Anda di halaman 1dari 35

15 m

Data:
▪ Design Code: SNI 2847:2019
▪ Mutu beton normal, fc’ = 4000 psi = 30 MPa (27.57 MPa)
▪ Cast in Place
▪ Mutu baja tulangan lentur = BJTS 40
▪ Mutu baja tulangan geser = BJTS 30
▪ Dimensi balok balok lantai 1dan 2 = 250x400 mm
▪ Dimensi balok lantai dak = 250x350 mm
▪ Dimensi semua kolom = 300x300 mm
▪ Tebal pelat lantai dasar dan lantai-1 = 120 mm
▪ Tebal pelat lantai dak = 100 mm
▪ Beban terdiri dari beban mati, beban hidup (kantor), dan beban air hujan.
▪ Pondasi Pile Cap
4@4,00 m

Denah Lantai Dasar

Denah Lantai 1, 2, 3
3@5,00 m

5@4,00 m

Portal A, B, C

3@5,00 m

4@4,00 m

Portal 1, 2, 3
1.1 Settings Units
Pilih HOME-Setting pilih Units, dan pilih satuan Metric

1.2 Setting Design Code


Pilih HOME-Setting pilih Design Code, pilih Head Code: United States
(ACI/AISC), dan pilih Resistance Codes.
Catatan:
➢ Code Baja (Steel Design):
AISC 360/341-10 (LRFD) sama dengan SNI 1729:2015 (DFBT)
AISC 360/341-16 (LRFD) sama dengan SNI 1729:2020 (DFBT)
*DFBT= Desain Faktor Beban dan Ketahanan
➢ Code Beton (Concrete Design):
ACI-318-11 sama dengan SNI 2847:2013
ACI-318-14 sama dengan SNI 2847:2019
2.1 Membuat File baru (New File)
Pilih FILE-New, maka akan terbentuk file baru.

2.2 Membuat Construction Levels


Construction Levels: berguna untuk menentukan elevasi ketinggian dari struktur
bangunan yang akan dibuat.
Pilih menu MODEL – Construction Levels.

Input ketinggian:
• Lantai Dasar (Base) ke Lantai-1 = 5 m
• Lantai-1 ke Lantai-2 =5m
• Lantai-2 ke Lantai-Dak =5m
Input tebal pelat:
• Lantai Dasar = 0 mm (type T.O.F)
• Lantai-1, 2 = 120 mm (type S.S.L)
• Lantai-Dak = 100 mm (type S.S.L)
Catatan:
• Jika membuat struktur baja, atur setiap level baru sebagai T.O.S = (top of steel).
• Jika membuat struktur beton atau material campuran, atur setiap level baru sebagai
S.S.L = (structural slab level).
• T.O.F = (Top of foundation)
2.3 Membuat Grid Line
Pilih menu MODEL – Retangular Wizard

Ceklist Levels yang akan ditampilkan Grid Lines.

Grid akan ditempatkan pada Origin X=0, dan Y=0.


Grid akan dibuat pada arah X dan Y (All Lines) dengan length = 24 m.

Input jumlah bentang 4 buah dan panjang bentang 4,00 m pada arah X dengan Bays
Regular, atau jika menggunakan Bays Irreguler isikan jumlah bentang 4 buah dengan
panjang bentang 4 m, 4 m,4 m, dan 4 m (ditulis 4*4) pada arah X).

Input jumlah bentang 5 buah dan panjang bentang 4,00 m pada arah Y dengan Bays
Regular, atau jika menggunakan Bays Irreguler isikan jumlah bentang 5 buah dengan
panjang bentang 4 m, 4 m,4 m, 4 m, dan 4 m (ditulis 4*4) pada arah Y).
Grid tidak mengalami rotasi maka diisikan sudutnya sebesar 0o

Selanjutnya klik Finish.

Maka akan terlihat grid dengan panjang total arah X = 16 m (simbol A, B, C, D, dan E)
dan arah Y = 20 m (simbol 1,2,3, 4, 5, dan 6).
2.4 Membuat Kolom
Dimensi: 300 mm x 300 mm
Mutu Beton Normal: fc’ = 4000 psi = 30 MPa (27.57 MPa)
Catatan:
2500 psi = 18 MPa (17.23 MPa)
3000 psi = 20 MPa (20.67 MPa)
3500 psi = 25 MPa (24.12 MPa)
4000 psi = 30 MPa (27.57 MPa)

Input penampang kolom segiempat 300 mm x 300 mm, dengan cara pilih Model – Column.
Pada menu properties:
Base Level : St. Base (Base)
Material type : Concrete
Fabrication : Cast in place
Concrete type : Normal
Grade : 4000 psi
Section : 300x500
Major aligntment : center
Minor aligntment : center
Selanjutnya pilih Properties Kolom, dan select posisi-posisi kolom.
2.5 Membuat Balok Lantai-1
Dimensi Balok Lantai-1: 250 mm x 400 mm (Cast in place)
Mutu Beton Normal: fc’ = 4000 psi = 30 MPa (27.57 MPa)
Untuk membuat balok pada Lantai-1 (level 5 m), pilihlah pada menu Structure- Levels -
St. 1 (Lantai-1).
2.6 Membuat Balok Lantai-2
Dimensi Balok Lantai-2: 250 mm x 400 mm (Cast in place)
Mutu Beton Normal: fc’ = 4000 psi = 30 MPa (27.57 MPa)
Untuk membuat balok pada Lantai-2 (level 10 m), pilihlah pada menu Structure- Levels -
St. 2 (Lantai-2).
2.7 Membuat Balok Lantai-Dak
Dimensi Balok Lantai-2: 250 mm x 350 mm (Cast in place)
Mutu Beton Normal: fc’ = 4000 psi = 30 MPa (27.57 MPa)
Untuk membuat balok pada Lantai-Dak (level 15 m), pilihlah pada menu Structure- Levels
- St. 3 (Lantai-Dak).
2.8 Membuat Pelat Lantai (Slab)
Untuk membuat pelat lantai secara otomatis dapat mengunakan Menu Model-Slabs
on Beams, dan select bidang lantai yang akan ditambahkan pelat lantai.
Pilih level St. Base (Lantai-1):
Pada menu properties:
Slab type : Slab on beams
Deck type : Reinforced concrete,
dan post tension untuk beton prategang
Decomposition : Two Way (Sistem Pelat dua arah),
dan One Way (Sistem satu arah)
Overal depth : 120 mm (tebal pelat lantai dasar)
Concrete type : Normal
Grade : 4000 psi = 30 MPa (27.57 MPa)
Selanjutnya dengan langkah yang sama untuk pelat pada Lantai-2, dan pelat Lantai Dak.
Pada menu properties:
Slab type : Slab on beams
Deck type : Reinforced concrete
Overal depth : 120 mm (tebal pelat lantai-2)
Overal depth : 100 mm (tebal pelat lantai dak)
Decomposition : Two Way (Sistem Pelat dua arah)
Concrete type : Normal
Grade : 4000 psi = 30 MPa (27.57 MPa)
2.9 Membuat Tumpuan (Support)
Untuk mendefinisikan tumpuan pada struktur dapat dilakukan dengan cara pilih
Menu Model – Support dan select seluruh intersection grid pada level St. Base (Lantai
Dasar) 2D jika tumpuan belum dibuat, tetapi jika tumpuan sudah ada maka cukup lakukan
setting di support properties dengan cara mengklik satu buah tumpuan kemudian pilih
seluruh tumpuan yang ada (tekan Ctrl).

Setting Support Properties:

Tumpuan Fx Fy Fz Mx My Mz
Jepit (Fixed) Fixed Fixed Fixed Fixed Fixed Fixed
Sendi (Hinge) Fixed Fixed Fixed Free Free Fixed
Rol (Roller) Free Free Fixed Free Free Fixed
Simbol tumpuan Jepit (Fixed):

Simbol tumpuan Sendi (Hinge):

Simbol tumpuan Rol (Roller):


2.10 Membuat Frame
Untuk membuat potongan setiap grid line dapat dilakukan dengan pada Menu
MODEL-Frame, kemudian klik setiap grid lines yang akan dibuat Frame nya (grid 1, 3,
6, A, C, dan E)
3. Validate
Untuk mengetahui apakah model struktur yang dibuat tidak mengalami kesalahan
dapat dipilih Menu Model – Validate.
Pada menu Status, apabila model sudah valid akan ada tanda ceklist hijau, namun jika
model mengalami kesalahan maka akan ada tanda silang (x) berwarna merah.

Contoh apabila model mengalami kesalahan maka akan ada tanda silang (x) berwarna
merah, dan diberi informasi mengenai kesalahan yang telah terjadi, misalnya kesalahannya
terdapat 2 batang pada bentang yang sama.
4.1 Loadcases
Untuk menerapkan beban-beban yang bekerja pada struktur dapat dipilih Menu
LOAD – Loadcases.

Tekan Add dan definisikan pada Loadcase Title:


➢ Beban Mati type Dead.
➢ Beban Hidup type Live.
➢ Beban Hujan type Live (other)

Apabila Loadcases sudah didefinisikan, maka dapat dilihat pada icon Select Loadcases pada
bagian bawah.
ANALISIS PEMBEBANAN PORTAL
• BEBAN MATI (DEAD LOAD)
➢ Level Lantai-1 dan 2:
Beban mati yang bekerja pada pelat lantai:
- Berat sendiri pelat (tp = 120 mm) = 24 · 0.12 = 2.88 kN/m2
- Berat sendiri ubin dan adukan (0.24+0.21) = 0.45 kN/m2
- Berat plafond + pengantung (0.11+0.07) = 0.18 kN/m2 +
qDL = 3.51 kN/m2
➢ Level Lantai Dak:
Beban mati yang bekerja pada pelat lantai:
- Berat sendiri pelat (tp = 100 mm) = 24 · 0.10 = 2.40 kN/m2
- Berat plafond + pengantung (0.11+0.07) = 0.18 kN/m2 +
qDL = 2.58 kN/m2

• BEBAN HIDUP (LIVE LOAD)


➢ Level Lantai Dasar:
Beban hidup yang bekerja pada pelat lantai:
- Beban hidup untuk kantor = 2.40 kg/m2 +
qLL = 2.40 kN/m2
➢ Level Lantai-1 dan 2:
Beban hidup yang bekerja pada pelat lantai:
- Beban hidup untuk kantor = 2.40 kN/m2 +
qLL = 2.40 kN/m2
➢ Level Lantai Dak:
- Beban hidup untuk pekerja = 0.96 kN/m2 +
qLL = 0.96 kN/m2

• BEBAN AIR HUJAN (LIVE LOAD)


➢ Input Beban Hujan (Rain Load)
- Beban air hujan (t = 0.05 m) = 10 · 0.05 = 0.50 kN/m2 +
qR = 0.50 kN/m2
KOMBINASI PEMBEBANAN MENURUT SNI
BEBAN HIDUP MINIMUM
(SNI 1727:2020)
BEBAN HIDUP MINIMUM
(SNI 1727:2013)
➢ Input Beban Mati
Pilih icon Select Loadcase dan pilih Beban Mati, kemudian pilih Menu LOAD-Level
Load.
Input nilai beban pada Lantai-1, Load = 3.51 kN/m2, dan select salah satu pelat pada level
Lantai-1.

Maka akan terlihat beban mati merata pada level Lantai-1.


Selanjutnya dengan langkah yang sama dapat ditentukan beban mati merata pada level
Lantai-2 dan Lantai Dak.
• Input nilai beban pada Lantai-2, Load = 3.51 kN/m2, dan select salah satu pelat pada
level Lantai-2.
• Input nilai beban pada Lantai-Dak, Load = 2.58 kN/m2, dan select salah satu pelat pada
level Lantai-Dak.
➢ Input Beban Hidup
Pilih icon Select Loadcase dan pilih Beban Hidup, kemudian pilih Menu LOAD-Level
Load.

• Input nilai beban pada Lantai-1 dan Lantai-2, Load = 2.40 kN/m2, dan select salah satu
pelat pada level Lantai-2.
• Input nilai beban pada Lantai-Dak, Load = 0.96 kN/m2, dan select salah satu pelat pada
level Lantai-Dak.
➢ Input Beban Air Hujan
Pilih icon Select Loadcase dan pilih Beban Air Hujan, kemudian pilih Menu LOAD-Level
Load.

• Input nilai beban pada Lantai-Dak, Load = 2.40 kN/m2, dan select salah satu pelat pada
level Lantai-Dak.

Catatan:
Untuk beban berat sendiri balok, kolom, dan pelat lantai akan dihitung otomatis oleh
Software, dapat dilihat pada daftar Loadcases yaitu Self weight – excluding slabs untuk
berat sendiri balok dan kolom, dan Slab Self weight untuk berat sendiri pelat lantai.
4.2 Load Combination
Untuk memperoleh hasil pembebanan yang maksimum yang bekerja pada struktur
maka dapat dilakukan kombinasi pembebanan menurut peraturan SNI 2847:2019 pasal
5.3.1, yaitu:

Dimana:
D = Beban Mati (Dead Load)
L = Beban Hidup (Live Load)
W= Beban Angin (Wind Load)
E = Beban Gempa (Earthquake Load)
Lr = Beban Hidup atap
R = Beban hujan (Rain Load)

Dalam kasus ini kombinasi pembebanannya adalah:


ASD: U1 = D
ASD: U2 = D + L
ASD: U3 = D + R
ASD: U4 = D + 0,75.L+0,75.R
LRFD: U5 = 1.4.D
LRFD: U6 = 1.2.D + 1.6.L
LRFD: U7 = 1.2.D + 1.6.L + 0.5.R
LRFD: U8 = 1.2.D + L + 1,6.R
Pilih Menu LOAD-Combination, klik Generate agar kombinasi beban terdefinisi secara
otomatis menurut Concrete Code.
Maka kombinasi pembebanan telah didefinisikan menurut peraturan SNI 2847:2019.

Anda mungkin juga menyukai