Penataan ruang wilayah Daerah bertujuan untuk mewujudkan kota yang aman, nyaman,
produktif, terpadu, dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan wilayah yang memiliki
keunggulan pariwisata yang didukung dengan kegiatan jasa, industri, dan perdagangan
berorientasi ekspor.
pusat lingkungan
dan jasa, pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan, serta simpul transportasi darat.
perdagangan;
kawasan Pertokoan Setapuk Besar di Jalan Ratu Sepudak (Kelurahan Setapuk Besar)
kawasan Pertokoan Bagak Sahwa (Kelurahan Bagak Sahwa) yang berfungsi sebagai
perdagangan.
F. Peningkatan sistem jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a terdiri
atas:
jalan kolektor primer K1 yang dipersiapkan untuk difungsikan menjadi jalan arteri primer
yang menghubungkan secara menerus dan berdaya guna antara Pontianak (PKN),
4. Jalan Tani;
2. Jalan Diponegoro;
3. Jalan Merdeka;
4. Jalan Pemuda;
6. Jalan Pahlawan;
G. Rencana jalan bebas hambatan yang menghubungkan Kota Singkawang dengan Kota
rencana jalan elak (by pass) yang menghubungkan Lirang (Kelurahan Sedau), Kuala,
Terminal Bagak Sahwa di Kelurahan Bagak Sahwa, yang berakses ke Jalan Raya
Terminal Setapuk Besar di Kelurahan Setapuk Besar dan atau Kelurahan Semelagi
stasiun kereta api. Jembatan timbang adalah jembatan timbang yang terletak di Jalan
K. Pengembangan sistem pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan pengembangan sistem
angkutan umum lokal yang terintegrasi dengan sistem angkutan umum regional untuk
menghubungkan simpul jaringan transportasi, pusat permukiman, pusat kegiatan
Angkutan Lintas Batas Negara (ALBN) yaitu Singkawang – Malaysia Timur – Brunei
Darussalam;
dan Singkawang Timur. Rencana stasiun kereta api terletak di Kelurahan Pajintan.
Kelurahan Kuala.
alur pelayaran sepanjang kurang lebih 5 (lima) mil dari muara Sungai Sedau; dan
alur pelayaran sepanjang kurang lebih 5 (lima) mil dari muara Sungai Singkawang.
Kelurahan Sedau diarahkan menjadi bandar udara pengumpul sekunder dengan tahap
S. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang terletak di Sei Wie sebagai pembangkit
tenaga listrik cadangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pantai Kura-kura di
Kabupaten Bengkayang yang berkapasitas 55 (lima puluh lima) megawatt; Gardu Induk
di Sei Wie dan Gardu Induk di Jalan Jendral Sudirman; dan Jaringan transmisi tenaga
T. Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang melintasi daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan jaringan transmisi energi listrik yang
gardu induk di Sei Wie, gardu induk di Kota Sambas, dan gardu induk di Kota
Bengkayang.
gardu induk dan gardu distribusi, serta meningkatkan jangkauan pelayanan listrik ke
seluruh wilayah kota Singkawang baik untuk Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Station (BTS) sebagai menara bersama untuk peningkatan pelayanan telepon nirkabel.
(BTS) Terpadu.
Z. Jaringan sumber daya air lintas kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b terdiri atas: satu DAS di WS Sambas yaitu DAS Selakau dengan luas kurang
lebih 26.256 hektar; dan dua daerah aliran sungai di WS Mempawah dengan luas
keseluruhan kurang lebih 13.407 hektar yang terdiri atas daerah aliran Sungai Air Merah
dengan luas kurang lebih 1.666 hektar dan daerah aliran Sungai Raya dengan luas
satu daerah aliran sungai di WS Sambas yaitu daerah aliran Sungai Singkawang
dua daerah aliran sungai di WS Mempawah dengan luas keseluruhan kurang lebih
11.208 hektar yang terdiri atas daerah aliran sungai Sakok-Kaliasin (Jamthang)
dengan luas kurang lebih 2.016 hektar dan daerah aliran Sungai Sedau dengan luas
BB. Prasarana air baku untuk air minum daerah terdiri atas:
intake air baku dengan sistim gravitasi yaitu dari intake Bagak, Eria, Sekabu, Poteng,
Hangmui I dan III, Hangmui II, Sijangkung Bagyo, Sijangkung Pasqua, Pangmilang
intake air baku dengan sistim pompa yaitu dari intake Seluang yang terletak di
jaringan pipa transmisi air baku dari intake air baku dengan sistim pompa ke instalasi
pengolahan air minum di Kelurahan Roban dan di lokasi lain yang diperlukan.
Sungai Selakau;
Sungai Singkawang;
Sungai Bulan;
Sungai Rasau;
Sungai Nangka;
Sungai Garam;
Sungai Cabang Tiga dan rencana kanal terusan Sungai Cabang Tiga.
pengembangan sistem jaringan drainase Kaliasin ( Jamthang) – Sedau yang meliputi daerah
aliran Sungai Kaliasin (Jamthang), daerah aliran Sungai Sedau, dan daerah aliran sungai Air
Sungai Sakok;
Sungai Kaliasin (Jamthang) dan rencana kanal terusan Sungai Kaliasin (J amthang) mulai
Sungai Air Merah dan rencana kanal terusan Sungai Air Merah hingga ke kawasan
bandara.
pengembangan sistem jaringan drainase Gunung Raya Pasi di daerah aliran Sungai Raya
disertai dengan normalisasi Sungai Raya dari Simpang Air Mati hingga Jembatan Dua Lima
dengan tidak melalui Danau Serantangan dengan drainase primernya Sungai Raya;
berlapis bersih (sanitary landfill) di Jalan Caicai di daerah perbatasan antara Kelurahan Roban
seluruh kota yang letaknya dapat dijangkau kendaraan roda empat dan tidak berada pada
penataan lokasi sebaran tempat penampungan sementara sampah (TPS) diatur lebih lanjut
dalam rencana detail tata ruang; dan menggunakan metode mengurangi, menggunakan
kembali dan mendaur ulang ( reduce, reuse, dan recycle) yang meliputi upaya mengurangi
jumlah dan potensi timbulan sampah di lokasi penghasil, serta pemanfaatan kembali bagian
sampah yang masih berguna, dan pengolahan sisa sampah melalui proses industri dalam
kapasitas pengolahan hingga 200 (dua ratus) liter per detik; dan
pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk industri dan limbah
EE. prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki dan sepeda sebagaimana dimaksud
penyediaan prasarana jalan pejalan kaki dan jalur sepeda diatur lebih lanjut dalam
rencana kawasan strategis atau rencana detail tata ruang dengan prioritas
teras toko sebagai fungsi sosial yang diperuntukan trotoar bagi pejalan kaki dan bebas
FF. Kawasan pariwisata diarahkan pengembangannya di sebelah utara, barat, dan selatan
Gunung Besar.
lingkungan sekitarnya;
Daerah.
dan
Utara.
dan
Singkawang Selatan;
Jalan Diponegoro;
Jalan Merdeka;
Jalan Ratu Sepudak yang termasuk dalam Pusat Pelayanan Kawasan (PPK);
Jalan Alian yang termasuk dalam kawasan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK);
Jalan Hermansyah;
Jalan Nusantara;
Jalan Kalimantan;
Jalan Setiabudi;
Jalan Saman Bujang I;
Jalan Sejahtera;
Jalan Niaga;
Jalan Bawal;
Jalan Sama-sama;
Jalan Kridasana;
di kawasan Pasar Sedau hingga Pasar Sakok di Jalan Pasar Raya Sedau, Saliung,
Utara;
Kelurahan Pajintan, Bagak Sahwa, dan Nyarumkop di Kecamatan Singkawang
Timur; dan
OO. Kawasan industri untuk industri menengah dan industri besar dikembangkan di
PP. Kawasan industri difokuskan pada pusat industri pengolahan lanjut dari hasil
perkebunan kelapa sawit dan karet di Kecamatan Singkawang Timur dan Singkawang
Utara.
Terminal Induk.
Kawasan strategis nasional yang ditetapkan dalam RTRWN terkait dengan wilayah Daerah
yaitu Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Khatulistiwa yang meliputi seluruh wilayah
Daerah.
UU. kawasan strategis provinsi yang ditetapkan dalam RTRWP terkait dengan wilayah
Daerah:
Kawasan Pariwisata Pasir Panjang dan sekitarnya sebagai kawasan strategis dari
perikanan;
Kawasan Strategis Ekosistem Gunung Raya Pasi sebagai kawasan strategis dari
Kawasan Rawan Bencana Alam Gayung Bersambut dan sebagai kawasan strategis
dan
kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial kawasan permukiman Bukit Batu
WW. Penetapan kawasan strategis daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55,
Lampiran I.5 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Daerah.
YY. Pengembangan kawasan strategis daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
Penataan ruang wilayah Kota Pontianak bertujuan untuk mewujudkan kota perdagangan
dan jasa terdepan di Kalimantan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.
Darat di Kecamatan Pontianak Kota, sebagian Kelurahan Benua Melayu Laut, Kelurahan
Akcaya, sebagian Kelurahan Parit Tokaya di Kecamatan Pontianak Selatan, serta sebagian
Kelurahan Siantan Tengah Di Kecamatan Pontianak Utara dan Kelurahan Dalam Bugis di
b. perkantoran;
a. Sub PPK I di Kelurahan Benua Melayu Darat dan Benua Melayu Laut Kecamatan
b. Sub PPK II di Kelurahan Sungai Bangkong Kecamatan Pontianak Kota dan Kelurahan
Akcaya dan Kota Baru Kecamatan Pontianak Selatan, memiliki fungsi-fungsi yang
meliputi;
2. perkantoran
3. budaya dan olah raga
5. pelayanan kesehatan
c. Sub PPK III di Kelurahan Sungai Jawi dan Mariana Kecamatan Pontianak Kota dan
yang meliputi ;
3. pelayanan kesehatan
5. perkantoran
d. Sub PPK IV di di kelurahan Sungai Jawi Luar Kecamatan Pontianak Barat memiliki
3. pelayanan kesehatan
5. perkantoran
e. Sub PPK V di Kelurahan Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara memiliki fungsi-
3. pelayanan kesehatan
5. perkantoran
f. Sub PPK VI di Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara memiliki fungsi-
2. pariwisata
5. perkantoran
g. Sub PPK VII Kelurahan Tanjung Hulu dan Tanjung Hilir Kecamatan Pontianak Timur
2. pariwisata
5. perkantoran
(4) Pusat Lingkungan berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lingkungan,
(1) Jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a angka 1,
meliputi :
Jaringan jalan arteri primer meliputi Jalan Pak Kasih, Jalan Rahadi Usman, Jalan
Tanjungpura, Jalan Pahlawan, Jalan Sultan Hamid II, Jalan Gusti Situt Mahmud,
Jalan Khatulistiwa, Jalan Veteran, sebagian Jalan Ahmad Yani, Jalan Ya’ M. Sabran
Hamzah – Jalan Hassanuddin, ruas Jalan Imam bonjol – Adi Sucipto, dan ruas
Peningkatan ruas jalan Tanjungpura – Jalan Imam Bonjol – Adi Sucipto untuk
a) ruas jalan Diponegoro – Jalan Gusti Sulung Lelanang – jalan Sutan Syahrir;
Karet – jalan Berdikari 2 – jalan Ampera – jalan Harapan Jaya – jalan Sungai Raya Dalam.
s) ruas jalan Parit Haji Husein II - Jalan Parit Haji Husein III/Padat Karya
c. Jaringan jalan lokal sekunder meliputi jalan Apel, jalan Tebu, Nipah Kuning II –
Berdikari 2, Jalan HM. Suwignyo, jalan Petani, jalan Putri Candramidi, jalan Putri Dara Hitam,
jalan WR Supratman, jalan Purnama II, jalan Reformasi UNTAN, Jalan A.R Saleh, jalan Parit
H. Husein I, jalan Perdana, jalan Sepakat II, jalan Parit Demang-jalan Perdana-jalan Parit H.
Husein II, jalan Parit Pangeran, jalan dari Sungai Durhaka sampai Sungai Putat, jalan
Kebangkitan Nasional, jalan Panca Bhakti, jalan Flora, jalan Tanjung Raya I, jalan Tritura, jalan
Alami – Pemda, Jalan Tani – Perum III, Jalan 28 Oktober, dan jalan Selat Panjang.
1) pembangunan jalan yang sejajar dengan sisi luar dari sempadan Sungai
2) ruas jalan Parit Pangeran-jalan Parit Wan Salim – jalan Teluk Betung –
Kota;dan
2. jembatan di ruas Jl. Karet dan Batu Layang Kecamatan Pontianak Utara.
Pontianak Utara;
Barat;
Pontianak Barat;
Selatan;dan
(8) Unit pengujian kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud ayat 3 huruf d, berlokasi
(9) Jalur trayek angkutan orang sebagaimana dimaksud pada ayat 4 huruf a, meliputi
Pontianak Kota;
Pontianak Tenggara;
g. rencana pengaturan rute angkutan kota diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Walikota.
(10) Jalur Angkutan barang regional sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf b, meliputi:
i. Jalan Kom Yos. Sudarso – Jalan Pak Kasih – Jalan Rahadi Usman – Jl. Tanjung
Pura – Jalan Imam Bonjol – Jalan Adi Sucipto – Jembatan Kapuas II.
ii. Jalan Kom Yos Sudarso – Jalan Karet – Jalan Berdikari – Jalan Ampera _ Jalan
seperti :
i. Jalan Kom Yos. Sudarso – Jalan Pak Kasih – Jalan Rahadi Usman
ii. Jl. Tanjung Pura – jalan parallel Tol – Jalan Ya’ M Sabran – Jalan Tritura – Jalan
iii. Jalan Kom Yos. Sudarso – Jalan Pak Kasih – Jalan Rahadi Usman
iv. Jl. Tanjung Pura – Jalan imam Bonjol – Jalan Adi Sucipto.
2. Sungai Landak dari batas dengan Kabupaten Kubu Raya hingga ke pertemuannya
dan
(3) Alur pelayaran mulai dari Pelabuhan Pontianak – muara Sungai Kapuas - Laut
Natuna.
Utara;
Pontianak;
SPPK;dan
b. jaringan nirkabel
kecamatan.
b. Stasion Telepon Otomatis (STO) diakhir tahun rencana sebesar 33 unit yang
strategis.
Peraturan Walikota.
1) Sistem jaringan sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf c,
terdiri atas :
a. Wilayah sungai;
b. Sistem jaringan air baku untuk air bersih Sumber Air Baku;
2) Sistem wilayah Sungai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, terdiri atas:
3) Sistim jaringan air baku untuk air bersih sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b,
terdiri atas :
4) Cekungan air tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c, adalah Cekungan air
tanah Pontianak.
5) Sistem pengendalian banjir di kawasan sekitar Sungai Kapuas dan Sungai Landak
Penyediaan air minum melalui beberapa Water Treatment Plan (WTP) sebagai
berikut:
Kabupaten Kubu Raya dengan kapasitas air lebih kurang 300 liter/detik.
dan bahan berbahaya dan beracun (B3) ditampung di Instalasi Pengolahan Air
kecamatan;
recycle);
Raya dan Kabupaten Pontianak yang berlokasi di wilayah Kabupaten Kubu Raya.
Sistem Jaringan Drainase Sekunder Sungai Jawi, Sungai Malaya, Sungai Serok,
Sungai Nipah, Sungai Raya Dalam, Parit Haji Husin, Parit Bangka, Parit Pangeran,
Parit Bansir, Parit Pekong, Parit Wan Salim, Parit Mayor; dan
Sistem Jaringan Drainase Tersier adalah parit-parit yang tersebar mengikuti sistem
Peningkatan jalur pejalan kaki di sisi jalan yang meliputi Jalan MT haryono dan
jalan A. Yani
Pengembangan dan peningkatan jalur pejalan kaki di sisi sungai dan parit meliputi:
Batu Layang;
meliputi jalan A.Yani, jalan Tanjung Pura, jalan Gusti Situt Mahmud.
o Jalur evakuasi di Kecamatan Pontianak Utara meliputi Jalan Selat Panjang- jalan 28
o Jalur evakuasi di Kecamatan Pontianak Timur meliputi jalan Sultan Hamid II- jalan
jalan Imam Bonjol, jalan A. Yani, Jalan, Jalan Daya Nasional dan Sei Raya Dalam,
o Jalur Evakuasi di Kecamatan Pontianak Kota dan Pontianak Barat meliputi Jalan
Pattimura, Jalan Hassanuddin, Jalan Zainuddin, Jalan Pak Kasih, Jalan Gusti Hamzah,
Jalan Putri Candramidi, Jalan Sutan Syahrir, jalan Prof. M Yamin, Jalan Ampera, Jalan
a. Kawasan perumahan skala besar dan kawasan perumahan skala bukan besar
meliputi;
Parit Mayor;
Sungai Beliung;
Darat.
a. pasar tradisional;
c. toko modern.
(2) Pasar Tradisional meliputi :
Timur.
lingkungan.
(4) Toko Modern dapat berupa minimarket, supermarket, hypermarket, departement store
atau perkulakan;
(1) Kawasan peruntukan industri meliputi industri rumah tangga/kecil dan industri
ringan.
(2) Industri rumah tangga/kecil sdikembangkan di seluruh kawasan permukiman.
(3) Kawasan peruntukan industri ringan seluas kurang lebih 258 dikembangkan di
Kecamatan Pontianak Utara meliputi kelurahan Batu Layang, Siantan Hilir dan
Siantan Hulu. Di Kecamatan Pontianak Timur meliputi kelurahan Tanjung Hilir dan
Tanjung Hulu. Di Kecamatan Pontianak Barat pada kelurahan Sungai Beliung dan
a. pariwisata budaya;
Pontianak Utara;
Pontianak Timur;
Pontianak Timur;
Pontianak Utara;
(3) Pariwisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi kawasan
tepian dan badan Sungai Kapuas, Taman Agro Khatulistiwa di Kelurahan Siantan
Hilir, dan Taman Alun-alun Kapuas di Kelurahan Tengah Kecamatan Pontianak Kota.
(4) Pariwisata minat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi
kawasan wisata belanja di kawasan perdagangan dan jasa pusat kota, serta aloevera
Kelurahan Parit Mayor dan sepanjang kanan kiri tepian Sungai Landak sampai
sungai Kapuas di Kelurahan Sungai Jawi Luar Kecamatan Pontianak Barat yaitu
3. Pusat Pemasaran Ikan Hias (Raiser) sebagai pusat pengembangan bibit ikan hias
4. Balai Benih Ikan selanjutnya disingkat (BBI) sebagai wadah pendistribusian benih
ikan air tawar di Kalimantan Barat yang berlokasi di Kelurahan Parit Mayor
5. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Diesel Nelayan di Komplek PPI Kota Pontianak.
Pontianak Tenggara;
Pontianak Tenggara;
Selatan;
Pontianak Selatan;
Selatan;
Pontianak Utara;
Kawasan Strategis Nasional adalah Kawasan Strategis Nasional Stasiun Pengamat Dirgantara
sumberdaya alam dan teknologi tinggi yang berlokasi Kabupaten Pontianak berbatasan
Tenggara ditandai dengan adanya Kantor Gubernur Kalimantan Barat serta instansi
terkait;
d. Kawasan Universitas Tanjung Pura yang berlokasi di Kelurahan Bansir Laut Kecamatan
Pontianak Tenggara.
ekonomi;
b. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial
budaya;
d. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup.
a. kawasan Perdagangan Tanjung Pura dan Gajah Mada, meliputi Kecamatan Pontianak
c. kawasan Pelabuhan Seng Hie, yaitu kawasan strategis dari sudut kepentingan
skala regional dengan berbagai rute, baik skala provinsi maupun skala nasional; da
Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya dan pariwisata terdiri atas
dan
Utara.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
a. Kawasan sentra agribisnis, resapan air dan lahan gambut di Kecamatan Pontianak
Utara; dan
1.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUBU RAYA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG
Keterangan:
I – IV : Tahapan pengembangan
ZZ. : Percepatan pengembangan kota-kota utama Kawasan
Perbatasan A/1 Pengembangan/peningkatan fungsi
A/2 Pengembangan baru
A/3 Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi
AAA. : Mendorong pengembangan kota-kota sentra produksi yang berbasis
Otonomi Daerah
BBB. : Revitalisasi dan percepatan pengembangan kota-kota pusat
pertumbuhan nasional
C/1 Pengembangan/peningkatan
fungsi C/2 Pengembangan baru
C/3 Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi
CCC. : Pengendalian kota-kota berbasis mitigasi bencana
D/1 Rehabilitasi kota akibat bencana alam
D/2 Pengendalian perkembangan kota-kota berbasis mitigasi bencana
E : Revitalisasi dan percepatan pengembangan kota-kota pusat
pertumbuhan provinsi
E/1 Pengembangan/peningkatan
fungsi E/2 Pengembangan baru
E/3 Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi
Kawasa
7. Ruas Jalan Lingkar n Metropolitan K2
Pontianak (Outer Ring Road), mencakup
Jembatan Kapuas III dan Jembatan Landak II.
13. Koridor Kecamatan Batu Ampar a. Ruas Padang Tikar – Medan Mas-
Nipah Panjang-Teluk Nibung-
Batu Ampar;
Provinsi
5. Jembatan Timbang di
Kecamatan Sungai Ambawang
(2)
Tatanan
No Fungsi Pelabuhan
Kepelabuhan
1. Nasional Pelabuhan Pelabuhan Teluk Air
Pengumpul (Kecamatan Batu Ampar) (1)
Tatanan
No Fungsi Bandar Udara
Kebandarudaraan
Keterangan:
1. Pemantapan
2. Pengembangan/Pembangunan
Kawasan peruntukan hutan rakyat terdapat di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Ambawang,
c. kawasan peternakan.
(2) Kawasan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
terdiri dari:
b. kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) meliputi kawasan food estate
(3) Kawasan pertanian hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, tersebar
di seluruh kecamatan, dan Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya ditetapkan
(4) Kawasan peternakan sebagaimana di maksud pada ayat (1) huruf c, tersebar di seluruh
Jaya, Sungai Raya, Kubu, Kuala Mandor B, Terentang, Batu Ampar dan Sungai Kakap.
(5) Kawasan peruntukan pertanian dicadangkan seluas ± 80.000 ( delapan puluh ribu)
b. kawasan utama perkebunan karet, terdapat di Kecamatan Sungai Raya, Kuala Mandor
e. kawasan utama perkebunan kakao, terdapat di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Kakap
(2) Kawasan peruntukan perikanan tangkap terdapat di Kecamatan Teluk Pakedai, Sungai
Kupah, Sungai Kakap, Sungai Rengas, Tanjung Saleh, dan Sepok Laut; dan
d. kawasan minapolitan Teluk Pakedai, kawasan pengolahan terdapat di Desa Sungai
(5) Unit Pangkalan Pendaratan Ikan (UPPI) huruf d terdapat di Kecamatan Batu Ampar,
(6) Kawasan pelabuhan perikanan terdapat di Sungai Rengas (Kecamatan Sungai Kakap)
merupakan bagian dari RTRW yang diperuntukan bagi kegiatan usaha pertambangan
(2) Kawasan pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
kecamatan; dan
(3) Kawasan kegiatan usaha minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(4) Pemanfaatan ruang untuk kegiatan pertambangan mineral dan kegiatan usaha
bangun, lingkungan siap bangun dan yang berdiri sendiri, perbaikan kualitas
a. kawasan peruntukan industri kecil, menengah dan besar meliputi seluruh Kecamatan
Ambawang, Terentang, Rasau Jaya dan Kuala Mandor B, yang terdiri atas:
rekreasi, wisata religi, wisata konvensi dan MICE ( Meeting, Incentive, Convention
b. kawasan penyangga wisata difokuskan sebagai wisata agro, wisata minat khusus,
(2) Kawasan pengembangan pariwisata II meliputi Kecamatan Sungai Kakap, Batu Ampar,
a. kawasan pengembangan wisata inti difokuskan sebagai wisata bahari, wisata alam,
wisata budaya, wisata minat khusus, wisata religi dan wisata sejarah; dan
(3) Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa terdapat diseluruh kecamatan dan diatur
seluruh kecamatan dan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah tentang peraturan
zonasi;
(5) Kawasan peruntukan pergudangan terdapat di seluruh kecamatan dan diatur lebih
(6) Kawasan peruntukan sarana dan prasarana olah raga terdapat di Kecamatan Sungai
Raya, Kecamatan Sungai Ambawang, Sungai Kakap dan Rasau Jaya; dan
kecamatan
b. kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup.
(2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan
kriteria:
b. merupakan aset kota berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan
a. kawasan pusat perdagangan dan jasa terpadu ( central business district, CBD) di
Sungai Kakap;
c. KTM Rasau Jaya meliputi Kecamatan Rasau Jaya, Kubu, Sungai Raya dan Teluk
Pakedai;
1. minapolitan Batu Ampar meliputi Desa Padang Tikar Satu, Padang Tikar Dua,
2. minapolitan Kubu meliputi Desa Air Putih, Desa Kubu dan Desa Dabong;
4. minapolitan Teluk Pakedai meliputi Desa Sungai Nibung, Teluk Gelam, Kuala
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi kawasan perlindungan bakau
Pusat Kegiatan
3) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu Sungai Raya, Ledo, Samalantan, Sungai Duri
4) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu Sungai Raya, Monterando, Sanggau Ledo
5) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yaitu Capkala, Pisak, Suti Semarang, Sekaruh,
Jaringan Jalan
1) Ruas jalan Sungai Duri – Tanjung Gondol yang merupakan segmen ruas jalan
3) Ruas jalan paralel perbatasan segmen Semunying – Simpang Take – Siding – Batas
Kabupaten Sanggau
Singkawang – Bengkayang
2) Ruas jalan samalantan – Kubu Kilawit yang merupakan segmen ruas jalan
3) Ruas jalan Bengkayang – Sebalo – Suti Semarang – Air Besar (Kabupaten Landak)
4) Ruas jalan Ledo – Tebuah Marong yang merupakan segmen ruas jalan Ledo –
13) Ruas jalan Tadan – Bumbung – Tamong yang merupakan segmen ruas jalan
Pereges – Tamong
e. Ruas jalan lokal dan lokal sekunder yang merupakan ruas-ruas jalan kabupaten yang
di Tanjung Gondol, dan pos lintas batas Negara di Jagoi Babang serta pusat
5) Jemabatan Timbang
Jaringan transportasi sungai adalah simpul jarangan transportasi sungai di daerah aliran
sungai Sambas, meliputi pelabuhan sungai yang terdapat di sepanjang alur pelayaran
sungai di Kecamatan Ledo, Suti Semarang, Sanggau Ledo, Seluas, Jagoi Babang dan
Siding
Sistem jaringan transportasi perkeretaapiaan yaitu pengembangan jalur kereta api umum
serta penyiapan prasarana stastiun dan fasilitas kelengkapan lainnya untuk menunjang
a. Tatanan kepelabuhan
Randayan
b. Alur Pelayaran
2) Pelabuhan Teluk Suak – Pulau Kabung – Pulau Penata Kecil – Pulau Penata
a. Tatanan Kebandarudaraan
kabupaten yang ditetapkan sebagai PKWp agar mampu berfungsi sebagai PKW
pada masa rencana yaitu Bandar udara Bengkayang di Lumar dan Bandar Udara
Sanggau Ledo
pengumpul skala pelayanan tersier yaitu Bandar udara Singkawang yang terletak
3) Bandar udara (air strip) untuk melayani penrbangan perintis untuk meningkatkan
aksesbilitas daerah terpencil dan terisolir yaitu Bandar udara Serukam dan
Sungkung
b. Ruang Udara
1) Ruang udara di atas Bandar udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan
Bandar udara
2) Ruang udara di sekitar banar udara yang dipergunakan untuk operasi
penerbngan
Jaringan distribusi pipa minyak dan gas bumi yaitu pembangunan jaringan pipa transimis
minyak dan gas bumi koridor Natuna – Tanjung Api – Pontianak – Palangkaraya yang
Pembangkit Tenaga Listrik terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD),
pembangkit Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro HIdro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik
Tenaga Angin, Pembangkit Listrik Tenaga Biogas, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
Jaringan Transmisi Tegangan Tinggi merupakan Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi
3) Jaringan saluran tetap yang berpusat di Sentral Telepon Otomat (STO) dan
Menjangkau daerah dengan kabel udara yang ditopang tiang-tiang telepon atau
4) Jaringan nirkabel yang dipancarkan menara BTS dari dan ke perangkat seluler
dengan menggunakan GSM, CDMA, UMTS (3G), dan/atau lainnya yang merupakan
5) Jaringan satelit yang dipancarkan dari telepon genggam satelit langsung ke satelit
a. Sistem Jaringan Sumber Daya Air propoinsi yang terkait dengan wilayah Kabupaten
Ledo dan Tujuh Belas dengan luas kurang lebih 1.552 Ha dan DI Madi terletak di
3) Daerah Irigasi rawa (DIR) yaitu DIR Sungai Keran terletak di Kecamatan Sungai
c. Jaringan air baku untuk air bersih meliputi pengembangan intake air baku, jaringan
pipa transmisi air baku untuk melayani kebutuhan air bersih Kabupaten dan lalu lintas
seluruh kecamatan
e. Untuk wilayah yang tidak terlayani oleh jaringan perpipaan kembangkan sistem non
perpipaaan meliputi:
2) Pemanfaatan secara optimal dan proporsional sumber mata air untuk air minum,
undangan
kecamatan
Kawasan Lindung
a. Hutan Lindung
1) Hutan lindung Gunung Bawang dengan luas kurang lebih 10.247 Ha terletak di
2) Hutan lindung Pandan Puloh dengan luas kurang lebih 6.589 Ha terletak di wilayah
3) Hutan lindung Penrinssen Sinjang dengan luas kurang lebih 17.098 Ha terletak di
2) Kawasan Resapan air terdapat di Gunung Raya Pasi, Gunung Bawang, Gunung Nyiut,
Gunung Pandan Puloh, Gunung Penrinssen, Gunung Sinjang, Gunung Jalo dan Bukit
Vandring
1) Kawasan sempadan pantai terdapat di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya
sepanjang tepian (diluar kawasan pantai berhutan bakau) yang lebar proporsional
dengan bentuk fisik pantai minimal 100 meter kearah darat dihitung dari titik pasang
tertinggi
terdapat di : WS Sambas yaitu Sungai Kumba dan Sambas kecil dan WS Mempawah
di seluruh kecamatan
i. Daratan di sekeliling tepi danau/waduk dengan lebar minimal 200 meter dari
ii. Daratan di sekeliling tepi danau/waduk dengan lebar minimal 200 meter dari
iii. Daratan di sekeliling tep danau/waduk dengan lebar minimal 50 meter dari
5) Kawasan sekitar mata air terdapat di kawasan cagar alam, hutan lindung, kawasan
hutan produksi, hutan rakyat dan diluar kawasan hutan dengan ketentuan daratan
sekliling mata air dengan radius minimal 200 meter dari titik tepi mata air merupakan
Kawasan taman nasional yaitu Taman Nasional Gunung Nyiut terletak di Kecamatan
Ledo, Suti Semarang, Seluas, Tujuh Belas dan Siding dengan luas kurang lebih 39.440
Ha
Kawasan cagar alam dengan luas kurang lebih 41.543 Ha terdiri dari :
i. Cagar alam Gunung Nyiut terletak di wilayah Kecamatan Ledo dan Tujuh
iii. Cagar alam Lo Pat fun Fui terletak di Kecamatan Montenrando dengan luas
kurang lebih 8 Ha
Kawasan pantai berhutan bakau terdapat di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai
Raya Kepulauan
Kawasan Taman Wisata alam laut terdapat di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan
4) Salip Raksasa, Tiang Bendera Cina dan Makam Asisten Residen Australia, Tugu
sungai
Kawasan rawan gelombang pasang terdapat di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai
Raya Kepulauan yang merupakan bagian dari wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
2) Kawasan konservasi perairan (KPP) meliputi, kawasan terumbu karang dan kawasan
Kawasan Budidaya
lumar, Seluas, Jagoi Babang dan Siding dengan luas lebih 46.724 Ha
Sungai Betung, Bengkayang, Teiak, Lumar, Ledo, Suti Semarang dan Siding dengan
Kepulauan, Sanggau Ledo, Seluas, dan Jagoi Babang dengan luas kurang lebih
15.669 Ha
b. Kawasan peruntukan hutan rakyat meliputi peruntukan kawasan hutan kota, hutan desa
pada lahan yang ditetapkan sebagai lahan pertanian basah dan lahan pertanian
dengan sistem jaringan daerah irigasi, dan jaringan daerah rawa serta tadah
hujan
lahan yang telah ditetapkan sebagai lahan kering yang digunakan untuk :
obatan
yang ditetapkan sebagai pertanian lahan kering dengan komoditas aneka tanaman
perkebunan.
4) Pada kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan
terpilih
Semesak, Lemukutan, Penata Besar dan Penata kecil serta Pulau Kabung
ii. Kawasan budidaya perikanan air payau terdapat di Kecamatan Sungai Raya
iii. Kawasan budidaya perikanan air tawar terdapat di seluruh kecamatan dan
terpilih
dan batubara
yang didalamnya terdapat kawasan yang dtetapkan sebagai kawasan cagar budaya
penunjang
lahan yang diperuntukan bagi kegiatan pertanian lahan kering dan tidak
4) Permukiman yang terleteak di kawasan hutan dan kawasan cagar alam yang sudah
ada, harus dilakukan enclave agar tidak masuk dalam kawasan hutam maupun cagar
alam
5) Kawasan permukikan yang berada di dalam dan atau sekitar perusahaan perkebunan
keamanan meliputi :
ii. Kawasan pertahanan dan keamanan untuk angkatan darat dengan luas
ekonomi
2) Kawasan strategi dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
yaitu kawasan ekosistem Gunung Raya Pasi, Gunung Nyiut dan Gunung Penrissen -
Sinjang
Kepulauan
d. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
yaitu kawasan starategis ekosistem Gunung Bawang dan Gunung Pandan Puloh
e. Kawasan Strategis dari sudut kepentingan social dan budaya terdiri dari :
1) Kawasan kampung budaya Sebujit
1.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA
Penataan ruang wilayah daerah bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah yang serasi, selaras,
agribisnis, perindustrian, pariwisata serta kawasan perbatasan negara guna meningkatkan daya
(1) PKSN Kota Temajuk (Kecamatan Paloh) dan Kota Aruk (Kecamatan Sajingan Besar);
(3) PKL yaitu Kota Liku, Sekura, Sentebang, Tebas, Pemangkat, dan Selakau;
(4) PPK yaitu, Selakau Tua, Salatiga, Balai Gemuruh, Tekarang, Galing, Sebawi, Tengguli, Simpang
(5) PPL yaitu Seranggam, Sungai Toman, Sempadian, Pancur, Tanah Hitam, Pipit Teja, Sungai
b. jaringan jalan kolektor primer yang dipersiapkan untuk menjadi jalan arteri primer yang
c. jaringan jalan strategis nasional yang dipersiapkan untuk menjadi jalan arteri primer yang
17. ruas jalan Simpang Camar Bulan – Sungai Tengah – Simpang Gunung Kukud;
18. ruas jalan Simpang Gunung Kukud – Simpang Sungai Bening – Simpang Tanjung;
19. ruas jalan Aruk – Batas Kabupaten Bengkayang (ke Simpang Take);
20. ruas jalan lingkar timur Perkotaan Sambas (ke ruas jalan Sambas – Ledo);
22. ruas jalan Subah - Batas Kabupaten Bengkayang (Kecamatan Ledo); dan
e. jaringan jalan lokal primer yang merupakan ruas-ruas jalan daerah tersebar di seluruh
Kecamatan;
f. rincian jaringan jalan lokal primer tercantum dalam Lampiran II.2 yang merupakan bagian
g. rencana jembatan di Kota Sambas (Sungai Sambas Kecil, Sungai Teberau) Sejangkung
(Sungai Sambas), Sebawi (Sungai Sambas Kecil), Selakau Timur (Sungai Selakau), Kota
Pemangkat (Sungai Pemangkat), dan Kota Tebas (Sungai Tebas pada jaringan jalan
Kabupaten);
i. jaringan jalan lokal sekunder meliputi jalan-jalan di seluruh kawasan perkotaan yang
Sentebang, Matang Tarap, Sebawi, Parit Raja, Tengguli, Teluk Keramat, Simpang
dan kawasan perbatasan Temajuk di Kecamatan Paloh dan pusat perdagangan dan
3. Angkutan Kota;
5. Angkutan Barang.
l. jaringan trayek dalam wilayah Daerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati; dan
m. untuk menunjang jaringan prasarana transportasi darat dilengkapi dengan sarana dan
fasilitas penunjang.
(2) Jaringan angkutan sungai dan penyeberangan terdiri atas simpul jaringan transportasi sungai
sungai besar yang meliputi Sungai Selakau, Sungai Sebangkau, Sungai Sambas Besar,
Sungai Sambas Kecil, Sungai Kumba, Sungai Bantanan, Sungai Paloh, Sungai Sekuyu, dan
Sungai Bemban;
b. rencana pengembangan sarana dan prasarana transportasi sungai untuk angkutan
penumpang dan barang dititikberatkan bagi pusat pemukiman yang dilintasi sungai dan
c. untuk menunjang angkutan sungai perlu dibangun dermaga/ steger, rambu sungai,
pengadaan moda angkutan sungai, normalisasi alur pelayaran sungai, serta pengelolaan
d. simpul jaringan transportasi sungai di DAS Sambas yaitu pelabuhan sungai Pasar Sambas;
e. jaringan trayek angkutan sungai di wilayah kabupaten diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati;
c) Sumpit – Ceremai;
g. pengembangan jaringan lintas penyeberangan yang tidak termasuk dalam huruf f diatur
(1) Jalur kereta api umum terdiri atas Koridor Singkawang - Pemangkat - Sambas – Aruk.
(2) Stasiun kereta api terdapat di Kota Sambas dan Aruk.
b. pelabuhan pengumpan yang merupakan pelabuhan regional dan lokal terdiri atas:
3. Terminal khusus untuk kepentingan bongkar muat bahan bakar minyak dan gas yang
– Laut Natuna;
3. alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Api – Laut Natuna; dan
3. alur pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Kuala Temajuk Paloh – Laut Natuna.
a. bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier, yaitu Bandar Udara Paloh; dan
a. ruang udara di atas bandar udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar
udara;
b. ruang udara di sekitar bandar udara yang digunakan untuk operasi penerbangan; dan
d. Pembangkit Listrik Tenaga Energi Baru Terbarukan di daerah yang memiliki potensi.
(2) Untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik masa mendatang dan berkelanjutan,
i. Pembangkit tenaga listrik yang bersumber pada Energi Baru dan Terbarukan
a. jaringan pipa minyak dan gas bumi, terdiri dari depo bahan bakar minyak dan gas,
pengolahan gas di Tanjung Api, serta pembangunan jaringan pipa transmisi minyak dan
dan
Tegangan Rendah (JTR) dan Travo yang menghubungkan seluruh wilayah kecamatan
c. jaringan saluran tetap yang berpusat di Sentral Telepon Otomat (STO) di setiap kecamatan;
d. jaringan nirkabel yang dipancarkan menara Base Tranceiver Station (BTS) dari dan ke
perangkat seluler di setiap wilayah kecamatan yang dengan pembangunan BTS harus
e. jaringan satelit yang dipancarkan langsung satelit dari dan ke telepon genggam satelit tanpa
menggunakan BTS;
masyarakat lainnya.
g. jaringan televisi lokal yang menjangkau hingga ke seluruh wilayah kecamatan; dan
h. jaringan stasiun radio lokal yang menjangkau hingga ke seluruh pelosok pedesaan.
(1) Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air meliputi aspek
konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak
air secara terpadu (integrated) dengan memperhatikan arahan pola dan rencana
(2) Wilayah Sungai yaitu WS Sambas yang merupakan WS lintas Kabupaten yang mencakup:
a. DAS Paloh;
b. DAS Sambas;
c. DAS Sebangkau;dan
d. DAS Selakau.
(3) Sungai besar yang terdapat di WS Sambas, yaitu Sungai Paloh, Sambas, Bantanan, Kumba,
(4) Cekungan Air Tanah (CAT) tersebar di Kecamatan Jawai, Kecamatan Jawai Selatan,
Kecamatan Tekarang, Kecamatan Teluk Keramat, dan Kecamatan Sejangkung serta CAT lintas
negara di Kecamatan Paloh dan CAT Sambas sebagai sistem jaringan prasarana sumber daya
air provinsi.
(5) Daerah Irigasi (DI) berjumlah sebanyak 17 DI, dengan luas keseluruhan kurang lebih 3.298 ha
(6) Pengembangan DI dilakukan pada seluruh daerah potensial yang memiliki lahan pertanian
dengan tujuan untuk mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan lahan pertanian
berkelanjutan.
(7) Daerah irigasi tambak (DIT) ialah DIT Sambas (Sebangkau, Sei.Batang, Sarang Burung Nilam
dan Sarang Burung Danau) dengan luas keseluruhan kurang lebih 1.350 Ha.
(8) Jaringan air baku untuk air minum dikembangkan dengan pemanfaatan air baku yang
bersumber dari:
a. Danau Sebedang;
b. Sungai Paloh;
d. Sungai Bantanan;
e. Sungai Kumba;
f. Sungai Senujuh;
h. Sungai Sebangkau;
i. Sungai Serabek;
k. sumber air baku lainnya yang dapat dialirkan dengan sistem gravitasi, meliputi Riam
Merasap, Riam Cagat, Riam Pencarek, Air Terjun Gunung Pangi, Air Terjun Teluk Nibung,
(9) Dalam pengembangan jaringan sumber air baku, diutamakan pemanfaatan air permukaan
(10) Pengembangan jaringan sumber air baku potensial selain dari sumber air baku dapat
a. normalisasi sungai;
b. pembangunan kanal pengendali banjir apabila sungai yang ada tidak memungkinkan
(12) Sistem pengamanan pantai diwujudkan dengan pengembangan perlindungan pantai alami
a. Tempat penampungan sementara (TPS) yang berlokasi di setiap wilayah kecamatan dan
b. pengembangan Tempat pemrosesan akhir (TPA) dengan sistem sanitary landfill berlokasi
di Kecamatan Sambas;
Salatiga, Tebas, Semparuk, Jawai Selatan, Jawai, Paloh, Sajingan Besar, Galing dan Teluk
Keramat;
Daerah.
(2) Sistem jaringan air minum meliputi intake air baku, saluran pipa transmisi air baku, instalasi
pengelolaan air minum yang dikembangkan mendekati lokasi potensial, dan jaringan
perpipaan air minum yang dikembangkan pada pusat permukiman di seluruh kecamatan.
(3) Pelayanan jaringan air minum di kawasan perkotaan dikembangkan dengan sistem jaringan
distribusi perpipaan.
(4) Pelayanan jaringan air minum di kawasan perdesaan dikembangkan dengan sistem jaringan
(5) Dalam pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dilakukan secara terpadu
dengan pengembangan sistem jaringan sumber daya air untuk menjamin ketersediaan air
baku.
(6) Sistem jaringan drainase diarahkan pada daerah perkotaan, pararel dengan pembangunan
jaringan jalan.
(7) Sistem pengolahan air limbah huruf d meliputi sistem pengolahan air limbah industri dan
penegolahan air limbah rumah tangga di Kota Sambas dan seluruh ibukota kecamatan
Kawasan hutan produksi berada di kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan hutan, terdiri atas:
a. hutan produksi terbatas (HPT) dengan luas kurang lebih 11.180,02 hektar terdapat di HPT
b. hutan produksi (HP) seluas kurang lebih 94.419,65 hektar, terdapat di:
1. Sungai Bemban Kecamatan Paloh dan Kecamatan Sajingan Besar dengan luas kurang
Kecamatan Tebas, dan Kecamatan Semparuk dengan luas kurang lebih 21.720,81 hektar;
dan
6. Sungai Behe di Kecamatan Tebas dan Subah dengan luas kurang lebih 7.862,28 hektar.
c. hutan produksi yang dapat di konversi (HPK) dengan luas kurang lebih 5.045,05 hektar
(1) Kawasan hutan rakyat adalah hutan yang dibangun dan dikelola oleh rakyat.
(1) Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dikembangkan di seluruh kecamatan pada
lahan yang ditetapkan sebagai pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering yang
diarahkan untuk:
a. pengembangan tanaman pangan seperti padi dan palawija yang dilengkapi dengan
sistem jaringan daerah irigasi, dan jaringan daerah rawa serta tadah hujan;
(2) Kawasan peruntukan pertanian hortikultura dikembangkan di seluruh kecamatan pada lahan
(3) Kawasan peruntukan perkebunan dikembangkan di seluruh Kecamatan pada lahan yang
ditetapkan sebagai pertanian lahan kering dengan komoditas Kelapa Sawit, Karet, Kelapa,
(4) Pada kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan,
penunjang pertanian.
(5) Kawasan peruntukan peternakan dikembangkan di seluruh kecamatan berupa kawasan untuk
usaha peternakan sapi, kambing, babi, ayam buras, ayam ras, itik dan aneka ternak.
terutama Kecamatan Selakau, Selakau Timur, Salatiga, Semparuk, Jawai dan Jawai
Selatan;
terutama di Kecamatan Tebas, Subah, Sambas, Tangaran, Paloh dan Teluk Keramat.
(7) Pengembangan sarana dan prasarana pemasaran ternak diprioritaskan di Kecamatan
(8) Kawasan agropolitan dikembangkan pada kawasan sentra pertanian tanaman pangan dan
(1) Kawasan peruntukan perikanan tangkap dilakukan di perairan umum dan laut.
(3) Kawasan peruntukan budidaya perikanan air tawar di Kecamatan Selakau, Kecamatan Selakau
Teluk Keramat, Kecamatan Paloh, Kecamatan Tangaran, Kecamatan Galing, dan Kecamatan
Sajingan Besar.
Kecamatan Paloh.
(7) Dalam pengembangan kawasan peruntukan perikanan dilakukan pengawasan sumber daya
kelautan dan perikanan secara koordinatif dan mengikutsertakan peran serta masyarakat
untuk mendukung pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang lestari dan
berkelanjutan.
d. WUP mineral logam yang terdapat di Kecamatan Paloh, Galing, Tangaran, Teluk
Keramat, Sejangkung, Jawai, Jawai Selatan, Sambas, Subah, Sebawi, Tebas, Semparuk,
e. WUP mineral bukan logam dan batuan yang terdapat di Kecamatan Sebawi, Salatiga,
Selakau, Selakau Timur, Tebas, Sambas, Subah, Jawai, Jawai Selatan, Sejangkung, Galing,
f. WUP Radioaktif yang terdapat di Kecamatan Sajingan Besar, Sejangkung, Galing, Teluk
Keramat, Sebawi, Tebas, Tekarang, Jawai, Jawai Selatan, Semparuk, Pemangkat, Salatiga,
industri pengolahan kayu dan furniture, industri bahan bangunan, dan industri lain-lain;
b. Kawasan Industri Tanjung Api yang merupakan kawasan untuk kegiatan industri
c. Kawasan Industri Aruk yang merupakan kawasan untuk kegiatan industri pengolahan
(2) Pengembangan kawasan industri rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b meliputi sentra industri kerajinan, pengolahan pangan, sandang dan lain-lain yang tersebar
(2) Kawasan peruntukan objek dan daya tarik wisata budaya merupakan kawasan peruntukan
pariwisata yang di dalamnya terdapat kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan cagar
(3) Kawasan peruntukan objek dan daya tarik wisata alam terdiri atas:
a. Kawasan wisata bahari/maritim yang terdiri dari:
Bujang Nadi Dare Nandung di Kecamatan Sebawi, Makam Bantilan di Kecamatan Sajad,
c. Kawasan Wisata Agro meliputi Perkebunan Sawo di Kecamatan Tekarang, Argro Wisata
Keramat;
3. Goa Kelelawar;
e. Kawasan wisata religi meliputi Masjid Jami’ di Kecamatan Sambas, Toa Pekong Ular Putih
di Kecamatan Pemangkat, Toa Pekong Dewi Kwan Im di Kecamatan Pemangkat, dan Goa
f. Kawasan wisata ritual meliputi taman rekreasi Batu Bejamban di Kecamatan Paloh; dan
g. Kawasan wisata buatan meliputi Waterfront City Sambas di Kecamatan Sambas dan
(1) Kawasan permukiman perkotaan meliputi ibukota kabupaten, ibukota kecamatan, kawasan
permukiman yang merupakan PKSN, dan wilayah hinterland perkotaan yang berkembang.
(2) Kawasan permukiman perdesaan berada di luar kawasan perkotaan yang didominasi oleh
perkembangannya oleh karena alasan rawan terkena bencana sebagai dampak dari
gelombang pasang laut baik abrasi pantai maupun banjir rob meliputi Kota Pemangkat, Kota
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas sesuai potensi wilayah dan pemerataan di setiap
sektor ekonomi yang mempunyai multiplier effect dan daya serap tenaga kerja yang tinggi.
(2) Rencana kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan dimanfaatkan untuk pertahanan
(3) Kawasan pertahanan dan keamanan yang berada di wilayah kabupaten meliputi:
a. Kompi A, Yonif 641 / Beruang di Kecamatan Sambas;
Kecamatan Paloh
Paloh
f. Pos Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Tipe A / Paloh di Kecamatan Paloh;
g. Pos Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Tipe C / Tanjung Datu di Kecamatan
Paloh;
h. Pos – pos Pengamanan Perbatasan (Pospamtas) yang berada di Paloh, Sei Beruang,
(4) Kawasan keamanan dan ketertiban masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Sambas
meliputi:
a. Kawasan Perbatasan Republik Indonesia meliputi Kecamatan Paloh dan Sajingan Besar yang
merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan negara;
dan
a. Kawasan Industri Semparuk (KIS) yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan
ekonomi;
b. Terminal Khusus dan Kawasan Industri Tanjung Api di Kecamatan Paloh yang merupakan
kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
b. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya;
c. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber
d. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup.
a. Kawasan Perbatasan Negara yang meliputi Kecamatan Paloh dan Sajingan Besar;
b. Kawasan Perkotaan Sambas;
c. Kawasan usaha agribisnis terpadu (KUAT) yang meliputi Kecamatan Pemangkat, Tebas
dan Galing;
Kecamatan Selakau.
b. Kawasan Wisata meliputi : Pantai Sinam di Kecamatan Pemangkat, Pantai Putri Serayi di
Kecamatan Paloh, dan Riam Merasap di Kecamatan Sajingan Besar, Wisata Tenun di
c. Kota Terpadu Mandiri (KTM) Subah di Kecamatan Subah dengan hinterland terletak di
d. KTM Gerbang Mas Perkasa Sebunga di Kecamatan Sajingan Besar dengan hinterland di
(5) Kawasan strategis dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup huruf d terdiri atas:
Tujuan penataan ruang Kabupaten adalah terwujudnya pemanfaatan ruang kabupaten yang
alam dan sumberdaya buatan melalui pengembangan industri, perdagangan dan jasa skala
(3) PKL dikembangkan di Balai Karangan, Tayan, Sosok, Kembayan, dan Pusat Damai.
(4) PPK dikembangkan di Batang Tarang, Beduai, Bonti, Balai Sebut, Kedukul, dan Meliau.
(Kecamatan Jangkang);
11. Ruas Jalan Embaong – Sanggau Permai – Segole – Penyeladi (Ring Road Kota
Sanggau);
13. Ruas Jalan Simpang Pak Mayam (Subah) – Pal 20 Kabupaten Landak;
14. Ruas Jalan Batang Tarang (Empirang Ujung) – Batas Kabupaten Landak;
17. Ruas Jalan Sei. Mawang – Empaong – Sei. Jaman – Emberas – Melugai –
Cempedak;
f) Jalan Kapuas;
g) Jalan Sekayam;
j) Jalan H. Abbas;
l) Jalan H. Gusti;
m) Jalan Anggrek;
a) Jalan Busuliung.
wilayah;
yang merupakan bagian dari pengembangan jalur Poros Selatan menuju Kalimantan
Tengah.
dan trayek Angkutan Lintas Batas Negara dari Pontianak – Entikong – Kuching
(5) Sistem jaringan prasarana transportasi sungai diarahkan ke pengembangan prasarana dan
sarana transportasi sungai bagi daerah yang belum terlayani/terjangkau oleh sistem
a. Jalur rel kereta api Lintas Timur yang menghubungkan Pontianak – Ngabang – Sosok
b. Jalur rel kereta api Lintas Selatan yang menghubungkan Sosok – Tayan – Nanga Tayap
c. Jalur rel kereta api Lintas Tengah yang menghubungkan Pontianak – Tayan.
(3) Pengembangan prasarana perkeretaapian berupa stasiun kereta api di Sanggau dan
Tayan.
Sanggau; dan
(2) Penentuan lokasi bandar udara yang melayani penerbangan perintis akan ditetapkan
(3) Ruang udara untuk penerbangan meliputi Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
(KKOP), yang diatur lebih lanjut dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(1) Sistem Jaringan Prasarana Energi/Kelistrikan, minyak dan gas bumi meliputi:
a. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) bersumber dari BBM di Kota
Sanggau;
b. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Sei Batu Kecamatan Kapuas
d. Pengembangan energi baru terbarukan dengan potensi energi air yang bersumber
e. Pengembangan energi baru terbarukan yang bersumber potensi energi surya (PLTS);
dan
f. Pengembangan energi baru terbarukan yang bersumber dari bio energi.
(4) Jaringan pipa minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi
jaringan transmisi pipa minyak dan gas bumi jalur Natuna (Provinsi Kepulauan Riau) –
a. Pembangunan instalasi air bersih dan peningkatan jumlah saluran air bersih ke tiap
Kapuas, Bonti, Noyan, Mukok, Jangkang, Tayan Hilir, Toba, Kembayan, Meliau, Balai,
sasarannya pada desa potensi air baku dengan populasi penduduk yang cukup padat
dan cakupan pelayanannya terhadap pelayanan air bersih masih rendah, kawasan
Kecamatan; dan
Pengairan Kapuas, Balai dan Sekayam serta di kawasan perbatasan, yang dipadukan
b. Pembangunan stasiun rural, terutama pada pusat desa yang letaknya terisolir, terpencil dan
terbelakang, atau pusat desa yang memerlukan waktu tempuh yang relatif lama untuk
mencapainya; dan
c. Peningkatan pelayanan pos khususnya, pada kawasan perbatasan dengan Sarawak yaitu
Kecamatan Sekayam dan Entikong, dan wilayah dengan potensi sumber daya alam yang
(1) Pengembangan sistem jaringan drainase diarahkan pada kawasan perkotaan khususnya
Kota Sanggau, dan ibukota kecamatan lainnya untuk mengantisipasi dan menangani
masalah banjir.
sanitary landfill
sumbernya melalui program 3R, peningkatan peran serta masyarakat dan dunia
a. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terdiri dari SPAM Perpipaan dan SPAM Non
Perpipaan terlindungi;
b. SPAM perpipaan terdiri atas, jaringan pipa transmisi air baku, dan instalasi
pengolahan air minum yang terdapat di Ibukota Kabupaten Sanggau dan seluruh
kecamatan; dan
c. SPAM non perpipaan terdiri atas sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak
penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau
bangunan perlindungan mata air yang terdapat di Ibukota Kabupaten Sanggau dan
seluruh kecamatan.
(4) Penanganan sistem pengelolaan air limbah dilaksanakan secara setempat ( on site) dan
b. Pengelolaan air limbah non domestik yang mencakup limbah berupa bahan kimia
intalasi pengolahan air limbah (IPAL) diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah
tersendiri.
(6) Pembangunan stasiun klimatologi dilaksanakan di Kecamatan Kapuas, Entikong dan Tayan.
a. Hutan Milik, yakni hutan rakyat yang dibangun di atas tanah-tanah milik;
b. Hutan adat atau dalam bentuk lain: hutan desa, adalah hutan-hutan rakyat yang
dibangun di atas tanah komunal; juga dikelola untuk tujuan-tujuan bersama atau untuk
c. Hutan kemasyarakatan (HKm), adalah hutan rakyat yang dibangun di atas lahan-lahan
milik negara khususnya di atas kawasan hutan negara. dalam hal ini hak pengelolaan
atas bidang kawasan hutan itu diberikan kepada sekelompok warga masyarakat;
(1) Kawasan budidaya tanaman pangan meliputi kawasan lahan basah dan kawasan lahan
kering. Kawasan lahan basah terdapat di seluruh kecamatan dengan luas 73.556 Ha
terutama di Kecamatan Sekayam, Entikong, Jangkang, Kembayan, Balai, Toba, dan Mukok.
(2) Kawasan lahan kering dengan luas 47.954 Ha diarahkan sesuai dengan pengembangan
komoditas:
Sekayam;
(4) Kawasan budidaya perkebunan dengan luas 161.403 Ha diarahkan sesuai dengan
pengembangan komoditas:
a. Kelapa Sawit di Kecamatan Parindu, Kapuas, Mukok, Tayan Hulu, Meliau, Kembayan,
Bonti, Toba, Balai, Noyan, Sekayam, Tayan hilir dan Kecamatan lainnya;
dan
pengembangan pada kecamatan yang memiliki potensi padang rumput yang relatif luas.
(6) Kawasan budidaya tanaman pangan ditetapkan sebagai kawasan pertanian pangan
(1) Kawasan peruntukan budidaya perikanan air tawar tersebar di seluruh kecamatan dengan
(2) Kawasan peruntukan perikanan tangkap diarahkan di Kecamatan Tayan Hilir (Kawasan
Danau), Sepanjang Sungai Kapuas dan Sungai Sekayam, dengan luas 136.363 ha.
(3) Kawasan peruntukan pertambangan batubara di Kecamatan Jangkang, Noyan, Bonti, dan
Entikong.
(2) Kawasan peruntukan industri menengah dan besar terdapat di Kecamatan Kapuas, Tayan
Hilir, Entikong, Tayan Hulu, Toba, Mukok, Parindu, Kembayan, Sekayam, Noyan dan
Meliau.
(3) Kawasan peruntukan industri kecil dan rumah tangga tersebar di seluruh kecamatan.
b. Pada kawasan dengan jumlah penduduk 100.000 jiwa serta dominasi kegiatan
lahan peruntukkan kegiatan pertanian lahan basah (PLB), serta tidak mengubah fungsi
(2) Kawasan permukiman pedesaan berada di luar kawasan perkotaan yang diarahkan:
a. Kawasan permukiman yang berada dalam kawasan hutan produksi disediakan areal
b. Kawasan air terjun Ropot Rimba Sayu (Lape), Alkodo, Riam Keniau, Riam Kuyuk,
Kunyo, Tibuh, Hansa, Rengas, Ceriak dan Selanjing, Tekosin, Gurong Maluh, Mujung,
Riam Biying (Desa Hibun), Nek Sawa, Tapang Munti, Riam Benyawai, Riam Mahas,
Sungai Aweh, Raja Lipan, Ponti Tapau, Mobui, Riam Asam, Riam Jito, Nopan, Air
Terjun Putih, Riam Macan, Riam Sengayak, Riam Batu Berapit, Riam Potai, Riam
Romok, Riam Merau, Riam Engkarok, Riam Randu, Riam Lowa’, Riam Batu Ikan, dan
Riam Lancak;
h. Tepekong Sanggau;
i. Tepekong Meliau;
a. Wisata arung jeram di Sungai Pelanduk dan Sungai Sekajang, Desa Suruh Tembawang
dan
(2) Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan ekonomi adalah Kawasan
(3) Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan adalah
(1) Kawasan Strategis Provinsi dari sudut kepentingan ekonomi terdiri dari:
industri; dan
(2) Kawasan Strategis Provinsi dari sudut kepentingan daya dukung lingkungan terdiri dari
(1) Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan ekonomi ditetapkan dengan kriteria:
(2) Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan sosial budaya ditetapkan dengan
kriteria:
(3) Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
b. merupakan aset kota berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan
g. sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas
(1) Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan ekonomi terdiri atas:
(2) Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan sosial budaya terdiri atas
(3) Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan terdiri atas Kawasan Kebun Raya Danau Lait di Kecamatan Tayan Hilir.
Penataan ruang Kabupaten Sintang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten
Sintang yang aman, nyaman, produktif dan berkualitas menuju kabupaten mandiri, demokratis,
dan sejahtera berbasis pertanian, perkebunan dan pariwisata yang didukung oleh sistem
permukiman dan pengelolaan sumberdaya yang berdaya saing dan berkelanjutan, serta
(1) Pusat-pusat kegiatan yang merupakan pusat pertumbuhan kegiatan di wilayah kabupaten
meliputi:
c. PKL terdiri atas Nanga Serawai di Kecamatan Serawai, Nanga Mau di Kecamatan
Kayan Hilir, Nanga Sepauk di Kecamatan Sepauk, dan Nanga Merakai di Kecamatan
Ketungau Tengah, dan Sungai Ringin sebagai PKL industri yang terdapat di Kelurahan
Kapuas Kanan Hilir di Kecamatan Sintang, Desa Nanga Tempunak di Kecamatan
Dedai; Nanga Tebidah di Kecamatan Kayan Hulu; Kelam di Kecamatan Kelam Permai
(1) Jaringan jalan sebagai jaringan transportasi darat di wilayah Kabupaten Sintang, meliputi:
menjadi jalan arteri primer yang menghubungkan PKN dengan PKW, meliputi:
b. jaringan jalan kolektor primer (K-1) adalah jalan nasional yang menghubungkan antar
dengan gerbang lintas batas negara atau antara Pelabuhan Nasional dengan PKW,
meliputi:
2. ruas Jalan Paralel Sp. Pintas Keladan – Rasau – Belubu – Sepulau – Nanga Seran
d. jaringan jalan kolektor primer (K-2) adalah jalan provinsi yang menghubungkan
f. jaringan jalan lokal primer adalah jalan kabupaten yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibukota kecamatan atau Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan Pusat
g. jaringan jalan lokal primer (L-2) adalah jalan kabupaten yang menghubungkan
ibukota kabupaten dengan pusat desa, atau Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan Pusat
h. jaringan jalan lokal primer (L-3) adalah jalan kabupaten yang menghubungkan antar
ibukota kecamatan, atau antar Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Sintang
terdiri atas:
c. rencana pembangunan terminal tipe B di Desa Jasa dan S. Pisau Kecamatan Ketungau
Hulu;
d. terminal penumpang tipe C terdapat di Sepauk, Tanjung Puri dan Nanga Mau
Senaning, Merakai.
a. jaringan layanan lalu lintas Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) terdiri dari:
1. Sintang – Pontianak;
2. Sintang – Putussibau;
4. Sintang – Bongkong;
5. Sintang – Jongkong;
b. jaringan layanan lalu lintas antar ibukota kecamatan dalam kabupaten terdiri dari:
1. Sintang – Serawai;
2. Sintang – Merakai
4. Sintang – Senaning
(1) Sistem jaringan transportasi sungai terdiri atas : jaringan lalu lintas dan angkutan sungai
pada Sungai Kapuas, Sungai Melawi, Sungai Ketungau, Sungai Serawai, Sungai Kayan, dan
Sungai Ambalau.
(2) Alur pelayaran transportasi sungai, meliputi; rencana pengembangan alur pelayaran lokal
berupa alur pelayaran dari Sintang – Nanga Pinoh; Nanga Pinoh - Serawai; Serawai –
(3) Pengembangan poros utama transportasi sungai terdapat di kota Sintang untuk wilayah
Putussibau.
Sungai Tebelian;
a. ruang udara di atas bandar udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan
bandar udara;
b. ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk operasi penerbangan;
dan
kapasitas 7 MW; Nanga Tebidah di Kecamatan Kayan Hulu dengan kapasitas 373 kW;
Nanga Lebang di Kecamatan Kelam Permai dengan kapasitas 218 kW; Nanga
Ketungau di Kecamatan Ketungau Hilir dengan kapasitas 250 kW; Nanga Merakai di
Kecamatan Merakai dengan kapasitas 786 kW; Senaning di Kecamatan Ketungau Hulu
dengan kapasitas 415 kW; Sinar Pekayau di Kecamatan Sepauk dengan kapasitas 464
kW; PLTD Serawai dan Ambalau dibawah pengelolaan PLN rayon Melawi dengan
kapasitas kW;
21 MW;
Kecamatan Kayan Hulu terdapat di Air Terjun Sahai Nebias dengan potensi 14,2664
Kw; Air Terjun Pancur Perabung dengan potensi 19,6412 Kw; Air Terjun Cahai Sintot
dengan potensi 30,5539 Kw; Air Terjun Cahai Telanjin dengan potensi 18,7630 Kw; di
Kecamatan Sepauk terdapat di Air Terjun Tuja Plaboh Ayau dengan potensi 13, 1010
Kw; Air Terjun Tuja Tinggi dengan potensi 9, 7273 Kw; Air Terjun Tuja Tiga Tingkat
dengan potensi 81, 0587 Kw; Air Terjun Sungai Kenubuh Induk dengan potensi 55,
8334 Kw; Air Terjun Sungai Mengirang dengan potensi 56,5523 Kw; di Kecamatan
Ketungau Hulu terdapat di Air Terjun Sungai Telaga dengan potensi 13,8188 Kw; Air
Terjun Sungai Benyawai dengan potensi 138, 6030 Kw; Air Terjun Sungai Lipat dengan
potensi 26,7714 Kw; di Kecamatan Tempunak terdapat di Air Terjun Sungai Kujau
dengan potensi 19,6431 Kw; dan di Kecamatan Ambalau terdapat di Air Terjun Noka
kurang lebih bervariasi dari 5 kWP - 1 MWP MW; terdapat di beberapa kecamatan
yaitu Kecamatan Ketungau Hulu pada desa-desa Desa Sebetung Paluk; Sungai Bugau;
dan Sungai Seria. Kecamatan Ketungau Tengah pada desa-desa Panding Jaya;
Begelang Jaya; Wirayuda; Wana Bhakti; Semareh; Nanga Kelapan; Raden Jaya.
Kecamatan Ketungau Hilir Nanga Ketungau; Jentawang; Beloh Mulyo; Nanga Sejirak;
749,468 kms;
f. Jaringan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dengan panjang saluran 656,89
kms.
a. jaringan serat optik dalam kabupaten untuk wilayah kota dan kawasan-kawasan
b. Jaringan nirkabel yang dipancarkan menara BTS dari dan ke perangkat seluler,
dan/atau sistem lainnya yang merupakan teknologi baru di setiap wilayah kecamatan;
c. jaringan satelit yang dipancarkan dari telepon genggam satelit langsung ke satelit dan
d. jaringan televisi lokal hingga menjangkau siaran ke seluruh wilayah kabupaten; dan
e. jaringan stasiun radio lokal hingga ke seluruh pelosok pedesaan.
(1) Wilayah sungai (WS), berupa Wilayah Sungai Kapuas dan Sungai Melawi dengan sub DAS
(2) Daerah irigasi meliputi bendung/embung, daerah irigasi dan irigasi desa;
(3) Bendung/embung
a. Bendung untuk kebutuhan air baku dan tenaga listrik di Kabupaten Sintang
b. Embung untuk kebutuhan air baku dan pengairan irigasi di Kabupaten Sintang
(5) Irigasi Desa (ID) meliputi Irigasi Desa yang tersebar di Kabupaten Sintang.
a. perlindungan daerah tangkapan air (Hulu DAS yang ada di seluruh kecamatan);
b. normalisasi sungai;
c. perbaikan drainase;
di Nanga Mau Kecamatan Kayan Hilir; Nanga Sepauk Kecamatan Sepauk; Nanga
landfill/sanitary landfill;
Hulu; Nanga Tempunak untuk melayani Kecamatan Tempunak; Sungai Ukoi untuk
melayani Kecamatan Sungai Tebelian; Nanga Dedai untuk melayani Kecamatan Dedai;
Kecamatan Binjai Hulu; Nanga Ketungau untuk melayani Kecamatan Ketungau Hilir;
Merakai untuk melayani Kecamatan Ketungau Tengah; dan Senaning untuk melayani
(reduce, reuse, dan recycle) di Nanga Serawai, Nanga Mau, Nanga Sepauk, Nanga
dilakukan dengan cara menggunakan sistem pengolahan air limbah sebelum masuk
kecamatan sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) dan Pusat Pelayanan Kawasan
(PPK).
a. Sumber mata air (SMA) di Nanga Merakai dengan debit kurang lebih 5 l/d;
b. Sumber Air Baku (SAB) dari Sungai Kapuas dengan debit kurang lebih 80 l/d terdapat
di unit PDAM Tanjung Puri dengan debit kurang lebih 55 l/d, Unit PDAM Kapuas Kiri
Hilir dengan debit 10 l/d, Unit PDAM Nanga Sepauk dengan debit kurang lebih 5 l/d,
Unit PDAM Tempunak dengan debit kurang lebih 10 l/d; dari Sungai Melawi dengan
debit kurang lebih 70 l/d terdapat di unit PDAM Sungai Ana dengan debit kurang
lebih 40 l/d; unit PDAM Kapuas Kanan Hulu debit kurang lebih 30 l/d.
a. Sumber Air Baku (SAB) dari Sungai Kapuas dengan debit kurang lebih 65
l/ddikembangkan di unit PDAM Tanjung Puri dengan debit kurang lebih 20 l/d, Unit
PDAM Nanga Sepauk dengan debit kurang lebih 5 l/d, Unit PDAM Kapuas Kiri Hilir
dengan debit kurang lebih 20 l/d; Unit PDAM Binjai dengan debit kurang lebih 20 l/d;
dari Sungai Melawi dengan debit kurang lebih 40 l/d dikembangkan di unit PDAM
Kapuas Kanan Hulu debit kurang lebih 20 l/d; unit PDAM Nanga Jetak dengan debit
kurang lebih 10 l/d; dan unit PDAM Nanga Serawai dengan debit kurang lebih 10 l/d;
dari Sungai Ketungau dengan debit kurang lebih 50 l/d dikembangkan di unit PDAM
Nanga Merakai dengan debit kurang lebih 15 l/d; unit PDAM Mengkurai dengan debit
kurang lebih 25 l/d; unit PDAM Senaning dengan debit kurang lebih 10 l/d; dari Sungai
Kayan dikembangkan di unit PDAM Nanga Mau dengan debit kurang lebih 10 l/d; dan
dari Sungai Tebidah dikembangkan di unit PDAM Nanga Tebidah dengan debit
(6) Jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e mengikuti ruas jalan
(1) Kawasan Hutan Produksi Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdapat
di HPT Kainjal; HPT Sungai Ketungau Hulu; HPT Sungai Serawai; HPT Uluk Ubur.
(2) Kawasan Hutan Produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdapat di HP
(4) Di dalam Kawasan Hutan Produksi Terbatas terdapat hutan desa meliputi: hutan desa
Kabupaten Sintang.
Sintang;
(3) Kawasan perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas :
(4) Kawasan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, menurut komoditas :
a. jenis ternak besar di Kecamatan Binjai Hulu, Tempunak, Sungai Tebelian dan
Ketungau Hilir;
b. jenis ternak kecil di Kecamatan Ketungau Hilir, Serawai, Kayan Hulu, Binjai Hulu,
dan Tempunak;
(1) Kawasan peruntukan perikanan tangkap meliputi kawasan Sungai Kapuas; Sungai Melawi;
Sungai Melawi; Sungai Ketungau; Sungai Kayan; Sungai Serawai; dan Sungai Ambalau.
Ketungau Hulu;
Ketungau Hilir; Kecamatan Kayan Hilir; Kecamatan Dedai; Kecamatan Sintang; dan
Kecamatan Tempunak.
Kecamatan Sintang;
c. Pembangunan Unit Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Danau Guci - Balai Angin di
Kecamatan Ketungau Hilir; Danau Ubar di Kecamatan Ketungau Tengah; Danau Liot
(5) Rencana pengembangan Sentra Produk Pengolahan Hasil Perikanan Tangkap & Perikanan
Sintang.
b. Kecamatan Ambalau.
g. Kecamatan Ambalau.
c. Kecamatan Binjai;
d. Kecamatan Sepauk;
e. Kecamatan Tempunak;
g. Kecamatan Sintang;
i. Kecamatan Dedai;
m. Kecamatan Ambalau.
c. Kecamatan Sepauk;
h. Kecamatan Ambalau.
f. Kecamatan Sintang;
g. Kecamatan Tempunak;
i. Kecamatan Serawai.
(1) Kawasan peruntukan industri besar antara lain : industri pengolahan karet; industri
pengolahan tandan buah segar (TBS); industri crumb rubber; industri CPO; dan industri
(2) Kawasan peruntukan industri sedang meliputi Kawasan Industri Sungai Ringin di
c. industri kecil menengah (IKM) kimia dan bahan bangunan di Kecamatan Sintang;
Hulu.
a. tenun ikat di desa Ensaid Panjang Kecamatan Kelam Permai; desa Umin di Kecamatan
b. rotan di Kecamatan Serawai (desa Mentajoi (pusat), Merako, Riyoi, Tangoi, Ruhan,
a. kawasan wisata budaya Rumah Adat Betang di desa Ensaid Panjang di Kecamatan
Kelam Permai; Rumah Adat Betang Panjang di desa Kayu Duyung Kecamatan
Ketungau Tengah.
b. kawasan wisata Museum Keraton Al Mukoromah di kelurahan Kapuas Kiri Hilir
Kecamatan Sintang;
(2) Kawasan peruntukan pariwisata religi erdiri atas: Goa Maria di Desa Merpak Kecamatan
Kelam Permai;
a. Kawasan wisata hutan terdapat di Hutan Wisata Baning; Taman Wisata Bukit Kelam;
b. Kawasan wisata bukit terdapat di Bukit Luit; Bukit Kujau; Bukit Saran; Bukit Bang; Bukit
Ruyung; Bukit Gonik; Bukit Bungau; Bukit Bejaku; Bukit Sahai Keladan; dan Bukit
Rentap;
c. Kawasan wisata danau dan telaga terdapat di Danau Jemelak; Telaga Rendang; Telaga
d. kawasan wisata sungai dan riam terdapat di Sungai Silit; Sungai Kiara; Sungai Lubuk
Kembang; Sungai Kura; Sungai Beribijit; Sungai Kelampai; Sungai Kujau; Sungai
Senirah; Riam Capat Cunai; Riam Setungkup; Riam Pengundang; dan Riam Mensabu.
e. kawasan wisata air terjun terdapat di Air Terjun Nokan Nayan; Air Terjun Nokan Cecak;
Air Terjun Nokan Undak; Air Terjun Nokan Jenggonoi; Air Terjun Sentarum; Air Terjun
Tuja Pamak; Air Terjun anak Sungai Sentarum; Air Terjun Tuja Supit; Air Terjun Tuja
Tapang Tuai; Air Terjun Sarai Entemu; Air Terjun Sarai Nantai Bulung; Air Terjun Bukit
Kujau; Air Terjun Gurung Jatuk; Air Terjun Sungai Jerup; Air Terjun Sungai Udang; Air
Terjun Wong Sepakat; Air Terjun Wong Tapah; Air Terjun Tekop; dan Air Terjun Wong
Tungku.
f. kawasan wisata gua terdapat di Gua Paleh Berani; Gua Paleh Pengolak; Gua Antu
b. kawasan wisata Kolam Renang Serantung Waterpark; Kolam Renang Balioboro; Kolam
Tebelian;
c. Permukiman perdesaan yang berada di dalam kawasan hutan terdiri dari : desa Benua
Sungai Tebelian; desa-desa Sungai Buaya, Sungai Sintang dan Batu Netak di
Kecamatan Kayan Hilir; desa-desa Nanga Masau, Nanga Tampang dan Empanak di
Kecamatan Kayan Hulu; desa-desa Sungai Mali dan Ratu Damai di Kecamatan
Ketungau Hilir; desa-desa Kayu Dujung, Nanga Kelapan, Gut Jaya Bhakti, Begelang
Jaya, Radin Jaya, Landau Temiang, Padung Kumang di Kecamatan Ketungau Tengah;
desa-desa Sinar Pekayau, Sungai Segak, Temawang Bulai, dan Sungai Jaung di
Permai dan Mensulung Biu di Kecamatan Serawai; desa-desa Patih Jepara, Bukai
Tukun, Luting Mingan, Korong Desa, Nanga Sake, Punuk Beribit, dan Nanga Menakon
c. Komando Distrik Militer (KODIM) di ibukota kabupaten yaitu Kota Sintang; dan
kabupaten;
a. Kawasan Jasa di Kecamatan Ketungau Hulu yang merupakan kawasan strategis dari sudut
Kawasan strategis provinsi yang ada di Kabupaten Sintang, pada kawasan sektor unggulan
Kecamatan Ketungau Tengah; Kecamatan Kayan Hilir; Kecamatan Kayan Hulu; Kecamatan
b. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup dan
kehutanan; dan
(3) Kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup dan kehutanan adalah
Kecamatan Ambalau dan Kecamatan Serawai dengan Kawasan Ekosistim Muller sebagai
(4) Kawasan strategis dari sudut kepentingan pariwisata meliputi : Kawasan Sintang – Baning;
Kawasan Klutap (Bukit Kelam, Bukit Luit dan Bukit Rentap); Kawasan Penyangga Serawai –
Sistem Perkotaan
d. PPK berada di Kota Serimbu, Kota Sompak, Kota Simpang Tiga dan Kota Jetimpo.
e. PPL berada di Desa Senakin, Desa Sidas, Desa Tunang dan Desa Anik.
a. Jaringan Jalan Arteri meliputi ruas jalan Sungai Pinyuh – Sebadu, ruas jalan Sebadu – Sidas,
b. Jaringan Jalan Kolektor yang dipersiapkan untuk ditingkatkan fungsinya menjadi Jalan
Kolektor K1 yang menghubungkan PKW dengan PKSN, meliputi: Ruas jalan Suti Semarang –
Serimbu – Entikong
c. Jaringan Jalan Kolektor Primer 2 meliputi: ruas jalan Anjongan – Karangan, ruas Jalan
Karangan – Simpang Tiga – Bengkayang, ruas Jalan Simpang Tiga – Sidas dan ruas Jalan km
d. Jaringan Jalan Kabupaten yang berfungsi sebagai Kolektor Primer K3 meliputi: Ledo –
Serimbu – Simpang Kuala Behe – Ngabang, Ruas Simpang Semuntik Kec. Kuala Behe –
e. Jarngan Jalan Lokal Primer yang meliputi: Arah Ke Ledo – Meranti – Kuala Behe, Meranti –
f. JAringan Jalan Khusus angkutan produksi meliputi: Menjalin – Sadaning, Kawasan Industri
2) Terminal Tipe C berlokasi di:Kota Pahauman; Kota Karangan; Kota Darit; Kota Serimbu; Kota
Meranti; Kota Kuala Behe; Kota Jelimpo; Kota Sebangki; Kota Mandor; Kota Menjalin; Kota
Rencana Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan umum terdiri atas: Pengembangan
angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dengan rute Ngabang – Pontianak;
Pengembangan Angkutan antar kota dalam kabupaten dan angkutan pedesaan dengan asal
sungai
b. Alur pelayaran sungai meliputi: Ngabang – Kuala Behe – Serimbu; Serimbu – Nyari; Kuala
Behe – Kedama; dan Ngabang - Sebangki – Rantau Panjang – Kuala Mandor – Kapuas
Pontianak
Peraturan Bupati
a. Jaringan kereta api umum lintas Timur Pontianak – Ngabang – Sosok – Sanggau – Sekadau
– Sintang – Putussibau; Jaringan kereta api umum lintas tengah Sungai Pinyuh – Ngabang
a. Bandar Udara yaitu: Bandar Udara Sempattung; Bandar Udara Tengon; dan Bandar Udara
a. Pembangkkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) km 13, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pade
Kembayung 20 MW, Pembangkit Tenaga Mikro Hidup (PLTMH) Riam Manangar 2,6 MW,
b. Gardu Induk Distribusi meliputi: Kecamatan Sengah Temila, Kecamatan Mandor, Kecamatan
Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang berada di Kawasan Industri Mandor;
Pengembangan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang berada sepanjang Jalan Arteri;
Dalam rangka pelestarian sumber – sumber air baku dilakukan penetapan sempadan sungai dan
danau/waduk
Pengembangan jaringan prasarana air baku untuk air bersih dilakukan melalui
2) Pemakaian bak penampung yang bersumber dari air permukaan dan tadah hujan di
kawasan perdesaan
Dalam rangka koservasi sumber – sumber air untuk irigasi maka dilakukan penetapan sempadan
sungai, sempadan waduk dan pelestarian air dari pegunungan. Sumber pengambilan air (intake)
1) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terdiri dari SPAM Perpiaan dan SPAM Non perpipaan
terlindungi
2) SPAM Perpipaan terdiri atas, jaringan pipa transmisi air baku, dan instalasi pengolahan air
3) SPAM Non perpipaan terdiri atas sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan
air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan
mata air yang terdapat di Ibukota Kabupaten Landak dan seluruh kecamatan
4) Sumber air baku untuk kebutuhan air minum Kabupaten Landak terdiri atas: Sungai Merasak
di Dusun Selaba Desa Munguk dan Sungai Landak sebagai sumber air baku PDAM Ngabang,
Sistem jaringan drainase diarahkan pada daera perkotaan, paralel dengan pembangunan
jaringan jalan.
septik tank individual dan pengembangan sstem terpadu untuk kawasan perkotaan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara komunal, dan pengembangan IPAL secraa mandiri
Ngabang
3) Sistem pengangkutan dengan menggunakan dump truck dan amrrol dari TPS menuju TPA
Kawasan Lindung
Kawasan Hutan Lindung dengan luasan kurang lebih 55.308 hektar tersebar di Kecamatan
Banyuke Hulu, Air Besar, Jelimpo, Kula Behe, Mempawah Hulu, Menyuke, Meranti,
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan dibawahnya terdiri atas: Kawasan
Resapan Air/daerah imbuhan air yang tersebar di Kecamatan Kuala Behe, Air Besar,
Jelimpo, Banyuke Hulu, Mempawah Hulu, Menjalin dan Sengah Temila seluas kuarng lebih
5.705 hektar
6) Hutan kota
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya dengan luasan 53.539 hektar,
meliputi:
Kawasan Rawan Bencana Alam Banjir tersebar di seluruh kecamatan. Kawasan Rawan Bencana
Longsor tersebar di Gunung Seha di Kecamata Sengah Temila, gunung Patimuk di Kecamatan
Kawasan Budidaya
1) Kecamatan Banyuake
3) Kecamatan Jelimpo
5) Kecamatan Mandor
7) Kecamatan Menyuke
8) Kecamatan Meranti
9) Kecamatan Ngabang
Kawasan hutan produksi terbatas dengan luas 11.664 hektar tersebar di:
2) Kecamatan Mandor
3) Kecamatan Sebangki
Kawasan peruntukan hutan rakyat dan hutan desa
Kawasan peruntukan hutan rakyat dan hutan desa dengan luasan 15.776 hektar tersebar di
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan meliputi lahan 71.400 hektar tersebar di
Sebangki Kompleks, Senakin Kompleks, Sompak Kompleks, dan seluruh kecamatan meliputi:
Kawasan peruntukan perkebunan meliputi lahan ssekitar 452.780 hektar terdiri dari:
1) Kawasan peruntukan perkebunan dengan Prioritas Komoditas Sawit dan Karet tersebar
Kecamatan Sengah Temila, sebangki, Menyuke, Menjalin, Mempawah Hulu, Air besar da
Kuala Behe
3) Kawasan peruntukan perkebunan dengan Prioritas Komoditas Lada terutama di kecamatan
Mempawah Hulu, Menjalin, Menyuke, Banyuke Hulu, Kuala Behe dan Air Besar.
1) Ternak Besar di Kecamatan Menjalin, Sompak, Mempawah hulu, Banyuke hulu, Sengah
1) Kawasan perikanan tangkap tersebar di Sungai Landak, Sungai sangah, dan Sungai
Mempawah
Sompak, Menjalin, Mempawah Hulu, Banyuke Hulu, Menyuke Sebangki, dan Meranti
kegiatan usaha pertambangan dapat berupa KPP Mineral Logam, Mineral bukan Logam
dan/terdiri atas:
1) Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) Mineral Logam yang tersebar pada seluruh
Kecamatan
2) Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) Mineral Non Logam yang tersebar pada seluruh
kecamatan
3) Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) Batuan yang tersebar di seluruh kecamatan
4) Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) Batubara di Kecamatan Sebangki dan Air Besar
Kawasan Peruntukan Industri Rumah Tangga dan Industri kecil tersebar di seluruh kecamatan
Kawasan Peruntukan Industri sedang dan besar diarahkan di Kawasan Industri Mandor seluas
1) Wisata alam
2) Wisata budaya
3) Wisata sejarah
4) Wisata rohani
6) Wisata agro
4) Air terjun Banangar Desa Merayuh Dusun Perbua Kecamatan Air Besar
15) Air terjun Ampar Ensot Desa Merayuh Kecamatan Air Besar
16) Air tejun Ampar Jawa Desa Merayuh Kecamatan Air Besar
19) Air terjun Badawat Desa Dange Aji Kecamatan Air Besar
21) Riam Sabadak Desa Keranji Birah sebatih Kecamatan Sengah Temila
22) Riam Ebongk Dusun Ubah Desa Paloatn / Asong Kecamatang Sengah Temila
26) Air terjun Tikalong Desa Tiang Tanjung Kecamatan Mempawah Hulu
Kawasan Peruntukan Wisata Rohani berupa Gua Maria Bhuana Dusun Bandol Desa Untang
Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang berada di wilayah Kabupaten adalah Kawasan
1) Kawasan Industri MAndor (KIM) yang merupakan KSp dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi
2) Kawasan Perkotaan PKWp Ngabang yang merupakan KSP dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi
4) Kawasan Ekosistem Gunung Nyiut Penrissen yang merupakan KSP dari sudut kepentingan
1) Kawasan Perkotaan Karangan, Darit, dan Pahauman yang ditetapkan sebagai PKL
karet, kelap sawit, dan kakao di Senakin Kompleks, Sompak Kompleks dan Sebangki
Kompleks
Kawasan Strategi Kabupaten (KSK) digambarkan dalam peta Kawasan Strategis Kabupaten
1.9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG
Penataan ruang Kabupaten Kapuas Hulu bertujuan untuk “Menjadikan Kabupaten Kapuas Hulu
sebagai Kabupaten Konservasi di Beranda Depan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan melalui pengembangan ekowisata yang harmonis
tertinggal”.
Dalam jangka waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun ke depan (Tahun 2011 – 2031), rencana
a. jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, terdiri atas jaringan jalan, jaringan prasarana lalu
Rencana pengembangan jaringan jalan arteri di Kabupaten Kapuas Hulu, terdiri atas :
a. Batas Kabupaten Kapuas Hulu – Simpang Sejiram – Nanga Tepuai – Mentebah – Putussibau
(292,19 km);
c. Batas Kabupaten Kapuas Hulu – Puring Kencana – Nanga Kantuk – Badau – Lanjak – Simpang
Mataso – Tanjung Kerja – Putussibau – Nanga Bungan – Batas Kalimantan Timur (296,36km).
Rencana pengembangan jaringan jalan kolektor yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu, meliputi
ruas jalan:
Rencana pengembangan jaringan jalan lokal yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu, meliputi ruas
jalan:
Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara Rencana sistem jaringan transportasi udara di
b. Pengembangan Bandar Udara Badau di Kecamatan Badau sebagai Bandar Udara Perintis.
c. Pengembangan Bandar Udara Khusus, yaitu Lapangan Terbang TNI Angkatan Udara di Desa
Rencana Sistem Jaringan Energi Sistem jaringan energi di Kabupaten Kapuas Hulu, meliputi :
Pembangkit tenaga listrik di Kabupaten Kapuas Hulu yang ada saat ini dan rencana
pengembangannya, meliputi :
a. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Nanga Dangkan 0,3 MW di Kecamatan Silat Hulu;
b. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Nanga Tepuai 0,9 MW di Kecamatan Hulu Gurung;
f. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Nanga Bunut 0,32 MW di Kecamatan Bunut Hilir;
g. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Embaloh 0,51 MW di Kecamatan Embaloh Hilir;
h. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Putussibau 0,2 MW di Kecamatan Putussibau
Selatan;
i. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Lanjak 0,24 MW di Kecamatan Batang Lupar;
n. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kecamatan Boyan Tanjung, Bunut Hulu,
Batang Lupar, Kalis, Mentebah, Putussibau Selatan, Pengkadan, Silat Hulu, Embaloh Hulu,
Rencana pengembangan jaringan prasarana energi, berupa jaringan transmisi tenaga listrik PLN
dengan prioritas pengembangan pada kota-kota PKW, PKL, PPK, PPL, dan PKSN yang belum
jaringan kabel/terestrial, sistem jaringan nirkabel, dan sistem jaringan satelit. Rencana
pengembangan jaringan kabel/terestrial akan dikembangkan di kota-kota PKW, PKL, PPK, PPL,
dan PKSN. Sedangkan rencana pengembangan jaringan seluler akan dikembangkan di seluruh
kecamatan melalui perluasan jaringan telepon seluler pada wilayah-wilayah yang telah
berkembang dan pengembangan BTS di setiap ibukota kecamatan. Selain itu, jaringan satelit
Sistem jaringan sumberdaya air, terdiri atas wilayah sungai strategis nasional, daerah irigasi,
Wilayah sungai strategis nasional yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu yaitu Wilayah Sungai
Kapuas.
a. Kecamatan Hulu Gurung : D.I. Lubuk Antuk (215Ha), D.I. Lubuk Antuk Sungai Dalid, D.I. Landau
Kumpang (120Ha), D.I. Nanga Yen (211Ha), D.I. Mubung (50Ha), D.I. Emprejuk 125Ha), D.I.
Senai (150Ha), D.I. Bukit Kerai (50Ha), D.I. Keduai (40Ha), D.I. Bugang I (40Ha) dan II (10Ha),
D.I. Sungai Medang (30Ha), D.I. Tepiau (13Ha), D.I. Parang (100Ha), D.I. Nanga Taman (15Ha),
D.I Nanga Lidi (34Ha), D.I. Semiran (19Ha), D.I. Semiran Kompliek (35Ha), D.I.Mali (59Ha), D.I.
b. Kecamatan Batang Lupar : D.I. Ukit-Ukit (200Ha), D.I. Tematuk (125Ha), D.I. Sepan Sekalong
c. Kecamatan Kalis : D.I. Tanah Putih (100Ha), D.I. Nanga Danau Bak(100Ha), D.I. Nanga Danau
Kauk (180Ha), D.I. Hulu Tubuk (425Ha), D.I. Lubuk Mantuk (50Ha);
d. Kecamatan Mentebah : D.I. Tekalong (60Ha), D.I. Suka Maju (75 Ha), D.I. Pala Gurung (40Ha),
D.I. Tanjung I (35Ha), D.I. Padang Jaya (50Ha), D.I. Mentabah (100Ha);
f. Kecamatan Bunut Hulu : D.I. Sungai Besar (75Ha), D.I. Muncin I (75Ha), D.I. Muncin Karya Bakti
g. Kecamatan Boyan Tanjung : D.I. Belaban (50Ha), D.I. Usaha Baru (40Ha), D.I. Riam Mengelai
j. Kecamatan Seberuang : D.I. Laung Sejiram (50Ha), D.I. Nanga Lot (50Ha), D.I. Ladau (20Ha),
D.I. Gurung (40Ha), D.I. Sungai Rusa (45Ha), D.I. Banyu (15Ha);
l. Kecamatan Putussibau Selatan : D.R. Raja Bulan (20Ha), D.R. Siut (20Ha), D.I.Suka Maju/Lunsara
(220Ha), D.R. Kedamin Hilir (800Ha), D.R. Kedaim Hulu (500Ha), D.R.Sungai Ulik (20Ha);
r. Kecamatan Embaloh Hulu : D.I. Pinjauan (50Ha), D.I. Apan (20Ha), D.I. Toalang (60Ha), D.I.
s. Kecamatan Pengkadang : D.I. Riam Panjang (200Ha), D.I. Sukaramai (200Ha), D.I.
Menendang(75Ha), D.I. Mawan (40Ha), D.I.Repun (30Ha), D.I. Pedian (45Ha), D.I. Lumpung
t. Kecamatan Silat Hulu : D.I. Nanga Ngeri (140Ha), Bangunan Bendung Sungai Segak, D.I.
Bangan Baru (35Ha), D.I. Randau Rantau (50Ha), D.I. Entibab (30Ha), D.I. Lubuk Rubin (30Ha),
D.I. Sei Besai (35Ha), D.I. Seteruk (20Ha), D.I. Riam Tapang (75Ha).
Jaringan air baku untuk air bersih di Kabupaten kapuas Hulu yang dikelola oleh PDAM terdiri
atas:
Selain itu terdapat pula instalasi pengolah air bersih dengan sistem distribusi gravitasi di
Kecamatan Pengkadan.
Sistem prasarana pengelolaan lingkungan di Kabupaten Kapuas Hulu terdiri atas sistem
pengelolaan persampahan; sistem jaringan air minum; sistem jaringan drainase; dan sistem
pengelolaan limbah.
Rencana pengembangan sistem pengelolaan persampahan terdiri atas :
a. Wilayah yang air bakunya berasal dari PDAM Nanga Tepuai, Nanga Dangkan, Serijam,
b. Wilayah yang air bakunya berasal dari mata air, air tanah, dan air permukaan (sungai dan
danau).
drainase di pusat-pusat kegiatan terutama di kota-kota PKSN, PKW, PKL, dan PPK.
a. pengembangan septik tank dengan sistem terpadu untuk kawasan perkotaan; dan
b. pengembangan sistem IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) untuk kawasan peruntukan
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudiyakan atas
dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan.
Pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya dilakukan secara optimal sesuai dengan daya
(1) Kawasan peruntukan hutan produksi diarahkan pada sasaran pembangunan pemanfaatan
sumberdaya alam hutan untuk peningkatan produksi hasil hutan kayu dan non kayu secara
sekitar kawasan hutan. Kawasan budidaya hutan produksi diarahkan pada peningkatan
pengelolaan hutan alam tropis yang sudah ada dengan sistem Tebang Pilih Tanam
Indonesia (TPTI) maupun Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB) melalui Hak
Kawasan hutan produksi terbatas diarahkan pada peningkatan pengelolaan hutan alam
tropis yang sudah ada pada kawasan yang memiliki limitasi dan kendala dalam daya
dukung wilayah yang sangat terbatas dengan sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten Kapuas Hulu seluas kurang lebih 437.469
ha yang terdapat di :
t. Kecamatan Embaloh Hulu dengan luas kurang lebih 34.611 Ha; dan
Kawasan hutan produksi tetap di Kabupaten Kapuas Hulu seluas kurang lebih 34.064 ha
yang terdapat di :
(2) Kecamatan Hulu Kapuas dengan luasan kurang lebih 8.534 Ha;
(3) Kecamatan Kalis dengan luasan kurang lebih 8.429 Ha; dan
(4) Kecamatan Putussibau Utara dengan luasan kurang lebih 54.715 Ha;
2 Kawasan peruntukan pertanian pangan lahan basah perlu diarahkan pada wilayah yang
memiliki kesesuaian lahan optimal serta dukungan prasarana irigasi. Kawasan budidaya
tanaman pangan lahan basah ini difokuskan pada areal persawahan pasang surut.
ekstensifikasi.
Kecamatan Embaloh Hilir, Bunut Hilir, Bika, Selimbau, Putussibau Utara, Jongkong,
Putussibau Selatan, Kalis, Embaloh Hulu, dan Suhaid. Sedangkan usaha intensifikasi
Walaupun lahan basah secara khusus diperuntukkan bagi pengembangan padi sawah,
diwaktu-waktu tertentu dapat pula ditanami palawija terutama kacang hijau dan kedelai
Kawasan peruntukan pertanian pangan lahan basah untuk komoditas padi sawah di
Kabupaten Kapuas Hulu dialokasikan seluas kurang lebih 23.000 ha yang terdapat di :
t. Kecamatan Embaloh Hulu dengan luas kurang lebih 600 Ha; dan
(5) Kawasan peruntukan pertanian pangan lahan kering adalah meliputi kawasan untuk
tanaman palawija, hortikultura atau tanaman pangan lainnya seperti padi ladang (gogo),
palawija seperti ketela pohon, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau, serta beberapa jenis
hortikultura baik buah-buahan (rambutan, durian, melinjo, mangga, duku, pisang dan
salak) maupun sayur-sayuran seperti kacang panjang, buncis, sawi, bayam, ketimun,
Pengembangan budidaya pertanian tanaman pangan lahan kering ini diarahkan ke semua
kecamatan pada kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan budidaya pertanian lahan
kering (PLK).
Pengembangan setiap jenis komoditas pertanian lahan kering diarahkan sebagai berikut:
Kecamatan Silat Hilir, Pengkadan, Bunut Hulu, Putussibau Selatan, Bika, Boyan
Lupar, Embaloh Hilir, Bika, Putussibau Selatan, Seberuang, Bunut Hilir, Jongkong,
Selatan, Kalis, Selimbau, Badau, Batang Lupar, Empanang, Puring Kencana, Mentebah,
dan Jongkong.
Lintas Selatan. Dengan demikian maka pengembangan produksi dan budidaya buah-
Lupar, Semitau, Suhaid, Seberuang, Silat Hilir, Hulu Gurung, Pengkadan, Boyan
Tanjung, Mentebah, Bunut Hulu dan Bunut Hilir, Putussibau Utara dan Putussibau
Selatan.
Sayur-sayuran dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk Kabupaten Kapuas
Hulu dan dalam jangka panjang diarahkan untuk memasok kebutuhan sayur-sayuran
Putussibau Selatan, Batang Lupar, Bunut Hilir, Bika, Selimbau, Kalis, Mentebah, Boyan
produksi semaksimal mungkin sehingga bukan saja mampu untuk memenuhi kebutuhan
dalam kabupaten sendiri tetapi juga harus berorientasi ekspor baik ke kabupaten lain
maupun ke Sarawak dan Brunei yang merupakan pasar potensial, disamping secara
geografis negara tetangga tersebut relatif dekat dengan Kabupaten Kapuas Hulu terutama
bila dikaitkan dengan rencana pembukaan Nanga Badau sebagai pintu gerbang lintas
batas..
Kawasan peruntukan pertanian pangan lahan kering untuk komoditas padi ladang di
Kabupaten Kapuas Hulu dialokasikan seluas kurang lebih 26.025 Ha yang terdapat di :
(10) Kecamatan Silat Hilir dengan luas kurang lebih 1.075 Ha;
(11) Kecamatan Silat Hulu dengan luas kurang lebih 850 Ha;
(12) Kecamatan Hulu Gurung dengan luas kurang lebih 1.200 Ha;
(13) Kecamatan Bunut Hulu dengan luas kurang lebih 900 Ha;
(18) Kecamatan Hulu Kapuas dengan luas kurang lebih 650 Ha;
(19) Kecamatan Embaloh Hilir dengan luas kurang lebih 825 Ha;
(20) Kecamatan Bunut Hilir dengan luas kurang lebih 950 Ha;
(21) Kecamatan Boyan Tanjung dengan luas kurang lebih 850 Ha;
(25) Kecamatan Danau Sentarum dengan luas kurang lebih 450 Ha;
(30) Kecamatan Puring Kencana dengan luas kurang lebih 1.375 Ha;
(32) Kecamatan Batang Lupar dengan luas kurang lebih 1.400 Ha;
(33) Kecamatan Embaloh Hulu dengan luas kurang lebih 1.325 Ha; dan
(34) Kecamatan Putussibau Utara dengan luas kurang lebih 1.625 Ha.
Sedangkan kawasan peruntukan pertanian pangan lahan kering untuk komoditas palawija
dan sayuran di Kabupaten Kapuas Hulu dialokasikan seluas kurang lebih 18.075 Ha yang
terdapat di:
x. Kecamatan Embaloh Hulu dengan luas kurang lebih 750 Ha; dan
dilakukan usaha partisipasi dari swadaya atau spontanitas petani. Komoditas perkebunan
yang dapat dikembangkan di Kabupaten Kapuas Hulu meliputi sawit, karet, kelapa dalam,
lada, coklat, kopi, kapuk dan cengkeh. Pengembangan perkebunan rakyat diarahkan ke
wilayah perkebunan yang telah ada, yaitu melalui rehabilitasi, peremajaan, dan perluasan
bb. Kecamatan Puring Kencana dengan luas kurang lebih 10.700 Ha;
dd. Kecamatan Batang Lupar dengan luas kurang lebih 26.000 Ha;
ee. Kecamatan Embaloh Hulu dengan luas kurang lebih 19.000 Ha; dan
ff. Kecamatan Putussibau Utara dengan luas kurang lebih 6.500 Ha.
w. Kecamatan Embaloh Hulu dengan luas kurang lebih 12.654 Ha; dan
dikembangkan antara lain jenis ternak sapi, babi, kambing, dan unggas.
Untuk budidaya peternakan yang umumnya tidak memerlukan lahan yang luas seperti
sebagai lahan-lahan peternakan tetapi lebih bersifat indikatif, dimana penentuan lahan
secara riil dengan batas-batas yang tepat ditentukan dengan melakukan studi yang lebih
detil.
Hilir, Seberuang, Bunut Hulu, Bika, Hulu Gurung, Jongkong, Kalis, Putussibau
Utara, Putussibau Selatan, Bika, Semitau, Seberuang, Silat Hilir, Silat Hulu,
sarang secara budidaya diatur secara khusus melalui peraturan daerah yang
lebih operasional.
kawasan untuk kegiatan budidaya dalam rangka mendukung program utama intensifikasi
budidaya ikan maupun non-ikan melalui pelaksanaan kaji terap teknologi budidaya untuk
menunjang pengembangan kegiatan budidaya, Strategi dalam meningkatkan produksi
perikanan adalah melalui upaya ekstensifikasi dan diversifikasi produk perikanan melalui
budidaya tambak ikan dan lainnya, serta peningkatan dan pengembangan sarana -
meliputi:
dengan daerah hinterland adalah Kecamatan Hulu Gurung, Boyan Tanjung, dan Bunut
Hulu.
Bunut Hilir, Jongkong, Batang Lumpar, Badau, Embaloh Hilir, Bika, Kalis, dan
Seberuang.
(6) Kawasan peruntukan pertambangan ditetapkan berdasarkan pada potensi dan mutu
mineral atau bahan galian. Berdasarkan kondisi geologi regionalnya maka diperkirakan
Sektor pertambangan terbukti memiliki potensi yang cukup besar dalam perekonomian
Kapuas Hulu disamping besarnya potensi cadangan berbagai bahan tambang yang belum
tergali. Sesuai dengan sebaran dan bahan tambang dan potensi yang dimiliki Kabupaten
Kapuas Hulu baik dalam besarnya cadangan dan sumberdaya manusia yang dapat
mendukung usaha pengembangannya maka pengembangan pertambangan diarahkan
pada Kecamatan Bunut Hulu,Bunut Hilir, Hulu Gurung, Selimbau, Suhaid, Kalis, Mentebah,
Boyan Tanjung, dan Pengkadan. Beberapa bahan tambang yang potensial dikembangkan
lindung, sepanjang eksploitasi bahan tambang tersebut benar-benar sangat berguna bagi
negara. Penelitian dan eksplorasi bahan tambang ini memerlukan studi khusus.
(8) Kawasan peruntukan industri mencakup aneka industri kecil, dan industri besar untuk
mengolah bahan baku yang berasal dari hasil pertanian tanaman pangan, peternakan,
perikanan, perkebunan, dan hasil hutan. Dengan demikian, maka strategi pengembangan
sektor perindustrian yang merupakan sektor kunci dimaksudkan untuk meningkatkan nilai
Jenis-jenis industri yang dikembangkan terutama industri hulu yang terkait langsung
dengan usaha peningkatan sektor primer seperti industri pengolahan hasil-hasil pertanian,
ringan; industri makanan ternak, industri kerajinan rumah tangga dan industri bahan
wilayah yang dikembangkan yaitu di Kecamatan Putussibau Utara, Semitau, Nanga Tepuai
dan Badau.
Pengembangan industri kecil diarahkan pada lokasi-lokasi yang sudah ada industri
perkotaan.
(9) Kawasan peruntukan pariwisata ditetapkan pada kawasan yang mempunyai obyek wisata
yang menarik wisatawan domestik maupun manca negara. Pariwisata yang dikembangkan
di Kabupaten Kapuas Hulu meliputi wisata alam, wisata alam hutan dan panorama alam.
Besarnya areal kawasan lindung di Kabupaten Kapuas Hulu merupakan pembatas utama
merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai sektor andalan kedua
setelah pertanian dan kehutanan. Di samping itu, sektor pariwisata ini dapat
kegiatan wisata. Dasar-dasar yang kuat untuk menunjang perkembangan pariwisata ini di
masa yang akan datang perlu dilakukan dengan mengembangkan sarana perhubungan
seperti :
Taman Nasional Betung Kerihun, Taman Nasional Danau Sentarum dan beberapa
Bunut Hilir, Semitau, Putussibau Selatan, Embaloh Hilir, Embaloh Hulu dan Hulu
Gurung.
Kota-kota yang diarahkan sebagai pusat pengembangan pariwisata Kabupaten
Kapuas Hulu adalah Kota Badau (pintu gerbang darat utama), Lanjak, Semitau, Nanga
Wisata alam dan ecotourisme dapat dikembangkan di seluruh kawasan yang telah
ditetapkan sebagai Taman Nasional serta kawasan sepanjang Sungai Kapuas dan
Putussibau Selatan, Embaloh Hulu, Embaloh Hilir dan secara sporadis ke kawasan-
pedalaman.
(9) Kawasan peruntukan lainnya di Kabupaten Kapuas Hulu adalah keberadaan hutan desa
yang tersebar di seluruh kecamatan. Kawasan hutan desa akan diatur lebih lanjut dan
b. Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun yang merupakan kawasan strategis nasional dari
kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, serta
lingkungan.
Kawasan Strategis Provinsi Kalimantan Barat yang terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu meliputi
a. Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum yang merupakan kawasan strategis provinsi
b. Kawasan Agropolitan Bunut Hulu dan Kawasan Minapolitan yang merupakan kawasan
a. Kawasan Agropolitan Silat Hilir dan sekitarnya yang merupakan kawasan strategis
b. Kawasan Ekowisata Taman Nasional Danau Sentarum yang merupakan kawasan strategis
c. Kawasan Koridor Taman Nasional Danau Sentarum dengan Taman Nasional Betung
lingkungan.