga, Selakau, dan Selakau Timur;

e. WUP mineral bukan logam dan batuan yang terdapat di Kecamatan Sebawi, Salatiga,

Selakau, Selakau Timur, Tebas, Sambas, Subah, Jawai, Jawai Selatan, Sejangkung, Galing,

Tangaran, Teluk Keramat, Paloh dan Sajingan Besar;

f. WUP Radioaktif yang terdapat di Kecamatan Sajingan Besar, Sejangkung, Galing, Teluk

Keramat, Sebawi, Tebas, Tekarang, Jawai, Jawai Selatan, Semparuk, Pemangkat, Salatiga,

dan Selakau; dan


g. Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) mineral logam emas yang terdapat di Kecamatan

Subah, Kecamatan Sebawi, Kecamatan Tebas dan Kecamatan Selakau Timur.

Kawasan Peruntukan Industri

(1) Kawasan peruntukan industri besar terdiri atas:

a. Kawasan Industri Semparuk yang merupakan kawasan untuk kegiatan industri

pengolahan makanan/minuman, Kelapa Sawit, industri kimia, industri pengolahan karet,

industri pengolahan kayu dan furniture, industri bahan bangunan, dan industri lain-lain;

b. Kawasan Industri Tanjung Api yang merupakan kawasan untuk kegiatan industri

pengolahan gas alam cair; dan

c. Kawasan Industri Aruk yang merupakan kawasan untuk kegiatan industri pengolahan

berbasis pertanian, perikanan, kehutanan, dan pertambangan.

(2) Pengembangan kawasan industri rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

b meliputi sentra industri kerajinan, pengolahan pangan, sandang dan lain-lain yang tersebar

di kawasan pedesaan dan perkotaan di wilayah daerah.

Kawasan Peruntukan Pariwisata

(1) Kawasan peruntukan pariwisata meliputi:

a. Kawasan peruntukan objek dan daya tarik wisata budaya; dan

b. Kawasan peruntukan objek dan daya tarik wisata alam.

(2) Kawasan peruntukan objek dan daya tarik wisata budaya merupakan kawasan peruntukan

pariwisata yang di dalamnya terdapat kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan cagar

budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4).

(3) Kawasan peruntukan objek dan daya tarik wisata alam terdiri atas:
a. Kawasan wisata bahari/maritim yang terdiri dari:

1. Pantai Polaria di Kecamatan Selakau;

2. Pantai Saadi/Terigas di Kecamatan Selakau;

3. Pantai Tanjung Batu di Kecamatan Pemangkat;

4. Pantai Sinam di Kecamatan Pemangkat;

5. Pantai Kahona di Kecamatan Jawai;

6. Pantai Natuna Indah di Kecamatan Jawai;

7. Pantai Datok Buntar di Kecamatan Jawai;

8. Pantai Puteri Serayi di Kecamatan Jawai Selatan;

9. Pantai Muare Jalan Indah di Kecamatan Tangaran;

10. Pantai Dataran Merdeka di Kecamatan Tangaran;

11. Pantai Tanjung Terabitan di Kecamatan Tangaran;

12. Pantai Tanjung Lestari di Kecamatan Paloh;

13. Pantai Harapan di Kecamatan Paloh;

14. Pantai Pulau Selimpai di Kecamatan Paloh;

15. Pantai Kampak Indah di Kecamatan Paloh;

16. Pantai Kalangbau di Kecamatan Jawai Selatan;

17. Pantai Tanjung Bendera di Kecamatan Paloh;

18. Pantai Tanjung Kemuning di Kecamatan Paloh;

19. Pantai Banyuan di Kecamatan Paloh;

20. Pantai Camar Bulan di Kecamatan Paloh;

21. Dermaga Asam Jawe di Kecamatan Paloh;

22. Pantai Telok Atong Bahari di Kecamatan Paloh;

23. Pantai Batu Pipih di Kecamatan Paloh; dan


24. Pantai Kalimantan di Kecamatan Paloh.

b. Kawasan wisata budaya meliputi Istana Alwatzikoebillah di Kecamatan Sambas, Makam

Bujang Nadi Dare Nandung di Kecamatan Sebawi, Makam Bantilan di Kecamatan Sajad,

Makam Ratu Sepudak di Kecamatan Galing, Rumah Batu di Kecamatan Subah;

c. Kawasan Wisata Agro meliputi Perkebunan Sawo di Kecamatan Tekarang, Argro Wisata

Matang Nangka di Kecamatan Tebas dan perkebunan Salak di Kecamatan Teluk

Keramat;

d. Kawasan wisata alam terdiri dari:

1. Air terjun Gunung Selindung di Kecamatan Salatiga;

2. Taman rekreasi Batu Mak Jage di Kecamatan Tebas;

3. Goa Kelelawar;

4. Danau Sebedang di Kecamatan Sebawi

5. Air terjun Riam Merasap di Kecamatan Sajingan Besar;

6. Air terjun Riam Cagat di Kecamatan Sajingan Besar;

7. Hutan Hujan Tropis Tanjung Dato Desa Temajuk di Kecamatan Paloh;

8. Air terjun Teluk Nibung;

9. Air terjun Gunung Pangi; dan

10. Bukit Piantus di Kecamatan Sejangkung;

e. Kawasan wisata religi meliputi Masjid Jami’ di Kecamatan Sambas, Toa Pekong Ular Putih

di Kecamatan Pemangkat, Toa Pekong Dewi Kwan Im di Kecamatan Pemangkat, dan Goa

Alam Santok di Kecamatan Sajingan Besar;

f. Kawasan wisata ritual meliputi taman rekreasi Batu Bejamban di Kecamatan Paloh; dan

g. Kawasan wisata buatan meliputi Waterfront City Sambas di Kecamatan Sambas dan

Kebun Raya Sambas di Kecamatan Subah.


(4) Rencana pengembangan pariwisata dilaksanakan dengan memperhatikan kelestarian

lingkungan dan penyediaan sarana serta prasarana penunjang.

Kawasan Peruntukan Permukiman

(1) Kawasan permukiman perkotaan meliputi ibukota kabupaten, ibukota kecamatan, kawasan

permukiman yang merupakan PKSN, dan wilayah hinterland perkotaan yang berkembang.

(2) Kawasan permukiman perdesaan berada di luar kawasan perkotaan yang didominasi oleh

kegiatan pertanian dan/atau perikanan.

(3) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan yang diprioritaskan pengendalian

perkembangannya oleh karena alasan rawan terkena bencana sebagai dampak dari

gelombang pasang laut baik abrasi pantai maupun banjir rob meliputi Kota Pemangkat, Kota

Selakau, Kota Matang Terap, Kota Sentebang, dan Kota Liku.

Kawasan Peruntukan Lainnya

(1) kawasan peruntukan perdagangan dan jasa dikembangkan untuk mendorong

pengembangan kawasan perdagangan/jasa, khususnya investasi, untuk mencapai

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas sesuai potensi wilayah dan pemerataan di setiap

pusat pengembangan dan daerah di belakangnya ( hinterland), menyediakan kawasan

perdagangan/jasa sesuai dengan peruntukannya, dan mendorong pengembangan sektor-

sektor ekonomi yang mempunyai multiplier effect dan daya serap tenaga kerja yang tinggi.

(2) Rencana kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan dimanfaatkan untuk pertahanan

dan keamanan di kawasan perbatasan.

(3) Kawasan pertahanan dan keamanan yang berada di wilayah kabupaten meliputi:
a. Kompi A, Yonif 641 / Beruang di Kecamatan Sambas;

b. Kompi B, Yonif 641 / Beruang di Kecamatan Pemangkat;

c. Koramil yang terletak di semua kecamatan;

d. Rencana Pangkalan Militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat di Temajuk

Kecamatan Paloh

e. Rencana Pangkalan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut di Temajuk Kecamatan

Paloh

f. Pos Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Tipe A / Paloh di Kecamatan Paloh;

g. Pos Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Tipe C / Tanjung Datu di Kecamatan

Paloh;

h. Pos – pos Pengamanan Perbatasan (Pospamtas) yang berada di Paloh, Sei Beruang,

Sekura, dan Aruk;

i. Fasilitas Radar Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara di Pemangkat; dan

j. Fasilitas Brigadir Infanteri Angkatan Darat di Kecamatan Galing.

(4) Kawasan keamanan dan ketertiban masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Sambas

meliputi:

a. Polres Sambas di Kota Sambas;

b. Polsek yang terletak disemua kecamatan; dan

c. Makobrimop yang berada di Kecamatan Saingan Besar.

PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

Kawasan strategis nasional terdiri atas:

a. Kawasan Perbatasan Republik Indonesia meliputi Kecamatan Paloh dan Sajingan Besar yang
merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan negara;

dan

b. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Khatulistiwa yang merupakan kawasan

strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi.

Kawasan strategis provinsi terdiri atas:

a. Kawasan Industri Semparuk (KIS) yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan

ekonomi;

b. Terminal Khusus dan Kawasan Industri Tanjung Api di Kecamatan Paloh yang merupakan

kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi; dan

c. Kawasan Rawan Bencana Alam Gayung Bersambut di Kecamatan Selakau merupakan

kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

(1) Kawasan strategis Daerah terdiri atas:

a. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi;

b. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya;

c. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber

daya alam/ teknologi tinggi; dan

d. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup.

(2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi terdiri atas:

a. Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi Kecamatan Paloh dan Sajingan Besar;
b. Kawasan Perkotaan Sambas;

c. Kawasan usaha agribisnis terpadu (KUAT) yang meliputi Kecamatan Pemangkat, Tebas

dan Galing;

d. Kawasan Minapolitan budidaya di Kecamatan Jawai Selatan dengan hinterlan Kecamatan

Pemangkat dan Kecamatan Jawai; dan

e. Kawasan Minapolitan penangkapan di Kecamatan Pemangkat dengan hinterland

Kecamatan Selakau.

(3) Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya yaitu :

a. Kawasan Waterfront City dan Komplek Istana Kesultanan Sambas (Istana

Alwatzikoebillah, Masjid Jami’, dan Makam Raja-raja Kesultanan Sambas);

b. Kawasan Wisata meliputi : Pantai Sinam di Kecamatan Pemangkat, Pantai Putri Serayi di

Kecamatan Jawai Selatan, Danau Sebedang di Kecamatan Sebawi, Pantai Temajuk di

Kecamatan Paloh, dan Riam Merasap di Kecamatan Sajingan Besar, Wisata Tenun di

Kecamatan Sambas; dan

c. Kawasan Olahraga meliputi ibukota kecamatan sebagai sentra olahraga di daerah.

(4) Kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam/teknologi tinggi yaitu :

a. Kawasan Industri Semparuk (KIS);

b. Terminal khusus dan kawasan industri Tanjung Api di Kecamatan Paloh;

c. Kota Terpadu Mandiri (KTM) Subah di Kecamatan Subah dengan hinterland terletak di

Kecamatan Sajad dan Kecamatan Sejangkung; dan

d. KTM Gerbang Mas Perkasa Sebunga di Kecamatan Sajingan Besar dengan hinterland di

Kecamatan Paloh, Galing, dan Sejangkung;

(5) Kawasan strategis dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup huruf d terdiri atas:

a. Kawasan Kebun Raya Sambas di Kecamatan Subah;


b. Kawasan ekosistem Tanjung Belimbing di Kecamatan Paloh; dan

c. Kawasan ekosistem Gunung Bentarang di Kecamatan Sajingan Besar.

1.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATE SANGGAU TAHUN 2011 – 2031

Tujuan penataan ruang Kabupaten adalah terwujudnya pemanfaatan ruang kabupaten yang

aman, nyaman dan produktif dengan memperhatikan keterpaduan pemanfaatan sumberdaya

alam dan sumberdaya buatan melalui pengembangan industri, perdagangan dan jasa skala

regional, pariwisata serta pengembangan kawasan perbatasan yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat.

RENCANA STRUKTUR RUANG KABUPATEN

(1) PKSN dikembangkan di Kota Entikong.

(2) PKW dikembangkan di Kota Sanggau dan Entikong.

(3) PKL dikembangkan di Balai Karangan, Tayan, Sosok, Kembayan, dan Pusat Damai.

(4) PPK dikembangkan di Batang Tarang, Beduai, Bonti, Balai Sebut, Kedukul, dan Meliau.

(5) PPL dikembangkan di Teraju dan Noyan.

Sistem Jaringan Transportasi

(1) Jaringan jalan terdiri atas :

a. Jaringan Jalan Arteri Primer, meliputi :

1. Ruas Jalan Batas Kabupaten Landak – Sosok – Tanjung;


2. Ruas Jalan Tanjung – Kembayan;

3. Ruas Jalan Kembayan – Balai Karangan;

4. Ruas Jalan Balai Karangan – Entikong;

5. Ruas Jalan Entikong – Batas Serawak;

6. Ruas Jalan Tanjung – Batas Kota Sanggau;

7. Ruas Jalan Sudirman (Kota Sanggau);

8. Ruas Jalan Ahmad Yani (Kota Sanggau);

9. Ruas Jalan R.E. Martadinata (Kota Sanggau);

10. Ruas Jalan Batas Kota Sanggau – Batas Kabupaten Sekadau;

11. Ruas Jalan Batas Kota Pontianak – Tayan;

12. Ruas Jalan Tayan – Sosok;

13. Ruas Jalan Tayan – Teraju; dan

14. Ruas Jalan Teraju – Batas Kabupaten Ketapang.

b. Jaringan Jalan Kolektor Primer, meliputi :

1. Ruas Jalan Balai Karangan – Secangkul (Batas Kabupaten Sintang);

2. Ruas Jalan Entikong – Batas Kabupaten Bengkayang;

3. Ruas Jalan Muara Ilai – Batas Kabupaten Landak;

4. Ruas Jalan Kembayan – Balai Sebut – Batas Kabupaten Sekadau; dan

5. Ruas Jalan Bodok (Pusat Damai) – Meliau;

c. Jaringan Jalan lokal primer, meliputi :

1. Ruas Jalan Semuntai – Kedukul – SP 3 Kecamatan Mukok – Balai Sebut

(Kecamatan Jangkang);

2. Ruas Jalan Bodok – Bonti – Bantai;

3. Ruas Jalan Sei.Ranas – Lintang – Penyelimau – Sei.Buayan;


4. Ruas Jalan Meliau – Tayan;

5. Ruas Jalan Simpang Embaong – Sei.Batu;

6. Ruas Jalan Sosok – Engkasan – Sebuduh;

7. Ruas Jalan Simpang Sanjan – Mengkiang – Terati – SP 4;

8. Ruas Jalan Pasir Putih – Semoncol – Makkawing;

9. Ruas Jalan Sejuah – Noyan – Lubuk Sabuk;

10. Ruas Jalan Balai Karangan – Keladang Dua – Setogor – Empoto;

11. Ruas Jalan Embaong – Sanggau Permai – Segole – Penyeladi (Ring Road Kota

Sanggau);

12. Ruas Jalan Merau – Nyari (Batas Kabupaten Landak);

13. Ruas Jalan Simpang Pak Mayam (Subah) – Pal 20 Kabupaten Landak;

14. Ruas Jalan Batang Tarang (Empirang Ujung) – Batas Kabupaten Landak;

15. Ruas Jalan Sei. Buayan – Pampang Dua – Kunyil – Teraju;

16. Ruas Jalan Meliau – Sei. Mayam;

17. Ruas Jalan Sei. Mawang – Empaong – Sei. Jaman – Emberas – Melugai –

Cempedak;

18. Ruas Jalan Tj. Kapuas (Segole) – Entakai – Selampung – SP.4;

19. Ruas Jalan Bonti – Tg. Boyok – Muara Ronai – Terati;

20. Ruas Jalan SP.36 Kedukul – Batas Kabupaten Sekadau;

21. Ruas Jalan Dalam Kota Sanggau :

a) Jalan Gajah Mada;

b) Jalan H. Agus Salim;

c) Jalan Yos Sudarso;

d) Jalan K.H. Dewantara;


e) Jalan Kartini;

f) Jalan Kapuas;

g) Jalan Sekayam;

h) Jalan Gunung Bentuang;

i) Jalan Bukit Ruan;

j) Jalan H. Abbas;

k) Jalan Mustafa Sulaiman Siregar;

l) Jalan H. Gusti;

m) Jalan Anggrek;

n) Jalan Akses Komplek Perkantoran (Kel. Bunut).

22. Ruas Jalan Dalam Kota Balai Karangan :

a) Jalan Temenggung Gergaji.

23. Ruas Jalan Dalam Kota Batang Tarang :

a) Jalan Busuliung.

24. Ruas Jalan Dalam Kota Entikong :

a) Jalan Lingkar BDC

(2) Peningkatan dan Pengembangan Jaringan jalan terdiri atas :

a. Pengembangan Jalan Strategis Nasional

1. Nanga Badau – Nanga Merakai – Sekayam - Entikong – Jagoi babang – Aruk –

Temajuk (Paloh) yang merupakan rencana jaringan jalan paralel perbatasan;

2. Batas Negara-Entikong dan Balai Karangan-Tanjung; dan

3. Tayan – Sosok– Simpang Tanjung - Kembayan – Beduai – Balai Karangan –

Entikong – Perbatasan Sarawak;


b. Peningkatan dan pembangunan jembatan untuk meningkatkan aksesibilitas antar-

wilayah;

c. Peningkatan kualitas jembatan; dan

d. Pembangunan jembatan Sungai Kapuas yang menghubungkan Tayan – Piasak – Toba

yang merupakan bagian dari pengembangan jalur Poros Selatan menuju Kalimantan

Tengah.

(3) Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan meliputi:

a. Pengembangan kawasan lintas batas negara (gerbang darat internasional) yakni di

Entikong (Sanggau) berupa pengembangan terminal Angkutan Lintas Batas Negara

dan trayek Angkutan Lintas Batas Negara dari Pontianak – Entikong – Kuching

(Malaysia) dan Pontianak – Entikong – Bandar Seri Begawan (Brunei Darrusalam);

b. Pengembangan terminal tipe B di Entikong, Sanggau, Sosok dan Tayan;

c. Pengembangan terminal tipe C di Bodok (Kecamatan Parindu), Kembayan

(Kecamatan Kembayan), Balai Karangan (Kecamatan Sekayam), Batang Tarang

(Kecamatan Balai), Meliau (Kecamatan Meliau), Balai Sebut (Kecamatan Jangkang),

Bonti (Kecamatan Bonti) dan Teraju (Kecamatan Toba);

d. Pengembangan terminal khusus barang (dry port) di Entikong;

e. Peningkatan Jembatan timbang di Sosok;

f. Peningkatan Unit pengujian kendaraan bermotor di Sanggau; dan

g. Pengembangan terminal khusus barang di Tayan.

(4) Jaringan angkutan sungai, danau dan penyeberangan terdiri atas:

a. Sistem jaringan prasarana transportasi sungai dikembangkan di Sungai Kapuas;

b. Dermaga Sungai Kapuas;

c. Pelabuhan penyeberangan terdiri dari:


i. Tayan – Piasak;

ii. Sungai Mayam – Buayan; dan

iii. Sungai Ranas – Tanjung Kapuas;

d. Pengembangan pelabuhan atau dermaga khusus untuk pengangkutan bauksit di

Kecamatan Tayan Hilir; dan

e. Pengembangan Pelabuhan atau Dermaga Sungai Khusus penunjang Kawasan Industri

Hilir Kelapa Sawit di Tayan.

(5) Sistem jaringan prasarana transportasi sungai diarahkan ke pengembangan prasarana dan

sarana transportasi sungai bagi daerah yang belum terlayani/terjangkau oleh sistem

transportasi jalan darat.

Sistem Jaringan Perkeretaapian

(1) Jalur kereta api umum terdiri dari:

a. Jalur rel kereta api Lintas Timur yang menghubungkan Pontianak – Ngabang – Sosok

– Sanggau – Sekadau – Sintang – Putussibau – Kalimantan Timur;

b. Jalur rel kereta api Lintas Selatan yang menghubungkan Sosok – Tayan – Nanga Tayap

– batas Kalteng; dan

c. Jalur rel kereta api Lintas Tengah yang menghubungkan Pontianak – Tayan.

(3) Pengembangan prasarana perkeretaapian berupa stasiun kereta api di Sanggau dan

Tayan.

Sistem Jaringan Transportasi Udara

(1) Tatanan kebandarudaraan yaitu:


a. Pengembangan bandar udara yang melayani penerbangan perintis di Entikong dan

Sanggau; dan

b. Pengembangan hellyport di Entikong.

(2) Penentuan lokasi bandar udara yang melayani penerbangan perintis akan ditetapkan

setelah dilakukan kajian kelayakan lokasi.

(3) Ruang udara untuk penerbangan meliputi Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan

(KKOP), yang diatur lebih lanjut dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Sistem Jaringan Prasarana Energi/Kelistrikan, Minyak dan Gas Bumi

(1) Sistem Jaringan Prasarana Energi/Kelistrikan, minyak dan gas bumi meliputi:

a. Potensi pembangkit listrik di wilayah kabupaten;

b. jaringan transmisi listrik; dan

c. jaringan pipa minyak dan gas bumi.

(2) Pengembangan potensi pembangkit listrik meliputi;

a. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) bersumber dari BBM di Kota

Sanggau;

b. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Sei Batu Kecamatan Kapuas

dan Kecamatan Tayan Hilir;

c. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Batubara (PLTGB) di Tayan;

d. Pengembangan energi baru terbarukan dengan potensi energi air yang bersumber

riam-riam yang tersebar di seluruh Kecamatan (PLTMH);

e. Pengembangan energi baru terbarukan yang bersumber potensi energi surya (PLTS);

dan
f. Pengembangan energi baru terbarukan yang bersumber dari bio energi.

(3) Jaringan transmisi tenaga listrik terdiri dari:

a. Jaringan transmisi teganggan tinggi (SUTT) yang menghubungkan Pontianak,

Ngabang, Sanggau, Sekadau, Sintang hingga Nanga Pinoh; dan

b. Jaringan transmisi tegangan menengah (SUTM) di seluruh wilayah kabupaten.

(4) Jaringan pipa minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi

jaringan transmisi pipa minyak dan gas bumi jalur Natuna (Provinsi Kepulauan Riau) –

Tanjung Api (Kabupaten Sambas) – Pontianak – Tayan (Kabupaten Sanggau) –

Palangkaraya (Provinsi Kalimantan Tengah).

Sistem Jaringan Sumber Daya Air

(1) Pengembangan sumber air bersih untuk kegiatan permukiman meliputi:

a. Pembangunan instalasi air bersih dan peningkatan jumlah saluran air bersih ke tiap

hunian di pusat-pusat permukiman;

b. Pembangunan dan pengembangan prasarana air bersih perkotaan di Kecamatan

Kapuas, Bonti, Noyan, Mukok, Jangkang, Tayan Hilir, Toba, Kembayan, Meliau, Balai,

Entikong, Sekayam, Beduai, Parindu, dan Tayan Hulu;

c. Pembangunan dan Pengembangan prasarana air bersih di desa-desa yang

sasarannya pada desa potensi air baku dengan populasi penduduk yang cukup padat

dan cakupan pelayanannya terhadap pelayanan air bersih masih rendah, kawasan

desa tertinggal maupun desa/daerah wilayah strategis lainnya.

(2) Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana irigasi diarahkan pada:

a. Kawasan budidaya pertanian tanaman pangan lahan basah (PLB) di 15 Kecamatan;


b. Kawasan-kawasan sentra produksi padi sawah yang perlu diekstensifikasi di 15

Kecamatan; dan

c. Pengembangan prasarana irigasi di wilayah pengamat pengairan yaitu Pengamat

Pengairan Kapuas, Balai dan Sekayam serta di kawasan perbatasan, yang dipadukan

dengan pengembangan daerah rawa untuk mendukung pengembangan kawasan

perbatasan meliputi DI Merowi di Lini II perbatasan dan DI Pedesaan di wilayah

Entikong, Sekayam, Beduai, Noyan, dan Kembayan.

Sistem Jaringan Prasarana Pos dan Telekomunikasi

Rencana Pengembangan prasarana pos dan telekomunikasi mencakup:

a. Pembangunan stasiun microwave digital ke semua ibukota kecamatan;

b. Pembangunan stasiun rural, terutama pada pusat desa yang letaknya terisolir, terpencil dan

terbelakang, atau pusat desa yang memerlukan waktu tempuh yang relatif lama untuk

mencapainya; dan

c. Peningkatan pelayanan pos khususnya, pada kawasan perbatasan dengan Sarawak yaitu

Kecamatan Sekayam dan Entikong, dan wilayah dengan potensi sumber daya alam yang

tinggi yaitu Kecamatan Tayan Hilir, Meliau dan Kecamatan Toba.

Sistem Jaringan Prasarana Pengelolaan Lingkungan

(1) Pengembangan sistem jaringan drainase diarahkan pada kawasan perkotaan khususnya

Kota Sanggau, dan ibukota kecamatan lainnya untuk mengantisipasi dan menangani

masalah banjir.

(2) Pengembangan sistem jaringan prasarana mencakup:


a. Pembangunan Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) di 15 Kecamatan dengan sistem

sanitary landfill

b. Pembangunan Tempat Pengelolaan Sementara (TPS) di 15 Kecamatan; dan

c. Pengelolaan persampahan melalui pengurangan sampah semaksimal mungkin dari

sumbernya melalui program 3R, peningkatan peran serta masyarakat dan dunia

usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan

persampahan, penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas bagi aparat

pengelola persampahan dan peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem

pelayanan serta pengembangan alternative pembiayaan.

(3) Sistem jaringan air minum meliputi:

a. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terdiri dari SPAM Perpipaan dan SPAM Non

Perpipaan terlindungi;

b. SPAM perpipaan terdiri atas, jaringan pipa transmisi air baku, dan instalasi

pengolahan air minum yang terdapat di Ibukota Kabupaten Sanggau dan seluruh

kecamatan; dan

c. SPAM non perpipaan terdiri atas sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak

penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau

bangunan perlindungan mata air yang terdapat di Ibukota Kabupaten Sanggau dan

seluruh kecamatan.

(4) Penanganan sistem pengelolaan air limbah dilaksanakan secara setempat ( on site) dan

terpusat (off site) dan terdiri atas:

a. Pengelolaan air limbah domestik; dan

b. Pengelolaan air limbah non domestik yang mencakup limbah berupa bahan kimia

dan bahan berbahaya dan beracun (B3).


(5) Ketentuan mengenai penanganan pengelolaan air limbah dan rencana pembangunan

intalasi pengolahan air limbah (IPAL) diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah

tersendiri.

(6) Pembangunan stasiun klimatologi dilaksanakan di Kecamatan Kapuas, Entikong dan Tayan.

RENCANA POLA RUANG KABUPATEN

Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

(1) Kawasan hutan produksi terbatas (HPT) terdapat di:

a. Kecamatan Kapuas dengan luas 16.299 Ha;

b. Kecamatan Entikong dengan luas 11.550 Ha;

c. Kecamatan Sekayam dengan luas 7.564 Ha; dan

d. Kecamatan Meliau dengan luas 15.562 Ha.

(2) Kawasan hutan produksi tetap (HP) terdapat di:

a. Kecamatan Mukok dengan luas 4.684 Ha;

b. Kecamatan Jangkang dengan luas 62.709 Ha;

c. Kecamatan Entikong dengan luas 8.682 Ha;

d. Kecamatan Sekayam dengan luas 3.715 Ha;

e. Kecamatan Noyan dengan luas 12.299 Ha;

f. Kecamatan Bonti dengan luas 40.780 Ha;

g. Kecamatan Tayan Hulu dengan luas 256 Ha;

h. Kecamatan Tayan hilir dengan luas 22.064 Ha;

i. Kecamatan Toba dengan luas 45.481 Ha;

j. Kecamatan Beduwai dengan luas 22.430 Ha; dan

k. Kecamatan Balai dengan luas 12.984 Ha.


(3) Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) terdapat di:

a. Kecamatan Kembayan dengan luas 3.388 Ha;

b. Kecamatan Sekayam dengan luas 4.527 Ha;

c. Kecamatan Beduwai dengan luas 1.368 Ha; dan

d. Kecamatan Entikong dengan luas 4.728 Ha.

Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat

(2) Kawasan peruntukan hutan rakyat meliputi:

a. Hutan Milik, yakni hutan rakyat yang dibangun di atas tanah-tanah milik;

b. Hutan adat atau dalam bentuk lain: hutan desa, adalah hutan-hutan rakyat yang

dibangun di atas tanah komunal; juga dikelola untuk tujuan-tujuan bersama atau untuk

kepentingan komunitas setempat. Kawasan peruntukan hutan adat tersebar diseluruh

pedesaan dengan luas minimal 5 hektar di setiap dusun; dan

c. Hutan kemasyarakatan (HKm), adalah hutan rakyat yang dibangun di atas lahan-lahan

milik negara khususnya di atas kawasan hutan negara. dalam hal ini hak pengelolaan

atas bidang kawasan hutan itu diberikan kepada sekelompok warga masyarakat;

biasanya berbentuk kelompok tani hutan atau koperasi;

Kawasan Peruntukan Pertanian

(1) Kawasan budidaya tanaman pangan meliputi kawasan lahan basah dan kawasan lahan

kering. Kawasan lahan basah terdapat di seluruh kecamatan dengan luas 73.556 Ha

terutama di Kecamatan Sekayam, Entikong, Jangkang, Kembayan, Balai, Toba, dan Mukok.
(2) Kawasan lahan kering dengan luas 47.954 Ha diarahkan sesuai dengan pengembangan

komoditas:

a. Jagung di Kecamatan Parindu, Kembayan, Kapuas, Tayan Hulu, Beduwai dan

Sekayam;

b. Ubi kayu tersebar di diseluruh kecamatan terutama di Kecamatan Kapuas, Kembayan,

Balai, Sekayam dan Mukok;

c. Ubi jalar tersebar di diseluruh kecamatan terutama di Kecamatan Kapuas, Kembayan,

Balai, Sekayam dan Mukok;

d. Kacang tanah tersebar di diseluruh kecamatan terutama di Kecamatan Kapuas,

Kembayan, Balai, Sekayam dan Mukok;

e. Kacang Kedelai tersebar di diseluruh Kecamatan terutama di Kecamatan Kapuas,

Kembayan, Balai, Sekayam dan Mukok; dan

f. Kacang Hijau tersebar di diseluruh kecamatan terutama di Kecamatan Kapuas,

Kembayan, Balai, Sekayam dan Mukok;

(3) Kawasan budidaya hortikultura diarahkan sesuai dengan pengembangan komoditas:

a. Sayur-sayuran di semua kecamatan; dan

b. Buah-buahan terutama durian Kecamatan Balai dan Sekayam, Pisang di Kecamatan

Sekayam, Beduai dan Entikong.

(4) Kawasan budidaya perkebunan dengan luas 161.403 Ha diarahkan sesuai dengan

pengembangan komoditas:

a. Kelapa Sawit di Kecamatan Parindu, Kapuas, Mukok, Tayan Hulu, Meliau, Kembayan,

Bonti, Toba, Balai, Noyan, Sekayam, Tayan hilir dan Kecamatan lainnya;

b. Karet tersebar pada semua kecamatan;

c. Kakao di Kecamatan Sekayam, Beduwai, Kembayan, Entikong, Noyan dan Kapuas;


d. Kopi di Kecamatan Meliau, Balai, Noyan, Kembayan, Mukok, Sekayam dan Beduwai;

dan

e. Lada di Kecamatan Sekayam, Entikong, Tayan Hilir dan Beduwai.

(5) Kawasan budidaya peternakan diarahkan di seluruh kecamatan dengan prioritas

pengembangan pada kecamatan yang memiliki potensi padang rumput yang relatif luas.

(6) Kawasan budidaya tanaman pangan ditetapkan sebagai kawasan pertanian pangan

berkelanjutan, dengan luas lebih kurang 121.510 Ha.

Kawasan Peruntukan Perikanan

(1) Kawasan peruntukan budidaya perikanan air tawar tersebar di seluruh kecamatan dengan

luas 510,43 ha.

(2) Kawasan peruntukan perikanan tangkap diarahkan di Kecamatan Tayan Hilir (Kawasan

Danau), Sepanjang Sungai Kapuas dan Sungai Sekayam, dengan luas 136.363 ha.

Kawasan Peruntukan Pertambangan

(1) Kawasan Peruntukan Pertambangan meliputi kawasan pertambangan mineral, batubara

dan minyak bumi.

(2) Kawasan peruntukan pertambangan mineral tersebar di seluruh kecamatan.

(3) Kawasan peruntukan pertambangan batubara di Kecamatan Jangkang, Noyan, Bonti, dan

Entikong.

(4) Kawasan peruntukan pertambangan minyak bumi berada di Kecamatan Mukok.


(5) Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) berada Kecamatan Kapuas, Mukok, Tayan Hilir,

Sekayam, Meliau, Tayan Hulu, Bonti, dan Entikong.

Kawasan Peruntukan Industri

(1) Kawasan peruntukan industri terdiri atas:

a. Kawasan peruntukan industri menengah dan besar; dan

b. Kawasan peruntukan industri kecil dan rumah tangga.

(2) Kawasan peruntukan industri menengah dan besar terdapat di Kecamatan Kapuas, Tayan

Hilir, Entikong, Tayan Hulu, Toba, Mukok, Parindu, Kembayan, Sekayam, Noyan dan

Meliau.

(3) Kawasan peruntukan industri kecil dan rumah tangga tersebar di seluruh kecamatan.

Kawasan Peruntukan Permukiman

(1) Kawasan permukiman perkotaan diarahkan:

a. Diprioritaskan pada pengembangan kawasan permukiman di Kota Sanggau, Kota

Entikong, Kota Tayan dan seluruh ibukota kecamatan di Kabupaten Sanggau;

b. Pada kawasan dengan jumlah penduduk 100.000 jiwa serta dominasi kegiatan

penduduk dan pemanfaatan lahannya di sektor non pertanian; dan

c. Perluasan kawasan permukiman dapat dilakukan dengan mengkonversi lahan

peruntukan kegiatan pertanian lahan kering (PLK) dan menghindari mengkonversi

lahan peruntukkan kegiatan pertanian lahan basah (PLB), serta tidak mengubah fungsi

kawasan lindung dan pertanian lahan basah beririgasi teknis.

(2) Kawasan permukiman pedesaan berada di luar kawasan perkotaan yang diarahkan:
a. Kawasan permukiman yang berada dalam kawasan hutan produksi disediakan areal

budidaya (pertanian, perkebunan, peternakan) seluas 2-5 ha / KK dikali jumlah KK

pada kawasan permukiman tersebut;

b. Kawasan permukiman yang berada dalam kawasan lindung, akan dilakukan

pembinaan pada kawasan permukiman tersebut.

c. Pengembangan kawasan permukiman transmigrasi, baik HTI maupun Non HTI,

arahan penempatannya diprioritaskan di Kecamatan Sekayam, Kecamatan Entikong,

Kecamatan Meliau, Kecamatan Mukok, dan Kecamatan Noyan.

Kawasan Peruntukan Pariwisata

(1) Kawasan peruntukan pariwisata alam dikembangkan di:

a. Kawasan Pancur Aji Kompleks;

b. Kawasan air terjun Ropot Rimba Sayu (Lape), Alkodo, Riam Keniau, Riam Kuyuk,

Kunyo, Tibuh, Hansa, Rengas, Ceriak dan Selanjing, Tekosin, Gurong Maluh, Mujung,

Riam Biying (Desa Hibun), Nek Sawa, Tapang Munti, Riam Benyawai, Riam Mahas,

Sungai Aweh, Raja Lipan, Ponti Tapau, Mobui, Riam Asam, Riam Jito, Nopan, Air

Terjun Putih, Riam Macan, Riam Sengayak, Riam Batu Berapit, Riam Potai, Riam

Romok, Riam Merau, Riam Engkarok, Riam Randu, Riam Lowa’, Riam Batu Ikan, dan

Riam Lancak;

c. Kawasan Batu Posok di Desa Penyeladi Hulu;

d. Kawasan Sipatn Lotup (Air Panas) Kecamatan Jangkang;

e. Kawasan Tinyan Kompleks;

f. Kawasan Batu Bergantung, di Kecamatan Bonti;

g. Kawasan Wisata waduk Merowi;


h. Kawasan Wisata Gua Thang Raya (Beduai);

i. Kawasan Wisata Bukit Penrissen;

j. Kawasan Wisata Bukit Belungai;

k. Kawasan Agrowisata Kampung Baru (Kuala Buayan).

l. Kawasan Wisata Danau Batu (Desa Balai Tinggi);

m. Kawasan Wisata Danau Bekat;

n. Kawasan Wisata Agropolitan Tanjung (Kecamatan Tayan Hulu);

o. Kawasan Wisata Gunung Semaung - Sepapan;

p. Kawasan Wisata Gunung Semarong;

q. Kawasan Wisata Gunung Tiong Kandang;

r. Kawasan Wisata Kebun Raya Danau Lait Kompleks;

s. Kawasan Wisata Padong Pangeran, Balai Karangan;

t. Kawasan Wisata Hamparan Pasir Pulau Tayan, tayan Hilir;

u. Kawasan Wisata Gunung Bowang;

v. Kawasan Wisata Gunung Bengkawan;

w. Kawasan Wisata Goa Tedung Desa Engkode;

x. Kawasan Wisata Batu Laut Desa Kuala Rosan Kecamatan Meliau;

y. Kawasan Wisata Pasir Putih Desa Kuala Rosan Kecamatan Meliau;

z. Kawasan Wisata Batu Lebur Desa Balai Tinggi Kecamatan Meliau;

aa. Kawasan wisata Hutan Kota Semboja; dan

bb. Kawasan wisata Arboretum di Semboja.

(2) Kawasan peruntukan pariwisata budaya dikembangkan di:

a. Kawasan Keraton Surya Negara, Sanggau;

b. Kawasan Keraton Mengkiang;


c. Kawasan Wisata Kota Sanggau;

d. Kawasan Wisata Rumah Betang Dorik Empulur;

e. Kawasan Wisata Rumah Melayu di Bunut;

f. Kawasan Wisata budaya Rumah Betang Panca, Sekayam;

g. Kawasan Wisata Rohani Riam Macan;

h. Tepekong Sanggau;

i. Tepekong Meliau;

j. Kawasan Wisata rumah betang Desa Nebindang Kecamatan Toba;

k. Kawasan Wisata makam Pangsuma Kecamatan Meliau;

l. Kawasan Wisata Gusti Lekar Kecamatan Meliau; dan

m. Kawasan Keraton Tayan.

(3) Kawasan peruntukan pariwisata minat khusus dikembangkan di:

a. Wisata arung jeram di Sungai Pelanduk dan Sungai Sekajang, Desa Suruh Tembawang

dan

b. Wisata eko (ecotourism) di Cagar Alam Niyut Penrissen.

Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan

Rencana pengembangan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan terdiri atas:

a. Markas Kodim 1204/Sanggau terletak di Kecamatan Kapuas;

b. Koramil yang terdapat di kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Sanggau; dan

c. Kompi B Yonif 642 terletak di Kecamatan Kapuas.

PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS


(1) Kawasan Strategis Nasional yang terdapat di kabupaten terdiri atas:

a. Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan ekonomi; dan

b. Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan.

(2) Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan ekonomi adalah Kawasan

Pengembangan Ekonomi Terpadu Khatulistiwa.

(3) Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan adalah

kawasan perbatasan darat Republik Indonesia dengan Malaysia.

Kawasan Strategis Provinsi

(1) Kawasan Strategis Provinsi dari sudut kepentingan ekonomi terdiri dari:

a. Kawasan Industri Tayan dengan sektor unggulan pertambangan, perkebunan dan

industri; dan

b. Kawasan pertambangan bauksit.

(2) Kawasan Strategis Provinsi dari sudut kepentingan daya dukung lingkungan terdiri dari

kawasan ekosistem Gunung Niyut Penrissen.

Kawasan Strategis Kabupaten

(1) Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan ekonomi ditetapkan dengan kriteria:

a. memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;

b. memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi;

c. memiliki potensi ekspor;

d. didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;

e. memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;

f. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka


mewujudkan ketahanan pangan nasional;

g. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka

mewujudkan ketahanan energi nasional; dan/atau

h. ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

(2) Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan sosial budaya ditetapkan dengan

kriteria:

a. tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya daerah;

b. tempat perlindungan peninggalan budaya; dan/atau

c. merupakan aset budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan.

(3) Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan

ditetapkan dengan kriteria:

a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;

b. merupakan aset kota berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan

ekosistem dan flora serta hutan kota;

c. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air;

d. memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;

e. menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;

f. rawan bencana; dan/atau

g. sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas

terhadap kelangsungan kehidupan.

(1) Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan ekonomi terdiri atas:

a. Bandar Entikong Jaya di Entikong;

b. Kawasan perkotaan Sanggau;


c. Kawasan perkotaan Balai Karangan; dan

d. Kawasan Industri Tayan.

(2) Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan sosial budaya terdiri atas

Kawasan Keraton Surya Negara di Kota Sanggau.

(3) Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan terdiri atas Kawasan Kebun Raya Danau Lait di Kecamatan Tayan Hilir.

1.7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2016 – 2036

Penataan ruang Kabupaten Sintang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten

Sintang yang aman, nyaman, produktif dan berkualitas menuju kabupaten mandiri, demokratis,

dan sejahtera berbasis pertanian, perkebunan dan pariwisata yang didukung oleh sistem

permukiman dan pengelolaan sumberdaya yang berdaya saing dan berkelanjutan, serta

pengembangan kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan.

RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN

(1) Pusat-pusat kegiatan yang merupakan pusat pertumbuhan kegiatan di wilayah kabupaten

meliputi:

a. PKW terdapat di Kota Sintang ;

b. PKSN terdapat di Kecamatan Ketungau Hulu sebagai Kota Jasa;

c. PKL terdiri atas Nanga Serawai di Kecamatan Serawai, Nanga Mau di Kecamatan

Kayan Hilir, Nanga Sepauk di Kecamatan Sepauk, dan Nanga Merakai di Kecamatan

Ketungau Tengah, dan Sungai Ringin sebagai PKL industri yang terdapat di Kelurahan
Kapuas Kanan Hilir di Kecamatan Sintang, Desa Nanga Tempunak di Kecamatan

Tempunak serta Desa Sungai Ukoi di Kecamatan Sungai Tebelian.

d. PPK terdiri atas Senaning di Kecamatan Ketungau Hulu; Nanga Ketungau di

Kecamatan Ketungau Hilir; Binjai di Kecamatan Binjai Hulu; Nanga Tempunak di

Kecamatan Tempunak; Sungai Ukoi di Kecamatan Sei Tebelian; Dedai di Kecamatan

Dedai; Nanga Tebidah di Kecamatan Kayan Hulu; Kelam di Kecamatan Kelam Permai

dan Nanga Kemangai di Kecamatan Ambalau.

e. PPL terdiri atas desa-desa pusat pertumbuhan.

Sistem Jaringan Prasarana Utama

Sistem Jaringan Transportasi Darat

(1) Jaringan jalan sebagai jaringan transportasi darat di wilayah Kabupaten Sintang, meliputi:

a. jaringan jalan kolektor primer K1 yang dipersiapkan untuk ditingkatkan fungsinya

menjadi jalan arteri primer yang menghubungkan PKN dengan PKW, meliputi:

1. ruas Jalan Sekadau – Tebelian;

2. ruas Jalan Tebelian – Nanga Pinoh (PKWp);

3. ruas Jalan Tebelian – Bts. Kota Sintang (PKW);

4. ruas Jalan MT. Haryono (Sintang);

5. ruas Jalan Lintas Melawi (Sintang);

6. ruas Jalan Oevaang Oeray (Sintang);

7. ruas Jalan Bts. Kota Sintang – Sp. Nanga Silat;

b. jaringan jalan kolektor primer (K-1) adalah jalan nasional yang menghubungkan antar

ibukota provinsi di Kabupaten Sintang, terdiri atas :

1. ruas jalan Sintang – Binjai;


2. ruas jalan Binjai – Setungkup;

3. ruas jalan Setungkup – Senibung;

4. ruas jalan Senibung – Argo Mulyo;

5. ruas jalan Seputau III – Nanga Merakai – Sp. Jaong;

6. ruas jalan Sudirman

c. jaringan jalan kolektor primer K3 yang dipersiapkan untuk ditingkatkan fungsinya

menjadi jalan kolektor K1 yang menghubungkan antar-PKSN atau antara PKSN

dengan gerbang lintas batas negara atau antara Pelabuhan Nasional dengan PKW,

meliputi:

1. ruas Jalan Balai Karangan – Secangkul – Sp. Pintas Keladan;

2. ruas Jalan Paralel Sp. Pintas Keladan – Rasau – Belubu – Sepulau – Nanga Seran

– Nanga Jaong – Sp. Jaong;

3. ruas Jalan Rasau – Jasa – Sei Kelik – Batas Sarawak;

4. ruas Jalan Paralel Sp. Jaong – Jaong – Langau – Nanga Kantuk

d. jaringan jalan kolektor primer (K-2) adalah jalan provinsi yang menghubungkan

ibukota provinsi ke ibukota kabupaten/kota di Kabupaten Sintang, terdiri atas:

1. ruas jalan Sei Ukoi – Manter;

2. ruas jalan Manter – Nanga Pinoh.

3. ruas Jalan Sintang – Semubuk – Seputau III;

4. ruas Jalan Seputau III – Pintas Keladan;

5. ruas Jalan Seputau III – Nanga Merakai – Sp. Jaong;

e. jaringan jalan kolektor primer K3, meliputi:

1. ruas Jalan Simpang Medang – Nanga Mau – Tebidah;

2. ruas Jalan Tebidah – Bunyau – Nanga Serawai;


3. ruas Jalan Nanga Serawai – Nanga Ella;

f. jaringan jalan lokal primer adalah jalan kabupaten yang menghubungkan ibukota

kabupaten dengan ibukota kecamatan atau Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan Pusat

Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Sintang terdiri atas:

1. ruas jalan Sintang - Sei. Ringin;

2. ruas jalan Nenak - Sei.Ringin;

3. ruas jalan Nenak - Tertung;

4. ruas jalan Sintang - Teluk Kelansam;

5. ruas jalan Baning - Sungai Ana;

6. ruas jalan Jerora Ii - Tertong;

7. ruas jalan Sp.Rumah Sakit Rujukan - Jerora I;

8. ruas jalan Pandan - Sp. 1 / Skp. D;

9. ruas jalan Pandan - Penjerenang;

10. ruas jalan Bonet - Rarai;

11. ruas jalan Nobal - Baya Betung;

12. ruas jalan Tengadak - Sp. Sabang Surai;

13. ruas jalan Sei.Ukoi - Pandan;

14. ruas jalan Pandan - Merarai I;

15. ruas jalan Merarai I - Perembang;

16. ruas jalan Perembang - Sp.Gurung Mali;

17. ruas jalan Bonet Lama - Laman Natai;

18. ruas jalan Punti - Ransi Dangkan;

19. ruas jalan Sp.Bancoh - Sona;

20. ruas jalan Penyangkak - Ng. Tempunak;


21. ruas jalan Tempunak - Sei.Ringin;

22. ruas jalan SP.1.SKP.C - SP.5 SKP.C;

23. ruas jalan Tinom Baru - Merarai 1;

24. ruas jalan Simpang. SP.3/SKP.C - SP.4 /SKP. C;

25. ruas jalan Merti Jaya - Serpang;

26. ruas jalan Lengkenat - Ng. Sepauk;

27. ruas jalan Manis Raya - Sekujam Tumbai;

28. ruas jalan Sp Ii ( Buluh Kuning ) - Ds.Ng Pari;

29. ruas jalan Paoh - Benua Baru;

30. ruas jalan Sepauk - Temiang Kapuas;

31. ruas jalan Temiang Kapuas - Tj Perada;

32. ruas jalan Girnis - Gupung Mang;

33. ruas jalan Sirang Setambang - Ng Libau;

34. ruas jalan Sirang Setampang - Mait Hilir;

35. ruas jalan Setapang - Binjai;

36. ruas jalan Mengkurat Baru - Semuntai;

37. ruas jalan Pangkal Baru - Semuntai;

38. ruas jalan Klutap;

39. ruas jalan Kenukut - Samak;

40. ruas jalan Kenukut - Dedai;

41. ruas jalan Ransi - Ensaid Pendek;

42. ruas jalan Lanjing - Bengkuang;

43. ruas jalan Baning Panjang - Ensaid Pendek;

44. ruas jalan Empaci - Ipoh;


45. ruas jalan Lanjing - Sei Pukat;

46. ruas jalan Sei Pukat - Bengkuang;

47. ruas jalan Bengkuang - Hulu Era;

48. ruas jalan Bengkuang - Serangas;

49. ruas jalan Sei Maram - Ng.Lebang;

50. ruas jalan Ng.Lebang - Ujung Kulan;

51. ruas jalan Kenukut - Sebungkang;

52. ruas jalan Dedai - Emparu/Magat Baru;

53. ruas jalan Ng. Jetak - Riguk;

54. ruas jalan Taok - Sebungkang;

55. ruas jalan Dedai - Gandis;

56. ruas jalan SP.1/ SKP G - SP.3./ SKP.G;

57. ruas jalan Simp. Empaci - Ipoh;

58. ruas jalan Kajang - Dedai;

59. ruas jalan Sidomulyo - Sei Getah;

60. ruas jalan Menaung - Linggam;

61. ruas jalan Pengkadan Sr - Ipoh;

62. ruas jalan Pengkadan Sr - Kumpang;

63. ruas jalan Baras - Belinyau Sibau;

64. ruas jalan Gurung - Kalisari;

65. ruas jalan Ng Jetak - Merah Air;

66. ruas jalan Sp Pengkadan - Pengkadan Baru;

67. ruas jalan Ng Dedai - Penyak Lalang;

68. ruas jalan Rambon - Riguk;


69. ruas jalan Ng Dedai - Mengkirai Hilir;

70. ruas jalan Gandis - Sei Mali;

71. ruas jalan Lundang - Gandis;

72. ruas jalan Ng Mau - Tuguk;

73. ruas jalan Tuguk - Natai Tebedak;

74. ruas jalan Ng Mau - Mentunai;

75. ruas jalan Sp.Beganjah - Tertung Mau;

76. ruas jalan Ng Tikan - Pakak;

77. ruas jalan Sp.Pelaik - Melingkat;

78. ruas jalan Melingkat - Sei Buaya;

79. ruas jalan Melingkat - Pakak;

80. ruas jalan Mawang - Nyangkom;

81. ruas jalan Tebidah - Tj.Miru;

82. ruas jalan Sp.Goneh - Tapang Menua;

83. ruas jalan Tj.Lalau - Tanah Merah;

84. ruas jalan Ng Tebidah - Ng Payak;

85. ruas jalan Serawai - Buntut Ponte;

86. ruas jalan Buntut Ponte - Ng Riyoi;

87. ruas jalan Buntut Pote - Segulang;

88. ruas jalan Segulang - Baras Nabon;

89. ruas jalan Mentatai - Ng Segulang;

90. ruas jalan Kemangai - Ambalau;

91. ruas jalan Ng.Sake - Kepala Jungai;

92. ruas jalan Kemangai - Kesange;


93. ruas jalan Kesange - Menakon;

94. ruas jalan Menakon - Buntut Sabon;

95. ruas jalan Skp. Ab - Kelansam;

96. ruas jalan Segantung - Sepan Mengarit;

97. ruas jalan SP.A SKP.A - SP.C.SKP.A;

98. ruas jalan SPA/SKPA - SPC/SKPA;

99. ruas jalan Mensiku - Ampar Bedang;

100. ruas jalan Sepinang - Ng Merkak;

101. ruas jalan Ketungau - Semubuk;

102. ruas jalan Binjai - Indung Sepiring;

103. ruas jalan Senibung - Ng Merkak;

104. ruas jalan Sp Ng Merkak - Air Nyuruk;

105. ruas jalan Seranggas - Semuntai;

106. ruas jalan Sejirak- Semuntai;

107. ruas jalan Mengerat - Munguk Gelombang;

108. ruas jalan Seputau Iii - Ng.Merakai;

109. ruas jalan Sp.Mengerat - Ng.Kantuk;

110. ruas jalan Ng.Merakai - Ng.Entoloi;

111. ruas jalan Tanjung Sari - Panding Jaya;

112. ruas jalan Tirta Jaya - Betung;

113. ruas jalan Senaning - Jasa;

114. ruas jalan Sp.Sepiluk - Sepiluk;

115. ruas jalan Jasa - Ng.Bayan;

116. ruas jalan Sp.Semujan - Semujan;


117. ruas jalan Rasau - Lubuk Pantak;

118. ruas jalan Sp.Lubuk Pantak - Sei Kelik;

119. ruas jalan Sei. Antu - Sepadit;

120. ruas jalan Nyelawai - Kendang Ran;

121. ruas jalan Sp.Kendang Rang - Kendang Ran;

122. ruas jalan Sp.Sbedak - Sebedak;

123. ruas jalan Sebedak - Empura;

124. ruas jalan Empura - Suak Medang;

g. jaringan jalan lokal primer (L-2) adalah jalan kabupaten yang menghubungkan

ibukota kabupaten dengan pusat desa, atau Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan Pusat

Pelayanan Lingkungan (PPL) di Kabupaten Sintang terdiri atas:

1. ruas jalan Baning - Tertung;

2. ruas jalan Tertung - Mungguk Bantuk;

3. ruas jalan Kapuas Kiri Hilir - Kelansam;

4. ruas jalan Tertung - Ransi Dankan;

5. ruas jalan Kelansam - Telaga I (Bts.Kec.);

6. ruas jalan Sarai - Lebak Ubah;

7. ruas jalan Sarai - Penjernang;

8. ruas jalan Penjernang - Melayang Sari;

9. ruas jalan Nanga Tempunak - Mensiap;

10. ruas jalan Sp. Jln. Negara - Tj. Perada;

11. ruas jalan Sp. Jln. Negara - Paribang Baru;

12. ruas jalan Paribang Baru - Mengkurat Baru;

13. ruas jalan Mengkurat Baru - Tinom Baru;


14. ruas jalan Tinom Baru - Pangkal Baru;

15. ruas jalan Suka Jaya - Ripak Sari;

16. ruas jalan Repak Sari - Benua Baru;

17. ruas jalan Repak Sari - Pagal Baru;

18. ruas jalan Pangkal Baru - Benua Baru;

19. ruas jalan Benua Baru - Penyabur Baru;

20. ruas jalan Benua Baru - Pulau Jaya;

21. ruas jalan Pulau Jaya - Kuala Tiga;

22. ruas jalan Kuala Tiga - Merti Jaya;

23. ruas jalan Kuala Jaya - Gurung Mali;

24. ruas jalan Gurung Mali - Benua Kencana;

25. ruas jalan Manis Raya - Kenyauk;

26. ruas jalan Nanga Sepauk - Temiang Kapuas;

27. ruas jalan Sekujam Timbai - Nanga Libau;

28. ruas jalan Sekujam Timbai - Semuntai;

29. ruas jalan Nanga Libau - Sekubang;

30. ruas jalan Sekubang – Birnanyau;

31. ruas jalan Sekubang - Sinar Pekayau;

32. ruas jalan Bernayau - Nanga Pari;

33. ruas jalan Tanjung Ria - Ds. Sei. Raya;

34. ruas jalan Sp.3/Skp.H - Nanga Libau;

35. ruas jalan Sei Maram - Nanga Lebang;

36. ruas jalan Ensaid Panjang - Ensaid Pendek;

37. ruas jalan Jalan Menuju Bukit Liang;


38. ruas jalan Jl. Waduk-Ensaid Pendek-Sei.B;

39. ruas jalan Dedai - Sungai Mali;

40. ruas jalan Sp. Na. Jetak - Pengkadan Baru;

41. ruas jalan Riguk - Penyak Lalang;

42. ruas jalan Kederas - Gandis Hilir;

43. ruas jalan Pengkadan Sei. Rupa - Kupang;

44. ruas jalan Kali Sari - Gurung;

45. ruas jalan Nanga Mau - Mentunai;

46. ruas jalan Sp. Nanga Mau - Tuguk;

47. ruas jalan Sp. Nanga - Tertung Mau;

48. ruas jalan Sp. Jln Kabupaten - Nyangkom;

49. ruas jalan Mentunai - Natai Tebedak;

50. ruas jalan Nanga Tikan - Pelaik;

51. ruas jalan Pelaik - Melingkat;

52. ruas jalan Melingkat - Kerapa Sepan;

53. ruas jalan Melingkat - Sei Buaya;

54. ruas jalan Melingkat - Papak;

55. ruas jalan Nanga Tikan - Pakak;

56. ruas jalan Nanga Ungai - Nanga Toran;

57. ruas jalan Nanga Tebidah - Nanga Laar;

58. ruas jalan Entegong - Tj. Lalau;

59. ruas jalan Sp. Nanga Tebidah - Tj. Bunga;

60. ruas jalan Tj. Bunga - Nanga Payak;

61. ruas jalan Jln. Kabupaten-Nanga Tonggoi;


62. ruas jalan Tj. Lalau - Lintang Tambuk;

63. ruas jalan Lintang Tambuk - Nanga Masau;

64. ruas jalan Nanga Toran - Riam Panjang;

65. ruas jalan Nanga Laar - Riam Muntik;

66. ruas jalan Nanga Tebidah - Topan;

67. ruas jalan Pasar Cina - Entogong;

68. ruas jalan Nanga Tebidah - Nanga Ungai;

69. ruas jalan Ng. Serawai - Bedaha;

70. ruas jalan Ng. Serawai - Nusa Tujuh;

71. ruas jalan Ng. Serawai - Buntut Ponte;

72. ruas jalan Sp. Jalan Kabupaten - Karya Jaya;

73. ruas jalan Nusa Tujuh - Baras Nabon;

74. ruas jalan Baras Nabon - Nanga Jelundung;

75. ruas jalan Buntut Ponte - Nanga Segulang;

76. ruas jalan Buntut Ponte - Nanga Riyoi;

77. ruas jalan Bedaha - Pagar Lebata;

78. ruas jalan Ng. Segulang - Ng. Jelundung;

79. ruas jalan Kemangai - Ambalau;

80. ruas jalan Ambalau - Nanga Sake;

81. ruas jalan Nanga Sake - Buntut Pimpin;

82. ruas jalan Nanga Sake - Tanjung Andan;

83. ruas jalan Kemangai - Kesange;

84. ruas jalan Buntut Pimpin - Kpla Jungai;

85. ruas jalan Kesange - Menakon;


86. ruas jalan Menakon - Buntut Sabon;

87. ruas jalan Telaga I - Kelansam (Bts.Kec.);

88. ruas jalan Jalan Propinsi - Ampar Bedang;

89. ruas jalan Nanga Ketungau - Nanga Kenuak;

90. ruas jalan Setangkup - Nanga Kenuak;

91. ruas jalan Nanga Kenuak - Nanga Merkak;

92. ruas jalan Nanga Merkak - Air Nyuruk;

93. ruas jalan Sp. Jln. Propinsi - Nanga Merkak;

94. ruas jalan Sungai Mali - Nanga Merkak;

95. ruas jalan Sp. Jln. Propinsi - Sungai Deras;

96. ruas jalan Sungai Deras - Semuntai;

97. ruas jalan Sp. Jln. Propinsi - Nanga Sejirak;

98. ruas jalan Sp. Semuntai - Nanga Sejirak;

99. ruas jalan Nanga Sejirak - Sp. Serangas;

100. ruas jalan Setapang Laut - Engkeruyung;

101. ruas jalan Nanga Merakai - Swadaya;

102. ruas jalan Sp.Nanga Merakai - Margahayu;

103. ruas jalan Margahayu - Sumber Sari;

104. ruas jalan Sumber Sari - Bagelan Jaya;

105. ruas jalan Begalan Jaya - Panggi Agung;

106. ruas jalan Panggi Agung - Kerta Sari;

107. ruas jalan Nanga Merakai - Tanjung Sari;

108. ruas jalan Tanjung Sari - Panding Jaya;

109. ruas jalan Panding Jaya - Tirta Jaya;


110. ruas jalan Swadaya - Msp. Wanabakti;

111. ruas jalan Swadaya - Gut Jaya Bakti;

112. ruas jalan Sp. Wana Sakti - Tanjung Sari;

113. ruas jalan Wana Bakti - Gut Jaya Bakti;

114. ruas jalan Senaning - Sebadak;

115. ruas jalan Sp. Jln Propinsi - Sebadak;

116. ruas jalan Sp. Senaning - Sepiluk;

117. ruas jalan Sp. Senaning - Seria;

118. ruas jalan Senaning - Rasau;

119. ruas jalan Senaning - Jasa;

120. ruas jalan Nanga Bayan - Suak Medang;

121. ruas jalan Suak Medang - Empura;

122. ruas jalan Suak Medang - Sp. Empura;

123. ruas jalan Jasa - Nanga Bayan;

h. jaringan jalan lokal primer (L-3) adalah jalan kabupaten yang menghubungkan antar

ibukota kecamatan, atau antar Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Sintang

terdiri atas:

1. ruas jalanSei. Ana - Tertung-Mgk.Bantok;

2. ruas jalan Mgk Bantuk- Sei.Ana;

3. ruas jalan Jerora - Sei.Ana;

4. ruas jalan Teluk Klansam - Sekayu;

5. ruas jalan Sei.Ana - Sejangkang;

6. ruas jalan Kki-Sei.Ramba-Tlk.Klansam-Sekayu;

7. ruas jalan Nenak - Tertung;


8. ruas jalan Sarai - Rarai;

9. ruas jalan Teretung - Ransi Dakan;

10. ruas jalan Merarai Satu - Merarai Dua;

11. ruas jalan Mantir - Sei.Ukoi;

12. ruas jalan Mantir - Merarai Satu;

13. ruas jalan Melayang Sari - Sarai;

14. ruas jalan Desa Pangkal Baru - Mengkrat Br;

15. ruas jalan SP.3 / SKP.C - SP.6;

16. ruas jalan Melibuk - Jengkuat;

17. ruas jalan Merti Jaya - Begadung;

18. ruas jalan SP.2/SKP.H - SP.3/ SKP.H;

19. ruas jalan SP.2/SKP.H - Nanga Libau;

20. ruas jalan Sirang Setambang - Dusun Kebong Sekujam Timbai;

21. ruas jalan Manis Raya - Ng. Pari;

22. ruas jalan Sirang Setambang-Libau-Sekubang;

23. ruas jalan Ensabang - Sp.2 Kelansam;

24. ruas jalan Sekujam Timbai - Dusun Layung;

25. ruas jalan Gernis - Gupung Mang;

26. ruas jalan Sei.Arak - Lengkenat;

27. ruas jalan Perembang Baru - Mang Baru;

28. ruas jalan Sei.Mait - Mait Hilir;

29. ruas jalanSei.Arak - Ng.Sepauk;

30. ruas jalan Sei.Jaung-Tembawang Bengkok-Sp.1 Kelansam;

31. ruas jalan Sukau Hilir - Sukau Hulu;


32. ruas jalan Desa Tj.Ria - Temiang Kapuas;

33. ruas jalan Desa Baning Pjg - Ensaid Pjg;

34. ruas jalan Sei.Pukat - Bengkuang;

35. ruas jalan Menuju Waduk - Ensaid Pjg. B;

36. ruas jalan Lanjing - Bengkuang;

37. ruas jalan Bengkuang - Engkaras;

38. ruas jalan Sebungkang - Kebong;

39. ruas jalan Sei.Maram-Lebang-Beran-U.Kulan;

40. ruas jalan Lanjing - Terumbuk;

41. ruas jalan Mungguk Bungkang - Smu.I;

42. ruas jalan Sei.Labi-Sei.Buaya-Hulu Mera;

43. ruas jalan Spg. Dedai - Gandis Hulu;

44. ruas jalan Spg. Emparu - Serangas;

45. ruas jalan Spg. Emparu - Menaung Baru;

46. ruas jalan Spg. Umin - Dusun Umin;

47. ruas jalan Spg.Belunjuk Sibau-Belunjuk Sibau;

48. ruas jalan Buluh Merindu - Kumpang;

49. ruas jalan Spg.Sei.Mayam - Sei.Mayam;

50. ruas jalan Spg. Sungai Manan - Pelaik;

51. ruas jalan Suka Maju-Ranap-Dsn.Begendan;

52. ruas jalan Buluh Merindu - Menjalin;

53. ruas jalan Pauh - Desa Ipoh - Tuguk;

54. ruas jalan Dsn.Ranap-Dsn.Mungguk Jenang;

55. ruas jalan Desa Natai Tebedak;


56. ruas jalan Dusun 3 - Dusun 4;

57. ruas jalan Desa Kerapa - Buluk;

58. ruas jalan Desa Merako - Riyoi;

59. ruas jalan Ruas Jk (Serawai -Kemangai );

60. ruas jalan Desa Tempe;

61. ruas jalan Jl.Raya Serawai - Mentatai;

62. ruas jalan Sp.Iii / C - Mensiku;

63. ruas jalan Binjai Hilir - Telaga Dua;

64. ruas jalan Batu Lalau - Kelansam;

65. ruas jalan Telaga Satu/Sp.C - Sp.2;

66. ruas jalan Telaga Dua - Telaga Satu;

67. ruas jalan Spg.Tiga - Mensiku;

68. ruas jalan Stapang Darat - Engkeruyung;

69. ruas jalan Sei.Mali - Pantai Ketungau;

70. ruas jalan Ruas P3dt - Tibu Mandau;

71. ruas jalan Gertak Ng.Ketungau-(Sd-Smp);

72. ruas jalan Ng.Gensar-Pampang 2-Sei.Mali;

73. ruas jalan Mgk.Kelapa-Bt.Ampar-Jentawang;

74. ruas jalan Ampok - Jln. Negara;

75. ruas jalan Dusun Seram - Dusun Pelajar;

76. ruas jalan Desa Pelajar - Lubuk Nimbung;

77. ruas jalan Kenembak - Air Tabun;

78. ruas jalan Semareh;

79. ruas jalan Bukit Belabuh - Batu Ampar;


80. ruas jalan Matai - Betung;

81. ruas jalan Spg. Sebadak - Sebadak;

82. ruas jalan Desa Ng.Bayan Dan Gut Jaya Bakti;

83. ruas jalan Kelam

84. ruas jalan Hutan wisata

85. ruas jalan SP2-Mengkurat Baru- Tinom Baru- pagal Baru

86. ruas jalan SP2 Buluh Kuning- Nanga Pari

87. ruas jalan Dedai – Lundang baru

88. ruas jalan spg. Emponyang – Emponyang

89. ruas jalan spg. Senaning-Senaning

90. ruas jalan IKK Serawai

91. ruas jalan Kenukut – Samak

92. ruas jalan Manis Raya – Sekujam Timbai

93. ruas jalan Spg. Paoh – Benua Baru

94. ruas jalan Sintang-Sei Ringin

95. ruas jalan dalam kota sintang

96. ruas jalan Emparu – Dusun serangas

97. ruas jalan IKK Sepauk

98. ruas jalan Seputau III – merakai

99. ruas jalan Lengkenat – Sepauk

100. ruas jalan Begandung – Merti Jaya

101. ruas jalan nenak – Tertung

102. ruas jalan kerapuk – nanga Laar

103. ruas jalan Desa Semubuk – Dusun Banjor


104. ruas jalan Desa Wirayuda – Tirta Karya

105. ruas jalan Bedung jaya – lubuk banteng

106. ruas jalan Mensiku – Ampar Bedang

107. ruas jalan SP1 SKPC – SP5 SKPC

108. ruas jalan Penjernang – Melayang Sari

109. ruas jalan Ukai- Menantak

110. ruas jalan Menantak – Posuk – Deme

111. ruas jalan Ng. Jenggonoi – Kepingoi

112. ruas jalan kepingoi – Sabon – Mentomoi – Purun

113. ruas jalan Purun – Mering - Pahangan

(2) Jaringan prasarana lalu lintas, terdiri atas :

a. terminal penumpang tipe B terdapat di S. Ukoi dan S. Durian

b. rencana pembangunan terminal tipa A di S. Ukoi

c. rencana pembangunan terminal tipe B di Desa Jasa dan S. Pisau Kecamatan Ketungau

Hulu;

d. terminal penumpang tipe C terdapat di Sepauk, Tanjung Puri dan Nanga Mau

e. rencana pembangunan terminal penumpang tipe C terdapat di, Tebidah, Serawai,

Senaning, Merakai.

f. rencana pembangunan terminal angkutan barang tipe B terdapat di Kota Sintang

g. jembatan timbang di S. Ukoi;

h. unit Pengujian Kendaraan Bermotor (UPKB) di S. Ukoi

(3) Jaringan layanan lalu lintas, terdiri atas:

a. jaringan layanan lalu lintas Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) terdiri dari:

1. Sintang – Pontianak;
2. Sintang – Putussibau;

3. Sintang – Nanga Pinoh

4. Sintang – Bongkong;

5. Sintang – Jongkong;

6. Sintang – Nanga Suhaid.

b. jaringan layanan lalu lintas antar ibukota kecamatan dalam kabupaten terdiri dari:

1. Sintang – Serawai;

2. Sintang – Merakai

3. Sintang – Nanga Ketungau

4. Sintang – Senaning

c. jaringan layanan lalu lintas angkutan kota

1. Terminal Sungai Durian – Tanjung Puri;

2. Terminal Sungai Durian – Baning;

3. Terminal Sungai Durian – Sungai Putih

4. Terminal Tanjung Puri – Sungai Durian;

5. Terminal Tanjung Puri – Baning

6. Terminal Tanjung Puri – Jerora

7. Terminal Tanjung Puri – Kampung Ladang

8. Terminal Tanjung Puri – Menyurai

9. Terminal Tanjung Puri – Sesar

10. Terminal Tanjung Puri – Museum

11. Terminal Tanjung Puri – Sungai Kawat

d. jaringan layanan lalu lintas perdesaan yang terdiri dari :

1. Terminal Sungai Durian – Sungai Ukoi;


2. Terminal Sungai Durian – Pandan;

3. Terminal Sungai Durian – Dedai;

4. Terminal Sungai Durian – SKP.I;

5. Terminal Sungai Durian – Beloyang;

6. Terminal Sungai Durian – Baya Betung;

7. Terminal Sungai Durian – Gurung;

8. Terminal Sungai Durian – Bancoh;

9. Terminal Sungai Durian – Laman Bukit;

10. Terminal Sungai Durian – Kajang;

11. Terminal Sungai Durian – Gurung Mali;

12. Terminal Sungai Durian – Sai Kura;

13. Terminal Sungai Durian – Tempunak;

14. Terminal Sungai Durian – SKP.C/Paoh;

15. Terminal Sungai Durian – Sepauk;

16. Terminal Sungai Durian – SKP.H

17. Terminal Sungai Durian – Sei Ayak;

18. Terminal Sungai Durian – Mansik;

19. Terminal Sungai Durian – Mensiku;

20. Terminal Sungai Durian – Telaga;

21. Terminal Sungai Durian – Kelansam;

22. Terminal Sungai Durian – Baung;

23. Terminal Sungai Durian – Sejirak;

24. Terminal Sungai Durian – Tumbuk;

25. Terminal Sungai Durian – Pedadang;


26. Terminal Sungai Durian – Semubuk;

27. Terminal Sungai Durian – Serangas;

28. Terminal Sungai Durian – Segantong;

29. Terminal Sungai Durian – Mangkok Matai;

30. Terminal Sungai Durian – Balai Sepuak;

31. Terminal Sungai Durian – Gandis Hilir;

32. Terminal Sungai Durian – Kederas

33. Terminal Tanjung Puri – Sei Ukoi;

34. Terminal Tanjung Puri – L. Kelam;

35. Terminal Tanjung Puri – Empaci;

36. Terminal Tanjung Puri – SKP.G 123

37. Terminal Tanjung Puri – SKP 456

38. Terminal Tanjung Puri – Jetak;

39. Terminal Tanjung Puri – Pengkadan;

40. Terminal Tanjung Puri – Dedai;

41. Terminal Tanjung Puri – Buluh Merindu;

42. Terminal Tanjung Puri – Baras Umin;

43. Terminal Tanjung Puri – Gandis;

44. Terminal Tanjung Puri – SP.7.8 Bengkuang;

45. Terminal Tanjung Puri – Nanga Tikan;

46. Terminal Tanjung Puri – Melingkat;

47. Terminal Tanjung Puri – Linggam Ipoh;

48. Terminal Tanjung Puri – Tugug;

49. Terminal Tanjung Puri – Nanga Mau;


50. Terminal Tanjung Puri – Nanga Tebidah;

51. Terminal Tanjung Puri – Sp. Silat.

Sistem Jaringan Transportasi Sungai

(1) Sistem jaringan transportasi sungai terdiri atas : jaringan lalu lintas dan angkutan sungai

pada Sungai Kapuas, Sungai Melawi, Sungai Ketungau, Sungai Serawai, Sungai Kayan, dan

Sungai Ambalau.

(2) Alur pelayaran transportasi sungai, meliputi; rencana pengembangan alur pelayaran lokal

berupa alur pelayaran dari Sintang – Nanga Pinoh; Nanga Pinoh - Serawai; Serawai –

Ambalau; Sintang – Nanga Mau;

(3) Pengembangan poros utama transportasi sungai terdapat di kota Sintang untuk wilayah

Utara dan Nanga Serawai untuk wilayah Selatan Kabupaten Sintang

(4) Prasarana transportasi sungai, meliputi dermaga terdapat di :

a. Dermaga Sungai Durian di Kota Sintang

b. Dermaga Sungai Ringin di Kecamatan Sintang

c. Dermaga Nanga Serawai di Kecamatan Serawai

d. Dermaga Nanga Kemangai di Kecamatan Ambalau

e. Dermaga Nanga Merakai di Kecamatan Ketungau Tengah

f. Dermaga Senaning di Kecamatan Ketungau Hulu.

(5) rencana pengembangan prasarana transportasi sungai terdiri dari :

a. Dermaga Nanga Mau di Kecamatan Kayan Hilir.

b. Steger Sungai Ana di Kecamatan Sintang.

c. Pelabuhan khusus angkutan sungai untuk swasta.

Sistem Jaringan Transportasi Perkeretaapian


(1) Sistem jaringan transportasi perkeretaapian, terdiri atas: jaringan kereta api umum lintas

yang menghubungkan Pontianak – Ngabang – Sosok – Sanggau – Sekadau – Sintang –

Putussibau.

(2) Stasiun kereta api terpadu antar moda di Kota Sintang.

Sistem Jaringan Transportasi Udara

(1) Tatanan kebandarudaraan di Kabupaten Sintang, yaitu

a. rencana pengembangan bandar udara pengumpul skala pelayanan sekunder di

Sungai Tebelian;

b. rencana pengembangan bandar udara untuk melayani penerbangan perintis di

Kecamatan Serawai dan Kecamatan Ketungau Hulu;

c. rencana pengembangan heliport di Jasa Kecamatan Ketungau Hulu.

(2) Ruang udara untuk penerbangan terdiri atas:

a. ruang udara di atas bandar udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan

bandar udara;

b. ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk operasi penerbangan;

dan

Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Sistem Jaringan Energi

(1) Pembangkit tenaga listrik, terdiri atas:

a. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Menyurai di Kecamatan Sintang dengan

kapasitas 7 MW; Nanga Tebidah di Kecamatan Kayan Hulu dengan kapasitas 373 kW;

Nanga Lebang di Kecamatan Kelam Permai dengan kapasitas 218 kW; Nanga
Ketungau di Kecamatan Ketungau Hilir dengan kapasitas 250 kW; Nanga Merakai di

Kecamatan Merakai dengan kapasitas 786 kW; Senaning di Kecamatan Ketungau Hulu

dengan kapasitas 415 kW; Sinar Pekayau di Kecamatan Sepauk dengan kapasitas 464

kW; PLTD Serawai dan Ambalau dibawah pengelolaan PLN rayon Melawi dengan

kapasitas kW;

b. Rencana Pengembangan PLTU di Kawasan Industri Sungai Ringin dengan kapasitas

21 MW;

c. Rencana Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Nokan Nayan di

Kecamatan Ambalau dengan kapasitas kurang lebih 15 MW;

d. Rencana Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di

Kecamatan Kayan Hulu terdapat di Air Terjun Sahai Nebias dengan potensi 14,2664

Kw; Air Terjun Pancur Perabung dengan potensi 19,6412 Kw; Air Terjun Cahai Sintot

dengan potensi 30,5539 Kw; Air Terjun Cahai Telanjin dengan potensi 18,7630 Kw; di

Kecamatan Sepauk terdapat di Air Terjun Tuja Plaboh Ayau dengan potensi 13, 1010

Kw; Air Terjun Tuja Tinggi dengan potensi 9, 7273 Kw; Air Terjun Tuja Tiga Tingkat

dengan potensi 81, 0587 Kw; Air Terjun Sungai Kenubuh Induk dengan potensi 55,

8334 Kw; Air Terjun Sungai Mengirang dengan potensi 56,5523 Kw; di Kecamatan

Ketungau Hulu terdapat di Air Terjun Sungai Telaga dengan potensi 13,8188 Kw; Air

Terjun Sungai Benyawai dengan potensi 138, 6030 Kw; Air Terjun Sungai Lipat dengan

potensi 26,7714 Kw; di Kecamatan Tempunak terdapat di Air Terjun Sungai Kujau

dengan potensi 19,6431 Kw; dan di Kecamatan Ambalau terdapat di Air Terjun Noka

Nayan dengan potensi 15 MW.

e. Rencana Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas

kurang lebih bervariasi dari 5 kWP - 1 MWP MW; terdapat di beberapa kecamatan
yaitu Kecamatan Ketungau Hulu pada desa-desa Desa Sebetung Paluk; Sungai Bugau;

dan Sungai Seria. Kecamatan Ketungau Tengah pada desa-desa Panding Jaya;

Begelang Jaya; Wirayuda; Wana Bhakti; Semareh; Nanga Kelapan; Raden Jaya.

Kecamatan Ketungau Hilir Nanga Ketungau; Jentawang; Beloh Mulyo; Nanga Sejirak;

Sungai Mali; Pampang Dua; Mungguk Kelapa.

(2) Jaringan transmisi tenaga listrik, terdiri atas :

a. Isolated kecamatan PLTD kecil di Senaning

b. Gardu Induk (GI) di Sungai Ringin;

c. Gardu Trafo (GT) dengan jumlah 461 buah;

d. Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di kota Sintang;

e. Jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dengan panjang saluran

749,468 kms;

f. Jaringan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dengan panjang saluran 656,89

kms.

Sistem Jaringan Telekomunikasi

(1) Sistem jaringan terestrial, meliputi :

a. jaringan serat optik dalam kabupaten untuk wilayah kota dan kawasan-kawasan

perkotaan di setiap wilayah kecamatan;

b. Jaringan nirkabel yang dipancarkan menara BTS dari dan ke perangkat seluler,

dan/atau sistem lainnya yang merupakan teknologi baru di setiap wilayah kecamatan;

c. jaringan satelit yang dipancarkan dari telepon genggam satelit langsung ke satelit dan

ke telepon genggam satelit lainnya tanpa menggunakan BTS;

d. jaringan televisi lokal hingga menjangkau siaran ke seluruh wilayah kabupaten; dan
e. jaringan stasiun radio lokal hingga ke seluruh pelosok pedesaan.

Sistem Jaringan Sumber Daya Air

(1) Wilayah sungai (WS), berupa Wilayah Sungai Kapuas dan Sungai Melawi dengan sub DAS

Kapuas dan DAS Melawi

(2) Daerah irigasi meliputi bendung/embung, daerah irigasi dan irigasi desa;

(3) Bendung/embung

a. Bendung untuk kebutuhan air baku dan tenaga listrik di Kabupaten Sintang

b. Embung untuk kebutuhan air baku dan pengairan irigasi di Kabupaten Sintang

(4) Daerah Irigasi (DI) meliputi :

a. Irigasi Permukaan yang tersebar di Kabupaten Sintang

b. Irigasi Rawa Lebak yang tersebar di Kabupaten Sintang

(5) Irigasi Desa (ID) meliputi Irigasi Desa yang tersebar di Kabupaten Sintang.

(6) Sistem pengendalian banjir dan pengamanan sungai, terdiri atas:

a. perlindungan daerah tangkapan air (Hulu DAS yang ada di seluruh kecamatan);

b. normalisasi sungai;

c. perbaikan drainase;

d. pembangunan tanggul pada sungai yang rawan banjir dan longsor;

e. pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan bangunan-bangunan

pengendali banjir; dan

f. revitalisasi Sungai atau danau atau mata air.

Sistem Jaringan Prasarana Pengelolaan Lingkungan


(1) Sistem jaringan prasarana persampahan meliputi:

a. peningkatan sistem pengolahan sampah di tempat pemrosesan akhir (TPA) terdapat

di Nanga Mau Kecamatan Kayan Hilir; Nanga Sepauk Kecamatan Sepauk; Nanga

Serawai Kecamatan Serawai; Jerora Kecamatan Sintang; dengan sistem controlled

landfill/sanitary landfill;

b. pengembangan tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah di Nanga Kemangaiuntuk

melayani Kecamatan Ambalau; Nanga Tebidah untuk melayani Kecamatan Kayan

Hulu; Nanga Tempunak untuk melayani Kecamatan Tempunak; Sungai Ukoi untuk

melayani Kecamatan Sungai Tebelian; Nanga Dedai untuk melayani Kecamatan Dedai;

Kebong untuk melayani Kecamatan Kelam Permai; Mensiku untuk melayani

Kecamatan Binjai Hulu; Nanga Ketungau untuk melayani Kecamatan Ketungau Hilir;

Merakai untuk melayani Kecamatan Ketungau Tengah; dan Senaning untuk melayani

Kecamatan Ketungau Hulu.

c. pengembangan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) dengan sistem 3 R

(reduce, reuse, dan recycle) di Nanga Serawai, Nanga Mau, Nanga Sepauk, Nanga

Merakai dan Kecamatan Sintang.

(2) Sistem jaringan prasarana air limbah, meliputi

a. pengembangan sistem pembuangan air limbah terpadu antar lingkungan yang

dilakukan dengan cara menggunakan sistem pengolahan air limbah sebelum masuk

ke badan air penerima;

b. pengembangan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) regional di Kecamatan

Sintang; didorong untuk pengembangan IPLT yang menghasilkan energi alternatif.

c. pengembangan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) pada permukiman-

permukiman di ibukota-ibukota kecamatan dan fasilitas kesehatan.


d. Pengembangan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) pada

kegiatan yang menghasilkan dan berpotensi sebagai penghasil limbah B3 sebagai

mana diatur dalam peraturan perundangan.

(3) Sistem jaringan drainase, meliputi:

a. pengembangan jaringan drainase primer di kota Sintang sebagai ibukota kabupaten

berupa sungai – sungai/saluran air yang bermuara ke sungai Kapuas;

b. pengembangan jaringan drainase sekunder berupa sungai-sungai/saluran air yang

berada di dalam kota; dan

c. pengembangan jaringan drainase tersier berupa sungai-sungai/saluran air yang

berada di dalam lingkungan permukiman.

d. pengembangan jaringan drainase primer, sekunder dan tersier di ibukota-ibukota

kecamatan sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) dan Pusat Pelayanan Kawasan

(PPK).

(4) Sistem penyediaan jaringan air minum, terdiri atas:

a. Sumber mata air (SMA) di Nanga Merakai dengan debit kurang lebih 5 l/d;

b. Sumber Air Baku (SAB) dari Sungai Kapuas dengan debit kurang lebih 80 l/d terdapat

di unit PDAM Tanjung Puri dengan debit kurang lebih 55 l/d, Unit PDAM Kapuas Kiri

Hilir dengan debit 10 l/d, Unit PDAM Nanga Sepauk dengan debit kurang lebih 5 l/d,

Unit PDAM Tempunak dengan debit kurang lebih 10 l/d; dari Sungai Melawi dengan

debit kurang lebih 70 l/d terdapat di unit PDAM Sungai Ana dengan debit kurang

lebih 40 l/d; unit PDAM Kapuas Kanan Hulu debit kurang lebih 30 l/d.

(5) Rencana pengembangan jaringan air minum , terdiri atas:

a. Sumber Air Baku (SAB) dari Sungai Kapuas dengan debit kurang lebih 65

l/ddikembangkan di unit PDAM Tanjung Puri dengan debit kurang lebih 20 l/d, Unit
PDAM Nanga Sepauk dengan debit kurang lebih 5 l/d, Unit PDAM Kapuas Kiri Hilir

dengan debit kurang lebih 20 l/d; Unit PDAM Binjai dengan debit kurang lebih 20 l/d;

dari Sungai Melawi dengan debit kurang lebih 40 l/d dikembangkan di unit PDAM

Kapuas Kanan Hulu debit kurang lebih 20 l/d; unit PDAM Nanga Jetak dengan debit

kurang lebih 10 l/d; dan unit PDAM Nanga Serawai dengan debit kurang lebih 10 l/d;

dari Sungai Ketungau dengan debit kurang lebih 50 l/d dikembangkan di unit PDAM

Nanga Merakai dengan debit kurang lebih 15 l/d; unit PDAM Mengkurai dengan debit

kurang lebih 25 l/d; unit PDAM Senaning dengan debit kurang lebih 10 l/d; dari Sungai

Kayan dikembangkan di unit PDAM Nanga Mau dengan debit kurang lebih 10 l/d; dan

dari Sungai Tebidah dikembangkan di unit PDAM Nanga Tebidah dengan debit

kurang lebih 10 i/d.

b. pengembangan Instalasi Pengolahan Air Lengkap (IPAL) minum terdapat di Unit

PDAM Sungai Ana dengan debit menjadi 120 l/d.

(6) Jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e mengikuti ruas jalan

yang ada menuju daerah yang aman.

RENCANA POLA RUANG

(1) Kawasan Hutan Produksi Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdapat

di HPT Kainjal; HPT Sungai Ketungau Hulu; HPT Sungai Serawai; HPT Uluk Ubur.

(2) Kawasan Hutan Produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdapat di HP

Dinding Raja; HP Keninjal; HP Nanga Mengkilau; HP Sungai Kembayan-Sungai Mengkiang;

HP Sungai Sekapak-Kenapai; HP Bukit Condong; HP Bukit Pelantar; HP Ginsar; HP Keruab

Melawi; dan HP Sungai Jungkit.


(3) Kawasan Hutan Produksi Konversi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdapat

di HPK Gunung Kemuha.

(4) Di dalam Kawasan Hutan Produksi Terbatas terdapat hutan desa meliputi: hutan desa

Rasau dan hutan desa Jasa.

Kawasan Peruntukan Petanian

(1) Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan terdiri atas:

a. kawasan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan terdapat di Kecamatan

Sepauk dan KecamatanTempunak; dan

b. kawasan perlindungan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan (lahan basah)

dan kawasan perlindungan lahan kering yang tersebar di seluruh kecamatan di

Kabupaten Sintang.

(2) Kawasan pertanian, terdiri atas:

a. budidaya tanaman sayuran jenis dataran terdapat di seluruh kecamatan di Kabupaten

Sintang;

b. budidaya tanaman buah terdapat di seluruh kecamatan di Kabupaten Sintang;

(3) Kawasan perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas :

a. kawasan perkebunan karet, terdapat di seluruh kecamatan di Kabupaten Sintang;

b. kawasan perkebunan sawit terdapat di seluruh kecamatan di Kabupaten Sintang.

(4) Kawasan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, menurut komoditas :

a. jenis ternak besar di Kecamatan Binjai Hulu, Tempunak, Sungai Tebelian dan

Ketungau Hilir;

b. jenis ternak kecil di Kecamatan Ketungau Hilir, Serawai, Kayan Hulu, Binjai Hulu,

Tempunak dan Sungai Tebelian;


c. jenis ternak unggas di Kecamatan Sungai Tebelian, Sintang, Kelam Permai, Binjai Hulu

dan Tempunak;

d. pengembangan ternak besar, khususnya sapi dapat diintegrasikan dengan kawasan

perkebunan kelapa sawit;

Kawasan Peruntukan Perikanan

(1) Kawasan peruntukan perikanan tangkap meliputi kawasan Sungai Kapuas; Sungai Melawi;

Sungai Ketungau; Sungai Kayan; Sungai Serawai; dan Sungai Ambalau.

(2) Kawasan peruntukan budidaya perikanan terdiri atas:

a. budidaya perikanan umum daratan di sungai-sungai terdapat di Sungai Kapuas;

Sungai Melawi; Sungai Ketungau; Sungai Kayan; Sungai Serawai; dan Sungai Ambalau.

b. budidaya perikanan umum daratan di danau-danau terdapat di Danau Guci - Balai

Angin di Kecamatan Sintang; Danau Semetung di Kecamatan Ketungau Hilir; Danau

Jemut di Kecamatan Ketungau Hilir; Danau Mensiku di Kecamatan Binjai; Danau

Jentawang di Kecamatan Ketungau Hilir; Danau Ubar di Kecamatan Ketungau Tengah;

Danau Liot di Kecamatan Ketungau Tengah; Danau Tebing Raya di Kecamatan

Sintang; Danau Tempunak di Kecamatan Tempunak dan Danau Aji di Kecamatan

Ketungau Hulu;

c. budidaya perikanan umum daratan di kolam budidaya terdapat di Kecamatan

Ketungau Hilir; Kecamatan Kayan Hilir; Kecamatan Dedai; Kecamatan Sintang; dan

Kecamatan Tempunak.

(3) Kawasan pengolahan ikan meliputi kawasan:

a. pengolahan hasil perikanan tangkap berupa Unit Pendaratan, Pemasaran dan

Pelelangan Ikan diKecamatan Ketungau Tengah; Kecamatan Ketungau Hilir; dan

Kecamatan Sintang;
c. Pembangunan Unit Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Danau Guci - Balai Angin di

Kecamatan Sintang; Danau Semetung di Kecamatan Ketungau Hilir; Danau Jemut di

Kecamatan Ketungau Hilir; Danau Mensiku di Kecamatan Binjai; Danau Jentawang di

Kecamatan Ketungau Hilir; Danau Ubar di Kecamatan Ketungau Tengah; Danau Liot

di Kecamatan Ketungau Tengah; Danau Tebing Raya di Kecamatan Sintang; Danau

Tempunak di Kecamatan Tempunak dan Danau Aji di Kecamatan Ketungau Hulu

(5) Rencana pengembangan Sentra Produk Pengolahan Hasil Perikanan Tangkap & Perikanan

Budidaya di Kecamatan Ketungau Tengah; Kecamatan Ketungau Hilir; dan Kecamatan

Sintang.

Kawasan Peruntukan Pertambangan

(1) Kawasan peruntukan Wilayah Pencadangan Negara meliputi :

a. Kecamatan Serawai; dan

b. Kecamatan Ambalau.

(2) Kawasan peruntukan pertambangan Batubara meliputi :

a. Kecamatan Ketungau Hulu;

b. Kecamatan Ketungau Hilir;

c. Kecamatan Ketungau Tengah;

d. Kecamatan Kayan Hilir;

e. Kecamatan Kayan Hulu;

f. Kecamatan Serawai; dan

g. Kecamatan Ambalau.

(3) Kawasan peruntukan pertambangan logam meliputi :


a. Kecamatan Ketungau Tengah;

b. Kecamatan Ketungau Hilir;

c. Kecamatan Binjai;

d. Kecamatan Sepauk;

e. Kecamatan Tempunak;

f. Kecamatan Sungai Tebelian;

g. Kecamatan Sintang;

h. Kecamatan Kelam Permai;

i. Kecamatan Dedai;

j. Kecamatan Kayan Hilir;

k. Kecamatan Kayan Hulu;

l. Kecamatan Serawai; dan

m. Kecamatan Ambalau.

(4) Kawasan peruntukan pertambangan non logam Kecamatan Ambalau;

(5) Kawasan peruntukan pertambangan Radio Aktif meliputi :

a. Kecamatan Ketungau hilir;

b. Kecamatan Binjai Hulu;

c. Kecamatan Sepauk;

d. Kecamatan Kelam Permai;

e. Kecamatan Kayan Hilir;

f. Kecamatan Kayan Hulu;

g. Kecamatan Serawai; dan

h. Kecamatan Ambalau.

(6) Kawasan peruntukan pertambangan batuan meliputi :


a. Kecamatan Dedai;

b. Kecamatan Sei Tebelian;

c. Kecamatan Ketungau Hilir;

d. Kecamatan Kelam Permai;

e. Kecamatan Binjai Hulu;

f. Kecamatan Sintang;

g. Kecamatan Tempunak;

h. Kecamatan Sepauk; dan

i. Kecamatan Serawai.

Kawasan Peruntukan Industri

(1) Kawasan peruntukan industri besar antara lain : industri pengolahan karet; industri

pengolahan tandan buah segar (TBS); industri crumb rubber; industri CPO; dan industri

Kernel (inti sawit).

(2) Kawasan peruntukan industri sedang meliputi Kawasan Industri Sungai Ringin di

Kecamatan Sintang; Kecamatan Tempunak dan Kecamatan Sungai Tebelian.

(3) Kawasan peruntukan industri rumah tangga antara lain meliputi:

a. industri kecil menengah (IKM) pangan di Kecamatan Sintang; Kecamatan Tempunak;

Kecamatan Sungai Tebelian; Kecamatan Kelam Permai; Kecamatan Ketungau Tengah;

Kecamatan Ambalau; Kecamatan Kayan Hilir; Kecamatan Ketungau Hulu; dan

Kecamatan Binjai Hulu.


b. industri kecil menengah (IKM) sandang di Kecamatan Sintang; Kecamatan Dedai; dan

Kecamatan Kelam Permai;

c. industri kecil menengah (IKM) kimia dan bahan bangunan di Kecamatan Sintang;

d. industri kecil menengah (IKM) logam dan elektronika di Kecamatan Sintang;

Kecamatan Serawai; Kecamatan Ambalau; Kecamatan Tempunak; Kecamatan Dedai;

dan Kecamatan Kelam Permai

e. industri kecil menengah (IKM) kerajinan di Kecamatan Sintang; Kecamatan Kelam

Permai; Kecamatan Tempunak; Kecamatan Kayan Hulu; Kecamatan Sepauk;

Kecamatan Ketungau Hilir; Kecamatan Ketungau Tengah; dan Kecamatan Ketungau

Hulu.

(4) pengembangan industri berciri khusus dikembangkan untuk komoditi :

a. tenun ikat di desa Ensaid Panjang Kecamatan Kelam Permai; desa Umin di Kecamatan

Dedai; desa Sungai Buaya di Kecamatan Kayan Hilir;

b. rotan di Kecamatan Serawai (desa Mentajoi (pusat), Merako, Riyoi, Tangoi, Ruhan,

Sawang Sengiang) dan Kecamatan Ambalau (desa Sake, Kesange, Menantak,

Menakon, Buntut Sabun (sentra/pusat), Buntut Purun (dengan kelompok pengrajin);

c. Industri komoditi lainnya yang menjadi ciri khusus Kabupaten Sintang.

Kawasan Peruntukan Pariwisata

(1) awasan peruntukan pariwisata budaya terdiri atas:

a. kawasan wisata budaya Rumah Adat Betang di desa Ensaid Panjang di Kecamatan

Kelam Permai; Rumah Adat Betang Panjang di desa Kayu Duyung Kecamatan

Ketungau Tengah.
b. kawasan wisata Museum Keraton Al Mukoromah di kelurahan Kapuas Kiri Hilir

Kecamatan Sintang;

c. kawasan wisata Museum Kapuas Raya di desa Jerora Kecamatan Sintang.

d. kawasan Makam Pahlawan Syuhada Pertiwi di Kecamatan Sintang;

(2) Kawasan peruntukan pariwisata religi erdiri atas: Goa Maria di Desa Merpak Kecamatan

Kelam Permai;

(3) Kawasan peruntukan pariwisata alam terdiri atas:

a. Kawasan wisata hutan terdapat di Hutan Wisata Baning; Taman Wisata Bukit Kelam;

dan Hutan Tawang Mersibung.

b. Kawasan wisata bukit terdapat di Bukit Luit; Bukit Kujau; Bukit Saran; Bukit Bang; Bukit

Ruyung; Bukit Gonik; Bukit Bungau; Bukit Bejaku; Bukit Sahai Keladan; dan Bukit

Rentap;

c. Kawasan wisata danau dan telaga terdapat di Danau Jemelak; Telaga Rendang; Telaga

Telaga Surat; dan Telaga Kumang;

d. kawasan wisata sungai dan riam terdapat di Sungai Silit; Sungai Kiara; Sungai Lubuk

Kembang; Sungai Kura; Sungai Beribijit; Sungai Kelampai; Sungai Kujau; Sungai

Senirah; Riam Capat Cunai; Riam Setungkup; Riam Pengundang; dan Riam Mensabu.

e. kawasan wisata air terjun terdapat di Air Terjun Nokan Nayan; Air Terjun Nokan Cecak;

Air Terjun Nokan Undak; Air Terjun Nokan Jenggonoi; Air Terjun Sentarum; Air Terjun

Tuja Pamak; Air Terjun anak Sungai Sentarum; Air Terjun Tuja Supit; Air Terjun Tuja

Tapang Tuai; Air Terjun Sarai Entemu; Air Terjun Sarai Nantai Bulung; Air Terjun Bukit

Kujau; Air Terjun Gurung Jatuk; Air Terjun Sungai Jerup; Air Terjun Sungai Udang; Air

Terjun Wong Sepakat; Air Terjun Wong Tapah; Air Terjun Tekop; dan Air Terjun Wong

Tungku.
f. kawasan wisata gua terdapat di Gua Paleh Berani; Gua Paleh Pengolak; Gua Antu

Simpak; Gua Gemelat; dan Gurung Jeruk.

(4) Kawasan peruntukan pariwisata buatan terdiri dari:

a. kawasan wisata Galery Motor Bandong di Desa Jerora Kecamatan Sintang;

b. kawasan wisata Kolam Renang Serantung Waterpark; Kolam Renang Balioboro; Kolam

Renang Tebelian Indah; dan Kolam Renang Tirta Wisata Kelam;

c. kawasan wisata Out Bond Sake.

d. kawasan wisata paralayang, panjat tebing, sepeda gunung di Bukit Kelam.

Kawasan Peruntukan Permukiman

(1) Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas :

a. kawasan peruntukan permukiman perkotaan;

b. kawasan peruntukan permukiman perdesaan.

(2) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan terdiri dari:

a. kawasan perkotaan terdapat di Kota Sintang;

b. kawasan ibukota kecamatan.

(3) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan meliputi:

a. kawasan Agropolitan di Kecamatan Kayan Hilir, Kecamatan Dedai, Kecamatan Sungai

Tebelian;

b. permukiman perdesaan yang tersebar di Kabupaten Sintang.

c. Permukiman perdesaan yang berada di dalam kawasan hutan terdiri dari : desa Benua

Kencana dan Pekulai Bersatu di Kecamatan Tempunak; desa Sarai di Kecamatan

Sungai Tebelian; desa-desa Sungai Buaya, Sungai Sintang dan Batu Netak di

Kecamatan Kayan Hilir; desa-desa Nanga Masau, Nanga Tampang dan Empanak di
Kecamatan Kayan Hulu; desa-desa Sungai Mali dan Ratu Damai di Kecamatan

Ketungau Hilir; desa-desa Kayu Dujung, Nanga Kelapan, Gut Jaya Bhakti, Begelang

Jaya, Radin Jaya, Landau Temiang, Padung Kumang di Kecamatan Ketungau Tengah;

desa-desa Sinar Pekayau, Sungai Segak, Temawang Bulai, dan Sungai Jaung di

Kecamatan Sepauk; desa-desa Meroboi, Tunas Harapan, Limbur Bernaung, Tahai

Permai dan Mensulung Biu di Kecamatan Serawai; desa-desa Patih Jepara, Bukai

Tukun, Luting Mingan, Korong Desa, Nanga Sake, Punuk Beribit, dan Nanga Menakon

di Kecamatan Ambalau; desa-desa Sei Mawang, Sejawak, Nanga Sebawang, Sauk

Medang, dan Neraci Jaya di Kecamatan Ketungau Hulu.

Kawasan Peruntukan Lainnya

(1) Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan meliputi:

a. Polres yang berada di Kota Sintang;

b. Polsek di kecamatan-kecamatan dalam wilayah kabupaten.

c. Komando Distrik Militer (KODIM) di ibukota kabupaten yaitu Kota Sintang; dan

d. Kawasan Komando Rayon Militer (KORAMIL) di kecamatan-kecamatan dalam wilayah

kabupaten;

PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

Kawasan strategis nasional yang ada di Kabupaten Sintang terdiri atas :

a. Kawasan Jasa di Kecamatan Ketungau Hulu yang merupakan kawasan strategis dari sudut

kepentingan ekonomi dan perbatasan.


b. Kawasan Jantung Kalimantan merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi

dan daya dukung lingkungan hidup.

Kawasan strategis provinsi yang ada di Kabupaten Sintang, pada kawasan sektor unggulan

pertambangan batubara terdapat di Kecamatan Ketungau Hulu; Kecamatan Ketungau Hilir;

Kecamatan Ketungau Tengah; Kecamatan Kayan Hilir; Kecamatan Kayan Hulu; Kecamatan

Serawai; dan Kecamatan Ambalau.

(1) Kawasan strategis kabupaten, terdiri atas :

a. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi;

b. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup dan

kehutanan; dan

c. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan pariwisata;

(2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi sebagaimana meliputi :

a. Kecamatan Sepauk dan Kecamatan Tempunak difungsikan untuk pengembangan

pertanian dan perkebunan di Kabupaten Sintang.

b. Kawasan Agropolitan terdapat di Kecamatan Kayan Hilir, Kecamatan Dedai,

Kecamatan Sungai Tebelian.

(3) Kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup dan kehutanan adalah

Kecamatan Ambalau dan Kecamatan Serawai dengan Kawasan Ekosistim Muller sebagai

zona perlindungan utama.

(4) Kawasan strategis dari sudut kepentingan pariwisata meliputi : Kawasan Sintang – Baning;

Kawasan Klutap (Bukit Kelam, Bukit Luit dan Bukit Rentap); Kawasan Penyangga Serawai –

Jelundung sebagai kawasan desa wisata TN Bukit Baka Bukit Raya.


1.8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RENCANA

TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LANDAK TAHUN 2014-2034

RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN

Sistem Perkotaan

Rencana pengembangan sistem perkotaan, meliputi :

b. PKWp berada di Kota Ngabang, Mandor, Serimbu dan Senakin.

c. PKL berada di Kota Darit, Kota Pahauman dan Kota Karangan.

d. PPK berada di Kota Serimbu, Kota Sompak, Kota Simpang Tiga dan Kota Jetimpo.

e. PPL berada di Desa Senakin, Desa Sidas, Desa Tunang dan Desa Anik.

SISTEM JARINGAN PRASARANA TRANSPORTASI

Sistem Jaringan Transportasi Darat

a. Jaringan Jalan Arteri meliputi ruas jalan Sungai Pinyuh – Sebadu, ruas jalan Sebadu – Sidas,

ruas jalan Ngabang – Sosok – Tanjung

b. Jaringan Jalan Kolektor yang dipersiapkan untuk ditingkatkan fungsinya menjadi Jalan

Kolektor K1 yang menghubungkan PKW dengan PKSN, meliputi: Ruas jalan Suti Semarang –

Serimbu – Entikong
c. Jaringan Jalan Kolektor Primer 2 meliputi: ruas jalan Anjongan – Karangan, ruas Jalan

Karangan – Simpang Tiga – Bengkayang, ruas Jalan Simpang Tiga – Sidas dan ruas Jalan km

70 Trans Kalimantan (sp. Pak Mayam – Pal 20)

d. Jaringan Jalan Kabupaten yang berfungsi sebagai Kolektor Primer K3 meliputi: Ledo –

Serimbu – Simpang Kuala Behe – Ngabang, Ruas Simpang Semuntik Kec. Kuala Behe –

Muara Ilahi dan Serimbu – Nyari – Entikong

e. Jarngan Jalan Lokal Primer yang meliputi: Arah Ke Ledo – Meranti – Kuala Behe, Meranti –

Darit – Pahauman, Darit – Sompak – Karangan, Menjalin – Mandor, Pahauman – Sebangki,

Karanagan – Samalantan, dan Tunang – Sibale – Samalantan

f. JAringan Jalan Khusus angkutan produksi meliputi: Menjalin – Sadaning, Kawasan Industri

Mandor – Jalan 28 Otober Pontianak, Ngabang – Kuala Behe – Serimbu

Rencana Jaringan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Rencana jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan meliputi:

1) Terminal Tipe B di Kota Ngabang,

2) Terminal Tipe C berlokasi di:Kota Pahauman; Kota Karangan; Kota Darit; Kota Serimbu; Kota

Meranti; Kota Kuala Behe; Kota Jelimpo; Kota Sebangki; Kota Mandor; Kota Menjalin; Kota

Sompak; dan Kota Simpang Tiga

Rencana Jaringan Pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Umum

Rencana Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan umum terdiri atas: Pengembangan

angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dengan rute Ngabang – Pontianak;

Pengembangan Angkutan antar kota dalam kabupaten dan angkutan pedesaan dengan asal

– tujuan yang menjangkau seluruh ibukota kecamatan


a. Sistem jaringan transportasi sungai terdiri atas: alur pelayaran sungai; prasarana transportasi

sungai

b. Alur pelayaran sungai meliputi: Ngabang – Kuala Behe – Serimbu; Serimbu – Nyari; Kuala

Behe – Kedama; dan Ngabang - Sebangki – Rantau Panjang – Kuala Mandor – Kapuas

Pontianak

c. Jaringan prasarana transportasi sungai meliputi: Dermaga Ngabang; Dermaga Serimbu;

Dermaga Kuala Behe; Dermaga Sebangki; dan Dermaga Rantau Panjang

d. Pengembangan jaringan pelayanan dan angkutan penumpang lainnya ditetapkan dengan

Peraturan Bupati

Renacana Jaringan Transportasi Perkeretaapian

a. Jaringan kereta api umum lintas Timur Pontianak – Ngabang – Sosok – Sanggau – Sekadau

– Sintang – Putussibau; Jaringan kereta api umum lintas tengah Sungai Pinyuh – Ngabang

dan Pontianak – Tayan;

Rencana jaringan prasarana Kereta Api

Rencana jaringan prasarana kereta api berupa stasiun di Kota Ngabang

Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Udara

a. Bandar Udara yaitu: Bandar Udara Sempattung; Bandar Udara Tengon; dan Bandar Udara

Bentiang sebagai Bandar Udara yang melayani penerbangan perintis

b. Ruang Udara untuk penerbangan


Sistem Jaringan Prasarana Energi

a. Pembangkkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) km 13, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pade

Kembayung 20 MW, Pembangkit Tenaga Mikro Hidup (PLTMH) Riam Manangar 2,6 MW,

Pembangkit Tenaga Limbah (PLTLP) pada kawasan perkebunan kelapa sawit

b. Gardu Induk Distribusi meliputi: Kecamatan Sengah Temila, Kecamatan Mandor, Kecamatan

Menjalin, Kevamatan Mempawah Hulu, Kecamatan Menyuke, Kecamatan Ngabang,

Kecamatan Air Besar, dan kecamatan Jelimpo

c. Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik dilakukan melalui: Pengembangan Saluran

Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang berada di Kawasan Industri Mandor;

Pengembangan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang berada sepanjang Jalan Arteri;

dan Pengembangan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) yang menghubungkan

semua ibukota kecamatan diluar Jalan Arteri

Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi

Sistem jaringan telekomunikasi direncanakan untuk meningkatkan kualitas dan Jangkauan

pelayanan jaringan telekomunikasi yang terpadu dan merata di wilayah kabupaten

Penyelenggaraan Sistem Jaringan Tetap meliputi:

1) Penyelenggaraan jaringan tetap lokal

2) Penyelenggaraan jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh

3) Penyelenggaraan tetap sambungan internasional

4) Penyelenggaraan jaringan tertutup

Penyelenggaraan Sistem Jaringan Bergerak


1) Penyelenggaraan jaringan bergerak terrestrial

2) Penyelenggaraan jaringan bergerak seluler

3) Penyelenggaraan jaringan bergerak satelit

Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air

Dalam rangka pelestarian sumber – sumber air baku dilakukan penetapan sempadan sungai dan

danau/waduk

Jaringan prasarana air baku untuk air bersih meliputi:

1) Sistem jaringan primer, terdapat ditiap Ibukota Kecamatan; dan

2) Sistem jaringan sekunder, terdapat diluar Ibukota Kecamatan

Pengembangan jaringan prasarana air baku untuk air bersih dilakukan melalui

1) Penggunaan sistem instalasi penyediaan air jaringan perpipaan dengan memanfaatkan

sungan dan danau

2) Pemakaian bak penampung yang bersumber dari air permukaan dan tadah hujan di

kawasan perdesaan

3) Pemanfaatan air tanah

4) Peningkatan kapsitas perusahaan daerah air minum

5) Perbaikan dan rehabilitasi sistem transmisi dan distribusi

6) Pengembangan sistem air bersih regional

Dalam rangka koservasi sumber – sumber air untuk irigasi maka dilakukan penetapan sempadan

sungai, sempadan waduk dan pelestarian air dari pegunungan. Sumber pengambilan air (intake)

meliputi semua gunung dan sungai yang ada di kabupaten.


Sistem Jaringan Pengelolaan Lingkungan

Sistem Jaringan Air minum meliputi:

1) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terdiri dari SPAM Perpiaan dan SPAM Non perpipaan

terlindungi

2) SPAM Perpipaan terdiri atas, jaringan pipa transmisi air baku, dan instalasi pengolahan air

minum yang terdapat d Ibukota Kabupaten Landak dan seluruh kecamatan

3) SPAM Non perpipaan terdiri atas sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan

air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan

mata air yang terdapat di Ibukota Kabupaten Landak dan seluruh kecamatan

4) Sumber air baku untuk kebutuhan air minum Kabupaten Landak terdiri atas: Sungai Merasak

di Dusun Selaba Desa Munguk dan Sungai Landak sebagai sumber air baku PDAM Ngabang,

Mata air pegunungan dan sungai yang berada di seluruh kecamatan.

Sistem jaringan drainase diarahkan pada daera perkotaan, paralel dengan pembangunan

jaringan jalan.

Pengembangan prasarana pengolahan limbah domestik dilakukan melalui: pengembangan

septik tank individual dan pengembangan sstem terpadu untuk kawasan perkotaan

Pengembangan prasarana pengelolahan limbah industri dilakukan melalui: pembangunan

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara komunal, dan pengembangan IPAL secraa mandiri

pada masing – masing rumah tangga

Pengembangan prasarana pengelolaan persampahan dilakukan melalui


1) Sistem perwadahan dilakukan pada masing – masing rumah tangga

2) Sistem pengumpulan dilakukan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan

Ngabang

3) Sistem pengangkutan dengan menggunakan dump truck dan amrrol dari TPS menuju TPA

4) Sistem pengolahan sampah dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan

Ngabang dengan pola sanitary landfill

RENCANA POLA RUANG

Kawasan Lindung

1) Kawasan Hutan Lindung

2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya

3) Kawasan perlindungan setempat

4) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya

5) Kawasan rawan bencana alam

Kawasan Hutan Lindung dengan luasan kurang lebih 55.308 hektar tersebar di Kecamatan

Banyuke Hulu, Air Besar, Jelimpo, Kula Behe, Mempawah Hulu, Menyuke, Meranti,

Sebangki, Sengah Temila dan Sompak

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan dibawahnya terdiri atas: Kawasan

Resapan Air/daerah imbuhan air yang tersebar di Kecamatan Kuala Behe, Air Besar,

Jelimpo, Banyuke Hulu, Mempawah Hulu, Menjalin dan Sengah Temila seluas kuarng lebih

5.705 hektar

Kawasan perlindungan setempat meliputi:


1) Sempadan Sungai, dengan luas 19.690 hektar

2) Kawasan Sekitar Danau/Waduk, dengan luas 171 hektar

3) Kawasan sekitar mata air

4) Kawasan kearifan lokal

5) Ruang terbuka hijau perkotaan luas 58 hektar

6) Hutan kota

Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya dengan luasan 53.539 hektar,

meliputi:

1) Cagar Alam Nyiut Penrissen

2) Cagar Alam Mandor

Kawasan Rawan Bencana Alam Banjir tersebar di seluruh kecamatan. Kawasan Rawan Bencana

Longsor tersebar di Gunung Seha di Kecamata Sengah Temila, gunung Patimuk di Kecamatan

Mandor dan Mentnyek di Kecamatan Mempawah Hulu

Kawasan Budidaya

Kawasan Budidaya meliputi:

1) Kawasan peruntukan hutan produksi

2) Kawasan peruntukan hutan rakyat dan hutan desa

3) Kawasan peruntukan pertanian

4) Kawasan peruntukan perikanan

5) Kawasan peruntukan pertambangan

6) Kawasan peruntukan industri

7) Kawasan peruntukan pariwisata


8) Kawasan peruntukan permukiman

9) Kawasan peruntukan lainnya

Kawasan peruntukan hutan produksi meliputi:

1) Kawasan hutan produksi

2) Kawasan hutan produksi terbatas

Kawasan hutan produksi dengan luas 117.675 hektar tersebar di:

1) Kecamatan Banyuake

2) Kecamatan Air Besar

3) Kecamatan Jelimpo

4) Kecamatan Kuala Behe

5) Kecamatan Mandor

6) Kecamatan Mempawah Hulu

7) Kecamatan Menyuke

8) Kecamatan Meranti

9) Kecamatan Ngabang

10) Kecamatan Sebangki

11) Kecamatan Sengah Temila

12) Kecamatan Sompak

Kawasan hutan produksi terbatas dengan luas 11.664 hektar tersebar di:

1) Kecamatan Air Besar

2) Kecamatan Mandor

3) Kecamatan Sebangki
Kawasan peruntukan hutan rakyat dan hutan desa

Kawasan peruntukan hutan rakyat dan hutan desa dengan luasan 15.776 hektar tersebar di

seluruh Kabupaten Landak

Kawasan Peruntukan Pertanian

Kawasan Peruntukan Pertanian meliputi:

1) Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan

2) Kawasan peruntukan pertanian hortikulutura

3) Kawasan peruntukan perkebunan

4) Kawasan peruntukan peternakan

Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan meliputi lahan 71.400 hektar tersebar di

Sebangki Kompleks, Senakin Kompleks, Sompak Kompleks, dan seluruh kecamatan meliputi:

1) Kawasan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan

2) Kawasan perlindungan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan

Kawasan peruntukan pertanian hortikultura tersebar di seluruh kecamatan

Kawasan peruntukan perkebunan meliputi lahan ssekitar 452.780 hektar terdiri dari:

1) Kawasan peruntukan perkebunan dengan Prioritas Komoditas Sawit dan Karet tersebar

merata di seluruh kecamatan

2) Kawasan peruntukan perkebunan dengan Prioritas Komoditas Kakao terutama di

Kecamatan Sengah Temila, sebangki, Menyuke, Menjalin, Mempawah Hulu, Air besar da

Kuala Behe
3) Kawasan peruntukan perkebunan dengan Prioritas Komoditas Lada terutama di kecamatan

Mempawah Hulu, Menjalin, Menyuke, Banyuke Hulu, Kuala Behe dan Air Besar.

Kawasan peruntukan Peternakan terdiri atas

1) Ternak Besar di Kecamatan Menjalin, Sompak, Mempawah hulu, Banyuke hulu, Sengah

Temila Meranti, Jelimpo, dan Sebangki

2) Ternak kecil tersebar di seluruh kecamatan

3) Ungags tersebar dis eluruh kecamatan

Kawasan Peruntukan Perikanan

Kawasan Peruntukan Perikanan meliputi:

1) Kawasan perikanan tangkap tersebar di Sungai Landak, Sungai sangah, dan Sungai

Mempawah

2) Kawasan perikanan budidaya tersebar di Jelimpo, Sengah Temila, Ngabang, Mandor

Sompak, Menjalin, Mempawah Hulu, Banyuke Hulu, Menyuke Sebangki, dan Meranti

Kawasan Peruntukan Pertambangan

Kawasan peruntukan pertambangan merupakan bagian RTRW yang diperuntukkan bagi

kegiatan usaha pertambangan dapat berupa KPP Mineral Logam, Mineral bukan Logam

dan/terdiri atas:

1) Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) Mineral Logam yang tersebar pada seluruh

Kecamatan

2) Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) Mineral Non Logam yang tersebar pada seluruh

kecamatan
3) Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) Batuan yang tersebar di seluruh kecamatan

4) Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) Batubara di Kecamatan Sebangki dan Air Besar

Kawasan Peruntukan Industri

Kawasan Peruntukan Industri terdiri atas:

1) Kawasan peruntukan industri rumah tangga

2) Kawasan peruntukan industri kecil

3) Kawasan peruntukan industri besar

4) Kawasan peruntukan industri agro

Kawasan Peruntukan Industri Rumah Tangga dan Industri kecil tersebar di seluruh kecamatan

Kawasan Peruntukan Industri sedang dan besar diarahkan di Kawasan Industri Mandor seluas

kurang lebih 1.120 hektar

Kawasan Peruntukan Industri Agro diarahkan di Kecamatan Mandor

Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kawsana Peruntukan Pariwisata seluas 694 hektar meliputi:

1) Wisata alam

2) Wisata budaya

3) Wisata sejarah

4) Wisata rohani

5) Wisata minat khusus

6) Wisata agro

Kawasan peruntuka wisata alam meliputi:


1) Air terjun Panga’ak Desa Antan Rayan Kevamatan Ngabang

2) Air terjun Angan Tembawang Jelimpo Kecamatan Jelimpo

3) Air Terjun sentagung Desa Mungguk Kecamatan Ngabang

4) Air terjun Banangar Desa Merayuh Dusun Perbua Kecamatan Air Besar

5) Air terjun stiing Desa Tengeu Kecamatan Air Besar

6) Air terjun Ramabo Kembayung Desa Bentiang Kecamatan Air Besar

7) Riam Jambu Desa Skendal Kecamatan Air Besar

8) Goa Kelelawar Desa Engkangin Kecamatan Air Besar

9) Goa Sanjan Desa Engkangin Kecamatan Air Besar

10) Air terjun Morban Desa Engkagin Kecamatan Air Besar

11) Air terjun Entilis Desa Sepangah Kecamatan Air Besar

12) Air terjun Tarintikng Desa Engkangin Kecamatan Air Besar

13) Air terjun Ringin Desa Sepangah Kecamatan Air Besar

14) Air terjun Uwik Desa Sepangah Kecamatan Air Besar

15) Air terjun Ampar Ensot Desa Merayuh Kecamatan Air Besar

16) Air tejun Ampar Jawa Desa Merayuh Kecamatan Air Besar

17) Pagung Bamatn Desa Merayuh Kecamatan Air Besar

18) Danau Nyiut Desa Bentiang Kecamatan Air Besar

19) Air terjun Badawat Desa Dange Aji Kecamatan Air Besar

20) Air terjun Pemayong Desa Bentiang kecamatan Air Besar

21) Riam Sabadak Desa Keranji Birah sebatih Kecamatan Sengah Temila

22) Riam Ebongk Dusun Ubah Desa Paloatn / Asong Kecamatang Sengah Temila

23) Panorama Gunung Sehak Desa Pahuman Kecamatan Sengah Temila

24) Riam Solakng senakin Kecamatan Mempawah Hulu


25) Riam siname Desa Tiang Tanjung Kecamatan Mempawah Hulu

26) Air terjun Tikalong Desa Tiang Tanjung Kecamatan Mempawah Hulu

27) Riam Siname desa Tiang Tanjung kecamatan Mempawah Hulu

28) Air terjun Dait Desa Sekendal Kecamatan Air Besar

29) Air terjun Katis Desa Nyari Kecamatan Air Besar

Kawasan Peruntukan Wisata Sejarah

1) Keraton Ismahayana Nagabang Desa Raja Kecamatan Ngabang

2) Makam Raja Landak Desa Raja kecamatan Ngabang

3) Makam Juang Mandor

4) Makam Juang Pak Kasih Desa Sidas Kecamatan Sengah Temila

5) Makam Juang Ngabang Desa Amboyo Inti Kecamatan Ngabang

6) Panyugu Ria Sinir Desa Jarikng Kecamatan Menyuke

7) 32 Pantak Ria Sinir Desa Bagak Kevamatan Menyuke

Kawasan Peruntukan Wisata Budaya

1) Rumah Betang Saham Desa Saham Kecamatan Sengah Temila

2) Perkampungan budaya di Kecamatan Ngabang

Kawasan Peruntukan Wisata Rohani berupa Gua Maria Bhuana Dusun Bandol Desa Untang

Kecamatan Banyuke Hulu

Kawasan Peruntukan Minat Khusus berupa:

1) Arung jeram sungai Landak di Kecamatan Air Besar

2) Mendulang Intan di Kecamatan Air Besar


Kawasan Peruntukan Wisata Agro berupa:

1) Wisata panen durian tersebar di seluruh kecamatan

2) Wisata panen langsat tersebar di seluruh kecamatan

3) Wisata panen jeruk di Kecamatan Sengah Temila

4) Wisata Agro di Kawasan Industri Mandor

PENETEPAN KAWASAN STRATEGIS

Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang berada di wilayah Kabupaten adalah Kawasan

Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Khatulistiwa.

Kawasan Strategi Provinsi (KSP) yang berada di wilayah Kabupaten adalah:

1) Kawasan Industri MAndor (KIM) yang merupakan KSp dari sudut kepentingan

pertumbuhan ekonomi

2) Kawasan Perkotaan PKWp Ngabang yang merupakan KSP dari sudut kepentingan

pertumbuhan ekonomi

3) Kawasan Pertambangan Bauksit yang merupakan KSP dari sudut kepentingan

pertumbuhan ekonomi

4) Kawasan Ekosistem Gunung Nyiut Penrissen yang merupakan KSP dari sudut kepentingan

fungis dan daya dukung lingkungan

Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) ditetapkan sebgaia berikut:

1) Kawasan Perkotaan Karangan, Darit, dan Pahauman yang ditetapkan sebagai PKL

2) Kawasan Cepat Tumbuh di KEcamatan Air Besar


3) Kawasan KUAT (Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu) denagn komoditas unggulan padi,

karet, kelap sawit, dan kakao di Senakin Kompleks, Sompak Kompleks dan Sebangki

Kompleks

Kawasan Strategi Kabupaten (KSK) dari sudut kepentingan dukung lingkungan

1) Kawasan Cagar Alam Mandor

Kawasan Strategi Kabupaten (KSK) digambarkan dalam peta Kawasan Strategis Kabupaten

dengan tingkat ketelitian 1:50.000.

1.9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN 2014-2034

Penataan ruang Kabupaten Kapuas Hulu bertujuan untuk “Menjadikan Kabupaten Kapuas Hulu

sebagai Kabupaten Konservasi di Beranda Depan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan melalui pengembangan ekowisata yang harmonis

dengan agropolitan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan daerah

tertinggal”.

RENCANA STRUKTUR RUANG

RENCANA PUSAT-PUSAT KEGIATAN

Dalam jangka waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun ke depan (Tahun 2011 – 2031), rencana

pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu, terdiri atas :

a. PKSN di Kota Badau;

b. PKW di Kota Putussibau;

c. PKL di Kota Nanga Tepuai dan Semitau;


d. PPK di Kabupaten Kapuas Hulu meliputi :

 Kawasan Perkotaan Nanga Silat di Kecamatan Silat Hilir;

 Kawasan Perkotaan Nanga Mentebah di Kecamatan Mentebah;

 Kawasan Perkotaan Nanga Bunut di Kecamatan Bunut Hilir; dan

 Kawasan Perkotaan Lanjak di Kecamatan Batang Lupar.

e. PPL terdiri atas :

 Desa Nanga Dangkan di Kecamatan Silat Hulu;

 Desa Nanga Suruk di Kecamatan Bunut Hulu;

 Desa Bika di Kecamatan Bika;

 Desa Nanga Kalis di Kecamatan Kalis;

 Desa Nanga Embaloh di Kecamatan Embaloh Hilir;

 Desa Boyan Tanjung di Kecamatan Boyan Tanjung;

 Desa Menendang di Kecamatan Pengkadan;

 Desa Jongkong di Kecamatan Jongkong;

 Desa Selimbau di Kecamatan Selimbau;

 Desa Nanga Suhaid di Kecamatan Suhaid;

 Desa Serijam di Kecamatan Seberuang;

 Desa Nanga Kantuk di Kecamatan Empanang;

 Desa Sungai Antu di Kecamatan Puring Kencana;

 Desa Banua Martinus di Kecamatan Embaloh Hulu;

 Desa Sayut di Kecamatan Hulu Kapuas*); dan

 Desa Semalah di Kecamatan Danau Sentarum *). Keterangan *) belum operasional


RENCANA SISTEM PRASARANA UTAMA

Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat

Rencana sistem jaringan transportasi darat di Kabupaten Kapuas Hulu meliputi :

a. jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, terdiri atas jaringan jalan, jaringan prasarana lalu

lintas dan jaringan layanan lalu lintas.

b. jaringan sungai, danau dan penyeberangan.

Rencana pengembangan jaringan jalan arteri di Kabupaten Kapuas Hulu, terdiri atas :

a. Batas Kabupaten Kapuas Hulu – Simpang Sejiram – Nanga Tepuai – Mentebah – Putussibau

(292,19 km);

b. Simpang Sejiram – Semitau – Nanga Kantuk (89,2 km); dan

c. Batas Kabupaten Kapuas Hulu – Puring Kencana – Nanga Kantuk – Badau – Lanjak – Simpang

Mataso – Tanjung Kerja – Putussibau – Nanga Bungan – Batas Kalimantan Timur (296,36km).

Rencana pengembangan jaringan jalan kolektor yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu, meliputi

ruas jalan:

a. Jln. Ahmad Yani (Putusibau) (2,34km);

b. Jln. Yos Sudarso (Putusibau) (0,45km);

c. Nanga Kantuk – Sungai Tembaga (18,6 km);

d. Badau – Sungai Tembaga (17,9 km);

e. Simpang Silat – Nanga Silat (13,2 km);

f. Benua Martinus – Ulak Pauk (17,8 km);

g. Kedamin – Bika (19,1 km);

h. Bika – Manday (3,17 km);


i. Bongkong – Nanga Dangkan (12,5 km);

j. Kenerak – Selimbau (25,0 km);

k. Lingkar Mupa – Transmigrasi (1,63 km);

l. Lingkar Dalam Kota Bika (0,68 km);

m. Mataso – Sadap (4,0 km);

n. Nanga Kantuk – Langau (51,6 km);

o. Nanga Kantuk – Nanga Silat (68,0 km);

p. Semitau – Suhaid (10,3 km);

q. Simpang Sekubah – Jongkong (23,20 km);

r. Sungai Tembaga – Empaik (13,0 km);

s. Tepuai – Nanga Taman (13,6 km).

Rencana pengembangan jaringan jalan lokal yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu, meliputi ruas

jalan:

a. Nanga Bunut – Ukit-Ukit (41,6 km);

b. Apan – Pandua (9,0 km);

c. Awin – Sagim (6,8 km);

d. Batu Datu – NangaTemenang (18,0 km);

e. Boyan Tanjung – NangaDanau (13,45 km);

f. Boyan Tanjung – Kuala Gurung (24,8 km);

g. Nanga Danau – NangaBunut (15,0 km);

h. Nanga Dangkan – Nanga Lungu (26 km);

i. Kalis – Semarantau (4,0 km);

j. Menarin – Kepala Gurung (10,0 km);


k. Menyabai – Riam Tapang (11,0 km);

l. Nanga Danau – NangaBunut (37,33km);

m. Nanga Dangkang – NangaTaman (62,5 km);

n. Nanga Manday – NangaEmbaloh (28,0 km);

o. Langau – Juang Ran (7,0 km);

p. Nanga Kantuk – Seridan (7,6 km);

q. Sungai Antu – Seridan (15,0 km);

r. Nanga Payang – Lindau Kaloi – Batu Bekulit (9,5 km);

s. Sejiram – Kerengas (14,9 km);

t. Semangut – Segita/Kelibang (20,0 km);

u. Semuntik – Pesayah (4,0 km);

v. Sengkalu –Tapang Tua– Ujung Said (8,0 km);

w. Simpang Tepuai – Mensusai (38,75 km);

x. Suhaid – Menapar (15,0 km);

y. Sulang – Repun – Lindau (7,2 km);

z. Tanjung Kerja – NangaNyabau (9,4 km);

aa. Tekalong – Kepala Gurung (15,0 km);

bb. Tekudak – Sepan Padang (20,0 km);

cc. Temuyuk – Nanga Suruk (8,2 km);

dd. Ukit-ukit – Sumpak (5,85 km).

Pengembangan terminal di Kabupaten Kapuas Hulu meliputi :

a. Terminal Badau di Kecamatan Nanga Badau sebagai terminal tipe B;

b. Terminal Kedamin di Kecamatan Putussibau Selatan sebagai terminal tipe B;


c. Terminal Kota di Kecamatan Putussibau Utara sebagai terminal tipe C;

d. Terminal Semitau di Kecamatan Semitau sebagai terminal C;

e. Terminal Nanga Tepuai di Kecamatan Nanga Tepuai sebagai terminal C; dan

f. Terminal Banua Martinus Kecamatan Embaloh Hulu sebagai terminal C

Rencana pengembangan jalur rel kereta api Pontianak – Putussibau.

Rencana pengembangan jaringan sungai, danau, dan penyeberangan, terdiri atas :

a. Alur pelayaran sungai, danau, dan penyeberangan terdiri atas :

 Alur pelayaran Sungai Kapuas;

 Alur pelayaran Sungai Bunut;

 Alur pelayaran Sungai Sibau;

 Alur pelayaran Sungai Mendalam;

 Alur pelayaran Sungai Embaloh;

 Alur pelayaran Sungai Silat; dan

 Alur pelayaran Danau Sentarum.

b. Pelabuhan sungaidan danau, terdiri atas :

 Pelabuhan sungai Putussibau Kota di Kecamatan Putussibau Selatan

 Pelabuhan sungai Nanga Bunut di Kecamatan Bunut Hilir;

 Pelabuhan sungai Semitau di Kecamatan Semitau;

 Pelabuhan sungai Jongkong di Kecamatan Jongkong;

 Pelabuhan danau Lanjak di Kecamatan Batang Lupar;

 Pelabuhan sungai Nanga Silat di Kecamatan Silat Hilir;

 Pelabuhan sungai Selimbau di Kecamatan Selimbau; dan


 Pelabuhan sungai Suhaid di Kecamatan Suhaid.

Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara Rencana sistem jaringan transportasi udara di

Kabupaten Kapuas Hulu meliputi :

a. Pengembangan Bandar Udara Pangsuma di Kecamatan Putussibau Selatan sebagai Bandar

Udara Pengumpul Tersier

b. Pengembangan Bandar Udara Badau di Kecamatan Badau sebagai Bandar Udara Perintis.

c. Pengembangan Bandar Udara Khusus, yaitu Lapangan Terbang TNI Angkatan Udara di Desa

Nanga Awin di Kecamatan Putussibau Utara.

RENCANA SISTEM PRASARANA LAINNYA

Rencana Sistem Jaringan Energi Sistem jaringan energi di Kabupaten Kapuas Hulu, meliputi :

a. pembangkit tenaga listrik; dan

b. jaringan prasarana energi.

Pembangkit tenaga listrik di Kabupaten Kapuas Hulu yang ada saat ini dan rencana

pengembangannya, meliputi :

a. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Nanga Dangkan 0,3 MW di Kecamatan Silat Hulu;

b. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Nanga Tepuai 0,9 MW di Kecamatan Hulu Gurung;

c. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Semitau 2,6 MW di Kecamatan Semitau;

d. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Selimbau 0,4 MW di Kecamatan Selimbau;

e. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Jongkong 0,5 MW di Kecamatan Jongkong;

f. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Nanga Bunut 0,32 MW di Kecamatan Bunut Hilir;

g. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Embaloh 0,51 MW di Kecamatan Embaloh Hilir;
h. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Putussibau 0,2 MW di Kecamatan Putussibau

Selatan;

i. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Lanjak 0,24 MW di Kecamatan Batang Lupar;

j. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Badau 0,35 MW di Kecamatan Badau;

k. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Nanga Kantuk 80 kW di Kecamatan Empanang;

l. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 x 4 MW di Melapi Kecamatan Putussibau Selatan.

m. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Batubara (PLTGB) 2 x 3 MW di Kecamatan Mentebah.

n. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kecamatan Boyan Tanjung, Bunut Hulu,

Batang Lupar, Kalis, Mentebah, Putussibau Selatan, Pengkadan, Silat Hulu, Embaloh Hulu,

Puring Kencana, dan Empanang.

Rencana pengembangan jaringan prasarana energi, berupa jaringan transmisi tenaga listrik PLN

dengan prioritas pengembangan pada kota-kota PKW, PKL, PPK, PPL, dan PKSN yang belum

terjangkau listrik dengan pola mengikuti jaringan jalan

Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi

Sistem jaringan telekomunikasi di Kabupaten Kapuas Hulu meliputi pengembangan sistem

jaringan kabel/terestrial, sistem jaringan nirkabel, dan sistem jaringan satelit. Rencana

pengembangan jaringan kabel/terestrial akan dikembangkan di kota-kota PKW, PKL, PPK, PPL,

dan PKSN. Sedangkan rencana pengembangan jaringan seluler akan dikembangkan di seluruh

kecamatan melalui perluasan jaringan telepon seluler pada wilayah-wilayah yang telah

berkembang dan pengembangan BTS di setiap ibukota kecamatan. Selain itu, jaringan satelit

akan dikembangkan di seluruh kecamatan terutama wilayah terpencil.


Rencana Sistem Jaringan Sumberdaya Air

Sistem jaringan sumberdaya air, terdiri atas wilayah sungai strategis nasional, daerah irigasi,

jaringan air baku, dan sistem pengendalian banjir.

Wilayah sungai strategis nasional yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu yaitu Wilayah Sungai

Kapuas.

Daerah irigasi di Kabupaten Kapuas Hulu, terdiri atas :

a. Kecamatan Hulu Gurung : D.I. Lubuk Antuk (215Ha), D.I. Lubuk Antuk Sungai Dalid, D.I. Landau

Kumpang (120Ha), D.I. Nanga Yen (211Ha), D.I. Mubung (50Ha), D.I. Emprejuk 125Ha), D.I.

Senai (150Ha), D.I. Bukit Kerai (50Ha), D.I. Keduai (40Ha), D.I. Bugang I (40Ha) dan II (10Ha),

D.I. Sungai Medang (30Ha), D.I. Tepiau (13Ha), D.I. Parang (100Ha), D.I. Nanga Taman (15Ha),

D.I Nanga Lidi (34Ha), D.I. Semiran (19Ha), D.I. Semiran Kompliek (35Ha), D.I.Mali (59Ha), D.I.

Batu Buin (25Ha);

b. Kecamatan Batang Lupar : D.I. Ukit-Ukit (200Ha), D.I. Tematuk (125Ha), D.I. Sepan Sekalong

(20Ha), D.I. Sungai Sedik (40Ha);

c. Kecamatan Kalis : D.I. Tanah Putih (100Ha), D.I. Nanga Danau Bak(100Ha), D.I. Nanga Danau

Kauk (180Ha), D.I. Hulu Tubuk (425Ha), D.I. Lubuk Mantuk (50Ha);

d. Kecamatan Mentebah : D.I. Tekalong (60Ha), D.I. Suka Maju (75 Ha), D.I. Pala Gurung (40Ha),

D.I. Tanjung I (35Ha), D.I. Padang Jaya (50Ha), D.I. Mentabah (100Ha);

e. Kecamatan Empanang : D.I. Ensanak (50Ha);

f. Kecamatan Bunut Hulu : D.I. Sungai Besar (75Ha), D.I. Muncin I (75Ha), D.I. Muncin Karya Bakti

(30Ha), D.I. Suka Beringin(50Ha), D.I. Semangut (75Ha);

g. Kecamatan Boyan Tanjung : D.I. Belaban (50Ha), D.I. Usaha Baru (40Ha), D.I. Riam Mengelai

(10Ha), D.I. Menin(86Ha), D.I. Junjung(99Ha), D.I. Nanga Sangan (25Ha);

h. Kecamatan Badau : D.I. Telian (25Ha), D.I. Kumbang Janting (15Ha);


i. Kecamatan Suhaid : D.I. Kerengas (50Ha), D.I. Mantan (21Ha);

j. Kecamatan Seberuang : D.I. Laung Sejiram (50Ha), D.I. Nanga Lot (50Ha), D.I. Ladau (20Ha),

D.I. Gurung (40Ha), D.I. Sungai Rusa (45Ha), D.I. Banyu (15Ha);

k. Kecamatan Jongkol : D.I. Karya Baru (450Ha), D.I. Saka (250Ha);

l. Kecamatan Putussibau Selatan : D.R. Raja Bulan (20Ha), D.R. Siut (20Ha), D.I.Suka Maju/Lunsara

(220Ha), D.R. Kedamin Hilir (800Ha), D.R. Kedaim Hulu (500Ha), D.R.Sungai Ulik (20Ha);

m. Kecamatan Bika : D.R.Teluk Sindur (10Ha);

n. Kecamatan Bika : D.R. Mendalam (50Ha), D.I.Naga Nyabau (75Ha);

o. Kecamatan Semitau : D.I.Kenerak (40Ha);

p. Kecamatan Puring Kencana : D.I. Sungai Mawang (20Ha);

q. Kecamatan Selimbau : D.I. Gerayu (35Ha), D.I. Benius (45Ha);

r. Kecamatan Embaloh Hulu : D.I. Pinjauan (50Ha), D.I. Apan (20Ha), D.I. Toalang (60Ha), D.I.

Sungai Utik (20Ha);

s. Kecamatan Pengkadang : D.I. Riam Panjang (200Ha), D.I. Sukaramai (200Ha), D.I.

Menendang(75Ha), D.I. Mawan (40Ha), D.I.Repun (30Ha), D.I. Pedian (45Ha), D.I. Lumpung

Makmur (75Ha); dan

t. Kecamatan Silat Hulu : D.I. Nanga Ngeri (140Ha), Bangunan Bendung Sungai Segak, D.I.

Bangan Baru (35Ha), D.I. Randau Rantau (50Ha), D.I. Entibab (30Ha), D.I. Lubuk Rubin (30Ha),

D.I. Sei Besai (35Ha), D.I. Seteruk (20Ha), D.I. Riam Tapang (75Ha).

Jaringan air baku untuk air bersih di Kabupaten kapuas Hulu yang dikelola oleh PDAM terdiri

atas:

a. PDAM Nanga Tepuai (2,5 liter/detik);

b. PDAM Nanga Dangkan (2,5 liter/detik);


c. PDAM Sejiram (7,5 liter/detik);

d. PDAM Semitau (5 liter/detik);

e. PDAM Selimbau (10 liter/detik);

f. PDAM Badau (7 liter/detik);

g. PDAM Putussibau (40 liter/detik);

h. PDAM Jongkong (10 liter/detik); dan

i. PDAM Mentebah (2,5 liter/detik).

Selain itu terdapat pula instalasi pengolah air bersih dengan sistem distribusi gravitasi di

Kecamatan Pengkadan.

Sistem pengendalian banjir di Kabupaten Kapuas Hulu, dilakukan dengan pembangunan

bendung yang terdiri atas :

a. Bendung Hulu Tubuk dengan luas layanan 425 ha;

b. Bendung Lubuk Antuk dengan luas layanan 215 ha;

c. Bendung Riam Panjang dengan luas layanan 200 ha;

d. Bendung Sukamaju-Lunsana dengan luas layanan 200 ha;

e. Bendung Ukit-Ukit dengan luas layanan 200 ha; dan

f. Bendung Toalang dengan luas layanan 60 ha.

Rencana Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan

Sistem prasarana pengelolaan lingkungan di Kabupaten Kapuas Hulu terdiri atas sistem

pengelolaan persampahan; sistem jaringan air minum; sistem jaringan drainase; dan sistem

pengelolaan limbah.
Rencana pengembangan sistem pengelolaan persampahan terdiri atas :

a. pengembangan sarana pengangkutan sampah dengan menggunakan container terutama

untuk melayani lingkungan-lingkungan permukiman, areal komersial seperti kawasan

perdagangan dan pasar;

b. pembangunan tempat pembuangan akhir sampah modern skala kabupaten di Kecamatan

Badau dengan sistem sanitary landfill; dan

c. pengembangan tempat penampungan sampah sementara di setiap ibukota kecamatan.

Rencana pengembangan sistem jaringan air minum terdiri atas :

a. Wilayah yang air bakunya berasal dari PDAM Nanga Tepuai, Nanga Dangkan, Serijam,

Semitau, Selimbau, Badau, Putussibau, Jongkong, dan Mentebah.

b. Wilayah yang air bakunya berasal dari mata air, air tanah, dan air permukaan (sungai dan

danau).

Rencana pengembangan sistem drainase dilakukan melalui peningkatan kapasitas sistem

drainase di pusat-pusat kegiatan terutama di kota-kota PKSN, PKW, PKL, dan PPK.

Rencana pengembangan sistem pengelolaan limbah terdiri atas :

a. pengembangan septik tank dengan sistem terpadu untuk kawasan perkotaan; dan

b. pengembangan sistem IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) untuk kawasan peruntukan

industri dan kawasan permukiman padat.

c. Pengembangan IPAL terpadu skala kabupaten di Kecamatan Badau.


RENCANA POLA RUANG

PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudiyakan atas

dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan.

Pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya dilakukan secara optimal sesuai dengan daya

dukung lingkungannya. Kawasan budidaya di Kabupaten Kapuas Hulu meliputi :

(1) Kawasan peruntukan hutan produksi diarahkan pada sasaran pembangunan pemanfaatan

sumberdaya alam hutan untuk peningkatan produksi hasil hutan kayu dan non kayu secara

lestari, perluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya di

sekitar kawasan hutan. Kawasan budidaya hutan produksi diarahkan pada peningkatan

pengelolaan hutan alam tropis yang sudah ada dengan sistem Tebang Pilih Tanam

Indonesia (TPTI) maupun Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB) melalui Hak

Penguasaan Hutan (HPH) maupun Hutan Tanaman Industri (HTI).

Kawasan hutan produksi terbatas diarahkan pada peningkatan pengelolaan hutan alam

tropis yang sudah ada pada kawasan yang memiliki limitasi dan kendala dalam daya

dukung wilayah yang sangat terbatas dengan sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)

dan pembatasan-pembatasan khusus lainnya yang berkaitan dengan masalah pelestarian

dan perlindungan sumberdaya alam.

Kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten Kapuas Hulu seluas kurang lebih 437.469

ha yang terdapat di :

a. Kecamatan Silat Hulu dengan luas kurang lebih 52.800 Ha;

b. Kecamatan Hulu Gurung dengan luas kurang lebih 406 Ha;

c. Kecamatan Bunut Hulu dengan luas kurang lebih 38.179 Ha;


d. Kecamatan Mentebah dengan luas kurang lebih 24.878 Ha;

e. Kecamatan Bika dengan luas kurang lebih 10,929 Ha;

f. Kecamatan Kalis dengan luas kurang lebih 90,634 Ha;

g. Kecamatan Hulu Kapuas dengan luas kurang lebih 432 Ha;

h. Kecamatan Embaloh Hilir dengan luas kurang lebih 32.331 Ha;

i. Kecamatan Boyan Tanjung dengan luas kurang lebih 8.958 Ha;

j. Kecamatan Pengkadan dengan luas kurang lebih 809 Ha;

k. Kecamatan Jongkong dengan luas kurang lebih 27.104 Ha;

l. Kecamatan Selimbau dengan luas kurang lebih 2.159 Ha;

m. Kecamatan Danau Sentarum dengan luas kurang lebih 536 Ha;

n. Kecamatan Suhaid dengan luas kurang lebih 552 Ha;

o. Kecamatan Seberuang dengan luas kurang lebih 4.028 Ha;

p. Kecamatan Semitau dengan luas kurang lebih 2.209 Ha;

q. Kecamatan Empanang dengan luas kurang lebih 5.792 Ha;

r. Kecamatan Badau dengan luas kurang lebih 8.004 Ha;

s. Kecamatan Batang Lupar dengan luas kurang lebih 45.840 Ha;

t. Kecamatan Embaloh Hulu dengan luas kurang lebih 34.611 Ha; dan

u. Kecamatan Putussibau Utara dengan luas kurang lebih 46.276 Ha.

Kawasan hutan produksi tetap di Kabupaten Kapuas Hulu seluas kurang lebih 34.064 ha

yang terdapat di :

(2) Kecamatan Hulu Kapuas dengan luasan kurang lebih 8.534 Ha;

(3) Kecamatan Kalis dengan luasan kurang lebih 8.429 Ha; dan

(4) Kecamatan Putussibau Utara dengan luasan kurang lebih 54.715 Ha;
2 Kawasan peruntukan pertanian pangan lahan basah perlu diarahkan pada wilayah yang

memiliki kesesuaian lahan optimal serta dukungan prasarana irigasi. Kawasan budidaya

tanaman pangan lahan basah ini difokuskan pada areal persawahan pasang surut.

Pengembangan lahan padi sawah dilakukan baik melalui intensifikasi maupun

ekstensifikasi.

Pengembangan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Lahan Basah diarahkan ke

Kecamatan Embaloh Hilir, Bunut Hilir, Bika, Selimbau, Putussibau Utara, Jongkong,

Putussibau Selatan, Kalis, Embaloh Hulu, dan Suhaid. Sedangkan usaha intensifikasi

diprioritaskan di sentra-sentra produksi padi di Kecamatan Hulu Gurung, Bunut Hulu,

Putussibau Selatan, Jongkong, Pengkadan, Boyan Tanjung, dan Kalis.

Walaupun lahan basah secara khusus diperuntukkan bagi pengembangan padi sawah,

diwaktu-waktu tertentu dapat pula ditanami palawija terutama kacang hijau dan kedelai

serta tanaman hortikultura terutama sayur-sayuran, sehingga pengembangan areal

pertanian tersebut secara teknis saling menunjang dan menguntungkan.

Kawasan peruntukan pertanian pangan lahan basah untuk komoditas padi sawah di

Kabupaten Kapuas Hulu dialokasikan seluas kurang lebih 23.000 ha yang terdapat di :

a Kecamatan Silat Hilir dengan luas kurang lebih 1.000 Ha;

b Kecamatan Silat Hulu dengan luas kurang lebih 1.500 Ha;

c Kecamatan Hulu Gurung dengan luas kurang lebih 2.250 Ha;

d Kecamatan Bunut Hulu dengan luas kurang lebih 1.150 Ha;

e Kecamatan Mentebah dengan luas kurang lebih 1.100 Ha;

f Kecamatan Bika dengan luas kurang lebih 1.000 Ha;


g Kecamatan Kalis dengan luas kurang lebih 900 Ha;

h Kecamatan Putussibau Selatan dengan luas kurang lebih 700 Ha;

i Kecamatan Hulu Kapuas dengan luas kurang lebih 750 Ha;

j Kecamatan Embaloh Hilir dengan luas kurang lebih 650 Ha;

g. Kecamatan Bunut Hilir dengan luas kurang lebih 950 Ha;

h. Kecamatan Boyan Tanjung dengan luas kurang lebih 1.100 Ha;

i. Kecamatan Pengkadan dengan luas kurang lebih 900 Ha;

j. Kecamatan Jongkong dengan luas kurang lebih 750 Ha;

k. Kecamatan Selimbau dengan luas kurang lebih 850 Ha;

l. Kecamatan Danau Sentarum dengan luas kurang lebih 200 Ha;

m. Kecamatan Suhaid dengan luas kurang lebih 650 Ha;

n. Kecamatan Seberuang dengan luas kurang lebih 750 Ha;

o. Kecamatan Semitau dengan luas kurang lebih 650 Ha;

p. Kecamatan Empanang dengan luas kurang lebih 700 Ha;

q. Kecamatan Puring Kencana dengan luas kurang lebih 400 Ha;

r. Kecamatan Badau dengan luas kurang lebih 500 Ha;

s. Kecamatan Batang Lupar dengan luas kurang lebih 650 Ha;

t. Kecamatan Embaloh Hulu dengan luas kurang lebih 600 Ha; dan

u. Kecamatan Putussibau Utara dengan luas kurang lebih 2.350 Ha.

(5) Kawasan peruntukan pertanian pangan lahan kering adalah meliputi kawasan untuk

tanaman palawija, hortikultura atau tanaman pangan lainnya seperti padi ladang (gogo),

palawija seperti ketela pohon, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau, serta beberapa jenis

hortikultura baik buah-buahan (rambutan, durian, melinjo, mangga, duku, pisang dan
salak) maupun sayur-sayuran seperti kacang panjang, buncis, sawi, bayam, ketimun,

terong, cabe dan pare.

Pengembangan budidaya pertanian tanaman pangan lahan kering ini diarahkan ke semua

kecamatan pada kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan budidaya pertanian lahan

kering (PLK).

Pengembangan setiap jenis komoditas pertanian lahan kering diarahkan sebagai berikut:

 Padi Gogo dikembangkan di seluruh kecamatan untuk menunjang peningkatan

produksi padi untuk mencapai swasembada pangan Kabupaten Kapuas Hulu.

 Kacang-Kacangan (Kedelai dan kacang tanah) diprioritaskan pengembangannya di

Kecamatan Silat Hilir, Pengkadan, Bunut Hulu, Putussibau Selatan, Bika, Boyan

Tanjung dan Batang Lupar, Semitau, Selimbau, Mentebah.

 Jagung diprioritaskan pengembangannya di Kecamatan Silat Hilir, Semitau, Batang

Lupar, Embaloh Hilir, Bika, Putussibau Selatan, Seberuang, Bunut Hilir, Jongkong,

Badau, Puring Kencana, Empanang dan Batang Lupar.

 Ketela Pohon diprioritaskan pengembangannya di Kecamatan Silat Hilir, Putussibau

Selatan, Kalis, Selimbau, Badau, Batang Lupar, Empanang, Puring Kencana, Mentebah,

dan Jongkong.

 Buah-buahan dikembangkan terutama untuk menunjang pengembangan agrowisata

di koridor Sintang-Semitau-Nanga Kantuk-Badau-Perbatasan dan di sepanjang jalan

Lintas Selatan. Dengan demikian maka pengembangan produksi dan budidaya buah-

buahan, khususnya durian diprioritaskan di Kecamatan Badau, Empanang, Batang

Lupar, Semitau, Suhaid, Seberuang, Silat Hilir, Hulu Gurung, Pengkadan, Boyan

Tanjung, Mentebah, Bunut Hulu dan Bunut Hilir, Putussibau Utara dan Putussibau

Selatan.
Sayur-sayuran dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk Kabupaten Kapuas

Hulu dan dalam jangka panjang diarahkan untuk memasok kebutuhan sayur-sayuran

Kalimantan Barat bahkan untuk ekspor ke Sarawak-Malaysia. Pengembangan komoditas

sayur-sayuran ini diprioritaskan di Kecamatan Silat Hilir, Pengkadan, Bunut Hulu,

Putussibau Selatan, Batang Lupar, Bunut Hilir, Bika, Selimbau, Kalis, Mentebah, Boyan

Tanjung dan Putussibau Utara.

Pengembangan pertanian tanaman pangan lahan kering diarahkan untuk mencapai

produksi semaksimal mungkin sehingga bukan saja mampu untuk memenuhi kebutuhan

dalam kabupaten sendiri tetapi juga harus berorientasi ekspor baik ke kabupaten lain

maupun ke Sarawak dan Brunei yang merupakan pasar potensial, disamping secara

geografis negara tetangga tersebut relatif dekat dengan Kabupaten Kapuas Hulu terutama

bila dikaitkan dengan rencana pembukaan Nanga Badau sebagai pintu gerbang lintas

batas..

Kawasan peruntukan pertanian pangan lahan kering untuk komoditas padi ladang di

Kabupaten Kapuas Hulu dialokasikan seluas kurang lebih 26.025 Ha yang terdapat di :

(10) Kecamatan Silat Hilir dengan luas kurang lebih 1.075 Ha;

(11) Kecamatan Silat Hulu dengan luas kurang lebih 850 Ha;

(12) Kecamatan Hulu Gurung dengan luas kurang lebih 1.200 Ha;

(13) Kecamatan Bunut Hulu dengan luas kurang lebih 900 Ha;

(14) Kecamatan Mentebah dengan luas kurang lebih 600 Ha;

(15) Kecamatan Bika dengan luas kurang lebih 1.250 Ha;

(16) Kecamatan Kalis dengan luas kurang lebih 900 Ha;


(17) Kecamatan Putussibau Selatan dengan luas kurang lebih 1.000 Ha;

(18) Kecamatan Hulu Kapuas dengan luas kurang lebih 650 Ha;

(19) Kecamatan Embaloh Hilir dengan luas kurang lebih 825 Ha;

(20) Kecamatan Bunut Hilir dengan luas kurang lebih 950 Ha;

(21) Kecamatan Boyan Tanjung dengan luas kurang lebih 850 Ha;

(22) Kecamatan Pengkadan dengan luas kurang lebih 925 Ha;

(23) Kecamatan Jongkong dengan luas kurang lebih 775 Ha;

(24) Kecamatan Selimbau dengan luas kurang lebih 950 Ha;

(25) Kecamatan Danau Sentarum dengan luas kurang lebih 450 Ha;

(26) Kecamatan Suhaid dengan luas kurang lebih 1.100 Ha;

(27) Kecamatan Seberuang dengan luas kurang lebih 950 Ha;

(28) Kecamatan Semitau dengan luas kurang lebih 1.200 Ha;

(29) Kecamatan Empanang dengan luas kurang lebih 1.550 Ha;

(30) Kecamatan Puring Kencana dengan luas kurang lebih 1.375 Ha;

(31) Kecamatan Badau dengan luas kurang lebih 1.350 Ha;

(32) Kecamatan Batang Lupar dengan luas kurang lebih 1.400 Ha;

(33) Kecamatan Embaloh Hulu dengan luas kurang lebih 1.325 Ha; dan

(34) Kecamatan Putussibau Utara dengan luas kurang lebih 1.625 Ha.

Sedangkan kawasan peruntukan pertanian pangan lahan kering untuk komoditas palawija

dan sayuran di Kabupaten Kapuas Hulu dialokasikan seluas kurang lebih 18.075 Ha yang

terdapat di:

a. Kecamatan Silat Hilir dengan luas kurang lebih 800 Ha;

b. Kecamatan Silat Hulu dengan luas kurang lebih 700 Ha;


c. Kecamatan Hulu Gurung dengan luas kurang lebih 1.000 Ha;

d. Kecamatan Bunut Hulu dengan luas kurang lebih 850 Ha;

e. Kecamatan Mentebah dengan luas kurang lebih 500 Ha;

f. Kecamatan Bika dengan luas kurang lebih 650 Ha;

g. Kecamatan Kalis dengan luas kurang lebih 900 Ha;

h. Kecamatan Putussibau Selatan dengan luas kurang lebih 500 Ha;

i. Kecamatan Hulu Kapuas dengan luas kurang lebih 550 Ha;

j. Kecamatan Embaloh Hilir dengan luas kurang lebih 600 Ha;

k. Kecamatan Bunut Hilir dengan luas kurang lebih 925 Ha;

l. Kecamatan Boyan Tanjung dengan luas kurang lebih 825 Ha;

m. Kecamatan Pengkadan dengan luas kurang lebih 800 Ha;

n. Kecamatan Jongkong dengan luas kurang lebih 750 Ha;

o. Kecamatan Selimbau dengan luas kurang lebih 850 Ha;

p. Kecamatan Danau Sentarum dengan luas kurang lebih 150 Ha;

q. Kecamatan Suhaid dengan luas kurang lebih 750 Ha;

r. Kecamatan Seberuang dengan luas kurang lebih 900 Ha;

s. Kecamatan Semitau dengan luas kurang lebih 600 Ha;

t. Kecamatan Empanang dengan luas kurang lebih 600 Ha;

u. Kecamatan Puring Kencana dengan luas kurang lebih 700 Ha;

v. Kecamatan Badau dengan luas kurang lebih 550 Ha;

w. Kecamatan Batang Lupar dengan luas kurang lebih 775 Ha;

x. Kecamatan Embaloh Hulu dengan luas kurang lebih 750 Ha; dan

y. Kecamatan Putussibau Utara dengan luas kurang lebih 1.100 Ha.


2 Kawasan peruntukan perkebunan diarahkan pada pengembangan tanaman perkebunan

atau tanaman tahunan perkebunan. Adapun sasaran pembangunan tanaman perkebunan

adalah peningkatan produksi dalam rangka ekspor, perluasan kesempatan kerja,

peningkatan pemanfaatan pertanian dan pemeliharaan lingkungan hidup,

pengembangan komoditi perkebunan dilakukan oleh perkebunan rakyat dan oleh

perusahaan perkebunan besar.

Pengembangan perkebunan menyatu dengan permukiman penduduk sehingga dapat

dilakukan usaha partisipasi dari swadaya atau spontanitas petani. Komoditas perkebunan

yang dapat dikembangkan di Kabupaten Kapuas Hulu meliputi sawit, karet, kelapa dalam,

lada, coklat, kopi, kapuk dan cengkeh. Pengembangan perkebunan rakyat diarahkan ke

wilayah perkebunan yang telah ada, yaitu melalui rehabilitasi, peremajaan, dan perluasan

areal di sekitar perkebunan yang telah ada.

Kawasan peruntukan perkebunan sawit di Kabupaten Kapuas Hulu dialokasikan seluas

kurang lebih 439.000 Ha yang terdapat di :

a Kecamatan Silat Hilir dengan luas kurang lebih 61.500 Ha;

b Kecamatan Silat Hulu dengan luas kurang lebih 13.000 Ha;

c Kecamatan Bunut Hulu dengan luas kurang lebih 19.500 Ha;

d Kecamatan Mentebah dengan luas kurang lebih 7.600 Ha;

e Kecamatan Bika dengan luas kurang lebih 37.100 Ha;

f Kecamatan Kalis dengan luas kurang lebih 17.500 Ha;

g Kecamatan Putussibau Selatan dengan luas kurang lebih 2.000 Ha;

h Kecamatan Hulu Kapuas dengan luas kurang lebih 1.000 Ha;

i Kecamatan Embaloh Hilir dengan luas kurang lebih 15.000 Ha;

j Kecamatan Bunut Hilir dengan luas kurang lebih 20.000 Ha;


k Kecamatan Boyan Tanjung dengan luas kurang lebih 15.500 Ha;

l Kecamatan Pengkadan dengan luas kurang lebih 16.500 Ha;

m Kecamatan Jongkong dengan luas kurang lebih 12.000 Ha;

n Kecamatan Selimbau dengan luas kurang lebih 13.300 Ha;

o Kecamatan Danau Sentarum dengan luas kurang lebih 500 Ha;

p Kecamatan Suhaid dengan luas kurang lebih 13.500 Ha;

q Kecamatan Seberuang dengan luas kurang lebih 13.000 Ha;

z. Kecamatan Semitau dengan luas kurang lebih 37.500 Ha;

aa. Kecamatan Empanang dengan luas kurang lebih 40.000 Ha;

bb. Kecamatan Puring Kencana dengan luas kurang lebih 10.700 Ha;

cc. Kecamatan Badau dengan luas kurang lebih 20.800 Ha;

dd. Kecamatan Batang Lupar dengan luas kurang lebih 26.000 Ha;

ee. Kecamatan Embaloh Hulu dengan luas kurang lebih 19.000 Ha; dan

ff. Kecamatan Putussibau Utara dengan luas kurang lebih 6.500 Ha.

Sedangkan kawasan peruntukan perkebunan karet di Kabupaten Kapuas Hulu dialokasikan

seluas kurang lebih 167.217 Ha yang terdapat di :

a. Kecamatan Silat Hilir dengan luas kurang lebih 15.672 Ha;

b. Kecamatan Silat Hulu dengan luas kurang lebih 7.640 Ha;

c. Kecamatan Hulu Gurung dengan luas kurang lebih 11.403 Ha;

d. Kecamatan Bunut Hulu dengan luas kurang lebih 3.124 Ha;

e. Kecamatan Mentebah dengan luas kurang lebih 3.672 Ha;

f. Kecamatan Bika dengan luas kurang lebih 1.967 Ha;

g. Kecamatan Kalis dengan luas kurang lebih 7.171 Ha;


h. Kecamatan Putussibau Selatan dengan luas kurang lebih 1.715 Ha;

i. Kecamatan Hulu Kapuas dengan luas kurang lebih 6.500 Ha;

j. Kecamatan Embaloh Hilir dengan luas kurang lebih 9.479 Ha;

k. Kecamatan Bunut Hilir dengan luas kurang lebih 7.415 Ha;

l. Kecamatan Boyan Tanjung dengan luas kurang lebih 8.134 Ha;

m. Kecamatan Pengkadan dengan luas kurang lebih 6.964 Ha;

n. Kecamatan Jongkong dengan luas kurang lebih 1.919 Ha;

o. Kecamatan Selimbau dengan luas kurang lebih 3.734 Ha;

p. Kecamatan Suhaid dengan luas kurang lebih 2.023 Ha;

q. Kecamatan Seberuang dengan luas kurang lebih 10.615 Ha;

r. Kecamatan Semitau dengan luas kurang lebih 16.934 Ha;

s. Kecamatan Empanang dengan luas kurang lebih 1.233 Ha;

t. Kecamatan Puring Kencana dengan luas kurang lebih 1.732 Ha;

u. Kecamatan Badau dengan luas kurang lebih 5.282 Ha;

v. Kecamatan Batang Lupar dengan luas kurang lebih 9.033 Ha;

w. Kecamatan Embaloh Hulu dengan luas kurang lebih 12.654 Ha; dan

x. Kecamatan Putussibau Utara dengan luas kurang lebih 11.206 Ha.

(3) Kawasan peruntukan peternakan diarahkan pusat-pusat permukiman di perkotaan dan di

perdesaan. Sasaran pengembangan sektor peternakan adalah meningkatkan produksi

dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat. Komoditas peternakan yang telah

dikembangkan antara lain jenis ternak sapi, babi, kambing, dan unggas.

Untuk budidaya peternakan yang umumnya tidak memerlukan lahan yang luas seperti

halnya pengembangan perkebunan, pertanian dan hutan produksi, maka arahan


pengembangan tidaklah berupa penunjukkan atas lahan yang harus dikembangkan

sebagai lahan-lahan peternakan tetapi lebih bersifat indikatif, dimana penentuan lahan

secara riil dengan batas-batas yang tepat ditentukan dengan melakukan studi yang lebih

detil.

Secara indikatif arahan pengembangan budidaya peternakan adalah sebagai berikut:

 Peternakan sapi/kerbau diprioritaskan pengembangannya di Kecamatan

Selimbau, Putussibau Utara, Putussibau Selatan, Hulu Gurung, Embaloh Hilir,

Silat Hilir dan Suhaid.

 Hilir, Seberuang, Bunut Hulu, Bika, Hulu Gurung, Jongkong, Kalis, Putussibau

Utara , Putussibau Selatan, Puring Kencana dan Mentebah.

 Peternakan babi diprioritaskan pengembangannya di Kecamatan Putussibau

Utara, Putussibau Selatan, Bika, Semitau, Seberuang, Silat Hilir, Silat Hulu,

Badau, Empanang dan Batang Lupar.

 Peternakan unggas diprioritaskan pengembangannya di Kecamatan

Putussibau Utara, Embaloh Hulu, Hulu Gurung, Selimbau, Seberuang, Embaloh

Hilir, Putussibau Selatan, Kalis, Jongkong, Suhaid, dan Empanang.

 Peternakan Burung Walet secara alamiah dikembangkan di seluruh wilayah

Kabupaten Kapuas Hulu yang memiliki potensi, sedangkan pengembangan

sarang secara budidaya diatur secara khusus melalui peraturan daerah yang

lebih operasional.

(6) Kawasan peruntukan perikanan sasarannya adalah mengoptimalisasi pemanfaatan

kawasan untuk kegiatan budidaya dalam rangka mendukung program utama intensifikasi

budidaya ikan maupun non-ikan melalui pelaksanaan kaji terap teknologi budidaya untuk
menunjang pengembangan kegiatan budidaya, Strategi dalam meningkatkan produksi

perikanan adalah melalui upaya ekstensifikasi dan diversifikasi produk perikanan melalui

budidaya tambak ikan dan lainnya, serta peningkatan dan pengembangan sarana -

prasarana produksi perikanan;

Pengembangan Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Kabupaten Kapuas Hulu

meliputi:

o Pengembangan Kawasan perikanan kolam diprioritaskan di Kecamatan Pengkadan

dengan daerah hinterland adalah Kecamatan Hulu Gurung, Boyan Tanjung, dan Bunut

Hulu.

o Pengembangan Kawasan perikanan keramba diprioritaskan di Kecamatan Selimbau,

Bunut Hilir, Jongkong, Batang Lumpar, Badau, Embaloh Hilir, Bika, Kalis, dan

Seberuang.

o Pengembangan Kawasan Ikan Hias Arwana terletak di Kecamatan Suhaid dengan

daerah hinterland adalah Kecamatan Semitau.

(6) Kawasan peruntukan pertambangan ditetapkan berdasarkan pada potensi dan mutu

mineral atau bahan galian. Berdasarkan kondisi geologi regionalnya maka diperkirakan

beberapa jenis mineralnya cukup potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Kapuas

Hulu. Pengembangan kawasan pertambangan di Kabupaten Kapuas Hulu diarahkan untuk

menunjang pengembangan kawasan inti baru terutama di bagian Selatan.

Sektor pertambangan terbukti memiliki potensi yang cukup besar dalam perekonomian

Kapuas Hulu disamping besarnya potensi cadangan berbagai bahan tambang yang belum

tergali. Sesuai dengan sebaran dan bahan tambang dan potensi yang dimiliki Kabupaten

Kapuas Hulu baik dalam besarnya cadangan dan sumberdaya manusia yang dapat
mendukung usaha pengembangannya maka pengembangan pertambangan diarahkan

pada Kecamatan Bunut Hulu,Bunut Hilir, Hulu Gurung, Selimbau, Suhaid, Kalis, Mentebah,

Boyan Tanjung, dan Pengkadan. Beberapa bahan tambang yang potensial dikembangkan

di kecamatan tersebut adalah emas, antimoni, batubara dan lain-lain.

Secara spasial, arahan pengembangan pertaambangan bisa di semua wilayah kabupaten

termasuk di dalam wilayah yang telah ditetapkan sebagai kawasan

lindung, sepanjang eksploitasi bahan tambang tersebut benar-benar sangat berguna bagi

negara. Penelitian dan eksplorasi bahan tambang ini memerlukan studi khusus.

(8) Kawasan peruntukan industri mencakup aneka industri kecil, dan industri besar untuk

mengolah bahan baku yang berasal dari hasil pertanian tanaman pangan, peternakan,

perikanan, perkebunan, dan hasil hutan. Dengan demikian, maka strategi pengembangan

sektor perindustrian yang merupakan sektor kunci dimaksudkan untuk meningkatkan nilai

tambah terhadap produksi-produksi khususnya sumberdaya daerah setempat.

Pengembangan industri di Kabupaten Kapuas Hulu untuk 20 tahun mendatang diarahkan

untuk merangsang pertumbuhan atau peningkatan produktivitas kegiatan sektor primer.

Jenis-jenis industri yang dikembangkan terutama industri hulu yang terkait langsung

dengan usaha peningkatan sektor primer seperti industri pengolahan hasil-hasil pertanian,

perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan; industri penghasil alat-alat pertanian

ringan; industri makanan ternak, industri kerajinan rumah tangga dan industri bahan

bangunan (meubel). Pengembangan industri ini diarahkan di pusat pengembangan

wilayah yang dikembangkan yaitu di Kecamatan Putussibau Utara, Semitau, Nanga Tepuai

dan Badau.
Pengembangan industri kecil diarahkan pada lokasi-lokasi yang sudah ada industri

kecilnya. Pengembangan tersebut dilakukan melalui pembangunan sentra-sentra industri

yang diharapkan dapat menambahkan kesempatan kerja di perdesaan maupun

perkotaan.

(9) Kawasan peruntukan pariwisata ditetapkan pada kawasan yang mempunyai obyek wisata

yang menarik wisatawan domestik maupun manca negara. Pariwisata yang dikembangkan

di Kabupaten Kapuas Hulu meliputi wisata alam, wisata alam hutan dan panorama alam.

Besarnya areal kawasan lindung di Kabupaten Kapuas Hulu merupakan pembatas utama

untuk pengembangan kawasan budidaya pertanian sehingga sektor pariwisata

merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai sektor andalan kedua

setelah pertanian dan kehutanan. Di samping itu, sektor pariwisata ini dapat

dikembangkan di kawasan-kawasan lindung yang memiliki nilai tinggi untuk menunjang

kegiatan wisata. Dasar-dasar yang kuat untuk menunjang perkembangan pariwisata ini di

masa yang akan datang perlu dilakukan dengan mengembangkan sarana perhubungan

dan akomodasi yang berorientasi ke daerah-daerah potensial sebagai daerah wisata

seperti :

 Taman Nasional Betung Kerihun, Taman Nasional Danau Sentarum dan beberapa

peninggalan sejarah (situs) yang tersebar di Kecamatan Putussibau Utara, Seberuang,

Bunut Hilir, Semitau, Putussibau Selatan, Embaloh Hilir, Embaloh Hulu dan Hulu

Gurung.
 Kota-kota yang diarahkan sebagai pusat pengembangan pariwisata Kabupaten

Kapuas Hulu adalah Kota Badau (pintu gerbang darat utama), Lanjak, Semitau, Nanga

Tepuai, Banua Martinus dan Putussibau Utara (pintu gerbang udara).

 Wisata alam dan ecotourisme dapat dikembangkan di seluruh kawasan yang telah

ditetapkan sebagai Taman Nasional serta kawasan sepanjang Sungai Kapuas dan

sungai-sungai lain yang memiliki ciri khas sungai pedalaman Kalimantan.

 Agrowisata diarahkan pengembangannya di kawasan sepanjang koridor Sintang-

Semitau-Nanga Kantuk-Badau dan sepanjang Jalan Lintas Selatan.

 Wisata Budaya diarahkan pengembangannya ke Kecamatan Putussibau Utara,

Putussibau Selatan, Embaloh Hulu, Embaloh Hilir dan secara sporadis ke kawasan-

kawasan yang memiliki peninggalan sejarah dan tatanan kebudayaan khas

pedalaman.

(9) Kawasan peruntukan lainnya di Kabupaten Kapuas Hulu adalah keberadaan hutan desa

yang tersebar di seluruh kecamatan. Kawasan hutan desa akan diatur lebih lanjut dan

ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

Kawasan Strategis Nasional yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu meliputi :

a. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Khatulistiwa yang merupakan kawasan

strategis nasional dari sudut kepentingan ekonomi;

b. Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun yang merupakan kawasan strategis nasional dari

sudut kepentingan lingkungan;


c. Kawasan Perbatasan Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart of Borneo) yang merupakan

kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, serta

lingkungan.

Kawasan Strategis Provinsi Kalimantan Barat yang terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu meliputi

a. Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum yang merupakan kawasan strategis provinsi

dari sudut kepentingan lingkungan;

b. Kawasan Agropolitan Bunut Hulu dan Kawasan Minapolitan yang merupakan kawasan

strategis provinsi kepentingan ekonomi.

Kawasan Strategis Kabupaten Kapuas Hulu meliputi :

a. Kawasan Agropolitan Silat Hilir dan sekitarnya yang merupakan kawasan strategis

kabupaten dari sudut kepentingan ekonomi.

b. Kawasan Ekowisata Taman Nasional Danau Sentarum yang merupakan kawasan strategis

kabupaten dari sudut kepentingan lingkungan dan ekonomi.

c. Kawasan Koridor Taman Nasional Danau Sentarum dengan Taman Nasional Betung

Kerihun yang merupakan kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan

lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai