Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL VII
SATUAN KERJA PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I
PROVINSI KALIMANTAN UTARA

KERANGKA ACUAN KERJA


( Terms of Reference )

KEGIATAN :
PPPKJN MENSALONG TAU LUMBIS (PPK 08)

PAKET :
Pembangunan Jalan Mensalong Tau Lumbis (ZENI)

Tahun Anggaran 2016

DIREKTORAT ZENI
TNI ANGKATAN DARAT
Jl. Kesatrian II Berland Matraman Jakarta Timur

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE


KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN TA. 2016

Kementerian Negara / Lembaga


Unit Eselon I / II
Satuan Kerja
Program
Hasil (Outcome)
Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan :
Jenis Keluaran (Output)

Paket
Volume Keluaran (Output)
Satuan Ukur Keluaran (Output)

: (033) Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat
: (04) Direktorat Jenderal Bina Marga
: (498581) Pelaksanaan Jalan Nasional
Wilayah I Provinsi Kalimantan Utara
: (08) Penyelenggaraan Jalan
:
Pelaksanaan
Preservasi
dan
: (2409)
Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional
: (007) Pembangunan/Pelebaran Jln. di Kaw.
Strategis, Perbatasan, Wil. Terluar dan
Terdepan
: Pembangunan Jalan Mensalong Tau
Lumbis (ZENI)
: 2
: KM

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4439);
b. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia, Nomor 4444);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia, Nomor 4655);
d. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Perubahan Ke-empat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia, Nomor 5655);
e. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
f. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 16);
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum;
h. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 16 Tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan;
i. Surat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor KU.01.01.-Mn/06.1 tanggal 6 Januari 2015 perihal
Percepatan Pelaksanaan APBN-P Tahun 2015 Bidang Infrastruktur;
j. Peraturan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
k. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor :
150/KPTS/M/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang Pengangkatan Atasan
Pejabat Perbendaharaan Dan Pejabat Perbendaharaan Satua Kerja Di
Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
l. Kesepakatan Bersama antara Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
Nomor 10/PKS/M/2015 dan Nomor NK/11/IV/2015 Tanggal 27 April
2015 tentang Pembangunan infrastruktur yang bernilai strategis bagi
Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan
m. Perjanjian Kerjasama antara Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dengan Direktorat Zeni Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Darat Nomor 03/PKS/Bz/V/2016 dan Nomor SP/409/V/2016
Tanggal 09 Mei 2016 tentang Pembangunan jalan paralel perbatasan di
Pulau Kalimantan.

2. Gambaran Umum
Dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
yang berkaitan erat dengan peningkatan perekonomian bagi masyarakat serta
terbukanya daerah terisolir di Kabupaten Nunukan, maka diperlukan adanya
sarana dan prasarana lalu lintas yang memadai. Sarana dan prasarana
tersebut berupa akses jalan dan jembatan dalam kesatuan sistem transportasi.
Jalan dan Jembatan merupakan prasarana utama sektor perhubungan yang
mempunyai peranan penting dalam mendukung terwujudnya sasaran
pembangunan nasional terutama dalam mendukung kegiatan pengembangan
sektor produksi dan jasa serta pengembangan suatu wilayah sehingga
terwujud keselarasan pembagian dan kesesuaian pertumbuhan wilayah
regional, perkotaan dan pedesaan yang diselenggarakan secara holistik,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan memberdayakan masyarakat.
Secara geografis, kawasan perbatasan Kalimantan Utara berbatasan dengan
wilayah sabah Malaysia. Wilayah perbatasan merupakan salah satu kawasan
yang strategis, yaitu kawasan yang secara nasional menyangkut hajat hidup
orang banyak, baik ditinjau dari sudut kepentingan politik, ekonomi, sosial,
budaya, lingkungan, maupun pertahanan keamanan. Wilayah perbatasan
meliputi wilayah perbatasan yang ada di daratan, lautan, dan udara yang
bersinggungan dengan negara tetangga. Sejalan dengan hal ini, maka
dukungan infrastruktur jalan dalam rangka pengelolaan kawasan perbatasan
merupakan suatu syarat mutlak yang sangat diperlukan, yang diwujudkan
dengan pembangunan jalan akses perbatasan, dimana kondisi existing dari
ruas jalan menuju perbatasan ini adalah berupa hutan belantara yang harus
menerobos hutan tersebut untuk membentuk badan jalan dengan lebar 15 m.
Berdasarkan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum 2014 2019, kewenangan
dalam aspek pembangunan Kementerian Pekerjaan Umum terlihat antara lain
pada penanganan jalan nasional yang telah ditetapkan statusnya oleh Menteri
Pekerjaan Umum melalui Kepmen PU No. 631/KPTS/M/2009 tanggal 31
Desember 2009 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut Statusnya
Sebagai Jalan Nasional dan Kepmen PU No. 567/KPTS/M/2010 tanggal 10
Nopember 2010 tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional.
Sesuai kebijakan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat dalam penanganan kegiatan tahun anggaran
2015, dimana Pemerintah lebih menekankan pada penanganan program
Pembangunan jalan diseluruh wilayah Republik Indonesia dengan status jalan
Nasional dan Strategis Nasional, sehingga outcome/hasil akhir program
penanganan tersebut dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan, sejalan
dengan hal ini, maka Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
melalui Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi
Kalimantan Utara, Unit Pelaksana Kegiatan PPPKJN Mensalong Tau Lumbis
(PPK 08) mengalokasikan Anggaran pada Tahun Anggaran 2016 melalui
output Pembangunan/Pelebaran Jalan di Kawasan Strategis, Perbatasan,
Wilayah Terluar dan Terdepan.
B. Maksud dan Tujuan
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, maka target yang telah ditetapkan sesuai
Renstra Kementerian Pekerjaan Umum 2014 -2019 dapat tercapai dalam rangka
mendukung RPJM Tahun 2014 2019. Disamping itu kegiatan ini juga berperan
sebagai salah satu cara dalam pengembangan kawasan perbatasan, selain
bermanfaat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar lokasi,
membuka keterisolasian daerah, sekaligus juga berfungsi untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat sekitar terutama dalam hal perekonomian dengan adanya

penyerapan tenaga kerja, pemerataan pendapatan dan memperpendek jarak


tempuh, dalam rangka percepatan pendistribusian arus mobilitas barang, jasa
dan manusia dari daerah pusat produksi hasil tambang, hasil perkebunan,
penghasil pangan dan sandang menuju ke Ibu Kota Provinsi, pelabuhan darat dan
laut, serta sebaliknya.
Adapun tujuan dari pembangunan dan pengembangan kawasan perbatasan
adalah :
a.

Terjadinya perubahan sosial masyarakat perbatasan secara berangsur


menjadi lebih mandiri dan setara dengan kemajuan kawasan lainnya.;
b. Terwujudnya pengembangan kawasan perbatasan menjadi beranda terdepan
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. Termanfaatkannya sumber daya di kawasan perbatasan agar dapat menarik
minat masyarakat lokal dan luar untuk membangun kawasan perbatasan;
d. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan daya saing
kawasan perbatasan dengan negara tetangga;
e. Meningkatnya ketahanan masyarakat perbatasan di bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan dalam rangka menjaga
dan mempertahankan kedaulatan wilayah NKRI;
C. Strategi Pencapaian Keluaran
Mengingat panjangnya ruas jalan yang harus dibangun, sepanjang lintas paralel
perbatasan, dimana keterbatasan dana yang tersedia tetap menjadi faktor utama.
Maka proses pelaksanaan pembangunan jalan ini dilaksanakan dalam beberapa
tahap disesuaikan dengan ketersediaan dana. Untuk Tahun Anggaran 2016,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Cq. Ditjen Bina Marga,
melalui Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Kalimantan
Utara, sumber dana APBN, dimana kegiatan ini akan dilaksanakan oleh
Direktorat Zeni Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.
D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
Perkiraan waktu pencapaian keluaran untuk kegiatan ini, adalah selama 210
hari kalender. Namun berdasarkan pengalaman, alokasi waktu untuk masingmasing tahapan pelaksanaan masih dimungkinkan untuk berubah, sesuai
dengan kondisi pada tahapan pelaksanaan (proses awal), sedangkan khusus
untuk masa pelaksanaan pekerjaan akan diperhitungkan kembali sebelum
dilakukan penanda tanganan kontrak.
Secara keseluruhan, dipastikan bahwa waktu pencapaian keluaran untuk
kegiatan ini tidak akan melewati batas akhir pengajuan pengeluaran anggaran
(SPM) untuk tahun anggaran berjalan, sebagai mana yang ditetapkan melalui
ketentuan yang berlaku.
E. Biaya Yang Diperlukan
Biaya yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp. 5.000.000.000,00
(Lima Milyar Rupiah) termasuk PPN, dengan panjang ruas jalan yang ditangani
adalah sepanjang = 2 Km.

BAB II
LINGKUP PEKERJAAN
A. Umum
Untuk mewujudkan maksud dan tujuan dari kegiatan Pembangunan Jalan Baru
ini mencakup :
1. Persiapan
2. Pelaksanaan Pekerjaan yang meliputi :
a. Mobilisasi
b. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
c. Galian Biasa
d. Timbunan Biasa dari Galian (CBR min 6 %)
e. Penyiapan Badan Jalan
f. Pembersihan dan Pengupasan Lahan
3. Pelaporan dan evaluasi
B. Persiapan
Persiapan dilakukan agar kegiatan Pembangunan berjalan sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai.
adapun persiapan yang dilakukan meliputi :
1. Persiapan administrasi;
a. Schedule pelaksanaan
b. Pembentukan penanggung jawab kegiatan
c. Metode penanganan
d. Perhitungan biaya pelaksanaan
2. Persiapan Teknis
a. Metode penanganan
b. Perhitungan biaya pelaksanaan
C. Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan berdasarkan skala prioritas penanganan serta
waktu disesuaikan dengan tingkat kesulitan serta volume pekerjaan.
Secara garis besar pelaksanaan pekerjaan meliputi :
1. Persiapan peralatan, bahan dan tenaga yang diperlukan dalam pekerjaan
termasuk didalamnya persiapan kebutuhan rambu lalulintas
2. gambar/sketsa yang dibutuhkan sebagai acuan dalam melaksanakan
pekerjaan
3. Pelaksanaan pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Tim Pelaksana Swakelola yang telah
disusun perencanaannya, yaitu :
melakukan kaji ulang dan pengukuran pada lokasi pekerjaan
berdasarkan gambar rencana kerja;
mengkaji ulang jadwal pelaksanaan kerja (s-curve) serta jadwal
kebutuhan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau
tenaga ahli perseorangan;
mengajukan kebutuhan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang
dan/atau tenaga ahli perseorangan kepada PPK untuk diproses oleh Tim
Pengadaan dari Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola (apabila
ada);
mendatangkan dan mengatur tenaga kerja/tenaga ahli perseorangan
untuk melaksanakan kegiatan/pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan;

menyusun laporan tentang penerimaan dan penggunaan bahan, jasa


lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan;
dan
menyusun laporan kemajuan pekerjaan (realisasi fisik dan keuangan).
- Laporan Bulanan dibuat berdasarkan Laporan Mingguan.
- Dokumentasi pekerjaan meliputi administrasi dan foto pelaksanaan
pekerjaan. Foto dari arah yang sama diambil pada saat sebelum (0
%), sedang (50 %) dan sesudah diselesaikannya pekerjaan (100 %).

4. Pengawasan pekerjaan
Pekerjaaan diawasi oleh penanggungjawab pekerjaan terhadap ruas
tersebut, dimana melakukan pengawasan terhadap :
pengawasan administrasi yang dilakukan terhadap dokumentasi
pelaksanaan kegiatan dan pelaporan;
pengawasan teknis terhadap hasil pelaksanaan pekerjaaan untuk
mengetahui realisasi fisik pekerjaan lapangan, meliputi :
- pengadaan dan penggunaan bahan;
- pengadaan dan penggunaan tenaga kerja/ahli;
- pengadaan dan penggunaan peralatan/suku cadang;
- realisasi keuangan dan biaya yang diperlukan;
- pelaksanaan fisik; dan/atau
- hasil kerja setiap jenis pekerjaan
pengawasan keuangan yang mencakup cara pembayaran;
apabila dari hasil pengawasan ditemukan penyimpangan, PPK harus
segera mengambil tindakan.
Dimana pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :
1) Mobilisasi
Cakupan kegiatan mobilisasi tergantung pada jenis dan volume
pekerjaan yang harus dilaksanakan yang meliputi :
a. Mobilisasi personil pelaksana di lapangan beserta staf dan tenaga
kerja yang diperlukan selama pelaksanaan hingga selesainya
pekerjaan.
b. Mobilisasi peralatan yang akan digunakan dengan jenis dan jumlah
yang sesuai.
c. Penyediaan base camp dan kantor direksi teknik dengan
kelengkapannya.
d. Penyediaan peralatan pengendalian mutu dengan jenis dan jumlah
sesuai dengan keperluannya sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
e. Pembuatan Jembatan Sementara / Perkuatan Jembatan Lama yang
akan dilalui jalur mobilisasi alat berat yang dimaksudkan untuk
memulihkan jembatan terhadap kondisi yang dapat dipergunakan
secara konsisten dengan kebutuhan normal untuk jalan sesuai
dengan jenisnya.
2) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Pekerjaan ini menyangkut pembuatan saluran air dan galian serta
timbunan tanah yang diperlukan dalam rangka pembuatan saluran
air
3) Galian Biasa
Pekerjaan ini mencakup penggalian dan penanganan tanah hasil galian
untuk pembentukan trase jalan. Dalam pekerjaan ini dilakukan
penggalian untuk menghilangkan atau membuang material yang tidak
dapat dipakai sebagai struktur jalan, dan memanfaatkan material hasil
galian yang dapat dipakai untuk pekerjaan timbunan yang dilakukan
dengan menggunakan excavator untuk memotong bagian ruas jalan

sesuai dengan gambar rencana, sedangkan pembuangan material


galian dibantu menggunakan Bulldozer dan dilengkapi dengan
peralatan K3.
4) Timbunan Biasa dari Galian

Pada pekerjaan timbunan biasa ini material atau tanah yang


biasa digunakan berasal dari hasil galian badan jalan yang telah
memenuhi syarat. Proses pemadatan tanah dimaksudkan untuk
memadatkan tanah dasar sebelum melakukan proses
penghamparan dengan menggunakan alat berat seperti
Excavator, Vibrator Roller, Dump Truck, Motor Grader dan Water
Tank.
5) Penyiapan Badan Jalan

Pekerjaan ini mencakup penyiapan tanah dasar permukaan jalan


dari galian sampai timbunan dan disusul dengan pembentukan,
pemadatan badan jalan, memelihara permukaan yang disiapkan
sampai material perkerasan ditempatkan di atasnya.
Galian dan timbunan yang diperlukan untuk membentuk tanah
dasar harus sesuai dengan tinggi elevasi yang ditentukan dalam
perencanaan. Alat yang dipergunakan adalah Motor Grader dan
Vibro Roller.
6) Pembersihan dan Pengupasan Lahan

Pembersihan dan Pengupasan Lahan digunakan untuk


membersihkan tanaman yang menutupi area kegiatan proyek.
Alat yang diperguanakan untuk Pembersihan dan Pengupasan
Lahan adalah Bulldozer dan Dump Truk.
D. Tim Swakelola
Pembentukan Tim Swakelola dengan ketentuan :
1) Tim Swakelola dapat terdiri dari Tim Perencana, Tim Pelaksana dan Tim
Pengawas;
2) Tim Perencana dan Tim Pengawas yang berasal dari instansi
Penanggungjawab Anggaran dan Instansi Pemerintah lain Pelaksana
Swakelola, diangkat oleh PPK sesuai dengan struktur organisasi
Swakelola;
3) Tim Pelaksana diangkat oleh Instansi Pemerintah lain Pelaksana
Swakelola;
4) tugas dan tanggung jawab masing-masing Tim Swakelola adalah sebagai
berikut:
a) Tim Perencana mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam
menyusun KAK, membuat gambar rencana kerja dan/atau spesifikasi
teknis;
b) Tim Pelaksana mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai yang direncanakan, membuat
gambar pelaksanaan serta membuat laporan pelaksanaan pekerjaan;
dan
c) Tim Pengawas mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelaporan,
baik fisik maupun administrasi pekerjaan Swakelola.
E. Pelaksana Swakelola oleh Penanggung Jawab Anggaran
Hubungan para pihak bila digambarkan dalam bentuk struktur organisasi
swakelola untuk pelaksana swakelola yang dilakukan oleh K/L/D/I Penangggung
Jawab Anggaran adalah sebagai berikut :

PA/KPA

PPK

TIM
PERENCANA

TIM
PELAKSANA

PEJABAT PENGADAAN

TIM
PENGAWAS

F. Pelaksana Swakelola oleh Instansi Pemerintah Lain Pelaksana Swakelola


(IPL-PS)
Hubungan para pihak bila digambarkan dalam bentuk struktur organisasi
swakelola untuk pelaksana swakelola yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah
Lain Pelaksana Swakelola adalah sebagai berikut :

PIMPINAN
IPL-PS

KOORDINASI

PA/KPA

KONTRAK
PEJABAT PENGADAAN

PPK

TIM
PERENCANA

TIM
PELAKSANA

TIM
PENGAWAS

G. Pelaporan dan Evaluasi.


pelaporan dan evaluasi dilakukan guna mengetahui sejauh mana hasil pekerjaan
telah dilaksanakan sesuai dengan gambar/sketsa.
Pelaporan realisasi pekerjaan dibuat oleh Tim Pelaksana dan dilaporkan kepada
PPK yang berisi antara lain :
1) Struktur organisasi pekerjaan swakelola yang terdiri dari pembagian tugas,
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab serta mengkoordinasikan
pelaksanaan pekerjaan;
2) Persiapan pekerjaan swakelola yang meliputi kesesuaian gambar
pelaksanaan dengan gambar rencana kerja, serta kebutuhan bahan, jasa
lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan;
3) Pelaksanaan pekerjaan swakelola yang meliputi kesesuaian jadwal
pelaksanaan pekerjaan terhadap jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan,
penyerapan keuangan, penyerahan pekerjaan sampai dengan selesai 100 %
(sasaran akhir pekerjaan telah tercapai) dan foto-foto dokumentasi 0%, 50
%, dan 100 %; dan
4) Penggunaan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga
ahli perseorangan

H. Kajian Teknis Lapangan


Pelaksana (Zipur) harus mengerahkan personil tekniknya untuk melakukan
survei lapangan dan membuat laporan tentang kondisi fisik dan struktur.
Pekerjaan survei lapangan ini harus mencakup inventarisasi geometrik yang
meliputi : lebar badan jalan dan kondisi permukaan
Jika terdapat perubahan volume akibat kondisi lapangan maka akan dilakukan
kajian teknis lapangan yang diusulkan oleh Pelaksana (Zipur) kepada PPK,
selanjutnya PPK meminta kepada Panitia Peniliti Kontrak untuk mengkaji usulan
pelaksana (zipur) yang akan ditindaklajuti dengan Adendum / Amandemen
Kontrak.
I. Pembayaran
1) Pengguna Jasa dapat memberikan pembayaran Tahap Pertama maksimal
sebesar 20% yang harus digunakan untuk;
a. Pergesaran Personil
b. Mobilisasi Peralatan
c. Pembelian Bahan Bakar
d. Pembuatan Barak dan kelengkapan lainnya.
2) Pembayaran prestasi pekerjaan (pembayaran tahap kedua dst) disesuaikan
dengan prestasi pekerjaan di lapangan.

J. Penyerahan Hasil Pekerjaan (PHO)


1) Setelah pelaksanaan pekerjaan swakelola selesai 100 % pelaksana
mengusulkan kepada PPK untuk dilakukan serah terima pekerjaan
2) PPK meminta kepada Panitia Serah Terima Pekerjaan (PHO) melakukan
pemeriksaan terhadap seluruh item pekerjaan, kelengkapan dokumen dan
hasil uji mutu. Selanjutnya jika telah terpenuhi seluruh komponen tersebut
Panitia PHO melaporkan hasil kepada PPK.
3) PPK menyerahkan pekerjaan dan laporan pekerjaan selesai kepada PA/KPA
melalui Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.
4) Setelah dilakukan penyerahan pekerjaan, dilanjutkan dengan proses
penyerahan aset sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5) Pelaksana harus memelihara pekerjaan selama 180 (seratus delapan puluh)
hari kalender sejak serah terima pekerjaan (PHO).
K. Lain Lain
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilapangan Pihak Pelaksana (Zipur) harus
mengajukan Request terhadap seluruh item pekerjaan kepada Pengguna Jasa
(Direksi).
2) Persetujuan Request dan atau saran Direksi harus menjadi panduan
pelaksanaan dilapangan.
3) Pelaksana (Zipur) dalam melaksanakan pekerjaan mempunyai konsekwensi
menanggung sepenuhnya segala biaya yang terjadi akibat pelaksanaan
pekerjaan.
4) Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengacu pada dokumen-dokumen berikut
dan merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

5) Dokumen tersebut diatas saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan
dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam
dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana dimaksud
pada angka 4) diatas;
Tarakan, .. 2016
Pejabat Pembuat Komitmen 08

Dr. YUDHA SANDYUTAMA, ST. MT.


NIP. 19770626 200812 1 001

Anda mungkin juga menyukai