BAB I PENDAHULUAN
1.2 PERMASALAHAN
Ditjen Penyediaan Perumahan dan Cipta Karya menangani permasalahan di
bidang perumahan dan permukiman. CPNS yang mendapatkan tugas OJT di
unor Cipta Karya dan Penyediaan Perumahan terdiri dari beragam latar
pendidikan yaitu Teknik Arsitektur, Teknik Sipil dan Teknik Lingkungan.
Kurangnya pengetahuan dan CPNS Kementerian PUPR melatarbelakangi
perlunya diadakan Pengenalan Kelitbangan Bidang Perumahan dan
Permukiman. Pengenalan Kelitbangan ini merupakan salah satu syarat menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) melalui kegiatan diharapkan CPNS dapat meng-
upgrade knowledge, skill, dan attitude serta mendapatkan inspirasi agar selalu
berinovasi dalam bekerja sehingga menghasilkan teknologi/sistem yang lebih
efektif dan efisien guna memberikan kontribusi pencapaian tugas Kementerian
PUPR dalam percepatan pembangunan infrastruktur PUPR.
Laporan individu 1
AQMALA FATMA K – TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN
Laporan individu 2
AQMALA FATMA K – TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN
bahan non struktur ( pintu, jendela, plafond, genteng, dll ). Produk dari Balai
Bahan dan Struktur Bangunan antara lain adalah :
a. Teknologi Bangunan Tinggi : struktur pracetak T-CAP, Dinding Geser
N- Panel, Clip-Con, Rusun Modular.
Sistem C-Plus ( T-CAP ) yaitu sambungan berbentuk T untuk
menghubungkan kolom dengan balok dan pelat lantai dan memiliki fungsi
dalam mengoptimalkan ruang. Dinding N-Panel adalah dinding precast
berbentuk N, apabila 4 panel disatukan akan lebih mudah dalam
pembentukan ruang. Clip-con sistem yaitu sambungan antar kolom dengan
balok yang berbentuk penjepit ( klip ).
b. Teknologi Rumah Tapak : Risha, Ruspin, Bikon
RISHA ( Rumah Instan Sederhana Sehat ) adalah rumah pracetak modular
yang terdiri dari 1-2 lantai. Dinding RISHA didesain tidak untuk memikul
beban. RUSPIN juga merupakan bangunan modular yang khusus
diperuntukan 1 lantai, sedangkan Brikon merupakan pengembangan dari
RISHA yang bisa dikembangkan untuk pembangunan rusun.
c. Kajian Kegempaan : Kajian Kerentanan Bangunan, Kajian
Mikroorganisasi Gempa pada Tingkat Kota
d. Perkuatan Struktur Bangunan : Perkuatan Balok Kolom dan pasangan
bata
2.1.2 Praktek
Standard dan pedoman yang digunakan pada pengujian bahan dan struktur
antara lain adalah SNI 1727:2013 tentang Beban, SNI 1726:2012 tentang
Ketahanan Gempa, SNI 2847:2013 tentang Persyaratan Beton Struktural, SNI
1729:2015 tentang Baja, dan SNI 7860:2015 tentang Ketentuan Seismik untuk
Struktur Baja Bangunan Gedung. Pengujian struktur dilakukan dengan menguji kuat
tekan silinder sebagai sampel dari ketahanan gempa pada rumah pracetak. Standar
yang digunakan Pada Laboratorium Pengujian Kuat Tekan Silinder Beton adalah
SNI 1974:2011 tentang Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder.
Bangunan uji diberi beban lateral statik yang dikonversi ke beban yang berasal dari
atas bangunan untuk mengetahui ketahanan terhadap getaran apakah sesuai
dengan rencana.
Kuat tekan benda uji dihitung dengan membagi beban maksimum yang diterima
selama pengujian dengan luas penampang benda uji. Hasil pengujian ini dapat
digunakan sebagai dasar untuk pengendalian mutu dari komposisi campuran beton,
proses pencampuran dan kegiatan pengecoran beton, penentuan hasil pekerjaan
yang memenuhi spesifikasi, dan evaluasi keefektifan bahan tambah serta
pengendalian kesetaraan penggunaannya. Tahapan pengujian antara lain yang
harus dilakukan untuk pengujian kuat tekan silinder beton sebagai berikut :
1. Persiapan pengujian
Menyiapkan beton umur 28 hari yang telah dikeringkan dan capping satu
hari sebelum nya. Capping diperlukan agar lapisan permukaan benda uji
Laporan individu 3
AQMALA FATMA K – TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN
silinder yang akan diuji dapat dipastikan merata sehingga beban aksial saat
pengujian dapat tersebar merata.
2. Penghitungan profil benda uji
Mengukur diameter dan tinggi silinder benda uji. Pengukuran diameter dan
tinggi silinder benda uji dilakukan berdasarkan hasil rata-rata dari dua kali
pengukuran dengan pengambilan pada titik yang berbeda untuk
mendapatkan diameter dan tinggi silinder yang paling tepat dan mengurangi
human error.
3. Pembebanan pada alat uji tekan
Benda uji kemudian diletakkan tepat ditengah tengah di atas mesin tekan.
Angka beban maksimum didapatkan benda uji sudah mulai memunculkan
keretakan.
4. Mengamati pola keretakan
Ambil benda uji dari alat uji tekan, pindahkan secara perlahan ke bagian alas
yang rata, kemudian amati pola retakan yang terjadi dan sesuaikan dengan
tipe keretakan sesuai standar yang berlaku.
Tujuan Pengujian Kuat Tekan Silinder Beton adalah memperoleh nilai kuat tekan
beton yang disyaratkan (fc’) berbentuk silinder yang telah di curing. Kekuatan tekan
beton adalah beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur. Parameter
yang dilaporkan pada Pengujian Kuat Tekan Silinder Beton sesuai dengan Syarat
Penerimaan SNI 1974:2013 antara lain dimensi, berat, beban maksimum, dan pola
retakan.
Standar yang digunakan Pada Laboratorium Pengujian Kuat Tarik Tulangan
adalah SNI 8389:2017 tentang Cara uji tarik logam, yang merupakan revisi dari SNI
07-0408-1989 tentang Cara uji tarik logam dan SNI 07-0371-1998 tentang Batang uji
tarik untuk bahan logam. Standar ini disusun untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan teknologi dan standar produk yang terus berkembang. Selain SNI
8389:2017, digunakan juga standar-standar JIS B 7721 tentang
Tension/compression testing machines – Verification and calibration of the force –
Measuring system dan JIS B 7741 tentang Verification of extensionmeter used in
uniaxial testing.
Prosedur yang harus dilakukan untuk Pengujian Kuat Tarik Tulangan sebagai
berikut :
1. Persiapan benda uji
Pertama-tama menyiapkan baja tulangan dan baja polos sesuai dengan
panjang dan jumlah kebutuhan
2. Penghitungan profil benda uji
Mengukur diameter dan panjang baja tulangan. Pengukuran diameter dan
baja tulangan benda uji dilakukan berdasarkan hasil rata-rata dari dua kali
pengukuran dengan pengambilan pada titik yang berbeda, hal ini dilakukan
agar terdapat data yang lebih presisi.
3. Penentuan titik Lo dan Lc
Laporan individu 4
AQMALA FATMA K – TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN
Laporan individu 5
AQMALA FATMA K – TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN
Laporan individu 6
AQMALA FATMA K – TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN
skala 1:1. Cara pengujian adalah dengan menaruk benda uji pada alat dan
pengujian bukan diberikan beban seperti alat lainnya namun akan seperti permainan
jungkat-jungkit pada umumnya. Output yang akan didapat adalah tingkat kerusakan,
tingkat kerusakan ringan, tingkat kerusakan sedang, dan tingkat kerusakan berat.
Berdasarkan dari paparan tim Balai Litbang Bahan dan Struktur, bahwa alat ini
memang sudah tidak digunakan. Alat uji berikutnya adalah UTM atau Universal
Testing Method. Alat uji ini bertujuan untuk melakukan pengujian lentur struktur
besar seperti spoon pile, sheet pile. Disamping untuk menguji lentur, juga dapat
digunakan untuk kolom uji lateral. Alat uji selanjutnya adalah alat pengujian siklik
dinding. Alat ini menggunakan Alat ini menggunakan hydraulic jack. Bertujuan untuk
Tujuan dari pengujian menggunakan alat uji ini adalah untuk mengukur deformasi
untuk pengujian teknologi rumah tahan gempa. Pada alat uji ini disokong oleh alat
bantu berupa dinding reaksi dan lantai reaksi. Alat bantu ini adalah tempat untuk
menaruh benda uji yang nantinya akan diberikan beban oleh hydraulic jack. yang
biasanya berkaitan dengan teknologi rumah tahan ģempa. Hasil dari pengujian ini
adalah berupa kurva siklik yang diukur menggunakan alat ukur LVDT. Alat uji setting
joint merupakan alat untuk menguji sistem struktur balok dan kolom dengan
memberikan beban lateral. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan
struktur balok dan kolom terhadap gaya siklik. Nantinya akan dilihat dan diukur
tingkat kerusakan yang ditimbulkan seperti pada gambar di bawah. Alat uji terakhir
adalah alat untuk pengujian lentur kuda-kuda. Pengujian tidak lagi berupa komponen
material tetapi sudah dalam bentuk sistem struktur kuda-kuda secara utuh. Struktur
rangka atap atau kuda-kuda akan diberi beban. Nantinya beban ini akan
menghasilkan beban lateral yang nantinya akan menunjukkan ketahanan dari
struktur tersebut. Pengujian ini secara umum sama dengan alat uji sebelumnya yaitu
untuk mengukur ketahanan sebuah struktur kuda-kuda terhadap beban lateral atau
analog beban gempa dan beban axial atau analog beban gravitasi.
Laporan individu 7
AQMALA FATMA K – TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN
udara pun kini dipermudah dengan adanya teknologi GPS yang terpasang pada
pesawat drone. UAV efektif untuk area pemetaan yang luas (satu kota/kabupaten)
dan medan yang sulit dan dinilai lebih efisien karena pengolahan data relatif cepat,
dan resolusi foto yang dihasilkan lebih besar dan detail.
Pengembang wajib menyediakan 20% hunian bagi MBR, subsidi dinilai memiliki
peranan penting dalam penyediaan hunian MBR. Sebab tanpa subsidi, maka
permintaan rumah akan menurun. Kriteria desain rumah perlu diperhatikan sesuai
klasifikasi dan kebutuhan penerima manfaat. Rumah khusus memiliki kriteria desain
khusus sesuai dengan namanya, desain rumah khusus yang disediakan oleh Dirjen
Penyediaan Perumahan masih belum mewadahi kebutuhan oleh penerima manfaat,
misalnya rumah khusus nelayan. Rumah khusus nelayan belum mewadahi ruang
khusus yang dibutuhkan oleh nelayan misalnya untuk ruang menjemur ikan,
2.2.2 Praktek
Beberapa komponen-komponen UAV antara lain :
• Flight Controller (Autopilot): merupakan komponen utama pengendali UAV
yang terdiri dari gyroscope, accelometer, barometer, magnetometer). Data
dari sensor diolah prosesor untuk menentukan perintah terbang
• Electronic Speed Controller (ESC): merupakan komponen elektronik yang
mengatur kecepatan rotasi atau perubahan arah putaran poros motor.
• Propeller: merubah gerak putar menjadi gaya dorong/angkat ketika
dipasangan pada motor listrik.
• Baterai: sumber tenaga UAV. Biasanya dari Li-Po (Lithium Polymer) 1
cell=3,7 volt. Li-Po 3000 mAh=11,1 volt
• Radio Control (Rx dan Tx): Radio transmitter (Tx/Remote control) harus
disambungkan dengan sinyal Radio receiver (Rx) yang terpasang pada
wahan UAV
• GPS: untuk navigasi dan autopilot
Dalam perencanaan jalur terbang beberapa faktor yang harus diperhatikan
antara lain :
1. Area of Interest (AOI)
Luas area yg akan difoto
Memanjang (jalan, sungai, jaringan kabel) atau simetris (perkebunan,
permukiman, daerah tambang)
Kondisi tutupan: area terbuka (persawahan, lahan kosong) atau area padat
(permukiman, hutan, perkebunan)
2. Kemampuan UAV
Lama terbang/kapasistas baterai
Spesifikasi kamera
Jangkauan radio telemetri (jelajah maksimum)
3. Ketelitian
Resolusi foto (resolusi kamera dan tinggi terbang)
Resolusi kamera tetap, yang diatur tinggi terbangnnya
Laporan individu 8
AQMALA FATMA K – TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN
Laporan individu 9
AQMALA FATMA K – TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN
Laporan individu 10
AQMALA FATMA K – TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN
2.3.2 Praktek
Laboratorium pada balai AMPLP terdiri dari laboratorium uji kualitas air, kualitas
sampah, dan kualitas udara, uji mutu pipa PVC, PE dan HDPE, uji mutu meter air,
dan lembaga inspeksi instalasi pengolahan air. Produk yang dihasilkan adalah
pengolahan air bersih sistem mobile, biofil, biority, dan lain lain. Kegiatan uji yang
dilakukan yaitu pengujian meter air untuk melihat keakuratan, kekuatan, dan dimensi
meter air serta pengujian pipa air yang akan dipasang ke lapangan. Pengujian pipa :
uji tampak, diameter luar dan dalam, ketebalan dinding, hidrostatik (tekanan), kadar
PVC, metilene chlorida, dan perubahan panjang. Serta uji kualitas air dengan
metode jartest. Pada Laboratorium Uji Pipa dilaksanakan pengujian pipa PVC
bertujuan untuk mengetahui keandalan mutu dari pipa PVC yang dilihat dari
beberapa persyaratan teknis, yaitu :
1. Bentuk, pipa yang dihasilkan harus lurus, berpenampang bulat, dan bidang
ujung pipa harus tegak lurus terhadap sumbu pipa.
2. Sifat tampak pipa, yakni permukaan luar dan dalam harus rata, halus, tidak
terdapat retak, dan tidak terdapat perubahan warna asal.
3. Dimensi pipa
4. Ketahanan terhadap tekanan hidrostatik internal
5. Bahan utama/ kadar PVC, minimum 92,5%.
6. Ketahanan terhadap metilena khlorida, yakni pipa tidak boleh mengalami
pengelupasan atau pelarutan melampaui batas maksimum yang disyaratkan.
7. Perubahan panjang, yakni pipa tidak mengalami perubahan panjang longitudinal
lebih dari 5% jika dilakukan uji tungku.
Laboratorium Uji Meter air bertujuan mengetahui volume air yang mengalir per
satuan waktu secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi
Laporan individu 11
AQMALA FATMA K – TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN
dengan unit sensor. Pengujian meter air dilakukan untuk mengetahui mutu setiap
produk meter air sebelum difungsikan sebagai alat ukur debit pada jaringan
penyediaan air minum, serta mengetahui jumlah besaran parameter yang
mempengaruhi fungsi alat ukur tersebut, baik ketelitian, kekuatan, maupun
dimensinya.
2.4.2 Praktek
Standar untuk pengujian api menggunakan SNI 1741:2008, ASTM E119, dan
NFPA 251. Balai Penelitian dan Pengembangan Sains Bangunan memiliki beberapa
laboratorium yaitu :
1. Laboratorium Api terdiri dari alat tungku horizontal besar, tungku horizontal
kecil, dan tungku vertikal besar. Laboratorium ini berfungsi untuk menguji
ketahanan elemen terhadap kebakaran.
2. Laboratorium Proteksi Kebakaran melakukan pengujian terhadap hidran
sprinkler, fire alarm, dan simulai evakuasi kebakaran.
Laporan individu 12
AQMALA FATMA K – TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN
Laporan individu 13
AQMALA FATMA K – TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN
material bahan yang diuji. Suhu dalam benda uji akan langsung tercatat
dalam monitor pencatat temperatur.
Hasil pengujian ketahanan api berupa kurva uji ketahanan api yang dapat
didukung dalam bentuk pencatatan waktu, temperatur tungku rata-rata,
deviasi, temperatur benda uji, batas temperatur rata-rata, temperatur
maksimum dan pengamatan visual.
Tujuan Pengujian Tingkat Ketahanan Api adalah menentukan tingkat ketahanan
api komponen-komponen bangunan meliputi lantai, kolom, balok, atap, dan
dinding bangunan yang dikategorikan dalam tigas aspek penilaian yaitu stabilitas,
integritas, dan insulasi dalam satuan waktu.
Standar yang digunakan Pada Laboratorium Akustik adalah ASTM Internasional
Classification E413 and E90, ISO 354-1985. Tujuan dari pengujian akustik adalah
untuk mencari material dengan kemampuan penyerapan dan pemantulan suara
yang baik. Material uji akustik berupa panel dinding / panel akustik yang terbuat dari
gypsum ataua material lainnya. Berdasarkan ISO ISO 354-1985 tentang pengukuran
suara di ruang dengung (Measurement of Sound Absorbtion in Reverberation
Room) yaitu pengujian material dalam ruang dengung dengan dimensi ruang
dengung: panjang 5.6 m, lebar 3.9 m, tinggi 3.3 m. Prosedur pengujian akustik
antara lain sebagai berikut:
1. Menghubungkan Real Time Analyzer 840 dengan Power Amplifier Norsonik-
260.
2. Menghubungkan microphone pada Real Tome Analyzer 840. Sedangkan
loudspeaker dihubungkan pada Power Amplifier Norsonik-260.
3. Microphone dikalibrasi menggunakan Sound Callibrator Norsonik 1251.
Loudspeaker dan microphone diletakkan di dalam ruang dengung. Posisi
microphone 1m dari dinding ruangan,1 m dari permukaan ruangan, dan 2 meter dari
loudspeaker. Parameter pengujian akustik adalah T20 dan T30. T20 adalah waktu
dengung yang dibutuhkan oleh bunyi untuk meluruh sebesar 20dB setelah sumber
bunyi dimatikan, sedangkan T30 yang merupakan waktu yang dibutuhkan bunyi
untuk meluruh sebesar 30dB setelah sumber bunyi dimatikan. Untuk menghitung
nilai koefisien absorbsi bunyi di dalam ruang dengung diperlukan data waktu
dengung tanpa sampel (T1) dan waktu dengung ruang dengan sampel (T2).
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Laporan individu 14
AQMALA FATMA K – TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN
Margin : 3, 3, 2, 2
Halaman : 15-25
Laporan individu 15