Anda di halaman 1dari 67

ANALISIS STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN

TERHADAP GEMPA
(STRUKTUR TERATUR DAN TIDAK TERATUR)
“STATIS DAN DINAMIS”

DENGAN PROGRAM “SAP 2000 V.16”

1. MODELISASI STRUKTUR

a) Nama Gedung : PT. YIP

b) Jenis Gedung : Perkantoran

c) Lokasi : Kota Bau-Bau – (Tanah Sedang)

d) Material Strukur : Beton

e) Panjang balok : 4m

f) Tinggi kolom lantai 1, 2 & 3 : 4 m

g) Struktur Teratur :
h) Struktur Tidak teratur :

2. PRELIMINARY DESIGN

Beton:

a. Beton : f’c = 30 Mpa

b. Ec = 4700√𝑓′𝑐 = 25742,96 Mpa

c. Poisson ratio beton, vc = 0,2

d. Berat jenis beton bertulang, λc = 2400 kg/m3 = 2,3544 × 10−5 N/ mm3

e. Berat jenis beton = 2200 kg/m3

f. Tebal pelat diasumsikan 150 mm PELAT-150

g. Baja tulangan longitudinal : fy = 420 MPa ( ∅ ≥ 16 mm)

h. Baja tulangan tranversal : fy = 420 MPa ( ∅ ≥ 16 mm)

i. Poisson ratio baja, νs = 0,3

j. Berat jenis baja, λs = 7850 kg/m3 = 7,7009 × 10-5 N/mm3


k. Tebal selimut balok dan kolom = 50 mm

j. Tabel Tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu arah bila lendutan tidak

dihitung

Sumber : SNI 2847:2013

Pada tugas ini digunakan jenis beton normal. Berdasarkan tabel diatas
didapatkan tebal minimum untuk balok dengan satu ujung menerus h = L/18,5 =
216,22 mm dan untuk balok dengan dua ujung menerus h = L/21 = 380,95 mm.
Tinggi balok harus diambil lebih besar dari kedua nilai tersebut yaitu h = 450 mm.
Lebar balok ditentukan sebesar b = 350 mm. Dimesi balok BALOK-450×350.
Dimensi kolom ditentukan dengan tinggi h = 450 mm dan lebar b = 450 mm
KOLOM-450×450.

3. KOMBINASI BEBAN TERFAKTOR (SNI 1726 2012)

1. Kombinasi Beban untuk Metode Ultimit (Diambil kombinasi D, L dan E)


- 1,4 D
- 1,2D + 1,6L
- 1,2D + 1,6L + 0,5(Lr or R)
- 1,2D +1,6(Lr or S or R) + (L or 0,5W)
- 1,2D + 1,0W + L + 0,5(Lr or R)
- 1,2D + 1,0E + L
- 0,9D + 1,0W atau 0,9D + 1,0E
Keterangan :
 D = Beban Mati
 L = Beban Hidup
 W = Angin
 E = Gempa
 R = Hujan

4. PERHITUNGAN BEBAN

a. Beban Mati (DL)

Beban mati sendiri (DL) dihitung secara otomatis oleh program SAP 2000.

b. Beban Mati Tambahan (SIDL)

1) Beban pada sloof yang dianggap sebagai balok dan balok

Beban dinding beton = (2200 kg/m3 x tebal dinding m x tinggi dinding m) kg/m =

(2200x0,15x1) = 330 kg/m dengan tinggi dinding 1 m. Beban dinding dipisahkan

karena pemodelan struktur bersifat open frame.

2) Beban Luasan ( lantai 2 & 3 dan atap) :


Keramik (tebal 0,5 cm) = 21 𝑘𝑔⁄𝑚2
Spesi ( tebal 2 cm ) = 44 𝑘𝑔⁄𝑚2
Pasir ( tebal 5 cm ) = 80 𝑘𝑔⁄𝑚2
𝑄𝑑 = 145 𝑘𝑔⁄𝑚2 = 0,001421 𝑁⁄𝑚𝑚2
Sumber : PPURG 1987

c. Beban Hidup

Sumber : SNI 1727 2013 “peraturan pembebanan indonesia untuk gedung dan
bangunan lain”

Beban Luasan ( lantai 1, 2 dan 3 ) :


Direncanakan Lantai 2 sebagai ruang komputer dan lantai 3 sebagai ruang kantor.
Lantai 1 = 2,4 𝑘𝑁/𝑚2 = 2400 𝑁/𝑚2 = 0,0024 𝑁/𝑚𝑚2 = 244,73 𝐾𝑔/𝑚2
Lantai 2 = 4,79 𝑘𝑁/𝑚2 = 4790 𝑁/𝑚2 = 0,00479 𝑁/𝑚𝑚2 = 488,44 𝐾𝑔/𝑚2
Lantai 3 = 2,4 𝑘𝑁/𝑚2 = 2400 𝑁/𝑚2 = 0,0024 𝑁/𝑚𝑚2 = 244,73 𝐾𝑔/𝑚2
Atap = 4,79 𝑘𝑁/𝑚2 = 4790 𝑁/𝑚2 = 0,00479 𝑁/𝑚𝑚2 = 488,44 𝐾𝑔/𝑚2

5... INPUT MODEL (SAP 2000) : PENDEFINISIAN MATERIAL, PROPERTIES


MATERIAL, DIMENSI TAMPANG JENIS PEMBEBANAN DAN KOMBINASI
PEMBEBANAN

a. Menetapkan Material Beton dan tulangan


d. Pilih menu Define Materials....
e. Pilih Add New Material.... (Untuk menambahkan tipe bahan yang baru)
a

d c

a) Pada Material Name Isikan nama bahan (misal : Beton)


b) Material Type pilih Concrete
c) Pada satuan adalah N, mm, C karena pada awal membuat file baru pada sap
2000 sudah
Dipilih satuan tersebut
d) Pada Weight per Unit Volume isikan 2,354E-05
e) Pada Modulus of Elasticity isikan = 4700*f’c^0,5 = 4700*30^0,5 = 25742,96
f) Pada isian f’c isikan 30MPa (Sap 2000 akan secara otomatis melakukan
konversi ke satua yang kita gunakan yaitu N, mm , C. Karena N, mm, C sama
dengan MPa makan nilainya tetap sama.
g) Lalu tekan Ok. Untuk masuk ke menu define material lagi, kemudian klik Add
New Material.... (Untuk menambahkan tipe bahan yang baru yaitu tulangan
(rebar)
b. Menetapkan Penampang
f. Pilih menu Define Section Properties Frame Section...
g. Pilih Add New Property... (untuk menambahkan tipe penampang yang baru)
h.

i. Pada Frame Section Property Type pilih Concrete


j. Klik pada Rectangular untuk mendefinisikan penampang balok persegi
k. Masukkan data untuk balok seperti gambar di bawah ini
l. Kemudian klik Concrete Reinforcement untuk membuka kotak dialog
Reinforcement Data.

m. Pada Rebar Material gunakan rebar untuk tulangan.


n. Pilih Beam pada Design Type
o. Isikan 50 mm pada Concrete Cover to Longitudinal Rebar Center (tebal selimut
beton)
p. Klik Ok dan Ok lagi
q. Pada kotak dialog Frame Properties yang muncul kembali, pilih pada Section
BALOK lalu klik Add Copy of Propery... dan masukkan dimensi kolom seperti
pada gambar dibawah ini :

r. Klik Concrete Reinforcement untuk membuka kotak dialog Reinforcement Data.


s. Pada Rebar Material gunakan rebar seperti yang telah di definisikan material pada
awal pendifinisian.
t. Pilih Column pada Design Type
u. Isikan 50 pada Clear Cover for Confinement Bars
v. Digunakan tulangan #5 = diameter 16 mm
w. Digunakan tulangan sengkang #4 = diameter 12 mm
x. Pada bagian Check/Design pastikan teripilih Reinforcement to be Designed
y. Klik Ok dan Klik Ok lagi.
Kemudian mendefinisikan penampang “pelat” dan “dinding geser”
z. Pilih menu Define Section Properties Area Section...
aa. Pada model ini pelat lantai akan dimodelkan secara langsung dengan memanfaatkan
elemen shell dalam sap 2000. Elemen Shell merupakan elemen dua dimensi (luasan),
sedangkan elemen frame yang dipakai dalam memodelkan balok dan kolom adalah
elemen satu dimensi (garis).

bb. Klik tombol Add New Section maka akan muncul tampilan seperti gambar dibawah
ini :
cc. Selanjutnya pada kotak dialog Shell Section Data :
a) Beri nama penampang pelat pada Section Name dengan “PELAT ATAP”.
b) Pada Type, pilih Shell – Thin. Tipe Shell merupakan gabungan sifat dari plate
dan membrane. Plate adalah elemen luasan yang menahan gaya pada arah tegak
lurus bidang pelat, sedankan membrane searah bidangnya.
c) Pada Material Name pilih material yang telah didefinisikan yaitu ”Beton f’c
30 MPa”
d) Pada Thickness diisi dengan ketebalan elemen pelat atap (10 cm) dan karena
satuan dalam model ini adalah m maka diisi 100 mm. Karena dipakai elemen
shell naka diisikan nilai pada membrane dan bending.
e) Klik Ok.
dd. Setelah kembali ke kotak dialog Area Section, klik Add Copy of Section... untuk
selanjutnya membuat penampang pelat lantai secara cepat.

6. STRUKTUR TERATUR

a. Penggambaran Penampang

ee. Kolom dan Balok


Pilih kolom untuk menggambar kolom dan pilih balok untuk menggambar balok.
ff. Penggambaran Pelat

Pilih salah satu properties (section) yang ingin di buat ;

Jika memilih pelat atap maka letakkan di area paling atas. Letakkan semua section
sesuai tempatnya pada model gambar.
b. Penggambaran Perletakkan
Membuat perletakan jepit pada struktur. Pada toolbar pilih XY dengan Z paling bawah
kemudian blok semua denah dari kiri ke kanan.
Kemudian Pilih menu Assign, pilih Joint kemudian pilih Restraints
Kemudian pilih perletakan Jepit lalu OK.

c. Modelisasi
Gambar Dinding Geser Gambar Pelat

Berikut gambar yang sudah di replicate

d. Jenis Pembebanan

gg. Beban Mati (DL)


hh. Beban Mati Tambahan (SIDL)
ii. Beban Hidup (LL)
Klik menu Define Load Patterns
jj. Beban Mati (DL)

Beban mati sendiri (DL) dihitung secara otomatis oleh program SAP 2000.
Secara default program Sap 2000 otomatis akan menghitung berat sendiri struktur
berdasarkan info luas penampang elemen dan berat jenis material yang dipakai.
Selanjutnya, beban akibat berat sendiri dikelompokkan dalam static load case pertama
yaitu DEAD. Jika nilai selfweight multiplier = 0, maka perhitungan berat sendiri
struktur tidak akan dilakukan oleh program. Dalam tugas ini, diinginkan program SAP
2000 menghitung berat sendiri struktur.

kk. Beban Mati Tambahan (SIDL)


Kemudian selanjutnya memasukkan Beban Mati Tambahan (SIDL) untuk struktur.
Sebelum memasukkan beban, terlebih dahulu setting tampilkan gambar pada arah XY.
a. Blok dari kiri ke kanan pada lantai untuk memasukkan beban
b. Pilih menu Assign Area Loads Uniform Shell...

c. Pada Kotak dialog Area Uniform Loads, untuk Load pattern name pilih SIDL
dan untuk Load masukkan nilai 0,001334 diberikan pelat atap, lantai 3, lantai 2
dan lantai 1.
d. kemudian pilih Add to Existing Loads lalu pilih Ok.

ll. Beban Hidup (LL)


Kemudian selanjutnya memasukkan Beban Hidup (LL) untuk struktur.
Sebelum memasukkan beban, terlebih dahulu setting tampilan gambar pada arah
XY.
a. Blok dari kiri ke kanan pada lantai untuk memasukkan beban
b. Pilih menu Assign Area Loads Uniform Shell...
c. Pada Kotak dialog Area Uniform Loads, untuk Load pattern name pilih LL dan
untuk Load masukkan nilai 0,00479 diberikan pelat atap dan lantai 2. Load pada
lantai 1 dan lantai 3 masukkan nilai 0,0024,
d. Klik Add to Existing Loads lalu pilih Ok.

7. STRUKTUR TIDAK TERATUR

a. Penggambaran Penampang

mm. Kolom dan Balok


Pilih kolom untuk menggambar kolom dan pilih balok untuk menggambar balok.
nn. Penggambaran Pelat dan Dinding Geser

Pilih salah satu properties (section) yang ingin di buat ;

Jika memilih pelat atap maka letakkan di area paling atas. Letakkan semua section
sesuai tempatnya pada model gambar.

b. Penggambaran Perletakkan
Membuat perletakan jepit pada struktur. Pada toolbar pilih XY dengan Z paling
bawah kemudian blok semua denah dari kiri ke kanan.
Kemudian Pilih menu Assign, pilih Joint kemudian pilih Restraints
Kemudian pilih perletakan Jepit lalu OK.

c. Modelisasi
Gambar Dinding Geser Gambar Pelat

Berikut gambar yang sudah di replicate


d. Jenis Pembebanan

oo. Beban Mati (DL)


pp. Beban Mati Tambahan (SIDL)
qq. Beban Hidup (LL)
Klik menu Define Load Patterns

rr. Beban Mati (DL)


Beban mati sendiri (DL) dihitung secara otomatis oleh program SAP 2000.
Secara default program Sap 2000 otomatis akan menghitung berat sendiri struktur
berdasarkan info luas penampang elemen dan berat jenis material yang dipakai.
Selanjutnya, beban akibat berat sendiri dikelompokkan dalam static load case pertama
yaitu DEAD. Jika nilai selfweight multiplier = 0, maka perhitungan berat sendiri
struktur tidak akan dilakukan oleh program. Dalam tugas ini, diinginkan program SAP
2000 menghitung berat sendiri struktur.

ss. Beban Mati Tambahan (SIDL)


Kemudian selanjutnya memasukkan Beban Mati Tambahan (SIDL) untuk struktur.
Sebelum memasukkan beban, terlebih dahulu setting tampilkan gambar pada arah XY.
a. Blok dari kiri ke kanan pada lantai untuk memasukkan beban
b. Pilih menu Assign Area Loads Uniform Shell...

c. Pada Kotak dialog Area Uniform Loads, untuk Load pattern name pilih SIDL
dan untuk Load masukkan nilai 0,001334 diberikan pelat atap, lantai 1, lantai 2
dan lantai 3.
d. kemudian pilih Add to Existing Loads lalu pilih Ok.

tt. Beban Hidup (LL)


Kemudian selanjutnya memasukkan Beban Hidup (LL) untuk struktur.
Sebelum memasukkan beban, terlebih dahulu setting tampilan gambar pada arah
XY.
a. Blok dari kiri ke kanan pada lantai untuk memasukkan beban
b. Pilih menu Assign Area Loads Uniform Shell...
c. Pada Kotak dialog Area Uniform Loads, untuk Load pattern name pilih LL dan
untuk Load masukkan nilai 0,00479 diberikan pelat atap dan lantai 2. Load pada
lantai 1 dan lantai 3 masukkan nilai 0,0024,
d. Klik Add to Existing Loads lalu pilih Ok.

.
8. GEMPA RENCANA
Tata cara ini menentukan pengaruh gempa rencana yang harus ditinjau dalam perencanaan
dan evaluasi struktur bangunan gedung dan non gedung serta berbagai bagian dan peralatannya
secara umum. Gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati
besarannya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 2%.
9. FAKTOR KEUTAMAAN DAN KATEGORI RISIKO BANGUNAN

Berdasarkan SNI 1726 2012: Gedung Perkantoran masuk dalam klasifikasi/kategori risiko

II dengan faktor keutamaan gempa (𝑰𝒆 ) 1,0.

Tingkat kepentingan suatu struktur terhadap bahaya gempa dapat berbeda-beda tergantung
pada fungsinya. Oleh karena itu, semakin penting struktur tersebut maka semakin besar
perlindungan yang harus diberikan. Faktor Keutamaan (I) dipakai untuk memperbesar
beban gempa rencana agar struktur mampu memikul beban gempa dengan periode lebih
panjang atau dengan kata lain dengan tingkat kerusakan yang lebih kecil.
10. INPUT BEBAN GEMPA “RESPON SPEKTRUM” PADA SAP 2000
a. Penentuan RS melalui website “Puskim-PU”.

Nilai Spektral Percepatan Di Permukaan dari Gempa Risk-Targeted Maximum


Consider Earthquake Dengan Probabilitas Keruntuhan Bangunan 2% dalam 50 Tahun
Lokasi Bau-Bau (Lat: -5.507078, Long: 122.596901) (Tanah Lunak)
TANAH LUNAK T (detik) Sa (g)
Variabel Nilai 0,000 0,169
PGA (g) 0,219444 0,108 0,422
SS (g) 0,473611 0,538 0,422
S1 (g) 0,158333 0,638 0,335
CRS 1,003 0,738 0,304
0,838 0,278
CR1 0,684028
0,938 0,256
FPGA 1
1,038 0,238
FA 1.335 1,138 0,222
FV 3.086 1,238 0,208
PSA (g) 0,252778 1,338 0,195
SMS (g) 0,632639 1,438 0,184
1,538 0,174
SM1 (g) 0,489583
1,638 0,165
SDS (g) 0,421528
1,738 0,158
SD1 (g) 0,326389 1,838 0,150
T0 (detik) 0,107639 1,938 0,144
TS (detik) 0,5375 2,038 0,138
2,138 0,132
2,238 0,127
2,338 0,122
2,438 0,117
2,538 0,114
2,638 0,110
2,738 0,106
2,838 0,103
2,938 0,100
3,038 0,097
3,138 0,094
3,238 0,092
3,338 0,089
3,438 0,087
3,538 0,084
3,638 0,082
4,000 0,082

Tabel diatas dimasukkan ke Sap 2000 dengan cara :


uu. Pada menu klik Define functions Response Spectrum...

vv. Pada Choose Function Type to Add pilih From File

ww. Pada Click to pilih Add New Function... (untuk menambahkan grafik fungsi baru)

xx. Kemudian akan muncul kotak dialog baru seperti pada gambar pada lembar berikutnya:

a. Pada Function Name tulis dengan RS Bau-bau (tanah lunak) yang sesuai dengan

lokasi perencanaan.

b. Pada Function File (File Name) klik Browse... (untuk menabahkan file Respon

Spektrum

c. Pada Values are : pilih Period Vs Value.

d. Kemudian klik Ok.


b. Reduksi Beban Hidup
Untuk reduksi beban hidup Dalam Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
(PPIUG) 1983 dalam sumber massa gempa adalah 0,30 untuk penggunaan gedung kantor.
Peraturan diatas dapat dipahami bahwa untuk kondisi terjadinya gempa maka beban
hidup (LL, misalnya manusia) akan berkurang daripada saat gedung dalam kondisi
layan.

yy. Pilih Define Mass Source... Add New Mass Source... (untuk
mereduksi beban hidup)
zz. Pada kotak dialog Mass Source Data masukkan nama pada kotak Mass Source Name
dengan “REDUKSI BEBAN HIDUP”
aaa. Pada Mass Source centang Specified Load Pattern
bbb. Pada Mass Multipliers for Load Patterns untuk Beban DD dan SIDl = 1 dan LL = 0,3.
ccc. Klik Ok.
ddd. Kemudian pada Default Mass Source pilih REDUKSI BEBAN HIDUP.
c. Mengaktifkan Beban Gempa (Load Case)

Untuk mengaktifkan beban gempa, maka harus dibuat terlebih dahulu load case dari
beban tersebut.

Load Case Data :

eee. Klik menu Define Load Cases... Add New Load Case

fff. Kemudian akan muncul kotak dialog baru berupa Load Case Data

ggg. Pada Load Case Type pilih Respon Spektrum

hhh. Pada Load Name Pilih U1 dan Function pilih function yang telah di definisikan dengan

nama RS Bau-bau (Tanah Lunak). Pada Scale Factor untuk arah X U1 =100% dan U2 =

30% sedangkan arah Y U1 = 30% dan U2 = 100%.

𝐼𝑔 1× 9,8
Scale Factor (SF) = = = 1,96 (Untuk 100 %)
𝑅 5

𝐼𝑔 1× 9,8 × 0,3
Scale Factor (SF) = = = 0,588 (Untuk 30 %)
𝑅 5

Secara default, arah U1 merupakan arah yang sama dengan arah X dalam
koordinat global. Scale factor = I x g/R dimana I adalah faktor keutamaan struktur
(gedung “Kantor”, I = 1), g = satuan percepatan gravitasi (g = 9,8 m/s2) dan R adalah
faktor reduksi gaya gempa (Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah, maks nilai
R = 5). Untuk semua mode, redaman (Modal Damping) diasumsikan memiliki nilai
konstan yaitu 5 %.
d. Kombinasi Pembebanan

Untuk memperoleh beban ultimate dari beban-beban yang mungkin akan terjadi pada

struktur, maka dilakukan kombinasi beban terfaktor.

iii. Klik menu Define Load Cambinations... Add New combo (untuk

menambahkan beban kombinasi baru)

jjj. Kemudian akan muncul kotak dialog baru berupa Load combination Data.

kkk. Pada Load Combination Name masukkan nama kombinasi beban : 1,4DD + 1,4SIDL

lll. Pada Load Case Name pilih DD, pada Scale Factor masukkan 1,4 kemudian klik Add.
mmm. Lakukan hal yang sama untuk beban-beban lainnya.
Untuk Mencari Hasil keluaran / Output Maksimum dari semua kombinasi pembebanan maka

Dilakukan kombinasi ENVELOPE. Seperti gambar dibawah ini :

11. RUN ANALYSIS

nnn. Klik menu Analyze Set Analysis Options... Pastikan bahwa analisis dilakukan

dalam derajat kebebasan ruang (translasi arah X, translasi arah Y, translasi arah Z, rotasi

terhadap sumbu X, rotasi terhadap sumbu Y, rotasi terhadap sumbu Z).


ooo. Klik menu Analyze Run Analysis

ppp. Klik Run Now.

12. HASIL KELUARAN / Output “RESPON SPEKTRUM” :

a. Struktur Teratur Dinamis

1) Menampilkan Bentuk Deformasi

qqq. Pilih menu Display Show Deformed Shape ...

rrr. Pada Kotak dialog Deformed Shape, Case/Combo Name pilih ENVELOPE

sss. Klik Ok.


Berikut gambar tampilan Deformasi struktur dan nilai lendutan/rotasi joint.
a. U1, menunjukan nilai translasi untuk arah sumbu lokal 1

b. U2, menunjukan nilai translasi untuk arah sumbu lokal 2

c. U3, menunjukan nilai translasi untuk arah sumbu lokal 3

d. R1, menunjukan nilai rotasi untuk arah sumbu lokal 1

e. R2, menunjukan nilai rotasi untuk arah sumbu lokal 2

f. R3, menunjukan nilai rotasi untuk arah sumbu lokal 3

ttt. Pembacaan pada gambar di atas yaitu :

a. Translasi (gerakan) arah sumbu 1 = -0,0058 mm, berarti joint ini bergerak ke arah

kiri (sumbu 1 negatif )

b. Translasi (gerakan) arah sumbu 2 = -0,0058 mm, berarti joint ini bergerak ke arah

kanan (sumbu 2 negatif )

c. Translasi (gerakan) arah sumbu 3 = -0,232 mm, berarti joint ini bergerak ke arah

bawah (sumbu 3 negatif )

d. Rotasi (putaran) memutari sumbu 1 = -0,0000004808 Nmm, berarti joint berotasi

searah jarum jam (rotasi sumbu 1 positif)

e. Rotasi (putaran) memutari sumbu 2 = 0,0000004808 Nmm, berarti joint berotasi

berlawanan jarum jam (rotasi sumbu 2 negatif)

f. Rotasi (putaran) memutari sumbu 3 = 0,000000000592 Nmm, berarti joint berotasi

berlawanan jarum jam (rotasi sumbu 3 negatif)


g. Arah panah berwarna merah adalah sumbu lokal 1

h. Arah panah berwarna hijau adalah sumbu lokal 2

i. Arah panah berwarna biru adalah sumbu lokal 3

b. Struktur Tidak Teratur Dinamis

2) Menampilkan Bentuk Deformasi

uuu. Pilih menu Display Show Deformed Shape ...

vvv. Pada Kotak dialog Deformed Shape, Case/Combo Name pilih ENVELOPE

www. Klik Ok.


Berikut gambar tampilan Deformasi struktur dan nilai lendutan/rotasi joint.
a. U1, menunjukan nilai translasi untuk arah sumbu lokal 1

b. U2, menunjukan nilai translasi untuk arah sumbu lokal 2

c. U3, menunjukan nilai translasi untuk arah sumbu lokal 3

d. R1, menunjukan nilai rotasi untuk arah sumbu lokal 1

e. R2, menunjukan nilai rotasi untuk arah sumbu lokal 2

f. R3, menunjukan nilai rotasi untuk arah sumbu lokal 3

xxx. Pembacaan pada gambar di atas yaitu :

a. Translasi (gerakan) arah sumbu 1 = -0,0056 mm, berarti joint ini bergerak ke arah

kiri (sumbu 1 negatif )

b. Translasi (gerakan) arah sumbu 2 = -0,0009 mm, berarti joint ini bergerak ke arah

kanan (sumbu 2 negatif )

c. Translasi (gerakan) arah sumbu 3 = -0,2127 mm, berarti joint ini bergerak ke arah

bawah (sumbu 3 negatif )

d. Rotasi (putaran) memutari sumbu 1 = 0,0000003164 Nmm, berarti joint berotasi

berlawanan jarum jam (rotasi sumbu 1 negatif)

e. Rotasi (putaran) memutari sumbu 2 = 0,0000008483 Nmm, berarti joint berotasi

berlawanan jarum jam (rotasi sumbu 2 negatif)

f. Rotasi (putaran) memutari sumbu 3 = -0,0000006552 Nmm, berarti joint berotasi

searah jarum jam (rotasi sumbu 3 positif)


13. INPUT BEBAN GEMPA “STATIK EKIVALEN” PADA SAP 2000

yyy. Koefisien Respon Seismik (Cs)

C = Sds = 0,422
𝑪 × 𝑰𝒆 𝟎,𝟒𝟐𝟐 ×𝟏
Cs = 𝑹
= 𝟓
= 𝟎, 𝟎𝟖𝟒𝟒

zzz. Perioda Fundamental Pendekatan :

T = Ta = Ct × hnx

Ct = 0,0466 dan x = 0,9


T = Ta = Ct × hnx = 0,0466 × 12,50,9 = 0,452
1. Struktur Teratur

a. Beban Mati Tambahan

Beban Luasan ( lantai 1 2 & 3 dan atap) :


Keramik (tebal 0,5 cm) = 21 𝑘𝑔⁄𝑚2
Spesi ( tebal 2 cm ) = 44 𝑘𝑔⁄𝑚2
Pasir ( tebal 5 cm ) = 80 𝑘𝑔⁄𝑚2
𝑄𝑑 = 145 𝑘𝑔⁄𝑚2 = 0,00133 𝑁⁄𝑚𝑚2

Sumber : PPURG 1987

b. Beban Hidup
Sumber : SNI 1727 2013 “peraturan pembebanan indonesia untuk gedung dan
bangunan lain”

Beban Luasan ( lantai 1, 2 dan 3 ) :


Direncanakan Lantai 2 sebagai ruang komputer dan lantai 3 sebagai ruang kantor.
Lantai 1 = 2,4 𝑘𝑁/𝑚2 = 2400 𝑁/𝑚2 = 0,0024 𝑁/𝑚𝑚2 = 244,65 𝐾𝑔/𝑚2
Lantai 2 = 4,79 𝑘𝑁/𝑚2 = 4790 𝑁/𝑚2 = 0,00479 𝑁/𝑚𝑚2 = 488,28 𝐾𝑔/𝑚2
Lantai 3 = 2,4 𝑘𝑁/𝑚2 = 2400 𝑁/𝑚2 = 0,0024 𝑁/𝑚𝑚2 = 244,65 𝐾𝑔/𝑚2
Atap = 4,79 𝑘𝑁/𝑚2 = 4790 𝑁/𝑚2 = 0,00479 𝑁/𝑚𝑚2 = 488,28 𝐾𝑔/𝑚2

- Berat atap
Pelat atap = 2400 × 0,10 × 12 × 12 = 34560 kg
Balok = 2400 × 0,30 × 0,40 × 4 × 24 = 27648 kg
Beban mati tambahan = 145 × 12 × 12 = 20880 kg
Beban hidup = 488,28 × 12 × 12 × 30% = 21083,7 kg
Total = 104181,7 kg

Berat lantai 3
Pelat lantai = 2400 × 0,12 × 12 × 12 = 41472 kg
Balok = 2400 × 0,30 × 0,40 × 4 × 24 = 27648 kg
Kolom = 2400 × 0,40 × 0,40 × 4 × 16 = 24576 kg
Dinding = 2400 × 0,25 × 4 × 4 × 24 = 230400 kg
Beban M. tamb. = 145 × 12 × 12 = 20880 kg
Beban hidup = 244,65 × 12 × 12 × 30% = 10568,88 kg
Total = 348632,9 kg
- Berat lantai 2
Pelat lantai = 2400 × 0,12 × 12 × 12 = 41472 kg
Balok = 2400 × 0,30 × 0,40 × 4 × 24 = 27648 kg
Kolom = 2400 × 0,40 × 0,40 × 4 × 16 = 24576 kg
Dinding = 2400 × 0,30 × 4 × 4 × 24 = 276480 kg
Beban M. tamb. = 145 × 12 × 12 = 20880 kg
Beban hidup = 488,28 × 12 × 12 × 30% = 21093,7 kg
Total = 412149,7 kg

- Berat lantai 1
Pelat lantai = 2400 × 0,12 × 12 × 12 = 41472 kg
Balok = 2400 × 0,30 × 0,40 × 4 × 24 = 27648 kg
Kolom = 2400 × 0,40 × 0,40 × 4 × 16 = 24576 kg
Dinding = 2400 × 0,30 × 4 × 4 × 24 = 276480 kg
Beban M. tamb. = 145 × 12 × 12 = 20880 kg
Beban hidup = 244,65 × 12 × 12 × 30% = 10568,88 kg
Total = 401624,9 kg

Berat Total Keseluruhan Bangunan (Wt)


Wt = 104181,7 + 348632,9 + 412149,7 +401624,9 = 1266589 kg
= 12425,24 kN

c. Gaya geser seismic (V)

Gaya geser seismic dapat ditentukan dengan:

V = Cs × Wt = 0,0844 × 12425,24 = 1048,69 kN


d. Distribusi gaya gempa, Fx
Gaya gempa lateral yang timbul disemua tingkat harus ditentukan dengan
rumus dibawah sesuai dengan pasal 7.8.3 pada SNI 03-1726-2012.

Dengan k=1 untuk T ≤ 0,5 detik


k=2 untuk T ≥ 2,5 detik
k = interpolasi untuk 0,5 ≤ T ≤ 2,5 detik
untuk T = 0,452; maka k = 1

Distribusi gaya gempahorizontal

Wi Hi V Fi F i tot
Tingkat ×
(Kg) (m) (kN) (kN) (kN)
Atap 104181,7 12,5 1302271,3 1048,69 216,0496 216,0496
Lantai 3 348632,9 8,5 2963379,7 1048,69 491,6311 707,6807
Lantai 2 412149,7 4,5 1854673,7 1048,69 307,6944 1015,375
Lantai 1 401624,9 0,5 200812,44 1048,69 33,31522 1048,69
Ʃ 6321137

2. Struktur Tidak Teratur


- Berat atap
Pelat atap = 2400 × 0,10 × ((12×12)-(8×4)) = 26880 kg
Balok = 2400 × 0,30 × 0,40 × 4 × 22 = 25344 kg
Beban mati tambahan = 145 × ((12×12)-(8×4)) = 16240 kg
Beban hidup = 488,28 × ((12×12)-(8×4)) × 30% = 16406,21 kg
Total = 84870,21 kg
- Berat lantai 3
Pelat lantai = 2400 × 0,12 × ((12×12)-(8×4)) = 32256 kg
Balok = 2400 × 0,30 × 0,40 × 4 × 22 = 25344 kg
Kolom = 2400 × 0,40 × 0,40 × 4 × 16 = 24576 kg
Dinding = 2400 × 0,25 × 4 × 4 × 22 = 211200 kg
Beban M. tamb. = 145 × ((12×12)-(8×4)) = 16240 kg
Beban hidup = 244,65 × ((12×12)-(8×4)) × 30% = 8220,24 kg
Total = 317836,24 kg

- Berat lantai 2
Pelat lantai = 2400 × 0,12 × ((12×12)-(8×4)) = 32256 kg
Balok = 2400 × 0,30 × 0,40 × 4 × 22 = 25344 kg
Kolom = 2400 × 0,40 × 0,40 × 4 × 16 = 24576 kg
Dinding = 2400 × 0,30 × 4 × 4 × 22 = 253440 kg
Beban M. tamb. = 145 × ((12×12)-(8×4)) = 16240 kg
Beban hidup = 488,28 × ((12×12)-(8×4)) × 30% = 16406,21 kg
Total = 368262,21 kg

- Berat lantai 1
Pelat lantai = 2400 × 0,12 × ((12×12)-(8×4)) = 32256 kg
Balok = 2400 × 0,30 × 0,40 × 4 × 22 = 25344 kg
Kolom = 2400 × 0,40 × 0,40 × 4 × 16 = 24576 kg
Dinding = 2400 × 0,30 × 4 × 4 × 22 = 253440 kg
Beban M. tamb. = 145 × ((12×12)-(8×4)) = 16240 kg
Beban hidup = 244,65 × ((12×12)-(8×4)) × 30% = 8220,24 kg
Total = 360076,24 kg

Berat Total Keseluruhan Bangunan (Wt)


Wt = 84870,21 + 317836,24 + 368262,21 + 360076,24 = 11095550 kg
= 11095,55 kN
a. Gaya geser seismic (V)

Gaya geser seismic dapat ditentukan dengan:

V = Cs × Wt = 0,0844 × 11095,55 = 936,46 kN

b. Distribusi gaya gempa, Fx


Gaya gempa lateral yang timbul disemua tingkat harus ditentukan dengan
rumus dibawah sesuai dengan pasal 7.8.3 pada SNI 03-1726-2012.

Dengan k=1 untuk T ≤ 0,5 detik


k=2 untuk T ≥ 2,5 detik
k = interpolasi untuk 0,5 ≤ T ≤ 2,5 detik
untuk T = 0,452; maka k = 1

Distribusi gaya gempahorizontal

Wi Hi V Fi F i tot
Tingkat ×
(Kg) (m) (kN) (kN) (kN)
Atap 84870,21 12,5 1060877,6 936,46 177,4155 177,42
Lantai 3 317836,2 8,5 2701608 936,46 451,8025 629,22
Lantai 2 368262,2 4,5 1657179,9 936,46 277,1379 906,36
Lantai 1 360076,2 0,5 180038,12 936,46 30,10861 936,46
Ʃ 5599703,7
Berikutnya adalah analisis menggunakan sap 2000 dengan memasukkan
nilai 𝐹 pada struktur yang telah di modelkan. Untuk dimensi balok dan kolom
digunakan dimensi terbaru pada analisis spektrum yang telah aman digunakan..
3. Sap 2000 (Statis Ekivalen “Teratur dan Tidak Teratur”)
a. Reduksi Beban Hidup
Untuk reduksi beban hidup Dalam Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung (PPIUG) 1983 dalam sumber massa gempa adalah 0,30 untuk
penggunaan gedung kantor.
b. Mengaktifkan Beban Gempa (Load Case)

Untuk mengaktifkan beban gempa, maka harus dibuat terlebih dahulu load case
dari beban tersebut.

Load Case Data :

aaaa. Klik menu Define Load Cases... kemudian pilih EQ dan klik

Modify/Show Load Case

bbbb. Kemudian akan muncul kotak dialog baru berupa Load Case Data

cccc. Pada Scale Factor masukkan nilai berikut di bawah ini :

𝐼𝑔 1× 9,8
Scale Factor (SF) = = = 1,96
𝑅 5

Secara default, arah U1 merupakan arah yang sama dengan arah X dalam
koordinat global. Scale factor = I x g/R dimana I adalah faktor keutamaan
struktur (gedung “Kantor”, I = 1), g = satuan percepatan gravitasi (g = 9,8
m/s2) dan R adalah faktor reduksi gaya gempa (Struktur Rangka Pemikul
Momen Menengah = 5)
c. Memasukkan Gaya Gempa
Struktur Teratur
Input Fi sebagai beban gempa dengan cara: select joint (pilih joint yang paling
kiri pada atap) => joint load => force. Cari load case name “EQ”, berilah
nilai Fatap pada isian force global x. Lakukan dengan cara yang sama untuk
lantai 3, 2, dan 1.
Gambar Tampilan XY

Gambar Tampilan XZ
Struktur Tidak Teratur
Input Fi sebagai beban gempa dengan cara: select joint (pilih joint yang
paling kiri pada atap) => joint load => force. Cari load case name “EQ”,
berilah nilai Fatap pada isian force global x. Lakukan dengan cara yang sama
untuk lantai 3, 2, dan 1.

Input Fi sebagai beban gempa dengan cara: select joint (pilih joint yang
paling kiri pada atap) => joint load => force. Cari load case name “EQ”,
berilah nilai Fatap pada isian force global x. Lakukan dengan cara yang sama
untuk lantai 3, 2, dan 1.

Gambar Tampilan XY
Gambar Tampilan XZ

d. Kombinasi Pembebanan

Untuk memperoleh beban ultimate dari beban-beban yang mungkin


akan terjadi pada struktur, maka dilakukan kombinasi beban terfaktor.
dddd. Klik menu Define Load Cambinations... Add New
combo (untuk menambahkan beban kombinasi baru)
eeee. Kemudian akan muncul kotak dialog baru berupa Load combination
Data.
ffff. Pada Load Combination Name masukkan nama kombinasi beban : 1,4DD +
1,4SIDL
gggg. Pada Load Case Name pilih DD, pada Scale Factor masukkan 1,4
kemudian klik Add.
hhhh. Lakukan hal yang sama untuk beban-beban lainnya.
14. HASIL KELUARAN / Output “STATIK EKIVALEN” :

a. Struktur Teratur Statis

Menampilkan Bentuk Deformasi

iiii. Pilih menu Display Show Deformed Shape ...

jjjj. Pada Kotak dialog Deformed Shape, Case/Combo Name pilih ENVELOPE

kkkk. Klik Ok.


b. Struktur Teratur Statis

Menampilkan Bentuk Deformasi

llll. Pilih menu Display Show Deformed Shape ...

mmmm. Pada Kotak dialog Deformed Shape, Case/Combo Name pilih ENVELOPE

nnnn. Klik Ok.


Tabel Modal Periode dan Frekuensi Struktur Teratur untuk Gempa Statis dan Dinamis

Modal Periods And Frequencies


TERATUR STATIS TERATUR DINAMIS
OutputCase StepNum Period Frequency StepNum Period Frequency
Text Unitless Sec Cyc/sec Unitless Sec Cyc/sec
1 0,0695 14,391 1 0,0695 14,391
2 0,0695 14,391 2 0,0695 14,391
3 0,0520 19,235 3 0,0520 19,235
4 0,0271 36,864 4 0,0271 36,864
5 0,0271 36,864 5 0,0271 36,864
6 0,0255 39,284 6 0,0255 39,284
MODAL
7 0,0249 40,112 7 0,0249 40,112
8 0,0200 50,071 8 0,0200 50,071
9 0,0199 50,347 9 0,0199 50,347
10 0,0199 50,347 10 0,0199 50,347
11 0,0172 58,031 11 0,0172 58,031
12 0,0162 61,688 12 0,0162 61,688

Tabel Modal Periode dan Frekuensi Struktur Tidak Teratur untuk Gempa Statis dan

Dinamis

Modal Periods And Frequencies


TIDAK TERATUR STATIS TIDAK TERATUR DINAMIS
OutputCase StepNum Period Frequency StepNum Period Frequency
Text Unitless Sec Cyc/sec Unitless Sec Cyc/sec
1 0,072653 13,764 1 0,072653 13,764
2 0,066106 15,127 2 0,066106 15,127
3 0,05728 17,458 3 0,05728 17,458
4 0,04213 23,736 4 0,04213 23,736
5 0,034019 29,395 5 0,034019 29,395
6 0,030109 33,213 6 0,030109 33,213
MODAL
7 0,027033 36,992 7 0,027033 36,992
8 0,025852 38,681 8 0,025852 38,681
9 0,024512 40,796 9 0,024512 40,796
10 0,02392 41,806 10 0,02392 41,806
11 0,02306 43,365 11 0,02306 43,365
12 0,020551 48,66 12 0,020551 48,66
Gambar Nomor Joint dari SAP 2000
Tabel Joint Reactions Struktur Teratur untuk Gempa Statis dan Dinamis
TABLE: Joint Reactions
TERATUR STATIS TERATUR DINAMIS
Joint StepType F1 F2 F3 M1 M2 M3 F1 F2 F3 M1 M2 M3
Text Text N N N N-mm N-mm N-mm N N N N-mm N-mm N-mm
21 Max 27993,3 27993,3 876413,9 -5106607 6858079 -1,7E-10 27993,3 27993,3 876413,9 -4044838 6858079 31,56
21 Min -1782824 18464,95 -1360992 -7365196 -4,8E+08 -494546 16602,99 16602,99 538812,7 -6858079 4044838 -31,56
25 Max 23984,38 29440,85 1097903 -2399627 5760455 18336,56 23984,38 12680,37 1097903 -1531125 5760455 18336,56
25 Min -1727933 11490,37 -1456285 -7694399 -4,6E+08 -315866 13730,3 7342,89 669487 -2657207 3276838 11472,56
29 Max 23984,38 21665,66 1097903 2657207 5760455 -17881,8 23984,38 -7342,89 1097903 2657207 5760455 -11472,6
29 Min -1712035 -12680,4 -1441075 -5178839 -4,6E+08 -33254,5 13730,3 -12680,4 669487 1531125 3276838 -18336,6
33 Max 27993,3 21425,66 876413,9 6858079 6858079 186248,3 27993,3 -16603 876413,9 6858079 6858079 31,56
33 Min -1734355 -27993,3 -1338997 -5472676 -4,6E+08 -4,8E-10 16602,99 -27993,3 538812,7 4044838 4044838 -31,56
37 Max 12680,37 30924,68 1097903 -5114879 2657207 52314,81 12680,37 23984,38 1097903 -3276838 2657207 -11472,6
37 Min -1616169 21422,94 153875,4 -7838758 -4,1E+08 -18336,6 7342,89 13730,3 669487 -5760455 1531125 -18336,6
41 Max 11259,19 16850,76 1311373 -2148149 2465457 -8,6E-11 11259,19 11259,19 1311373 -1368848 2465457 9,94
41 Min -1592873 9810,32 204945,5 -4006465 -4,1E+08 -184623 6260,59 6260,59 788308,5 -2465457 1368848 -9,94
45 Max 11259,19 2553,63 1311373 2465457 2465457 -3,4E-10 11259,19 -6260,59 1311373 2465457 2465457 9,94
45 Min -1574705 -11259,2 207871,2 -816713 -4,1E+08 -176599 6260,59 -11259,2 788308,5 1368848 1368848 -9,94
49 Max 12680,37 -9131,58 1097903 5760455 2657207 18336,56 12680,37 -13730,3 1097903 5760455 2657207 18336,56
49 Min -1561471 -23984,4 155452,7 2245816 -4E+08 -381869 7342,89 -23984,4 669487 3276838 1531125 11472,56
53 Max -11490,4 32481,94 1515848 -5114879 -2399627 18336,56 -7342,89 23984,38 1097903 -3276838 -1531125 18336,56
53 Min -1433128 21422,94 1041610 -7960204 -3,7E+08 -33291,1 -12680,4 13730,3 669487 -5760455 -2657207 11472,56
57 Max -9810,32 11259,19 1733296 -791887 -2148149 -5,3E-11 -6260,59 11259,19 1311373 -1368848 -1368848 9,94
57 Min -1430999 4622,17 1226314 -2465457 -3,7E+08 -79104,7 -11259,2 6260,59 788308,5 -2465457 -2465457 -9,94
61 Max -9810,32 -9810,32 1731667 5211940 -2148149 -5,1E-11 -6260,59 -6260,59 1311373 2465457 -1368848 9,94
61 Min -1413250 -22414,5 1226314 2148149 -3,7E+08 -289212 -11259,2 -11259,2 788308,5 1368848 -2465457 -9,94
65 Max -11490,4 -21422,9 1519987 11213346 -2399627 -17881,8 -7342,89 -13730,3 1097903 5760455 -1531125 -11472,6
65 Min -1376719 -44758,1 1041610 5114879 -3,6E+08 -324772 -12680,4 -23984,4 669487 3276838 -2657207 -18336,6
69 Max -25887,5 47253,96 2768972 -6308433 -6308433 348527,5 -16603 27993,3 876413,9 -4044838 -4044838 31,56
69 Min -1241158 25887,54 838320,5 -1,2E+07 -3,3E+08 1,3E-10 -27993,3 16602,99 538812,7 -6858079 -6858079 -31,56
73 Max -21422,9 12680,37 3180412 1846309 -5114879 -17881,8 -13730,3 12680,37 1097903 -1531125 -3276838 -11472,6
73 Min -1260808 -2142,69 1041610 -2657207 -3,4E+08 -52824,3 -23984,4 7342,89 669487 -2657207 -5760455 -18336,6
77 Max -21422,9 -11490,4 3162084 11468908 -5114879 18336,56 -13730,3 -7342,89 1097903 2657207 -3276838 18336,56
77 Min -1244761 -50755,6 1041610 2399627 -3,3E+08 -314004 -23984,4 -12680,4 669487 1531125 -5760455 11472,56
81 Max -25887,5 -25887,5 2741867 22433472 -6308433 -3,4E-10 -16603 -16603 876413,9 6858079 -4044838 31,56
81 Min -1195374 -88377,4 838320,5 6308433 -3,2E+08 -653468 -27993,3 -27993,3 538812,7 4044838 -6858079 -31,56
Tabel Joint Reactions Struktur Tidak Teratur untuk Gempa Statis dan Dinamis
TABLE: Joint Reactions
TIDAK TERATUR STATIS TIDAK TERATUR DINAMIS
Joint StepType F1 F2 F3 M1 M2 M3 F1 F2 F3 M1 M2 M3
Text Text N N N N-mm N-mm N-mm N N N N-mm N-mm N-mm
21 Max 28479,82 13137,89 804349,4 -648665 6987606 -4043,09 13161,26 9660,87 1183101 -1272626 2611850 43274,9
21 Min -1537268 3964,65 -1180053 -3464646 -4,1E+08 -68181,3 7779,67 5734,26 732971 -2144712 1534643 27708,03
25 Max 31963,03 11760,75 819038,3 297813,4 7498078 52880,63 13161,26 -5734,26 1183101 2144712 2611850 -27708
25 Min -1531061 -793,81 -1170911 -3354416 -4,1E+08 -14587,8 7779,67 -9660,87 732971 1272626 1534643 -43274,9
29 Max 31963,03 793,81 819038,3 3354416 7498078 14587,79 13583,32 -11471,1 1018602 4511769 2922085 -9233,83
29 Min -1531061 -11760,8 -1170911 -297813 -4,1E+08 -52880,6 8096,33 -18918,5 634030,2 2715262 1736859 -15922,8
33 Max 28479,82 -3964,65 804349,4 3464646 6987606 68181,26 -8096,33 18918,54 1018602 -2715262 -1736859 -9233,83
33 Min -1537268 -13137,9 -1180053 648665,5 -4,1E+08 4043,09 -13583,3 11471,1 634030,2 -4511769 -2922085 -15922,8
37 Max 13583,32 20348,39 1018602 -3699455 2922085 84053,28 -7779,67 9660,87 1183101 -1272626 -1534643 -27708
37 Min -1384776 14281,08 172148,7 -5155878 -3,6E+08 14444,51 -13161,3 5734,26 732971 -2144712 -2611850 -43274,9
41 Max 13161,26 9660,87 1183101 -430413 2611850 43274,9 28479,82 13137,89 804349,4 -2096502 6987606 -2540,94
41 Min -1369871 2303,78 199138,9 -2144712 -3,5E+08 -168048 17295,23 8030,88 505049,6 -3464646 4223360 -4232,52
45 Max 13161,26 -2303,78 1183101 2144712 2611850 168048,3 31963,03 -148,45 819038,3 297813,4 7498078 52880,63
45 Min -1369871 -9660,87 199138,9 430413,2 -3,5E+08 -43274,9 19266,57 -793,81 513250,2 174952,6 4493329 33845,28
49 Max 13583,32 -14281,1 1018602 5155878 2922085 -14444,5 31963,03 793,81 819038,3 -174953 7498078 -33845,3
49 Min -1384776 -20348,4 172148,7 3699455 -3,6E+08 -84053,3 19266,57 148,45 513250,2 -297813 4493329 -52880,6
53 Max -12652,8 30056,5 1396794 -4241792 -2717151 83421,98 28479,82 -8030,88 804349,4 3464646 6987606 4232,52
53 Min -1219602 17909,99 986458,3 -7388815 -3,2E+08 -15922,8 17295,23 -13137,9 505049,6 2096502 4223360 2540,94
57 Max -12164,1 11099,07 1574401 -1735124 -2403602 154403,3 13583,32 18918,54 1018602 -2715262 2922085 15922,78
57 Min -1236325 7952,6 1140228 -2432830 -3,2E+08 -43274,9 8096,33 11471,1 634030,2 -4511769 1736859 9233,83
61 Max -12164,1 -7952,6 1574401 2432830 -2403602 43274,9 -7779,67 -5734,26 1183101 2144712 -1534643 43274,9
61 Min -1236325 -11099,1 1140228 1735124 -3,2E+08 -154403 -13161,3 -9660,87 732971 1272626 -2611850 27708,03
65 Max -12652,8 -17910 1396794 7388815 -2717151 15922,78 -8096,33 -11471,1 1018602 4511769 -1736859 15922,78
65 Min -1219602 -30056,5 986458,3 4241792 -3,2E+08 -83422 -13583,3 -18918,5 634030,2 2715262 -2922085 9233,83
69 Max -26955,9 36105,52 2484908 -3274455 -6583868 272517,9 -17295,2 13137,89 804349,4 -2096502 -4223360 4232,52
69 Min -1061286 12540,2 785789,7 -1E+07 -2,8E+08 4043,09 -28479,8 8030,88 505049,6 -3464646 -6987606 2540,94
73 Max -30025,9 -148,45 2492731 3032356 -7004710 -50909 -19266,6 -148,45 819038,3 297813,4 -4493329 -33845,3
73 Min -1073894 -9000,29 798535,5 174952,6 -2,9E+08 -239771 -31963 -793,81 513250,2 174952,6 -7498078 -52880,6
77 Max -30025,9 9000,29 2492731 -174953 -7004710 239770,7 -19266,6 793,81 819038,3 -174953 -4493329 52880,63
77 Min -1073894 148,45 798535,5 -3032356 -2,9E+08 50909,01 -31963 148,45 513250,2 -297813 -7498078 33845,28
81 Max -26955,9 -12540,2 2484908 10084952 -6583868 -4043,09 -17295,2 -8030,88 804349,4 3464646 -4223360 -2540,94
81 Min -1061286 -36105,5 785789,7 3274455 -2,8E+08 -272518 -28479,8 -13137,9 505049,6 2096502 -6987606 -4232,52
Tabel Base Reactions Struktur Teratur untuk Gempa Statis dan Dinamis

Base Reactions
TERATUR STATIS TERATUR DINAMIS
OutputCase StepType GlobalFX GlobalFY GlobalFZ GlobalMX GlobalMY GlobalMZ GlobalFX GlobalFY GlobalFZ GlobalMX GlobalMY GlobalMZ
Text Text N N N N-mm N-mm N-mm N N N N-mm N-mm N-mm
ENVELOPE Max -5,47E-10 -2,81E-10 17534371 1,052E+11 -9,96E+10 1,405E+11 681,58 681,58 17534371 1,052E+11 -6,4E+10 4269558,8
ENVELOPE Min -23847772 -4,78E-09 10665914 6,4E+10 -2,1E+11 -1,12E-06 -681,58 -681,58 10665914 6,399E+10 -1,05E+11 -4269559

Tabel Base Reactions Struktur Tidak Teratur untuk Gempa Statis dan Dinamis

Base Reactions
TIDAK TERATUR STATIS TIDAK TERATUR DINAMIS
OutputCase StepType GlobalFX GlobalFY GlobalFZ GlobalMX GlobalMY GlobalMZ GlobalFX GlobalFY GlobalFZ GlobalMX GlobalMY GlobalMZ
Text Text N N N N-mm N-mm N-mm N N N N-mm N-mm N-mm
ENVELOPE Max -1,05E-10 -8,32E-10 15300364 9,18E+10 -8,91E+10 1,246E+11 587,98 606,8 15300364 9,18E+10 -5,73E+10 3791526,3
ENVELOPE Min -20771766 -5,56E-09 9542601,2 5,726E+10 -1,81E+11 -3,67E-06 -587,98 -606,8 9542601,2 5,725E+10 -9,18E+10 -3791526
DEFORMASI YANG TERJADI PADA STRUKTUR TERATUR (STATIK EKIVALEN)

DEFORMASI YANG TERJADI PADA STRUKTUR TERATUR (RESPON SPEKTRUM)


DEFORMASI YANG TERJADI PADA STRUKTUR TIDAK TERATUR (STATIK EKIVALEN)

DEFORMASI YANG TERJADI PADA STRUKTUR TIDAK TERATUR (RESPON SPEKTRUM)

Anda mungkin juga menyukai